BAU NYALE TRADISI YANG MELEGENDA
ISSUE 02, PEBRUARI 2016
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
fest ival mboj o BIMA, 3-10 APRIL 2016
DARI REDAKSI
lombok sumbawa Diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat
PENANGGUNGJAWAB/ PEMRED LM FAOZAL REDAKTUR PELAKSANA FAIRUZ ABADI REDAKTUR FAISAL ENNY INDRASWATI ENDAH SETYORINI BQ RAHMAWATI
P
TIM REDAKSI ABDUL HARIS UTRIAH RINI M. S. ALFIAH ALIP CHOLID TB HARTATI ESTI EBHI SYARJAN IN GUSIA IM AGUS ADI WIRAKARYA AM LAYOUT TS PARLAN SEKRETARIAT JUNAIDI SUPARDI KEUANGAN LILIK SUNDARI ADMIN BASUKI MEDIANTO RIJAL TIKA YUYUN TIM IT SARGA CAKRA V SIRKULASI AGUS BUDI TINA ALAMAT REDAKSI Jalan Langko 70 Mataram Telp. 0370 640471 - 037 0646171 Fax. 0370 637174 EMAIL :
[email protected] WEBSITE: www.disbudpar.ntbprov.go.id
FOTO COVER: DOK. DISBUDPAR NTB DAN ISTIMEWA MATERI: KOLASE ACARA HPN 2016 DI KUTA LOMBOK TENGAH DAN BERBAGAI DESTINASI WISATA DI NTB
peso n a l o m b o k su m b a w a
3
EDISI INI
P e b r u a r i 2 0 16
PESO N A U TAM A 06 09 10
Pesona Lombok-Sumbadari Ujung Pena Internet untuk Promosi Pariwisata Merawat Citra Elok LombokSumbawa PESO N A D ESTI N ASI
12 14 17 20 22 24 26
Pesona Semeti Tangsi Peninggalan Perang Romantisme Gili Kedis : Nisa Pudu: Surga Tersembunyi Kerajinan Warga Pinggiran Hutan Ikon Baru Wisata NTB Heritage Tourism di Sumbawa Nambung Nan Eksotis
06
PESO N A BU D AYA 28 31
Uma Lengge, Sebuah Kearifan Lokal Bau Nyale, Traisi yang Melegenda
33
Enaknya Sate Bulayak
28
PESO N A K u l i n er
I n spi r a si Peso n a 35 37
Geliat di Desa Mas-mas lifeguard lakey
12 17
4
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
31
Terima kasih kepada semua pihak atas terselenggaranya peringatan Hari Pers Nasional 2016 di Lombok, Nusa Tenggara Barat
PESONA UTAMA
PESONA LOMBOK-SUMBAWA
DARI UJUNG PENA Ada puluhan bahkan ratusan media yang mengabarkan Pesona Lombok Sumbawa. Wisata alam dan atraksi budaya masyarakat serta aneka ragam kuliner terfokus jepretan kamera wartawan. Dengan konsep viral, kabar itu menyebar seketika melalui sosial media. Setiap peserta mengabarkan dengan cara masing-masing. Pariwisata Lombok Sumbawa menjadi ramai diberitakan.
6
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
PESONA UTAMA
FOTO: ISTIMEWA
Presiden RI, Joko Widodo berserta istri duduk bersama undangan lainnya saat peringatan Hari Pers Nasional 2016 yang diselenggarakan di Lombok Nusa Tenggara Barat (kiri). Presiden Joko Widodo sedang memberikan sambutan saat peringatan Hari Pers Nasional 2016 (kanan).
FOTO: ISTIMEWA
irus tak selamanya berdampak negatif. Ia bisa memberi kesan positif jika dimanfaatkan untuk hal yang menarik. Itulah yang terjadi saat peringatan Hari Pers N a s i o n a l ( H P N ) d i Lo m b o k ( 3 9/2/2016). Dengan penyebaran visrus atau viral informasi positif akan mendorong image yang baik bagi pembangunan. Untuk kali pertama jurnalis Indonesia memperingati hari jadinya dengan megah dibentangan pantai sepanjang belasan kilometer di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Pantai Mandalika Lombok Tengah yang di dihadiri Presiden Joko
Widodo, sejumlah Menteri, Pengusaha Media, Pemimpin Redaksi dan tentunya para wartawan . Ketua Panitia HPN 2016, Margiono-pun mengusulkan peristiwa itu diabadikan dengan membangun jalan lintas Lembar Kayangan dengan nama “Jalan Pers Nasional”, semua itu untuk promosi wisata yang dilakukan dari ujung pena. Presiden menyambut usulan itu dan memastikan untuk dibangun. “Saya pastikan itu dibangun.” Kata Presiden Joko Widodo. Saat kedatangan, Presiden disambut pentas seni kolaborasi gendang beleq, t a r i a n k o n t e m p o r e r, t a r i t r a d i s i , performance art. Pertunjukan ini terlihat sangat eksotis karena background-nya laut lepas Pantai Mandalika. Di belakangnya puluhan perahu nelayan yang sudah dihias menjadi bagian pertunjukan. Kedatangan Presiden disambut ribuan warga Lombok Tengah. Walaupun tidak bisa masuk ke dalam lokasi venue, warga menyaksikan dari jauh. Mereka berbaris rapi di sepanjang pantai dan menikmati pertunjukan. Para wisatawan asing pun tak
ketinggalan. Mereka menikmati suguhan pertunjukan seni yang digarap seniman NTB. Para wisatawan mengabadikannya dengan kamera atau smartphone. HPN yang terbaik dan termegah bagi insan pers dan masyarakat itu mengusung tema, "Pers Yang Merdeka Mendorong Poros Maritim dan Pariwisata Nusantara". Puncak peringatan HPN di Pantai Kuta itu diambil sebagai bagian dari promosi pariwisata NTB di mata para insan pers nasional. Langkah itu sangat visioner, berpikir tentang masa depan. Media massa menengok sektor pariwisata sebagai pilar strategis bagi masa depan Indonesia. Presiden Joko Widodo meminta jajaran pers untuk tetap bersikap fair dan profesional. Media dan insan pers ikut menggerakkan etos kerja, dan produktivitas masyarakat. Pemberitaan berimbang sangat berperan besar terwujudnya pembangunan pariwisata berkelanjutan. Pers harus terus berbenah dan terus menerus menyuarakan kebenaran dan fakta dengan sebaik-baiknya. Untuk mendapatkan dampak yang terbaik,
peso n a l o m b o k su m b a w a
7
PESONA UTAMA
FOTO: ISTIMEWA
kemitraan pariwisata bisa dioptimalkan bersama Akademisi, Pebisnis, Komunitas dan Pemerintah serta Media. Peran pers dalam mengabarkan informasi positif terhadap suatu daerah dapat memberikan pengaruh positif terhadap ekonomi pariwisata. Statistik menunjukkan bahwa jumlah wisatawan NTB setiap tahun selalu meningkat. Sejak 2009 hingga 2014 jumlah kedatangan wisatawan meningkat 20-40 persen, setiap tahunnya. Ini membawa dampak positif ekonomi NTB. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB kuartal III-2015 mencapai Rp27,68 triliun atau bertumbuh 26,12 persen. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, Provinsi NTB memiliki laju pertumbuhan ekonomi kuartal III-2015 yang tertinggi dari seluruh provinsi di Indonesia. Kawasan Mandalika sudah ditetapkan sebagai KEK atau Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. KEK dengan luas lebih dari 1.000 hektare di Lombok Selatan ini akan menjadi pusat amenitas dan atraksi baru di Pulau Lombok. Gubernur NTB TGH Zainul Majdi mempromosikan Kawasan Mandalika, tahun ini masuk daftar 10 Destinasi Prioritas. Mandalika memiliki bentangan pantai sepanjang 14,2 km itu. Disini akan dibangun 8.000 hingga 10.000 kamar hotel untuk mengakomodasi pariwisata yang terus maju. “Semuanya indah. Ada 11 teluk. Suasananya seperti ini, Pantai Kuta," kata Zainul Majdi.
8
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
Masyarakat tumpah ruah di pantai seger Lombok tengah merayakan Bau Nyale (atas). Gubernur NTB. M Zainul Majdi memberikan sambutan dalam acara peringatan HPN 2016 (bawah).
Salah satu upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB mengejar target 3 juta kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara tahun 2016 adalah dengan mempromosikan objek wisata. Perlu rancangan program bersama antar komponen pers dengan pemerintah untuk meningkatkan kesadaran wisata di kalangan jurnalis dan pengusaha media. Sebab, untuk bisa menargetkan 3 juta wisatawan datang ke NTB, salah satunya menjadi tanggung jawab pers secara moral. Media massa harus bisa mengabar-kan keindahan Lombok dan Sumbawa kepada dunia. Untuk mendorong peningka-tan kunjungan wisatawan semua pihak harus memanfaatkan potensi turisme di setiap objek wisata. Pemerintah Provinsi NTB berupaya memperkenalkan NTB sebagai objek halal tourism. Ini harus didukung dan
HPN bisa melambungkannya. Ada puluhan bahkan ratusan media yang mengabarkan Pesona Lombok Sumbawa. Melalui media cetak, elektronik dan media online. Dengan konsep viral, kabar itu menyebar seketika melalui sosial media. Setiap peserta mengabarkan dengan cara masing-masing. Parisata Lombok Sumbawa menjadi ramai diberitakan. Kian mantapnya posisi NTB di kancah nasional dan internasional, diyakini juga tidak lepas dari berbagai prestasi yang ditunjukkan selama ini, termasuk juga suksesnya pelaksanaan Hari Pers Nasional (HPN) yang digelar di NTB yang dihadiri Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, serta jurnalis dan pemiliki media. Tugas kita bersama adalah mewujudkan yang tak terlihat menjadi kenyataan yang konkret. n
PESONA UTAMA
INTERNET UNTUK PROMOSI PARIWISATA Peran internet dan sosial media dalam mempromosikan pariwisata NTB tidak bisa dianggap sebelah mata. Ibarat virus, promosi wisata melalui internet, sosial media, dan jejaring sosial seperti Instagram, twitter, facebook, dan blog saat ini sangat efektif karena menjangkau lebih luas jika dibandingkan media konvensional.
