Optimalisasi O ti lis si Sti Stimulus l s Fisk Fiskall untuk t k Pemulihan Sektor Riil
Badan Kebijakan Fiskal – Departemen Keuangan Disampaikan Dalam Rapat Kerja Departemen Perindustrian
18 Pebruari P b i 2009
Krisis Global dan Dampaknya Pada Perekonomian Indonesia
2
Kondisi Perekonomian Global Masih Mengalami Perubahan
Maret 2007
Oktober 2008
September 2007
Nopember 2008
Maret 2008
April 2008
Januari 2009
September 2008
Februari 2009
3
Penciutan Nilai Aset Beberapa Lembaga Keuangan Dunia Sangat Drastis $Bn Nilai Pasar - January 20th 2009, $Bn Nilai Pasar - per Q2 2007, $Bn $Bn RBS Morgan Stanley
120
Deutsche Credit Bank Agricole 76
49 16
4.6
10.3
67
17
Societe Generale 80
26
Barclays 91
7.4
BNP Paribas 108
32.5
UBS Unicredit
116
93
26
35
Citigroup HSBC 255
215 JP Morgan 165
Credit Suisse
Goldman Sachs 100
Santander 116
75
27
35
64
19
85
97
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia terus direvisi menurun...... Pertumbuhan PDB Global (%) World US A E urope J apan C hina hi India AS E AN ‐5
J an ‐08 4.4 1.8 1.9 1.7 10.0 0 0 8.2 6.2
O c t ‐08 3.0 0.1 0.2 0.5 9 3 9.3 6.9 4.9
N ov ‐08 2.2 ‐0.7 ‐0.7 ‐0.2 8 8.5 6.3 4.2
J an ‐09 0.5 ‐1.6 ‐2.0 ‐2.6 6 6.7 5.1 2.7
10
Persen, y yoy
8 6 4 2 0 ‐2 ‐4
2000
2001
2002 World Euro area ASEAN-5
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Adv anced economies Emerging and dev eloping economies 5
.... Krisis global menurunkan volume perdagangan dunia BALTIC DRY INDEX menunjukkan penurunan biaya pengangkutan laut karena slow demand ….
Pertumbuhan Trade Volume
%, perttumbuhan yo oy
20
Volume Perdagangan g g Dunia
10
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
2000
0
‐10
% Pertumbuhan YoY
Perkiraan Pertumbuhan Volume Perdagangan Dunia Tahun 2009
8 6 4 2 0 -2 -4 4
6.9
5.8
4.1 2.1
Jan 08
Apr 08
Oct 08
Nov 08
-2.8 Jan 09 6
IHSG tertekan dan Nilai Tukar Rupiah terkoreksi …. EOY 2008
13,000
3,000
12,500
Rp p 11,801 , 2,800
12,000
2,600
Rp 11,120
11,500
2,400 2,200
11,000 2,000 10,500
IDR/USD
1 800 1,800
IHSG [rhs]
10,000
1,600
1.355,4
9,500
1,400
9,000
1,200 1,000 1-F eb - 0 9
1-D ec - 0 8
1-N ov --08
1-O c t- 0 8
1-S ep - 0 8
1-A ug - 0 8
1-J ul- 08
1 -J u n- 08
1 -M ay - 0 8
1 -A pr- 0 8
1-M ar- 0 8
1-F eb - 0 8
1 -J a n- 08
1 -J a n- 09
1.342,23
8,500
7
Kapitalisasi Pasar di BEI dan Transaksi Perdagangan SUN menurun dalam beberapa bulan terakhir…… Kapitalisasi Pasar BEI
Transaksi Perdagangan Harian 3000 2500 1.342,23
IH S G
2000
2000
1500 1500
1000 1.077T
500 0
1000 500
2- 2- 2- 2- 2- 2- 2- 2- 2- 2- 2- 2- 2- 2Jan- Feb- Mar- Apr- May- Jun- Jul- Aug- Sep- Oct- Nov- Dec- Jan- Feb08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 08 09 09
Kapitalisasi Saham
IHSG
6 000 000 6,000,000 5,000,000 V o lu m e
2500
K a p it a lis a s i ( T riliu n R p )
3000
Perkembangan IHSG IHSGdan dan Kapitalisasi Saham 2 Jan '08 - 9 Feb 09
Transaksi Perdagangan SUN
4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 , , 0 Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nop Des Jan 08 09
Bulan
8
Ekspor dan impor cenderung menurun sejak Juni 2008, baik dari sisi nilai maupun pertumbuhannya. Juta US$
