30/04/2015
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
RENCANA DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2016
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musrenbangnas Tahun 2015 Jakarta, 29 April 2015
POKOK BAHASAN • • • • •
Landasan Hukum Tahapan Penyusunan Rancangan Awal RKP 2016 Trisakti dan Nawa Cita Rancangan Tema RKP 2016 Penjabaran Per Dimensi – Sasaran dan Arah Kebijakan – Highlight Kegiatan Prioritas Tahun 2015 dan 2016 2
slide -
1
30/04/2015
LANDASAN HUKUM •
PP 40/2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional Pasal 19 : – Rancangan Awal RKP memuat : • Rancangan kebijakan umum • Prioritas pembangunan nasional • Rancangan kerangka ekonomi makro • Rencana kerja dan pendanaannya – Rancangan pagu indikatif disusun oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional bersama-sama dengan Menteri Keuangan. – Rancangan Awal RKP dan rancangan pagu indikatif dibahas dalam Sidang Kabinet. – Hasil pembahasan Sidang Kabinet selanjutnya dituangkan ke dalam Surat Edaran Bersama antara Menteri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan, dan sebagai pedoman dalam penyusunan Renja-KL.
3
TAHAPAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKP 2016
DOKUMEN RKP Sidang Kabinet Musrenbang Nasional Musrenbang Provinsi Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) Pusat Tema RKP Prioritas Nasional
yang ditetapkan dengan Perpres
Pra Musrenbangnas Musrenbangnas Pasca Musrenbangnas
Disampaikan oleh Pemerintah kepada DPR
4
slide -
2
30/04/2015
VISI MISI PEMBANGUNAN 2015 – 2019 VISI PEMBANGUNAN NASIONAL untuk tahun 2015-2019 adalah:
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong" Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
5
9 AGENDA PRIORITAS – NAWA CITA 1.
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh Warga Negara.
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan.
2. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
slide -
Membangun tata kelola Pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Melakukan revolusi karakter bangsa.
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial.
6
3
30/04/2015
TRISAKTI •
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK 1. Membangun wibawa politik luar negeri dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global. 2. Menguatkan sistem pertahanan negara.
3. Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat. 4. Mewujudkan profesionalitas intelijen negara.
5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik. 6. Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi. 7. Memperkuat politik desentralisasi dan otda.
8. Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa.
9. Melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat adat.
10. Pemberdayaan Perempuan dalam politik dan pembangunan.
11. Mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan. 12. Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.
7
LANJUTAN... • BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI 1. Dedikasikan pembangunan kualitas SDM.
2. Membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan.
3. Mendedikasikan program untuk membangun daulat energi berbasis kepentingan nasional.
4. Untuk penguasaan SDA melalui 7 langkah & membangun regulasi mewajibkan CSR &/atau saham untuk masyarakat lokal/sekitar tambang, penguatan kapasitas pengusaha nasional (termasuk penambang rakyat) dalam pengelolaan tambang berkelanjutan. 5. Membangun pemberdayaan buruh.
6. Membangun sektor keuangan berbasis nasional. 7. Penguatan investasi domestik.
8. Membangun penguatan kapasitas fiskal negara. 9. Membangun infrastruktur.
10. Membangun ekonomi maritim. 11. Penguatan sektor kehutanan.
12. Membangun tata ruang dan lingkungan berkelanjutan. 13. Membangun perimbangan pembangunan kawasan. 14. Membangun karakter dan potensi wisata.
15. Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional. 16. Pengembangan industri manufaktur.
slide -
8
4
30/04/2015
LANJUTAN... • BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN 1. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sebagai pembentuk karakter bangsa. 2. Akan memperteguh kebhinekaan Indonesia dan memperkuat restorasi sosial. 3. Akan membangun jiwa bangsa melalui pemberdayaan pemuda dan olahraga.
9
TRISAKTI DAN NAWACITA VISI: TERWUJUDNYA INDONESIA YG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKERIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG 7 MISI Keamanan nasional yg mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dg mengamankan SD maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
Masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum.
Politik LN bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim
Akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberi rasa aman pada seluruh WN
Akan membangun Indonesia dari pinggiran dg memperkuat daerahdaerah dan desa dlm kerangka Negara Kesatuan
Akan menolak Negara lemah dengan melalukan reformasi sistem penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
Kualitas hidup manusian Indonesia yg tinggi, maju dan sejahtera
Bangsa berdaya saing
Indonesia menjadi negara maritim yg mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional
Masyarakat yg berkepribadian dalam kebudayaan.
NAWACITA – 9 agenda prioritas Akan membuat Pemerintah tidak absen dg membangun tata kelola Pem. yg bersih, efektif, demokratis dan terpercaya
BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK (12 program aksi) 1. Membangun wibawa politik LN dan mereposisi peran Indonesia dalam isu-isu global (4) 2. Menguatkan sistem pertahanan negara (4) 3. Membangun politik keamanan dan ketertiban masyarakat (8) 4. Mewujudkan profesionalitas intelijen negara (7)
slide -
5. Membangun keterbukaan informasi dan komunikasi publik (7) 6. Mereformasi sistem dan kelembagaan demokrasi (6) 7. Memperkuat politik desentralisasi dan otda (11) 8. Mendedikasikan diri untuk memberdayakan desa (8)
9. Melindungi dan memajukan hakhak masyarakat adat (6) 10. Pemberdayaan Perempuan dalam politik dan pembangunan (7) 11. Mewujudkan sistem dan penegakan hukum yang berkeadilan (42) 12. Menjalankan reformasi birokrasi dan pelayanan publik (5)
Akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui: Indonesia Pintar, Indonesia Sehat, Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera
Akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional
BERDIKARI DALAM BIDANG EKONOMI (16 program aksi) 1. Dedikasikan pembangunan kualitas SDM 2. Membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan 3. Mendedikasikan program untuk membangun daulat energi berbasis kepentingan nasional 4. Untuk penguasaan SDA melalui 7 langkah & membangun regulasi mewajibkan CSR &/atau saham u/ masyarakat lokal/ sekitar tambang, penguatan kapasitas pengusaha nasional (termsuk penambang rakyat) dlm pengelolaan tambang berkelanjutan.
5. Membangun pemberdayaan buruh 6. Membangun sektor keuangan berbasis nasional 7. Penguatan investasi domestik 8. Membangun penguatan kapasitas fiskal negara 9. Membangun infrastruktur
10. Membangun ekonomi maritim 11. Penguatan sektor kehutanan 12. Membangun tata ruang dan lingkungan berkelanjutan 13.Membangun perimbangan pembangunan kawasan 14.Membangun karakter dan potensi wisata 15.Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional 16.Pengembangan industri manufaktur
Akan mewujudkan kemandirian ekonomi dg menggerakkan sektorsektor strategis ekonomi domestik
Akan melakukan revolusi karakter bangsa
Akan memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial.
BERKEPRIBADIAN DALAM BIDANG KEBUDAYAAN (3 program aksi) 1. Berkomitmen mewujudkan pendidikan sbg pembentuk karakter bangsa
2. Akan memperteguh kebhinekaan Indonesia dan memperkuat restorasi sosial
3. Akan membangun jiwa bangsa melalui pemberdayaan pemuda dan olahraga
10
5
30/04/2015
RANCANGAN TEMA RKP 2016
RKP 2015*)
RKP 2016
RKP 2017
RKP 2018
RKP 2019
MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2017
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2018
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019
*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015
11
LANJUTAN... “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”
slide -
Permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik.
Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas.
Pembangunan berkualitas : Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasaran kelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang meningkatkan pemerataan.
12
6
30/04/2015
SASARAN EKONOMI
Indikator EKONOMI MAKRO Pertumbuhan ekonomi Inflasi
Tingkat Kemiskinan
Rasio Pajak (Tax Ratio) tahun
dasar 2010 Tingkat Pengangguran Terbuka
2014* (Baseline)
2015
2016
5,1%
11,25% **
5,7
6,6
9,5-10,5
9,0-10,0
7-8%
5,94%
5,5-5,8
5,2-5,5
4-5%
7,3%
11,4%
5,0
12,6%
4,0
13,3%
2019 8%
3,5% 16%
13
FAKTOR PENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI
14
slide -
7
30/04/2015
TARGET PERTUMBUHAN EKSPOR • •
Pertumbuhan ekspor produk non-migas sebesar 9,9 persen atau menjadi sebesar USD 173,25 miliar. Rasio ekspor jasa terhadap PDB sebesar 2,8 persen.
Sebaran Target Ekspor Berdasarkan Wilayah Tahun 2016
15
TARGET REALISASI INVESTASI NASIONAL DAN BERDASARKAN WILAYAH
16
slide -
8
30/04/2015
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
17
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Pendidikan
Indikator
2016
2019
8,1 (tahun)
8,5 (tahun)
8,8 (tahun)
Prodi Perguruan Tinggi Minimal Terakreditasi B Persentase SD/MI berakreditasi minimal B
50,4% (2013) 68,7%
58,8%
68,4 %
Persentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B
48,2%
Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
Persentase SMP/MT berakreditasi minimal B
Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B
Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
94,1%
62,5% 73,5%
0,84 (2013)
Pendidikan Anak Usia Dini
0,57 (2013)
Angka Partisipasi PAUD
66,81
Pendidikan Dasar
Angka Partisipasi Murni SD/MI
91,28
95,1% 76,5% 71,8% 79,1% 56,6% 0,87 0,58
70,85 91,79
96,1 % 84,2 % 81,0 % 84,6%
65,0 % 0,90 0,60
77,23 94,78
Angka Partisipasi Kasar SD/ MI/ SDLB/ Paket A
111,04
111,14
114,09
Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B
101,57
104,47
106,94
Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK
55,26
60,84
67,48
28,51
31,31
36,73
Angka Partisipasi Murni SMP/MTs Pendidikan Menengah
Angka Partisipasi Kasar SMA/ MA/ SMK/ Paket C
Pendidikan Tinggi
Angka Partisipasi Kasar PT
slide -
2014 (Baseline)
Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun
79,42
79,22
80,87
85,51
82,02
91,63
Arah Kebijakan 1. Melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas. 2. Memperluas dan meningkatkan pemerataan pendidikan menengah yang berkualitas. 3. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD). 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran. 5. Meningkatkan relevansi pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja. 6. Meningkatkan kualitas, pengelolaan dan penempatan guru, serta jaminan hidup dan fasilitas pengembangan keilmuan dan karir bagi guru di daerah khusus. 7. Meningkatkan pemerataan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi.
18
9
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Arah Kebijakan
Pembangunan Kesehatan
Status Awal
2016
2019
a. Persentase Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (Pf)
70,4
77
85
c. Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1)
71,3
70
90
-
50
95
No 1
Indikator
Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak
b. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4) 2
Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
a. Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
3
b. Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK) yang mendapatkan PMT Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
4
b. Prevalensi HIV (persen)
Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas terakreditasi
b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi c. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
70,4
70,4 297 (2013) 0,46 (2013)
74
77 271
80
85 245
<0,5
<0,5
0
700
5.600
1.015
2000
5.600
-
80
95
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas 6. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas 7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 8. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 19
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Pembangunan Perumahan, Air Minum dan Sanitasi INDIKATOR
Akses Air Minum Layak
2014 (BASELINE) 70%
Akses Sanitasi Layak
60,9%
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
38.431 Ha
Arah Kebijakan
2016
2019
70% akses 4 K 7% Akses Dasar
100%
38.431 Ha
0 Ha
66,3% akses layak 11% akses dasar
100%
1.
2.
3. 4. 5.
Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen asset Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi
20
slide -
10
30/04/2015
PENGUATAN RUMAH SAKIT RUJUKAN TAHUN 2015
21
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2015 NO 1
KEGIATAN Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat khususnya KIS
SASARAN a.l: KIS 99,6 Juta orang
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Untuk Puskesmas - 9.865 Puskesmas
K/L Kementerian Kesehatan
Penyediaan obat dan vaksin di puskesmas sebesar 78 % ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas
2
Pembangunan Kependudukan dan KB
3
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat melalui Kesempatan Kerja
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi sebesar 73 % ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4) dan 77% persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
Persentase PUS, WUS, remaja dan keluarga yang mendapatkan informasi program KKBPK melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang, terutama media lini bawah (poster, leaflet, lembar balik, banner, media tradisional) dari 76% menjadi 78%
BKKBN
Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja sebanyak 74.000 org
22
slide -
11
30/04/2015
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TAHUN 2015 NO 1.
KEGIATAN Program Indonesia Pintar
SASARAN a.l:
K/L
Pemberian bantuan pendidikan bagi siswa dari keluarga miskin (KIP) - 10.685.614 Siswa SD - 4.694.968 Siswa SMP - 1.692.559 Siswa SMA - 2.154.167 Siswa SMK
Kemendikbud
Penyediaan dan Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tendik yang Kompeten Untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah - 1.572.250 Guru jenjang pendidikan dasar yang berkualifikasi akademik minimal S1/D4, - 107.328 PTK Dikdas (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Profesi, - 92.464 PTK Dikdas (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Khusus, - 243.725 PTK Dikdas (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Fungsional, - 375.463 PTK Dikdas yang terfasilitasi peningkatan karirnya, - 9.067 Guru SM yang memenuhi kualifikasi minimal S1/D4, - 86.223 PTK Dikmen (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Profesi, - 7.116 PTK Dikmen (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Khusus, - 19.394 PTK Dikmen (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Fungsional.
Kemendikbud
- 826.467 Siswa MI - 773.491 Siswa MTs - 356.429 Siswa MA/MAK
Kemenag
23
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN PERUMAHAN TAHUN 2015
24
slide -
12
30/04/2015
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN PERUMAHAN TAHUN 2015 NO 1 2 3
PROGRAM
SASARAN a.l:
K/L
Peningkatan kualitas permukiman di daerah perkotaan
5.765 Ha kawasan kumuh perkotaan
KemenPU & Pera
Pendayagunaan sumber pembiayaan perumahan
7,5% pinjaman likuiditas; 15 % sekuritisasi aset KPR
KemenPU & Pera
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
9.350 unit sarusun yang dilengkapi dengan PSU pendukungnya terbangun
KemenPU & Pera
25
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN MENTAL DAN KARAKTER BANGSA TAHUN 2016 KEGIATAN
K/L
Semua jenjang pendidikan
Kemdikbud, Kemenag
Peningkatan kualitas guru sebagai figur teladan
Seluruh guru
Kemdikbud, Kemenag
Pengembangan kurikulum yang memuat pendidikan karakter Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat
Penguatan Kesadaran HAM Masyarakat dan Aparatur Negara
Pembentukan sistem politik berintegritas pada penyelenggara Pemilu, peserta atau kandidat, dan pemilih Inovasi dan Sistem Informasi Pelayanan Publik
Pembinaan dan Pengelolaan Penyelenggaraan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Penghargaan Tokoh Inspiratif Bidang Kebudayaan Peningkatan Sensor Film
Pemanfaatan Modal Sosial dan Modal Budaya
Peningkatan pengawasan persaingan usaha
Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan perlindungan konsumen
slide -
SASARAN a.l
Pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler
Seluruh peserta didik 300 desa
Aparatur negara dan masyarakat yang memperoleh pendidikan pelatihan (ToT) HAM 20 lembaga
400 inovasi
39 juta KL Produksi BBM 24,41 juta ton Produksi kilang LPG 25,5 Produksi LNG (MMTPA)
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Budaya 46.200 produk film
Keluarga dan Kelembagaan Sosial Masyarakat
Menguatnya internalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat di kalangan pelaku ekonomi, pemerintah, dan masyarakat
Meningkatnya kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri dan tingginya tingkat keberdayaan konsumen
Kemdikbud, Kemenag Kementerian Hukum dan HAM Komisi Nasional HAM KPK
Kementerian PAN dan RB Kementerian ESDM Kemdikbud Kemdikbud Kemsos
KPPU
Kemendag
26
13
30/04/2015
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
27
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan INDIKATOR
2014 (baseline)
2016
2019
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan - Produksi padi (juta ton)
70,6
75,3
82,0
0,92
1,4
2,6
- Produksi jagung (juta ton)
19,13
- Produksi daging sapi (ribu ton)
452,7
- Produksi kedelai (juta ton) - Produksi gula (juta ton)
- Produksi ikan (juta ton)
2,6
12,4
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi: - Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi air permukaan , air tanah dan rawa (juta ha)
- Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air tanah dan rawa (juta ha) - Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak (ribu ha) - Pembangunan waduk)*
* Kumulatif 5 tahun
slide -
21,0 2,8
506,2 14,8
24,1 3,8
755,1 18,8
8,9
9,89
9,89
2,71
5,71
3,01
189,75 21
304,75
8 waduk baru dan rehabilitasi 3 Waduk
304,75 49
ARAH KEBIJAKAN 1. peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai untuk
mencapai swasembada dan peningkatan produksi protein hewani daging dan Gula : (i) pencetakan sawah baru 200 ribu ha; (ii) perluasan areal tanam dan penerapan pengelolaan tanaman terpadu kedelai 800 ribu ha; (iii) penyaluran bantuan budidaya padi dan jagung 500 ribu ha; (iv) pengadaan alat dan mesin pertanian 7.308 unit; (v) pengembangan 10 agroscience park dan 20 agrotechno park; (vi) penyaluran bantuan/subsidi pupuk; pengembangan 20 kawasan sentra perikanan; pengembangan pelabuhan perikanan; (vii) pengembangan jaringan irigasi di tingkat usaha tani 500 ribu ha, pembangunan layanan irigasi dan rehabilitasi irigasi 635 ribu ha, pembangunan 29 waduk. 2. Stabilisasi harga dan pasokan pangan : (i) penyediaan cadangan beras pemerintah; (ii) pemantauan dan pengendalian harga pangan; (iii) pengendalian impor pangan melalui penegakan regulasi; (iv) peningkatan akses masyarakat terhadap pangan (Raskin). 3. Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat : (i) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di 4.600 desa; (ii) penguatan pengawasan keamanan pangan; (iii) pengembangan kawasan mandiri pangan; (iv) promosi, advokasi dan kampanye untuk konsumsi ikan. 4. Penanganan Gangguan Ketahanan Pangan : (i) pengembangan asuransi pertanian; (ii) pengembangan benih yang adaptif terhadap perubahan iklim; (iii) pengendalian organisme penggangu tanaman dan penyakit hewan; (iv) penyaluran bantuan pangan pada saat terjadi bencana alam.
