15
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Karo pada bulan Juli 2016 Bahan dan Alat Penelitian Bahan Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin dan dewasa tubuh sebanyak 231 ekor. Tabel 1. Jumlah sampel kuda di Kab. Karo No Kecamatan Desa 1. Berastagi Berastagi 2. Berastagi Gundaling I 3. Merdeka Jaranguda 4. Merdeka Merdeka 5. Total
Jumlah Kuda 32 7 15 6 60
Tabel 2. Jumlah sampel kuda di Kab. Humbang Hasundutan No Kecamatan Desa Jumlah Kuda 1. Dolok Sanggul Sirisirisi 43 2. Dolok Sanggul Sait Nihuta 17 3. Pollung Dolok Nabolon 11 4. Parlilitan Sihassima 6 5. Total 77 Tabel 3. Populasi Kuda di Kab. Tapanuli Utara No Kecamatan Desa Jumlah Kuda 1. Siborong-borong Silait-Lait 26 2. Siborong-borong Pasar Siborong-borong 14 3. Siborong-borong Siaro 7 4. Parmonangan Hutajulu 5 5. Total 52
Universitas Sumatera Utara
16
Tabel 4. Populasi Kuda di Kab. Samosir No Kecamatan Desa 1. Pangururan Parbaba 2. Pangururan Parmonangan 3. Simanindo Tanjungan 4. Ronggur Nihuta Paraduan 5. Total
Jumlah Kuda 14 9 11 8 42
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pita ukur (cm) dan tongkat ukur (cm), alat tulis dan lembar data digunakan untuk mencatat hasil pengamatan dan pengukuran, Laptop, perangkat lunak SAS (Statistical Analysis System) dan MEGA digunakan untuk menganalisis data. Parameter Penelitian Bagian-bagian tubuh kuda yang diukur adalah tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang badan, lingkar dada, dalam dada, dan lebar dada. Seluruh ukuran tubuh diukur dalam satuan cm. Bagian-bagian tubuh yang diukur antara lain : 1. Tinggi pundak merupakan jarak tertinggi pundak melalui belakang scapula tegak lurus ketanah diukurdengan menggunakan tongkat ukur. 2. Tinggi pinggul adalah jarak tertinggi pinggul secara tegak lurus ke tanah diukur dengan menggunakan tongkat ukur. 3. Lebar pinggul adalah jarak lebar antara kedua sendi pinggul. 4. Panjang badan merupakan jarak garis lurus dari tepi tulang Processus spinocus sampai dengan benjolan tulang lapis (Os ischium), diukur dengan tongkat ukur. 5. Lingkar dada diukur melingkar tepat dibelakang scapula menggunakan pita ukur.
Universitas Sumatera Utara
17
6. Dalam dada merupakan jarak antara titik tertinggi pundak dan tulang dada, diukur dengan menggunakan tongkat ukur. 7. Lebar dada adalah jarak antara penonjolan sendi bahu (os scapula) kiri dan kanan.
Gambar 1. Gambar peubah-peubah kuda yang di amati Analisis Data Sifat Kuantitatif Analisis statistik deskriptif ditunjukkan untuk memperoleh karakterisasi ukuran-ukuran tubuh pada kuda. Analisis ini dilakukan dengan menghitung nilai rataan (X), simpangan baku (s) dan koefisien keragaman (KK) dengan prosedur statistik berikut menurut Sibagariang (2015). =
s=
kk=
(100 %)
n Keterangan X : Rata-rata S : Simpangan baku Xi : Ukuran ke-i dari peubah x n : Jumlah sampel yang diambil dari populasi KK : Koefisien keragaman
Universitas Sumatera Utara
18