Perkembangan Ekspor Impor Indonesia
%
14,000 ,
80%
12,000
60%
10,000
40%
8,000
20%
6,000
0%
4,000
-20%
2,000
-40% -60%
2007-J F M A M J J A S O N D 2008-J F M A M J J A S O N D 2009-J
-
Nilai Ekspor
Nilai Impor
Pertm. Ekspor
Pertm. Impor
9
Harga-harga komoditas ekspor Indonesia menurun tajam …….. Harga Komoditas Pertanian 140,0 130,0 120 0 120,0 110,0 100,0 90,0 80,0 70,0 , 60,0 50,0 40,0
Palm Oil
Jan-08
Feb-08
Mar-08
Apr-08
Cott on
May-08
Rubber
Jun-08
Jul-08
Aug-08
Sep-08
Oct-08
H Harga M Manufaktur f kt
Nov-08
Dec-08
Jan-09
Feb-09
H Harga P Pertambangan t b 150
130
130 110
110 90
90
70
WTI
70 Steel
Alumunium
Pulp
Copper
Nickel
Iron Ore
50
50
Feb-09
Jan-09
Dec-08
Nov-08
Oct-08
Sep-08
Aug-08
Jul-08
Jun-08
May-08
Apr-08
Mar-08
Feb-08
Feb-09
Jan-09
Dec-08
Nov-08
Oct-08
Sep-08
Aug-08
Jul-08
Jun-08
May-08
Apr-08
Mar-08
Feb-08
Jan-08
Jan-08
30
30
10
Permintaan Minyak Dunia Menurun karena perlambatan Perekonomian Dunia (S > D) ÆHarga Minyak terus turun Perkembangan Suplai dan Permintaan Minyak Dunia 2007-2008 (MBCD) 88.0 87 0 87.0 86.0 85.0 84.0 83.0 82.0 81.0
TOTAL DEMAND
Ja n07 Fe b07 M ar -0 7 Ap r- 0 7 M ay -0 7 Ju n07 Ju l-0 7 Au g07 Se p07 O ct -0 7 No v07 De c07 Ja n08 Fe b08 M ar -0 8 Ap r- 0 8 M ay -0 8 Ju n08 Ju l-0 8 Au g08 Se p08 O ct -0 8 No v08 De c08
TOTAL SUPPLY
Pe r k e m bangan Har ga M inyak Inte r nas ional
135.00 W TI
120.00
ICP
105.00
Nymex Fut ures
90 00 90.00 75.00 60.00
N o v
S e p
Ju l
M a y
M a r
Ja n0 9
N o v
S e p
Ju l
M a y
M a r
Ja n0 8
N o v
S e p
Ju l
M a y
M a r
30.00
Ja n0 7
45.00
11
Pemerintah mengkoreksi pertumbuhan ekonomi tahun 2009 menjadi 4,0% - 5,0% 8%
PDB
Konsumsi RT
Ekspor
Investasi 6.3%
5 7% 5.7%
6%
24%
Pertumbuhan PDB 6.2%
6.0%
5.5% 5.0%
5.0%
16% 4.0%
4% 8%
2%
0%
0% 2004
2005
2006
2007
2008*
2009
2009*
• Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 2009 ke 4,0% - 5,0%, pertumbuhan konsumsi RT diharapkan 4,7%, kisaran pertumbuhan ekspor adalah 0 – 5 % tergantung pada perkembangan perdagangan dan pertumbuhan dunia • Jika proyeksi pertumbuhan ekspor 0% mengakibatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi sedikit atas 4%, jika 5% maka proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 4,5% 12
Dampak Pada Pengangguran & Kemiskinan Perkiraan Dampak Pengangguran Terbuka, 2005‐2009 (persen) 12.00 11.50 11.00 10.50 10.00 9.50 9.00 8.50 8.00 7.50 7.00
8.87 8.34 7.44 Feb
Nov
2005 Tanpa Krisis
Feb
Agust
2006
Feb
Agust
2007
Krisis Tanpa Kebijakan
Feb
Agt
2008
Feb
Agt
2009
Krisis Dengan Kebijakan
Fenomena 1999-2005 akan terulang – less job growth with poverty reduction
13
Perkiraan Kesempatan Kerja 2009 Perkiraan Pertumbuhan Ek Ekonomi i
5,5 persen
5,0 persen
4,5 persen
Tingkat Pengangguran
7,9 persen
8,3 persen
8,6 persen
Jumlah Pengangguran (juta orang)
9,09 juta
9,46 juta
9,82 juta
Perkiraan PHK
100.000
150.000
200.000
Pertb Kesempatan Kerja
22% 2,2
1 87% 1,87%
1 53% 1,53%
1% Pertb ekonomi menciptakan Kesempatan Kerja (orang)
400.000
375.000
350.000
Pertumbuhan beberapa penerimaan Perpajakan ( PPh Non Migas, serta PPN Impor dan Domestik) menunjukkan penurunan Realisasi & Pertumbuhan PPh Non Migas -o-y) (y