28
14
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Energi INDIKATOR
Rasio Elektrifikasi
Konsumsi Listrik Perkapita
Peningkatan Produksi SD Energi: - Minyak Bumi (ribu BM/hari) - Gas Bumi (ribu SBM/hari) - Batubara (juta Ton)
Penggunaan DN (DMO): - Gas Bumi DN - Batubara DN
FSRU/Regasifikasi/Receiving Terminal (unit) Jaringan Pipa Gas (km)
Pembangunan SPBG (unit)
Jaringan Gas Kota (sambungan rumah)
ARAH KEBIJAKAN 2014 (baseline)
2016
2019*
81,5%
91,09%
96,6%
843 KWh
1.200 KWh
1.058 KWh
818
880
700
1.224
1.150
1.295
53%
61%
64%
2
2
7
421
24%
419
400
26%
60%
11.960
15.330
18.322
188 ribu
121 ribu
1,1 jt
40
30
118
Pembangunan Kilang Baru PMC/EPC** 1 (unit) * Dengan badan usaha ** Project Management Consultant/Engineering Procurement Contractor
1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas, dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR, pengembangan gas non konvensional (shale gas dan CBM). 2. Meningkatkan cadangan penyangga dan operasional energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi. 3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati. 4. Meningkatkan aksesibilitas: (i) mendorong penggunaan SD energi untuk penggunaan setempat; (ii) pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG. 5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i) pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan untuk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii) peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO). 6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih transparan dan tepat sasaran. 7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA (kelistrikan).
29
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Maritim dan Kelautan INDIKATOR
2014 (BASELINE)
2016
2019
500 (tahap validasi pembakuan nama pulau kecil)
17.466 (Selesai th 2017)
Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau kecil ke PBB
Penyelesaian batas maritim antar negara
13.466 1 negara
35 kali perundingan
Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar • Meningkatnya ketaatan pelaku perikanan
Membangun Konektivitas Nasional: Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut Pengembangan pelabuhan penyeberangan
Pembangunan kapal perintis
52% -210
Pengembangan pelabuhan perikanan Peningkatan luas kawasan konservasi laut/perairan
slide -
--
48 (pembangunan/ penyelesaian pelabuhan baru
87% 24 270
69 unit
104 unit
22,4
29,51 juta ton
40-50
15,7 juta ha
17,1 juta ha
50 unit
Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan Produksi hasil perikanan (juta ton )
71%
9 negara
21 unit
22 unit
24 unit
20 juta ha
ARAH KEBIJAKAN 1. Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar 200 mil laut, serta penamaan pulau2 dan pendaftarannya; 2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;
3. Penguatan lembaga pengawasan laut;
4. Peningkatan Koordinasi Dalam Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana; 5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi multimoda;
6. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan; 7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;
8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut;
9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta penguatan SDM dan IPTEK kelautan; 10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan serta masyarakat pesisir
30
15
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN ARAH KEBIJAKAN
Pariwisata dan Industri
2014 (Baseline)
2016
2019
9 juta
13 juta
20 juta
Wisatawan Nusantara (Kunjungan)
250 juta
263 juta
275 juta
Devisa (triliun rupiah)
120
169
260
4,6
6,9
8.6
INDIKATOR
Pariwisata Wisatawan Mancanegara (Orang)
Industri Sasaran Pertumbuhan: Industri (%)
Kontribusi dalam PDB Penambahan jumlah Industri skala menengah dan besar * Kumulatif 5 tahun
21,0% -
21,3%
21,6%
-
9.000 unit*
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan manca negara dan mendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri 3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk / jasa pariwisata nasional di setiap destinasi periwisata yang menjdai fokus pemasaran 4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata: membangun sumber daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional 5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau Jawa 6. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
31
HIGHLIGHT KEDAULATAN PANGAN TAHUN 2015
32
slide -
16
30/04/2015
HIGHLIGHT KEDAULATAN PANGAN TAHUN 2015 KEGIATAN
SASARAN a.l:
K/L
Peningkatan Produksi padi, jagung, kedelai, daging sapi, gula, cabai dan bawang merah
• • • • • • •
Perluasan areal tanam dan penerapan pengelolaan tanaman terpadi kedelai 800 ribu ha Penyaluran bantuan budidaya padi dan jagung 500 ribu ha Penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian 7.308 unit Penyaluran subsidi pupuk Pengembangan areal tanaman tebu 40 ribu ha Pengembangan bibit ternak potong 500 ribu ekor Pengembangan kawasan cabai dan bawang merah 4.600 ha
Kementan
Peningkatan Produksi Ikan dan Garam
• • • •
Pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan 22 unit Pembangunan kapal ikan > 30 GT 35 unit dan 10-30 GT 237 unit Pengembangan perbenihan 540 unit dan benih induk unggul Pembangunan sarana dan prasarana budidaya air tawar, air payau, mina politan dan tambak Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha garam
KKP
Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air di tingkat usaha tani, termasuk didalamnya perbaikan irigasi 500 ribu ha Pengembangan dan reahabiliatsi jaringan irigasi, air tanah, rawa dan tambak 236 ribu ha Pembangunan waduk 29 buah Rehabilitasi layanan jaringan irigasi permukaan 322 ribu ha Pembangunan gudang dan fasilitas pengolahan hasil pertanian 392 unit
Kementan
•
Perluasan sawah baru
•
Pembangunan infrastruktur pertanian
• • • • •
Pembangunan Desa Mandiri benih
• •
Perluasan pertanian lahan kering di luar Jawa dan Bali
•
Pengembangan Pertanian Organik
•
Pembangunan pasar tradisional
•
•
Pencetakan areal sawah baru 200 ribu ha
Pemantapan pembangunan 1.000 desa mandiri benih (sudah dimulai tahun 2015) Pengawasan dan sertifikasi benih
Perluasan tanaman hortikultura, perkebunan dan tanaman hijau makanan ternak di lahan kering 250 ribu ha
Pengembangan pertanian organik berbasis tanaman buah, sayur, dan perkebunan 75 dea Pengembangan System Rice of Intensification (SRI) 250 ribu ha Pembangunan pasar tradisional tipe A & B 220 unit
Kementan Kemen PU & PR Kemen PU & PR Kemen PU & PR Kementan Kementan Kementan Kementan Kementan
Kemendag
33
HIGHLIGHT KEDAULATAN PANGAN TAHUN 2015
34
slide -
17
30/04/2015
HIGHLIGHT KETAHANAN ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN 2016 KEGIATAN Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Peningkatan akses energi dan tenaga listrik
Pengalihan transportasi berbasis BBM ke gas
SASARAN a.l
K/L
- Peningkatan kapasitas pembangkit EBT yang bersumber dari panas bumi: 1.713 MW, bioenergi: 2.069 MW, air: 9.250 MW, surya: 92,20 MW, dan angin: 11,17 MW - Peningkatan bauran energi primer dari energi baru dan terbarukan menjadi 11% - Peningkatan kapasitas produksi biofuel sebesar 6,48 juta KL
KESDM
Migrasi BBM ke BBG untuk angkutan umum penumpang dan truk - Pembangunan SPBG 2 unit (APBN) dan 28 unit (non APBN) - PMC/EPC 1 kilang mini LNG dan 8 LCNG station
KESDM
‐ Terwujudnya konversi BBM ke BBG bagi kapal perikanan: 2.750
KKP
Penyediaan kapasitas terpasang infrastruktur pengolahan migas - Kilang minyak: 1,2 ribu bcd - Kilang LPG: 4,6 MTPA - Kilang LNG: 44 MTPA - Kilang hasil olahan: 27,4 (ribu bcpd) Jaringan gas bumi - Jargas kota 121 ribu sambungan rumah - Fasilitasi pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas menjadi 15.330 km Ketenagalistrikan - Rasio elektrifikasi: 91,09% - Konsumsi listrik perkapita: 1.058 KWh
KESDM
‐ Realokasi subsidi solar ke gas untuk nelayan: 150.000
KESDM
35
HIGHLIGHT KEMARITIMAN DAN KELAUTAN TAHUN 2015
36
slide -
18
30/04/2015
HIGHLIGHT KEMARITIMAN DAN KELAUTAN TAHUN 2015 KEGIATAN
SASARAN a.l
Perkuatan konektivitas armada dan jaringan pelayaran nasional Pembangunan 100 sentra perikanan sebagai tempat pelelangan ikan terpadu dan pembangunan 24 pelabuhan strategis Pemberantasan Illegal, Unregulated and Unreported fishing (IUU) Mengurangi intensitas penangkapan di kawasan overfishing sesuai batas kelestarian
Penguatan keamanan laut, daerah perbatasan dan pengamanan SDA dan ZEE
Kawasan konservasi perairan berkelanjutan Rehabilitasi kerusakan lingkungan pesisir
K/L
‐ Jumlah trayek perintis dan PSO 102 (trayek) ‐ pelabuhan yang dilayani angkutan laut peti kemas dalam negeri 79 (pelabuhan) ‐ Pengadaan kapal barang perintis 69 (kapal) ‐ Armada angkatan laut nasional 15.372 (armada) ‐ Subsidi angkutan laut perintis 113 (trayek)
Kementerian Perhubungan
‐ Pembangunan dan pengoperasian 22 cold storage di sentra perikanan ‐ pengembangan 20 pelabuhan perikanan di lokasi sentra perikanan terpadu ‐ Pembangunan sentra perikanan mutu terpadu 18 (lokasi) ‐ pengembangan sarana informasi mendukung Sistem Informasi Nelayan di 20 lokasi
KKP
‐ Operasi kapal pengawas kegiatan IUU Fishing dan kegiatan yang merusak SDKP di WPP – NRI wilayah barat 280 hari (16 kapal) dan timur 280 hari (16 Kapal) ‐ Pengadaan kapal pengawas perikanan ‐ Operasi keamanan laut secara terintegrasi ‐ Pengelolaan 20 pulau-pulau kecil terluar (PPKT) berpenduduk dan 20 PPKT tidak berpenduduk
KKP, Bakamla
‐ Penambahan 600.000 ha kawasan konservasi perairan (sehingga menjadi 17,1 juta ha) ‐ Rehabilitasi kawasan pesisir (3 juta batang bakau)
KKP 37
HIGHLIGHT PARIWISATA TAHUN 2015
38
slide -
19
30/04/2015
HIGHLIGHT PARIWISATA DAN INDUSTRI TAHUN 2016 KEGIATAN Percepatan Pembangunan Akses Transportasi
Peningkatan Infrastruktur Pengembangan Budaya Lokal
Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Eco Tourism
Percepatan Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Pariwisata
Peningkatan Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Kualitas SDM Lokal/Sekitar Obyek Pariwisata
Percepatan Pembangunan Akses Informasi dan Komunikasi
SASARAN a.l
K/L
‐ Jumlah trayek perintis dan PSO 102 (trayek) ‐ pelabuhan yang dilayani angkutan laut peti kemas dalam negeri 79 (pelabuhan) ‐ Pengadaan kapal barang perintis 69 (kapal) ‐ Armada angkatan laut nasional 15.372 (armada) ‐ Subsidi angkutan laut perintis 113 (trayek)
Kementerian Perhubungan
10 destinasi wisata alam dan buatan yang dikembangkan
Kementerian Pariwisata
10 destinasi wisata budaya yang dikembangkan
Kementerian Pariwisata
Pembinaan karakter pelaku usaha dan pekerja jasa pariwisata di 5 lokasi
Kementerian Pariwisata
5000 masyarakat yang menjadi sadar wisata
25000 tenaga kerja di sektor pariwisata yang disertifikasi • • • • • •
43 Publikasi di Media Elektronik 68 Publikasi di Media Cetak 30 Publikasi di Media Digital 20 Publikasi di Media Elektronik 15 Publikasi di Media Cetak 11 Publikasi di Media Digital
Kementerian Pariwisata Kementerian Pariwisata Kementerian Pariwisata Kementerian Pariwisata/Kominfo
39
LANJUTAN… KEGIATAN
K/L
• Pengembangan 2 WPPI di Sumatera dan Kalimantan • Pengembangan 10 KPI di Sumatera dan Kalimantan
Kementerian Perindustrian
Revitalisasi & Penumbuhan Industri Tekstil dan Aneka
120 Perusahaan Industri Tekstil dan Aneka yang Direvitalisasi
Kementerian Perindustrian
Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah II
Revitalisasi & Penumbuhan Industri Kimia Hilir
Revitalisasi & Penumbuhan Industri Kimia Dasar Revitalisasi & Penumbuhan Industri Material Dasar Logam Revitalisasi & Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat
Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika Pengembangan Industri Hijau
slide -
SASARAN a.l
Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I
• Pengembangan 2 WPPI di Jawa dan Bali • Pengembangan 10 KPI di Jawa dan Bali
• 18 Standar Produk (RSNI/SNI Wajib) • Pengembangan 3 komoditi Industri Kimia Hilir
• 1 pabrik pupuk NPK di Aceh kapasitas 100.000 ton/tahun • 3 klaster industri petrokimia Pembangunan 1 Industri Pengolah Hasil Tambang Mineral menjadi Produk dan Jasa Industri • 3 komoditas industri Hasil Hutan dan Perkebunan • 2 komoditas industri oleokimia dan kemurgi
6 Standarisasi Bidang Industri Alat Transportasi Darat Pembangunan 5 ICT Center
125 industri yang mengikuti expo produk-produk industri hijau di dalam dan luar negeri
Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian
40
20
30/04/2015
DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
41
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN DIMENSI PEMERATAAN INDIKATOR
2014 (Baseline)
2016
SASARAN
2019
Perlindungan sosial bagi Penduduk Kurang Mampu (40% penduduk termiskin) Kepemilikan Jaminan Kesehatan
86%
96,2%
100%
Akses thd Pelayanan Keuangan
4,2%
11,88%
25%
Akses Pangan Bernutrisi
60%
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
60%
100%
Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga yang ditandai dengan meningkatnya keterampilan kerja/usaha, tersedianya alternatif usaha/kerja sebagai sumber penghidupan, tersedianya sarana prasarana pendukung ekonomi, meningkatnya akses pasar bagi pengembangan usaha mikro/kecil Peningkatan daya saing tenaga kerja Penyediaan lapangan kerja (20152019) Persentase tenaga kerja formal
> 2 juta 40,5%
44,2%
29,5 juta
42,6 juta
62,4 juta
1.921.283* 576.887*
807.257 122.338
3.552.950** 2.280.764**
5,0%
15%
25,0%
Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan (akumulatif) Pekerja formal
Pekerja Informal
Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja Jumlah pelatihan Jumlah sertifikasi
Jumlah tenaga kerja keahlian menengah yang kompeten
Kinerja lembaga pelatihan milik negara menjadi berbasis kompetensi
slide -
10 juta (rata-rata 2 juta/thn)
--
30,0%
3,2 juta
35%
51,0%
12,3 juta
42,0%
Menurunnya tingkat kemiskinan menjadi 9,0%-10,0 persen dan pengangguran terbuka menjadi 5,2%-5,5% di tahun 2016.
