“Peran perbankan dalam mendukung industrialisasi: peluang & tantangan tantangan””
Oleh:
Ryan Kiryanto VP Senior S i Economist i BNI Materi Rapat Kerja Departemen Perindustrian pada d tanggall 26 6 Maret M 2008 8 di Makassar
Agenda
Sekilas perekonomian 2007 Kinerja sektor industri Industri kreatif “U d t ” sektor “Update” kt fi finansial i l 2007 & tren t 2008 8 Arah pembiayaan oleh sektor perbankan Beberapa tantangan strategis 2008 Peluang g & tantangan g 2008 Proyeksi ekonomi 2008
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 2
Perekonomian 2007 Perekonomian Indonesia tumbuh moderat, moderat ditandai oleh beberapa indikator makroekonomi sbb.:
9 9 9 9 9 9 9 9 9
Pertumbuhan e b eekonomi o o 6,3 6,32% % Laju inflasi 6,59% Pertumbuhan kredit 25,5% Kurs Rp/Dolar AS berada di level ratarata-rata Rp 9.300. 9 300 Ekspor mencapai 110 miliar dolar AS; impor mencapai 70 miliar dolar AS Surplus neraca perdagangan 40 miliar dolar AS Suku bunga moneter acuan (BI Rate) di level 8,25% Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) di level 2.800--an 2.800 Cadangan devisa berada di kisaran 56 miliar dolar AS
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 3
Pertumbuhan ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 7 6,32 6 5,13
5,60
2004
2005
4,88
5
5,50
4,90 4,38
4 3,83 3 2000 Sumber :
2001
2002
2003
2006
2007
Bank Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2007 mencapai 6,32% atau tipis di atas target pemerintah 6,3%. Pertumbuhan ini didorong oleh kenaikan investasi (PMDN dan PMA) yang juga sejalan dengan LDR perbankan yang terus naik hingga 69%. PMA), 69% Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 4
Laju inflasi Perkembangan Inflasi Komulatif, 2000-2007
Perkembangan Inflasi Bulanan, 2006-2008 1,77
1,8
18.0 16.0
17.11 1,3 ,
14.0 12.0
12.55
1,21
1,36
1,04
10.03
1,10
0,86
10.0
0,72 0,75
0,8
8.0
9.35
6.40 5.06
6.0
0,58
6 60 6.60 6.59
0,3
0,62 0 45 0,45 0 45 0 37 0,45 0,37
0,030,05
4.0
0,80 0,79
0,33
0,38
0,34
0,16
0,10
0,23 0,18
-0,16 -0,2 Jan- Feb- Mar- Apr- Mei- Jun- Jul- Agu Sep- Okt- Nop- Des- Jan- Feb- Mar- Apr- Mei- Jun- Jul- Agu Sep- Okt- Nop- Des- Jan-
2.0 0.0
2000 Sumber :
2001
2002
2003
2004
BPS
2005
2006
2007'
06 06 06 06 06 06 06 st-06 06 06 06 06 07 07 07 07 07 07 07 st-07 07 07 07 07 08
Sumber :
BPS
Tren inflasi cenderung melonjak menyusul (1) tingginya harga minyak dunia di atas 100 dolar AS per barel (imported inflation); (2) meningkatnya harga komoditas primer di dalam dan luar negerii (cost ( push h iinflation); fl i ) ((3)) kenaikan k ik harga h BBM iindustri d i ((cost push h iinflation); fl i ) dan d ((4)) seasonal inflations pada peristiwa-peristiwa tahunan (tahun ajaran baru; Lebaran, Natal). Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 5
Surplus perdagangan (1)
6.26
7.54
9.81
10.25
9.52 6.7 76
6.8 85
6.26
9.61
9.81 5.93
9.42
9.71 6.49 9
5.64
8.85
9.12 5.44
4.66
8.35 5.24
8.32
9.5 4.94
