BADAN LINGKUNGAN HIDUP, RISET DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROVINSI GORONTALO
KATA PENGANTAR Provinsi Gorontalo sejak berdirinya pada tahun 2001 terus memacu pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan masyarakat mandiri, berbudaya enterprenur, berlandaskan moralitas agama dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan yang dilaksanakan telah menunjukkan perbaikan kesejahteraan masyarakat tercermin dari membaiknya indikator ekonomi, sosial, dan budaya. Di sisi lain, pembangunan yang menggunakan sumberdaya alam sebagai modal utama disamping sumberdaya manusia, memberikan dampak positif maupun negatif pada lingkungan hidup. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi Gorontalo menerapkan praktek pemerintahan yang peduli lingkungan (Good Environment Governance) yang memasukkan pertimbangan kelestarian lingkungan dalam setiap tahap dan aspek pembangunan. Salah satu aspek dari kegiatan pembangunan yang akan menerima dampak adalah kawasan Danau Limboto. Danau Limboto merupakan kawasan semi tertutup yang kualitas lingkungannya sangat dipengaruhi oleh kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh dua Kabupaten yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo. Untuk mewujudkan pemerintahan yang peduli lingkungan dan dalam upaya mengantisipasi masalah pengelolaan Danau Limboto di Provinsi Gorontalo, maka diperlukan pemahaman secara komprehensif tentang karakteristik, pemanfaatan, dan permasalahan Danau Limboto. Penyusunan PROFIL DANAU LIMBOTO 2009 ini merupakan sarana untuk memformulasikan kebijakan, program dan kegiatan daerah yang akan menjadi acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam mewujudkan pengelolaan DANAU LIMBOTO secara holistik, komprehensif, konsisten dan terfokus pada pencapaian visi yang telah ditetapkan. Penulis yakin masih terdapat kekurangsempurnaan dalam PROFIL DANAU LIMBOTO ini, namun demikian saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam penyusunan Profil ini. Semoga Allah SWT, memberikan balasan pahala kepada kita semua, Amin.
Gorontalo,
Juli 2009
PENULIS
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI I
II
III
IV
V
i ii iv v vi
PENDAHULUAN a. Gambaran Umum b. Fungsi dan Manfaat Danau
1 12
KARAKTERISTIK a. Kualitas Fisik-Kimia Perairan b. Keanekararagaman Hayati c. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
14 17 19
PEMANFAATAN a. Komitmen Pemerintah dan Masyarakat b. Pembangunan Berwawasan Lingkungan c. Anlisis SWOT
25 29 32
PERMASALAHAN a. Meta Masalah b. Masalah Substantif c. Masalah Formal d. Pengkajian Masalah
34 46 46 47
RENCANA AKSI a. Visi dan Misi Danau Limboto b. Strategi c. Kelembagaan d. Program e. Implementasi Pemulihan Danau Limboto 2004-2008 f. Target Penanganan Danau Limboto 2009-2014 g. Rencana Aksi Pemulihan Danau Limboto 2009 h. Rencana Aksi Pemulihan Danau Limboto 2010 i. Rencana Aksi Pemulihan Danau Limboto 2011 j. Rencana Aksi Pemulihan Danau Limboto 2012
49 49 52 53 70 73 73 77 80 81
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
TIM PENYUSUN BUKU PENYELAMATAN DANAU LIMBOTO
Penanggungjawab
:
Ir. Rustamrin H. Akuba, MS, P.hD
Ketua
:
Ir. Rugaya Biki, MS
Wakil Ketua
:
Drs. Yamin Ismail, M.Pd
Sekretaris
:
Nasruddin
Wakil Sekretaris
:
Nalienli G.F. Rawung, SP
PPTK
:
Abdul Alim Katili, ST
Anggota
:
1. Drs. Samsudin Suleman, MM 2. Abd. Majid Ibrahim, SKM, M.Si 3. Zainal Ramdan Faried, ST 4. Agus Moki 5. Yusdin Danial, S.Sos 6. Fatma S. Nur, S.Pd 7. Yuni Hagu, S.Pi 8. Yuningsih Dangkua, SH 9. Awaluddin Olii, SP
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga Balihristi dapat menyusun Laporan Pelaksanaan kegiatan RUK tahun 2007 Tujuan dari kegiatan Riset Unggulan Kompetitif
Gorontalo adalah
mengembangkan SDM melalui pelaksanaan penelitian, melaksanakan kegiatan – kegiatan penelitian unggulan dan membantu penyelesaian studi mahasiswa S2 dan S3 asal Gorontalo Program Pengembangan SDM merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Salah satu upaya untuk mengembangkan SDM adalah dengan meningkatkan kapasitas ilmiah melalui pelaksanaan penelitian. Dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan pembangunan di Provinsi Gorontalo termasuk pengembangan teknologi dan model kelembagaan sangat dibutuhkan ketersediaan sumber daya manusia aparatur yang cukup dan handal dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki kemampuan yang profesional dalam menunjang tugas yang diembannya. Akhirnya Balihristi menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada seluruh peneliti yang telah menyumbangkan hasil karyanya dan seluruh Tim komisi penelitian yang sudah bekerja keras, sehingga kegiatan pelaksanaan Riset Unggulan Konpetitif (RUK) dapat berjalan dengan baik.
viii
Gorontalo,
November 2007
PPTK
ix
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1
Kondisi Danau Limboto
1
2
Peta Topografi DAS Limboto
2
3
Peta Topografi dan Bathimetri Danau Limboto
3
4
Pendangkalan Danau Limboto
4
5
Kondisi Danau Limboto
5
6
Existing Danau Limboto
6
7
Volume Danau Limboto
8
8
Sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
10
9
Peta Inlets Danau Limboto
11
10
Peta Outlets Danau Limboto
12
11
Karamba Jaring Apung
21
12
Status Trofik di Danau Limboto
36
13
Nilai Indeks Kimia Kirchoff di Danau Limboto
37
14
Penyebaran Eceng Gondok di Danau Limboto
37
15
Peta Penyebaran Eceng Gondok
38
16
Jenis-jenis ikan yang hampir punah di Danau Limboto
39
17
Hidrograph banjir DAS Sungai Bone di lokasi dekat muara Sungai Tamalate (Tr= 25 Thn)
40
18
Hidrograph banjir DAS Sungai Alo-Pohu (Tr= 25 Thn)
41
19
Hidrograph Sungai Bolango pada pertemuan Sungai Bolango dan Sungai Polanggua (Tr= 25 Thn)
41
ii
20
Pengrusakan Hutan dan Lahan
42
21
Kausa Lup Permasalahan Danau Limboto
47
22
Teori Gunung Es Masalah Danau Limboto
48
iii
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1
Halaman
2
Matriks Ruang Lingkup dan Program Penyelamatan Danau Program Implementasi Perda Danau Limboto
84 86
3
Peta Bathimetri Danau Limboto
89
4
Peta Penetapan Zonasi Peruntukan Lingkungan Perairan Danau
90
5
Peta Citra Landsat Daerah Tangkapan Air Danau Limboto
91
6
Peta Penyebaran Eceng Gondok di Danau Limboto
92
v
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1
Luas Genangan dan Volume Danau Limboto
7
2
Kualitas Fisik-Kimiawi Perairan Danau Limboto Tahun 2008
15
3
Jenis-jenis Tumbuhan Air di Danau Limboto
17
4
Fasilitas Pendidikan dan Jumlah Guru
22
5
Sarana dan prasarana kesehatan per Kecamatan Kabupaten Gorontalo Tahun 2008
23
6
Analisis SWOT Upaya Penyelamatan Danau Limboto
33
7
Jumlah massa rata-rata yang tersisihkan di dalam bak pengurai anaerob.
61
8
Rata-rata penyisihan kadar BOD, COD dan TSS di dalam bak pengurai aerob.
61
9
Jumlah massa rata-rata yang tersisihkan di dalam bak pengurai Aerob
63
10
Hasil uji statistik pengaruh perbedaan kapasitas aliran dan waktu tinggal terhadap persentase penyisihan kadar BOD limbah cair domestik rumah sakit.
70
11
Hasil uji statistik pengaruh perbedaan kapasitas aliran dan waktu tinggal terhadap persentase penyisihan kadar COD limbah cair domestik rumah sakit
76
12
Hasil uji statistik pengaruh perbedaan kapasitas aliran dan waktu tinggal terhadap persentase penyisihan kadar TSS limbah cair domestik rumah sakit
81
iv
I. Pendahuluan a. Gambaran Umum a.1. Lokasi Danau Limboto adalah salah satu asset sumberdaya alam yang dimiliki Provinsi Gorontalo saat ini. Danau Limboto telah berperan sebagai sumber pendapatan bagi nelayan, pencegah banjir, sumber air pengairan dan obyek wisata. Areal danau ini berada pada dua wilayah yaitu + 30 % wilayah Kota Gorontalo dan + 70 % di wilayah Kabupaten Gorontalo dan menjangkau 5 kecamatan. Danau pada
Limboto kondisi
kini
berada
yang
sangat
memperihatinkan
karena
mengalami proses penyusutan dan
pendangkalan
akibat
Gambar 1. Kondisi Danau Limboto
sedimentasi yang mengancam keberadaannya dimasa yang akan datang. Semakin berkurangnya luasan perairan danau menyebabkan semakin menurunnya fungsi danau sebagai kawasan penampung air sehingga berpotensi terjadinya banjir dan kekeringan di sekitar wilayah kawasan danau bahkan di luar kawasan Danau Limboto.
a.2. Letak Geografi Danau Limboto terletak di bagian tengah Provinsi Gorontalo dan secara astronomis, DAS Limboto terletak pada 122° 42’ 0.24” – 123° 03’ 1.17” BT dan 00° 30’ 2.035” – 00° 47’ 0.49” LU. DAS Limboto merupakan bagian dari Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP-DAS) Bone-Bolango yang luasnya 91.004 ha dan
termasuk salah satu DAS Prioritas dari DAS Kritis di SWP-DAS BoneBolango. Danau Limboto, merupakan cekungan rendah atau laguna, yang merupakan muara sungai-sungai, diantaranya: Ritenga, Alo Pohu, Marisa, Meluopo, Biyonga, Bulota, Talubongo dan sungaisungai kecil dari sisi selatan: Olilumayango, Ilopopala, Huntu, Hutakiki, Langgilo.
Gambar 2. Peta Topografi DAS Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
2
LBB.13 X = 492713.852 Y = 63252.711 Z= +19.452
CP.10 X = 493164.422 Y = 64534.558 Z= +6.023
CP.13 X = 494640.858 Y = 66631.861 Z= +6.433
CP.08 X = 495044.672 Y = 62635.141 Z= +5.351 CP.07 X = 495613.518 Y = 62632.902 Z= +5.547
CP.14 X = 495638.447 Y = 66732.477 Z= +6.594
CP.06 X = 495955.516 Y = 62508.452 Z= +6.513
CP.05 X = 496454.889 Y = 61810.894 Z= +6.037 BM.04 X = 497055.604 Y = 61699.197 Z= +6.052
CP.04 X = 497131.365 Y = 61642.779 Z= +5.308
CP.03 X = 497388.693 Y = 61239.585 Z= +5.908
BM.PTU 04 X = 497622.622 Y = 66363.144 Z= +6.195
LBB.12 X = 497873.825 Y = 61087.325 Z= +10.891
CP.02 X = 497925.149 Y = 61637.597 Z= +5.275
CP.14 X = 497771.564 Y = 66496.045 Z= +6.226
CP.01 X = 498131.695 Y = 61341.839 Z= +5.156
CP.04 X = 501326.166 Y = 63619.501 Z= +5.120
CP.05 X = 501353.374 Y = 63905.369 Z= +5.081
CP.08 X = 501279.107 Y = 65911.470 Z= +5.348
LBB.19 X = 501423.160 Y = 63812.992 Z= +6.186
CP.06 X = 501801.077 Y = 64170.142 Z= +5.747
BM.02 X = 501741.428 Y = 64155.920 Z= +5.770
DS.V
Y N DUA
JE MBATA B OMBA
CP.02 X = 502001.324 Y = 64175.408 +5.108 Z=
BM.01 X = 501932.009 Y = 61038.949 Z= +5.372
TABUMELA
BM.9 X = 501812.552 Y = 61448.417 Z= +5.582
CP.01 X = 501878.253 Y = 61052.410 Z= +5.204
JEMBATAN BOMBAY 1
IV DS.
CP.12 X = 502384.866 Y = 60884.977 Z= +14.921
LO
JEM LAKOBA BATAN
J EMBA TAN DU SU N TI GA
CP.00 X = 502753.326 Y = 60770.077 Z= +5.584
BM.7 X = 503310.416 Y = 60494.782 Z= +5.793
A
J EM POTANG BATAN
CP.7/LBB.11 X = 503375.228 Y = 60418.762 Z= +8.641
CP.6/LBB.8 X = 503598.815 Y = 62388.096 Z= +8.681
BM.6 X = 503701.537 Y = 62525.538 Z= +10.734
J L.
LIM BOT0
JL.
CP.9 X = 501753.802 Y = 61473.325 Z= +4.435
CP.03 X = 502121.190 Y = 62783.937 Z= +5.074
CP.07 X = 501989.075 Y = 64933.151 Z= +5.849
TAN
Profil Danau Limboto Tahun 2009 BM.05 X = 494223.512 Y = 66845.059 Z= +7.650
JEMBA J ODO
CP.11 X = 494294.773 Y = 66898.623 Z= +7.195
GI GI N DUN
CP.09 X = 501588.237 Y = 67101.176 Z= +9.816
AR
CP.10 X = 500861.257 Y = 67647.572 +5.878 Z=
PAS
CP.15 X = 496138.329 Y = 67176.571 Z= +7.314
JEMBAT
L
NGGU
BM.03 X = 500832.565 Y = 67719.110 Z= +5.354
TA
CP.15 X = 499034.241 Y = 67928.936 Z= +6.449
BOTA
CP.15 X = 496127.248 Y = 67630.491 Z= +5.650
O NG
CP.11 X = 500681.819 Y = 68371.023 Z= +10.221
UA
CP.12 X = 495069.859 Y = 68821.235 Z= +9.634
DUSUN
LBB.15 X = 494643.626 Y = 68906.016 Z= +7.477
KP. BULIL A
T ELAG AN A
KARTINI
SALI M JL. AGUS
N JEMBATA P ASAR SORE
SORE PAS AR
MELA TABU
Gambar 3. Peta Topografi dan Bathimetri Danau Limboto
3
JL. ANDAL AS
J L. BEN GA WA N SOLO
CP.5 X = 505166.358 Y = 63901.719 Z= +13.291
a.3. Luas, Kedalaman dan Iklim Pada tahun 1932 rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 Ha, dan tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau berkurang menjadi 10 meter dan luas menjadi 4.250 Ha. Sedangkan tahun 1990 - 2008 kedalaman Danau Limboto rata-rata tinggal 2,5 meter dengan luas 3.000 Ha. Gambar 4. Pendangkalan Danau Limboto 35
8000 6970
7000
30
6000
25
5000 20 4000 15 3000 10
3000
10
2000
5
1000
0
0 1932
1961 Kedalaman
1990-2008 Luas
Pendangkalan danau terutama diakibatkan
adanya erosi dan
sedimentasi akibat usaha-usaha pertanian yang tidak mengindahkan konservasi tanah dan kegiatan pembukaan hutan (illegal logging) di daerah hulu sungai (tangkapan air) terutama pada DAS Limboto juga kegiatan budidaya perikanan yang kurang ramah lingkungan. Kawasan Danau Limboto dan daerah aliran sungainya (DAS) terletak pada daerah bayang-bayang hujan selama 44 tahun terakhir (1961-2005) sebesar 1.426 mm per tahun. Curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm (bulan kering) terjadi selama 3 bulan yaitu pada bulan Agustus, September dan Oktober. Sedangkan curah hujan di atas 100 mm ( bulan basah) terjadi selama 9 bulan, yaitu bulan Januari-Juli dan bulan November - Desember. Menurut klasifikasi Iklim Oldeman dan Darmijati (1977), kawasan Danau Limboto dan sekitarnya termasuk dalam Zona Agroklimat E2. Dengan demikian musim kemarau cukup
Profil Danau Limboto Tahun 2009
4
panjang, yaitu antara Agustus – Oktober. Jumlah hari hujan dalam setahun berkisar antara 172 - 216 hari, dengan rata - rata hari hujan sebanyak 194 hari per tahun dan rata hari hujan per bulan selama setahun 16,2 hari. Jumlah hari hujan di atas, rata - rata hari hujan per bulan selama 9 bulan, pada bulan Januari - Juli dan November – Juni. Nilai Evapotranspirasi rata - rata bulanan di kawasan Danau Limboto dan sekitarnya, berkisar antara 127 - 145 mm. Sedangkan jumlah rata - rata setahunnya sebesar 1652,8 mm. Keadaan iklim di wilayah Sub DAS Limboto sebagai berikut :
Temperatur rata-rata bulanan : 22,2° C – 31,3° C.
Kelembaban udara relatif tahunan rata-rata : 81.
Kelembaban udara rata-rata bulanan: 77 – 83.
Kecepatan angin rata-rata bulanan : 1,17 – 2,48 m/detik.
Penyinaran angin rata-rata bulanan : 4,4 – 7,1 jam/hari.
Penyinaran tertinggi pada bulan.
Penyinaran terendah pada bulan.
Type iklim menurut Schmidt dan Ferguson : C.
Type iklim menurut Oldeman termasuk E 1 < 3) bulan basah, < 2 bulan kering, dan D1 (3-4 BB, 3-5 BK).
Nilai erosifitas hujan (R) pada berbagai stasiun curah hujan pada DAS Limboto adalah : Penakar Hujan Biyonga = 889,96. Penakar Hujan BMG Bandara Djalaludin = 665,32
Gambar 5. Kondisi Danau Limboto Tahun 2009
Profil Danau Limboto Tahun 2009
5
Gambar 6. Existing Danau Limboto
a.4. Volume Air dan Debit Air Volume danau ditunjukkan pada
Tabel 1. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa volume danau yang diperoleh dari studi ini sedikit lebih besar dibanding volume yang didapat dari hasil studi JICA tahun 2003. Salah satu penyebab perbedaan volume ini adalah akibat perbedaan kerapatan jarak antara jalur Untuk Danau Limboto hubungan antara elevasi dengan luas genangan dan sounding yang digunakan. Dalam studi JICA (2003) jarak antar jalur sounding adalah sekitar 500 meter, sedang dalam studi ini (2008) jarak antar jalur sounding jauh lebih rapat yaitu sekitar 125 meter (4 x lebih rapat).