ARAH KEBIJAKAN 1. Membangun landasan yang kuat agar ekonomi tumbuh menghasilkan kesempatan kerja yang berkualitas • Memperluas industri manufaktur untuk memperluas lapangan kerja baru berkualitas • Dukungan regulasi yang mendorong iklim investasi • Memperkuat daya saing tenaga kerja dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis 2. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif • Penataan asistensi sosial, melalui perluasan cakupan, manfaat, dan perbaikan desain Program Keluarga Harapan (PKH), termasuk inovasi penyaluran menggunakan uang elektronik (UNIK). • Perluasan cakupan SJSN bagi penduduk rentan dan pekerja informal. • Pelaksanaan RAN hak asasi manusia untuk penyandang disabilitas dan lanjut usia. • Penguatan kelembagaan sosial, termasuk pengembangan sistem layanan dan rujukan terpadu. 3. Perluasan dan peningkatan pelayanan dasar • Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan sarana pelayanan dasar • Peningkatan jangkauan layanan dasar • Pengembangan dan penguatan sistem monev terkait penyediaan layanan dasar 4. Pengembangan penghidupan berkelanjutan • Meningkatkan akses permodalan dan layanan keuangan melalui penguatan sistem layanan keuangan mikro • Meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran • Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian, dan perlindungan usaha • Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan
*2011-2014 **2015-2019
42
21
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH 2014 (Baseline)
Indikator
2016
ARAH KEBIJAKAN
2019
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk permukiman transmigrasi sesuai dengan kondisi geografis Desa. 2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi. 3. Pembangunan sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan. 4. Pengembangan komunitas teknologi perdesaan. 5. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keber-dayaan, dan pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi 6. Penguatan Pemerintahan Desa 7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi. 8. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota.
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan a. b.
--
Penurunan desa tertinggal
--
Peningkatan desa mandiri
s.d. 5,000 desa tertinggal paling sedikit 2,000 desa
1000 400
Pengembangan Kawasan Perbatasan a.
b.
Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN) Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan
3 (111 lokasi prioritas)
10 PKSN (100 lokasi prioritas)*
10 PKSN (187 lokasi prioritas)
12 pulaupulau kecil terluar berpenduduk
10 pulau kecil terluar/ terdepan
92 pulau kecil terluar/ terdepan
Pengembangan Kawasan Perbatasan 1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. 2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan melalui peningkatan penyediaan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi, akses infrastruktur.
* 50 Lokpri penanganan tahun 2016, 50 Lokpri lanjutan dari tahun 2015
43
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH Indikator
2014 (Baseline)
2016
2019
7,1% *)
7,02 %
7,24%
68,46**)
68,49**)
69,59**)
Pembangunan Daerah Tertinggal c.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal
e.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal
d.
Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal
16,64%
15,42%
14,0%
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa a. b. c.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa Kawasan Industri
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
7
n.a.
7
12
14***)
4
4
4
*) rata-rata 2010-2014 **) Dengan perhitungan Metode Baru ***) di Pulau Jawa ada 1 KEK (KEK Tanjung Lesung)
slide -
14
ARAH KEBIJAKAN Pengembangan Daerah Tertinggal 1. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan 2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik. 3. Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung SDM yang berkualitas. 4. Pembangunan infrastruktur./konektivitas. Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa 1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah, melalui percepatan Industrialisasi/hilirisasi pengolahan SDA (a) menciptakan nilai tambah; (b) menciptakan kesempatan kerja baru, terutama industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan pariwisa. 2. Percepatan pembangunan konektivitas/ infrastruktur 3. Pengembangan SDM dan IPTEK 4. Pengembangan regulasi dan kebijakan 5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usdaha a.l: Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP);dan pemberian insentif fiskal dan non fiskal .
44
22
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH 2014 (Baseline) Pembangunan Kawasan Perkotaan Indikator
a. b.
c.
d.
Pembangunan Metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN dan Pusat Investasi Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa
2016
2019
2
2+ 5(usulan baru)
43 kota belum optimal perannya
5
20 dioptimalk an perannya
--
7 pusat pertumb uhan baru
39 pusat pertumbuh an yang diperkuat
2
Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Pembangunan 10 Kota Baru Publik
--
2 Kota baru
ARAH KEBIJAKAN 1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional.
2. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni. 3. Pembangunan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana.
4. Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal. 5. Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan.
10 Kota Baru
45
HIGHLIGHT PENGURANGAN KESENJANGAN ANTAR WILAYAH Sasaran Pokok Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah
Peran Wilayah dalam Pembentukan PDB Nasional
o o o o o o
Sumatera Jawa
Bali – Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi
Maluku - Papua
Baseline 2014
2016
2013
Proyeksi 2016
Proyeksi 2019
58,0
57,4
55,1
23,8 2,5 8,7 4,8 2,2
24,0 2,5 8,9 4,9 2,3
2019
24,6 2,6 9,6 5,2 2,9
Keterangan : Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 8% di tahun 2019 Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000. Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
46
slide -
23
30/04/2015
HIGHLIGHT PEMERATAAN ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN TAHUN 2016 KEGIATAN
SASARAN a.l
Pengembangan Standardisasi Kompetensi Kerja dan Program Pelatihan
• 50 SKK yang ditetapkan • 79.772 tenaga kerja mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi • 13.750 jumlah lulusan pelatihan yang mendapat sertiikat kompetensi • 15.000 masyarakat kurang mampu mengikuti pelatihan kewirausahaan, keterampilan dan keahlian
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
• 7 Propinsi dan 50 Kabupaten/ Kota memberi pelayanan pekerja migran
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pembinaan Penempatan dan Perlindungan TKI Luar Negeri
Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat)
Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan dan Perkotaan
Peningkatan keterampilan dan akses pada pembiayaan Penguatan kapasitas usaha, kualitas produk, dan akses pasar
Penyediaan dan Pengembangan Statistik Ketahanan Sosial
K/L
• 100 lembaga pelatihan yang terakreditasi
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
• 3.500.000 Keluarga Sangat Miskin (KSM) yang mendapatkan bantuan tunai PKH
KEMENTERIAN SOSIAL
• 247.251 keluarga fakir miskin mendapatkan stimulan usaha ekonomi produktif melaui KUBE
KEMENTERIAN SOSIAL
• Diklat bagi 25.000 usaha mikro • Pendampingan 27.520 usaha mikro mengakses KUR • 3.400 wirausaha baru mengakses start-up capital
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
• Penguatan sistem bisnis 160 koperasi/ sentra usaha mikro • Fasilitasi standardisasi mutu dan sertifikasi produk bagi 1.000 UMKM dan koperasi • Penataan 1.000 PKL • Fasilitasi kemitraan bagi 1.200 UMKM dan koperasi
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
• 2 publikasi/laporan statistik ketahanan sosial; • Metode Pengukuran Data Kemiskinan yang disempurnakan
BADAN PUSAT STATISTIK
47
HIGHLIGHT PEMERATAAN ANTAR WILAYAH TAHUN 2016 KEGIATAN Pengurangan Overhead Cost untuk dialokasikan ke pelayanan publik
Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bandar Udara di Kawasan Perbatasan Penyelenggaraan Pembangunan dan Peningkatan Kapasitas Jalan Strategis di Kawasan Perbatasan
Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara Pengembangan Customs, Immigration, Quarantine, Security (CIQS) Terpadu di Kawasan Perbatasan
slide -
SASARAN a.l
K/L
BRT 50 unit Bus Pemadu Moda 20 unit Bus Angkutan Umum 60 unit ATCS 15 paket Fasilitas Integrasi Moda 10 paket Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan 5 paket Kegiatan Smart Driving 5 kota Terselenggaranya subsidi angkutan kereta api termasuk subsidi angkutan KA untuk mengangkut motor pada masa mudik lebaran
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
± 1.000 KM
KEMEN PU DAN PERA
39 Bandar Udara
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
7 Pos Lintas Batas Negara
KEMEN PU DAN PERA
7 Pos Lintas Batas Negara
SETTAP BNPP
48
24
30/04/2015
TARGET PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT TAHUN 2016 • •
Setiap tahunnya ditargetkan Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat sebanyak 1000 per tahun untuk mencapai 5000 unit dalam 5 tahun Rencana pembangunan/revitalisasi Pasar Rakyat 2016: a. Kementerian Perdagangan: 220 unit b. Kementerian Koperasi dan UKM: 243 unit c. Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan: 537 unit Rencana Sebaran Pasar Rakyat 2016 (Anggaran Kemendag)
49
LANJUTAN... KEGIATAN
K/L
55 Kabupaten
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah di Daerah Tertinggal dan Perbatasan
2.187 orang
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah di Daerah Perbatasan
10 PKSN
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
945 kelompok masyarakat
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Peningkatan Kapasitas SDM di Daerah Tertinggal
87 Kabupaten Tertinggal
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
Pembangunan Sarana Prasana di Daerah Tertinggal Pengelolaan SDALH di Daerah tertinggal
Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah teringgal
Peningkatan Kompentensi Tenaga Kerja dan Profuktivitas di Daerah Tertinggal Peningkatan Usaha Mikro dan Pengembangan Usaha di Daerah Tertinggal
slide -
SASARAN a.l
Pengembangan Pulau Kecil dan Terluar, termasuk Kawasan Perbatasan
119 Kabupaten Tertinggal
57 Kabupaten Tertinggal 94 Kabupaten Tertinggal 4.786 orang 7.500 orang
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
50
25
30/04/2015
SAINS DAN TEKNO PARK (STP) No 1 2 3
Jenis STP Nasional
K/La
Sains Park
Kem RistekDikti
Tekno Park
Kem RistekDikti
Rencana 2016 (Unit) 4 4
Kem Pertanian
10
BPPT
8
LIPI
BATAN
Kem Perindustrain Kem Pertanian Kem KKP
Keterangan
6 7
Jumlah = 14 dari Target RPJMN 33
Jumlah = 53 dari Target RPJMN = 100
3 5
20 4
51
KONDISI PERLU
52
slide -
26
30/04/2015
HIGHLIGHT KONDISI PERLU TAHUN 2016 Kepastian dan Penegakan Hukum KEGIATAN Pengembangan model penyimpanan asset sitaan hasil kejahatan tindak pidana korupsi
Pemberian bantuan hukum untuk orang miskin yang sedang berhadapan dengan hukum
SASARAN a.l Pembangunan Rupbasan (rumah penyimpanan barang sitaan negara) Percontohan di Jakarta Barat
• 6365 orang masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi, • 7245 kegiatan bantuan hukum non litigasi kepada orang atau kelompok masyarakat miskin
K/L Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM
Keamanan dan Ketertiban KEGIATAN Penurunan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di daerah
Pembinaan potensi keamanan melalui kerjasama POLRI dengan masyarakat
SASARAN a.l 29 Polda yang dapat menurunkan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di kewilayahan
55% dari total desa mendapatkan 1 (satu) babinkantibmas secara bertahap
K/L POLRI POLRI 53
LANJUTAN... Politik dan Demokrasi KEGIATAN
SASARAN a.l
K/L
Penyediaan Data, Informasi, Sarana dan Prasarana Teknologi Informasi Pemilu
100% pemutakhiran data pemilih di tingkat kelurahan di seluruh Indonesia.
Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Perundingan batas wilayah (Palau, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, India, Thailand, PNG, Australia, dan Timor Leste)
75% perundingan yang berhasil diselenggarakan dalam rangka upaya penyelesaian penetapan batas wilayah di laut serta penegasan batas wilayah di darat.
Kementerian Luar Negeri
Peningkatan Daya Tangkal Masyarakat dari Pengaruh Radikal Terorisme
Kemitraan Strategis dengan China, Jepang, dan Korsel
30% peningkatan daya tangkal masyarakat dari pengaruh radikal terorisme
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
90% kemitraan yang memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia
Kementerian Luar Negeri
54
slide -
27
30/04/2015
LANJUTAN... Tata Kelola & Reformasi Birokrasi KEGIATAN Penyempurnaan kualitas reformasi birokrasi dan perluasan pelaksanaannya pada instansi pusat dan daerah Pemantapan implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Pengawasan intern akuntabilitas kinerja program prioritas nasional Integrasi sistem pengadaan dengan egovernment
Pengembangan dan perluasan e-cataloq Implementasi UU Aparatur Sipil Negara Peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN
Penilaian kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi (Profil Kompetensi) Peningkatan kualitas pengawasan pelayanan publik
Penyelarasan pembangunan nasional dan daerah Pengembangan eGov di Kemenkominfo secara komprehsif, integral
SASARAN a.l
K/L
- Penguatan payung hukum reformasi birokrasi: Revisi Grand Design dan Road Map RB - Terlaksananya fasilitasi, asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan RB - Meningkatnya Indeks Reformasi Birokrasi : KL:58% ; Prov: 30%, dan Kab/Kota: 30%
Kementerian PAN dan RB
- 9 sektor prioritas pengawasan (infrastruktur, perhubungan, pendidikan, perlindungan sosial, pariwisata, kesehatan, ketahanan pangan, kemaritiman dan ketahanan energi)
BPKP
- Meningkatnya instansi pemerintah yang akuntabilitas kinerjanya baik (Nilai B): KL:70% ; Prov: 48%, dan Kab/Kota: 21%
Kementerian PAN dan RB
- 460 LPSE yang terstandarisasi - 24 cloud data center LPSE
LKPP
- 200 intansi pemerintah yang telah menerapkan promosi terbuka untuk JPT
Kementerian PAN dan RB/ KASN
- 25.000 produk yang masuk e-cataloq
-50 peserta diklat Reform Leaders Academy -100 peserta TOT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik -120 Peserta Diklatpim I
LKPP LAN
- 1.600 ASN yang memangku JPT yang terpetakan kompetensinya
BKN
1 dokumen konsep Pembangunan Wilayah berbasis pengembangan kawasan strategis di 35 Kabupaten di 9 Provinsi
Kementerian PPN/BAPPENAS
- meningkatnya kepatuhan terhadap implementasi UU Pelayanan Publik: KL:80%; Lembaga:35%; Prov: 70% ; Kab/Kota: 20%
20% instansi yang memanfaatkan infrastruktur dan teknologi eGovernment yang terkonsolidasi, terintegrasi, aman dan berkualitas untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan berbasis TIK nasional
Ombudsman RI
Kementerian Komunikasi dan Informatika
55
LAPORAN PELAKSANAAN PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 16-24 April 2015
slide -
28
30/04/2015
PELAKSANAAN PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016
• Pra-Musrenbangnas RKP 2016 diselenggarakan untuk membahas sinergi Kementerian/Lembaga (K/L) dan Daerah terhadap Pencapaian Sasaran Agenda Prioritas Nasional (Nawa Cita) sebagai dasar penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah (RKP). • Adapun e-Musrenbang merupakan portal aplikasi perencanaan berbasis website yang dibangun untuk mendukung upaya sinergi perencanaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah baik di Pusat maupun di Daerah. • Aplikasi ini dibangun dan dikembangkan oleh Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas).