ren saat ini adalah dengan berbagi foto-foto liburan atau jalan-jalan atau bahkan tempat-tempat baru yang tadinya belum diketahui banyak orang, padahal menyimpan pesona dan daya tarik wisata yang luar biasa melalui internet atau sosial media. Banyak akun khusus wisata, trave-ling dan jalanjalan bermunculan memer-lihatkan berbagai keindahan alam LombokSumbawa seper ti pantai, gunung, pedesaan, dan keindahan alam lainnya diperlihatkan di sana. Seolah paralel, berbagai usaha promosi pariwisata gencar dilakukan pemerintah, di sisi lain sosial media ini sangat membantu bahkan dengan partisipasi nitizen (pelaku atau pengguna media sosial) mereka ikut dalam mempromosikan pariwisata daerahnya masing-masing. Sebut saja, Pantai Nambung, Pantai Tangsi atau lebih dikenal dengan Pantai Pink dikenal luas oleh masyarakat setelah dipromosikan melalui sosial media. Dari 256 juta populasi Indonesia, sepertiga di antaranya sudah mengenal dan menggunakan internet dengan
FOTO: ISTIMEWA
Seorang wisatawan sedang berpose dengan latar belakang ombak Pantai Nambung yang memesona. pertumbuhan pengguna internet di Indonesia mencapai 9 persen per tahun. Untuk kali pertama, NTB masuk menjadi topik pilihan salah satu portal berita terbesar di Asia Tenggara, Kompas.com. Mengangkat tajuk "Pesona NTB di Mata Dunia", Kompas.com menghadirkan liputan khusus dengan kolom khusus di portal berita Kompas.com. Ada puluhan informasi mengenai NTB yang sudah disajikan, mulai dari potensi wisata, investasi, hingga seni budayanya. Ko l o m k h u s u s " To p i k P i l i h a n " merupakan salah satu kolom favorit di p o r t a l Ko m p a s . co m . S e l a m a i n i , Kompas.com hanya memasukkan tema maupun isu besar, untuk dijadikan topik pilihan. Khususnya berita yang dianggap akan berlanjut secara terus menerus.
Kepercayaan media seperti Kompas yang memiliki kredibilitas yang kuat, menjadi modal tambahan bagi NTB untuk terus berbenah dan tumbuh sebagai salah satu daerah maju. Seperti jargon topik Kompas.com,"Pesona NTB di Mata Dunia". Kepala Biro Humas dan Protokol Setprov NTB Yusron Hadi menyambut positif adanya informasi khusus mengenai NTB ini di portal Kompas.com. Hal ini tentu sebagai bentuk kepercayaan pihak luar kepada NTB di bawah kepemimpinan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi. Apalagi, judul yang dipilih Kompas dalam kolom "Topik Pilihan" sangat pas dengan kondisi NTB saat ini, yakni "Pesona NTB di Mata Dunia. "Tentu kami apresiasi. Dan jadi lecutan semangat bagi kita semua untuk membangun daerah," tandas Yusron Hadi. n
peso n a l o m b o k su m b a w a
9
PESONA UTAMA
FOTO: WWW.DIANISEKARING.COM
Pantai Mawun.
MERAWAT CITRA ELOK LOMBOK-SUMBAWA Orang yang berwisata itu, tak ubahnya sedang membeli kebahagiaan. Mereka rela merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk pergi ke sebuah tempat agar terbebas dari rutinitas hidup dan menggantinya dengan suasana indah panorama alam dan keramahan penduduk sekitar.
asih ingat kejadiaan nahas yang dialami turis perempuan asal Swiss, Ceko, dan dua turis Jerman, yang dibegal saat mereka menikmati perjalanan dari Pantai Mawun
10
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
ke penginapan di Pantai Kute, Lombok Tengah beberapa waktu silam? Cerita memalukan ini menghiasi halaman hampir semua koran dan media online selama berhari-hari dan tersebar di berbagai social
media. Bayangkan, jika pelancong yang sebelumnya bertekad menghabiskan waktu dan uangnya di suatu tempat di Lombok atau Sumbawa, tiba-tiba batal pergi setelah membaca pemberitaan negatif tersebut. Bukan itu saja, pelancong sangat mempertimbangkan kenyamanan berwisata ; tidak terusik pedagang asongan, retribusi parkir illegal dan cenderung memberatkan, serta tempat
PESONA UTAMA wisata yang jauh dari sampah. Isu-isu tersebut sejatinya menjadi santapan empuk pemberitaan media massa,baik koran atau media online. Belum lagi, para pelancong yang menumpahkan aneka ragam kesan dan pengalaman berwisata ke dalam laman sosial media yang bisa menjadi viral dalam hitungan detik. Memang tidak mudah membangun pecitraan destinasi Lombok-Sumbawa agar membawa dampak positif bagi kemajuan pariwisata. Selain harus membangun infrastruktur dan pelayanan wisata yang mumpuni, kisah-kisah negatif yang cenderung bisa memberi citra negatif sebisa mungkin dihindari muncul dalam laman-laman media internet atau halaman koran. “Pemerintah dan media massa harus bersinergi untuk meredam gejolak dan menekan informasi tentang situasi negatif yang tengah terjadi.Tanpa sinergi ini mustahil citra pariwisata NTB bisa menyebar dengan baik di luar daerah atau luar negeri,”kata salah seorang pengelola hotel di kawasan Senggigi, kepada Majalah PESONA, beberapa waktu lalu. Itu sebabnya, pemerintah daerah terus menggalakkan citra positif pariwisata NTB dari segala segi. Dari segi keamanan dan kenyamanan, Pemerintah Daerah meningkatkan kerjasaman dengan aparat keamanan dengan memperbanyak pos-pos pengamanan dan patroli di sekitar wilayah destinasi wisata. Di daerah destinasi wisata Mandalika, Lombok Tengah, tim gabungan berpatroli empat kali seminggu, ada pula petugas yang berpatroli rutin setiap malam. Tahun ini akan dibangun 10 unit pos jaga, namun prioritasnya dimulai di tempat rawan kriminalitas. Polisi pamong praja di kecamatan ditarik pula memperkuat tim. Warga sekitar pun kompak menjaga keamanan. Par tisipasi warga akan menambah energi tim, dalam memberi rasa aman dan nyaman bagi wisatawan. Selain itu, pemerintah juga telah mencanangkan Gerakan Obyek Wisata
Hello Lombok atau hellolombokku.com, adalah salah satu komunitas blogger yang antusias dan konsisten memberitakan pernak-pernik destinasi wisata NTB.
Bersih oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB. Gerakan ini memberi pesan, kebersihan destinasi wisata sudah menjadi kebutuhan dan lahir dari kesadaran masyarakat. “Hal ini adalah bagian dari upaya menyakinkan para wisatawan, bahwa kita siap menghadirkan destinasi yang bersih, aman dan nyaman,” tutur Lalu Muhammad Faozal, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB. Menjaga para komunitaswisata Tak bisa dipungkiri, penyebarluasan objek wisata di Lombok-Sumbawa tidak terlepas dari peranan komunitas-komunitas lokal yang sukarela memberitakan pernak-pernik destinasi wisata melalui sosial media. Bermula dari hobi, entah sengaja atau tidak, komunitas ini umumnya kalangan muda yang gemar mengabadikan momen dengan gadget di tangannya. Mulai dari kuliner, panorama, keramahan penduduk, sampai akomodasi wisata, lalu mereka sebarkan dan share dengan cepat.
Jika Anda berselancar di internet lalu coba mengetik kata “wisata LombokSumbawa”, dengan seketika laman-laman komunitas wisata berupa situs maupun blog, bertebaran baik yang dikelola secara seadanya maupun yang serius. Menurut Kepada Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB, Fairuz Abadi, Patut disyukuri, keberadaan mereka memberi dampak yang signifikan dalam mempromosikan citra positif Pariwisata NTB.“ Bloger-bloger komunitas sangat membantu membangun citra positif pariwisata NTB ke dunia luar. Dan ini harus kita kelola dan jaga dengan menyuplai kesan-kesan positif di masa mendatang,” tegasnya. Untuk itu, kata Fairuz, pemerintah berencana ke depan akan melakukan silaturahmi dengan komunitas tersebut melalui pelaksanaan event-event wisata maupun gathering dengan para bloger wisata sehingga mereka termotivasi menyebarluaskan kesan bahagia dan menyenangkan jika berwisata ke Lombok-Sumbawa. n
peso n a l o m b o k su m b a w a
11
PESONA DESTINASI
PESONA
SEMETI Selain dapat menikmati keindahan sejumlah objek wisata pantai yang telah populer, di berbagai penjuru Lombok lainnya juga masih banyak tersimpan potensi wisata pantai, menunggu para wisatawan yang gemar petualangan.
12
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
S
salah satu pantai di Lombok dengan pemandangan cantik nan menawan adalah Semeti. Pantai ini terletak di Desa Mekarsari, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah atau sekitar 85 km dari Kota Mataram. Pantai Semeti kian terkenal, setelah sejumlah pelancong yang pernah berkunjung ke lokasi wisata yang baru ditemukan ini menyebarluaskan keinda-
hannya melalui foto-foto yang diunggah ke sejumlah sosial media seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lainnya. Tak berlebihan kalau pantai sepanjang sekitar 500 meter yang tersembunyi di balik bukit-bukit kawasan Lombok bagian selatan ini menjadi tujuan para wisatawan domestik maupun mancanegara. Panorama alam yang tersaji di Pantai Semeti memang luar biasa indah. Selain pantainya berpasir putih seperti
PESONA DESTINASI juga memiliki bentuk yang sangat unik. Keke, salah satu pelancong asal Mataram yang dijumpai sedang mengambil foto di lokasi mengaku mengetahui keberadaan Pantai Semeti setelah mendapat kiriman gambar dari temannya di akun twitter. Ternyata lokasinya tidak jauh dari Pantai Selong Belanak, hanya sekitar 5 kilometer saja. Pernyataan senada juga disampaikan Imran Hanafi, warga Narmada, Lombok Barat yang dijumpai bersama keluarga sedang berenang di pinggiran Pantai Semeti. Awalnya bapak beranak dua ini mendengar keindahan Pantai Semeti dari
tetangganya yang hobi fotografi. Konon, susunan batu-batu di Pantai Semeti seperti tempat kelahiran superhero Superman, Planet Krypton. Penasaran ingin membuktikan, maka Imran pun mengajak seluruh keluarga untuk berwisata ke Semeti. "Luar biasa, pantainya benar-benar masih alami. Berpasir putih, ombak tenang, ditambah airnya yang biru dan jernih, menggoda kami untuk segera berenang. Apalagi ketika melihat keindahan panorama susunan bebatuan di balik tebing Pantai Semeti yang indah dan unik, liburan kali ini sungguh sangat berkesan," paparnya. n
Kiri-kanan. Pantai Semeti. Panorama alam selama perjalanan menuju ke Pantai Semeti.