Profil Danau Limboto Tahun 2009
6
Tabel 1: Luas Genangan dan Volume Danau Limboto
Elevasi (m) 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5
Studi Ini (2008) Luas Volume (Hectare) (Juta m3) 19 159 378 637 1,160 1,557 2,049 2,625 3,125 3,630 4,394 4,644 4,991 5,255
0 389 1,693 4,203 8,633 15,401 24,386 36,041 50,398 67,269 87,298 109,890 133,972 159,586
JICA (2003) Volume (Juta m3)
0.00 0.37 2.51 7.04 13.90 23.15 34.62 47.79 78.83 104.84 132.60
Catatan
Muka Air Normal (Kemarau)
Sumber : Hasil Analisa 2008
Profil Danau Limboto Tahun 2009
7
Gambar 7. Volume Danau Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
8
Elevasi (m)
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
0
20
Studi JICA (2004)
Studi Ini (2008)
40
60
3
100 Volume (Juta m )
80
120
140
160
180
Danau Limboto adalah bagian dari sistem DAS Limboto yang merupakan sisa dari sebuah laguna yang menghubungkan dengan laut melalui daerah muara sungai Bolango-Bone. Karena posisinya tersebut, muka air Danau Limboto dapat dipengaruhi kondisi banjir Sungai Bolango dan bahkan banjir Sungai Bone. Karena sistem sungai yang saling terkait ini, maka dalam analisa hidrologi danau perlu diperhitungkan bagaimana pengaruh DAS Limboto, DAS Bolango dan DAS Bone terhadap danau. Dengan demikian dalam analisa hidrologi, yang perlu diperhitungkan adalah pengaruh seluruh sungai di Wilayah Sungai Limboto-Bolango-Bone. Secara singkat gambaran umum masing-masing DAS adalah sebagai berikut : DAS Danau Limboto DAS Danau Limboto memiliki daerah aliran seluas 920 km2, termasuk luas permukaan danau yang bervariasi, mulai sekitar 25 km2 dalam musim kemarau sampai 50 km2 pada waktu banjir dalam musim hujan. Daerah penutupan hutan yang tidak terganggu saat ini diperkirakan mencakup 20% dari luas total DAS, sementara sekitar 66% dari daerah tersebut terdiri atas penggunaan lahan pertanian. Sekitar 20 anak sungai mengalir ke dalam danau dari utara, barat, dan selatan. DAS Sungai Bolango Sungai Bolango memiliki luas total daerah aliran kurang lebih 520 km2. Tutupan hutan mencakup kurang lebih 46% dari luas wilayah sungai. Sungai Bolango memiliki aliran dasar yang baik. Dimasa lalu, Sungai Bolango mengalir ke Danau Limboto, arah aliran berubah ketika terjadi sesar yang mengangkat lahan di Limboto. DAS Bolango-Bone juga didominasi (80%) oleh wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 40%. Artinya, DAS ini juga rentan terhadap proses degradasi yang cepat jika kawasan hulu dari catchment areanya tidak dikelola secara tepat. DAS ini sangat rentan terhadap banjir. Ini terlihat jelas pada frekuensi banjir yang terjadi di Kota Gorontalo.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
9
DAS Sungai Bone Sungai Bone memiliki luas total daerah aliran sebesar 1.331 km2. Tutupan lahan utamanya adalah hutan yang tidak terganggu (84%). Daerah aliran sungainya terutama terdiri atas daerah tinggi dan kawasan berpegunungan. Rata-rata ketinggian wilayah sungai ini kurang Iebih 700 m. Pola drainasenya dipengaruhi oleh kondisi geologi, dengan banyak sesar utama yang berarah timur ke barat maupun utara ke selatan. Semua sungai utama di DAS ini mengalir sepanjang tahun, dan memiliki aliran dasar yang baik. Limpasan lebih tinggi di wilayah sungai ini dibandingkan di tempat yang lain, karena lerengnya yang terjal, tempatnya tinggi, dan tanahnya dangkal. Sekitar 23 anak sungai mengalir ke dalam Danau Limboto dari arah utara, barat, dan selatan. Dari seluruh sungai tersebut hanya satu sungai yang mengalir sepanjang tahun, yaitu sungai Biyonga, dengan daerah aliran yang cukup kecil seluas 68 km2. Sub DAS ini mengalirkan air dari rangkaian pegunungan yang lebih tinggi di sebelah Utara dan memiliki mata air permanen. Anak Sungai yang terbesar adalah sungai Alo - Molalahu (348 km2) dan sungai Pohu (156 km2). Anak- anak sungai tersebut mengalirkan air hujan dengan cepat, sehingga sangat sedikit air yang ditahan sebagai aliran dasar tanah. Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 8. Sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
10
Inlets Danau Limboto Berdasarkan pengamatan ada sekitar 23 sungai dan saluran yang masuk danau Limboto selain saluran kecil lainnya dan drainase sawah di sebelah timur, utara dan barat danau. Disamping itu yang menjadi sumber air lainnya bagi danau Limboto adalah air hujan yang jatuh langsung ke danau dan air tanah.
Data yang dilaporkan oleh JICA Stusy Team (2001) menunjukan bahwa sungai Biyonga, Meluopo dan Alo – Pohu merupakan sungai -sungai utama pembawa sedimen ke danau. Dari ketiga sungai tersebut, sungai Biyonga mengkontribusikan 56% dari total sedimen yang masuk ke danau.
Gambar 9. Peta Inlets Danau Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
11
Outlet Danau Limboto. Debit rata-rata outlet danau adalah 8,20 m3/det dengan maksimal tercatat 39,70 m3/det dan debit minimal tercatat 0,10 m3/det.
Gambar 10. Peta Outlet Danau Limboto
b. Fungsi dan Manfaat Danau Danau Limboto memiliki banyak fungsi dan manfaat yaitu sebagai penyedia air bersih, habitat tumbuhan dan satwa, pengatur fungsi hidrologi, pencegah bencana alam, stabilisasi sistem dan proses-proses alam, penghasil sumberdaya alam hayati, penghasil energi, sarana transportasi,
rekreasi
dan
olahraga,
sumber
perikanan,
sumber
pendapatan, pengendali banjir, dan sebagai sarana penelitian dan pendidikan.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
12
Beberapa fungsi dan manfaat danau secara ekosistem adalah sebagai berikut : 1. Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang bahan genetik. 2. Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora/fauna yang penting. 3. Sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat sekitarnya (rumah tangga, industri dan pertanian). 4. Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan, aliran permukaan, sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah. 5. Memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat mempengaruhi kelembaban dan tingkat curah hujan setempat. 6. Sebagai sarana tranportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari tempat satu ke tempat lainnya. 7. Sebagai sarana rekreasi dan obyek pariwisata.
Dua hal lain yang ditawarkan ekosistem danau adalah : 1. Sebagai sumber air yang paling praktis dan murah untuk kepentingan domestik maupun industri. 2. Sebagai sistem pembuangan yang memadai dan paling murah. Sebagai sumber air paling praktis, danau sudah menyediakannya melalui terkumpulnya air secara alami melalui aliran permukaan yang masuk ke danau, aliran sungai-sungai yang menuju ke danau dan melalui aliran di bawah tanah yang secara alami mengisi cekungan di muka bumi ini. Bentuk fisik danau memberikan daya tarik sebagai tempat membuang yang praktis. Jika semua dibiarkan demikian, maka akan mengakibatkan danau tak akan bertahan lama berada di muka bumi.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
13
II. Karakteristik a. Kualitas Fisika-Kimia Perairan Kualitas lingkungan perairan Danau Limboto pada umumnya cukup baik untuk kehidupan ikan. Kecerahan perairan berkisar antara 15 -125 cm, dan pH berkisar antara 7,99 sehingga termasuk danau alkalis. Kadar kesadahan
di
danau
tinggi,
berkisar antara 157,28 mg/l, sedangkan umumnya
kekeruhan rendah
berkisar
antara 3,32 NTU. Kadar Nitrat dan Nitrit di perairan ini berkisar antara 0,433 mg/l dan 0,018 mg/l, sedang kandungan sisa organik juga tinggi (15,97 mg/l), nilai yang cukup tinggi untuk suatu perairan umum. Perincian dapat dilihat pada tabel 2. Suhu perairan berkisar antara 25,0-32,9°C, dimana suhu tersebut layak untuk kegiatan perikanan. Derajat keasaman (pH) perairan berkisar antara 7,0 - 8,5 yang artinya perairan netral cenderung alkalis. pH yang demikian ini dapat mendukung kegiatan perikanan seperti pendapat Boyd (1982) yaitu berkisar antara 6,0 – 9,0. Daerah pegunungan sekitar danau merupakan pegunungan kapur yang agak gundul sehingga aliran air dari daerah tersebut yang mengandung kapur yang dapat meningkatkan pH perairan danau. Total alkalinitas berkisar antara 56,7- 252 mg/I CaCO3 eq yang berarti Danau Limboto termasuk perairan yang sadah. Hal ini memungkinkan karena sekitar Danau Limboto merupakan kapur yang agak gundul. Konsentrasi N-NO2 berkisar antara 0,008-0,345 mg/I dan konsentrasi tertinggi terjadi pada bulan November.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
14
Tabel 2. Kualitas Fisika–Kimiawi Perairan Danau Limboto Tahun 2008 No
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Parameter Analisis Fisika Bau TDS Kekeruhan Daya hantar listrik (*) Kimia Besi (Fe) (**) Flourida (F) Kesadahan (CaCO3) (*) -
Klorida (Cl ) (*) Mangan (Mn) (**) Nitrat (NO3 - N) (**) Nitrit (NO2 - N) (**) pH (*) Sulfat (SO4) MBAS Zat Organik (KMnO4) Sisa Klor
Satuan
Baku Mutu
Metoda Analisis
Hasil Analisis
mg/L NTU uS/cm
1500 25 -
SMEWW-2150 SMEWW-2540-C SMEWW-2540-B SMEWW 2510
(D.Limboto) Tdk berbau 679 3,32 965
mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
1,0 1,5 500 600 0,5 10 1,0 6.5 - 9.0 400 0,5 10 -
SMEWW-3500-Fe-B SMEWW 4500-F-D
mg/L mg/L mg/L mg/L
-
SMEWW-2340-C SMEWW-4500-Cl SMEWW-3500-Mn-B SNI 06-2480 1991 SMEWW-4500-NO2-B +
SMEWW-4500-H SMEWW-4500-SO4-E SMEWW-5540 SNI 06-2506 1991
0,556 < 0.001 157,28 8,61 0,658 0,433 0,018 7,99 40,57 0,137 15,97 0,0
Baku Mutu mengacu kepada Air Bersih No.: 416/MENKES/Per/IX/1990 Catatan : (*) Terakreditasi : (**) Penambahan ruang lingkup Akreditas Sumber : Laboratorium Air Teknik Lingkungan FTSL ITB 2008
Hasil dekomposisi bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan air yang mati. Konsentrasi N-NO3 antara 0,034-1,579 mg/L dan tertinggi terjadi pada bulan September. Hal ini kemungkinan proses dekomposisi bahan dan nitrifikasi telah berjalan sempurna dan menghasilkan nitrat. Konsentrasi N-NO3 merupakan salah satu indikator tingkat kesuburan perairan yang tinggi. Konsentrasi N-NH4 berkisar 0-1,416 mg/L dan N-NH3 berkisar 0 - 1,337 mg/I yang mana konsentrasi tertinggi terjadi pada bulan November. Konsentrasi N-NH4 yang tinggi merupakan salah satu indikator kesuburan perairan yang tinggi.
Fosfat dapat digunakan langsung oleh fitoplankton dan tumbuhan air (Effendi, 2003). Senyawa fosfat di perairan sebagian besar terikat oleh partikel yang akan mengendap ke perairan. Zat anorganik mengalami proses dekomposisi dan senyawa fosfat dapat lepas kembali ke dalam
Profil Danau Limboto Tahun 2009
15
perairan pada, kondisi anaerob. Sebagian besar senyawa fosfat terdapat dalam bentuk kaloid yang dapat hilang bersama keluaran air danau (Wetzel, 2001). Tinggi rendahnya kandungan fosfat di dalam perairan merupakan
pendorong
terjadinya
dominasi
fitoplankton
tertentu.
Konsentrasi P-PO4 berkisar 0,029 - 5,192 mg/I dan konsentrasi tertinggi pada bulan Mei. Konsentrasi fosfat yang tinggi dapat mendorong terjadinya blooming alga dan tumbuhan air. Kandungan P-PO4 yang tinggi di perairan kemungkinan berasal dari limbah domestik, limbah pertanian, aliran air permukaan di lahan pertanian, serta hasil dekomposisi tumbuhan air yang telah mati.
Berdasarkan hasil pengukuran nutrien di Danau Limboto maka Danau Limboto dapat dikatakan sebagai danau yang subur dan telah mengalami eutrofikasi. Berdasarkan konsentrasi N-NO3 yang berkisar 0,034-1,579 dengan rataan 0,419 mg/I termasuk eutrofik, konsentrasi P-PO4 yang berkisar 0,095-5,192 mg/I dengan rata-rata
1,383
mg/I
termasuk
eutrofik, jumiah klorofil a berkisar 3,47 - 32,3 mg/m3 dengan ratarata 19,87 mg/m3 termasuk meso eutrofik, produktivitas primer yang berkisar
106,8
–
1.171,
87
mg/m3/hari dengan rata-rata 523,2 mg/m3/hari
termasuk
meso-
eutrofik, kecerahan yang berkisar 0,1 - 0,9 m dengan rata-rata 0,42 m termasuk eutrofik (Golman & Horne, 1983; Lander c/a/am Suwignyo, 1983; Volundeir cla/am Effendi, 2003; Wetzel, 2001). Berdasarkan kriteria di atas maka Danau Limboto dapat digolongkan dalam kriteria meso-eutrofik menuju eutrofik. Danau Limboto merupakan suatu perairan yang dangkal dan subur. Kesuburan danau terutama disebabkan oleh masukan nutrien yang berasal dari limbah rumah tangga di sekitar danau dan dari daerah tangkapannya (catchment area).
Profil Danau Limboto Tahun 2009
16
b. Keanekaragaman Hayati b.1. Flora Jenis tumbuhan air yang ditemukan pada tahun 2006 di Danau Limboto ada 9 jenis yaitu Enceng gondok (Eichhornia crassipes), Kangkung
Air
(Ipomoea
Aquatica),
Plambungo
(Ipomoea
Crassicaulis), Rumput (Panicum Repens, Scirpus Mucronatus), Tumbili (Pistia Stratiotesh), Hydrila (Hydrilla Ververticalata), Teratai (Nelumbium sp) dan Kiambang (Azolla Pinata). Lihat Tabel 3.
Tabel 3. Jenis-jenis tumbuhan air di Danau Limboto. No.
Nama Lokal
Nama Ilmiah
1 2
Eceng Gondok Bumalo
3 4 5 6
Kangkung Kiambang Plambungo Rumput
Eichhornia crassipes Hydrilla, Ceratophyllum, Utricularia Ipomoea aquatica Azolla pinata Ipomoea crassicoulis Panicum repens
7
Rumput
Sciprus mucronatus
8
Teratai
9
Tumbili
Nelumbium Otellia alismoides Pistia
Tipe Habitat
Persen Kelimpahan
mengapung tenggelam berakar
*** *
mengapung mengapung mengapung muncul di bagian tepi danau muncul di bagian tepi danau mengapung
* * *** **
mengapung
* ** *
Sumber : LRPSI, 2007 Ket : *) sedikit **) sedang ***) banyak
Enceng gondok dan beberapa tumbuhan lainnya seperti rumput dan kangkung air di manfaatkan juga sebagai perangkap ikan yang disebut bibilo. Bibilo merupakan sejenis rumpon yang terbuat dari tumbuhan air seperti enceng gondok dengan luas mencapai sekitar 300 m2 dipagari dengan bambu. Ikan-ikan akan datang dan berkumpul pada bibilo memanfaatkan enceng gondok sebagai tempat mencari makan dan berlindung. Bibilo di panen setelah 3-4 bulan untuk mengambil ikan yang hidup di dalamnya. Ikan yang biasa ditemukan antara lain gabus, nila, saribu/sepat, mujair, betok serta udang kecil.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
17
Bentos atau organisme dasar yang ditemukan di Danau Limboto terdiri dari kelas Gastropoda dan Pelecypoda. Kelas Gastropoda yang ditemukan terdiri dari ordo Tarebia, Lymnaca Mangatifera dan Chironomus. Ordo yang paling banyak ditemukan adalah Tarebia. Tanaman air yang paling menonjol menutupi danau Limboto adalah eceng gondok. Jenis gulma ini akan mempercepat pendangkalan danau,
rawa/waduk,
kompetitor
tanaman
padi,
mengganggu
transportasi air, sebagai habitat
vektor
penyakit
dan mengurangi estetika perairan. Disamping itu, dengan laju pertumbuhan yang
cepat
terjadinya dapat
akibat eutrofikasi
mempercepat
penutupan
permukaan
suatu perairan. Lebih lanjut biomasa dari tumbuhan yang mati akan mengendap sebagai bahan organik dan mempercepat pendangkalan dasar perairan karena sulit terurai akibat terbatasnya zat asam. Apabila
suatu
saat
senyawa-senyawa
ini
mengalami
proses
pengangkatan ke permukaan dapat membahayakan organisme perairan di atasnya, seperti perikanan karamba atau jaring apung. Dalam situasi yang demikian kehadiran tumbuhan air tersebut berubah statusnya menjadi gulma perairan yang berbahaya.
b.2. Fauna Laporan Sarnita (1994) tercatat ada 12 jenis ikan yang menghuni Danau Limboto yang 4 jenis di antaranya merupakan jenis endemik. Jenis-jenis tersebut adalah sebagai berikut:
Profil Danau Limboto Tahun 2009
18
Nama Latin Uphiocara poroceplrala*) Uphiocara sp. *) Glossogobius giurus *) Anguilla sp *) Pertunnus sp. Channa striata * * *) Trichogaster pectoralis***) Oreochromis mossambicus***) Osteochilus hasselti**) Cyprinus carpio***) Puntius gonionotus**) Oreochromis niloticus**) Ket.
*) : **) : ***) :
Nama Indonesia Payangka Manggabai Belut Kepiting (air tawar) Gabus Mujair Sepat Siam Nilem Mas Tawes Nila
Jenis endemik Jenis hasil introduksi Jenis hasil introduksi yang berkembang baik
Selain jenis ikan yang berhasil di identifikasi oleh sarnita diatas ada ada beberapa species lokal yang biasa di temui di danau limboto, seperti: ikan betok, lele, kepala timah, dan seribu.
C. Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya Danau Limboto sangat dibanggakan oleh masyarakat Gorontalo disamping sebagai sumber mata pencaharian juga merupakan salah satu obyek wisata yang memiliki panorama indah, terlebih apabila dilihat dari puncak bukit yang berada di sekelilingnya. Danau Limboto telah dimanfaatkan sejak dulu oleh penduduk Gorontalo. Pemanfaatan Danau Limboto pada masa penjajahan Belanda terlihat dengan adanya bangunan pelabuhan dan pasar ikan. Bangunan pelabuhan dan pasar ikan didirikan tahun 1932 dan digunakan sebagai tempat pelelangan ikan dari Danau Limboto. Perkembangan Danau Limboto rnengalami penurunan dari tahun ke tahun. Adanya
proses
geologi
dan campur tangan
manusia merupakan
penyebabnya. Penurunan luas maupun kedalaman danau terjadi pada
Profil Danau Limboto Tahun 2009
19
periode 1930-an hingga tahun 1970-an. Pada tahun 70-an luas danau diperkirakan sekitar 3.500 ha. Luas danau relatif stabil hingga menjelang abad 20. Luas danau berfluktuasi mengikuti musim. Fluktuasi luas danau berpengaruh terhadap sikap penduduk di sekitarnya. Adanya perubahan danau menimbulkan daerah bantaran danau yang berubah-ubah.
Kecenderungan
masyarakat
di
sekitar
danau
memanfaatkan danau sebagai salah satu sumber mata pencaharian ikan dan memiliki areal tersendiri, sehingga daerah bantaran danau menjadi suatu daerah yang dimiliki secara individual. Kepemilikan lahan dibagian bantaran secara sah akan merubah struktur danau, sehingga luas danau maksimum akan terbatas sampai pada batas kepemilikan lahan. Sikap masyarakat di sekitar Danau Limboto nampaknya agak apatis. Pada umumnya penduduk menerima apa adanya. Akan tetapi, bedasarkan aspirasi masyarakat mengenai pengembangan danau melalui survei lapangan menunjukkan bahwa seluruh responden menghendaki danau dilestarikan. Hal ini berarti masyarakat di sekitar menyadari pentingnya keberadaan danau.
c.1. Penduduk Secara administratif, Danau Limboto dikelilingi oleh tujuh kecamatan. Yaitu Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Telaga, Tilango, Telaga Biru dan Batudaa yang merupakan wilayah Kabupaten Gorontalo serta Kecamatan Kota Barat yang merupakan wilayah Kota Gorontalo. Jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2008 terdapat pada Kecamatan Limboto dengan jumlah penduduk sebanyak 68.314 jiwa.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
20
Perairan Danau Limboto dikelilingi 23 desa yang tersebar di 4 kec. dan 2 Kota/Kab.
Jumlah penduduk di 4 Kecamatan sekitar danau 463.563 jiwa (43.649 KK)
Kepadatan penduduknya 469 jiwa/km2
30-64% jumlah rumah tangga yang bermata pencahariannya sebagai nelayan Jumlah nelayan yang ada disekitar danau sebesar 2000 orang Kisaran usia nelayan antara 41-51 tahun dengan komposisi terbesar 25-44 tahun (68,52%) Penghasilan rata-rata nelayan antara Rp. 1,5-3,5 juta per tahun
Gambar 11. Karamba Jaring Apung
Mata Pencaharian Penduduk di wilayah DAS Limboto sebagian besar adalah petani 26.099 KK (74,49%), kemudian berturut-turut buruh 11.526 KK (34,63%), pegawai/pensiunan ABRI 2.223 KK (15,46%), lainlain 3.465 KK (9,64%), pedagang 2.842 KK (7,8%) dan yang paling kecil adalah pengrajin yang hanya mencapai 255 KK (1,07%). Tingkat pendapatan petani rata-rata di wilayah DAS Limboto adalah sebesar Rp. 1.176.250,-/kapita/tahun. Salah satu penyebab sedimentasi pada Danau Limboto adalah penggunaan
area
konservasi
hutan
menjadi
lahan
pertanian.
Sedangkan aktivitas penduduk di Kabupaten Gorontalo ini sebagian besar adalah pertanian yang meliputi usaha tani tanaman pangan (padi dan jagung), pekarangan dan peternakan. Hal ini menjadi sangat komplek karena akibat sedimentasi tersebut dan pendangkalan di Danau Limboto, beberapa areal ladang jagung dan persawahan tadah sering terendam banjir. Genangan banjir ini selain menimbulkan kerugian secara material juga moril petani terganggu dalam melakukan usaha tani karena banjir dapat datang sewaktu-waktu.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
21
Pendidikan. Sarana pendidikan baik secara kuantitas dan kualitas yang memadai tentunya sangat diperlukan oleh suatu daerah dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusianya. Gambaran secara umum mengenai fasilitas pendidikan untuk tingkat TK dan SD yang ada di Kabupaten Gotontalo disajikan pada
tabel 4.
Fasilitas pendidikan tersedia sampai tingkat SMA walaupun berada di daerah perdesaan. Tiap kecamatan mempunyai paling sedikit satu SMA dan lebih dari dua SMP. Distribusi pengajar/guru berbeda antara kecamatan, tetapi statistik menunjukkan rasio murid/guru pada umumnya antara 12 sampai16 murid per guru.
Tabel 4 : Fasilitas Pendidikan dan Jumlah Guru. No.
K ec amatan
G edung
TK Murid
G uru
G edung
S D dan MI Murid
G uru 111
1
B AT UD AA P ANT AI
3
54
2
21
2689
2
B AT UD AA
18
598
38
25
3806
180
3
B O NG O ME ME
8
258
13
30
5144
197
4
T IB AW A
13
410
14
31
5174
191
5
P UL UB AL A
6
163
5
25
3475
149
6
B O L IY O H UT O
8
219
3
21
3231
124
7
MO O T IL ANG O
14
561
‐
14
2358
73
8
T O L ANG O F IUL A
8
260
1
21
4733
113
9
S UMAL AT A
4
134
4
22
1896
86
10
T O L ING G UL A
‐
‐
‐
15
1906
69
11
T IL ANG O
11
326
17
31
4728
148
12
ANG G R E K
2
36
‐
17
2329
66
13
L IMB O T O
25
865
42
30
5066
246
14
L IMB O T O B AR AT
13
408
21
19
2731
157
15
T E L AG A
24
747
48
38
4423
302
16
T E L AG A B 1R U
13
418
22
34
3454
208
17
AT ING G O L A
6
181
5
25
2374
110
176
5638
235
419
59517
2530
J umlah T otal
S umber: B agian P emerintahan Des a S etda K ab. G orontalo dan B P S K ab. G orontalo
Profil Danau Limboto Tahun 2009
22
Kesehatan. Ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai dengan pelayanan yang terjangkau oleh masyarakat merupakan prakondisi yang
mutlak
diperlukan
dalam
upaya
meningkatkan
derajat
kesehatan masyarakat menuju sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah ini. Gambaran mengenai ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan di desa-desa daerah studi disajikan pada Tabel 5
Tabel 5. Sarana kesehatan per kecematan Kab. Gorontalo Tahun 2008 K ec am a ta n
P u s k es m a s
P u s k es m a s
P u s k es m as
P em b a n tu
K elilin g
I
B A T U D A A P A N T A I
1
2
B AT UD AA
1
5
1
3
B O N G O ME ME
1
5
1
4
T IB A W A
2
8
2
5
P UL UB AL A
1
3
6
B O L IY O H U T O
1
11
7
MO O T IL A N G O
8
T O L A N G O F IU L A
1
3
9
S U MA L A T A
1
3
10
T O L IN G G U L A
1
5
11
T IL A N G O
1
4
12
ANG G R E K
1
4
1
13
L IMB O T O
1
14
1
14
L IMB O T O B A R A T
15
T E L AG A
2
10
2
16
T E L A G A B IR O
1
7
1
17
A T IN G G O L A J u m la h
10
1
1 1
1
5
1
17
97
13
S umber : B a g ia n P emerinta ha n D es a S etda K a b. G oronta lo da n B P S K a b. G oronta lo
Tenaga kerja. Penduduk yang berumur lebih 15 tahun adalah 448.000 orang di seluruh Provinsi Gorontalo atau 66 % dari seluruh penduduk yang ada. Dari jumlah tersebut, sekitar 65 % atau 295.000 orang ikut di tenaga kerja pasar sebagai penduduk aktif. Dapat dicatat bahwa 261.000 orang bekerja di Kabupaten Gorontalo. Disamping sektor ekonomi yang mayoritas, sektor pertanian menyerap sebanyak 160.000 orang atau 64 % dari total angkatan kerja dan 24 % kerja di sektor jasa. Sektor industri menyerap hanya 12 %. Struktur tenaga kerja sedikit berbeda dengan struktur nasional, yaitu 43 % pertanian, 18 % industri dan 39 % jasa. Pendapatan regional per kapita GRDP (Gross Regional Domestic
Profil Danau Limboto Tahun 2009
23
Product) dari Kabupaten Gorontalo dan Kotamadya Gorontalo adalah sebesar Rp. 1.160.000,- hingga Rp. 2.390.000,-/orang/tahun, yang hanya 18-38 % terhadap ukuran nasional. Kegiatan ekonomi dari Kabupaten Gorontalo adalah khusus produk pertanian dan Kota Gorontalo khusus jasa dan perdagangan. Sektor-sektor lain, seperti peternakan menyerap angkatan kerja 10%, perikanan 7%, kehutanan 26%, pertanian bukan makanan 18%.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
24
III. PEMANFAATAN a. Komitmen Pemerintah dan Masyarakat Kebijakan nasional dalam pengelolaan danau diperlukan sebagai landasan untuk mendorong terlaksananya strategi maupun rencana aksi yang bertujuan untuk memantapkan posisi dan fungsi danau sebagai sistem penyangga kehidupan bagi generasi kini dan mendatang. Kebijakan ditetapkan berdasarkan aspek-aspek pengelolaan yang akan mendukung terciptanya kondisi yang baik dari danau di Indonesia. Kebijakan yang merupakan pengembangan wujud visi dan misi tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
Konservasi,
Rehabilitasi,
dan
Pemanfaatan
yang
Bijaksana Konservasi, rehabilitasi, dan pemanfaatan secara bijaksana (wise use) sangat penting untuk tercapainya pengelolaan dan pemanfaatan danau secara berkelanjutan. Konservasi yang dimaksud meliputi kegiatan perlindungan, memelihara
pengawetan, keberlanjutan
dan fungsi
pemanfaatan lingkungan
secara sebagai
lestari
untuk
penyangga
kehidupan dan keanekaragaman hayatinya. Rehabilitasi dilakukan untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi danau yang mengalami kerusakan. Karena sifat-sifat danau yang khas, rehabilitasi akan membutuhkan persiapan-persiapan yang matang, masa pelaksanaannya sangat panjang, dan biaya yang tinggi. Pemanfaatan yang bijaksana adalah pemanfaatan danau secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kekayaan alami ekosistem. Sedangkan pemanfaatan yang berkelanjutan adalah cara manusia memanfaatkan suatu sumberdaya sehingga diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya untuk generasi kini sambil memelihara berbagai potensinya untuk generasi mendatang.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
25
Danau adalah salah satu bentuk sumberdaya yang dikaruniakan oleh Sang Pencipta untuk menunjang kehidupan seluruh mahluk hidup di bumi ini, termasuk manusia. Oleh karenanya, adalah suatu kewajiban bagi kita semua untuk menjaga eksistensi danau beserta segala potensi yang ada di dalamnya sebagai salah satu usaha untuk menjamin kelangsungan hidup generasi kini dan mendatang. Danau Limboto yang indah ini sudah berabad-abad menjadi saksi bisu sejarah yang menghidupi rakyat Gorontalo disekitar danau dengan kekayaan flora dan faunanya. Danau Limboto merupakan bagian penting dari ekosistem perairan kota Gorontalo. Danau Limboto berfungsi sebagai penyedia air bersih, habitat tumbuhan dan satwa, pengatur fungsi hidrologi, pencegah bencana alam, stabilisasi sistem dan proses-proses alam, penghasil sumberdaya alam hayati, penghasil energi, sarana transportasi, rekreasi dan olahraga, sumber perikanan
(baik
budidaya
maupun
perikanan
tangkap),
sumber
pendapatan, pengendali banjir, dan sebagai sarana penelitian dan pendidikan. Selain itu, juga berfungsi sebagai tempat
hidup organisme
baik berupa beberapa jenis organisme air khas Gorontalo. Danau Limboto adalah salah satu sumberdaya alam yang menjadi kebanggaan dan sumber mata pencaharian penduduk Gorontalo umumnya khususnya masyarakat sekitarnya. Manfaat-manfaat tersebut di atas tidak sepenuhnya dapat dinikmati karena dua masalah pokok yaitu penyusutan luas dan pendangkalan danau. Penyusutan luas dan pendangkalan terutama disebabkan kurangnya air yang tertahan dan sedimentasi akibat penggundulan hutan di bagian hulu. Tekanan pertumbuhan penduduk di sekitar danau telah mempercepat penyusutan luas dan pendangkalan karena illegal fishing, penimbunan sampah dan illegal logging. Lahan-lahan di kawasan Danau sebagian telah diokupasi
oleh
masyarakat
yang
menimbulkan
kerawanan
sosial.
Perkembangan tanaman eceng gondok yang semakin meluas serta menurunnya kualitas air danau menyebabkan penurunan keragaman genetik ikan dan biota air.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
26
Degradasi nilai dan fungsi dari suatu danau akan memberikan dampak negatif pada aspek sosial ekonomi terutama bagi masyarakat sekitarnya. Masyarakat sebagai pengguna danau akan mempunyai rasa memiliki, apabila mereka sadar dan peduli akan manfaat danau bagi kehidupan. Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan manfaat, maka pengelolaan danau harus dilaksanakan secara terencana dan penuh kehatihatian agar potensi danau dapat termanfaatkan secara optimal dan kegiatannya diprioritaskan pada kawasan danau yang memiliki potensi pemanfaatan tinggi serta kawasan yang telah mengalami degradasi, selain itu
kegiatan
pengelolaan
danau
juga
harus
diprioritaskan
bagi
kesejahteraan masyarakat. Komunitas masyarakat yang sadar akan pentingnya suatu kawasan danau (khususnya bagi kehidupan manusia), serta mempunyai kemauan dan kemampuan
untuk
memanfaatkan
danau
secara
bijaksana,
akan
memelihara keberadaan danau dengan berbagai fungsi dan nilai pentingnya. Berdasarkan pada prinsip ini maka danau dapat terjaga dengan sendirinya oleh komunitas masyarakat. Pengalaman menunjukkan bahwa pengelolaan danau yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan khususnya masyarakat lokal, lebih memberikan kepastian keberlanjutan pengelolaan dibandingkan kegiatan serupa yang dilakukan tanpa peran aktif masyarakat lokal. Peran aktif masyarakat dalam pengelolaan danau harus dimulai sejak identifikasi isu pengelolaan, penentuan alternatif pengelolaan isu danau, implementasi rencana kegiatan, hingga monitoring dan evaluasi efektivitas pengelolaan berdasarkan kriteria yang disepakati. Danau dimanfaatkan oleh beragam pemangku kepentingan, akibatnya pengelolaan danau menjadi rawan konflik dan di beberapa tempat memicu rusaknya sumberdaya hayati. Oleh sebab itu, pengelolaan danau harus dilakukan secara terpadu yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
27
Selama ini, pengelolaan danau masih dilakukan secara sektoral dan regional serta belum memiliki kejelasan mengenai peran dan pembagian tanggung jawab bagi masing-masing pemangku kepentingan. Evaluasi dari kegiatan seringkali didasarkan pada kepentingan masing-masing sektor sehingga tidak jarang menimbulkan konflik diantara para pengguna. Secara umum, untuk pengelolaan (perencanaan, implementasi kegiatan, monitoring dan evaluasi) yang terintegrasi diperlukan kerja sama yang kuat antara pemerintah, swasta, lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan masayarakat setempat. Secara nasional, danau mempunyai nilai dan fungsi yang penting baik ditinjau dari segi lingkungan maupun perekonomian. Tata laksana yang baik sangat penting dalam pelaksanaan pengelolaan danau secara terpadu untuk mengakomodasi berbagai kelompok masyarakat yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan secara bijaksana dan transparan harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi (baik yang berasal dari kearifan lokal maupun hasil penggalian dan pengembangan baru, bersifat terbuka dan bukan berdasarkan pada kepentingan kelompok tertentu. Dalam rangka penanganan danau khususnya Danau Limboto berbagai komitmen telah direkomendasikan. Rekomendasi tersebut adalah:
Pembentukan tim atau badan pengelola danau Limboto melalui perda.
Penyusunan neraca SDA spasial dan tata ruang danau Limboto
Pemetaan kondisi fisik dan sosial ekonomi masyarakat di sekitar danau Limboto
Melakukan penghijauan pada catchment area untuk mengurangi erosi dan sedimentasi
Membuat batas terluar danau untuk mempertahankan luasan yang ada
Melakukan pendataan kembali tentang kepemilikan lahan dan status lahan yang dipegang oleh masyarakat
Profil Danau Limboto Tahun 2009
28
Sinergitas program penanganan danau Limboto melalui koordinasi antar instansi
Menyusun perda pengelolaan ekosistem danau
Pembentukan kawasan lestari
Mengurangi interaksi intensif antara masyarakat dan hutan
Sosialisasi pemanfaatan danau dengan asas lestari dan berkesinambungan yang terus menerus kepada masyarakat
Pemberdayaan masyarakat pesisir danau Limboto
Penyelematan danau Limboto sebagai program prioritas tahun 2006
Melibatkan negara/lembaga donor dalam mendukung penanganan dan penyelamatan danau
b. Pembangunan Berwawasan Lingkungan Pengelolaan sumberdaya alam merupakan salah satu program strategi pembangunan berkelanjutan di Indonesia, sebagaimana dirumuskan dalam salah satu agenda program strateginya, yaitu; penanganan pada konservasi keanekaragaman hayati, pengembangan bioteknologi dan pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan. Ketiga aspek tersebut diarahkan pada upaya-upaya pelestarian dan perlindungan keanekaragaman biologi pada tingkat genetik, spesies dan ekosistem serta menjamin kekayaan alam, fauna dan flora di seluruh kepulauan Indonesia. Kesadaran akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati ini sangat diperlukan tidak saja untuk kepentingan bangsa Indonesia, melainkan juga untuk kepentingan secara global. Dengan demikian, upaya-upaya pengelolaan sumberdaya alam harus diarahkan tidak saja untuk kepentingan jangka pendek nasional tapi juga untuk kepentingan jangka panjang dalam skala yang lebih luas. Dalam konteks ini, sebagaimana upaya pengelolaan sumberdaya tanah, aspek penataan ruang menjadi penting untuk memfasilitasi proses-proses pemanfaatan
dan
pelestarian
Profil Danau Limboto Tahun 2009
fungsi-fungsi
lingkungan.