Kementerian Perencanaan
57
•
Proses pembahasan dan sinkronisasi kebijakan K/L dan Pemerintah Daerah dalam pencapaian Sasaran Agenda Prioritas Nasional (Nawa Cita) di Tahun 2016 tertuang dalam Aplikasi e-Musrenbang Usulan Prioritas Pembangunan Nasional (UPPN), yang dibagi dalam kelompok agenda pembahasan: (1) Revolusi Mental; (2) Pendidikan; (3) Kesehatan; (4) Kedaulatan Pangan; (5) Kedaulatan Energi; (6) Maritim; (7) Kawasan Industri dan Pariwisata; (8) Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal.
•
Setiap kelompok agenda pembahasan terdiri dari beberapa K/L dan wakil dari setiap Provinsi terkait untuk membahas masing-masing program/kegiatan K/L yang akan disinkronkan/diselaraskan dengan usulan daerah. Setiap sesi membahas materi persandingan usulan daerah dan Rencana Kegiatan K/L yang telah dikelompokan dalam Pencapaian Sasaran Agenda Prioritas Nasional (Nawa Cita).
•
Pembahasan selama Pra-Musrenbangnas yang diselenggarakan mulai tanggal 16 – 24 April 2015, melibatkan 37 K/L dan 34 Provinsi. Perkembangan Rekapitulasi Data dan Laporan Hasil Pelaksanaan Pra-Musrenbangnas RKP 2016 adalah sebagai berikut: 3
slide -
29
30/04/2015
REKAPITULASI DATA UPPN 1. Total usulan Kegiatan Strategis yang disampaikan oleh seluruh 34 Provinsi yang masuk dalam Kelompok Pembahasan adalah sebanyak 19.964 usulan Kegiatan dengan total usulan dana sebesar Rp. 2.334,83 Triliun. 2. Kelompok pembahasan yang mendominasi jumlah usulan terbesar dan terbanyak adalah Kelompok Pembahasan Pengembangan Kawasan Industri dan pariwisata dengan jumlah usulan sebanyak 4.550 usulan kegiatan senilai Rp. 477,63 Trilyun, disusul Kelompok Kedaulatan Pangan dengan jumlah usulan sebanyak 3.939 usulan kegiatan senilai Rp. 426,49 Trilyun. 3. Kementerian dan Lembaga yang mendapatkan usulan Kegiatan Strategis terbanyak dari seluruh Provinsi tersebut adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan total jumlah usulan sebanyak 3.943 usulan Kegiatan. Sedangkan Kementerian dan Lembaga yang mendapatkan usulan dana terbanyak dari seluruh Provinsi tersebut adalah Kementerian Perhubungan dengan total usulan dana sebesar Rp. 590,78 Trilyun. 4
Grafik 1. Jumlah Usulan dan Dana Kegiatan Strategis Per Kelompok Pembahasan
Usulan pendanaan kegiatan strategis oleh Pemerintah Daerah secara berurutan menurut jumlah sebagai berikut: 1. Pengembangan kawasan indistri dan pariwisata 2. Penguatan kedaulatan pangan 3. Kemaritiman
slide -
5
30
30/04/2015
Grafik 2. Jumlah Usulan dan Dana Kegiatan Strategis Per Kementerian/Lembaga
6
REKAPITULASI HASIL PEMBAHASAN PRAMUSRENBANGNAS
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Kesepakatan Usulan dan Dana Per Kelompok Pembahasan (Dana dalam Rp. Trilyun) Kelompok Pembahasan
Jumlah Usulan Daerah dan Dana Usulan
Kedaulatan Pangan Pelayanan Pendidikan Kedaulatan Energi Kemaritiman Pengb. Kawasan Industri Pariwisata Revolusi Mental Daerah Perbatasan Daerah Tertinggal
Dana
Usulan
3.939
Rp.
426,5
587
Rp.
294,3
2.940 3.068 4.550 493 35
1.004
Pelayanan Kesehatan
1.212
Total
19.964
2.136
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Diakomodasi KL
0
Rp.
19
Rp.
0,6
215
Rp.
Rp.
-
2
527,8
284
6,4
113
755 12
108,0
140
Rp.
113,7
1.272
222,0
Rp. 2.334,8
114
5.606
Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
0,4
Rp.
-
Rp. Rp.
0,8 8,3
0 0 0 0 0 4 0
221
Inisiatif Baru
Dana
6,5
Rp. Rp.
Usulan
Rp.
2.634
1,0
Dana
263
157,5
477,6
Diakomodasi BUMN
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Usulan -
56,9 -
0,3
216
Rp.
5,0
Rp.
-
0
19
-
0
11
-
30
-
37
0,1
Rp.
57,0
Rp.
Rp.
161
Rp.
Dana
1
-
Ket
52 527
Rp. Rp. Rp. Rp.
-
Rp.
0,2
Rp.
6,3
Rp. Rp.
0,8 -
7
slide -
31
30/04/2015
Grafik 3. Rekapitulasi Jumlah Kesepakatan Usulan Kegiatan Per Provinsi
Usulan kegiatan strategis oleh Pemerintah Provinsi yang dapat ditindaklanjuti oleh Kementerian/Lembaga secara berurutan menurut jumlah sebagai berikut: 1. Provinsi Kalimantan Barat 2. Provinsi Papua 3. Provinsi Sumatera Selatan
8
Grafik 4. Rekapitulasi Jumlah Kesepakatan Usulan Kegiatan Per Kementerian/Lembaga
Jumlah kegiatan yang dibahas oleh pemerintah provinsi bersama dengan K/L secara berurutan menurut jumlah sebagai berikut: 1. Kegiatan di bidang pendidikan dan kebudayaan 2. Kegiatan di bidang kesehatan 3. Kegiatan di bidang pekerjaan umum dan perumahan 9
slide -
32
30/04/2015
Tabel 2. Rekapitulasi Jumlah Pembahasan dan Persentase Kesepakatan Usulan Kegiatan Per Kelompok Pembahasan
Kesepakatan Pramusrenbang Kelompok
Kedaulatan Pangan Pelayanan Pendidikan Kedaulatan Energi Kemaritiman Pengb. Kawasan Industri Pariwisata Revolusi Mental Daerah Perbatasan Daerah Tertinggal Pelayanan Kesehatan
Jumlah Usulan Daerah
Jumlah Usulan Dibahas
3.939
265
2.940 587
3.068
Disepakati Sebagai Inisiatif Baru
Usulan
Usulan
Usulan
%
0
0,00%
1
0,38%
19
3,24%
215
36,69%
216
36,86%
50,00%
2
0,13%
161
10,66%
0,00%
0
0,00%
613
19,98%
284
46,33%
59,03%
113
38,83%
35
25
291
1.004
305
2.136
1.529
396
99,83% 33,19% 71,43%
755 12
30,38%
140
71,58%
1.272
32,67%
%
99,25%
2.634
586
%
263
97,07%
1.510
1.212
6,73%
Disepakati Melalui Pendanaan BUMN
2.854
4.550 493
%
Disepakati melalui Anggaran Baseline K/L
114
92,29%
48,00% 45,90% 28,79% 83,19%
0 0 0 0 0 4 0
0,00% 0,00% 0,00%
0
19 11
0,00%
30
0,00%
37
1,01%
52
Belum Ada Kesepakatan Usulan
0,38%
24
4,10%
0,00%
19
3,10% 3,78%
Usulan
0,00%
112
19,11%
208
13,77%
201
143
23,33%
167
148
50,86%
384 7
104
2,42%
72
143
25,43% 28,00%
19
7,04%
27,24% 6,53%
6
24,00%
83
20,96%
34,10%
31
4,71%
148
36,11%
%
0
0,67%
9,84%
13,13%
%
1
Ditolak
10,16% 9,68%
10
TERIMA KASIH
66
slide -
33
30/04/2015
LAMPIRAN 67
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PETA PERMASALAHAN PEMBANGUNAN NASIONAL, MODAL POTENSIAL, DAN AGENDA-AGENDA STRATEGIS KABINET KERJA
68
slide -
34
30/04/2015
PDB BEBERAPA NEGARA ASIA
69
PERTUMBUHAN EKONOMI, PERTAMBAHAN KESEMPATAN KERJA DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT)
Pertumbuhan ekonomi tidak menyerap tenaga kerja sebanyak yang dibutuhkan. Dalam periode 2011-2013, terjadi penurunan penciptaan lapangan kerja dibandingkan periode 2007-2010. Pada tahun 2014, lapangan pekerjaan kembali meningkat.
slide -
70
35
30/04/2015
LAJU PERTUMBUHAN PDRB PROVINSI TAHUN 2014 %
7.57
•
Indonesia 5,02 2.02
1.65
Aceh
Riau
2.62
Kalimantan Timur
Papua
Sumatera Selatan
Kep. Bangka Belitung
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Lampung
Jawa Barat
DIY
Sulawesi Tengah
Papua Barat
Sumatera Utara
Banten
Jawa Tengah
Maluku Utara
Sumbar
Bengkulu
DKI Jakarta
Jawa Timur
Kalimantan Tengah
Sulawesi Utara
Sulawesi Tenggara
Bali
MALUKU
Kep. Riau
Gorontalo
Jambi
4.85 4.68 4.68 3.25
Sumber: BPS, 2015
•
7.29 6.31 6.26
Sulawesi Selatan
Sulawesi Barat
10 8.73 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
Tahun 2014, provinsi yang kaya SDA termasuk mineral, batu bara dan migas (Provinsi Papua, Riau, Kalimantan Timur, dan Aceh) mengalami laju pertumbuhan ekonomi paling rendah dikarenakan menurunnya/tidak stabilnya harga komoditas tersebut di pasar inernasional. Sedangkan beberapa provinsi yang mengalami laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, justru provinsi-provinsi yang berada di Luar Jawa/KTI (antara lain provinsi-provinsi di Sulawesi) yang perkonomiannya tidak bergantung pada kekayaan mineral, batu bara, migas.
71
KETIMPANGAN ANTAR WILAYAH 72
slide -
36
30/04/2015
PEREKONOMIAN NASIONAL MAKIN BERTUMPU DI PULAU JAWA
73
PETA PERSEBARAN DAN PERKEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL
keluar 2004
199 kab
DOB 34
50 kab 2009
183 kab
199-50+ 34
Keluar DOB 9
*70 kab
75 kab
2014
2019
183-70+ 9 DOB
122-75
122 kab
*Berdasarkan Kepmen PDT No. 141 Tahun 2014 tentang Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun 2014
slide -
47kab
target keluar
74
37
30/04/2015
KETIMPANGAN ANTAR PENDAPATAN
75
PETA MASALAH KEPENDUDUKAN
76
slide -
38
30/04/2015
KETIMPANGAN PERSEBARAN PENDUDUK
77
RENDAHNYA KUALITAS PEKERJA MENYEBABKAN PRODUKTIVITAS RENDAH 110,8 Juta Pekerja (2012)
Pertanian Industri Jasa ++
Low skilled (%)
96,3 86,5 55,9
SemiSkilled (%)
3,6 9,7 30,6
Skilled (%)
0,1 3,8 13,5
Pengangguran Terbuka Menurut Pelatihan Yang Pernah Diterima Tahun 2014 pernah mempero leh pelatihan 4,06%
tidak pernah memperoleh pelatihan 96%
Total (%)
100,0 100,0 100,0
Hanya 5 persen dari pekerja yang memperoleh pelatihan, menyebabkan sebagian besar tenaga kerja memiliki keahlian rendah (Sakernas 2014) Pelambatan keterampilan pekerja, menyebabkan produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan rendah, termasuk dibandingkan negara-negara di ASEAN.
NEGARA
Pengangguran Terbuka Berdasarkan Pendidikan (% dari jumlah penganggur)
Primary (SD, SMP)
Secondary (SMA, SMK)
Tertiary (D1, D3, S1)
Indonesia
39
40
10
Malaysia
10
61
25
Philippines
12
45
42
Singapore
27
23
50
Thailand
39
18
34 78
slide -
39
slide Persentase Penduduk Miskin Provinsi (%) Jawa Tengah
Papua
Papua Barat
Nusa Tenggara Timur
Maluku
Gorontalo
Bengkulu
Nusa Tenggara Barat
Aceh
DI Yogyakarta
Lampung
Sumatera Selatan
Sulawesi Tengah
12.05
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
Sulawesi Barat
10
Sumatera Utara
Indonesia 10,96
Sulawesi Selatan
Jawa Barat
Jambi
Sulawesi Utara
Kalimantan Barat
Riau
Maluku Utara
Sumatera Barat
Kep Riau
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Banten
Kep Bangka Belitung
Kalimantan Selatan
15
Bali
DKI Jakarta
30/04/2015
PRESENTASE PENDUDUK MISKIN MENURUT PROVINSI (September 2014)
30
25
20
9.54 12.77
5
0
Persentase Penduduk Miskin Nasional (%)
79 Slide - 79
TINGKAT KEMISKINAN DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN TAHUN 2014
80
40
30/04/2015
GINI INDEX
2005 2006 2007
40 percent 40 percent 20 percent Low Medium High Expenditure Expenditure Expenditure 20.22 37.69 42.09 21.42
37.65
41.26
21.22
37.54
41.24
18.74
2008
36.51
18.72
2009 2010 2011
0.36 0.38
44.86
36.48
16.86
0.33
44.75
36.43
18.05
Gini Index
0.37 0.37
45.47
34.73
0.38
48.41
0.41 81
PERKEMBANGAN GOLONGAN PENDAPATAN (GINI RATIO) PROVINSI MENURUT KELOMPOK GINI RATIO TAHUN 2008-2013 RATIO GINI < 0,35
0,35 - 0,40
> 0,40
slide -
2008
2009
2010
2011
2012
2013
Kep. Bangka Belitung
0,26
0,29
0,30
0,30
0,29
0,31
Maluku Utara Aceh Sumatera Utara Jambi
0,33 0,27 0,31 0,28
0,33 0,29 0,32 0,27
0,34 0,30 0,35 0,30
0,33 0,33 0,35 0,34
0,34 0,32 0,33 0,34
0,32 0,34 0,35 0,35
Nusa Tenggara Timur
0,34
0,35
PROVINSI
0,36
0,38
0,36
0,36
Kalimantan Tengah Sulawesi Barat Sumatera Barat Kepulauan Riau Lampung Jawa Timur
0,29
0,29
0,30
0,34
0,33
0,35
0,31 0,29 0,30 0,35 0,33
0,30 0,30 0,29 0,35 0,33
0,36 0,33 0,29 0,36 0,34
0,34 0,35 0,32 0,37 0,37
0,31 0,36 0,35 0,36 0,36
0,35 0,36 0,36 0,36 0,36
Nusa Tenggara Barat
0,33
0,35
0,40
0,36
0,35
0,36
0,33
0,35
0,37
0,37
0,38
0,36
0,31 0,34 0,31 0,30 0,33 0,31 0,34 0,30 0,31 0,35 0,33 0,28 0,33 0,36 0,33 0,31 0,36 0,34 0,40
0,33 0,38 0,31 0,31 0,30 0,32 0,37 0,31 0,32 0,36 0,34 0,31 0,36 0,39 0,36 0,35 0,38 0,35 0,38
0,33 0,37 0,33 0,34 0,37 0,34 0,42 0,37 0,37 0,36 0,37 0,37 0,36 0,40 0,42 0,38 0,41 0,43 0,41
0,36 0,38 0,41 0,34 0,36 0,38 0,40 0,41 0,40 0,41 0,38 0,39 0,44 0,41 0,41 0,40 0,40 0,46 0,42
0,40 0,36 0,38 0,40 0,35 0,38 0,39 0,43 0,38 0,41 0,40 0,43 0,42 0,41 0,40 0,43 0,43 0,44 0,44
0,37 0,37 0,37 0,38 0,39 0,39 0,40 0,40 0,40 0,41 0,41 0,42 0,43 0,43 0,43 0,43 0,44 0,44 0,44
Kalimantan Selatan Riau Kalimantan Timur Maluku Sumatera Selatan Bengkulu Jawa Tengah Banten Bali Kalimantan Barat Jawa Barat Sulawesi Tengah Sulawesi Utara DKI Jakarta Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Papua Barat DI Yogyakarta Gorontalo Papua
82
41
Bali
slide % TPT Provinsi Maluku
Banten
Aceh
DKI Jakarta
Jawa Barat
Sulawesi Utara
Kalimantan Timur
Kepulauan Riau
Riau
Sumatera Barat
Sumatera Utara
Nusa Tenggara Barat
Jawa Tengah
Maluku Utara
4.43
Kep. Bangka Belitung
Indonesia 5,94
Sulawesi Selatan
Jambi
Papua Barat
Sumatera Selatan
Lampung
Sulawesi Tenggara
Jawa Timur
Gorontalo
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Sulawesi Tengah
Bengkulu
Papua
DI Yogyakarta
2
Kalimantan Tengah
6
Nusa Tengggara Timur
8
Sulawesi Barat
30/04/2015
PRESENTASE TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT) MENURUT PROVINSI (Agustus 2014)
12
10
4 5.08
2.08
0
% TPT Indonesia
83 Slide - 83
KEDAULATAN PANGAN
84
42
30/04/2015
PORSI EKSPOR-IMPOR PANGAN DUNIA EKSPORTIR BERAS UTAMA DUNIA
IMPORTIR BERAS UTAMA DUNIA Juta ton
%
Juta ton
%
Cina
Negara
3,20
8,28
India
10,50
27,16
Iran
2,15
5,56
Thailand
6,70
17,33
Nigeria
2,60
Irak
Pantai Gading Uni Eropa
Saudi Arabia Senegal Filipina
Afrika Selatan Malaysia
Indonesia Brasil
Jepang
Meksiko Lainnya TOTAL
Negara
6,73
1,30
Vietnam
3,36
1,30
Pakistan
3,36
1,30
0,35
Lainnya
1,38
TOTAL
46,33
38,36
0,46
Guyana
1,89
17,91
0,85
Australia
1,78
0,73
0,53
Mesir
1,94
0,69
0,90
Argentina
1,68
0,75
0,83
Uruguay
2,33
0,65
0,45
Brasil
2,46
0,90
0,98
Cina
2,85
0,95
1,16
Kamboja
3,23
1,10
3,27
Myanmar
3,18
1,25
3,50
AS
3,36
1,23
6,80
100,0
38,66
17,59 9,05 8,46 3,01 2,53 1,16 2,15 2,33 1,37 2,20 1,19 0,91 3,56
100,0
Sumber: Grain: World Market and Trade, USDA, March,2014
85
PENYUSUTAN LAHAN SAWAH ANCAM PRODUKSI PANGAN
Jawa Bali dan Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi
Berkurangnya Lahan Pertanian (dalam Juta Hektar)
2.97 2.22
Sumatera
3.44
5.61
0.62 0.46 1.07 1.03
2002
2012
1.23 0.92
Total
8.08
11.50
Laju Percetakan dan Konversi Lahan Tahun 2006 –2013 Percetakan lahan sawah baru per tahun : 47.000 hektar
Laju konversi lahan sawah menjadi permukiman dan kegiatan industri per tahun : 100.000 hektar Sumber: litbang Kompas diolah dari BPS, Laporan Kinerja Badan Ketahanan Pangan 2012, Kementerian Pertanian
slide -
86
43
30/04/2015
KEDAULATAN ENERGI
87
LISTRIK PER KAPITA • Konsumsi energi listrik Indonesia per kapita baru mencapai 741 kilowatt hour (KWh) per kapita.