8.92 4.49
5.86
8.72
8.78 5.66
5.62
5.38
8.82 5.67
8.48
8.34 5.06
4.75
7.60 4.34
7.45 7
7.35 7 4.27
6.00
4.51
8.00
7.51 7
10.00
8.89
12.00 USD Miliar
11.08
Perkembangan Ekspor-Impor, 2006-2007
4.00 2.00 Jan- Feb- Mar- Apr- M Jun- Jul- A S Oct- Nov- D Jan- Feb- Mar- Apr- M Jun- Jul- A S Oct- Nov- Jan06 06 06 06 ay- 06 06 ug- ep- 06 06 ec- 07 07 07 07 ay- 07 07 ug- ep- 07 07 08 06 07 06 06 07 07 07 Ekspor Sumber :
Impor
Bank Indonesia
Nilai ekspor bulanan (rata-rata 9 miliar dolar AS) selalu lebih besar dibandingkan nilai impor bulanan (rata-rata 6 miliar dolar AS), yang menyebabkan terjadinya surplus neraca e aca perdagangan pe daga ga sehingga se gga memperkuat e pe uat pos posisi s cada cadangan ga de devisa. sa. Bahkan a a Januari Ja ua 2008, ekspor mencapai 11,08 miliar dolar AS. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 6
Surplus perdagangan (2) Neraca Perdagangan Indonesia, 2006-November 2007 120
Miliar USD
102,77
100,36
100 80
67,07 6 ,0
60 55 60,55 60 40 20 0
2006
Nov-07 Ekspor
Sumber :
Impor
BPS
Diperkirakan sampai dengan akhir tahun 2007 terdapat surplus neraca perdagangan sebesar 40 miliar dolar AS. Lonjakan nilai ekspor “terbantu” oleh tingginya harga komoditi primer di sektor pertanian & pertambangan. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 7
10 produk andalan kontributor ekspor Nilai Ekspor 2006 & 2007 (Miliar USD) TPT
9,4
Elektronika Produk Hasil Hutan Karet & Produk Karet S it/CPO Sawit/CPO Alas Kaki Komponen KBM Udang Kakao Kopi
Sumber :
4,80
5,50 5,80
1,80 1,60 1,50 1 20 1,20 1,20 1,10 1,00 0,90 0,70 0,60
8,20 7,90 8,50 7,80 8,20
Peningkatan 2006 & 2007 10,10
(%)
6,59 9,79 2,50 -10,15 8,27 10,85 48,83 54,42 20,40 28,26 10,41 11,99 19,96 20 00 20,00 8,43 14,16 21,03 28,00 10,86 16,67
Departemen Perindustrian
Terdapat T d t 10 produk d k unggulan l penyumbang b ekspor k yang setara t d dengan 51,6% 6% d darii ttotal t l ekspor. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 8
Eksspor non migas per Ek g tujuan j negara Perkembangan Ekspor non Migas per Negara Tujuan Dalam Juta USD Share Tahun Negara 2005 2006 Q3-2007 (%) Jepang 9,562 1 2,1 99 1 0,261 1 5.1 9 A merika Serikat 9,508 1 0,682 8,380 1 2.41 Singapura 7 ,069 7 ,824 6,805 1 0.08 R.R China 3,960 5,467 4,7 87 7 .09 Malay sia 3,309 3,7 90 3,31 6 4.91 Korea o e Se Selatan 2,595 ,595 3,41 5 3,4 2,859 ,859 4.23 4 3 India 2,865 3,327 3,204 4.7 4 Belanda 2,233 2,51 8 1 ,836 2.7 2 Taiwan 1 ,7 86 2,285 1 ,7 81 2.64 Thailand 1 ,91 91 7 2 054 2,054 1 ,940 940 2 87 2.87 Lainny a 21 ,624 26,028 22,362 33.1 2 Total 66,428 7 9,589 67 ,531 1 00.00 Sumber :
Share Ekspor Non Migas per Negara Tujuan, Q3 2007 (%)
Jepang; 15,19
Lainnya; 50,32
Amerika ; 12,41
Malaysia; 4,91
RR. China; 7,09
Singapura; 10,08
Departemen Perdagangan
Terdapat 3 (tiga) negara sebagai negara tujuan utama ekspor (Jepang, AS, Singapura) Posisi bisa berubah menyusul perlambatan ekonomi AS.