Realisasi & Pertumbuhan PPN DN (y -o-y) Persen 60
Rp Triliun 50
Realisasi 40
Persen
Rp Triliun 15
30
10
20
5
10
0
0
50
Pertumbuhan (y -o-y)
40
30
30 20
20
10
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan
0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan 2008
-5
2009
2008
2009
-10
-10 10
-20 20
-15
-30
Realisasi& Pertumbuhan PPN Impor (y-o-y) Persen 100
Rp Triliun 10 8
80
6
60
4
40
2
20
0
0
-2 -4
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan 2008
-20
Dampak krisis ekonomi telah terlihat dari menurunnya penerimaan PPh Non Migas dan PPN.
2009 -40
15
Penerimaan PPh Non Migas Per Sektor mulai terlihat dipengaruhi dampak krisis global PPh Nonmigas Sektor Industri Pengolahan
40 20 0 ‐20 ‐40 ‐60
2007
2008
2009
Jul Ags Sep Okt Nov Des
Growth 2008
20 10 0 ‐10
2007
2008
2009
Growth 2008
Growth 2009
PPh Nonmigas Sektor Keuangan, Real Estate, dan Jasa Perusahaan
PPh Nonmigas Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 80
3,0
30
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Growth 2009
4,0
40
60
12,0
60
10,0
50 40
40
1,0 1,0
20
Triliun
2,0
(%)
Triliun
8,0
30
6,0
20
4,0
10
2,0
‐
0 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2007
2008
2009
Growth 2008
Growth 2009
(%)
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
50
(%)
60
10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 60 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 ‐
Triliun
80
(%)
Triliun
PPh Nonmigas Sektor Pertambangan 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 ‐
0
‐
‐10
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2007
2008
2009
Growth 2008
Growth 2009
Penerimaan PPh Nonmigas Sektoral secara nominal meningkat namun beberapa sektor tumbuh lebih rendah 16
Penerimaan PPN Per-Sektor juga mulai dipengaruhi dampak krisis global …
2009
Growth 2008
2007
Growth 2009
PPN Sektor Konstruksi 2,5
Triliun
2,0 1,5 1,0 05 0,5 ‐
5,0
2008
2009
Growth 2008
Growth 2008
Growth 2009
PPN Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Growth 2009
60 40
4,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2007
2009
20
3,0
0
2,0
‐20
Triliun
40 30 20 10 0 ‐10 ‐20 ‐30 ‐40 ‐50
(%)
3,0
2008
(%)
2008
60 40 20 0 ‐20 20 ‐40 ‐60 ‐80 ‐100
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Jan Feb Mar Apr p Mei Jun Jul Ags g Sep p Okt Nov Des 2007
PPN Sektor Industri Pengolahan
8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 40 3,0 2,0 1,0 ‐
(%)
n Triliun
120 100 80 60 40 20 0 ‐20 ‐40 ‐60
(%)
Triliun n
PPN Sektor Pertambangan 4,5 4,0 3,5 3,0 25 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 ‐
‐40
1,0
60 ‐60
‐
‐80
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des 2007
2008
2009
Growth 2008
Growth 2009
Penerimaan PPN Sektoral mengalami penurunan baik nominal maupun pertumbuhan 17
Penerimaan Perpajakan Sektoral (KLUI) Januari 2009
Triliun Rp
Penerimaan PPh Sektoral 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0
7,0 Jan 2008
5,0
Jan 2009
4,5
4,2 2,0 0,5
2,3
1,9
2,2 1,3
0,8
Pertanian
Pertambangan
Industri Pengolahan
1,8
Perdagn,Hotel,Restoran Pengangktn&Komunikasi Keu, Real Estate, Jasa Persh.