Selanjutnya,
29
pengembangan sistem pendataan dan informasi sumberdaya alam menjadi syarat mutlak berbagai upaya pengelolaan sumberdaya alam. Pokok bahasan konsep pembangunan yang berkelanjutan dalam banyak hal
membantu
kita
mengarahkan
pada
tujuan
akhir
pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pendekatan ekosistem dapat dilihat sebagai salah satu cara untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, Secara umum, konsep ekosistem ditandai dengan studi tentang jenis-jenis mahluk hidup dan lingkungan fisiknya sebagai satu kesatuan
terintegrasi.
Dalam
pengelolaan
lingkungan,
kepentingan
pendekatan ekosistem adalah pada pendekatan yang komprehensif, menyeluruh dan terpadu. Konsep ini diyakini sebagai suatu konsep sistem, termasuk pula bagian-bagian yang menyusunnya serta hubungan atau keterkaitan antar bagian tersebut yang dapat diartikan sebagai komponen abiotik, biotik dan budaya (culture) yaitu bahwa manusia juga merupakan bagian dari ekosistem. Kepulauan Indonesia yang luas memberikan kekayaan ekosistem terestrial yang terbentang dari pantai hingga pegunungan tinggi termasuk didalamnya ekosistem perairan darat, seperti sungai, danau, situ dan rawa yang kemudian dibedakan menjadi ekosistem alami seperti hutan alam dan ekosistem binaan seperti hutan tanaman, perkebunan, sawah dan pemukiman. Keragaman ekosistem
tersebut
merupakan
modal
dasar
dalam
melaksanakan
pembangunan, namun seiring dengan bertambahnya populasi penduduk yang merupakan salah satu komponen ekosistem yang bersifat dinamis maka perubahan kondisi ekosistem akibat perubahan fungsi lahan yang semakin meningkat. Perubahan tersebut akan mempengaruhi kondisi ekosistem baik di
lokasi
tempat
terjadinya
perubahan
maupun
di
sekitarnya
dan
mengakibatkan posisi ekosistem tersebut menjadi rentan. Mengingat hal tersebut perlu adanya penataan ekosistem yang dapat membantu dalam usaha pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga kekayaan ekosistem dapat terus terjaga seiring dengan meningkatnya pembangunan dengan konsep pembangunan yang bekrelanjutan.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
30
Dasar legalitas dalam kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan ekosistem adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam undang-undang tersebut diamanatkan bahwa konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya
dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Sedangkan batasan sumber daya alam hayati adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun nonhayati yang saling tergantung dan mempengaruhi satu sama lain, dalam hal ini sumber daya alam hayati sendiri adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama unsur hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem. Unsur ekosistem lain di luar faktor biotik dan abiotik adalah culture (budaya) yaitu sebaran penduduk, mata pencaharian dan pola hidup masyarakat, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan juga akan mempengaruhi tatanan ekosistem dalam posisi yang rentan pada suatu daerah aliran sungai. Struktur dan kedinamisan ekosistem merupakan akibat dari proses perubahan. Banyak pergeseran tajam yang seringkali terjadi sangat berpengaruh terhadap struktur ekosistem. Akibat perubahan ini dapat menghambat pengelolaan yang telah ditentukan atau kebijakan pada level perencanaan.
Prinsip
ini
memerlukan
pengelolaan
ekosistem
dan
perencanaan yang fleksibel terutama apabila timbul kejadian-kejadian yang tidak diperkirakan akibat perubahan komponen dan struktur ekosistem sehingga ekosistem berada dalam posisi yang rentan pada suatu daerah aliran sungai (DAS) yang merupakan satuan unit pengelolaan ekosistem. Dalam konteks DAS, pembangunan yang berkelanjutan dapat dicapai apabila perangkat kebijaksanaan yang akan diterapkan pada pengelolaan DAS dengan mempertimbangkan bahwa kebijakan pengelolaan DAS perlu
Profil Danau Limboto Tahun 2009
31
dibuat dan dilaksanakan oleh semua aktor yang terlibat dalam aktivitas pengelolaan sumber daya alam pada skala DAS dan saling menyadari dampak apa yang akan ditimbulkan oleh aktivitas yang akan dilakukannya. Dengan demikian, dapat dilakukan evaluasi dini terhadap gejalagejala terjadinya degradasi lingkungan dan tindakan perbaikan yang diperlukan dapat segera dilaksanakan. Pengelolaan DAS dalam imbangannya dengan pengelolaan ekosistem adalah suatu formulasi kegiatan atau program yang bersifat manipulasi terhadap sumberdaya alam dan manusia yang terdapat pada daerah aliran sungai untuk memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan kerusakan sumberdaya air dan tanah. Termasuk dalam pengelolaan DAS identifikasi keterkaitan antara tata guna lahan, tanah dan air dan keterkaitan antara daerah hulu dan hilir suatu DAS yang perlu mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan pada dan di luar daerah aliran sungai.
c. Analisis SWOT Program penyelamatan Danau Limboto merupakan program yang sangat penting bagi masyarakat di Provinsi Gorontalo, khususnya masyarakat di pesisir Danau Limboto. Danau Limboto merupakan sumberdaya alam yang sangat terkait dengan hajat hidup masyarakat. Secara ekologis danau merupakan habitat dari berbagai biota air, juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Secara ekonomi Danau Limboto merupakan sumber mata pencaharian petani dan nelayan di sekitarnya, juga berfungsi sebagai sarana transportasi dan obyek wisata. Dengan upaya penyelamatan ini diharapkan Danau Limboto dapat memberikan manfaat yang secara berkelanjutan, baik manfaat ekonomi maupun manfaat ekologis.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
32
Dalam upaya penyelamatan Danau Limboto perlu dilakukan kajian lingkungan eksternal dan internal sehingga upaya yang dilakukan tersebut efektif dalam mencapai sasaran. Kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal dan internal perlu dianalisis sehingga dapat diketahui dampak penting ditimbulkan dan dapat ditetapkan rencana-rencana strategis yang mungkin dapat dilakukan. Untuk mengetahui kondisi eksternal dan internal yang dibutuhkan dalam upaya
penyelamatan
Danau
Limboto,
dilakukan
analisis
SWOT
sebagaimana tertera pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis SWOT Upaya Penyelamatan Danau Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
33
IV. PERMASALAHAN a. Meta Masalah Meta masalah yang dihadapi adalah (1) pendangkalan dan penyusutan luas, (2) penurunan kualitas air danau, (3) perkembangan eceng gondok, (4) penurunan volume air, (5) penurunan produktivitas perikanan, (6) banjir, (7) perusakan hutan dan lahan, dan (8) perusakan hutan riparian.
a.1. Pendangkalan dan penyusutan luas Danau Limboto Laju pendangkalan danau akibat erosi dari sungai-sungai yang bermuara di danau ini sangat besar. Pada tahun 1932, rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 Ha. Pada tahun 1955 kedalaman danau menurun menjadi 16 meter. Dan dalam tempo 30 tahun, (tahun 1961) rata-rata kedalaman Danau Limboto telah berkurang menjadi 10 meter dan luasanya menyusut menjadi 4.250 Ha. Pada tahun 1990 – 2008 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2,5 meter dan luasnya yang tersisia tinggal 3.000 Ha. Dalam kurun waktu 52 tahun Danau Limboto berkurang 4304 ha (62.60 %). Jika kita hitung per tahunnya, tingkat penyusutan danau mencapai 65.89 hektar. Diperkirakan pada tahun 2025 Danau Limboto lenyap dari muka bumi Gorontalo. Pendangkalan ini selain dipicu oleh erosi sungai dan lahan, juga disebabkan oleh para nelayan yang selama
bertahun-tahun
membangun
perangkap
ikan
yang
menggunakan gundukan tanah dari darat serta batang-batang pohon. Pendangkalan danau menyebabkan munculnya tanah-tanah timbul di kawasan
perairan
danau.
Tanah-tanah
timbul
ini
selanjutnya
diokupasi dan dikapling oleh masyarakat yang seakan-akan
hak
miliknya dan dimanfaatkan untuk berbagai peruntukan seperti sawah (637 hektar), ladang (329 hektar), perkampungan (1272 hektar), dan
Profil Danau Limboto Tahun 2009
34
peruntukan lainnya (42 hektar). Hal ini menimbulkan kerawanan sosial karena konflik antar masyarakat kemungkinan besar dapat terjadi dalam memperebutkan kawasan danau. Penyusutan luas dan pendangkalan terutama disebabkan kurangnya air yang tertahan dan sedimentasi akibat penggundulan hutan di bagian hulu. Tekanan pertumbuhan penduduk di sekitar danau telah mempercepat penyusutan luas dan pendangkalan, seperti illegal logging, penimbunan sampah, dan illegal fishing. Perkembangan terakhir menunjukkan sebagian
wilayah
permukaan
danau
sudah
ditempati
oleh
masyarakat.
a.2. Penurunan Kualitas Air Danau Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan danau juga mengancam dan memperburuk kelestarian fungsi danau. Saat ini kualitas air Danau Limboto mengalami penurunan akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau, dan sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas air danau menunjukkan beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut di Sungai Alo 0,77 mg/l, Sungai Biyonga 0,94 mg/l, dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mg/l, sementara total fosfornya 1,44 mg/l. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman pengganggu tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat pendangkalan danau. Masukan bahan organik dan hara ini menyebabkan kondisi perairan danau menjadi subur, seperti terlihat dari hasil perhitungan Indeks Status Kesuburan yang menunjukkan perairan Danau Limboto termasuk kedalam kategori perairan eutrofik ke hypereutrofik. Hal ini sejalan dengan fakta di lapangan dimana tampak tumbuhan air dan fitoplankton sangat melimpah di Danau Limboto (LIPI, 2007).
Profil Danau Limboto Tahun 2009
35
100
Hypereutrofik dgn scum alga
90 80
Hypereutrofik
70
eutrofik
60 TSI
50 40 30 20
ultraoligotrofi
M Alo
Pupelo
Pedatuma
Lokasi
Huntulabohu
Tengah
Kpg Uhu
0
Dembe
10
Gambar 12. Status Trofik di Danau Limboto
Tingkat cemaran organik yang tinggi juga terindikasi dari kelimpahan biota benthik, khususnya dari kelas tubificidae yang tinggi di dasar perairan danau. Kawasan pemukiman juga berkembang di lingkungan sekitar danau, bahkan di beberapa bagian tepian danau, pemukiman penduduk secara langsung bersentuhan dengan badan air danau. Sumber potensial cemaran bahan organik lainnya di Danau Limboto adalah dari budidaya jaring apung dan jaring tancap yang berkembang di badan air danau tersebut. Dari hasil perhitungan Indeks Kimia Kirchoff, perairan Danau Limboto masih termasuk kedalam perairan yang tercemar ringan (LIPI, 2007). Meskipun demikian masalah pencemaran ini perlu mendapat perhatian khusus karena terdeteksinya kandungan logam merkuri dalam konsentrasi yang tinggi di badan perairan danau tersebut.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
36
90
Indeks Kimia Kirchoff
80
Tercemar ringan
70 60 50
Tercemar sedang
40 30 20
Tercemar berat
10 Outlet
S.Alo
Biyonga
S.Boho/Poho
Lokasi
Pedatune
M Alo
Pupelo
Huntulabohu
Tengah
Kpg Uhu
Embe
0
Gambar 13. Nilai Indeks Kimia Kirchoff di Danau Limboto
a.3. Perkembangan Eceng Gondok Eceng gondok di Danau Limboto tumbuh meluas. Luas sebaran eceng gondok mencapai sekitar 30 % dari luasan danau.
Gambar 14. Penyebaran Eceng Gondok di Danau Limboto 2009 Menurut informasi penduduk, penyebaran eceng dan jenis tanaman mengapung lainnya sangat dipengaruhi oleh musim. Hal ini berkaitan dengan hembusan angin yang berbeda pada tiap musim. Eceng gondok akan bergerak dari Barat-Utara ke Timur dan Selatan.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
37
Pergeseran tersebut sejalan dengan perubahan musim khususnya arah mata angin dimana eceng gondok akan terdeposisi di bagian selatan danau. Ec go Ru ga Plam Se Ter
Gambar 15. Peta penyebaran Eceng Gondok
Luas sebaran eceng gondok mencapai sekitar 30 % dari luasan danau Eceng gondok terdapat dibagian tengah, barat, utara dan tenggara Konsentrasi terbesar berada dibagian tengah Penyebaran eceng gondok dan jenis tanaman mengapung lainnya sangat dipengaruhi oleh musim Eceng gondok akan bergerak dari Barat-Utara ke Timur dan Selatan.
a.4. Penurunan Produktivitas Perikanan Masyarakat nelayan di kawasan perairan Danau Limboto saat ini melaporkan telah terjadi penurunan produktivitas perikanan di perairan Danau Limboto. Hasil survei memperlihatkan kecenderungan berkurangnya populasi dan jenis-jenis ikan di danau, namun belum ada data penurunan tersebut. Namun demikian, berbagai fenomena kerusakan lingkungan perairan danau, meliputi pendangkalan dan penyusutan luas genangan air, punahnya vegetasi tumbuhan tenggelam, laju pencemaran bahan organik, dapat menjadi indikator penurunan produktivitas perikanan tersebut.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
38
Produksi tangkapan di Danau Limboto mengalami penurunan dari tahun ke tahun Produksi tangkapan tahun 1977-1997 mengalami penurunan sampai 2.344 ton atau 79,19%. (Tahun 1977 produksi tangkapan sebesar 2.960 to dan tahun 2007 produksi tangkapan sebesar 616 ton) Kepunahan ikan Danau seperti mangaheto (ikan sejenis bobara warna merah), Botua (ikan jenis mujair berwarna putih tanpa sisik), Bulaloa (ikan jenis bandeng tulang sedikit berwarna putih bersisik), dan Boidelo (mirip ikan tuna bersisik dan berwarna abu-abu). Kini yang tersisa hanya mujair, nila, gabus atau sepat. Penurunan tingkat produktivitas perikanan danau akibat eksploitasi sumber daya perikanan secara berlebihan.
Gambar 16. Jenis-jenis Ikan yang hampir punah di Danau Limboto
Hal lain yang dapat menjelaskan terjadinya penurunan tingkat produktivitas perikanan danau yaitu eksploitasi sumber daya perikanan secara berlebihan. Hal ini terlihat dari pertambahan jumlah nelayan di danau. Penurunan produktivitas perikanan di Danau Limboto kemungkinan juga disebabkan cara penangkapan yang kurang ramah lingkungan yaitu penggunaan racun (potas), setrum, bom ikan dan alat penangkap skala besar. Pokok permasalahan yang perlu diperhatikan di perairan Danau Limboto adalah semakin menurunnya populasi ikan seperti ikan huluu, payangga, gabus, udang dan sebagainya dan bahkan ada yang punah seperti mangaheto (ikan sejenis bobara warna merah), Botua (ikan jenis mujair berwarna putih tanpa sisik), Bulaloa (ikan jenis bandeng tulang sedikit berwarna putih bersisik), dan Boidelo (mirip ikan tuna bersisik dan berwarna abu-abu). Dulu bermacam-
Profil Danau Limboto Tahun 2009
39
macam ikan air tawar dapat dijumpai didanau ini. Kini yang tersisa hanya mujair, nila, gabus atau sepat.
Bibilio - Bibilo adalah alat tangkap tradisional yang dibuat dari rumput yang hidup di tepi danau (Rumpon ala Danau) - Produksi perikanan bibilo sekitar 0,67 kg/m2 sehingga total 877 ton/tahun Keramba Apung - Total luas are keramba 51,531 m2 (2.559 buah dengan ukuran terbanyak 5 x 5 m)
a.5. Banjir Pendangkalan danau dan kerusakan hutan menyebabkan terjadinya banjir. Setiap tahun terjadi pendangkalan danau setinggi 46.66 cm dan penyempitan danau sebesar 66.66 hektar dan terjadi penurunan muka air normal danau sebesar kurang lebih 1,75 cm. Penurunan daya tampung danau, menyebabkan terjadi banjir. Banjir terjadi setiap tahun di wilayah hilir selama tiga tahun terakhir.
Gambar 17. Hidrograph banjir DAS Sungai Bone di lokasi dekat muara Sungai Tamalate (Tr= 25 Thn) Sumber: BWS II Gorontalo
Profil Danau Limboto Tahun 2009
40
Gambar 18. Hidrograph banjir DAS Sungai Alo-Pohu (Tr= 25 Thn) Sumber: BWS II Gorontalo
Gambar 19. Hidrograph Sungai Bolango pada pertemuan Sungai Bolango dan Sungai Polanggua (Tr= 25 Thn) Sumber: BWS II Gorontalo
Profil Danau Limboto Tahun 2009
41
a.6. Perusakan Hutan Dan Lahan Daerah
tangkapan
air
(catchment
area)
DAS
Limboto
telah
mengalami degradasi yang serius. Banyak kegiatan pertanian di DAS Limboto berada di kawasan hutan lindung. Kegiatan lahan pertanian yang banyak berkembang adalah pertanian lahan kering untuk tegalan (palawija), kebun kelapa,
kemiri
dan
sebagainya. Luas lahan pertanian
tersebut
mencapai 40.58 % dari luas
wilayah
Limboto.
