Bahan Kuliah Risiko Agribisnis
PENENTUAN RISK AVERSION Anna Fariyanti Departemen Agribisnis FEM IPB
PENENTUAN RISK AVERSION • Salah satu perilaku individu dalam menghadapi risiko diantaranya adalah risk avers. • Dalam kaitannya dengan perilaku individu, sangat penting untuk menentukan perilaku individu termasuk risk avers atau tidak. • Dengan kata lain dapat ditentukan bagaimana derajat risk aversion dari seorang individu. • Pratt dan Arrow mengukur perilaku individu terhadap risiko dengan menggunakan konsep absolute risk aversion dan relative risk aversion (Robison dan Barry, 1987).
• Pada materi sebelumnya dijelaskan bahwa dalam melakukan analisis risiko dengan menggunakan konsep expected utility
• Pengukuran absolute risk aversion dan relative risk aversion sangat ditentukan oleh fungsi utilitas dari individu. • Utilitas individu merupakan fungsi dari kekayaan atau pendapatan yang dapat dituliskan secara matematik sebagai berikut : • U(y) = f(Y) • Dimana : • U : Utilitas • Y : Kesejahteraan atau pendapatan
Bagaimana menentukan seorang risk aversion atau tidak ? Dengan kata lain derajat risk aversion Pratt dan Arrow mengukur perilaku individu terhadap risiko dengan konsep : 1. Absolute risk aversion : R(y) = - U”(y) U’(y) 2.Relative risk aversion: Rr(y) = - U”(y) Y U’(y) Keterangan : U” : turunan kedua fungsi utilitas U’ : turunan pertama fungsi utilitas y : pendapatan Yang diukur arah kemiringan dan laju kemiringan dari utilitas individu
Kriteria ukuran perilaku dalam menghadapi risiko
1. Rr(y) > 0 menunjukkan bahwa individu termasuk risk aversion Interpretasi :
Sikap pembuat keputusan yang berperilaku risk aversion dalam menghadapi risiko akan melakukan kegiatan bisnis yang mempunyai risiko tinggi selama bisnis tersebut meningkatkan utilitas atau pendapatan. Tetapi jika utilitas atau pendapatan menurun akibat risiko bisnis maka individu akan menghindari risiko.
2. Rr(y) = 0 menunjukkan bahwa individu termasuk risk neutral Interpretasi: Individu yang berperilaku risk neutral bersikap acuh tak acuh terhadap risiko. Adanya risiko yang tinggi atau rendah tidak menjadi perhatian bagi individu yang mempunyai perilaku risk neutral. 3. Rr(y) < 0 menunjukkan bahwa individu termasuk risk lover Interpretasi : Individu yang mempunyai perilaku risk lover akan menurunkan utilitas dengan semakin tingginya pendapatan yang diperoleh akibat risiko.
Contoh : Diketahui fungsi utilitas individu U(y) = ln y. Berdasarkan fungsi utilitas tersebut, bagaimana perilaku individu dalam menghadapi risiko ?
Jawab : Rr(y) = - U'' (y)Y U'(y) Rr(y) = - (-1/y2) Y/(1/y) = (1/y) > 0 Berdasarkan fungsi utilitas tersebut menunjukkan bahwa perilaku individu termasuk dalam risk aversion.
Bagaimana tingkah laku individu terhadap risiko dengan berubahnya tingkat pendapatan (y) ? 1. DARA (Decreasing Absolute dengan ukuran R’(y) < 0 .
Risk
Aversion)
Artinya bila y semakin meningkat, risk premium tersebut menurun. Semakin berani berspekulasi untuk menanggung risiko. Semakin tinggi pendapatan yang diperoleh maka akan mendorong untuk mengambil alternatif mengatasi risiko seperti asuransi
2. CARA (Constant Absolute Risk Aversion) dengan ukuran R’(y) = 0 . Artinya bila y semakin meningkat, risk premium tersebut tetap. Individu ini tidak perhatian terhadap alternatif mengatasi risiko seperti asuransi
3. IARA (Increasing Absolute Risk Aversion) dengan ukuran R’(y) > 0 . Artinya bila y semakin meningkat, risk premium tersebut meningkat.
Contoh : Jika diketahui fungsi utilitas individu berbentuk logaritma sebagai berikut : U(y) = ln (y) Bagaimana sikap individu dalam menghadapi risiko dengan semakin meningkatnya pendapatan ?
Jawab : R(y) = - U'' (y) U'(y) R (y) = - (-1/y2)/ (1/y) = (1/y) R' (y) = - (1/y2) < 0 Berdasarkan fungsi utilitas tersebut menunjukkan individu termasuk dalam kategori DARA.
PERBANDINGAN MODEL YANG PASTI (CERTAINTY) DAN RISIKO 1. MODEL PASTI Y = P.Q – C(Q)-B Memaksimumkan keuntungan : FOC : P = MC ATAU P = C’(Q) akan diperoleh output optimal
2. MODEL DENGAN RISIKO HARGA OUTPUT P = E (P+ε) ε : SESUATU YANG TIDAK PASTI MEMAKSIMUMKAN keuntungan FOC : P =C’(Q) + λ Qσ2
λ Qσ2 : biaya akibat adanya risiko artinya besarnya jumlah keuntungan yang bersedia untuk dihilangkan