Analisis Diskriminan Fungsi diskriminan Fisher menurut Gaspersz (1992) dirumuskan sebagai berikut: Y = a′ X = (X1 – X2)′SG-1X Keterangan: a = vektor koefisien pembobot fungsi diskriminan X = vektor variabel acak yang diidentifikasi dalam model fungsi diskriminan X1 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama X2 = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua SG-1 = invers matriks peragam gabungan (invers dari matriks SG)
Analisis Komponen Utama Persamaan ukuran dan bentuk diturunkan dari matriks kovarian. Analisis Komponen Utama (AKU) yang digunakan berdasarkan Gaspersz (1992). Analisis ini menggunakan program SPSS dan model persamaan ukurannya adalah sebagai berikut: Y1 = a11X1 + a21X2 + a31X3 + a41X 4+ a51X5 + a61X6 + a71X 7 Keterangan: - Y1 - a11 – a41 - X1 - X2 - X3 - X4 -X5 -X6 -X7
= Komponen utama pertama (ukuran) = Vektor eigen untuk persamaan ukuran = Tinggi Pundak (TP) = Tinggi Pinggul (TPi) = Lebar Pinggul (LePi) = Panjang Badan (PB) = Lingkar Dada (LiD) = Dalam Dada (DD) = Lebar Dada (LeD)
Universitas Sumatera Utara
19
Jarak Genetik Rumus jarak kuadrat minimum D2-Mahalanobis morfometrik menurut Gaspersz (1992) adalah sebagai berikut: D2= X1 − X2' SG-1 X1 − X2 Keterangan: D2 = nilai statistik D2-Mahalanobis sebagai ukuran jarak kuadrat minimum SG-1 = invers matriks gabungan (invers dari matriks SG) X1 X2
= vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok pertama = vektor nilai rata-rata variabel acak dari kelompok kedua
Universitas Sumatera Utara
20
HASIL DAN PEMBAHASAN Morfometrik Kuda di Kab. Karo Jumlah kuda jantan yang diukur adalah sebanyak 22 ekor, rataan dan simpangan baku Tinggi Pundak 155.09±2.94 dengan koefisien keragaman (KK) 1.89%, Tinggi Pinggul 155.95±2.43 dengan KK 1.55%, Lebar Pinggul 50.04±3.01 dengan KK 6.01%, Panjang Badan 162.13±5.40 dengan KK 3.33%, Lingkar Dada 167.09±3.84 dengan KK 2.28%, Dalam Dada 66.18±2.61 dengan KK 3.94% dan Lebar Dada 31.54±2.13 dengan KK 6.75%. Tabel 5. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Kab. Karo Jantan Betina Peubah R ± SD (cm) KK (%) N R ± SD (cm) KK (%) N TP 155.09±2.94 1.89 22 154.13±4.06 2.63 38 TPi 155.95±2.43 1.55 22 153.44±3.92 2.55 38 6.01 22 51.39±3.18 6.18 38 LPi 50.04±3.01 PB 162.13±5.40 3.33 22 160.86±2.92 1.81 38 LiD 167.09±3.84 2.28 22 165.94±7.18 4.32 38 DD 66.18±2.61 3.94 22 65.94±2.54 3.85 38 LeD 31.54±2.13 6.75 22 29.84±3.16 10.58 38 Ket: TP= Tinggi Pundak TPi= Tinggi Pinggul LPi= Lebar Pinggul PB= Panjang Badan
LiD= Lingkar Dada DD= Dalam Dada LeD= Lebar Dada
Jumlah kuda betina yang diukur adalah sebanyak 38 ekor, rataan dan simpangan baku Tinggi Pundak 154.13±4.06 dengan KK sebesar 2.63%, Tinggi Pinggul 153.44±3.92 dengan KK 2.55%, Lebar Pinggul 51.39±3.18 dengan KK 6.18%, Panjang Badan 160.86±2.92 dengan KK 1.81%, Lingkar Dada 165.94±7.18 dengan KK 4.32%, Dalam Dada 65.94±2.54 dengan KK 3.85% dan Lebar Dada 29.84±3.16 dengan KK 10.58%. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa ukuran rata-rata morfometrik kuda jantan dan betina memiliki ukuran yang hampir seragam.