Gambar 20. Pengrusakan Hutan dan Tebing
DAS Kegiatan
perladangan
berpindah,
pembakaran
lahan,
penebangan
liar
dan
pengembalaan liar marak dilakukan oleh berbagai pihak. Berdasarkan klasifikasi hutan, sebagian besar daerah tangkapan air hujan pada DAS LBB ternyata telah lama dilegalisasi menjadi Hutan Produksi Terbatas (HPT) atau Limited Production Forest yang telah mendorong secara formal eksploitasi hutan secara besar-besaran. Luas hutan di DAS Limboto hanya 14.893 hektar (16.37 % dari luas DAS) jauh di bawah persayartan minimum (30 %). Kerusakan hutan memperbesar tingkat erosi tanah dan menyebabkan lahan-lahan yang ada menjadi kritis. Berdasarkan RTL-RLKT DAS Limboto, 2004, tingkat erosi di DAS Limboto mencapai angka 9.902.588,12 ton/tahun atau rata-rata 108.81 ton/ha/tahun. Sedimentasi di Danau Limboto sebesar 0.438 mm/tahun. Luas lahan kritis mencapai angka 26.097 hektar lahan kritis terdiri dari 12.573 hektar lahan kritis di dalam kawasan hutan dan 13.524 ha di luar kawasan hutan. Laju pendangkalan danau akibat erosi dari sungai-sungai yang bermuara di danau ini sangat besar. Pada tahun 1932, rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 Ha. Pada
Profil Danau Limboto Tahun 2009
42
tahun 1955 kedalaman danau menurun menjadi 16 meter. Dan dalam tempo 30 tahun, (tahun 1961) rata-rata kedalaman Danau Limboto telah berkurang menjadi 10 meter dan luasanya menyusut menjadi 4.250 Ha. Pada tahun 1990 – 2008 kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2,5 meter dan luasnya yang tersisia tinggal 3.000 Ha.
Dalam kurun waktu 50
tahun Danau Limboto berkurang 4304 ha
(62.60 %). Jika kita hitung per tahunnya, tingkat penyusutan danau mencapai 65.89 hektar. Diperkirakan pada tahun 2025 Danau Limboto lenyap dari muka bumi Gorontalo. Pendangkalan ini selain dipicu oleh erosi sungai dan lahan, juga disebabkan oleh para nelayan yang selama
bertahun-tahun
membangun
perangkap
ikan
yang menggunakan gundukan tanah dari darat serta batangbatang
pohon.
Pendangkalan
danau menyebabkan munculnya tanah-tanah timbul di kawasan perairan
danau.
Tanah-tanah
timbul ini selanjutnya diokupasi dan dikapling oleh masyarakat yang seakan-akan
hak miliknya dan dimanfaatkan untuk berbagai
peruntukan seperti sawah (637 hektar), ladang (329 hektar), perkampungan (1272 hektar), dan peruntukan lainnya (42 hektar). Hal ini menimbulkan kerawanan sosial karena konflik antar masyarakat kemungkinan besar dapat terjadi dalam memperebutkan kawasan danau. Penyusutan luas dan pendangkalan terutama disebabkan kurangnya air yang tertahan dan sedimentasi akibat penggundulan hutan di bagian hulu. Tekanan pertumbuhan penduduk di sekitar danau telah mempercepat penyusutan luas dan pendangkalan, seperti illegal logging, penimbunan sampah, dan illegal fishing. Perkembangan terakhir menunjukkan sebagian wilayah permukaan danau sudah ditempati oleh masyarakat.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
43
Meta masalah tersebut diuraikan berdasarkan bagian danau, yaitu : Bagian Hulu
Pembakaran hutan, penebangan liar, peladangan berpindah, perambahan hutan termasuk pencurian kayu.
Sistem pengolahan lahan serta kawasan tidak menerapkan kaidah konservasi dan masih bersifat tradisional.
Program pemerintah tentang pengelolaan DAS masih bersifat parsial, tumpang tindih, konflik kepentingan, kurang membangun sistim kordinasi lintas sektor dan setengah hati.
Penataan pemukiman penduduk yang tidak teratur
Belum adanya batas dan aturan jalur hijau sepanjang DAS
Rendahnya pendidikan masyarakat
Peran kelembagaan masyarakat tingkat desa dan kecamatan rendah
Struktur dan fisik tanah yang mudah erosi
Perilaku aparatur yang memback up proses perambahan hutan
Rendahnya
koordinasi
tingkat
aparatur
berwenang
dalam
melaksanakan pengawasan maupun penegakan hukum bagi yang merusak hutan/kawasan.
Bagian Tengah
Pengolahan lahan tanpa memperhatikan aspek konservasi.
Pemukiman masyarakat peladang sekitar bantaran sungai.
Pembukaan lahan dengan tanaman musiman.
Vegetasi yang kurang.
Tingkat kesadaran masyarakat kurang terhadap lingkungan.
Pengikisan bibir sungai yang terkadang lahan perkebunan dan rumah tempat tinggal masyarakat yang menjadi korban.
Terjadi perubahan aliran sungai.
Kurangnya peran serta seluruh pihak dalam mendorong gerakan konservasi, perlindungan, pengawasan, dan sebagainya.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
44
Bagian Hilir
Kurangnya koordinasi antar sektor/lintas sektor pemerintah.
Perladangan dibantaran sungai menggunakan teknologi pola tanam monokultur.
Tingginya laju pemukiman dibantaran sungai dan masyarakat yang bermukim dipesisir danau semakin masuk ke areal kawasan danau.
Tingginya angka eksploitasi kawasan berakibat penataan ruang yang semraut.
Perilaku menggunakan alat tangkap perikanan yang tradisional “olate, bibilo, tiopo” dan sejumlah alat tangkap dengan bahan materialnya terbuat dari kayu, bamboo pasir dan pelepah daun kelapa.
Tingginya angka ketergantungan ekonomi pada kawasan danau berakibat rebutan kaplingan lahan pada tepian danau limboto
Penambangan galian C dan tingginya angka budidaya jaring apung serta karamba.
Perilaku yang menjadikan sungai sebagai TPA sampah.
Lemahnya penegakan aturan hukum terhadap oknum yang melakukan perilaku menyimpang
Rendahnya sumber daya manusia
Konflik kepentingan yang beragam khususnya di Danau Limboto
Penguasaan jaring apung dan lahan seputar pesisir bukan oleh masyarakat setempat namun juga oleh para oknum pejabat.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
45
b. Masalah Substantif Masalah substantif yaitu masalah-masalah yang tanpak secara nyata mempengaruhi kondisi Danau Limboto. Beberapa
masalah
yang
substantif adalah, sebagai berikut : 1.
Pendangkalan dan penyusutan danau
2.
Perkembangan eceng gondok
3.
Penurunan kualitas air Danau Limboto.
4.
Penurunan populasi dan jenis biota perairan
5.
Okupasi tanah timbul di kawasan Danau Limboto oleh masyarakat
6.
Kerusakan DAS Limboto
c. Masalah Formal Masalah formal adalah masalah-masalah yang harus segera ditangani atau menjadi prioritas karena menimbulkan dampak yang besar terhadap danau. Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah utama yang harus segera ditangani adalah : 1. Pendangkalan Danau Limboto akibat sedimentasi 2. Penurunan populasi dan jenis ikan 3. Penurunan kualitas air danau akibat pencemaran dan pertumbuhan eceng gondok 4. Okupasi kawasan danau oleh masyarakat 5. Kerusakan hutan di DAS Limboto dan sekitar danau.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
46
d. Pengkajian Masalah Sedimentasi
Erosi
Illegal logging
Kapasitas Tampung air
Kemiskinan Penyusutan luas Banjir
Perladangan berpindah
Konflik horizontal/ vertikal Okupasi kawasan danau
Pendapatan Masyarakat Pencemaran air
Populasi & jenis ikan
Belum efektifnya aturan
Illegal fishing
Eceng gondok
Gambar 21. Kausal Lup permasalahan Danau Limboto
Berdasarkan hubungan interaksi masalah Danau Limboto tersebut di atas, maka disusun analisis masalah sesuai dengan Ceberg Theory untuk menentukan struktur permasalahan secara spesifik dan masalahmasalah pokok yang harus di tangani baik jangka pendek maupun jangka panjang (Gambar 15).
Profil Danau Limboto Tahun 2009
47
KEJADIAN
Pendangkalan & Penyusutan Keragaman hayati menurun Pertumbuhan Eceng Gondok Populasi ikan berkurang Banjir di daerah pesisir danau
POLA PERILAKU STRUKTUR SISTEMIK
MODEL-MODEL MENTAL
Illegal Fishing Illegal Loging Okupasi tanah Perladangan berpindah Aturan belum ada Kemiskinan Konflik kepentingan Danau tidak perlu dikelola lagi Masalah danau adalah masalah pemerintah saja Masalah danau sulit ditangani dan diperbaiki lagi
Gambar 22. Teori Gunung Es masalah Danau Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
48
V. RENCANA AKSI a. VISI dan MISI DANAU LIMBOTO Dalam rangka pengelolaan
dan pelestarian Danau Limboto secara
berkelanjutan di Provinsi Gorontalo, maka perlu ditetapkan Visi dan Misi. Visi dan Misi Danau Limboto adalah sebagai berikut:
Visi “ Danau Limboto lestari tahun 2015”
Misi
Mengembalikan dan mempertahankan fungsi-fungsi danau secara lestari untuk kesejahteraan rakyat.
Membangkitkan kesadaran dan kemandirian masyarakat dalam pengelolaan danau.
Mewujudkan koherensi kebijakan pengelolaan danau.
b. Strategi b.1. Lingkup Pengelolaan Lingkup kesatuan wilayah ekosistem perairan danau meliputi badan air danau dan lingkungan di kawasan daerah tangkap airnya, sehingga sistem pengelolaan lingkungan perairan Danau Limboto harus merupakan bagian dari sistem pengelolaan Wilayah Sungai Limboto-Bolango-Bone. Sebagai contoh Dalam pengembangan konsep pengelolaan sumberdaya perikanan FAO menyarankan untuk membagi
wilayah pengelolaan kawasan wilayah sungai
kedalam tiga klaster, yaitu pengelolaan kawasan pedesaaan, pengelolaan kawasan sub DAS atau klaster orde sungai, serta pengelolaan DAS secara keseluruhan. Mengikuti konsep demikian pengelolaan lingkungan perairan danau dapat ditempatkan pada
Profil Danau Limboto Tahun 2009
49
konteks pengelolaan kawasan pedesaan atau kawasan sub DAS, dimana keterlibatan masyaraakat lokal sangat diperlukan sebagai subjek sekaligus juga objek dari pengelolaan itu sendiri mengikuti aturan-aturan pengelolaan yang lebih luas di tingkat DAS secara keseluruhan. Berdasarkan cara pandang perairan danau sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat umum secara berkelanjutan menempatkan kepentingan sektor-sektor sebagai matrik sasaran pengelolaan dengan sektor lingkungan
sebagai
faktor
pengikatnya.
Dengan
demikian
pengelolaan perairan danau juga harus meliputi upaya-upaya koordinasi untuk pencapaian sasaran-sasaran sektoral secara optimal dengan memperhatikan batasan daya dukung lingkungan perairan danau. Informasi dan pengetahuan mengenai ekosistem perairan danau, meliputi struktur komponen dan proses ekologi serta sosial
ekonomi
masyarakat
sangat
diperlukan,
baik
untuk
menentukan batasan daya dukung lingkungan maupun untuk penetapan nilai kepentingan setiap sektor yang terlibat.
b.2. Kelembagaan Strategi
kelembagaan
pada
dasarnya
untuk
mendorong
pengembangan kelembagaan pengelolaan perairan danau yang bersifat partisipatif. Peran pemerintah melalui departemen atau dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum atau Balai Pengelola Wilayah Sungai sangat diharapkan untuk bertindak sebagai fasilitator pengembangan kelembagaan pengelolaan partisipatif tersebut. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
Pembentukan forum untuk pertemuan-pertemuan koordinatif yang
melibatkan
semua
pemangku
kepentingan
untuk
penyusunan kerangka kelembagaan, meliputi visi, misi, tujuan, sasaran,
serta
Profil Danau Limboto Tahun 2009
strategi-strategi
pengelolaan,
termasuk
di
50
dalamnya program-pogram implementasi kebijakan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Pertemuan demikian juga harus menyepakati bentuk kelembagaan
serta yang akan
dibentuk beserta struktur organisasi di dalamnya;
Memperjuangkan aspek legal kesepakatan pengelolaan yang telah ditetapkan untuk dijadikan undang-undang, peraturan pemerintah, atau peraturan daerah yang bersifat mengikat;
Untuk implementasi kebijakan serta strategi pencapaian sasaran selanjutnya disusun master plan kawasan perairan danau. Penyusunan
master
plan
juga
memerlukan
keterlibatan
masyarakat, pemangku kepentingan, serta pemerintah, ditambah tenaga-tenaga ahli terkait yang dapat memberikan masukanmasukan informasi untuk pengambilan keputusan yang akurat. Suatu tim ad hoc perlu dibentuk untuk maksud tersebut, dan karena
memerlukan
dana
yang
cukup
besar
kegiatan
penyusunan master plan kawasan danau ini sebaiknya difasilitasi oleh pemerintah. Penetapan zona-zona peruntukan yang telah disusun sebagai bagian laporan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan utama dalam penyusunan master plan kawasan danau ini. Master plan selanjutnya harus digunakan sebagai dasar pengembangan kawasan perairan danau;
Pemberdayaan
masyarakat
melalui
kegiatan
sosialisasi
peraturan-peraturan pengelolaan danau, pencerahan aspek fungsi lingkungan danau, informasi teknolgi penangkapan, pengolahan hasil tangkap, dan status terkini pasar, serta pelaksanaan
insentif
pembangunan
masyarakat
berbasis
sumberdaya perairan danau yang berkelanjutan;
Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi lingkungan danau yang diintegrasikan dengan sistem informasi lingkungan danau. Data dan informasi tentang lingkungan danau, meliputi aspek biofisik dan sosial ekonomi masyarakat sangat penting untuk acuan dalam pengambilan keputusan pengelolaan danau.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
51
Demikian juga keterbukaan akses data dan informasi tersebut melalui
suatu
sistem
informasi
sangat
penting
untuk
pemberdayaan masyarakat serta masukan-masukan ilmiah serta kepemerintahan yang baik.
c. Kelembagaan Kecenderungan pengelolaan lingkungan perairan secara berkelanjutan yang populer saat ini adalah yang bersifat co-management atau partisipatif, yaitu sistem pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah yang bertindak sebagai fasilitator sementara prakarsa-prakarsa tindakan pengelolaan diserahkan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan melalui mekanisme permusyawarahan. Beberapa hal yang penting
diperhatikan
dalam
implementasi
pengelolaan
partisipatif
tersebut, yaitu :
Keberadaan masyarakat lokal/nelayan berdasar kepentingan dan kapasitas yang dimiliki didorong untuk menjadi pelaku aktif dalam implementasi sistem pengelolaan, termasuk di dalamnya upaya pendanaan sistem pengelolaan sehingga dapat bersifat mandiri;
Mekanisme pemecahan konflik kepentingan melalui forum musyawarah dan pengembangan kriteria-kriteria pengelolaan sumberdaya perairan danau yang disepakati oleh semua fihak;
Keberadaan pemerintah untuk mengakomodasi dan fasilitas aspek legal
sistem pengelolaan
yang
disepakati
melalui
pembentukan peraturan-peraturan pemerintah dan penegakan hukum, serta insentif atau bantuan lain.
Badan air danau merupakan bagian integral dari sistem aliran sungai secara keseluruhan, sehingga sistem pengelolaan perairan
danau
harus
merupakan
bagian
dari
kesatuan
pengelolaan wilayah aliran sungai secara terpadu.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
52
d. Program Program penyelamatan Danau Limboto merupakan program yang sangat penting bagi masyarakat di Provinsi Gorontalo, khususnya masyarakat di pesisir Danau Limboto. Danau Limboto merupakan sumberdaya alam yang sangat terkait dengan hajat hidup masyarakat. Secara ekologis danau merupakan habitat dari berbagai biota air, juga berfungsi sebagai pengendali banjir. Secara ekonomi Danau Limboto merupakan sumber mata pencaharian petani dan nelayan di sekitarnya, juga berfungsi sebagai
sarana
transportasi
dan
obyek
wisata.
Dalam
upaya
penyelamatan Danau Limboto perlu dilakukan kajian lingkungan eksternal dan internal sehingga upaya yang dilakukan tersebut efektif dalam mencapai sasaran. Kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal dan internal perlu dianalisis sehingga dapat diketahui dampak penting ditimbulkan dan dapat ditetapkan rencana-rencana strategis yang mungkin dapat dilakukan.
d.1. Pendekatan Pelaksanaan program dilakukan berdasarkan beberapa pendekatan yaitu:
Pendekatan ilmiah, dalam setiap kegiatan diterapkan inovasi teknologi untuk memecahkan masalah.
Pendekatan partisipatif, masyarakat terlibat langsung dalam pelaksanaan program dengan pengawalan dan pengawasan dari instansi terkait.
Pendekatan integratif dan koordinatif, program dilakukan secara terpadu oleh berbagai stakeholders.
d.2. Ruang Lingkup Kegiatan Program penyelamatan Danau Limboto terdiri atas 4 sub program dengan 14 kegiatan. Rincian kegiatan disajikan pada Lampiran 1.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
53
A. Program Penataan Kawasan Danau Limboto 1. Penetapan Zonasi Danau Limboto Latar Belakang Mengingat ekosistem danau memiliki multi fungsi dan manfaat, maka pengelolaan danau harus dilaksanakan secara terencana dan penuh kehatihatian agar potensi danau dapat
termanfaatkan
secara
optimal
dan
kegiatannya
diprioritaskan pada kawasan danau yang memiliki potensi pemanfaatan tinggi serta kawasan yang telah mengalami degradasi, selain itu kegiatan pengelolaan danau juga harus diprioritaskan bagi kesejahteraan masyarakat. Komunitas masyarakat yang sadar akan pentingnya suatu kawasan danau (khususnya bagi kehidupan manusia), serta mempunyai kemauan dan kemampuan untuk memanfaatkan danau secara bijaksana, akan memelihara keberadaan danau dengan berbagai fungsi dan nilai pentingnya. Berdasarkan pada prinsip ini maka danau dapat terjaga dengan sendirinya oleh komunitas masyarakat. Pengelolaan demikian dapat terwujud apabila telah ada batasan yang jelas dan akurat peruntukan wilayah /zona bagi berbagai kepentingan tersebut, kejelasan zona meliputi batas daerah
terluar
pemanfaatan/ konservasi/
danau budidaya/
lindung.
dan
bantaran
areal
Pengalaman
danau,
zona
penangkapan,
zona
menunjukkan
bahwa
pengelolaan danau yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan khususnya masyarakat lokal, dan kejelasan wilayah
masing-masing
lebih
memberikan
kepastian
keberlanjutan pengelolaan danau
Tujuan
: Tertatanya zonasi danau limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
54
Ruang Lingkup Kegiatan : 1. Persiapan (pengupulan data yang meliputi data batasan danau limboto) 2. Sosialisasi
penetapan
zonasi
danau
limboto
ke
masayarakat 3. Pengukuran dan pemasangan batas danau dan zonasi pemanfatan 4. Evaluasi Input
:
Dana untuk alokasi Sumber Daya Manusia, Tenaga Ahli, dan Teknologi.