• Di ASEAN, konsumsi listrik tertinggi dipegang oleh Brunei Darussalam dengan angka 8.308 KWh per kapita, disusul Singapura 8.185 KWh per kapita, kemudian Malaysia 3.490 KWh per kapita, lalu Thailand 2.079 per Kwh, dan Vietnam 799 KWh per kapita. • Konsumsi listrik India per kapita 778 KWh.
88
slide -
44
30/04/2015
89
KETIMPANGAN RASIO ELEKTRIFIKASI PER WILAYAH TAHUN 2013 SERTA TARGET 2015-2019 NAD 89,72 %
Sumut 87,62%
Kepri 69,66%
Riau 77,56%
Kaltim 80,45%
Kalbar 95,55%
Sulbar 67,60%
Jakarta 99,99%
Bengkulu 78,53% Lampung 77,55%
Kalsel 81,61%
Bali 78,08%
Banten 86,27% Jatim Jabar Jateng DIY 80,15% 86,13% 80,57% 79,26%
*)= Angka Sementara
slide -
50 - 70 %
Sulut 81,82%
Malut 87,67%
< 50 % Papua Barat 75,53%
Sulteng 71,02% Sultra 62,51%
Babel 97,13%
Jambi 75,14%
Rasio Elektrifikasi (%)
> 70 %
Gorontalo 67,81%
Sumsel 70,90%
Sumbar 80,22%
Category :
Kalteng 66,21%
Maluku 78,36%
Sulsel 81,14%
NTB 64,43%
Papua 36,41%
NTT 54,77%
REALISASI
TARGET
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
63,00
64,30
65,10
65,80
67,20
72,95
76,56
80,16
81,51 *
85,18
88,19
91,09
93,90
96,6
97,8
98,4
99,9
90
45
30/04/2015
KEMARITIMAN
91
POTENSI PERIKANAN PER WILAYAH PENANGKAPAN DI INDONESIA (satuan dalam 1.000 ton/tahun)
WPP Selat Malaka dan Laut Andaman
276,1 WPP Samudera Hindia A (Barat Sumatera dan Selat Sunda)
WPP Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Cina Selatan
WPP Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau;
595,5
1.059
WPP Laut Sulawesi dan Utara Pulau Halmahera
333,7 WPP Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik
565,1
299,2 WPP Laut Jawa
836,6
WPP Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali
929,7 WPP Samudera Hindia B (Selatan Jawa Laut Timor Barat)
WPP Laut Aru, Laut Arafura dan Timur Laut Timor WPP Teluk Tolo dan Laut Banda
855,6
278,0
491,7 92
slide -
46
30/04/2015
SISTEM LOGISTIK YANG BERBIAYA TINGGI
Jarak Ekonomi Berdasarkan Trans Laut, biaya relatif kontainer 20-kaki dari Jakarta ke tujuan domestik terhadap biaya ke Singapura (unit cost = 1.0)
1.0 Singapore
Padang
2.7
1.3
Balikpapan
1.4
1.7
Jayapura
Makassar
Tantangan
‣ Belum adanya sistem logistik yang efisien dan terpadu pada masing-masing kawasan perhatian investasi;
Sumber: World Bank, Logistic Performance Index (LPI) ranking and scores, 2012
‣ Ketimpangan antara kondisi jalan nasional dan jalan daerah berkontribusi pada tingginya waktu perjalanan dan biaya logistik. Slide 93
93
PERINDUSTRIAN DAN PARIWISATA 94
slide -
47
30/04/2015
PERAN INDUSTRI MAKIN MEROSOT : TANDA KUALITAS EKONOMI NASIONAL MUNDUR Distribusi Persentase Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen) LAPANGAN USAHA
TAHUN 2006
2010
2014 **)
PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN
13,0
14,7
14,3
INDUSTRI PENGOLAHAN
27,5
24,3
23,7
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH
11,0 0,9
BANGUNAN
10,1
6,9
6,6
7,4
KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA PERSH.
8,1
TOTAL
0,8
10,2
15,0
JASA - JASA
0,8
10,5
7,5
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
11,8
10,1
100,0
13,8
7,2
10,6
100,0
14,6
7,6
11,0
100,0
Sumber : BPS **) angka sangat sementara 95
LONJAKAN PRODUKSI SDA, TETAPI TIDAK UNTUK KEMANDIRIAN BANGSA
96
slide -
48
30/04/2015
CADANGAN KEKAYAAN ALAM YANG TERSEDIA MASIH BISA UNTUK MEMBANGUN KEDAULATAN ENERGI DAN MEMULIHKAN SEKTOR INDUSTRI KALIMANTAN Batubara
52.326,23 JTon
Minyak Bumi
669,24 MMSTB
Gas Bumi
17,36 TSCF
MALUKU
SUMATERA Batubara
52.483,20 JTon
Minyak Bumi Gas Bumi
2,13 JTon
Minyak Bumi
37,92 MMSTB
Gas Bumi
15,22 TSCF
5.299,47 MMSTB 133,55 TSCF
PAPUA
SULAWESI
JAWA
Batubara
Batubara
14,21 JTon
Minyak Bumi
1.631,34 MMSTB
Gas Bumi
9,97 TSCF
Batubara
233,10 JTon
Minyak Bumi
49,11 MMSTB
Gas Bumi
3,88 TSCF
Batubara
128,57 JTon
Minyak Bumi
65,73 MMSTB
Gas Bumi
23,91 TSCF
Dengan tingkat produksi batubara 400 juta ton pertahun maka umur cadangan sekitar 50 tahun.
Cadangan Proven minyak bumi 4 milyar barel, dengan produksi kurang lebih 300 juta barel/tahun, dikhawatirkan cadangan habis dalam waktu 10-13 tahun
Cadangan gas bumi sekitar 150 TSCF, produksi nasional sekitar 5 TSCF, maka cadangan dapat bertahan sekitar 30 tahun.
97
KEDATANGAN WISATAWAN KE EMPAT NEGARA Jumlah Wisatawan Mancanegara di Indonesia dan di Negara-negara Tetangga 30,000,000 25,000,000
orang
20,000,000 15,000,000 10,000,000 5,000,000 0
Thailand
2010 15,936,400
2011 19,230,470
2012 22,353,903
2013 26,546,725
2014 24,779,768
Indonesia
7,002,944
7,649,731
8,044,462
8,802,129
9,435,411
Singapore Malaysia
slide -
11,638,663 24,577,196
13,171,303 24,714,324
14,496,091 25,032,708
15,567,923 25,715,460
15,095,152 27,437,315
• Keempat negara di Asia Tenggara pada kurun waktu 2010-2013 mengalami tren peningkatan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman). • Pada tahun 2014, seiring dengan adanya demonstrasi, ketidakstabilan politik dan banjir di Thailand, jumlah wisman mengalami penurunan. • Dalam 5 tahun terakhir Indonesia tumbuh rata-rata 7,6 persen. Sementara itu, Malaysia tumbuh 2,6 persen, Thailand 12,8 persen, dan Singapura 7,1 persen. • Dengan kondisi ini, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan jumlah wismannya.
98
49
30/04/2015
KEBUTUHAN DASAR : PERUMAHAN, PENDIDIKAN, KESEHATAN
99
ANGKA KEKURANGAN RUMAH MENCEMASKAN
•
• •
•
Angka kekurangan rumah (housing backlog) di Indonesia pada tahun 2014 diperkirakan mencapai sekitar 17,2 juta unit. Angka ini diproyeksikan dari angka 13,6 juta unit pada tahun 2010 dan 4,3 juta unit pada tahun 2000 (berdasarkan Sensus BPS yang diadakan setiap 10 tahun sekali). Ini berarti ada rata-rata pertambahan 930 ribu unit kekurangan rumah setiap tahun. Luas permukiman kumuh juga diperkirakan mencapai 63.000 ha pada tahun 2014. Proyeksi ini diperoleh dari luas kumuh yang bertambah dari 47.393 ha pada tahun 2000 menjadi sekitar 59.000 ha pada tahun 2010 (Sensus BPS). Ini berarti kawasan kumuh bertambah rata-rata lebih dari 1000 ha setiap tahunnya. 100
slide -
50
30/04/2015
KESENJANGAN PARTISIPASI PENDIDIKAN APS 13-15 tahun antar provinsi dan kab/kota
APM SMP/MTs per Provinsi, 2011
100.00 90.00 80.00 70.00 60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 Papua Sulawesi Barat Gorontalo Kepulauan Bangka Sulawesi Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Selat Kalimantan Tenga Riau Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggar Jawa Barat Sulawesi Utara Sumatera Selatan Nusa Tenggara Ti Jawa Tengah Lampung Sumatera Barat Jambi Sumatera Utara Maluku Utara Banten Nusa Tenggara Ba Papua Barat Jawa Timur Bengkulu DKI Jakarta Aceh Maluku Kepulauan Riau Bali Kalimantan Timur DI Yogyakarta
-
Angka terendah tk kab/kota
Rata-rata tk provinsi
Angka tertinggi tk kab/kota
APS penduduk usia 7-15tahun menurut kelompok pengeluaran keluarga, 2012.
DKI Jakarta DIY Bali Sumbar Kep. Riau Aceh Jatim Riau Sumut NTB Sultra Maluku Sulut Jambi Bengkulu Jateng INDONESIA Sulsel Kaltim Malut Kep. Babel Lampung Jabar Banten Sumsel Sulbar Sulteng Gorontalo Kalsel Kalbar Kalteng NTT Papua Papua Barat
93.3
77.7
62.5
Disparitas akses pendidikan dasar sudah semakin kecil baik antar daerah maupun antar kelompok sosial-ekonomi. Namun masih perlu upaya besar untuk menjamin semua anak usia 7-15 tahun untuk mengikuti pendidikan yang berkualitas. 101
KUALITAS GURU Tren Sertifikasi Guru
Kualifikasi Guru per Provinsi, 2012 NTT MALUKU MALUT KALBAR PAPUA JAMBI BABEL SULTENG SULTRA SULUT IRJABAR NAD LAMPUNG GORONTALO SUMSEL KALSEL KALTENG SULBAR KEPRI RIAU SUMUT KALTIM SUMBAR NTB BENGKULU JATENG SULSEL BANTEN JABAR YOGYA JATIM BALI DKI
68,71 65,05 58,46 54,79 54,69 52,51 51,63 51,24 50,89 50,89 50,16 49,89 47,99 47,09 46,41 44,03 43,93 43,73 43,60 43,25 42,59 39,83 39,72 38,95 36,76 34,40 31,63 31,48 29,03 26,92 26,39 25,64 21,15 0%
20%
Sumber: NUPTK 2012
slide -
40%
<S1
Sumber: Kemdikbud
• Masih banyak guru yang belum memenuhi persyaratan kualifikasi akademik minimal sebagaimana diamanatkan UU Guru dan Dosen
≥ S1
60%
80%
100%
• 1,5 juta guru yang tersertifikasi (55% dari seluruh jumlah guru)
102
51
30/04/2015
INDEKS PEMBANGUNAN MASYARAKAT Dimensi Indeks Pembangunan Masyarakat, 2012
Indeks Pembangunan Masyarakat, 2012
Indeks Toleransi, 2012
Dimensi Indeks Gotong Royong, 2012
Indeks Pembangunan Masyarakat merupakan indeks komposit yang mengukur: 1. Indeks gotong-royong (mengukur modal sosial kepercayaan kepada lingkungan tempat tinggal, kemudahan mendapatkan pertolongan, aksi kolektif masyarakat dalam membantu masyarakat yang membutuhkan dan kegiatan bakti sosial, serta jejaring sosial) 2. Indeks toleransi (mengukur kohesi sosial toleransi masyarakat dalam menerima kegiatan agama dan suku lain di lingkungan tempat tinggal) 3. Indeks rasa aman (mengukur rasa aman yang dirasakan masyarakat di lingkungan tempat tinggal)
103
Sumber: dihitung menggunakan data Susenas Modul Sosial Budaya 2012
Penguatan Pelayanan Kesehatan Rujukan Untuk Mendukung Percepatan Penurunan AKI dan AKB serta Pemenuhan Supply Side JKN, 2015-2019
RS Pratama: 13
RS Rujukan Regional: 51 RSUD: 119 RS Rujukan Regional: 21 RSUD: 46
RS Pratama: 55 RS Rujukan Nasional
RS Rujukan Regional: 29 RSUD: 68
RS Rujukan Regional: 47 RSUD: 111
Strategi 2015-2019: 1. Penguatan sistem rumah sakit rujukan nasional (14 RS) 2. Penguatan sistem rumah sakit rujukan regional (184 RS) 3. Penguatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) (430 RS) 4. Pembangunan RS Pratama di DTPK (68 RS)
slide -
RS Rujukan Regional: 22 RSUD: 53
RS Rujukan Regional: 14 RSUD: 33
104
52
30/04/2015
STATUS GIZI DI INDONESIA BALITA STUNTING (PENDEK): Terjadi pada hampir seluruh wilayah
<20
20-29
30-39
>40
Sumber: Riskesdas 2013 105
RANCANGAN AWAL RKP 2016
106
slide -
53
30/04/2015
RANCANGAN TEMA RKP 2016
RKP 2015*)
RKP 2016
RKP 2017
RKP 2018
RKP 2019
MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MELETAKKAN FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2017
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2018
Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019
*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015
107
LANJUTAN... “Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas”
slide -
Permasalahan utama yang menghambat percepatan realisasi investasi adalah adanya keterbatasan infrastruktur, termasuk pasokan listrik.