Universitas Sumatera Utara
21
Morfometrik Kuda di Kab. Humbang Hasundutan Jumlah kuda jantan yang diukur adalah sebanyak 46 ekor, rataan dan simpangan baku Tinggi Pundak 133.58±3.54 dengan koefisien keragaman (KK) 2.65%, Tinggi Pinggul 131.93±3.71 dengan KK 2.81%, Lebar Pinggul 42.50±2.41 dengan KK 5.67%, Panjang Badan 135.15±2.28 dengan KK 1.68%, Lingkar Dada 148.69±6.08 dengan KK 4.08%, Dalam Dada 53.30±5.23 dengan KK 9.81% dan Lebar Dada 27.65±2.83 dengan KK 10.23%. Tabel 6. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Kab. Humbahas Jantan Betina Peubah R ± SD (cm) KK (%) N R ± SD (cm) KK (%) N 46 133.35±2.02 1.51 31 TP 133.58±3.54 2.65 TPi 131.93±3.71 2.81 46 131.93±2.36 1.78 31 LPi 42.50±2.41 5.67 46 42.93±2.69 6.26 31 46 136.32±1.98 1.45 31 PB 135.15±2.28 1.68 LiD 148.69±6.08 4.08 46 147.41±2.43 1.64 31 DD 53.30±5.23 9.81 46 52.35±3.53 6.74 31 LeD 27.65±2.83 10.23 46 29.70±2.16 7.27 31 Ket: TP= Tinggi Pundak TPi= Tinggi Pinggul LPi= Lebar Pinggul PB= Panjang Badan
LiD= Lingkar Dada DD= Dalam Dada LeD= Lebar Dada
Jumlah kuda betina yang diukur adalah sebanyak 31 ekor, rataan dan simpangan baku Tinggi Pundak 133.35±2.02 dengan KK sebesar 1.51%, Tinggi Pinggul 131.93±2.36 dengan KK 1.78%, Lebar Pinggul 42.93±2.69 dengan KK 6.26%, Panjang Badan 136.32±1.98 dengan KK 1.45%, Lingkar Dada 147.41±2.43 dengan KK 1.64%, Dalam Dada 52.35±3.53 dengan KK 6.74% dan Lebar Dada 29.70±2.16 dengan KK 7.27%. Morfometrik Kuda di Kab. Tapanuli Utara Jumlah kuda jantan yang diukur adalah sebanyak 23 ekor, rataan dan simpangan baku Tinggi Pundak 154.69±1.25 dengan koefisien keragaman (KK) 0.80%, Tinggi Pinggul 155.00±1.27 dengan KK 0.81%, Lebar Pinggul 48.65±2.38
Universitas Sumatera Utara
22
dengan KK 4.89%, Panjang Badan 160.47±7.75 dengan KK 4.82%, Lingkar Dada 166.30±7.43 dengan KK 4.46%, Dalam Dada 66.78±2.39 dengan KK 3.57% dan Lebar Dada 31.95±1.36 dengan KK 4.25%. Tabel 7. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Kab. Taput Jantan Betina Peubah R ± SD (cm) KK (%) N R ± SD (cm) KK (%) N TP 154.69±1.25 0.80 23 152.79±2.84 1.85 29 TPi 155.00±1.27 0.81 23 152.96±2.70 1.76 29 LPi 48.65±2.38 4.89 23 51.17±2.60 5.08 29 PB 160.47±7.75 4.82 23 160.10±11.73 7.32 29 LiD 166.30±7.43 4.46 23 163.00±10.94 6.71 29 DD 66.78±2.39 3.57 23 65.58±2.44 3.72 29 LeD 31.95±1.36 4.25 23 32.06±1.73 5.39 29 Ket: TP= Tinggi Pundak TPi= Tinggi Pinggul LPi= Lebar Pinggul PB= Panjang Badan
LiD= Lingkar Dada DD= Dalam Dada LeD= Lebar Dada
Jumlah kuda betina yang diukur adalah sebanyak 29 ekor, rataan dan simpangan baku Tinggi Pundak 152.79±2.84 dengan KK sebesar 1.85%, Tinggi Pinggul 152.96±2.70 dengan KK 1.76%, Lebar Pinggul 51.17±2.60 dengan KK 5.08%, Panjang Badan 160.10±11.73 dengan KK 7.32%, Lingkar Dada 163.00±10.94 dengan KK 6.71%, Dalam Dada 65.58±2.44 dengan KK 3.72% dan Lebar Dada 32.06±1.73 dengan KK 5.39%. Morfometrik Kuda di Kab. Samosir Jumlah kuda jantan yang diukur adalah sebanyak 19 ekor, rataan dan simpangan baku Tinggi Pundak 131.44±1.97 dengan koefisien keragaman (KK) 1.49%, Tinggi Pinggul 129.16±1.75 dengan KK 1.35%, Lebar Pinggul 41.83±2.20 dengan KK 5.25%, Panjang Badan 133.16±3.53 dengan KK 2.65%, Lingkar Dada 147.50±2.12 dengan KK 1.43%, Dalam Dada 50.72±4.28 dengan KK 8.43% dan Lebar Dada 27.27±1.77 dengan KK 6.49%.