Output
:
Outcome :
Zonasi danau limboto yang jelas dan akurat Peningkatan kesadaran masyarat di pesisir danau
terhadap
pelestarian
lingkungan
Danau Limboto Benefit
:
Tumbuhnya
partisipasi
stakhoelder
(pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam Penyelamatan Danau Limboto. Impact
:
Meningkatkan kualitas lingkungan danau.
2. Pengembangan Kelembagaan Pengelolaan Danau Limboto Latar Belakang Danau
adalah
salah
satu
bentuk
sumberdaya
yang
dikaruniakan oleh Sang Pencipta untuk menunjang kehidupan seluruh mahluk hidup di bumi ini, termasuk manusia. Oleh karenanya, adalah suatu kewajiban bagi kita semua untuk menjaga eksistensi danau beserta segala potensi yang ada di dalamnya sebagai salah satu usaha untuk menjamin kelangsungan hidup generasi kini dan mendatang.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
55
Degradasi nilai dan fungsi dari suatu danau akan memberikan dampak negatif pada aspek sosial ekonomi terutama bagi masyarakat sekitarnya. Masyarakat sebagai pengguna danau akan mempunyai rasa memiliki, apabila mereka sadar dan peduli akan manfaat danau bagi kehidupan. Selama ini, pengelolaan danau masih dilakukan secara sektoral dan regional serta belum memiliki kejelasan mengenai peran dan pembagian tanggung jawab bagi masing-masing pemangku kepentingan. Evaluasi dari kegiatan seringkali didasarkan pada kepentingan masing-masing sektor sehingga tidak jarang menimbulkan konflik diantara para pengguna. Danau dimanfaatkan oleh beragam pemangku kepentingan, akibatnya pengelolaan danau menjadi rawan konflik dan di beberapa tempat memicu rusaknya sumberdaya hayati. Oleh sebab itu pengelolaan danau harus dilakukan secara terpadu yang melibatkan semua pemangku kepentingan
Tujuan
: Terbentukmya kelembagaan yang formal dalam pengelolaan dan penyelamatan Danau Limboto.
Ruang Lingkup Kegiatan : 1. Persiapan 2. Pembentukan kelembagaan yang melibatkan seluruh stakholder 3. Sosialisasi
kelembagaan
dan
perannanya
kepada
masyarakat 4. Evaluasi Input
:
Dana untuk alokasi Sumber Daya Manusia, Tenaga Ahli, dan Teknologi.
Output :
Profil Danau Limboto Tahun 2009
Lembaga pengelolah danau limboto
56
Outcome:
Peningkatan kesadaran masyarat di pesisir dan
hulu
danau
terhadap
pelestarian
lingkungan Danau Limboto Benefit :
Tumbuhnya
partisipasi
stakhoelder
(pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam Penyelamatan Danau Limboto. Impact :
Meningkatkan kualitas lingkungan danau.
3. Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Danau Limboto Latar Belakang
Penanganan Danau Limboto masih bersifat parsial dan masih bersifat sektoral. Selama ini ternyata belum disadari bahwa penanganan
Danau
Limboto
sebenarnya
merupakan
wewenang Pemerintah Provinsi karena berada pada 2 diwilayah administrasi yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo.
Program penanganan Danau Limboto sejak masih bergabung dengan Sulawesi Utara talah lama dilaksanakan bahkan bekerjasama dengan CIDA maupun JICA menyusun rencana action plan namun hasilnya belum tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat umum.
Disisi
lain,
masyarakat
dengan
caranya
sendiri
memanfaatkan Danau Limboto terlepas dari pengetahuan tentang kondisi kritis Danau Limboto. Demikian pula bagi nelayan
dan
petani
yang
bergantung
kekayaan ekosistem Danau Limboto,
hidupnya
pada
rupaya mereka juga
belum sepenuhnya mengetahui dan menyadari apakah kegiatan yang mereka jalankan ramah lingkungan atau tidak.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
57
Melalui program penyelamatan Danau Limboto yang di laksanakan Balitbangpedalda ini maka sebagai langkah awal disusun suatu sistem informasi manajemen Danau Limboto yang berisi data base lengkap latar belakang pembentukan, data kondisi Danau Limboto dari waktu ke waktu serta Manajemen Penanganan Danau Limboto.
Tujuan :
Tersedianya
informasi
yang
mendukung
keterpaduan manajemen pengelolaan Danau Limboto dan upaya penyelamatannya.
Ruang Lingkup Kegiatan : 1. Penelusuran Pustaka. 2. Pengumpulan Data – Data Hasil Penelitian dan Proyek Tentang Danau Limboto. 3. Repro (cetak ulang) berbagai koleksi sejarah Gorontalo dan hasil kajian yang berkaitan dengan Danau Limboto. 4. Penyewaan dan Perbaikan gedung ex. Pendaratan Bung Karno Sebagai Pusat Data dan Informasi Danau Limboto. 5. Pembuatan Web Site Penyelamatan Danau Limboto. 6. Biaya Up Date Data Lapangan.
Input
:
Dana untuk alokasi Sumber Daya Manusia, Tenaga Ahli, dan Teknologi.
Output
:
Data sejarah, hasil kajian danau limboto dari tahun ke tahun dalam bentuk hard copy dan soft copy .
Outcome :
Tersedianya data akurat tentang Danau Limboto dalam rangka rencana pengelolaan dan pemulihan lingkungan.
Benefit
:
Memiliki informasi
Profil Danau Limboto Tahun 2009
kelengkapan yang
data
dan
sistem
memudahkan
58
pengelolaan/manajemen
Danau
Limboto
secara efisien, efektif berbasis lingkungan serta terpadu. Impact
:
Memudahkan
sistem
koordinasi
dalam
penanganan Danau Limboto.
B.
Program Pemberdayaan Masyarakat 1. Sosialisasi Penanganan Danau Limboto
Latar Belakang Penyelamatan
Danau
Limboto
harus
didukung
oleh
sosialisasi yang baik dimasyarakat. Selain tatap muka langsung, sosialisasi melalui meda yang dapat digunakan, diantaranya
Radio,
Televisi
dan
Koran,
selama
ini
dimanfaatkan secara optimal, disamping bahan sosialisasi yang masih kurang.
Tujuan :
Keterbukaan
terhadap
pengelolaan
dan
penyelamatan Danau Limboto.
Ruang Lingkup Kegiatan : 1.
Persiapan
2.
Pelaksanaan Sosialisasi
3.
Evaluasi
Input
:
Dana untuk alokasi Sumber Daya Manusia, Tenaga Ahli, dan Teknologi.
Output
:
Jumlah peserta yang ikut serta di wilayah hulu dan pesisir Danau Limboto (Kabupaten
Gorontalo
dan
Kota
Gorontalo).
Profil Danau Limboto Tahun 2009
59
Outcome
:
Peningkatan kesadaran masyarat di pesisir
dan
hulu
danau
terhadap
pelestarian lingkungan Danau Limboto Benefit
:
Tumbuhnya
partisipasi
masyarakat
dalam Penyelamatan Danau Limboto. Impact
:
Meningkatkan
kualitas
SDM
Lingkungan.
2.
Pemberdayaan Masyarakat Wilayah Sub DAS Limboto dan Pesisir Danau Limboto.
Latar Belakang Kondisi sosial ekonomi masyarakat yang berada di hulu DAS Limboto dan Pesisir Danau Limboto berhubungan langsung dengan kondisi ekosistem Danau Limboto. Sebagian besar masyarakat di hulu DAS Limboto sangat bergantung
pada
pertanian
dan
perkebunan
yang
dilakukan secara tradisional dan tidak ramah lingkungan sehingga mengurangi daya dukung lahan, perbukitan di wilayah hulu DAS Limboto saat ini sebagian besar dalam kondisi kritis. Hal ini akan mempengaruhi pendapatan masyarakat petani diwilayah hulu DAS. Sebaliknya pada wilayah pesisir danau merupakan tanah yang subur yang berasal
dari
daerah
hulu
DAS
Limboto
sehingga
mendorong masyarakat untuk memanfaatkannya.
Pada wilayah perairan Danau Limboto sendiri banyak tumbuh usaha budidaya perikanan air tawar yang berlangsung terus menerus. Kegiatan–kegiatan tersebut berdampak pada degradasi catchman area dan degradasi danau. Perlu dicetuskan
Profil Danau Limboto Tahun 2009
60
suatu solusi alternatif bagi kegiatan mereka agar tetap berjalan namun dilakukan secara ramah lingkungan.
Tujuan :
Melahirkan inovasi masyarakat di hulu Sub DAS Limboto dan pesisir Danau Limboto dengan usaha yang ramah lingkungan.
Ruang Lingkup Kegiatan : Usulan program masyarakat terkait dengan penanganan Hulu Sub DAS Limboto, Pesisir dan wilayah perairan danau Limboto, meliputi : 1. Kegiatan Persiapan 2. Pemberian Bantuan Langsung 3. Monitoring dan Evaluasi
Input
:
Dana untuk alokasi usulan masyarakat.
Output
:
Jumlah program usulan masyarakat yang terlaksana.
Outcome :
Menumbuhkan
cara
berusaha
masyarakat disekitar hulu, pesisir dan perairan Danau Limboto yang ramah lingkungan. Benefit
:
Mengurangi laju degrasi hulu, pesisir dan perairan Danau Limboto dengan aktivitas usaha masyarakat yang tidak ramah lingkungan.
Impact
:
Meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan tidak pesisir
merusak lingkungan hulu,
dan
perairan
Danau
Limboto.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
61
C.
Program Pemulihan Lingkungan Danau 1. Karakterisasi Sifat Fisik – Kimia Air & Keragaman Hayati Danau
Latar Belakang Saat ini kualitas air danau limboto mengalami penurunan kualitas akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau, sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Danau limboto memiliki ekosistem tersendiri dan keanekaragaman hayati yang sampai pada kondisi kritis saat ini belum diidentifikasi secara pasti.
Tujuan
Mengetahui kualitas air melalui pengukuran parameter fisika dan kimia dan mikrobiologi air serta keanekaragaman hayati Danau Limboto.
Ruang Lingkup Kegiatan : Meliputi pengukuran kualitas air Danau Limboto dengan ruang lingkup pekerjaan meliputi 16 titik sebagai berikut : 1. Inlet : masuknya air sungai dan drainase yang masuk ke danau dengan jumlah titik 3 sungai sebagai lokasi sampling yang merupakan sungai sesaat (intermiten) dan 1 Sungai tetap (parenial) yaitu Biyonga. 2. Outlet : keluarnya air danau menuju ke muara Teluk Tomini sebanyak 1 titik. 3. Pertengahan Danau : sebanyak 1 titik 4. Bagian tepi danau yang digunakan untuk budidaya sebanyak 10 titik. 5. Identifikasi biota air yang ada di Danau Limboto serta eksosistemnya.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
62
Parameter kualitas air yang akan di ukur meliputi 27 parameter dengan rincian pengukuran, 6 parameter fisik dan 19 parameter kimia dan
2 parameter mikrobiologi
yang terdiri dari : 1.
Parameter Fisika : Temperatur, TDS, TSS, Kekeruhan, Hantaran Listrik, dan Warna.
2.
Parameter Kimia : pH, Besi, Kalsium, Magnesium, Alkalinitas, Klorida, Amonia, Nitrit, Nitrat, Posfat, Sulfat, CO2 terlarut, Salinitas, DO, BOD5, COD, Deterjen, Timbal dan Raksa.
3.
Parameter Mikrobiologi : Total Coliform dan Fecal Coliform.
4.
Identifikasi biota air yang ada di Danau Limboto serta eksosistemnya.
Input
:
Dana
untuk
alokasi
Sumber
Daya
Manusia, Tenaga Ahli, dan Alat. Output
:
Data kualitas air 27 parameter pada 16 titik lokasi yang tersebar di Danau Limboto dan data biota Danau Limboto serta ekosistemnya.
Outcome :
Tersedianya data akurat kualitas air dan keanekaragaman hayati Danau Limboto dalam
rangka
rencana
pengelolaan
dan pemulihan lingkungan. Benefit
:
Mengetahui
baku
Limboto dan data
mutu
air
Danau
keanekaragaman
hayati terakhir. Impact
:
Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap kualitas air dan pelestarian keanekaragaman
Profil Danau Limboto Tahun 2009
63
2. Peningkatan Konservasi dan Pemulihan Kerusakan Zona Hulu dan Zona Penyangga
Latar Belakang Kawasan kritis diwilayah DAS Limboto-Bone – Bolango yang terletak di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bulango dengan luas seluruhnya adalah 24.033 Ha (Data Lahan Kritis Balitbang 2004). Lahan kritis yang masuk dalam program Gerhan + 5 % dari luas lahan kritis tersebut, sebagian besar berada di Sub DAS Limboto. Tanaman
Jarak
perkebunan
yang
merupakan dapat
salah
dijadikan
satu
alternatif
tanaman tanaman
penghijauan yang murah dan mudah dibudidayakan serta saat ini menghasilkan alternatif pengganti BBM solar sehingga kedepan akan bernilai ekonomis penting.
Tujuan
: Konservasi lahan kritis pada Zona Hulu dan Penyangga Danau Limboto dengan tanaman Jarak yang memiliki prospek ekonomi tapi murah dan mudah dibudidayakan.
Ruang Lingkup Kegiatan 1.
Persiapan
2.
Pelaksanaan
3.
Monitoring dan Evaluasi
Input
:
Dana untuk alokasi konservasi.
Output
:
Luas lahan kritis yang ditanami pohon Jarak.
Outcome :
Meningkatnya kualitas hulu dan penyangga danau.
Benefit
:
Mengembalikan fungsi Ekosistem Hulu & Penyangga
Impact
:
Mengembalikan
fungsi
ekosistem
Danau
Limboto.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
64
3. Peningkatan Konservasi dan Pemulihan Kerusakan Daerah Hilir Danau Limboto yang melintasi Kota Gorontalo
Latar Belakang Pengkayaan
nutrin
di
perairan
danau
limboto
telah
menyebabkan tumbuh suburnya enceng gondok dan tumbuhan air lainnya.
Hal ini merupakan salah satu
penyebab penadangkan danau limboto itu sendiri, dan pada akhir-akhir ini tanaman enceng gondok telah mencemari peraiaran pantai indah Kota Gorontalo melalui outlet danau tersebut. Kondisi ini jka tidak segera diatasi akan berdampak pada pencemaran
lingkungan
muara
tersebut
dan
akan
berdampak simultan baik bagi kehidupan biota perairan maupun pada masyarakat nelayan dipesisir pantai. Tujuan
: Konservasi daerah hilir melalui pembersihan tanaman pengganggu yang masuk ke outlet danau limboto
Ruang Lingkup Kegiatan 1. Persiapan 2. Pelaksanaan 3. Monitoring dan Evaluasi Input
: Dana untuk alokasi konservasi.
Output
: Luas dan panjang outlet yang di kerjakan.
Outcome : Meningkatnya kualitas air daearah hilir danau limboto (outlet). Benefit
: Mengembalikan fungsi Ekosistem hilir danau limboto
Impact
: Mengembalikan
fungsi
ekosistem
Danau
Limboto.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
65
4. Penanggulangan
Pencemaran
Danau
Limboto
(Tumbuhan Pengganggu danau Limboto, sisa makanan ikan, limbah dari pabrik, dll)
Latar Belakang
Akibat eutrofikasi Danau Limboto banyak tumbuh tanaman pengganggu
yang
mempercepat
banyak
pendangkalan
menyerap danau
air
dan
dapat
sehingga
perlu
dilakukan pengendalian secara bijak dan pemanfaatannya untuk kegiatan ekonomis.
Tujuan : Mengurangi pendangkalan Danau Limboto. Ruang Lingkup Kegiatan : 1. Persiapan 2. Pelaksanaan 3. Monitoring dan Evaluasi
Input
: Dana untuk pengendalian tanaman pengganggu perairan.
Output
: Luas
areal/tanaman
pengganggu
yang
dibersihkan. Outcome : Meningkatnya kualitas/ kuantitas perairan danau Limboto. Benefit
: Pengendalian keseimbangan ekosistem danau.
Impact
: Mengembalikan
fungsi
ekosistem
Danau
Limboto.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
66
5. Restocking Keanekaragaman Hayati Danau
Latar Belakang Ketidakseimbangan ekosistem danau yang diakibatkan oleh proses degradasi lahan telah menyebabkan biota perairan danau semakin mengalami tekanan yang diketahui dari menipisnya unsur hara, penurunan kualitas air, dan penurunan volume danau. Sehingga perlu dilakukan restocking.
Tujuan :
Konservasi lahan perairan Danau Limboto.
Ruang Lingkup Kegiatan 1.
Persiapan
2.
Pelaksanaan
3.
Monitoring dan Evaluasi
Input
:
Dana untuk restocking.
Output
:
Jenis
dan
banyaknya
jenis
biota
yang
direstocking. Outcome :
Mengembalikan
ketersediaan
sumberaya
hayati danau. Benefit
:
Mengembalikan
fungsi
Ekonomis
dan
Lingkungan danau Impact
:
Kelestarian
sumber
daya
alami
Danau
Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
67
6. Pemanfaatan Enceng Gondok dan Sedimen Danau Limboto
Latar Belakang Pemanfaatan enceng gondok dan sedimen danau limboto menjadi barang bernilai ekonomis menjadi perhatian bagi pemerintah. Hal tersebut antara lain menciptakan industri yang mengolahan enceng gondok dan sedimen menjadi bahan bangunan, juga peningkatan keterampilan bagi masyarakat sekitar danau dalam memanfaatkan limbah tersebut.
Tujuan : Mengurangi pendangkalan Danau Limboto.
Ruang Lingkup Kegiatan : 1.
Persiapan
2.
Pelaksanaan
3.
Monitoring dan Evaluasi
Input
:
Dana untuk pengadaan alat industri batako dan instalasi, persiapan SDM.
Output
:
Outcome :
Luas areal yang dikeruk/ diangkat sedimen. Meningkatnya
kualitas/kuantitas
perairan
danau Limboto. Benefit
:
Pengendalian
keseimbangan
ekosistem
danau. Impact
:
Mengembalikan
fungsi
ekosistem
Danau
Limboto.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
68
D.
Program Pengelolaan Lingkungan 1. Promosi Wisata Danau dan Iklan Layanan Pengelolaan Lingkungan Danau Yang Ramah Lingkungan
Latar Belakang : Kawasan danau Limboto sebenarnya memiliki daya tarik wisata ekotirisme yang cukup eksotis, namun belum dimanfaatkan optimal selain kegiatan pemanfaatan lainnya. Setelah didahului oleh kegiatan yang bersifat pemulihan kondisi
danau
maka
selanjutnya
kegiatan
ini
dapat
dilakukan.