Panorama Alam yang Menenangkan Keindahan panorama tebing batu alam di Pantai Semeti yang seperti suasana planet luar angkasa. FOTO-FOTO: ISTIMEWA
umumnya pantai di Lombok, dengan berjalan kaki sekitar 100 meter sebelah kiri pantai, di balik tebing, terdapat suatu panorama alam yang unik dan sangat mengagumkan. Susunan alami batu-batu pipih atau batu-batu kotak berwarna kehitaman akibat gerusan ombak laut selatan, membuat suasana pantai ini seperti latar belakang film-film bertema luar angkasa. Kalau mau sedikit berimajinasi masing-masing kelompok bebatuan itu
BERWISATA ke Pantai Semeti, ternyata tidak hanya menyajikan petualangan keindahan suasana pantai saja. Perjalanan menuju lokasi yang melewati pedesaan, persawahan, hingga perbukitan, juga menyuguhkan panorama alam yang menenangkan. Menyusuri jalanan beraspal yang mulus, melintasi desa-desa, persawahan dan perbukitan, di mana terlihat para petani sedang bekerja, membuat batin menjadi tenang. Apalagi ketika sedang berada di atas perbukitan, terlihat jelas garis-garis pantai tersembunyi, membentang di selatan Pulau Lombok dengan indahnya. Selain itu, jalanan menuju lokasi juga ramai. Para petani terlihat membawa sabit dan cangkul, bergegas menuju sawahnya. Demikian penggembala kerbau, kepala menempel topi anyaman khas masyarakat selatan Lombok, sementara tangan kanannya membawa cemeti, tampak mengarahkan ternaknya menuju padang rumput. Pun sepanjang jalan juga terlihat para wisatawan mancanegara berlalu lalang dengan sepeda motor, yang bodi sampingya telah dimodifikasi untuk membawa papan surfing. Dari Kota Mataram, Pantai Semeti dapat ditempuh sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Rute yang dilalui yaitu MataramGerungBy Pass BIL (Bandara Internasional Lombok)Penujak. Sampai di Desa Penujak, pilihlah jalur lama dari PrayaSengkol (sebelum keberadaan jalur By Pass BIL). Berikutnya ketika tiba di pertigaan jalan setelah jembatan Penujak, belok kanan menuju jalur ke Pantai Selong Belanak. Ujung jalan adalah pertigaan jalan, kalau belok ke kanan menuju Pantai Selong Belanak. Sedangkan ke kiri sekitar 5 km, setelah melalui jalanan beraspal dan jalan tanah, serta melewati kebun-kebun milik penduduk, maka sampai di lokasi Pantai Semeti. n
peso n a l o m b o k su m b a w a
13
PESONA DESTINASI
TANGSI
PENINGGALAN PERANG Bicara tentang keindahan alam, khususnya objek wisata pantai, apa yang dikenal dan diketahui para wisatawan selama ini ternyata baru sebagian kecil saja, seperti objek wisata Pantai Senggigi (Lombok Barat), kawasan Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno (Lombok Utara), atau kawasan Pantai Mandalika Resort (Lombok Tengah).
M
asih banyak lagi objek wisata pantai di Lombok y a n g ke i n d a h a n n y a bahkan mengalahkan destinasi wisata yang sudah berkembang tersebut. Salah satunya adalah Pantai Tangsi, atau belakangan lebih populer dengan nama Pink Beach, yang terletak di Dusun Temeak, Desa Serewe, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur. "Masyarakat lebih mengenal pantai sepanjang sekitar 500 meter ini dengan nama Pantai Tangsi karena di sekitar pantai yang dikelilingi medan perbukitan ini banyak terdapat jejak-jejak peninggalan tentara Jepang, seperti goa-goa, dan juga meriam besar di Pantai Tanjung Ringgit yang moncongnya langsung mengarah ke laut pantai selatan (Samudera Indonesia),"
14
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
kata Junaedi, warga setempat yang seharihari menjual jasa mengantarkan wisatawan yang ingin menikmati keindahan aneka satwa laut dengan perahu glass bottom. Pantai Pink dan Pantai Tanjung Ringgit (berjarak sekitar satu kilometer) pada zaman perang dunia II merupakan barak militer tentara Jepang. "Buktinya, di kaki bukit yang langsung menghadap ke Pantai Pink, terdapat 2 goa Jepang yang panjangnya masing-masing sekitar 30 meter dan 40 meter, dengan kondisi masih alami," jelasnya. Selain itu, di dataran yang sekarang banyak ditumbuhi oleh padang ilalang itu, ujar Junaedi seraya menunjuk lokasi dimaksud (sekitar 100 meter dari pantai Pink), masih terlihat jelas pondasi-pondasi bangunan bekas markas tentara Jepang.
Sementara di puncak tebing di Pantai Ringgit terdapat sebuah meriam yang cukup besar milik para tentara Jepang yang ditinggalkan. Lantas, sejak kapan Pantai Tangsi ini kemudian berubah nama menjadi Pantai Pink? "Dinamakan Pantai Pink karena pada waktu pagi dan sore hari, ketika matahari
PESONA DESTINASI
FOTO: ISTIMEWA
Pemandangan Pantai Pink yang indah, dilihat dari puncak bukit.
menyinari pantai, pasir putihnya ternyata berubah warna menjadi pink (merah muda). Apalagi ketika pasir pantainya masih basah oleh ombak, warna pink terlihat seperti menyala. Sungguh pantai yang eksotis," terang Junaedi. "Bisa berwarna pink karena pasir pantainya yang putih bersih itu bercampur
dengan pasir berwarna merah dari pecahan-pecahan karang berwarna merah yang banyak terdapat di Pantai Pink," sambung Junaedi. Dari cerita mulut ke mulut para wisatawan yang pernah berkunjung ke Pantai Pink, serta dari hasil bidikan kamera para fotografer yang kemudian di upload melalui
sejumlah media sosial (internet), Pantai Tangsi yang kemudian lebih dikenal dengan nama Pantai Pink akhirnya dikenal oleh para wisatawan dari berbagai belahan dunia. "Meskipun akses jalan menuju lokasi Pantai Pink kondisinya masih rusak parah, belum ada fasilitas penginapan (hotel), restoran, maupun fasilitas publik lainnya di
peso n a l o m b o k su m b a w a
15
PESONA DESTINASI
FOTO: ISTIMEWA
sekitar Pantai Pink, namun setiap hari tidak pernah sepi dari para pengunjung," papar Junaedi seraya menyampaikan, sebenarnya ada fasilitas akomodasi (bungalow) berjarak sekitar lima kilometer dari Pantai Pink, namun harganya masih cukup mahal untuk kalangan wisatawan menengah ke bawah, Rp1,7 juta per malam. Karena itu, banyak di antara wisatawan yang akhirnya lebih memilih paket-paket wisata harian (one day trip) untuk menikmati keindahan Pantai Pink. Akibat waktu yang tersita di perjalanan, objek wisata yang dikunjungi juga terbatas di sekitar Pantai Pink saja, mereka tidak bisa menjelajah lokasi-lokasi pantai lainnya, atau gili-gili (pulau kecil) yang banyak terdapat di sekitar kawasan, dengan pemandangan yang tidak kalah indahnya. Dari Kota Mataram, Pantai Pink berjarak sekitar 80 kilometer yang kalau ditempuh dengan kendaraan roda dua atau roda empat, paling tidak butuh waktu sekitar 2,5 jam atau lebih. Namun demikian, lelah dan penat menempuh medan jalanan akan terbayar lunas setelah sampai di Pantai
16
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
Junaedi, seorang boatman perahu glass bottom, menunjukkan lokasi salah satu goa peninggalan tentara Jepang yang ada di sekitar Pantai Pink (atas). Panorama tebing dan pulau-pulau kecil yang ada di sekitar Pantai Pink (bawah). Pink. Berjemur di pantainya yang berpasir putih dan lembut, mandi di air yang tenang dan jernih karena Pantai Pink memang berlokasi di teluk atau menikmati panorama pantai dari puncak bukit sebelah kanan dan kiri Pantai Pink, tentu menjadi
pengalaman yang indah. Apalagi ketika cuaca sedang cerah, panorama Gunung Rinjani yang berada tepat di hadapan Pantai Pink akan menjadi suguhan penjelajahan keindahan yang akan dikenang seumur hidup. n
FOTO-FOTO: ISTIMEWA
PESONA DESTINASI
peso n a l o m b o k su m b a w a
17 FOTO: ISTIMEWA
PESONA DESTINASI
FOTO: ISTIMEWA
Satu lagi gugusan pulau-pulau kecil (gili) yang keindahan dan keeksotisan alamnya menarik minat para wisatawan mancanegara untuk berkunjung, yaitu gugusan empat gili di selatan Pulau Lombok, Gili Nanggu, Gili Tangkong, Gili Sudak, dan Gili Kedis di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
K
omentar para wisatawan yang pernah berkunjung ke lokasi wisata ini, keindahan panorama empat gili tersebut tak kalah dengan keindahan tiga gili di utara Pulau Lombok yang lebih dahulu dikenal dunia, Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Bahkan dapat dikatakan, tempat ini memiliki kelebihan tersendiri karena sepi
18
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
dan masih alami. Sarana dan prasarana di empat gili ini memang masih minim, belum ada satupun hotel atau tempat penginapan yang dibangun, hanya restoran saja yang ada di Gili Nanggu dan Gili Sudak. "Tetapi bagi tamu, suasana sepi dan jauh dari keramaian inilah yang justru menarik mereka untuk berkunjung," kata Tohri, salah satu guide yang kebetulan sedang mengantar
rombongan wisatawan dari Australia. Untuk itu dia berharap pada pemerintah agar tetap mempertahankan kealamian empat gili ini. Bukannya menolak pembangunan, tetapi kebutuhan wisatawan yang menuntut demikian. Pembangunan di kawasan wisata penting, tetapi jangan yang permanen, cukup memperbaiki sarana dan prasarana umum seperti pelabuhan penyeberangan ke gili,
PESONA DESTINASI
FOTO: ISTIMEWA
Dua wisatawan berdiri di pinggiran pantai terlihat terpesona dengan keindahan pemandangan alam di sekitar Gili Kedis (kanan). Gili Kedis, pulau romantis di selatan Lombok yang sering dijadikan para wisatawan untuk melihat pemandangan matahari tenggelam (atas). pengadaan toilet, dan terpenting selalu menjaga kebersihan, utamanya di jalurjalur jalan menuju lokasi wisata. Wisatawan yang berkunjung, biasanya mengikuti program "one day trip" yang dijual oleh travel agen. Untuk mencapai tempat ini, wisatawan dapat menyeberang dengan boat dari pelabuhan kecil di Desa Ta w u n , S e k o t o n g . K a l a u u n t u k penyeberangan ke satu gili biaya carter boatnya sebesar 300 ribu rupiah, dua gili 350 ribu rupiah, dan untuk tiga gili 400 ribu rupiah. Dari Pelabuhan Tawun, wisatawan biasanya menyeberang ke Gili Nanggu (gugusan gili paling timur) untuk melakukan aktivitas berjemur di pantai berpasir putih, berenang, snorkeling, atau
diving menikmati keindahan pemandangan bawah laut sekitar gili, melihat koral dan aneka biota laut di dalamnya. Berikutnya menyeberang ke Gili Tangkong melakukan aktivitas serupa dan menjelang siang mampir ke Gili Sudak untuk makan siang di restoran, menikmati aneka sajian menu-menu seafood yang lezat dan dijamin menggugah selera. Meskipun Gili Sudak hanya dijadikan tempat singgah untuk makan siang, namun pulau kecil seluas sekitar 30 hektare ini juga memiliki panorama alam dan keindahan bawah laut yang tak kalah dengan Gili Nanggu dan Gili Tangkong. Tepat di hadapan Gili Sudak, ketika perjalanan pulang kembali ke Pelabuhan
Tawun, ada pulau karang kecil seluas sekitar 2,5 are, Gili Kedis, yang di kalangan wisatawan dijuluki sebagai "Romantic Island", atau pulau romantis. Pulau kecil ini menjadi rangkaian terakhir dari program "one day trip", di mana para tamu dapat menghabiskan waktunya menikmati keindahan alam nan eksotis, dan matahari tenggelam di ufuk barat. Gili Kedis menjadi magnet terakhir dari petualangan ke gugusan empat gili di wilayah selatan Pulau Lombok yang sangat diminati para wisatawan. Saking berkesannya, para tamu yang pernah berkunjung ke gugusan empat gili ini ketika mereka kembali ke Pulau Lombok, pasti akan berkunjung ke tempat ini, khususnya ke Romantic Island. n
peso n a l o m b o k su m b a w a
19
PESONA DESTINASI
NISA PUDU
SURGA TERSEMBUNYI
Selain Pulau Lombok, Pulau Sumbawa juga kaya akan pemandangan alam yang indah. Di Kabupaten Dompu, misalnya. Ada pulau kecil bernama Nisa Pudu. Berpasir putih dan pemandangannya sungguh luar biasa. Sangat bagus untuk rehat menghilangkan penat di akhir pekan.