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 9
Impor non migas per negara asal Perkembangan Impor non Migas per Negara A sal Dalam Juta USD Share Tahun Negara 2005 2006 Q3-2007 (%) R.R China 4,551 5,502 5,853 1 5.20 Jepang p g 6,892 , 9 5,488 5,4 4,645 4, 45 1 2.1 0 Amerika Serikat 3,81 1 3,968 3,403 8.84 Singapura 2,937 3,7 33 2,909 7 .55 Thailand 3,082 2,962 3,1 28 8.1 2 Australia 2,246 2,680 2,1 05 5.47 Korea Selatan 1 ,685 1 ,7 00 1 ,544 4.01 Malay sia 1 ,385 1 ,605 1 ,57 9 4.1 0 Jerman 1 ,7 7 8 1 ,453 1 ,456 3.7 5 India 990 1 ,31 31 2 1 ,11 7 1 3 04 3.04 Lainny a 1 0,886 1 1 ,7 00 1 0,7 1 4 27 .82 Total 40,243 42,1 03 38,507 1 00.00 Sumber :
Share Ekspor Non Migas per Negara Tujuan, Q3 2007 (%)
RR. China; 15,2 Jepang; 12,11
Lainnya; 48,18
Amerika; 8,84 Thailand; 8,12
Singapura; 7,55
Departemen Perdagangan
Terdapat 3 (tiga) negara sebagai negara asal produk impor (China, Jepang, AS) Posisi bisa berubah menyusul perlambatan ekonomi AS. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 10
Persetujuan dan realisasi PMDN,, 2001 PMDN 2001--2007 Perkembangan Investasi PMDN,2001-2007 (Rp Miliar) 188.876
200.000
162.767
175.000 150.000 125.000 100.000 75.000
60.002
55.832
50.577
44.802
50.000
30.665
26 301 26.301 25.000
9.891
12.500
12.247
15.409
34.879 20.788
0
2001
2002
2003 Persetujuan
Sumber :
2004
2005
2006
2007
Realisasi
BKPM
Dalam dua tahun terakhir (2006 (2006-2007) 2007) nilai persetujuan PMDN meningkat tajam, namun sayangnya realisasinya masih jauh di bawah angka persetujuan. Nilai realisasi PMDN tahun 2007 adalah yang tertinggi sejak tahun 2001. Realisasi investasi PMDN tersebut memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi (6,32%). Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 11
Persetujuan Per setujuan dan realisasi PMA,, 2001 PMA 2001--2007 Perkembangan Investasi PMA,2001-2007 (Juta USD) 50.000 45.000
40.146 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000
16.375
14.301
15.000
10.470
9.991
10.000
3.509
5.000
3.083
15.659
13.636
5.445
10.350
8.917 5 977 5.977
4.572
0
2001
2002
2003 Persetujuan
Sumber :
2004
2005
2006
2007
Realisasi
BKPM
Nilai persetujuan PMA tahun 2007 meningkat tajam, bahkan tertinggi sejak tahun 2001. Namun sayangnya realisasinya masih jauh di bawah angka persetujuan. Nilai realisasi PMA tahun 2007 adalah yang tertinggi sejak tahun 2001. Realisasi R li i investasi i t i PMA ttersebut b t memberikan b ik k kontribusi t ib i d dalam l mendorong d pertumbuhan ekonomi (6,32%). Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 12
Low QualityQuality-Sectoral growth rate Low quality-Sectoral growth rate (2000 bas e year, yoy growth rare, %)
Keterangan Tradable Agriculture Mining & Quarrying Manufacturing Non-Tradable Electricity Gas & Water Electricity, Construction Trade, Hotel & Rest Transport p & Comm. Finance Services GDP Sumber :
2005 3,5 2,5 1,6 4,6 8,0 65 6,5 7,3 8,6 13,0 , 7,1 5,2 5,6
2006 3,7 3,0 2,2 4,6 7,4 59 5,9 9,0 6,1 13,6 , 5,7 6,2 5,5
Q1-07 3,9 (0,5) 5,6 5,4 8,3 52 5,2 9,3 8,5 11,1 , 7,1 7,0 6,0
Q2-07 4,2 2,4 3,4 5,5 8,5 10 5 10,5 7,8 8,3 11,9 , 7,7 7,1 6,3
Q3-07 5,2 8,9 1,8 4,5 7,9 11 7 11,7 7,5 6,9 12,5 , 8,0 5,7 6,5
Share 52,7 15,3 10,1 27,3 47,3 09 0,9 7,5 14,7 6,5 , 7,7 10,0 100,0
BPS
Sektor tradable masih memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan sektor nontradable.