Universitas Sumatera Utara
23
Tabel 8. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Kab. Samosir Jantan Betina Peubah R ± SD (cm) KK (%) N R ± SD (cm) KK (%) N TP 131.44±1.97 1.49 19 131.45±2.55 1.93 23 TPi 129.16±1.75 1.35 19 130.63±2.71 2.07 23 LPi 41.83±2.20 5.25 19 41.18±3.55 8.62 23 PB 133.16±3.53 2.65 19 134.22±2.34 1.74 23 LiD 147.50±2.12 1.43 19 145.09±2.61 1.79 23 DD 50.72±4.28 8.43 19 51.18±2.08 4.06 23 LeD 27.27±1.77 6.49 19 29.13±1.85 6.35 23 Ket: TP= Tinggi Pundak TPi= Tinggi Pinggul LPi= Lebar Pinggul PB= Panjang Badan
LiD= Lingkar Dada DD= Dalam Dada LeD= Lebar Dada
Jumlah kuda betina yang diukur adalah sebanyak 23 ekor, rataan dan simpangan baku Tinggi Pundak 131.45±2.55 dengan KK sebesar 1.93%, Tinggi Pinggul 130.63±2.71 dengan KK 2.07%, Lebar Pinggul 41.18±3.55 dengan KK 8.62%, Panjang Badan 134.22±2.34 dengan KK 1.74%, Lingkar Dada 145.09±2.61 dengan KK 1.79%, Dalam Dada 51.18±2.08 dengan KK 4.06% dan Lebar Dada 29.13±1.85 dengan KK 6.35%. Perbandingan Morfometrik Kuda Gabungan Jumlah kuda yang diukur di Kab. Karo adalah sebanyak 60 ekor, jumlah kuda di Kab. Humbang Hasundutan sebanyak 77 ekor, banyaknya kuda yang diukur di Kab. Tapanuli Utara sebanyak 52 ekor dan banyaknya kuda yang diukur di Kab. Samosir adalah 42 ekor. Rataan pengukuran morfometrik kuda disajikan pada Tabel 5-8. menunjukkan adanya keragaman ukuran morfometrik kuda disetiap Kabupaten. Hasil penelitian ini menunjukkan tinggi pundak kuda tertinggi berasal dari Kab. Karo yaitu 154.48±3.69, diikuti Kab. Tapanuli Utara, Kab. Humbang Hasundutan dan Kab.Samosir masing-masing 153.63±2.45, 133.49±3.01, dan 131.41±2.26. Pada tinggi pinggul rataan tertinggi 154.36±3.64 di Kab. Karo, diikuti oleh Kab.
Universitas Sumatera Utara
24
Tapanuli Utara 153.86±2.40, Humbang Hasundutan 131.93±3.22, dan Kab. Samosir 130.00±2.39. Lebar Pinggul yang tertinggi terdapat pada Kab. Karo 50.90±3.16, diikuti oleh Kab. Tapanuli Utara 50.05±2.78, Kab. Humbang Hasundutan 42.67±2.52, dan Kab. Samosir sebesar 41.41±2.99. Pada Panjang Badan yang tertinggi terdapat pada Kab. Karo 161.33±4.01, lalu diikuti oleh Kab. Tapanuli Utara 160.26±10.07, kemudian Kab. Humbang Hasundutan 135.62±2.23, dan Kab. Samosir 133.68±2.94, dan Lingkar Dada yang tertinggi sampai yang paling rendah terdapat pada Kab. Karo, diikuti oleh Kab. Tapanuli Utara, Kab. Humbang Hasundutan dan terakhir pada Kab. Samosir yaitu 166.36±6.15, 164.46±9.60, 148.18±4.96, dan 146.21±2.65. Tabel 9. Rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman kuda Gabungan Kabupaten Karo Humbahas Taput Samosir Peubah (KK %) (KK %) (KK %) (KK %) TP TPi LPi PB LiD DD LeD N