P
ulau Nisa Pudu terletak di Teluk Saleh. Pulau ini punya air laut sebening kaca dan ada pula bukit kecil yang indah. Untuk menuju ke sana dari Dompu ke Kecamatan KempoSoro ditempuh jarak sekitar 45 km atau dengan waktu sekitar 45 menitan
20
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Sampai di wilayah Soro, Nisa Pudu terlihat pandangan mata. Pulau kecil ini menjadi ikon kebanggaan masyarakat di sekitar wilayah Soro. Menyeberang menggunakan perahu sewaan atau biasa disebut boat oleh warga
sekitar dengan biaya Rp100 ribu pergi pulang (PP). Jarak yang ditempuh sekitar 30 menitan. Di saat perjalanan, kita bisa melihat pemandangan yang indah. Ke barat, kita bisa melihat dermaga yang ramai pemancing. Ke timur, kita bisa melihat gunung pembatas laut, ke selatan kita bisa melihat rumah-rumah warga yang beragam warna dan utara memandang langsung pantai Nisa Pudu. Eksotisme Pulau Nisa Pudu, sudah mulai kami rasakan ketika perahu mendekati pulau. Semakin dekat, semakin jelas bahwa pulau ini terdiri dari 2 bagian besar dan kecil. Bagian yang besar
PESONA DESTINASI
FOTO: KAMPUNG-MEDIA.COM
Nisa Pudu berpasir putih dan pemandangannya sungguh luar biasa. Sangat bagus untuk rehat menghilangkan penat di akhir pekan.
memang layak dikatakan sebuah pulau sedangkan yang satunya lebih menyerupai sebuah bukit. Pulau ini sangat kecil. Berkeliling pulau dengan berjalan kaki hanya memerlukan waktu sekitar 10 menit. Ada sisa-sisa rumah di tengah pulau yang bisa digunakan sebagai tempat tenda untuk menginap. Pasirnya terbentuk dari pecahan batubatu karang halus. Selain itu, kita dapat merasakan 2 sensasi deburan ombak. Di sisi utara, deburan ombak terasa kuat dan m e n g e l u a r k a n s u a r a y a n g ke r a s .
Sedangkan di selatan, ombaknya tenang dan hening. N i s a Pu d u m e m b e r i k a n ke s a n tersendiri bagi para wisatawan baik karena suasananya ataupun memang pemandangan yang dimilikinya terasa sangat menawan. Pulau ini memiliki variasi suasana pantai yang berbeda. Di beberapa sisi, pantai ini dihiasi dengan hamparan pasir putih yang sangat memesona dan diperindah dengan warna lautan yang memang jernih dengan gradasi warna biru dan hijau tosca. Kemudian, di sisi lain pulau
ini, hamparan pesisir pantainya dipenuhi dengan bebatuan dan memberikan kesan yang cukup berbeda dengan kawasan pantai yang berpasir putih tersebut. Anda bisa melakukan berbagai aktivitas di pesisir pantainya, baik berenang, bersantai di pinggir pantai, bahkan snorkeling karena keindahan alam bawah lautnya juga cukup menarik bagi Anda yang ingin melihatnya lebih jelas lagi. Di pulau yang tak berpenghuni ini, Anda bisa merasakan sensasi memiliki pulau pribadi. Tidak berlebihan kalau Pulau Nisa Pudu ini bagaikan surga. n
peso n a l o m b o k su m b a w a
21
PESONA DESTINASI
FOTO: ISTIMEWA
KERAJINAN WARGA PINGGIRAN HUTAN Merangkai ketak, sejenis tumbuhan merambat yang banyak terdapat di hutan-hutan Pulau Lombok untuk dibuat aneka barang kerajinan tangan, telah menjadi keahlian warga Dusun Nyurbaya Gawah, Desa Batu Mekar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.
D
apat dikatakan, hampir semua warga Dusun Nyurbaya Gawah yang sebanyak 300 kepala keluarga, memiliki keahlian merangkai ketak seperti membuat tas, dompet, kotak perhiasan, tempat tisu, nampan, taplak meja, dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Keahlian ini adalah warisan turun temurun.
22
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
Lokasi dusun yang berada di pinggiran hutan Argapura (deretan pegunungan terbentang mulai dari sebelah barat, Senggigi, hingga ke timur, Sesaot), tak ayal membuat masyarakat Dusun Nyurbaya Gawah dalam keseharian otomatis akrab dengan hutan dan isinya, termasuk memanfaatkan hasil hutan untuk kehidupan sehari-hari, seperti ketak. Dahulu masyarakat yang tinggal di
pinggiran hutan Argapura ini mengambil ketak di hutan untuk membuat Gegandek (tempat daun sirih), Penginang (kotak tembakau), dan Kepis (wadah untuk hasil memancing ikan). Namun seiring perkembangan sektor pariwisata di Lombok yang mulai dikenal, dan menjadi salah satu daerah favorit kunjungan wisatawan, keahlian merangkai ketak yang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri inipun mulai berkembang. Berbagai kerajinan tangan dengan aneka bentuk mulai di buat para perajin dari bahan ketak untuk oleh-oleh, atau suvenir para wisatawan.
PESONA DESTINASI
FOTO: ISTIMEWA
Salah satu perajin ketak di Dusun Nyurbaya Gawah sedang merangkai ketak menjadi barang kerajinan (kiri). Suhartono, pemilik Mawar Art Shop memamerkan aneka kerajinan ketak yang terpajang di tokonya (atas).
Barang-barang kerajinan ketak yang dihasilkan warga Dusun Nyurbaya Gawah, selama ini dikenal memiliki kualitas dan bentuk yang bagus, rapi, dan halus sehingga banyak diminati oleh para pemilik usaha Art Shop. "Berapapun banyaknya barang kerajinan ketak ini, pasti habis di borong para pengusaha souvenir. Akibatnya, secara ekonomi masyarakat Dusun Nyubaya Gawah juga ikut terbantu," ujar Suhartono, salah satu perajin ketak yang juga pemilik Mawar Art Shop di dusun setempat. Dengan adanya Art Shop di daerah penghasil kerajinan, maka otomatis Dusun Nyurbaya Gawah juga mulai ramai dikunjungi para wisatawan. Hal ini
sekaligus dapat mengangkat sektor-sektor lainnya Saat itu kenangnya, barang-barang kerajinan ketak yang dipajang di toko adalah hasil buatan sendiri bersama istri, serta titipan para tetangga. "Alhamdulillah, usaha saya itu walaupun kecil tetapi terus berkembang. Lama-kelamaan saya bisa mengumpulkan modal, dan di rumah saya kini walaupun tidak besar, tetapi sudah menjadi sentra kerajinan ketak bagi warga dusun," ujar Suhartono. Bagaimana proses membuat kerajinan ketak tersebut, dan berapa harga jualnya? Lama proses pengerjaan kerajinan ketak tergantung produk yang akan di buat. Sebagai gambaran, mulai menyerut, atau
menghaluskan ketak dengan pisau kecil, mengayam jadi barang, hingga pewarnaan dengan metode pengovenan, paling tidak dibutuhkan waktu sekitar 3 sampai 4 hari. Sementara untuk harga jual mulai dari Rp2.500 yang paling murah hingga Rp7,5 juta yang paling mahal. Pembeli selain masyarakat lokal, juga wisatawan domestik, dan mancanegara. Selain itu diekspor ke Australia, Spanyol, Perancis, Amerika, dan juga menjajaki pasaran di Jepang dan Cina. Namun karena terus dieksploitasi, bahan baku ketak di Pulau Lombok kini dapat dikatakan mulai langka. Untuk itu bahan baku didatangkan dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. n
peso n a l o m b o k su m b a w a
23
PESONA DESTINASI
HERITAGETOURISM
DI SUMBAWA
FOTO: KAMPUNG-MEDIA.COM
Ai Renung.
Di Pulau Sumbawa ada beberapa tempat yang menjadi bukti sejarah eksistensi peradaban suatu masyarakat di masa lampau.