Tujuan :
Pemanfaatan fungsi daya tarik wisata Danau Limboto.
Ruang Lingkup Kegiatan 1. Persiapan 2. Pelaksanaan 3. Supervisi Dan Pelaporan
Input
:
Dana untuk alokasi untuk promosi dan pengadaan sarana dan prasaran wisata.
Output
:
Jumlah sarana dan prasarana wisata yang diadakan.
Outcome
:
Meningkatnya daya tarik wisata Danau Limboto.
Benefit
:
Mengurangi
tekanan
lingkungan
Danau
Limboto dengan kegiatan yang berwawasan ekoturisme. Impact
:
Melestarikan
fungsi
ekosistem
Danau
Limboto.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
69
e. Implementasi Pemulihan Danau Tahun 2004-2008 DANA APBD No
Nama Kegiatan
Anggaran (Rp)
Tahun Pelaksanaan
Ket.
1
Kajian dan Evaluasi DAS di Provinsi Gorontalo
90.165.000,-
2004
Balihristi Prov. Gtlo
2
Reservar (Huluu, Manggabai) 2000 ekor
50.000.000,-
2005
APBD Dinas Perikanan Prov. Gto
3
Model Pengelolaan Eceng Gondok
257.365.000,-
2006
Balihristi Prov. Gtlo
4
Peningkatan Peran Masyarakat dalam Penyelamatan Danau Limboto
246.850.000,-
2006
Balihristi Prov. Gtlo
5
Restocking Sumberdaya Hayati di Danau Limboto
65.000.000,-
2006
Balihristi Prov. Gtlo
6
Pengendalian Pencemaran Danau Limboto
55.000.000,-
2006
Balihristi Prov. Gtlo
7
Reservar (nila) 1800 ekor
25.000.000,-
2006
APBD Dinas Perikanan Prov. Gto
8
Reservar (nila mas) 3200 ekor
55.000.000,-
2006
APBD Dinas Perikanan Prov. Gto
9
Integrasi Industri Kluster Tanaman Jarak (CDM)
115.000.000,-
2007
Balihristi Prov. Gtlo
101.252.000,-
2007
Balihristi Prov. Gtlo
118.650.000,-
2007
Balihristi Prov. Gtlo
325.000.000,-
2007
Balihristi Prov. Gtlo
10
11
Pemantauan Kualitas Lingkungan (Kualitas Air Danau Limboto) Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (NASKAH AKADEMIK PERDA DANAU LIMBOTO)
12
Peningkatan Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
13
Penetapan Kebijakan Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (PERDA DANAU LIMBOTO)
60.000.000,-
2007
APBD-P
14
Opersi Pengawasan Illegal Fishing Penggunaan Strom dan alat pajala di Danau Limboto
12.500.000,-
2007
APBD Dinas Perikanan Prov. Gto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
70
15
Peningkatan Peran serta masyarakat dalam perlindungan dan konservasi SDA
124.000.000,-
2007
Badan LH Kabupaten Gorontalo.
16
Rehab Saluran di S. Alo
500.000.000,-
2008
PU Prov.Gto
17
Pengendalian Banjir di S. Pohu
480.000.000,-
2008
PU Prov.Gto
18
Pengendalian Banjir S. Molalahu
415.000.000,-
2008
PU Prov.Gto
19
Rehab Saluran Daerah Irigasi D.I Pohu
450.000.000,-
2008
PU Prov.Gto
20
Penetapan PERDA Penyelamatan Danau Limboto (Nomor 1 Tahun 2008)
2008
Balihristi Provinsi Gorontalo
21
Penetapan Pergub Pembagian Kewenangan Pengelolaan Danau
2008
Balihristi Provinsi Gorontalo
22
Pencegahan Dan Penanggulangan Pencemaran Serta Pemulihan Kualitas Air Danau
2008
Balihristi Provinsi Gorontalo
DANA APBN No 1 2
3
4
Nama Kegiatan Konservasi Daerah Hulu di Desa Batu Layar Konservasi Daerah Hulu di Desa Batu Layar Pemulihan Kualitas Lingkungan Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Limboto - Pembuatan sediment trap - Pembuatan bak penampungan air - Penanaman tumpangsari - Penanaman keras Penataan Pemulihan Kualitas Lingkungan sekitar Danau Limboto - Pembuatan Green Belt - Pembuatan sumur resapan - Pembuatan bak penampungan air
Profil Danau Limboto Tahun 2009
Anggaran (Rp)
Tahun Pelaksanaan
Ket. APBN-P (Pusrek) APBN-P (KLH)
250.000.000
2005
660.000.000
2005
710.000.000
2007
APBN Pusat
477262.500
2007
APBN Pusat
71
5
Pemulihan Kualitas Air Danau Limboto - Pembuatan Batu Bata - Restocking Ikan - Uji kualitas air dan sediment - Kajian zona pemanfaatan kawasan danau
6
625.525.000
2007
APBN Pusat
Restoking (Gras carp) 78000 ekor
78.260.000
2005
APBN (DKP Prov. Gto)
7
Restoking 66000 ekor manggabai
50.000.000
2005
APBN (DKP Prov. Gto)
8
Rehabiliatasi kawasan
35.080.000
2005
APBN (DKP Prov. Gto)
9
Restoking (gras carp) 50000 ukuran 8-10 cm
100.000.000
2007
APBN (DKP Prov. Gto)
10
Kajian : Rekayasa Ekohidrologi sebagai Dasar Penetapan Pola Pengelolaan Danau dan Untuk Restorasi Lingkungan Perairan Danau Limboto
2007
APBN Dep. PU (BWS II)
11
Pembangunan Penguatan Tebing Sungai, Pengendali Banjir dan Embung
2007
APBN Dep. PU (BWS II)
12
Penataan daerah Sempadan Danau
2008
APBN Dep. PU (BWS II)
Profil Danau Limboto Tahun 2009
8.300.000.000
72
f. Target Penanganan Danau Limboto 2009-2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2009
2010
Penetapan Zonasi Danau
Indikator Kinerja
●
●
Penurunan luasan eceng gondok dari 750 ha
20 ha
50 ha
Luas Permukaan Danau (ha) Penurunan Laju Sedimentasi (%) Minimal Rata-rata tinggi muka air (m diatas permukaan laut) Kelas Kualitas Air Danau Peningkatan Populasi Ikan Langka (%)
2500
2011
2012
2013
2014
50 ha
100 ha
100 ha
100 ha
2500
2500
2500
2500
2500
5
5
10
20
35
50
2,5
2,5
3
3
3
3,5
Kelas 4
Kelas 4
Kelas 3
Kelas 3
Kelas 3
Kelas 2
10
10
20
30
40
50
g. Rencana Aksi Pemulihan Danau Tahun 2009 NO 1
2
PENANGANAN MASALAH Penurunan Volume dan Luasan Eceng Gondok
Pengolahan Eceng Gondok
KEGIATAN
LOKASI
VOLUME
Pengangkatan eceng gondok
Desa Iluta
Gerakan Danau Bersih
Kel. Dembe dan lekobalo
3 ha
Pengangkatan eceng gondok
Desa Iluta dan Desa Pentadio
1 ha
Pengangkatan eceng gondok
Desa Kayubulan dan Desa Hutadaa Kel. Dembe dan lekobalo
1 ha
Pelatihan pengolahan/ pemanfaatan eceng gondok
Profil Danau Limboto Tahun 2009
ANGGARAN (Rp)
4 ha 200,000,000
250,000,000 25,000,000
25,000,000
100 orang 135,000,000
73
3
4
Konservasi DAS yang bernuara ke Danau Limboto
Konservasi DAS yang bernuara ke Danau Limboto
Pelatihan pembuatan pupuk organik
Kec. Limboto
Pengadaan Alat Pengelolaan Pupuk Organik (APPO) Pemanfatan eceng gondok menjadi biogas
Kec. Limboto
Penanaman pohon pelindung
1 kelopok Tani
8,750,000
1 kelmpok Tani
24,000,000
Kel. 4 unit Kayubulan, Desa Pentadio, Desa Iluta dan Desa Hutadaa Kel. Dembe & 100 pohon Lekobalo
Konsrvasi lahan terasering
Desa Tridarma Kec. Pulubala
Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kel. Kayu Merah Kec. Limboto
200 ha
Pengelolaan sungai Alo-Pohu
Kec.Batudaa
1.500 m
Pengelolaan sungai Bionga
Kec. Limboto
Pengelolaan sungai Timuato
Kec. Telaga Biru
300 m
Pengelolaan sungai Moloupo
Kec. Limboto Barat
350 m
Pengelolaan sungai Pilolalenga
Kec. Bongomeme
400 m
Penghijauan Lingkungan
Kel. Bonguhulawa Kec. Limboto
20 ha
Penanaman Turus Jalan
Kec. Asparaga
10 km
Profil Danau Limboto Tahun 2009
11,900,000
150,000,000
2 ha 33,000,000
242,670,000
1,479,792,700
250 m 500,000,000
250,106,000
350,000,000
600,000,000
106,530,000
160,456,000
74
Pengembangan kelapa dalam
Kec. Telaga, Kec. Limboto, Kec. Batudaa
140 ha 141,675,000
Holtikultura
5
6
Gerakan Nasional rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan)
Gerakan Nasional rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan)
27,500,000
Perluasan areal tanaman sayursayuran
Kec. Telaga Biru
Pembuatan reboisasi
Desa Ambara kec. Bongomeme
300 ha
Desa Molomahu Kec. Pulubala
600 ha
Desa Batulayar kec. Bongomeme
600 ha
Desa Molanihu Kec. Bongomeme
400 ha
Desa Mulyonegoro Kec. Pulubala
400 ha
46,324,600
1,690,704,000
2,439,336,000
3,259,492,000
1,134,667,000
2,183,762,000
Penanaman Turus Jalan
Kelurahan Hutuo
5 km
Pembuatan Hutan rakyat
Desa Talumelito Kec.Limboto
20 ha
Desa dunggal Kec. Telaga Biru
50 ha
Desa Tabongo Timur Kec. Batudaa Desa Mootinelo Kec. Batudaa
50 ha
Desa Ambara Kec. Bongomeme
35 ha
Profil Danau Limboto Tahun 2009
250,000,000
17,700,000
44,250,000
44,250,000
30 ha 26,650,000
30,975,000
75
7
8
9
10
Kelurahan kayu merah Kec. Limboto
200 ha
Kelurahan Bongohulawa Kec. Limboto
20 ha
242,670,000
106,554,000
Pembangunan Sedimen Traf
Pembuatan sedimen trap di DAS Limboto
Sungai Bionga dan Sungai Alo
4 unit
Perluasan areal pemanfaatan kawasan danau
Penataan kawasan Danau Limboto
Desa Iluta
1 kali
Kesadaran dan Pemahaman masyarakat
Sosialisasi penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya pencemaran lingkungan Kampanye Danau Limboto lestari
Kel. Dembe & 100 orang Lekobalo
150,000,000
Kel. Dembe & 1 Kegiatan Lekobalo
150,000,000
Pengembangan budidaya perikanan
15,000,000
Sosialisasi Perda Penyelamatan Danau
Desa iluta
Jaring Insang tetap
Kec. Limboto, Telaga Biru, Tilango, Telaga Jaya, Batudaa dan Tabongo Kec. Limboto
Karamba Jaring Apung Reservat
30,000,000
100 orang 10,000,000
160 unit 30,400,000
1 unit 70,000,000
Telaga
1 unit 1,000,000
11
Objek wisata belum tertata dengan baik
Benih Ikan Mas/Nila
Kec. Limboto, Telaga dan Telaga Jaya
Penataan objek wisata Iluta
Desa Iluta
Profil Danau Limboto Tahun 2009
150 ekor 45,000,000
1 kali 50,000,000
76
h. Rencana Aksi Pemulihan Danau Tahun 2010 PROGRAM DAN KEGIATAN A. Program Pemulihan Danau Limboto Pembentukan kelembagaan Pengelola Danau
Penanganan Gulma Air danau Limboto (Eceng Gondok dan Bibilo)
Konservasi zona hulu & zona penyangga danau limboto.
INSTANSI PENANGGUNGJAWAB
• • • • • • • • • • • • • • • •
Konservasi daerah hilir DAS Limboto, Bone dan Bolango
• • • •
Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Badan Pertanahan Nasional Dinas PU Dinas Pertanian Lingkungan Hidup Prov, kab & Kota Dinas Sosial Dinas perikanan dan Kelautan Dinas Pariwisata *) Dinas pertanian **) Dinas Pekerjaan Umum Lingkungan Hidup (KLH, Prov. Kab/Kota) * & **) Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Kehutanan Dinas pertanian Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Kehutanan Dinas pertanian Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Pertanian Dinas perikanan dan Kelautan
SUMBER DANA
APBD APBN
APBD APBN SWASTA
APBD APBN
APBD APBN
Penanggulangan pencemaran Danau Limboto (PETI, limbah RT, Limbah Industri, Penggunaan Pestisida, dll). Reservat dan Restocking keanekaragaman hayati (Perikanan)
•
•
Dinas Perikanan & Kelautan Prov, Kab dan Kota
APBD APBN
Lanjutan Pembangunan Perkuatan Tebing Sungai Alo, Alopohu, Bionga, Moloupo, Timuato, Pilolalenga Pengerukan sedimen danau
• •
PU BWS II
APBD APBN
• •
PU BWS II
APBD APBN
Profil Danau Limboto Tahun 2009
• •
APBD APBN
77
B. Program Pemanfaatan Danau Penetapan Zonasi Danau (Zona Sempadan, Zona Budidaya, Zona Penyangga dan Zona Lindung)
• • • • •
Panjang Sempadan sekitar 21,66 km Luas Zonasi Budidaya Perikanan 750 ha Luas Zonasi Budidaya Eceng Gondok 50 ha Luas Zona Inti 1000 ha Luas Zona Penyangga 2,16 km2 Pemasangan Patok Sempadan Danau
Sosialisasi Penetapan Zonasi Danau
Penataan Kawasan Wisata danau
APBD
• • • • •
Dinas PU Bappeda Dinas Perikanan & Kelautan Dinas Kehutanan Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Pertanian Badan Pertanahan Nasional PT LSM Pemerintah setempat
• •
Dinas PU/Kimpraswil Pemerintah setempat
APBD
•
Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas PU Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Kehutanan Pemerintah setempat Dinas Pariwisata Prov, Kabupaten dan Kota Bappeda Pemerintah setempat
APBD
Dinas Pariwisata Prov, Kabupaten dan Kota Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Kalangan Pers Dinas Perikanan Prov, Kab dan Kota Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota
APBD APBN
Dinas Pariwisata Prov, Kabupaten dan Kota Dinas Perikanan Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas PU Dinas Perikanan Prov, Kab dan Kota Dinas Pariwisata Prov, Kabupaten dan Kota
APBD APBN
• • • • • • •
Promosi Wisata Danau dan Iklan Layanan Pengelolaan Lingkungan Danau Yang Ramah Lingkungan. Budidaya perikanan ramah lingkungan
• • • • •
Pembangunan Dermaga Wisata (Pentadio,Iluta, Barakati, Tenilo)
Wisata Terapung Danau Limboto
• • • • • • •
Profil Danau Limboto Tahun 2009
APBD
APBD
APBD APBN
78
•
Pemanfaatan Gulma Air danau Limboto (Eceng Gondok dan Bibilo) Budidaya pada zona tertentu Pengolahan menjadi Pupuk organik, Biogas dan Home Industri **) Pemasaran Pembangunan Kereta Gantung lintas Benteng Otanaha dengan Menara keagungan Pemanfaatan Lumpur Danau Limboto menjadi batu bata/batako C. Program Pelestarian Danau Limboto Pemantauan dan Pengawasan Danau
•
Lingkungan Hidup Prov, Kab dan Kota Dinas PU Dinas perhubungan dan Pariwisata *) Dinas pertanian **) Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Dinas Pekerjaan Umum Lingkungan Hidup (KLH, Prov. & Kab/Kota) * & **) Dinas Koperindag
• • •
Dinas Pariwisata Dinas PU Swasta
•
Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Koperindag
• •
APBN APBD
• • • • • •
•
•
• •
APBD APBN SWASTA
• •
APBD APBN SWASTA APBD APBN
•
•
Pembangunan jalan Lingkar danau sepanjang 22 km Pembuatan Green Belt (Jalur Hijau) pada daerah sempadan Danau
•
Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Perikanan dan Kelautan Kepolisian Pokwasmas Kelompok Pencinta Lingkungan PU BWS II Dinas Kesehatan Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Perikanan dan Kelautan Kepolisian Pokwasmas Kelompok Pencinta Lingkungan Dinas PU/Kimpraswil
• • • •
Dinas Kehutanan Dinas Pertanian Dinas PU BWS II
APBD APBN
Pemberdayaan Masyarakat wilayah pesisir Danau Limboto
•
Lingkungan Hidup Prov, Kab dan Kota Dinas Pertanian Dinas perindustrian dan perdagangan
APBD APBN
• • • •
Penertiban pemanfaatan dari hulu sampai hilir danau
Profil Danau Limboto Tahun 2009
• • • • • • • •
• •
APBD APBN
APBD APBN
79
i. Rencana Aksi Pemulihan Danau Tahun 2011 No. A
Indikator Kinerja Danau Limboto dijadikan kunjungan Wisata
Kegiatan 1 2 3
B
Penurunan Luasan Eceng Gondok sebesar 50 hektar
1 2 3 4 6 7
C
Penurunan Laju Sedimentasi sebesar 10 persen
1 2 3
D
F
Minimal Rata-rata tinggi muka air (3 m diatas permukaan laut) Kelas Kualitas Air Danau dipertahankan pada kelas III
1 2 1
Promosi Wisata Danau dan Iklan Layanan Pengelolaan Lingkungan Danau Yang Ramah Lingkungan. Gerakan Sadar Wisata Pembangunan Dermaga Wisata (Pentadio,Iluta, Barakati, Tenilo) Pembersihan eceng gondok seluas 20 hektar di Desa Iluta Pembersihan eceng gondok seluas 10 hektar di Desa Hutuo Pembersihan eceng gondok seluas 10 hektar di Desa Kayubulan Pembersihan eceng gondok seluas 10 hektar di Desa Pentadio Lanjutan pemanfaatan eceng gondok menjadi pupuk organik di Desa ...... Lanjutan pemanfaatan eceng gondok menjadi kerajinan tangan di desa ...... Lanjutan penanaman pohon dibagian hulu DAS Bionga sebanyak 50.000 pohon Lanjutan penanaman pohon dibagian hulu DAS Limboto sebanyak 50.000 pohon Lanjutan pembuatan green belt dengan penanaman pohon sebanyak 10.000 pohon Melakukan pengawasan secara kontinyu Penurunan luasan eceng gondok sebanyak 50 ha Pemantauan kualitas air danau
2 G
Peningkatan Populasi Ikan Langka sebanyak 20.000 ekor
Pembangunan IPAL (Instalasi pembuangan Air Limbah) 1 Penyuluhan pada Kelompok nelayan di pesisir danau 2 Pelepasan 10.000 ekor ikan Manggabai 3 Pelepasan 10.000 ekor ikan Payangga Pengawasan Penggunaan alat tangkap tidak ramah Lingkungan
Profil Danau Limboto Tahun 2009
Instansi Penanggungjawab Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata & Dinas PU Balihristi + PU Balihristi + PU Balihristi + PU Balihristi + PU Pertanian Balihristi Dinas Kehutanan & BP DAS Dinas Kehutanan & BP DAS Dinas Kehutanan, BP DAS & Balihristi Balihristi & Dinas pariwisata Balihristi Dinas PU = Dinas Kesehatan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan
80
j. Rencana Aksi Pemulihan Danau Tahun 2012
No. A
Indikator Kinerja Danau Limboto dijadikan kunjungan Wisata
Kegiatan 1 2 3
B
Penurunan Luasan Eceng Gondok sebesar 20 hektar
1 2 3 4 6 7
C
Penurunan Laju Sedimentasi sebesar 10 persen
1 2 3
D
Minimal Rata-rata tinggi muka air (3 m diatas permukaan laut)
1 2
F
Kelas Kualitas Air Danau dipertahankan pada kelas III
1
Promosi Wisata Danau dan Iklan Layanan Pengelolaan Lingkungan Danau Yang Ramah Lingkungan. Gerakan Sadar Wisata Pembangunan Dermaga Wisata (Pentadio,Iluta, Barakati, Tenilo) Pembersihan eceng gondok seluas 20 hektar di Desa Iluta Pembersihan eceng gondok seluas 10 hektar di Desa Hutuo Pembersihan eceng gondok seluas 10 hektar di Desa Kayubulan Pembersihan eceng gondok seluas 10 hektar di Desa Pentadio Lanjutan pemanfaatan eceng gondok menjadi pupuk organik di Desa ...... Lanjutan pemanfaatan eceng gondok menjadi kerajinan tangan di desa ...... Lanjutan penanaman pohon dibagian hulu DAS Bionga sebanyak 50.000 pohon Lanjutan penanaman pohon dibagian hulu DAS Limboto sebanyak 50.000 pohon Lanjutan pembuatan green belt dengan penanaman pohon sebanyak 10.000 pohon Melakukan pengawasan secara kontinyu Penurunan luasan eceng gondok sebanyak 50 ha Pemantauan kualitas air danau
2 G
Peningkatan Populasi Ikan Langka sebanyak 20.000 ekor
Pembangunan IPAL (Instalasi pembuangan Air Limbah) 1 Penyuluhan pada Kelompok nelayan di pesisir danau 2 Pelepasan 10.000 ekor ikan Manggabai 3 Pelepasan 10.000 ekor ikan Payangga Pengawasan Penggunaan alat tangkap tidak ramah Lingkungan
Profil Danau Limboto Tahun 2009
Instansi Penanggungjawab Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata Dinas Pariwisata & Dinas PU Balihristi + PU Balihristi + PU Balihristi + PU Balihristi + PU Pertanian Balihristi Dinas Kehutanan & BP DAS Dinas Kehutanan & BP DAS Dinas Kehutanan, BP DAS & Balihristi Balihristi & Dinas pariwisata Balihristi Dinas PU Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan
81
DAFTAR PUSTAKA Akuba Rusthamrin, dkk. 2006. Master Plan Pengelolaan Danau Limboto, Kerjasama PSL Universitas Negeri Gorontalo, Balitbagpedalda Provinsi Gorontalo, dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Akuba Rusthamrin, dkk. 2008. Naskah Akademik Penyusunan PERDA Penyelamatan Danau Limboto, Balihristi Provinsi Gorontalo Anonim, 2002. Laporan Akhir Pra Studi Penanganan Hulu Kawasan Danau Limboto. Kerja Sama BAPPPEDA Provinsi Gorontalo. Anonim, 2005. Kajian Evaluasi Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Gorontalo. Balitbangpedalda Provinsi Gorontalo bekerjasama dengan Pusat Survei Sumber Daya Alam Darat Bakosurtanal Anonim, 2006. Pengendalian Pencemaran Danau Limboto. Kerja Sama Balihristi Provinsi Gorontalo dengan BTKL Manado. Anonim,
2006. Kajian Ekohidrologi Sebagai Dasar Penetapan Pola Pengelolaan Danau Limboto Secara Terpadu, Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bekerja Sama Dengan SKNVT PBPP Gorontalo Direktorat Sungai, Danau Dan Waduk Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum.