Pemenuhan ketersediaan infrastruktur merupakan salah satu prasyarat utama yang harus dilakukan dalam pembangunan yang berkualitas.
Pembangunan berkualitas : Membangun untuk manusia dan masyarakat, yang inklusif dan berbasis luas, dan mengurangi ketimpangan antar golongan dan antar wilayah. Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem. Menghasilkan pertumbuhan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan. Infrastruktur diperlukan, utamanya untuk mendukung agenda prioritas kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kemaritiman, pariwisata dan industri dengan sasaran kelompok sosial yang luas dan sasaran wilayah yang meningkatkan pemerataan.
108
54
30/04/2015
SASARAN EKONOMI
Indikator EKONOMI MAKRO Pertumbuhan ekonomi Inflasi
Tingkat Kemiskinan
2014* (Baseline)
2015
2016
5,1%
11,25% **
5,7
6,6
9,5-10,5
9,0-10,0
7-8%
5,94%
5,5-5,8
5,2-5,5
4-5%
7,3%
Rasio Pajak (Tax Ratio) tahun
dasar 2010 Tingkat Pengangguran Terbuka
11,4%
5,0
12,6%
4,0
13,3%
2019 8%
3,5% 16%
109
TARGET PERTUMBUHAN EKSPOR • •
Pertumbuhan ekspor produk non-migas sebesar 9,9 persen atau menjadi sebesar USD 173,25 miliar. Rasio ekspor jasa terhadap PDB sebesar 2,8 persen.
Sebaran Target Ekspor Berdasarkan Wilayah Tahun 2016
110
slide -
55
30/04/2015
TARGET REALISASI INVESTASI NASIONAL DAN BERDASARKAN WILAYAH
111
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
112
slide -
56
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Pendidikan
Indikator
Rata-rata lama sekolah penduduk usia diatas 15 tahun
Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
2014 (Baseline) 8,1 (tahun) 94,1%
Pendidikan Anak Usia Dini
50,4% (2013) 68,7% 62,5% 73,5% 48,2% 0,84 (2013) 0,57 (2013)
Angka Partisipasi PAUD
66,81
Prodi Perguruan Tinggi Minimal Terakreditasi B
Persentase SD/MI berakreditasi minimal B Persentase SMP/MT berakreditasi minimal B Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B Persentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi minimal B Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
Pendidikan Dasar
Angka Partisipasi Murni SD/MI
2016
2019
8,5 (tahun)
8,8 (tahun)
58,8%
68,4 %
95,1%
96,1 %
76,5% 71,8% 79,1% 56,6% 0,87
84,2 % 81,0 % 84,6% 65,0 % 0,90
0,58
0,60
70,85
91,28
77,23
91,79
94,78
Angka Partisipasi Kasar SD/ MI/ SDLB/ Paket A
111,04
111,14
114,09
Angka Partisipasi Kasar SMP/MTs/Paket B
101,57
104,47
106,94
Angka Partisipasi Murni SMA/MA/SMK
55,26
60,84
67,48
28,51
31,31
36,73
Angka Partisipasi Murni SMP/MTs Pendidikan Menengah
Angka Partisipasi Kasar SMA/ MA/ SMK/ Paket C
Pendidikan Tinggi
Angka Partisipasi Kasar PT
79,42
80,87
79,22
82,02
85,51
91,63
Arah Kebijakan 1. Melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar berkualitas. 2. Memperluas dan meningkatkan pemerataan pendidikan menengah yang berkualitas. 3. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD). 4. Meningkatkan kualitas pembelajaran. 5. Meningkatkan relevansi pendidikan kejuruan dengan kebutuhan dunia kerja. 6. Meningkatkan kualitas, pengelolaan dan penempatan guru, serta jaminan hidup dan fasilitas pengembangan keilmuan dan karir bagi guru di daerah khusus. 7. Meningkatkan pemerataan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi. 113
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Pembangunan Kesehatan
Status Awal
2016
2019
a. Persentase Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (Pf)
70,4
77
85
c. Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1)
71,3
70
90
-
50
95
No 1
Indikator
Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak
b. Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4) 2
Meningkatnya Status Gizi Masyarakat
a. Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK)
3
b. Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK) yang mendapatkan PMT Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular a. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk
4
b. Prevalensi HIV (persen)
Meningkatnya Pemerataan dan Mutu Pelayanan Kesehatan
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas terakreditasi
b. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi c. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki lima jenis tenaga kesehatan
slide -
Arah Kebijakan
70,4
70,4 297 (2013) 0,46 (2013)
74
77 271
80
85 245
<0,5
<0,5
0
700
5.600
1.015
2000
5.600
-
80
95
1. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas 2. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 4. Memantapkan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan 5. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar yang Berkualitas 6. Meningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas 7. Meningkatkan Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 8. Meningkatkan Ketersediaan, Keterjangkauan, Pemerataan, dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan 9. Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan 114
57
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Pembangunan Perumahan, Air Minum dan Sanitasi INDIKATOR
Akses Air Minum Layak
2014 (BASELINE) 70%
Akses Sanitasi Layak
60,9%
Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
38.431 Ha
Arah Kebijakan
2016
2019
70% akses 4 K 7% Akses Dasar
100%
38.431 Ha
0 Ha
66,3% akses layak 11% akses dasar
100%
1.
2.
3. 4. 5.
Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap hunian yang layak, aman, dan terjangkau serta didukung oleh penyediaan prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai Menjamin ketahanan air melalui peningkatan pengetahuan perubahan sikap dan perilaku dalam pemanfaatan air minum dan pengelolaan sanitasi Penyediaan infrastruktur produktif dan manajemen layanan melalui penerapan manajemen asset Penyelenggaraan sinergi air minum dan sanitasi yang dilakukan di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat Peningkatan efektifitas dan efisiensi pendanaan infrastruktur air minum dan sanitasi
115
PENGUATAN RUMAH SAKIT RUJUKAN TAHUN 2015
116
slide -
58
30/04/2015
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN 2015 NO 1
KEGIATAN Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat khususnya Kartu Indonesia Sehat (KIS)
2
Pembangunan Kependudukan dan KB
3
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat melalui Kesempatan Kerja
SASARAN a.l: KIS 99,6 Juta orang
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Untuk Puskesmas - 9.865 Puskesmas
K/L Kementerian Kesehatan
Penyediaan obat dan vaksin di puskesmas sebesar 78 % ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas
Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan reproduksi sebesar 73 % ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ke empat (K4) dan 77% persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
Persentase Pasangan Usia Subur (PUS), Wanita Usia Subut (WUS), remaja dan keluarga yang mendapatkan informasi program KKBPK melalui media massa (cetak dan elektronik) dan media luar ruang, terutama media lini bawah (poster, leaflet, lembar balik, banner, media tradisional) dari 76% menjadi 78% Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja sebanyak 74.000 org
BKKBN
Kemenaker 117
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TAHUN 2015 NO 1.
KEGIATAN Program Indonesia Pintar
SASARAN a.l:
K/L
Pemberian bantuan pendidikan bagi siswa dari keluarga miskin (KIP) - 10.685.614 Siswa SD - 4.694.968 Siswa SMP - 1.692.559 Siswa SMA - 2.154.167 Siswa SMK
Kemendikbud
Penyediaan dan Peningkatan Kesejahteraan Pendidik dan Tendik yang Kompeten Untuk Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah - 1.572.250 Guru jenjang pendidikan dasar yang berkualifikasi akademik minimal S1/D4, - 107.328 PTK Dikdas (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Profesi, - 92.464 PTK Dikdas (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Khusus, - 243.725 PTK Dikdas (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Fungsional, - 375.463 PTK Dikdas yang terfasilitasi peningkatan karirnya, - 9.067 Guru SM yang memenuhi kualifikasi minimal S1/D4, - 86.223 PTK Dikmen (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Profesi, - 7.116 PTK Dikmen (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Khusus, - 19.394 PTK Dikmen (non-PNS) yang Mendapatkan Tunjangan Fungsional.
Kemendikbud
- 826.467 Siswa MI - 773.491 Siswa MTs - 356.429 Siswa MA/MAK
Kemenag
118
slide -
59
30/04/2015
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN PERUMAHAN TAHUN 2015
119
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN PERUMAHAN TAHUN 2015 NO 1 2 3
PROGRAM
SASARAN a.l:
K/L
Peningkatan kualitas permukiman di daerah perkotaan
5.765 Ha kawasan kumuh perkotaan
KemenPU & Pera
Pendayagunaan sumber pembiayaan perumahan
7,5% pinjaman likuiditas; 15 % sekuritisasi aset KPR
KemenPU & Pera
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa
9.350 unit sarusun yang dilengkapi dengan PSU pendukungnya terbangun
KemenPU & Pera
120
slide -
60
30/04/2015
HIGHLIGHT PEMBANGUNAN MENTAL DAN KARAKTER BANGSA TAHUN 2016 KEGIATAN
SASARAN a.l
K/L
Pendidikan karakter melalui pembelajaran di kelas dan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler
Semua jenjang pendidikan
Kemdikbud, Kemenag
Peningkatan kualitas guru sebagai figur teladan
Seluruh guru
Kemdikbud, Kemenag
Pengembangan kurikulum yang memuat pendidikan karakter Peningkatan Kesadaran Hukum Masyarakat
Penguatan Kesadaran HAM Masyarakat dan Aparatur Negara
Pembentukan sistem politik berintegritas pada penyelenggara Pemilu, peserta atau kandidat, dan pemilih Inovasi dan Sistem Informasi Pelayanan Publik
Pembinaan dan Pengelolaan Penyelenggaraan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Penghargaan Tokoh Inspiratif Bidang Kebudayaan Peningkatan Sensor Film
Pemanfaatan Modal Sosial dan Modal Budaya
Peningkatan pengawasan persaingan usaha
Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan perlindungan konsumen
Seluruh peserta didik 300 desa
Aparatur negara dan masyarakat yang memperoleh pendidikan pelatihan (ToT) HAM 20 lembaga
400 inovasi
39 juta KL Produksi BBM 24,41 juta ton Produksi kilang LPG 25,5 Produksi LNG (MMTPA)
Tokoh Masyarakat dan Tokoh Budaya 46.200 produk film
Keluarga dan Kelembagaan Sosial Masyarakat
Menguatnya internalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat di kalangan pelaku ekonomi, pemerintah, dan masyarakat
Meningkatnya kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri dan tingginya tingkat keberdayaan konsumen
Kemdikbud, Kemenag Kementerian Hukum dan HAM Komisi Nasional HAM KPK
Kementerian PAN dan RB Kementerian ESDM Kemdikbud Kemdikbud Kemsos
KPPU
Kemendag
121
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
122
slide -
61
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan
2014 (baseline)
INDIKATOR
2016
2019
Produksi DN untuk Kedaulatan Pangan - Produksi padi (juta ton)
70,6
75,3
82,0
0,92
1,4
2,6
- Produksi jagung (juta ton)
19,13
- Produksi daging sapi (ribu ton)
452,7
- Produksi kedelai (juta ton) - Produksi gula (juta ton)
21,0 2,8
2,6
- Produksi ikan (juta ton)
12,4
- Rehabililtasi jariangan irigasi permukaan, air tanah dan rawa (juta ha) - Pembangunan dan Peningkatan irigasi tambak (ribu ha)
14,8
18,8
9,89
9,89
2,71
5,71
3,01
304,75
8 waduk baru dan rehabilitasi 3 Waduk
21
* Kumulatif 5 tahun
755,1
8,9
189,75
- Pembangunan waduk)*
3,8
506,2
Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Irigasi: - Pembangunan dan Peningkatan Jaringan irigasi air permukaan , air tanah dan rawa (juta ha)
24,1
304,75 49
ARAH KEBIJAKAN 1. peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai untuk
mencapai swasembada dan peningkatan produksi protein hewani daging dan Gula : (i) pencetakan sawah baru 200 ribu ha; (ii) perluasan areal tanam dan penerapan pengelolaan tanaman terpadu kedelai 800 ribu ha; (iii) penyaluran bantuan budidaya padi dan jagung 500 ribu ha; (iv) pengadaan alat dan mesin pertanian 7.308 unit; (v) pengembangan 10 agroscience park dan 20 agrotechno park; (vi) penyaluran bantuan/subsidi pupuk; pengembangan 20 kawasan sentra perikanan; pengembangan pelabuhan perikanan; (vii) pengembangan jaringan irigasi di tingkat usaha tani 500 ribu ha, pembangunan layanan irigasi dan rehabilitasi irigasi 635 ribu ha, pembangunan 29 waduk. 2. Stabilisasi harga dan pasokan pangan : (i) penyediaan cadangan beras pemerintah; (ii) pemantauan dan pengendalian harga pangan; (iii) pengendalian impor pangan melalui penegakan regulasi; (iv) peningkatan akses masyarakat terhadap pangan (Raskin). 3. Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat : (i) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan di 4.600 desa; (ii) penguatan pengawasan keamanan pangan; (iii) pengembangan kawasan mandiri pangan; (iv) promosi, advokasi dan kampanye untuk konsumsi ikan. 4. Penanganan Gangguan Ketahanan Pangan : (i) pengembangan asuransi pertanian; (ii) pengembangan benih yang adaptif terhadap perubahan iklim; (iii) pengendalian organisme penggangu tanaman dan penyakit hewan; (iv) penyaluran bantuan pangan pada saat terjadi bencana alam.
123
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Energi INDIKATOR
Rasio Elektrifikasi
Konsumsi Listrik Perkapita
Peningkatan Produksi SD Energi: - Minyak Bumi (ribu BM/hari) - Gas Bumi (ribu SBM/hari) - Batubara (juta Ton)
Penggunaan DN (DMO): - Gas Bumi DN - Batubara DN
FSRU/Regasifikasi/Receiving Terminal (unit) Jaringan Pipa Gas (km)
Pembangunan SPBG (unit)
Jaringan Gas Kota (sambungan rumah) Pembangunan Kilang Baru (unit)
ARAH KEBIJAKAN 2014 (baseline)
2016
2019*
81,5%
91,09%
96,6%
843 KWh 818
1.058 KWh 880
1.200 KWh 700
1.224
1.150
1.295
53%
61%
64%
2
2
7
421
24%
419
26%
400
60%
11.960
15.330
18.322
188 ribu
121 ribu
1,1 jt
40 -
30
PMC/EPC**
118 1
* Dengan badan usaha ** Project Management Consultant/Engineering Procurement Contractor
slide -
1. Meningkatkan produksi energi primer (minyak, gas, dan batubara): lapangan baru, IOR/EOR, pengembangan gas non konvensional (shale gas dan CBM). 2. Meningkatkan cadangan penyangga dan operasional energi: (i) cadangan energi pemerintah; (ii) pengadaan kontrak jangka menengah dan panjang untuk SD energi. 3. Meningkatkan peranan energi baru terbarukan dalam bauran energi: (i) insentif dan harga yang tepat; (ii) pemanfaatan bahan bakar nabati. 4. Meningkatkan aksesibilitas: (i) mendorong penggunaan SD energi untuk penggunaan setempat; (ii) pemanfaatan gas kota; (iii) konversi BBM ke BBG. 5. Peningkatan efisiensi dalam penggunaan energi: (i) pengembangan insentif dan mekanisme pendanaan untuk teknologi hemat/efisiensi energi; (ii) audit energi; (iii) peningkatan peran perusahaan layanan energi (ESCO). 6. Meningkatkan pengelolaan subsidi BBM yang lebih transparan dan tepat sasaran. 7. Memanfaatkan potensi Sumber Daya Air untuk PLTA (kelistrikan).