M
ungkin saja bagi sebagian orang keberadaan situs tersebut hanya dianggap seonggok batu belaka. Namun, keberadaannya sangat penting untuk menguak misteri dan sejarah peradaban manusia dari zaman prasejarah yang nantinya menjadi media pembelajaran tentang kehidupan nenek moyang zaman dahulu. Selain untuk bahan penelitian situs ini juga menjadi objek wisata budaya (heritage tourism). Keberadaan situs purbakala yang terdapat di Sumbawa tersebar di berbagai
24
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
tempat di bukit pegunungan Batu Lanteh. Seperti situs megalitikum di Sangkar Bulan, pegunungan Tarakin, dan Olat Raboran. Misalnya, Temang Dongan. Letaknya, di pegunungan sebelah barat Desa Pungkit, Kecamatan Lape. Di sana terdapat 6 situs, dua di antaranya berada di punggung Gunung Temang Dongan. Situs Temang Dongan berupa Sarkopagus berbentuk lengkungan dengan relief buaya yang oleh masyarakat setempat disebut s u m u r b u a y a . Re l i e f l a i n n y a menggambarkan wajah manusia atau biasa disebut batu boneka (babung). Selain itu, ada situs Ai Relung. Berjarak sekitar 21 km dari Sumbawa Besar. Masyarakat sekitar menyebut situs ini dengan nama Sampar (dataran) Sangka Bulan karena bulan purnama sangat indah apabila dilihat dari dataran ini. Menuju situs Ai Renung kita bisa berjalan kaki dari
Desa Batu Tering dengan memakan waktu sekitar 15 menit. Situs ini berupa Sarkopagus kuburan batu. Kondisinya lebih lengkap karena memiliki cungkup atau penutup lubangnya. Situs Ai Renung berada di 3 titik lokasi. Lokasi pertama memiliki 4 situs dengan relief berbentuk manusia dan buaya. Situs kedua berupa Sarkopagus dengan cungkup lengkap. Posisinya lebih tinggi dari situs yang lain dengan model yang khas. Hal ini boleh dimaknai tempatnya lebih terhormat dibanding situs lainnya. Sedangkan 1 situs di lokasi ketiga berupa batu besar setinggi 1 meter. Peneliti dari Prancis yang pernah melakukan penelitian terhadap situs Ai Renung, memperkirakan situs ini berusia sekitar 4.000 tahun yang lalu dan diyakini sebagai salah satu situs tertua di dunia. Ada juga Situs Raboran yang terletak di bukit Raboran, Desa Sebasang, Kecamatan
PESONA DESTINASI
FOTO: KAMPUNG-MEDIA.COM
Moyo Hulu. Jaraknya sekitar 30 km dari Sumbawa Besar. Untuk menuju ke sana, dari Sebasang Anda bisa mengikuti jalan setapak hingga sampai di tujuan dengan menempuh waktu satu jam perjalanan. Situs ini berupa Sarkopagus kuburan dua buah batu. Tidak ada relief ataupun penutup kuburan (cungkup). Situs yang lainnya adalah Tarakin. Situs ini berada di Dusun Kuang Amo, Desa Sempe, Kecamatan Moyo Hulu. Berjarak sekitar 40 km dari Sumbawa Besar. Di Gunung Tarakin terdapat 7 situs di 2 lokasi. Berupa lempengan batu persegi. Lokasi pertama terdapat 6 situs. Pada reliefnya menggambarkan manusia dan binatang seperti rusa dan anjing. Kondisinya sangat sudah tidak berbentuk karena dirusak oleh
Searah jarum jam. Raboran, Lutuk Peti, Temang Dongan, Batu Boneka (babung), Tarakin.
oknum yang tidak bertanggung jawab. Lokasi kedua yang berjarak sekitar 1 km dari lokasi pertama terdapat satu situs menggambarkan relief rusa dan anjing. Ada juga Situs Lutuk Peti yang berada satu kawasan dengan Gunung Tarakin. Situs Lutuk Peti berupa Sarkopagus kuburan zaman megalitikum. Reliefnya
masih jelas menggambarkan wajah manusia. Mirip dengan situs yang ada di Temang Dongan dan Ai Renung. Sayangnya, beberapa situs megalitikum tidak terurus. Kondisinya memprihatinkan kalau boleh dikatakan terbengkalai. Seperti pernah ditangani namun belum maksimal. n
peso n a l o m b o k su m b a w a
25
PESONA DESTINASI
NAMBUNG N A N E K S OT I S
Banyak destinasi yang sekarang sangat populer di kalangan wisatawan, seperti Batu Payung (Lombok Tengah), Pantai Semeti (Lombok Tengah), Pantai Pink (Lombok Timur), dan Tanjung Bloam (Lombok Timur), justru setelah objek-objek wisata tersebut diunggah melalui dunia maya.
K
ehadiran berbagai media sosial seperti Facebook, Twitter, BBM (Black Berry Messenger), dan lainnya, kalau dimanfaatkan secara tepat dan positif, dapat menjadi media yang sangat efektif untuk promosi potensi pariwisata. Karena media sosial pula, ada satu lagi
26
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
pantai di Lombok yang mulai dikenal dan menjadi perbincangan masyarakat luas, yaitu Pantai Nambung yang terletak di Dusun Pengantap, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Bagi yang pernah berkunjung, hanya dua kata yang selalu terucap ketika ditanyakan,“indah…eksotis”.
Dikatakan indah karena pantai-pantai di Pulau Lombok rata-rata memang berpasir putih dan tentu saja masih alami. Demikian juga Pantai Nambung, selain memiliki bentang pantai berwarna putih bersih, pasirnya juga berupa butiranbutiran bulat kecil seperti biji merica. Eksotis karena di ujung sebelah kiri pantai terdapat gugusan-gugusan tebing, yang oleh masyarakat setempat disebut dengan nama Tanjung Jagog. Ketika ombak besar datang menghantam tebing, maka sisa-sisa aliran air yang turun dari tebingtebing di Tanjung Jagog itu terlihat seperti aliran air terjun yang sangat eksotis.
PESONA DESTINASI
Wisatawan lokal mengabadikan hempasan ombak besar yang menghantam gugusan tebing di Tanjung Jagog. Hembasan ombak itu membuat aliran air yang turun dari tebing terlihat seperti pemandangan air terjun (kiri). Keindahan panorama Pantai Nambung di Dusun Pengantap, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat (kanan).
FOTO-FOTO: ISTIMEWA
Sungguh pengalaman petualangan keindahan yang sangat menarik. Biasanya para wisatawan kalau ingin melihat air terjun itu pasti di daerah pegunungan. Namun di tempat ini, kita bisa menikmati pemandangan pantai yang indah, sekaligus gemuruh air terjun yang eksotis. Untuk melihat keindahan air terjun di Pantai Nambung tidak dapat dilakukan sembarang waktu karena seper ti umumnya pantai-pantai di wilayah selatan yang berombak besar, maka akses jalan menuju lokasi yang hanya dapat disusuri melalui pinggiran pantai, terhalang ombak besar yang datang silih berganti.
Bagi para pengunjung yang hendak mengabadikan momentum air terjun di Tanjung Jagog, Pantai Nambung, maka waktu yang tepat adalah ketika air laut sedang surut, yaitu pada sore hari sekitar pukul 15.00 atau pada pagi hari hingga pukul 09.00. Namun demikian karena belum ada penelitian akurat dan resmi terkait kapan waktu yang tepat bagi para wisatawan yang hendak menuju ke air terjun di Tanjung Jagog, maka kepada para pengunjung untuk berhati-hati, dan selalu waspada, mengingat karakteristik ombak pantai selatan yang besar, sewaktu-waktu dapat datang kapan saja menghantam pinggiran pantai dengan derasnya. Demi menghasilkan gambar yang bagus, biasanya pengunjung itu sering lalai, tidak memperhatikan ombak besar yang datang. Akibatnya, kecelakaan terjadi, pengunjung terbentur ke tebing curam akibat hempasan ombak. Dari Kota Mataram, Pantai Nambung dan Tanjung Jagog berjarak sekitar 60 kilometer, atau sekitar 1,5 jam perjalanan d e n g a n m e n g g u n a k a n ke n d a r a a n bermotor. “Meskipun jalannya turun naik
bukit dan melewati hutan yang cukup lebat, namun kondisi jalan menuju lokasi sangat bagus, sudah beraspal dan mulus,” terang Ozie, salah satu pengunjung dari Kota Mataram. Karena merupakan objek wisata baru, maka Ozie juga menyarankan kepada para pengunjung untuk sering-sering bertanya kepada masyarakat. Sampai di pengkolan jalan Dusun Pengantap, yang terletak di dekat perbatasan antara Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Tengah, lokasi Pantai Nambung berjarak sekitar 300 meter. Sedangkan untuk menuju lokasi Tanjung Jagog, berjarak sekitar 500 meter, atau sekitar tiga puluh menit berjalan kaki menyusuri pinggiran Pantai Nambung. Terpenting bagi para pengunjung, bawalah perbekalan makanan dan minuman yang cukup karena meskipun relatif dekat dengan perkampungan, tetapi belum tentu ada warung yang menjual makanan dan minuman seperti diinginkan. “Jangan lupa bawa kembali sampahsampah pembungkus makanan dan minuman agar keindahan objek wisata bisa terus terjaga,” pesan Afif, pengunjung lain yang dijumpai di lokasi. n
peso n a l o m b o k su m b a w a
27
PESONA BUDAYA
UMALENGGE,
SEBUAH KEARIFAN LOKAL Bangsa Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat agraris (petani), tanaman padi merupakan komoditas utama pertanian yang berperan penting dalam sendi-sendi kehidupan.
28
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
PESONA BUDAYA
FOTO-FOTO: ISTIMEWA
Uma Lengge. Keberadaan situs Uma Lengge dan tradisi Ampa Fare setiap tahun memiliki potensi besar untuk dikembang-kan sebagai destinasi wisata unggulan yang ada di Kabupaten Bima.