• Penerimaan PPh untuk semua sektor Jan 2009 mengalami kenaikan dibanding Jan 2008 • Perlambatan pertumbuhan ekonomi belum dirasakan pada Jan 2009 karena masih menggunakan Pasal 25 tahun sebelumnya
Triliun Rp T
Penerimaan PPN Sektoral 5,7
6,0
5,0
Jan 2008
5,0 3,6
4,0 3,0
2,6
Jan 2009
3,7
2,4
2,0
1,5
1,6 0,9
1,0
0,9
1,1
1,1
0,0 Pertambangan
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagn,Hotel,Restoran Pengangktn&Komunikasi Keu, Real Estate, Jasa Persh.
• Penerimaan PPN untuk semua sektor Jan 2009 mengalami penurunan dibanding Jan 2008 • Hal ini disebabkan mulai melambatnya ekspor dan impor
18
Struktur Belanja Departemen Perindustrian 1500,00 1200,00 900,00 600,00 300,00 0,00
2006
2007
2008
2009
Belanja pegawai Belanja pegawai
262,85 ,
359,87 ,
314,84 ,
262,01 ,
Belanja barang
522,84
856,91
482,36
1405,54
Belanja modal
215,79
326,67
414,36
95,44
Belanja bansos
43,25
355,93
169,41
0,00
Belanja lain‐lain
0,00
0,00
0,13
0,00
Dukungan dari Departemen Perindustrian untuk mengantisipasi dampak krisis global utamanya dari sisi Regulasi
Paket Kebijakan Stimulus Fiskal 2009
20
Stimulus Fiskal 2009 mencapai Rp 71,3 T (1,4% PDB) 1. Penghematan Pembayaran Pajak (Tax Saving) •
Tarif PPh Badan + Orang Pribadi + PTKP Î Rp43 T (0,8% (0 8% PDB), PDB) melalui penurunan tarif PPh sesuai dengan amandemen UU PPh
2. Subsidi Pajak-BM/DTP kepada dunia usaha/RTS • • • •
PPN eksplorasi Migas, Minyak goreng Î Rp3,5 T (0,07 %PDB) Bea Masuk Bahan Baku & Barang Modal Î Rp2,5 T (0,05 %PDB) PPh Karyawan Î Rp6,5 T (0,12 %PDB), realokasi dari DTP PPN PPh Panas Bumi ÆRp0,8 ÆRp0 8 T (0,02 (0 02 %PDB)
3. Subsidi + Belanja Negara pada Dunia Usaha/Lap. Kerja • • • •
Penurunan harga Solar (Subsidi Solar) Î Rp2,8 T (0,05 %PDB) Diskon beban puncak Listrik Industri Î Rp1,4 T (0,03 %PDB) Tambahan Belanja Infrastruktur, KUR & BLKÆ Rp10,2 T (0,2% PDB) Perluasan PNPM Æ Rp0,6 T (0,01 % PDB)
21
Arah Pemberian Stimulus Fiskal Tahun 2009 1. Menjaga konsumsi masyarakat dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui penurunan tarif pajak OP OP, kenaikan PTKP, kenaikan gaji PNS/TNIPolri/Guru/Dosen/Pensiunan/Tunjangan Veteran, peningkatan alokasi belanja sosial dan subsidi langsung ke RTS dalam APBN 2009 2 M 2. Memperbaiki b iki d daya saing i d dan d daya ttahan h sektor kt usaha h melalui penurunan tarif PPh Badan, pajak-BM DTP, subsidi energi dan air bersih, kenaikan KUR, PPh 21/25 dan dukungan ekspor melalui ASEI 3. Menangani dampak PHK melalui peningkatan belanja i f t kt PNPM infrastruktur, PNPM, BLK 22