124
62
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Maritim dan Kelautan INDIKATOR
2014 (BASELINE)
2016
2019
500 (tahap validasi pembakuan nama pulau kecil)
17.466 (Selesai th 2017)
71%
87%
Memperkuat Jatidiri sebagai negara Maritim Penyelesaian pencatatan/deposit pulau-pulau kecil ke PBB
13.466
Penyelesaian batas maritim antar negara
1 negara
35 kali perundingan
Pemberantasan Tindakan Perikanan Liar • Meningkatnya ketaatan pelaku perikanan
52%
Membangun Konektivitas Nasional: Pengembangan pelabuhan untuk menunjang tol laut
--
Pengembangan pelabuhan penyeberangan
210
Pembangunan kapal perintis
--
Pengembangan pelabuhan perikanan
104 unit
22,4
29,51 juta ton
40-50
15,7 juta ha
17,1 juta ha
21 unit
Peningkatan luas kawasan konservasi laut/perairan
24 unit
22 unit
3. Penguatan lembaga pengawasan laut;
4. Peningkatan Koordinasi Dalam Penanganan Pelanggaran Tindak Pidana; 5. Meningkatkan pembangunan sistem transportasi multimoda;
7. Percepatan pengembangan ekonomi kelautan;
270
69 unit
50 unit
2. Pengaturan dan pengendalian ALKI;
6. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan;
24
48 (pembangunan/ penyelesaian pelabuhan baru
Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan Produksi hasil perikanan (juta ton )
9 negara
ARAH KEBIJAKAN 1. Penyelesaian tata batas dan batas landas kontinen di luar 200 mil laut, serta penamaan pulau2 dan pendaftarannya;
8. Meningkatkan dan mempertahankan kualitas, daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut;
9. Meningkatkan wawasan dan budaya bahari serta penguatan SDM dan IPTEK kelautan; 10. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan serta masyarakat pesisir
20 juta ha
125
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN ARAH KEBIJAKAN
Pariwisata dan Industri
2014 (Baseline)
2016
2019
9 juta
13 juta
20 juta
Wisatawan Nusantara (Kunjungan)
250 juta
263 juta
275 juta
Devisa (triliun rupiah)
120
169
260
4,6
6,9
8.6
INDIKATOR
Pariwisata Wisatawan Mancanegara (Orang)
Industri Sasaran Pertumbuhan: Industri (%)
Kontribusi dalam PDB Penambahan jumlah Industri skala menengah dan besar * Kumulatif 5 tahun
slide -
21,0%
21,3%
21,6%
-
-
9.000 unit*
1. Pemasaran Pariwisata Nasional: mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan manca negara dan mendorong peningkatan wisatawan nusantara
2. Pembangunan Destinasi Pariwisata: meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri 3. Pembangunan Industri Pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing produk / jasa pariwisata nasional di setiap destinasi periwisata yang menjdai fokus pemasaran 4. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata: membangun sumber daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional 5. Pengembangan Perwilayahan Industri di luar Pulau Jawa 6. Penumbuhan Populasi Industri dengan menambah paling tidak sekitar 9 ribu usaha
7. Peningkatan Daya Saing dan Produktivitas (Nilai Ekspor dan Nilai Tambah Per Tenaga Kerja)
126
63
30/04/2015
HIGHLIGHT KEDAULATAN PANGAN TAHUN 2015
127
HIGHLIGHT KEDAULATAN PANGAN TAHUN 2016 KEGIATAN
SASARAN a.l:
Peningkatan Produksi padi, jagung, kedelai, daging sapi, gula, cabai dan bawang merah
•
Peningkatan Produksi Ikan dan Garam
• • • •
• • • • • •
•
Perluasan sawah baru
Pembangunan infrastruktur pertanian
• • • • • •
slide -
Pembangunan Desa Mandiri benih
• •
Perluasan pertanian lahan kering di luar Jawa dan Bali
•
Pengembangan Pertanian Organik
•
Pembangunan pasar tradisional
•
•
K/L
Perluasan areal tanam dan penerapan pengelolaan tanaman terpadu kedelai 800 ribu ha Penyaluran bantuan budidaya padi dan jagung 500 ribu ha Penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian 7.308 unit Penyaluran subsidi pupuk Pengembangan areal tanaman tebu 40 ribu ha Pengembangan bibit ternak potong 500 ribu ekor Pengembangan kawasan cabai dan bawang merah 4.600 ha
Kementan
Pencetakan areal sawah baru 200 ribu ha
Kementan
Pengembangan dan pembangunan pelabuhan perikanan 22 unit Pembangunan kapal ikan > 30 GT 35 unit dan 10-30 GT 237 unit Pengembangan perbenihan 540 unit dan benih induk unggul Pembangunan sarana dan prasarana budidaya air tawar, air payau, mina politan dan tambak Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha garam
KKP
Pengembangan jaringan irigasi dan optimasi air di tingkat usaha tani, termasuk didalamnya perbaikan irigasi 500 ribu ha Pengembangan dan reahabiliatsi jaringan irigasi, air tanah, rawa dan tambak 236 ribu ha Pembangunan waduk 29 buah Rehabilitasi layanan jaringan irigasi permukaan 322 ribu ha Pembangunan gudang dan fasilitas pengolahan hasil pertanian 392 unit
Kementan
Pemantapan pembangunan 1.000 desa mandiri benih (sudah dimulai tahun 2015) Pengawasan dan sertifikasi benih
Perluasan tanaman hortikultura, perkebunan dan tanaman hijau makanan ternak di lahan kering 250 ribu ha
Pengembangan pertanian organik berbasis tanaman buah, sayur, dan perkebunan 75 dea Pengembangan System Rice of Intensification (SRI) 250 ribu ha Pembangunan pasar tradisional tipe A & B 220 unit
Kemen PU & PR Kemen PU & PR Kemen PU & PR Kementan Kementan Kementan Kementan Kementan
Kemendag
128
64
30/04/2015
HIGHLIGHT KEDAULATAN PANGAN TAHUN 2016
129
HIGHLIGHT KETAHANAN ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN 2016 KEGIATAN Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Peningkatan akses energi dan tenaga listrik
Pengalihan transportasi berbasis BBM ke gas
SASARAN a.l
K/L
- Peningkatan kapasitas pembangkit EBT yang bersumber dari panas bumi: 1.713 MW, bioenergi: 2.069 MW, air: 9.250 MW, surya: 92,20 MW, dan angin: 11,17 MW - Peningkatan bauran energi primer dari energi baru dan terbarukan menjadi 11% - Peningkatan kapasitas produksi biofuel sebesar 6,48 juta KL
KESDM
Migrasi BBM ke BBG untuk angkutan umum penumpang dan truk - Pembangunan SPBG 2 unit (APBN) dan 28 unit (non APBN) - PMC/EPC 1 kilang mini LNG dan 8 LCNG station
KESDM
‐ Terwujudnya konversi BBM ke BBG bagi kapal perikanan: 2.750
KKP
Penyediaan kapasitas terpasang infrastruktur pengolahan migas - Kilang minyak: 1,2 ribu bcd - Kilang LPG: 4,6 MTPA - Kilang LNG: 44 MTPA - Kilang hasil olahan: 27,4 (ribu bcpd) Jaringan gas bumi - Jargas kota 121 ribu sambungan rumah - Fasilitasi pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas menjadi 15.330 km Ketenagalistrikan - Rasio elektrifikasi: 91,09% - Konsumsi listrik perkapita: 1.058 KWh
KESDM
‐ Realokasi subsidi solar ke gas untuk nelayan: 150.000
KESDM
130
slide -
65
30/04/2015
HIGHLIGHT KEMARITIMAN DAN KELAUTAN TAHUN 2015
131
HIGHLIGHT KEMARITIMAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 KEGIATAN Perkuatan konektivitas armada dan jaringan pelayaran nasional Pembangunan 100 sentra perikanan sebagai tempat pelelangan ikan terpadu dan pembangunan 24 pelabuhan strategis Pemberantasan Illegal, Unregulated and Unreported fishing (IUU) Mengurangi intensitas penangkapan di kawasan overfishing sesuai batas kelestarian
Penguatan keamanan laut, daerah perbatasan dan pengamanan SDA dan ZEE
Kawasan konservasi perairan berkelanjutan Rehabilitasi kerusakan lingkungan pesisir
slide -
SASARAN a.l
K/L
‐ Jumlah trayek perintis dan PSO 102 (trayek) ‐ pelabuhan yang dilayani angkutan laut peti kemas dalam negeri 79 (pelabuhan) ‐ Pengadaan kapal barang perintis 69 (kapal) ‐ Armada angkatan laut nasional 15.372 (armada) ‐ Subsidi angkutan laut perintis 113 (trayek)
Kementerian Perhubungan
‐ Pembangunan dan pengoperasian 22 cold storage di sentra perikanan ‐ pengembangan 20 pelabuhan perikanan di lokasi sentra perikanan terpadu ‐ Pembangunan sentra perikanan mutu terpadu 18 (lokasi) ‐ pengembangan sarana informasi mendukung Sistem Informasi Nelayan di 20 lokasi
KKP
‐ Operasi kapal pengawas kegiatan IUU Fishing dan kegiatan yang merusak SDKP di WPP – NRI wilayah barat 280 hari (16 kapal) dan timur 280 hari (16 Kapal) ‐ Pengadaan kapal pengawas perikanan ‐ Operasi keamanan laut secara terintegrasi ‐ Pengelolaan 20 pulau-pulau kecil terluar (PPKT) berpenduduk dan 20 PPKT tidak berpenduduk
KKP, Bakamla
‐ Penambahan 600.000 ha kawasan konservasi perairan (sehingga menjadi 17,1 juta ha) ‐ Rehabilitasi kawasan pesisir (3 juta batang bakau)
KKP 132
66
30/04/2015
HIGHLIGHT PARIWISATA TAHUN 2015
133
HIGHLIGHT PARIWISATA DAN INDUSTRI TAHUN 2016 KEGIATAN Percepatan Pembangunan Akses Transportasi
Peningkatan Infrastruktur Pengembangan Budaya Lokal
Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Eco Tourism
Percepatan Pengembangan dan Pengelolaan Kawasan Pariwisata
Peningkatan Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat Peningkatan Kualitas SDM Lokal/Sekitar Obyek Pariwisata
Percepatan Pembangunan Akses Informasi dan Komunikasi
SASARAN a.l
Kementerian Perhubungan
10 destinasi wisata alam dan buatan yang dikembangkan
Kementerian Pariwisata
10 destinasi wisata budaya yang dikembangkan
Kementerian Pariwisata
Pembinaan karakter pelaku usaha dan pekerja jasa pariwisata di 5 lokasi
Kementerian Pariwisata
5000 masyarakat yang menjadi sadar wisata
25000 tenaga kerja di sektor pariwisata yang disertifikasi • • • • • •
slide -
K/L
‐ Jumlah trayek perintis dan PSO 102 (trayek) ‐ pelabuhan yang dilayani angkutan laut peti kemas dalam negeri 79 (pelabuhan) ‐ Pengadaan kapal barang perintis 69 (kapal) ‐ Armada angkatan laut nasional 15.372 (armada) ‐ Subsidi angkutan laut perintis 113 (trayek)
43 Publikasi di Media Elektronik 68 Publikasi di Media Cetak 30 Publikasi di Media Digital 20 Publikasi di Media Elektronik 15 Publikasi di Media Cetak 11 Publikasi di Media Digital
Kementerian Pariwisata Kementerian Pariwisata Kementerian Pariwisata Kementerian Pariwisata/Kominfo
134
67
30/04/2015
LANJUTAN… KEGIATAN
SASARAN a.l
K/L
Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah I
• Pengembangan 2 WPPI di Sumatera dan Kalimantan • Pengembangan 10 KPI di Sumatera dan Kalimantan
Kementerian Perindustrian
Revitalisasi & Penumbuhan Industri Tekstil dan Aneka
120 Perusahaan Industri Tekstil dan Aneka yang Direvitalisasi
Kementerian Perindustrian
Pengembangan Fasilitasi Industri Wilayah II
Revitalisasi & Penumbuhan Industri Kimia Hilir
Revitalisasi & Penumbuhan Industri Kimia Dasar Revitalisasi & Penumbuhan Industri Material Dasar Logam Revitalisasi & Penumbuhan Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Penumbuhan Industri Alat Transportasi Darat
Penumbuhan Industri Elektronika dan Telematika Pengembangan Industri Hijau
• Pengembangan 2 WPPI di Jawa dan Bali • Pengembangan 10 KPI di Jawa dan Bali
• 18 Standar Produk (RSNI/SNI Wajib) • Pengembangan 3 komoditi Industri Kimia Hilir
• 1 pabrik pupuk NPK di Aceh kapasitas 100.000 ton/tahun • 3 klaster industri petrokimia Pembangunan 1 Industri Pengolah Hasil Tambang Mineral menjadi Produk dan Jasa Industri • 3 komoditas industri Hasil Hutan dan Perkebunan • 2 komoditas industri oleokimia dan kemurgi
6 Standarisasi Bidang Industri Alat Transportasi Darat Pembangunan 5 ICT Center
125 industri yang mengikuti expo produk-produk industri hijau di dalam dan luar negeri
Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian
135
DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
136
slide -
68
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN DIMENSI PEMERATAAN 2014 (Baseline)
INDIKATOR
2016
SASARAN
2019
Perlindungan sosial bagi Penduduk Kurang Mampu (40% penduduk termiskin) Kepemilikan Jaminan Kesehatan
86%
96,2%
100%
Akses thd Pelayanan Keuangan
4,2%
11,88%
25%
Akses Pangan Bernutrisi
60%
60%
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
100%
Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga yang ditandai dengan meningkatnya keterampilan kerja/usaha, tersedianya alternatif usaha/kerja sebagai sumber penghidupan, tersedianya sarana prasarana pendukung ekonomi, meningkatnya akses pasar bagi pengembangan usaha mikro/kecil Peningkatan daya saing tenaga kerja Penyediaan lapangan kerja (20152019)
> 2 juta
Persentase tenaga kerja formal
40,5%
44,2%
29,5 juta
42,6 juta
62,4 juta
1.921.283* 576.887*
807.257 122.338
3.552.950** 2.280.764**
5,0%
15%
25,0%
Kepesertaan Program SJSN Ketenagakerjaan (akumulatif) Pekerja formal
Pekerja Informal
Meningkatkan kualitas dan keterampilan pekerja Jumlah pelatihan Jumlah sertifikasi
Jumlah tenaga kerja keahlian menengah yang kompeten
10 juta (rata-rata 2 juta/thn)
Kinerja lembaga pelatihan milik negara menjadi berbasis kompetensi
--
30,0%
3,2 juta
35%
51,0%
12,3 juta
42,0%
Menurunnya tingkat kemiskinan menjadi 9,0%-10,0 persen dan pengangguran terbuka menjadi 5,2%-5,5% di tahun 2016.
ARAH KEBIJAKAN 1. Membangun landasan yang kuat agar ekonomi tumbuh menghasilkan kesempatan kerja yang berkualitas • Memperluas industri manufaktur untuk memperluas lapangan kerja baru berkualitas • Dukungan regulasi yang mendorong iklim investasi • Memperkuat daya saing tenaga kerja dan menciptakan hubungan industrial yang harmonis 2. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif • Penataan asistensi sosial, melalui perluasan cakupan, manfaat, dan perbaikan desain Program Keluarga Harapan (PKH), termasuk inovasi penyaluran menggunakan uang elektronik (UNIK). • Perluasan cakupan SJSN bagi penduduk rentan dan pekerja informal. • Pelaksanaan RAN hak asasi manusia untuk penyandang disabilitas dan lanjut usia. • Penguatan kelembagaan sosial, termasuk pengembangan sistem layanan dan rujukan terpadu. 3. Perluasan dan peningkatan pelayanan dasar • Peningkatan ketersediaan infrastruktur dan sarana pelayanan dasar • Peningkatan jangkauan layanan dasar • Pengembangan dan penguatan sistem monev terkait penyediaan layanan dasar 4. Pengembangan penghidupan berkelanjutan • Meningkatkan akses permodalan dan layanan keuangan melalui penguatan sistem layanan keuangan mikro • Meningkatkan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran • Mendorong terwujudnya kemudahan, kepastian, dan perlindungan usaha • Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan
*2011-2014 **2015-2019
137
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH Indikator
2014 (Baseline)
2016
2019
Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan a. b.