K
arena itu, mulai dari menyiapkan bibit, menanam, pemeliharaan, panen, hingga pasca panen, masyarakat selalu memberikan perlakukan secara khusus melalui berbagai acara ritual adat maupun keagamaan. Bagi masyarakat Indonesia, padi atau beras memiliki fungsi utama sebagai makanan pokok. Bahkan pada zaman dahulu, untuk menjamin masyarakat agar tidak menderita kelaparan, pendistribusian
konsumsinya juga diatur sedemikian rupa sehingga mencukupi kebutuhan hidup hingga musim panen berikutnya. Seper ti tradisi yang dilakukan masyarakat suku Mbojo di Desa Maria, Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ketika musim panen padi tiba, warga desa secara kolektif akan membawa hasil panennya tersebut ke kompleks Uma Lengge (Rumah Kerucut), atau Lumbung untuk dijemur dan disimpan sebagai cadangan pangan, maupun bibit. "Tradisi yang berlangsung setahun sekali ini dinamakan dengan ritual Ampa Fare, atau tradisi menaikkan dan menyimpan padi," kata John Karim, Juru Pelihara (Jupel) Uma Lengge, belum lama ini. Ritual Ampa Fare mengandung makna doa, yaitu ungkapan rasa syukur warga kepada Tuhan atas limpahan hasil panen padi, jagung, jewawut, kacang, kedelai, dan aneka komoditas pertanian lainnya. Selain itu, tradisi menaikkan dan menyimpan padi di Uma Lengge ini juga memiliki nilai pembelajaran kepada masyarakat agar mereka bisa hidup hemat. Karena itu, ketika padi sudah tersimpan di Uma Lengge, maka warga hanya diperbolehkan mengambil padinya setelah 40 hari. "Itupun terbatas sekitar 25 kilogram saja untuk kebutuhan hidup keluarga selama seminggu," ujar John Karim.
Saat ini terdapat 108 unit Uma Lengge di Desa Maria. Dimana satu unit Uma Lengge adalah milik satu kepala keluarga. "Keberadaan Uma Lengge sendiri juga telah berusia ratusan tahun lebih. Sehingga Uma Lengge termasuk benda cagar budaya yang keberadaannya dilindungi oleh undang-undang, dibawah naungan Balai Pelestarian Cagar Budaya Denpasar," papar Jupel Uma Lengge yang mengaku telah bertugas selama 16 tahun ini. Dari berbagai sumber menyatakan, ritual Ampa Fare sendiri telah dimulai pada malam hari sebelum hari pelaksanaan, yaitu diselenggarakan acara doa bersama untuk keselamatan dan kelancaran acara. Dalam kegiatan itu, masyarakat juga akan dihibur dengan pertunjukan kesenian tradisional Rawa Mbojo (nyanyian khas suku Mbojo), dengan iringan alat musik biola dan gambo (gambus). Keesokan harinya, prosesi Ampa Fare dimulai dengan penyambutan tamutamu kehormatan yang ditandai dengan pemotongan Ai Humpa (tali penyambutan) dan ritual 'Baka (menolak bala) yang dilakukan oleh Tetua Adat Desa Maria. Prosesi dilanjutkan dengan Sarere Fare (mengusap padi), atau mendoakan hasil panen agar berkah dan mencukupi hingga musim panen berikutnya. Padi dan hasilhasil panen lainnya kemudian dinaikkan ke Uma Lengge, diawali oleh Wa'i Lengge ( Te t u a Pe r e m p u a n ) d e n g a n c a r a
peso n a l o m b o k su m b a w a
29
PESONA BUDAYA dilemparkan ke atas, masuk ke dalam lubang yang ada di Uma Lengge. Sebagai penghargaan, para tamu undangan juga akan diberikan kesempatan melakukan hal serupa. Prosesi akhir dari ritual Ampa Fare adalah acara Nangi Fare, yaitu pementasan kisah legenda dari padi yang menangis, karena belum berusia 40 hari tersimpan di Uma Lengge sudah dijadikan alat tukar menukar barang oleh pemiliknya. Konon, kisah ini benar-benar terjadi pada zaman dahulu. Padi menangis sebagai bentuk protes kepada pemiliknya yang hendak menukar padi dengan ikan, baju, atau barang-barang lainnya. Karena itu, di akhir acara, para Tetua Adat Desa Maria selalu mengingatkan warga agar tidak menggunakan padi sebagai alat barter (tukar menukar barang). Dalam prosesi ritual Ampa Fare ini, para tamu undangan dan warga juga dapat menikmati aneka hidangan khas Desa Maria berupa "Nasi Santan Tujuh Rupa", yaitu menu makanan Oha Kantai, Oha Santa 'Bue, Oha Santa Witi, Oha Santa Pejo, Oha Santa Lawu'i, Oha Santa Mpoa, dan Oha Santa Mina. "Untuk menunjang sektor pariwisata NTB pada umumnya, dan promosi pariwisata Kabupaten Bima pada khususnya, kini pelaksanaan ritual Ampa Fare telah dijadikan sebagai agenda tahunan. Prosesi ini biasanya berlangsung pada bulan ke-6 kalender masehi, atau pada saat musim panen padi tiba," jelas John Karim. Uma Lengge, atau lumbung padi di bangun oleh warga Desa Maria, terpisah sekitar 500 meter dari perkampungan warga. Hal ini untuk menyiasati kalau sampai terjadi bencana kebakaran, agar api tidak ikut menghanguskan cadangan pangan warga. Bangunan Uma Lengge di buat dari bahan kayu, dengan dinding dan atap berbentuk mengerucut terbuat dari ilalang. Uma Lengge memiliki tiga ruangan, yaitu ruangan paling bawah berbentuk panggung persegi empat terbuka, berfungsi sebagai tempat duduk. Kemudian ruangan
30
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
Uma Lengge. kedua diatasnya adalah tempat menyimpan hasil tanaman palawija (jagung, kacang, jewawut, dan lainnya), dan ruangan ketiga paling atas menyatu dengan atap, adalah tempat menyimpan padi. Di kompleks penyimpanan cadangan pangan warga desa seluas 2 hektar itu, selain terdapat 13 bangunan Uma Lengge, warga Desa Maria juga membangun 95 Jompo, suatu bangunan yang memiliki fungsi sama seperti Uma Lengge. Yang membedakan kedua bangunan itu, kalau Uma Lengge ruang penyimpanannya memiliki bentuk mengerucut hingga ke atap, dengan dinding dan atap terbuat dari rumput ilalang. Maka untuk bangunan Jompo, ruang penyimpanannya memakai dinding papan kayu, dan hanya atapnya saja yang memakai rumput ilalang, atau genteng, bahkan seng.
FOTO: ISTIMEWA
Kompleks bangunan Uma Lengge dan Jompo biasanya juga sengaja di bangun di atas lahan yang lebih tinggi (di atas bukit). Hal ini untuk keamanan sekaligus memudahkan kontrol, agar tidak ada warga yang mengambil cadangan pangan secara sembunyi-sembunyi (mencuri). "Keberadaan situs Uma Lengge dan tradisi Ampa Fare setiap tahun yang diselenggarakan warga Desa Maria, memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata unggulan yang ada di Kabupaten Bima. Kami meyakini, melalui promosi yang tepat dan ekspos yang intensif di berbagai media, destinasi wisata Uma Lengge ini akan mendapat perhatian dan kunjungan para wisatawan," pungkas Fahrurrozi Gafar, Direktur Humas dan Promosi BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) NTB. n
PESONA BUDAYA
B A U NY A LE TRADISI YANG MELEGENDA
Ribuan masyarakat Lombok, bahkan dari luar daerah, termasuk para wisatawan mancanegara maupun nusantara, tumpah ruah memadati kawasan di sekitar Pantai Kuta dan Pantai Seger, yang menjadi lokasi kegiatan Festival Pesona Bau Nyale ((27-28/ 2/ 2016)
Setiap tahun, ada tradisi budaya Bau Nyale, warga berburu cacing nyale yang dipercaya bertahun-tahun dan turun temurun sebagai penjelmaan Putri Mandalika yang dikenal cantik dan cinta damai. Legenda itu sangat lekat dan menjadi kekuatan tersendiri atraksi Mandalika.
M
inggu (28/2/2016), ribuan warga membanjiri Pantai Seger, Pujut, Lombok Tengah untuk menangkap cacing laut. Warga bahkan rela menginap di tepi pantai sejak Sabtu malam demi menunggu kemunculan cacing laut
karena cacing tersebut muncul antara pukul 03.00-07.00 Wita. Selain warga Lombok, sejumlah turis mancanegara pun tertarik untuk berburu cacing laut berwarna hijau, coklat, dan merah tersebut. Mereka membawa jala. Dengan lampu penerangan seadanya, setiap jengkal sisi Pantai Seger disusuri
untuk mencari keberadaan cacing laut. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB H Lalu Mohammad Faozal menjelaskan bahwa Festival Bau Nyale merupakan wujud rasa syukur masyarakat Lombok yang dituangkan dalam sebuah pesta rakyat. Dia juga mengatakan festival ini merupakan ritual tertua di Lombok. Di saat perayaan, hotel-hotel di sekitar kawasan Kuta Lombok penuh. Jalanan padat dan antrean warga yang mendatangi Pantai Seger sangat banyak. Bau Nyale diselenggarakan setiap tahun oleh masyarakat Lombok, biasanya sekitar hari ke-20 bulan ke-10 menurut
peso n a l o m b o k su m b a w a
31
PESONA BUDAYA
FOTO-FOTO: ISTIMEWA
penanggalan tradisional Sasak. Bau Nyale erat kaitannya dengan legenda Putri Mandalika, seorang putri raja yang memiliki paras cantik dan budi pekerti baik. Ceritanya, di pesisir selatan Lombok yang berpasir putih lembut itu terdapat sebuah kerajaan bernama Tanjung Bitu. Kerajaan ini memiliki putri mahkota yang cantik jelita dan antiperang saudara. Dia dikenal dengan nama Putri Mandalika. Karena kemolekannya, banyak pangeran dari negeri seberang yang jatuh hati padanya. Putri Mandalika menjadi idola para anak-anak raja. Banyak yang ingin mempersuntingnya sebagai permaisuri. Sang Putri pun tak kuasa menolak setiap pangeran yang datang hendak melamarnya. Tidak ingin terjadi pertumpahan darah, saling bunuh, saling bertarung antar sesama, gara-gara memperebutkan dirinya, maka sang Putri rela mengorbankan jiwa raganya. Pada hari yang sudah ditentukan, Putri Mandalika mengumpulkan seluruh pangeran beserta rakyatnya di Pantai pasir putih, yang kini dikenal sebagai Pantai Putri Nyale. Di atas sebuah batu besar dan disaksikan banyak orang, Putri Mandalika terjun ke laut dan menghilang ditelan ombak agar tidak ada satupun pangeran
32
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
Suasana Festival Bau Nyale 2016 (atas). Pentas drama tari kolosal Legenda Putri Mandalika (bawah). yang bisa memilikinya. Tragis dan haru memang. Tapi, itulah pilihan Sang Putri demi kedamaian di Lombok. Masyarakat pun tidak bisa menemukan jasad Putri Mandalika. Mereka justru menemukan banyak cacing Nyale berwarna-warni yang dipercayai sebagai penjelmaan Putri Mandalika. Pada saat festival Bau Nyale ada 12 agenda dalam rangkaian acara. Seperti pergelaran presean, betandak atau berbalas pantun, belancaran (pesiar dengan perahu), parade budaya, pentas tari kolosal Legenda Putri Mandalika, dan festival kuliner gemar makan ikan. Tradisi Bau Nyale sudah berurat berakar di dalam keyakinan masyarakat Sasak. Berdasarkan kepercayaan
masyarakat Sasak, cacing yang disebut juga dengan cacing palolo (eunice fucata) ini berhubungan dengan kesejahteraan serta keselamatan. Mereka percaya bahwa cacing ini bisa menyuburkan tanah sehingga bisa mendapatkan hasil panen memuaskan. Jika banyak cacing yang keluar dari laut, berarti pertanian mereka berhasil. Cacing yang telah ditangkap di pantai kemudian biasanya akan ditaburkan di sawah. Cacing nyale ini pun bisa dijadikan sebagai lauk. "Rasanya enak. Biasanya dipepes," kata salah seorang warga. Event Bau Nyale kini sudah menjadi salah satu daya tarik yang begitu ditunggu kedatangannya oleh para wisatawan asing.n
PESONA KULINER
FOTO: ISTIMEWA
Menu lengkap Sate Bulayak yang terdiri dari sepiring sate daging sapi dan lima buah bulayak
ENAKNYA SATE BULAYAK
B
erbagai lokasi wisata di Pulau Lombok, mulai dari Air Tejun Sindang Gile, Pantai Senggigi, Jalan Udayana-Mataram, Taman Narmada, Taman Suranadi, Hutan Wisata Sesaot, dan lainnya, dapat dipastikan paket makanan tradisional Sate Bulayak selalu tersedia.