Anonim, 2008. Perda Penyelamatan Danau Limboto. Gorontalo
Balihristi Provinsi
Anonim, 2008. Prencanaan Konservasi Lingkungan Danau Limboto. Kerjasama BWS II Provinsi Gorontalo dengan PT. LAPI Ganeshatama Consulting Hulinggi, Sophni. 2005. Analisis vegetasi Tumbuhan Air di Perairan Danau Limboto Kabupaten Gorontalo. Skripsi (tidak dipublikasikan). Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo Lamangantjo, Ch. 1991. Bibilo dan Pengaruhnya Terhadap ekosistem Perairan Danau Limboto. Skripsi (tidak dipublikasikan). Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo
Profil Danau Limboto Tahun 2009
82
Puluhulawa, M. Rusdiyanto. 2001. Pemanfaatan Sumber Daya danau Limboto Menuju Pelaksanaan Otonomi daerah di Gorontalo Propinsi Sulawesi Utara. Karya Tulis (tidak Dipublikasikan). Program Pascasarjana UGM Yogyakarta. Sahami, Femi. 2004. Eutrofikasi Salah Satu Penyebab Pendangkalan Danau Limboto. Dimuat dalam majalah Insan Cita Lembaga Penelitian Universitas Negeri Gorontalo. Suleman, Hadijah. 2004. Pengaruh sampah Terhadap Kualitas Air Danau Limboto Wilayah Gorontalo (Suatu Penelitian di kelurahan Dembe I Kota Gorontalo dan kelurahan Dutulanaa Kabupaten Gorontalo). Skripsi (tidak dipublikasikan). Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo
Profil Danau Limboto Tahun 2009
83
Lampiran 1. Matriks Ruang Lingkup dan Program Penyelamatan Danau NO A
USULAN SUB PROGRAM DAN KEGIATAN Sub Program Penataan Kawasan Danau 1. Penyusunan Master Plan Danau Limboto. 2.
Penetapan Zonasi Perikanan Danau Limboto
3.
Penyusunan PERDA pengelolaan danau & sosialisasi
4.
Pengembangan kelembagaan pengelolaan danau limboto Penyusunan Sistem Informasi Manajemen Danau Limboto. Penertiban Pemanfaatan Badan Danau
5. 6. B
Sub Program Pemulihan Lingkungan Danau 1. Karakterisasi sifat fisik-kimia air & keragaman hayati danau. 2. Konservasi zona hulu & zona penyangga danau limboto. 3. 4.
5.
6. 7.
Konservasi daerah hilir DAS Limboto (outlet danau) yang melintas Kota Gorontalo. Penanggulangan pencemaran Danau Limboto (Tumbuhan pengganggu danau limboto, sisa makanan ikan, limbah dari pabrik, dll). Restocking keanekaragaman hayati (Perikanan)
Pembinaan dan relokasi Penduduk (Dinas Sosia Reboisasi DAS Biyonga & Kayumerah
8.
Penanam Hutan Rakyat
9.
Bangunan Konservasi Tanah
10. Pengembangan Sistem Monitoring Online Perairan D. Limboto 11. Kajian Rekayasa Ekohidrologi Untuk Restorasi Lingkungan D. Limboto 12. Penyusunan Rancangan Pola Wilayah Sungai LBB 13. Pembangunan Embung Dumati 14. Pembangunan Perkuatan Tebing Sungai Alo, Alopohu, dan
Profil Danau Limboto Tahun 2009
2005
ALOKASI WAKTU dan DANA 2006 2007 2008 2009
PENANGGUNG JAWAB
100 BALIHRISTI Prov. Gto 100
150 125
100
300
Dinas Perikanan & Kelautan Provinsi
200
BALIHRISTI Prov. Gto Dinas Perikanan & Kelautan Provinsi
300
BALIHRISTI Prov. Gto
400
BALIHRISTI Prov. Gto
450
Dinas Perikanan & Kelautan Prov. Gto
KLH RI BALIHRISTI Prov. Gto Dinas Kehutanan dan Pertambangan Prov. Gto
125
250
175
200
350
150
150
175
200
350
125
200
350
Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo
100
150
175
380
Badan Lingkungan Hidup Kab. Gto
65
175
200
350
Dinas Perikanan & Kelautan Prov. Gto Dinas Perikanan & Kelautan Kab Gtlo
500
Dinas Sosial Prov. Gto
800
960
800
1600
578
1000
Dinas Kehutanan & Pertambangan Prov. Gto. BP. DAS Dinas Kehutanan Kab Gtlo Dinas Kehutanan & Pertambangan Prov. Gto. BP. DAS Dinas Kehutanan & Pertambangan Prov. Gto. BP. DAS PU, BWS II
838
1500
PU, BWS II
1000
1500
PU, BWS II
5200 1100
8000 3000
PU, BWS II PU, BWS II
500
84
C
Talumelito 15. Pengendalian Banjir S. Moloupo 16. Tanggul Banjir S. Alopuhu (PU) 17. Perencanaan Konservasi Lingkungan Perairan Danau Limboto (PU) 18. Pembangunan POSKO Banjir Sub Program Pemberdayaan Masyarakat 2. Pemberdayaan Masyarakat Wilayah Sub DAS Limboto dan Pesisir Danau Limboto serta Pemberdayaan Potensi Pemuda berbasis enterpreneur dalam pengolahan eceng gondok 3. Penegakan Hukum dan Ham Lingkungan
Din as Pari wis ata D
2660
100
125
245
2000 1197
3000
Dinas PU Prov. Gto Dinas PU Prov. Gto Dinas PU Prov. Gto
75
200
Dinas PU Prov. Gto
275
500
Balihristi Prov. Gorontalo Dinas Pendidikan & Olahraga Prov. Gto
300
350
TNI, Polri, Polisi PamongPraja Provinsi. Kota Gtlo & Kab Gtlo Dinas Perikanan & Kelautan Prov. Gto
4. Pengawasan illegal fishing (Perikanan)
150
5. Gerakan Lingkungan Hidup berbasis Dasawisma (BLH) 6. Pemanfaatan Lumpur Danau Limboto menjadi batu bata Sub Program Pemanfaatan Danau 1. Promosi Wisata Danau dan Iklan Layanan Pengelolaan Lingkungan Danau Yang Ramah Lingkungan. 2. Budidaya perikanan ramah lingkungan 3. Pembangunan Dermaga Wisata (Pentadio,Iluta, Barakati, Tenilo) 4. Pengangkatan Sedimen Danau Limboto dengan Penyedotan (PU) 5. Wisata Terapung Danau Limboto
200 350
150
1000
2000
Dinas Perhubungan & Pariwisata Prov. Gto
175
300
1000
3000
Dinas Perikanan & Kelautan Prov. Gto Dinas Perhubungan & Pariwisata Prov. Gto Dinas PU Kimpraswil Prov. Gto Dinas Perhubungan & Pariwisata Prov. Gto, Kab/kota Gtlo Dinas Perhubungan & Pariwisata Prov. Gto
2000 2000
6. Gerakan Sadar Wisata
JUMLAH ANGGARAN
Profil Danau Limboto Tahun 2009
750 375jt
890 jt
1700
Badan Lingkungan Hidup Kab. Gorontalo Badan Lingkungan Hidup Kab. Gorontalo
17413
39150
85
Gamba
35 6
30 30
Profil Danau Limboto Tahun 2009
86
Lampiran 2
PROGRAM IMPLEMENTASI PERDA DANAU LIMBOTO PROGRAM DAN KEGIATAN A. Program Pemulihan Danau Limboto 1.
Penyusunan Pergub Penyelamatan Danau Limboto
2.
Pembentukan kelembagaan Pengelola Danau
3.
Penanganan Gulma Air danau Limboto (Eceng Gondok dan Bibilo)
4.
Konservasi zona hulu & zona penyangga danau limboto.
ISNTANSI PENANGGUNGJAWAB
Dinas PU Provinsi Gorontalo Balihristi Provinsi Gorontalo Dinas perikanan dan Kelautan Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Badan Pertanahan Nasional Dinas PU Dinas Pertanian Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Sosial Dinas perikanan dan Kelautan Dinas perhubungan dan Pariwisata *) Dinas pertanian **) Dinas Pekerjaan Umum Lingkungan Hidup (KLH, Prov. & Kab/Kota) * & **) Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Kehutanan Dinas pertanian Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Kehutanan Dinas pertanian Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Pertanian Dinas perikanan dan Kelautan
5.
Konservasi daerah hilir DAS Limboto, Bone dan Bolango
6.
Penanggulangan pencemaran Danau Limboto (PETI, limbah RT, Limbah Industri, Penggunaan Pestisida, dll).
7.
Reservat dan Restocking keanekaragaman hayati (Perikanan)
Dinas Perikanan & Kelautan Prov, Kab dan Kota
8.
Lanjutan Pembangunan Perkuatan Tebing Sungai Alo, Alopohu, Bionga, Moloupo, Timuato, Pilolalenga Pengerukan sedimen danau
9.
PU BWS II PU BWS II
SUMBER DANA
WAKTU PELAKSANAAN
APBD
Juni-Juli 2009
APBD APBN
Juli 2009
APBD APBN SWASTA
*) Tahun 2009 **) Tahun 2009 Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN
Dilakukan setiap 6 bulan
Dilaksanakan secara Multi years Tahun 2009
APBD APBN APBD APBN APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
B. Program Pemanfaatan Danau 1.
Penetapan Zonasi Danau (Zona Sempadan, Zona Budidaya, Zona Penyangga dan Zona Lindung) Panjang Sempadan sekitar 21,66 km Luas Zonasi Budidaya Perikanan 750 ha Luas Zonasi Budidaya Eceng Gondok 50 ha Luas Zona Inti 1000 ha Luas Zona Penyangga 2,16 km2
2.
Pemasangan Patok Sempadan Danau
3.
Sosialisasi Penetapan Zonasi Danau
4.
Penataan Kawasan Wisata danau
5.
Promosi Wisata Danau dan Iklan Layanan Lingkungan Danau Yang Ramah Lingkungan.
6.
Budidaya perikanan ramah lingkungan
7.
Pembangunan Tenilo)
8.
Wisata Terapung Danau Limboto
Dermaga
Wisata
Pengelolaan
(Pentadio,Iluta,
Barakati,
10. Pemanfaatan Gulma Air danau Limboto (Eceng Gondok dan Bibilo) a. Budidaya pada zona tertentu b. Pengolahan menjadi Pupuk organik, Biogas dan Home Industri **) c. Pemasaran 11. Pembangunan Kereta Gantung lintas Benteng Otanaha dengan Menara keagungan 12. Pemanfaatan Lumpur Danau Limboto menjadi batu bata/batako
Dinas PU Bappeda Dinas Perikanan & Kelautan Dinas Kehutanan Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Pertanian Badan Pertanahan Nasional PT LSM Pemerintah setempat Dinas PU/Kimpraswil Pemerintah setempat Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas PU Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Kehutanan Pemerintah setempat Dinas Pariwisata Prov, Kabupaten dan Kota Bappeda Pemerintah setempat Dinas Pariwisata Prov, Kabupaten dan Kota Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Kalangan Pers Dinas Perikanan Prov, Kab dan Kota Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota
APBD
Tahun 2009
APBD
Tahun 2009
APBD
Tahun 2009
APBD
Tahun 2009 (Dilakukan secara bertahap) Dilaksanakan secara Multi years
APBD
Dilaksanakan secara Multi years
Dinas Pariwisata Prov, Kabupaten dan Kota Dinas Perikanan Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas PU Dinas Perikanan Prov, Kab dan Kota Dinas Pariwisata Prov, Kabupaten dan Kota Lingkungan Hidup Prov, Kab dan Kota Dinas PU Dinas perhubungan dan Pariwisata *) Dinas pertanian **) Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Dinas Pekerjaan Umum Lingkungan Hidup (KLH, Prov. & Kab/Kota) * & **) Dinas Koperindag Dinas Pariwisata Dinas PU Swasta Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Koperindag
APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN SWASTA
*) Tahun 2009 **) Tahun 2009 Dilaksanakan secara Multi years
Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN
APBD APBN SWASTA APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
C. Program Pelestarian Danau Limboto 1.
Pemantauan dan Pengawasan Danau
2.
Penertiban pemanfaatan dari hulu sampai hilir danau
3.
Pembangunan jalan Lingkar danau sepanjang 22 km
4.
Pembuatan Green Belt (Jalur Hijau) pada daerah sempadan Danau
4.
Pemberdayaan Masyarakat wilayah pesisir Danau Limboto
5.
Gerakan bersih Lingkungan dan sadar wisata
o o o o o o o o o o o o o o
Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Perikanan dan Kelautan Kepolisian Pokwasmas Kelompok Pencinta Lingkungan (Poktaling) PU BWS II Dinas Kesehatan Lingkungan Hidup Prov, kab dan Kota Dinas Perikanan dan Kelautan Kepolisian Pokwasmas Kelompok Pencinta Lingkungan (Poktaling) Dinas PU/Kimpraswil
o o o o
Dinas Kehutanan Dinas Pertanian Dinas PU BWS II Lingkungan Hidup Prov, Kab dan Kota Dinas Pertanian Dinas perindustrian dan perdagangan Lingkungan Hidup Prov, Kab dan Kota Dinas Pariwisata Prov, Kab dan Kota Dinas Sosial Dinas Pertanian Dinas Kesehatan
APBN APBD
Mingguan Bulanan
APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
APBD APBN
Dilaksanakan secara Multi years
Gambar Penyebaran Eceng Gondok di Danau Limboto
Gambar Penetapan Zonasi Peruntukan Lingkungan Perairan Danau
Peta Bathimetri Danau Limboto