154.48±3.69 2.38 154.36±3.64 2.35 50.90±3.16 6.20 161.33±4.01 2.48 166.36±6.15 3.69 66.03±2.55 3.86 30.46±2.93 9.61 60
Ket: TP = Tinggi Pundak TPi = Tinggi Pinggul LPi = Lebar Pinggul PB = Panjang Badan
133.49±3.01 2.25 131.93±3.22 2.44 42.67±2.52 5.90 135.62±2.23 1.64 148.18±4.96 3.34 52.92±4.62 8.73 28.48±2.76 9.69 77 LiD DD LeD N
153.63±2.45 1.59 153.86±2.40 1.55 50.05±2.78 5.55 160.26±10.07 6.28 164.46±9.60 5.83 66.11±2.47 3.73 32.01±1.56 4.87 52
131.41±2.26 1.71 130.00±2.39 1,83 41.41±2.99 7.22 133.68±2.94 2.19 146.21±2.65 1.81 50.92±3.19 6.26 28.21±2.06 7.30 42
= Lingkar Dada = Dalam Dada = Lebar Dada = Jumlah ternak
Universitas Sumatera Utara
25
Hasil rataan pada dalam dada kuda dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah kuda yang ada di Tapanuli Utara 66.11±2.47, Kab. Karo 66.03±2.55, Humbahas 52.92±4.62, dan Samosir 50.92±3.19. Dan nilai rataan tertinggi pada Lebar Dada adalah 32.01±1.56 di Kab. Tapanuli Utara, 30.46±2.93 di Kab. Karo, 28.48±2.76 di Kab. Humbahas, dan 28.21±2.06 di Kab. Samosir. Koefisien keragaman tertinggi ditemukan pada kuda di Kab. Humbang Hasundutan (1.64-9.69%), Kab. Karo (2.35-9.55%). Kab. Samosir (1.71-7.30%), dan Kab. Tapanuli Utara (1.55-6.28%). Tinggi rendahnya persentase keseragaman dari tiap kuda timbul diduga akibat manajemen, pakan, kesehatan dan kemurnian genetik tersebut, seperti pernyataan Noor (2008) keragaman timbul akibat interaksi faktor lingkungan dan faktor genetik. Perbedaan komposisi tubuh diantara ternak terutama disebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh dewasa. Faktor lingkungan dan genetik mempunyai hubungan yang erat untuk mengekspresikan kapasitas genetik individu dan diperlukan kondisi lingkungan yang ideal. (Banjarnahor, 2014). Peubah Pembeda Kuda Jantan Tabel 10. Struktur peubah pembeda bangsa kuda jantan Variabel Ukuran Tubuh Faktor 1 (Ukuran) Tinggi Pundak 0.977 Tinggi Pinggul 0.979 Lebar Pinggul 0.854 Panjang Badan 0.929 Lingkar Dada 0.903 Dalam Dada 0.893 Lebar Dada 0.214
Faktor 2 (Bentuk) -0.050 -0.057 -0.074 -0.071 0.013 0.015 0.975
Vektor eigen memperlihatkan kontribusi dari variabel-variabel tertentu sebagai faktor pembeda ukuran-ukuran tubuh maupun bentuk tubuh. Vektor eigen tertinggi merupakan penciri pada ukuran maupun bentuk tubuh (Prasetia, 2011).