Satu hal yang pasti dan telah samasama diketahui masyarakat Lombok, Sate Bulayak ini asalnya, bahkan penjualnya kebanyakan adalah warga Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat. Namun demikian, apakah Sate Bulayak ini adalah makanan khas yang berasal dari Kecamatan Narmada? Tak ada satupun mengetahui karena sumber sejarah yang
Sate Bulayak, salah satu jenis makanan khas Lombok yang terdiri dari sate daging sapi dan bulayak (sejenis lontong atau ketupat, tetapi bungkusnya dari daun pohon aren), bagi warga Kota Mataram maupun penduduk Pulau Lombok secara umum, tentu bukan satu hal yang asing lagi.
pasti memang tidak ada. Dalam penyajiannya, menu Sate Bulayak ini tak bisa dipisahkan antara unsur sate daging, bulayak, dan bumbunya. Namun untuk masalah selera, apakah penikmat ingin rasa yang pedas atau tidak, semua diserahkan kembali kepada penikmat. Pedagang dalam hal ini menyediakan kecap manis dan cabai yang
peso n a l o m b o k su m b a w a
33
PESONA KULINER
Kiri-kanan 1. Inaq Siti, pioneer salah satu pedagang kuliner Sate Bulayak di Taman Narmada, Kecamatan Narmada, Lombok Barat. 2. Sate daging sapi dan bumbu pelalah, ditambah dengan potongan cabai serta irisan jeruk limau yang menjadi pelengkap menu Sate Bulayak. 3. Salah seorang penjual Sate Bulayak di Taman Narmada sedang memanggang sate daging sapi pesanan pembeli.
bisa ditambahkan sendiri sesuai selera penikmat. Satu tempat wisata yang dari sejak dibuka sebagai destinasi wisata puluhan tahun lalu selalu menyediakan dan menjadi tujuan para penikmat Sate Bulayak adalah Taman Narmada, sekitar 20 kilometer arah timur Kota Mataram. Di taman peninggalan Raja Anak Agung Karang Asem (penguasa Kerajaan Mataram - Lombok) ini, puluhan pedagang Sate Bulayak, bahkan sejak dibukanya taman ini menjadi destinasi wisata andalan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) puluhan tahun silam, ikut menggantungkan ekonominya dengan berjualan. Menurut Inaq Siti, salah satu pedagang Sate Bulayak, dahulu hanya di Taman Narmada saja ada pedagang Sate Bulayak. Namun seiring perkembangan zaman, para pedagang Sate Bulayak ini kemudian
34
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
FOTO: ISTIMEWA
menyebar ke lokasi-lokasi wisata lainnya seperti Taman Suranadi, Hutan Wisata Sesaot, Jalan Udayana, Pantai Senggigi, bahkan hingga ujung utara Pulau Lombok, di Air Terjun Sindang Gile. Siti sendiri dalam pengakuannya menyatakan, dia termasuk orang pertama yang berjualan Sate Bulayak di Taman Narmada. Belakangan, tiga anak perempuannya juga mengikuti profesinya tersebut dengan jualan Sate Bulayak di tempat yang sama. Ditanyakan tentang sejarah Sate Bulayak, Siti menyatakan tak banyak mengetahui. "Yang saya ingat, ketika saya masih anak-anak tahun 1960-an lalu, makanan bulayak ini dibuat ketika ada masyarakat yang sedang panen, atau ketika menanam padi di sawah sebagai hidangan para pekerja," kenangnya. Hanya saja bedanya, dahulu bulayak ini
cuma dimakan dengan rebusan tauge (kecambah kacang hijau) yang diberi bumbu sambal pelalah (sambal khas masyarakat Pulau Lombok). "Entah siapa yang mulai, tiba-tiba saja bulayak ini dalam perkembangannya kemudian justeru dinikmati dengan lauk sate daging sapi, sehingga akhirnya lebih terkenal sebagai Sate Bulayak," tutur Siti. Ada satu kenangan yang tak bisa dilupakan Siti, yaitu ketika tahun 1990 lalu dirinya berhasil mendapatkan penghargaan sebagai juara dalam lomba makanan khas daerah, pada peringatan Hari Pangan Sedunia tingkat Nasional. "Tiang (saya) mendapat hadiah uang s e b a n y a k Rp 3 0 0 . 0 0 0 . T i a n g j u g a berkesempatan berjumpa dengan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Suharto dan Bapak Tri Sutrisno di Jakarta," terang Siti penuh kebanggaan. n
GELIAT
DI DESA MAS-MAS FOTO: KAMPUNG-MEDIA.COM
Sebuah keluarga wisatawan sedang menikmati musim panen di desa Mas-mas.
Menikmati pemandangan alam dan produk kuliner desa, menjadi paket wisata di Desa Mas-Mas, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Penggagas dan penggiat pariwisata desa berbasis potensi lokal itu adalah Kelompok Muzakarah (Kemus) Asy Syafi'i, sebuah kelompok diskusi sosial, keagamaan, pendidikan, dan ekonomi yang beranggotakan generasi muda setempat.
D
alam empat tahun terakhir, Desa Mas-Mas nyaris setiap hari tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan mancanegara, antara lain dari Jerman, Austria, Perancis, dan Belanda. Awalnya, tahun 2004, ide kegiatan pariwisata itu ditentang banyak warga desa. Pasalnya, kata Habiburrahman (Habib), Ketua Kemus, fokus aktivitas lembaga mestinya pada soal keagamaan. Ke g i a t a n p a r i w i s a t a d i n i l a i ko n t r a p r o d u k t i f d e n g a n keg i a t a n keagamaan. Kesan buruk pariwisata
digambarkan begini. Konon ada warga yang menyaksikan perilaku wisatawan asing yang tidak sesuai dengan adat ketimuran. Karena itu, Habib bertekad membalikkan kesan buruk pariwisata itu. Dalam pemahaman Habib, ”Pariwisata bukan soal main buka-bukaan, bukan pula tidur di hotel berbintang, makan di restoran dan berbelanja, tetapi wisatawan ingin mencari sesuatu yang baru dan tidak mereka temukan di negara asalnya.” Memberikan pengalaman baru itulah y a n g ke m u d i a n d i t a w a r k a n a g a r wisatawan mau melancong ke Desa MasMas. Ini akan membuka sumber
penghasilan alternatif bagi warga yang selama ini hidup dari hasil bertani. Dengan pemahaman demikian, anggota Kemus mengidentifikasi potensi desa, menghimpun saran sebagai rujukan merumuskan formula yang pas guna mendukung kegiatan pariwisata di Desa Mas-Mas. Hasilnya, panorama alam, gaya hidup masyarakat desa, hingga proses membuat obat-obatan tradisional dijadikan atraksi wisata. Kalangan muda desa pun dipersiapkan menjadi pemandu wisata setelah mendapatkan kursus bahasa Inggris dengan tutor Habib yang secara otodidak belajar bahasa Inggris. Dukungan datang dari seorang penulis asal Jerman yang berhari-hari tinggal dan merekam keseharian penduduk desa. Hasil pantauannya termuat dalam buku panduan berbahasa Jerman. Media online pun dimanfaatkan untuk memasarkan produk paket wisata seharga Rp 150.000 tersebut. Sejak 2009 Desa Mas-Mas pun menjadi
peso n a l o m b o k su m b a w a
35
PESONA INSPIRASI
FOTO: KAMPUNG-MEDIA.COM
Habiburrahman Yusuf sedang berbincang dengan duaorang wisatawan (kiri). Seorang wisatawan menikmati segelaskopi buatan wargadesaMas-mas.