Penurunan desa tertinggal
Peningkatan desa mandiri
---
1000 400
Pengembangan Kawasan Perbatasan a.
b.
Pengembangan Pusat Ekonomi Perbatasan (Pusat Kegiatan Strategis Nasional/PKSN) Peningkatan keamanan dan kesejahteraan masyarakat perbatasan
s.d. 5,000 desa tertinggal paling sedikit 2,000 desa
3 (111 lokasi prioritas)
10 PKSN (100 lokasi prioritas)*
10 PKSN (187 lokasi prioritas)
12 pulaupulau kecil terluar berpenduduk
10 pulau kecil terluar/ terdepan
92 pulau kecil terluar/ terdepan
ARAH KEBIJAKAN Pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan 1. Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk permukiman transmigrasi sesuai dengan kondisi geografis Desa. 2. Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi. 3. Pembangunan sarana bisnis/pusat bisnis di perdesaan. 4. Pengembangan komunitas teknologi perdesaan. 5. Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keber-dayaan, dan pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa termasuk di permukiman transmigrasi 6. Penguatan Pemerintahan Desa 7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi. 8. Pengembangan ekonomi kawasan perdesaan termasuk kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota. Pengembangan Kawasan Perbatasan 1. Peningkatan keamanan wilayah perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. 2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat wilayah perbatasan melalui peningkatan penyediaan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi, akses infrastruktur.
* 50 Lokpri penanganan tahun 2016, 50 Lokpri lanjutan dari tahun 2015
138
slide -
69
30/04/2015
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH Indikator
2014 (Baseline)
2016
2019
7,1% *)
7,02 %
7,24%
68,46**)
68,49**)
69,59**)
Pembangunan Daerah Tertinggal c.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal
e.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal
d.
Persentase penduduk miskin di daerah tertinggal
16,64%
15,42%
14,0%
Pembangunan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa a. b. c.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Luar Jawa Kawasan Industri
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)
7
n.a.
7
12
14***)
4
4
4
14
*) rata-rata 2010-2014 **) Dengan perhitungan Metode Baru ***) di Pulau Jawa ada 1 KEK (KEK Tanjung Lesung)
ARAH KEBIJAKAN Pengembangan Daerah Tertinggal 1. Promosi potensi daerah tertinggal untuk mempercepat pembangunan 2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar publik. 3. Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung SDM yang berkualitas. 4. Pembangunan infrastruktur./konektivitas. Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Luar Jawa 1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah, melalui percepatan Industrialisasi/hilirisasi pengolahan SDA (a) menciptakan nilai tambah; (b) menciptakan kesempatan kerja baru, terutama industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan pariwisa. 2. Percepatan pembangunan konektivitas/ infrastruktur 3. Pengembangan SDM dan IPTEK 4. Pengembangan regulasi dan kebijakan 5. Peningkatan iklim investasi dan iklim usdaha a.l: Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP);dan pemberian insentif fiskal dan non fiskal .
139
HIGHLIGHT SASARAN PEMBANGUNAN KEWILAYAHAN DAN ANTARWILAYAH 2014 (Baseline) Pembangunan Kawasan Perkotaan Indikator
a. b.
c.
d.
Pembangunan Metropolitan di Luar Jawa sebagai PKN dan Pusat Investasi Optimalisasi 20 kota otonomi berukuran sedang di Luar Jawa sebagai PKN/PKW dan penyangga urbanisasi di Luar Jawa
Penguatan 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) atau Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Pembangunan 10 Kota Baru Publik
2016
2019
2
2+ 5(usulan baru)
43 kota belum optimal perannya
5
20 dioptimalk an perannya
--
7 pusat pertumb uhan baru
39 pusat pertumbuh an yang diperkuat
2
--
2 Kota baru
ARAH KEBIJAKAN 1. Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional.
2. Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota aman, nyaman, dan layak huni. 3. Pembangunan kota hijau yang berketahanan iklim dan bencana.
4. Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal. 5. Peningkatan kapasitas tata kelola pembangunan perkotaan.
10 Kota Baru
140
slide -
70
30/04/2015
HIGHLIGHT PENGURANGAN KESENJANGAN ANTAR WILAYAH Sasaran Pokok Pemerataan Pembangunan Antar Wilayah
Peran Wilayah dalam Pembentukan PDB Nasional
o o o o o o
Sumatera Jawa
Bali – Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi
Maluku - Papua
Baseline 2014
2016
2013
Proyeksi 2016
Proyeksi 2019
58,0
57,4
55,1
23,8 2,5 8,7 4,8 2,2
24,0
2019
2,5 8,9 4,9 2,3
24,6 2,6 9,6 5,2 2,9
Keterangan : Asumsi target pertumbuhan PDB Nasional 8% di tahun 2019 Perhitungan proyeksi masih menggunakan atas dasar harga konstan tahun 2000. Perhitungan proyeksi dapat berubah dengan adanya perubahan harga konstan tahun dasar 2010.
141
HIGHLIGHT PEMERATAAN ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN TAHUN 2016 KEGIATAN
SASARAN a.l
Pengembangan Standardisasi Kompetensi Kerja dan Program Pelatihan
• 50 SKK yang ditetapkan • 79.772 tenaga kerja mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi • 13.750 jumlah lulusan pelatihan yang mendapat sertiikat kompetensi • 15.000 masyarakat kurang mampu mengikuti pelatihan kewirausahaan, keterampilan dan keahlian
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
• 7 Propinsi dan 50 Kabupaten/ Kota memberi pelayanan pekerja migran
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pembinaan Penempatan dan Perlindungan TKI Luar Negeri
Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat)
Penanggulangan Kemiskinan Perdesaan dan Perkotaan
Peningkatan keterampilan dan akses pada pembiayaan Penguatan kapasitas usaha, kualitas produk, dan akses pasar
Penyediaan dan Pengembangan Statistik Ketahanan Sosial
slide -
K/L
• 100 lembaga pelatihan yang terakreditasi
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
• 3.500.000 Keluarga Sangat Miskin (KSM) yang mendapatkan bantuan tunai PKH
KEMENTERIAN SOSIAL
• 247.251 keluarga fakir miskin mendapatkan stimulan usaha ekonomi produktif melaui KUBE • Diklat bagi 25.000 usaha mikro • Pendampingan 27.520 usaha mikro mengakses KUR • 3.400 wirausaha baru mengakses start-up capital
KEMENTERIAN SOSIAL
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
• Penguatan sistem bisnis 160 koperasi/ sentra usaha mikro • Fasilitasi standardisasi mutu dan sertifikasi produk bagi 1.000 UMKM dan koperasi • Penataan 1.000 PKL • Fasilitasi kemitraan bagi 1.200 UMKM dan koperasi
KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
• 2 publikasi/laporan statistik ketahanan sosial; • Metode Pengukuran Data Kemiskinan yang disempurnakan
BADAN PUSAT STATISTIK
142
71
30/04/2015
HIGHLIGHT PEMERATAAN ANTAR WILAYAH TAHUN 2016 KEGIATAN
SASARAN a.l
Pengurangan Overhead Cost untuk dialokasikan ke pelayanan publik
Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Bandar Udara di Kawasan Perbatasan Penyelenggaraan Pembangunan dan Peningkatan Kapasitas Jalan Strategis di Kawasan Perbatasan
Pembangunan Kawasan Perbatasan Negara Pengembangan Customs, Immigration, Quarantine, Security (CIQS) Terpadu di Kawasan Perbatasan
K/L
BRT 50 unit Bus Pemadu Moda 20 unit Bus Angkutan Umum 60 unit ATCS 15 paket Fasilitas Integrasi Moda 10 paket Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan 5 paket Kegiatan Smart Driving 5 kota Terselenggaranya subsidi angkutan kereta api termasuk subsidi angkutan KA untuk mengangkut motor pada masa mudik lebaran
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
± 1.000 KM
KEMEN PU DAN PERA
39 Bandar Udara
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
7 Pos Lintas Batas Negara
KEMEN PU DAN PERA
7 Pos Lintas Batas Negara
SETTAP BNPP
143
LANJUTAN... KEGIATAN
K/L
55 Kabupaten
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
Penumbuhan dan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah di Daerah Tertinggal dan Perbatasan
2.187 orang
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Pengembangan Industri Kecil dan Menengah di Daerah Perbatasan
10 PKSN
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha
945 kelompok masyarakat
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Peningkatan Kapasitas SDM di Daerah Tertinggal
87 Kabupaten Tertinggal
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI
Pembangunan Sarana Prasana di Daerah Tertinggal Pengelolaan SDALH di Daerah tertinggal
Pengembangan Ekonomi Lokal di Daerah teringgal
Peningkatan Kompentensi Tenaga Kerja dan Profuktivitas di Daerah Tertinggal Peningkatan Usaha Mikro dan Pengembangan Usaha di Daerah Tertinggal
slide -
SASARAN a.l
Pengembangan Pulau Kecil dan Terluar, termasuk Kawasan Perbatasan
119 Kabupaten Tertinggal
57 Kabupaten Tertinggal 94 Kabupaten Tertinggal 4.786 orang 7.500 orang
KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI KEMENTERIAN TENAGA KERJA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
144
72
30/04/2015
TARGET PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT TAHUN 2016 • •
Setiap tahunnya ditargetkan Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat sebanyak 1000 per tahun untuk mencapai 5000 unit dalam 5 tahun Rencana pembangunan/revitalisasi Pasar Rakyat 2016: a. Kementerian Perdagangan: 220 unit b. Kementerian Koperasi dan UKM: 243 unit c. Dana Alokasi Khusus Bidang Sarana Perdagangan: 537 unit Rencana Sebaran Pasar Rakyat 2016 (Anggaran Kemendag)
145
SAINS DAN TEKNO PARK (STP) No 1 2 3
Jenis STP Nasional
K/La
Sains Park
Kem RistekDikti
Tekno Park
Kem RistekDikti
4 4
Kem Pertanian
10
BPPT
8
LIPI
BATAN
Kem Perindustrain Kem Pertanian Kem KKP
slide -
Rencana 2016 (Unit)
6 7
Keterangan
Jumlah = 14 dari Target RPJMN 33
Jumlah = 53 dari Target RPJMN = 100
3 5
20 4
146
73
30/04/2015
KONDISI PERLU
147
HIGHLIGHT KONDISI PERLU TAHUN 2016 Kepastian dan Penegakan Hukum KEGIATAN Pengembangan model penyimpanan asset sitaan hasil kejahatan tindak pidana korupsi
Pemberian bantuan hukum untuk orang miskin yang sedang berhadapan dengan hukum
SASARAN a.l Pembangunan Rupbasan (rumah penyimpanan barang sitaan negara) Percontohan di Jakarta Barat
• 6365 orang masyarakat miskin yang memperoleh bantuan hukum litigasi, • 7245 kegiatan bantuan hukum non litigasi kepada orang atau kelompok masyarakat miskin
K/L Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Hukum dan HAM
Keamanan dan Ketertiban KEGIATAN Penurunan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di daerah
Pembinaan potensi keamanan melalui kerjasama POLRI dengan masyarakat
slide -
SASARAN a.l 29 Polda yang dapat menurunkan potensi gangguan keamanan dan ketertiban di kewilayahan
55% dari total desa mendapatkan 1 (satu) babinkantibmas secara bertahap
K/L POLRI POLRI 148
74
30/04/2015
LANJUTAN... Politik dan Demokrasi SASARAN a.l
K/L
Penyediaan Data, Informasi, Sarana dan Prasarana Teknologi Informasi Pemilu
KEGIATAN
100% pemutakhiran data pemilih di tingkat kelurahan di seluruh Indonesia.
Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Perundingan batas wilayah (Palau, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, India, Thailand, PNG, Australia, dan Timor Leste)
75% perundingan yang berhasil diselenggarakan dalam rangka upaya penyelesaian penetapan batas wilayah di laut serta penegasan batas wilayah di darat.
Kementerian Luar Negeri
Peningkatan Daya Tangkal Masyarakat dari Pengaruh Radikal Terorisme
Kemitraan Strategis dengan China, Jepang, dan Korsel
30% peningkatan daya tangkal masyarakat dari pengaruh radikal terorisme
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
90% kemitraan yang memberikan manfaat ekonomi bagi Indonesia
Kementerian Luar Negeri
149
LANJUTAN... Tata Kelola & Reformasi Birokrasi KEGIATAN Penyempurnaan kualitas reformasi birokrasi dan perluasan pelaksanaannya pada instansi pusat dan daerah Pemantapan implementasi sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Pengawasan intern akuntabilitas kinerja program prioritas nasional Integrasi sistem pengadaan dengan egovernment
Pengembangan dan perluasan e-cataloq Implementasi UU Aparatur Sipil Negara Peningkatan kompetensi dan profesionalisme ASN
Penilaian kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi (Profil Kompetensi) Peningkatan kualitas pengawasan pelayanan publik
Penyelarasan pembangunan nasional dan daerah Pengembangan eGov di Kemenkominfo secara komprehsif, integral
slide -
SASARAN a.l
K/L
- Penguatan payung hukum reformasi birokrasi: Revisi Grand Design dan Road Map RB - Terlaksananya fasilitasi, asistensi dan bimbingan teknis pelaksanaan RB - Meningkatnya Indeks Reformasi Birokrasi : KL:58% ; Prov: 30%, dan Kab/Kota: 30%
Kementerian PAN dan RB
- 9 sektor prioritas pengawasan (infrastruktur, perhubungan, pendidikan, perlindungan sosial, pariwisata, kesehatan, ketahanan pangan, kemaritiman dan ketahanan energi)
BPKP
- Meningkatnya instansi pemerintah yang akuntabilitas kinerjanya baik (Nilai B): KL:70% ; Prov: 48%, dan Kab/Kota: 21%
Kementerian PAN dan RB
- 460 LPSE yang terstandarisasi - 24 cloud data center LPSE
LKPP
- 200 intansi pemerintah yang telah menerapkan promosi terbuka untuk JPT
Kementerian PAN dan RB/ KASN
- 25.000 produk yang masuk e-cataloq
-50 peserta diklat Reform Leaders Academy -100 peserta TOT Diklat Revolusi Mental dalam Pelayanan Publik -120 Peserta Diklatpim I
LKPP LAN
- 1.600 ASN yang memangku JPT yang terpetakan kompetensinya
BKN
1 dokumen konsep Pembangunan Wilayah berbasis pengembangan kawasan strategis di 35 Kabupaten di 9 Provinsi
Kementerian PPN/BAPPENAS
- meningkatnya kepatuhan terhadap implementasi UU Pelayanan Publik: KL:80%; Lembaga:35%; Prov: 70% ; Kab/Kota: 20%
20% instansi yang memanfaatkan infrastruktur dan teknologi eGovernment yang terkonsolidasi, terintegrasi, aman dan berkualitas untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan berbasis TIK nasional
Ombudsman RI
Kementerian Komunikasi dan Informatika
150
75
30/04/2015
PENUTUP DAN TINDAK LANJUT
151
PENUTUP
TAHAPAN PELAKSANAAN PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKP 2016
Tema RKP & Prioritas Nasional
Musrenbang Provinsi
Rakorbangpus I
Rakorbangpus II
Trilateral Meeting
Rangkaian Musrenbangnas •Pra Musrenbang •Musrenbangnas
Sidang Kabinet
Perpres RKP
Disampaikan oleh Pemerintah kepada DPR
152
slide -
76
30/04/2015
TINDAK LANJUT • Mendahulukan pencapaian sasaran prioritas nasional yang diwujudkan dalam Dimensi Pembangunan dan Kondisi Perlu • Memastikan kesiapan pelaksanaan kegiatan prioritas disetiap lokus: – Bukan daftar kebutuhan yang panjang, namun daftar kegiatan prioritas yang fokus dan sudah siap untuk dilaksanakan – Setelah Musrenbangnas tidak akan lagi menerima “daftar tambahan”
153
slide -
77