Universitas Sumatera Utara
26
Dari hasil di atas dapat diketahui peubah ukuran morfometrik yang memiliki pengaruh kuat yang membedakan kuda jantan, dan peubah yang paling membedakan dari segi ukuran (Faktor 1) adalah tinggi pinggul (0.979), sedangkan dari segi bentuk (Faktor 2) adalah lebar dada (0.975). Pendugaan tersebut didasarkan pada tingginya nilai eigen dari tinggi pinggul dan lebar dada terebut. Peubah Pembeda Kuda Betina Tabel 11. Struktur peubah pembeda bangsa kuda Betina Variabel Ukuran Tubuh Faktor 1 (Ukuran) Tinggi Pundak 0.957 Tinggi Pinggul 0.960 Lebar Pinggul 0.876 Panjang Badan 0.914 Lingkar Dada 0.847 Dalam Dada 0.947 Lebar Dada 0.332
Faktor 2 (Bentuk) -0.106 -0.086 -0.099 -0.020 -0.080 0.046 0.942
Dari Tabel 11. diketahui peubah ukuran morfometrik yang memiliki pengaruh kuat yang membedakan kuda betina, dan peubah yang paling membedakan dari segi ukuran (Faktor 1) adalah tinggi pinggul (0.960), sedangkan dari segi bentuk (Faktor 2) adalah lebar dada (0.942). Pendugaan tersebut didasarkan pada tingginya nilai eigen dari tinggi pinggul dan lebar dada terebut. Peubah Pembeda Kuda Gabungan Tabel 12. Struktur peubah pembeda Variabel Ukuran Tubuh Tinggi Pundak Tinggi Pinggul Lebar Pinggul Panjang Badan Lingkar Dada Dalam Dada Lebar Dada
kuda Gabungan Faktor 1(Ukuran) 0.968 0.970 0.861 0.922 0.872 0.920 0.208
Faktor 2 (Bentuk) -0.053 -0.050 -0.079 -0.053 -0.004 0.018 0.977
Berdasarkan hasil dari metode Principal Component Analysis (PCA) di atas diketahui data pada variabel tinggi pundak, tinggi pinggul, lebar pinggul,
Universitas Sumatera Utara
27
panjang badan, lingkar dada, dan dalam dada, saling berkorelasi kuat, namun tidak berkorelasi kuat terhadap lebar dada, dan peubah yang paling membedakan dari segi ukuran (Faktor 1) adalah tinggi pinggul (0.970), sedangkan dari segi bentuk (Faktor 2) adalah lebar dada (0.977). Pendugaan tersebut didasarkan pada tingginya nilai eigen dari tinggi pinggul dan lebar dada tersebut. Analisis Gerombol Kuda Jantan
B E N T U K
UKURAN Gambar 2. Analisis gerombol kuda jantan Dari gambar 2. memperlihatkan kuda yang berada di Kab. Karo dan Tapanuli Utara mengelompok ke sebelah kanan, penyebaran kuda di Kab. Humbang Hasundutan dan Kab. Samosir berada di sisi kiri. Semakin rapatnya kerumunan menandakan bahwa adanya keseragaman ukuran morfometrik kuda dan semakin renggangnya kerumunan menandakan tingginya ketidakseragaman ukuran morfometrik kuda, dan dilihat dari ukuran morfometrik kuda di Kab. Karo dan Kab. Tapanuli Utara mempunyai ukuran yang seragam begitu juga dengan kuda yang ada di Kab. Humbang Hasundutan dan Kab. Samosir dan dilihat dari
Universitas Sumatera Utara
28
segi bentuk untuk setiap Kabupaten masih mempunyai bentuk yang simetris dan ideal. Table 13. Analisis Diskriminan Fisher Kuda Jantan Kabupaten Peubah Karo Humbahas Tapanuli Utara Tinggi Pundak (TP) 11.92 10.33 11.96 Tinggi Pinggul (TPi) 11.05 8.77 10.96 Lebar Pinggul (LPi) 7.28 6.18 7.04 Panjang Badan (PB) 8.83 7.53 8.73 Lingkar Dada (LiD) 2.92 2.82 2.85 Dalam Dada (DD) 6.58 5.24 6.58 -11.324 -9.27 -11.13 Lebar Dada (LeD) -2969 -2131 -2927
Samosir 10.16 8.38 6.09 7.47 2.91 4.99 -8.98 -2053
Berdasarkan Tabel 13. di atas menunjukkan bahwa nilai ketidakseragaman peubah tertinggi berasal dari Kab. Karo dan Kab. Samosir yaitu -2969 berbanding dengan -2053, dan nilai ketidakseragaman peubah yang terendah adalah di Kab. Karo -2929 dengan Kab. Tapanuli Utara -2927. Analisis Gerombol Kuda Betina Hasil analisis pada Gambar 3. memperlihatkan kuda yang berada di Kab. Karo dan Kab. Taput mengelompok ke sebelah kanan, penyebaran kuda di Kab. Humbahas dan Kab. Samosir berada di sisi kiri, dan dilihat dari ukuran morfometrik kuda di Kab. Karo dan Kab. Tapanuli Utara mempunyai ukuran yang seragam begitu juga dengan kuda yang ada di Kab. Humbang Hasundutan dan Kab. Samosir dan dilihat dari segi bentuk untuk setiap Kabupaten masih mempunyai bentuk yang simetris dan ideal. Semakin rapatnya kerumunan menandakan bahwa adanya keseragaman ukuran morfometri kuda. Semakin renggangnya kerumunan menandakan tingginya ketidakseragaman ukuran morfometri kuda di suatu Kabupaten maupun ukuran morfometri kuda antar Kabupaten.