tujuan wisata keluarga, mengingat tamunya adalah ayah, ibu, dan anak atau pasangan suami-istri. Desa yang berjarak sekitar 30 kilometer sebelah timur Mataram, ibu kota NTB, itu bisa ditempuh dengan sepeda motor ataupun mobil. Sebelum tur ke lokasi, wisatawan diminta mengenakan kain yang disediakan khusus. Mereka kemudian diajak jalan menelusuri pematang sawah menyaksikan tanaman, kegiatan bertani dan berkebun, serta melihat saluran irigasi dan embung. Di salah satu embung, yaitu di Embung Dao, wisatawan bisa melihat panorama Gunung Rinjani. Atraksi menarik bagi wisatawan adalah aktivitas petani di sawah saat musim tanam-petik. Mereka bisa mencoba mencangkul dan membajak sawah dengan alat bajak yang ditarik dua ekor sapi. Wisatawan juga bisa melihat proses belajar-mengajar di sekolah, mengunjungi kantor desa, puskesmas, sentra kerajinan anyaman, dan kegiatan usaha kerupuk. Dengan tur tersebut, wisatawan punya gambaran riil tentang dunia pendidikan dan pelayanan di tingkat pemerintahan desa. Siswa pun dapat praktik langsung berbahasa Inggris dengan wisatawan. ”Di sini wisatawan melihat suasana, fasilitas kelas yang tersedia, berbeda dengan fasilitas sekolah di negara mereka
36
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
yang serba main kenop dan touch screen,” ujar Habib. Begitu pun aparat kantor desa yang selama ini malas-malasan bekerja menjadi lebih rajin dan betah di kantor karena tempat kerjanya pasti disambangi wisatawan. Seusai keliling desa, wisatawan diajak ke salah satu rumah warga untuk makan siang. Mereka disuguhi lauk-pauk dan sayuran lokal. Ada juga makanan ringan, seperti ubi rebus, kacang rebus, kerupuk, dan lainnya. Warga yang menerima tamu diatur secara bergiliran. Untuk jasa itu, warga, termasuk desa dan sekolah, kecipratan rezeki dari penjualan paket tur dengan persentase yang ditentukan. Warga desa yang merasakan manfaat ekonomi dari kegiatan pariwisata ini, antara lain para perajin ketak (tumbuhan jenis rumput-rumputan yang dianyam menjadi wadah buahbuahan berbentuk oval, lepekan, dan perlengkapan rumah tangga). Tidak jarang pula peralatan rumah tangga, seperti gerabah, yang tersimpan lama justru dibeli wisatawan. Artinya, perajin bisa menjual hasil karyanya di tempat saat dikunjungi wisatawan. Biasanya hasil kerajinan itu, seperti wadah buah-buahan, dijual ke Pasar Barabali di Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Desa
Mas-Mas. Wadah buah itu dijual Rp 15.000 per buah, sementara ongkos transportasi pergi pulang Rp 10.000. Setelah dipotong harga transpor tasi, perajin hanya mengantongi keuntungan sebesar Rp 5.000. Jika dibeli langsung oleh wisatawan yang mampir ke rumah mereka, perajin paling tidak bisa mendapatkan Rp 15.000 per buah. Perkembangan desa itu menguburkan kesan buruk tentang dunia perpelancongan. Bahkan, orangtua senang menyaksikan anak-anak berkomunikasi dengan wisatawan asing. Siswa SD hingga SMA di Desa Mas-Mas mengikuti les privat bahasa Inggris lima hari dalam sepekan, pukul 06.00-07.15, atau sebelum jam belajar di sekolah dimulai. Ruang belajarnya di Pondok Santri, melibatkan tutor dari kalangan siswa. Banyak wisatawan yang tidak puas hanya berkunjung sehari, lalu ingin menginap di desa itu. Namun, permintaan itu tidak bisa dipenuhi karena belum ada penginapan yang memenuhi standar. Toh, Habib tidak bisa mengelak apabila satudua wisatawan ngotot menginap dan bersedia ”mondok” di salah satu ruangan sempit dan sederhana di Pondok Santri. Sebuah peluang untuk lebih menggiatkan pariwisata di Desa Mas-Mas. n
KHAERUL ANWAR/TRAVELKOMPAS.COM
LIFEGUARD. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan kelompok Lifeguard Pantai Lakey untuk menjaga keselamatan para peselancar.
y e k a L d r Lif egua k ebaharian r, merupak an ak ti vitas Surf i ng atau berselanca egara. Namun ra wi satawan mancan pa ai k su i d t ga n sa ng ya mengandung hraga ek strem ini juga kalau tidak hati - hat i , ola ng h fak tor cuaca buruk ya risiko t inggi. Dit amba li jadi ka g dah diprediksi , seri n k edat angannya tak mu di laut. penyebab k ecel akaan
eran penjaga pantai (lifeguard) menjadi sangat penting di pantaipantai yang menjadi lokasi aktivitas bahari. Seperti di Pantai Lakey, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu yang kedahsyatan gulungan ombaknya menjadi impian para peselancar dunia. Sejak pantai Lakey mulai di kenal dan
peso n a l o m b o k su m b a w a
37
PESONA INSPIRASI
FOTO: ISTIMEWA
sering didatangi para wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara yang hendak melakukan aktifitas surfing, maka sejak itu pula kelompok lifeguard di pantai Lakey mulai ada. Puluhan tahun kelompok lifeguard beranggotakan 12 peselancar di sekitar Pantai Lakey, dengan dipimpin Jimmy Imran, beraktivitas menolong para wisatawan yang mengalami kecelakaan saat surfing di Pantai Lakey. Namun demikian, perhatian yang diharapkan bisa didapatkan dari pemerintah daerah. Melengkapi fasilitas yang dibutuhkan, baik peralatan keselamatan maupun klinik pengobatan, tak juga kunjung datang. Padahal, apa yang
38
I ssu e 0 2, peb r u a r i 20 16
Jimmy Imran, Ketua Lifeguard Pantai Lakey.
dilakukan Jimmy Imran dan rekanrekannya itu dijalankan secara sukarela, dan hanya memiliki maksud untuk menolong para wisatawan yang mengalami kecelakaan di laut. "Kami sering mengajukan surat permohonan kepada pemerintah daerah agar mau membangun klinik kesehatan di sekitar Lakey, dan membantu dana operasional bagi kelompok lifeguard Lakey. Namun sampai sekarang tak juga ada tanggapan," kata Jimmy Imran menyayangkan. Perhatian itu justru didapatkan kelompok lifeguard Pantai Lakey dari mancanegara. Sebuah yayasan sosial dan kemanusiaan dari Sidney-Australia, "Club Lifeguard International".
"Sekitar tahun 2005, tiga peselancar dari Australia, yaitu Mike, Beny, dan Antony yang juga pengurus Club Lifeguard International menawarkan kepada kami untuk membentuk kelompok lifeguard di Pantai Lakey," jelasnya. Tawaran diterima. Berikutnya Jimmy Imran dan kawan-kawan mendapat pelatihan lifeguard dari Club Lifeguard International. "Usai pelatihan kami diberikan dana sebanyak US$2.000 untuk membeli kapal penyelamat bagi operasional lifeguard pantai Lakey. Kemudian dari Komandan Kodim Dompu, kami juga mendapat pinjaman mesin kapal berkekuatan 25 PK," papar Jimmy Imran. Selain dibelikan kapal penyelamat, Club Lifeguard International dari Sidney tersebut juga memberikan bantuan dana sebesar Rp35 juta untuk membangun klinik kesehatan berkapasitas kecil. Begitu juga peralatan medis dan obat-obatan, setiap tahun dikirim dari Australia. "Bahkan yayasan dari Australia itu sebenarnya juga hendak memberikan gaji kepada para anggota lifeguard di Pantai Lakey. Tetapi karena takut menyalahi prosedur yang berlaku di Negara Indonesia, maka niat untuk memberikan gaji itupun akhirnya dibatalkan," terang Jimmy Imran. Lantas, darimana Jimmy Imran dan rekan-rekannya mendapatkan uang untuk operasional, sekaligus pendapatannya? "Kami hanya mendapat uang tip 10 ribu hingga 50 ribu dari para wisatawan yang kita jaga selama mereka berselancar. Uang tip inilah yang kemudian kita kumpulkan untuk operasional dan pendapatan gaji anggota lifeguard Pantai Lakey," jelasnya. Kini, Jimmy Imran hanya berharap pada pemerintah, atau para pelaku usaha wisata di sekitar pantai Lakey, agar peduli nasib lifeguard pantai Lakey. "Pekerjaan kami adalah menjaga agar wisatawan yang mengalami kecelakaan di Pantai Lakey segera mendapat pertolongan sehingga tidak berakibat fatal, atau meninggal. Kalau korban sampai meninggal, kejadian ini tentu akan mencoreng nama baik pariwisata di NTB," pungkasnya. n
H o t el Sa n t i k a M a t a r a m
Hotel Bisnis Bernuansa Resort Sej a k d i c a n a n g k a n program Visit Lombok Sumbawa 2012, sektor pariwisata di Provinsi NTB, khususnya pulau Lombok mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Baik dari segi kedatangan wisatawan, maupun pembangunan property seperti hotel dan restaurant yang terus menjamur. Salah satunya adalah Hotel Santika Mataram Lombok, hotel berjaringan nasional dibawah grup Santika Indonesia Hotel & Resort. “Hotel Santika Mataram Lombok merupakan hotel ke-46 dalam jajaran grup Santika Indonesia Hotel & Resort,” kata General Manager Hotel Santika Mataram, Reza Bovier. Saat ini sambungnya, Santika Indonesia Hotel & Resort telah mengelola 50 hotel yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Perkembangan sector pariwisata Lombok banyak menarik minat investor untuk membangun property seperti hotel
dan restaurant, termasuk manajemen Hotel Santika Indonesia Hotel & Resort. “Apalagi potensi ini didukung keberadaan Bandara Internasional Lombok, yang membuat akses kedatangan, atau keberangkatan menjadi lebih cepat,” ujar Reza. Keberadaan Hotel Santika Mataram Lombok di pusat kota, juga sangat strategis dan menguntungkan. Karena selain relatif dekat dengan kantor-kantor pusat pemerintahan Provinsi NTB dan Kota Mataram, juga merupakan sentra bisnis di Kota Mataram. Hotel Santika Mataram memiliki kamar sebanyak 123 kamar, dengan desain modern minimalis. Diantaranya adalah tipe kamar superior sebanyak 103 kamar, deluxe 12 kamar, executive 2 kamar dan suite 6 kamar. “Setiap kamar juga terdapat fasilitas Safe Deposit Box, Tea/ Coffee Maker, LCD TV, dan akses internet menggunakan Wifi,” jelas Reza.
Hotel Santika Mataram juga dilengkapi dengan Kafe Bayan, dan Lobby Lounge yang terletak di area lobby. Selain itu terdapat meeting room berkapasitas 20 hingga 250 orang, serta fasilitas lain seperti Fitness Center, Kolam Renang untuk dewasa dan anak-anak. “Hotel Santika Mataram Lombok adalah hotel bisnis bersuasana resort yang ada di pusat kota. Dari hotel hanya butuh waktu sekitar 30 menit perjalanan dengan kendaraan ke pantai Senggigi yang terkenal indahnya,” papar Reza. Sama seperti hotel-hotel Santika lain yang tersebar di kota-kota besar Indonesia, Hotel Santika Mataram Lombok juga menonjolkan suasana gabungan tradisi lokal dengan sentuhan alam, yang dijamin akan membawa para tamu merasakan indahnya kekayaan alam Indonesia berbalut hangatnya senyum pelayanan profesional.
FOTO: ISTIMEWA
Parade Gendang Beleq