Stimulus Peningkatan Daya Beli Masyarakat Uraian A. Perpajakan 1. Penurunan tarif PPh OP (35% --> 30%) dan perluasan lapisan tarif 2. Peningkatan PTKP menjadi Rp15,8 juta B Belanja Subsidi B. 1. Subsidi Pajak (DTP) - PPN Minyak Goreng - PPN Bahan Bakar Nabati ((BBN)) 2. Subsidi Non Pajak - Minyak Goreng - Obat Generik Jumlah Stimulus
Alokasi ((Rp p Triliun)) 24,5 13,5 11,0 1,4 1 4 1,0 0,8 0,2 , 0,4 0,2 0,2 25,9 23
Upaya Menjaga Daya Beli Masyarakat Penurunan : inflasi, suku bunga, harga BBM, harga bahan baku & komoditas pokok, serta tarif transportasi publik Belanja Masyarakat Tetap Tinggi: • Program2 belanja dan Subsidi langsung ke RTS • Belanja PEMILU legislatif dan PILPRES
Perbaikan penghasilan dan Pensiun Aparatur Negara (Gaji Naik 15% & Gaji ke 13) Pembangunan & Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan melalui PNPM (Rp10,3 T) • Untuk pembangunan Jalan & jembatan, Air Minum Pasar, Minum, Pasar Irigasi, Irigasi Listrik
Peningkatan Perlindungan sosial dan pengentasan kemiskinan a.l. melalui : • Dana BOS Rp17,3 T, Jamkesmas Rp7,2 T, serta Program Keluarga Harapan Rp1,1 T & BLT Rp3,8 T 24
Stimulus untuk Peningkatan Daya Saing serta Daya Tahan Usaha dan Ekspor Tahan Usaha dan Ekspor Uraian A Perpajakan A. P j k 1. Penurunan tarif PPh Badan (30% --> 28%) dan Perusahaan masuk bursa --> tarif 5% lebih rendah j Subsidi B. Belanja 1. Subsidi Pajak (DTP) - Bea Masuk Industri - PPN Eksplorasi Migas - PPh Panas Bumi - PPh Pasal 21 2. Subsidi Non Pajak - Penurunan harga Solar Rp300/liter - Diskon tarif listrik untuk industri - Subsidi bunga untuk Perusahaan Air Bersih C. Pembiayaan 1. PMN kepada Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) 2 PMN kepada Askrindo dan Jamkrindo 2. Jumlah Stimulus
Alokasi (Rp Triliun) 18,5 18 5 18,5 16,4 , 12,3 2,5 2,5 0,8 6,5 4,1 2,8 1,3 0,015 2,0 1,0 10 1,0 36,9 25
Merupakan dampak dilaksanakannya amandemen UU PPh. Stimulus tersebut diberikan dalam bentuk: • Penurunan tarif PPh badan dari 30% menjadi 28% • Penurunan tarif perusahaan masuk bursa sebesar 5% lebih rendah • Insentif p pajak j untuk p perusahaan p pada sektor tertentu dan/atau berlokasi di daerah tertentu Lama
PPh Badan
UMKM
Baru
Lapisan Tarif (Rp)
Tarif
Lapisan Tarif (Rp)
Tarif
0 - 50 juta
10%
Tarif tunggal
28 % (2009)
50 - 100 juta
15%
Tarif tunggal
25 % (2010)
100 juta >
30%
≤ 600 juta
10%
≤ 1,8 miliar
10%
26
1 1.