Universitas Sumatera Utara
29
B E N T U K
UKURAN Gambar 3. Analisis gerombol kuda betina Tabel 14. Analisis Diskriminan Fisher Kuda Betina Kabupaten Humbahas Tapanuli Utara Peubah Karo Tinggi Pundak (TP) 13.74 11.97 13.64 Tinggi Pinggul (TPi) 14.24 12.14 14.24 Lebar Pinggul (LPi) 1.72 1.38 1.77 Panjang Badan (PB) 3.34 2.81 3.27 Lingkar Dada (LiD) 1.59 1.48 1.50 Dalam Dada (DD) 7.07 5.14 6.91 Lebar Dada (LeD) 1.21 2.11 1.70 -2849 -2097 -2817
Samosir 11.80 12.04 1.23 2.78 1.46 5.02 2.07 -2040
Berdasarkan Tabel 14. di atas menunjukkan bahwa nilai ketidakseragaman peubah tertinggi berasal dari Kab. Karo dan Kab. Samosir yaitu -2849 dengan -2040, dan nilai ketidakseragaman peubah yang terendah adalah di Kab. Karo -2849 dengan Kab. Tapanuli Utara -2817.
Universitas Sumatera Utara
30
Analisis Gerombol Kuda Gabungan Analisis gerombol kuda berdasarkan ukuran-ukuran tubuh yang menggambarkan pemisahan antar kuda ditampilkan pada Gambar 4. Afifi dan Clark (1996) menyatakan bahwa plot data hasil analisis diskriminan dapat digunakan untuk menggambarkan pemisahan maksimum yang mungkin terjadi antar kelompok yang diuji. Hasil analisis pada Gambar 4. memperlihatkan kuda yang berada di Kab. Karo dan Taput mengelompok ke sebelah kanan, dan kuda di Kab. Humbahas dan Kab. Samosir berada di sisi kiri. Semakin renggangnya kerumunan menandakan tingginya ketidakseragaman ukuran tubuh di suatu Kabupaten maupun ukuran tubuh kuda antar Kabupaten.
Keterangan Gambar : Ka= Karo Hu= Humbang Hasundutan Ta= Tapanuli Utara Sa= Samosir
Universitas Sumatera Utara
31
Kuda di Kab. Karo dan Kab. Tapanuli Utara memiliki kerumunan yang berdekatan, hal ini menunjukkan bahwa di kedua Kabupaten tersebut memiliki keseragaman ukuran peubah-peubah yang diamati. Kab. Humbang Hasundutan memiliki peta penyebaran yang berdekatan dengan Kab. Samosir, hasil ini menunjukkan bahwa pengukuran morfometrik kuda di antara Kabupaten ini menginterpretasikan adanya keseragaman ukuran yang berdekatan. Menurut Noor (2008) pada dasarnya keragaman fenotip merupakan keragaman yang dapat diamati disebabkan oleh adanya keragaman genetik dan keragaman lingkungan. Sumber keragaman lainnya adalah keragaman yang timbul akibat interaksi antar faktor genetik dengan faktor lingkungan. Faktor lain yang mampu menyebabkan terjadinya keragaman dan ketidakseragaman menurut Falconer dan Mackay (1996) adalah keragaman genetik dapat terjadi karena adanya proses mutasi akibat seleksi, perkawinan silang atau bencana alam yang dapat berakibat hilang atau hanyutnya gen. Tabel 15. Analisis diskriminan Fisher Kabupaten Peubah Karo Humbahas Tapanuli Utara Tinggi Pundak (TP) 11.48 9.94 11.41 Tinggi Pinggul (TPi) 12.01 9.99 11.99 Lebar Pinggul (LPi) 4.80 3.97 4.71 Panjang Badan (PB) 5.11 4.33 5.04 Lingkar Dada (LiD) 1.68 1.62 1.61 Dalam Dada (DD) 5.71 4.36 5.65 Lebar Dada (LeD) -3.98 -2.75 -3.64 -2618 -1899 -2584
Samosir 9.77 9.82 3.82 4.28 1.62 4.17 -2.62 -1835
Berdasarkan Tabel 15. di atas menunjukkan bahwa nilai ketidakseragaman peubah tertinggi berasal dari Kab. Karo dan Kab. Samosir yaitu -2618 berbanding dengan -1835, dan nilai ketidakseragaman peubah yang terendah adalah di Kab. Karo -2618 dengan Kab. Tapanuli Utara -2584. Menurut Hamdani
Universitas Sumatera Utara
32