Fasilitas pembebasan bea masuk (Rp 2 2,5 5 T): • Dalam rangka memenuhi penyediaan barang dan/atau jasa untuk kepentingan umum, mendorong sektor riil, dan meningkatkan daya saing industri tertentu di dalam negeri • Diberikan untuk 14 sektor, yaitu: Bahan baku dan komponen industri berat Bahan baku dan komponen untuk PLTU kapasaitas kecil B h b k Bahan baku susu Bahan baku dan komponen industri otomotif Komponen elektronika Bahan baku dan komponen kapal Pesawat terbang g
2.
Ballpoint Bahan penolong methylin Mercaptide T l Telematika tik Bahan baku industri sorbitol Bahan baku dan peralatan untuk produksi film Listrik Alat Kesehatan
Fasilitas subsidi PPN eksplorasi migas (Rp 2,5 T): • Dengan fasilitas ini diharapkan semakin banyak perusahaan yang berinvestasi di industri minyak dan gas bumi sehingga produksi migas di masa mendatang dapat meningkat
3.
Fasilitas PPh panas bumi (Rp 0,8 T): • Guna meningkatkan kegiatan pengusahaan sumber daya panas bumi untuk pembangkit energi 27
Stimulus Fiskal untuk Peningkatan Infrastruktur Padat Karya Uraian
Alokasi (Rp Triliun)
A. Belanja Infrastruktur 1. Pembangunan Infrastruktur bidang Pekerjaan Umum 2. Pembangunan Infrastruktur bidang Perhubungan 3. Pembangunan Infrastruktur bidang Energi 4. Pembangunan Infrastruktur bidang Perumahan Rakyat 5. Pembangunan Infrastruktur Pasar 6 Pembangunan 6. P b d dan R Rehabilitasi h bilit i IInfrastruktur f t kt J Jalan l U Usaha h Tani dan Irigasi tingkat usaha tani 7. Peningkatan Pelatihan bidang Ketenagakerjaan 8. Rehabilitasi g gudang gp penyimpanan y p bahan p pokok ((beras dan jagung)
7,8 3,4 13 1,3 1,0 0,7 0,3 07 0,7
B. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
0,6
Jumlah Stimulus
0,3 0,1 ,
8,4 28
Perbandingan Besaran Stimulus Fiskal 2009 Stimulus Fiskal di Beberapa Negara % PDB
0
3.0 2.5
-2
-1 -2,5
2.0
1.0
0.0
-2,9
-3,5
-4,8 48
-6
0.5
-1,7
-2,5
-3,1
% -4
1.5
-1
-1,4 14
-8 Indonesia
Malaysia Philippines Thailand
Vietnam
2009 2009 Forecast
Stimulus fiskal di beberapa negara mencapai di atas 1% PDB
Negara-negara ASEAN melakukan koreksi defisit penerimaan turun & karena p program stimulus fiskal 29
KESIMPULAN 1. Perkembangan krisis global berjalan sangat cepat dan pengaruhnya sangat dalam sehingga semua negara perlu melakukan respon segera untuk mengatasinya. 2. Perubahan indikator ekonomi dalam bentuk penurunan pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, harga minyak p kepada p postur APBN 2009,, khususnya p y berdampak penurunan pendapatan negara yang berakibat meningkatnya defisit APBN. a. Di bidang g fiskal,, Pemerintah telah/akan mengambil g langkahg langkah kongkrit mengimplementasikan kebijakan stimulus fiskal dan merencanakan tambahan stimulus fiskal melalui APBN 2009 untuk mengatasi dampak buruk dari krisis global. l b l b. Stimulus fiskal dimaksudkan untuk mempertahankan daya beli masyarakat, membangun infrastruktur padat karya, dan memperkuat k t daya d t h dunia tahan d i usaha. h 30
Terima Kasih
31