(2005) variasi ukuran terjadi diantara spesies yang berbeda, bahkan pada spesies yang sama. Beberapa faktor yang membatasi ukuran dan bentuk pada hewan, diantaranya adalah keadaan genetik, suplai zat makanan dan toksisitas. Penentuan Estimasi Jarak Genetik Dan Dendogram Antar Kuda Nilai matriks jarak antar masing-masing kuda dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Matriks jarak genetik kuda Kabupaten Humbahas Humbahas 0.00 Karo 12.899 Samosir 1.315 Tapanuli Utara 11.240
Karo
Samosir
0.00 14.539 0.869
0.00 13.695
Tapanuli Utara
0.00
Berdasarkan matriks jarak di atas, diketahui jarak antara kuda di Kab.Karo dan kuda di Kab. Tapanuli Utara adalah 0.869, hasil ini menunjukkan bahwa kuda di kedua Kabupaten ini memiliki jarak genetik terdekat. Hal ini dimungkinkan karena telah terjadi persilangan luar antar kuda di kedua Kabupaten tersebut. Jarak genetik kuda di Kab. Karo dengan Kab. Samosir sebesar 14.539, hasil ini menyatakan bahwa kuda di kedua Kabupaten ini memiliki jarak genetik terjauh. Hal ini mungkin dikarenakan belum adanya persilangan luar antar kedua Kabupaten tersebut.
Gambar 5. Pohon Dendogram
Universitas Sumatera Utara
33
Dendogram menunjukkan bahwa kuda yang berada di Kab. Karo dan Kab. Tapanuli Utara memiliki hubungan kekerabatan yang dekat. Dapat disimpulkan, bila terjadi persilangan antara kuda di kedua Kabupaten ini, tidak akan memberikan perkembangan kuantitatif yang signifikan, hal ini dimungkinkan karena kecilnya peluang terjadinya heterosis (pengukuran kuantitatif rataan keunggulan anak terhadap rataan tetuanya) pada hasil persilangan antar keduanya kedepan. Kuda yang memiliki hubungan kekerabatan terjauh adalah kuda di Kab. Karo dengan kuda yang berada di Kab. Samosir, diperkirakan persilangan antar kuda di dua Kabupaten ini akan memberikan perkembangan kuantitatif yang signifikan, hal ini dimungkinkan karena lebih besar peluang terjadinya heterosis pada hasil persilangan antar keduanya kedepan.
Universitas Sumatera Utara
34
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari penelitian ini didapat bahwa pada setiap Kabupaten di Sumatera Utara memiliki ukuran morfometrik yang beragam, dan peubah pembeda yang paling membedakan kuda dari segi ukuran (Faktor 1) adalah tinggi pinggul dan dari segi bentuk (Faktor 2) adalah lebar dada. Koefisien keragaman tertinggi ditemukan pada kuda di Kab. Humbang Hasundutan dan yang terendah terdapat pada kuda di Kab. Taput. Jarak genetik kuda yang terdekat adalah kuda antar Kab. Karo dan Kab. Tapanuli Utara, dan kuda yang memiliki jarak genetik terjauh adalah kuda di Kab. Karo dengan Kab. Samosir. Berdasarkan hasil pengukuran morfometrik kuda pada penelitian ini dalam rangka untuk mendapatkan heterosis, diperkirakan perlu dilakukan persilangan antar kuda yang berada di Kab. Karo dengan kuda yang berada di Kab. Samosir. Namun demikian perlu dilakukan penelitian molekuler yang lebih terarah dan mendalam dimasa yang mendatang untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Saran Disarankan agar mendapatkan hasil persilangan yang baik maka untuk melakukan persilangan antar kuda harus yang hubungan kekerabatannya berjauhan seperti kuda yang ada di Kab. Karo dengan kuda yang berada di Kab. Samosir.
Universitas Sumatera Utara