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 13
Share per sektor terhadap PDB (1) Share PDB per Sektor, Q3 2007 (%) Keuangan; 7,7
Jasa-jasa; 10
Pertambangan; 10,1
Pengangkutan & Komunikasi; 6,5
Perdagangan, Hotel & Rest; 14,7 , Konstruksi;; 7,5
Sumber :
Pertanian; 15,3
Listrik, Gas & Air; 0,9
Industri Pengolahan; 27,3
Bapepam-LK, BEI
Terdapat 3 (tiga) sektor “andalan” penopang PDB, yaitu sektor industri pengolahan; pertanian; dan perdagangan, hotel dan restoran.
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 14
Share per sektor p PDB ((2)) terhadap Tabel Kontribusi Sektor Ekonomi dan Sektor Industri terhadap Perekonomian Nasional periode Tahun 2005-2007 Lapangan Usaha 1 Pertanian, Peternakan 2 Pertambangan P b dan d Penggalian P li 3 Industri Pengolahan a. Industri Migas b Industri b. I d st i ttanpa Mi Migass 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 5 Bangunan 6 Perdagangan, Perdagangan Hotel dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 9 Jasa Jasa-jasa jasa Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto tanpa Migas Sumber :
2005 13,13 11,14 27,41 4,99 22 42 22,42 0,96 7,03 15 56 15,56 6,51 8,31 9 96 9,96 100,00 88,61
(%) 2006 12,97 10,97 27,54 5,15 22 38 22,38 0,91 7,52 15 02 15,02 6,94 8,06 10 07 10,07 100,00 88,86
2007 13,83 11,14 27,01 4,61 22 40 22,40 0,88 7,71 14 93 14,93 6,70 7,71 10 09 10,09 100,00 89,48
BPS
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 15
Share per sektor terhadap p PDB (3) Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDB, 2004
Keuangan, Realestate dan Jasa Persh. 8.5%
Jasa-Jasa 10.3%
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 14.3% Pertambangan dan Penggalian 8.9%
Pengangkutan dan Komunikasi 6.2%
Perdagangan, Hotel dan Restoran 16.1%
Sumber :
Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDB, 2005
Keuangan, Realestate dan Jasa Persh. 8.3%
Jasa-Jasa 10.0%
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 13.1% Pertambangan dan Penggalian 11.1%
Pengangkutan dan Komunikasi 6.5%
Konstruksi 6.6%
Listrik, Gas dan Air Bersih 1.0%
Industri Pengolahan Migas Industri Pengolahan 4.1% non Migas 24.0%
Perdagangan, Hotel dan Restoran 15.6%
Konstruksi Listrik, Gas dan Air 7.0% Bersih 1.0%
IIndustri d t i PPengolahan lh Migas Industri Pengolahan 5.0% non Migas 22.4%
BPS
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 16
Share per sektor p PDB (4) terhadap Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDB, 2006
Keuangan, Realestate dan Jasa Persh. 8.1%
Jasa-Jasa 10.1%
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 13.0% Pertambangan dan Penggalian 11.0%
Sumber :
Keuangan, Realestate dan Jasa Persh. 7.7%
Jasa-Jasa 10.1%
Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 13.8% Pertambangan dan Penggalian 11.1%
Pengangkutan dan Komunikasi 6.7%
Pengangkutan dan Komunikasi 6.9%
Perdagangan, Hotel dan Restoran 15.0%
Kontribusi Sektor Ekonomi Terhadap PDB, 2007
Konstruksi Listrik, Gas dan Air 7.5% Bersih 0.9%
IIndustri d t i PPengolahan lh Migas Industri Pengolahan 5.2% non Migas 22.4%
Perdagangan, Hotel dan Restoran 14.9%
Konstruksi 7.7% Listrik, Gas dan Air Bersih 0.9%
Industri Pengolahan Migas Industri Pengolahan 4.6% non Migas 22.4%
BPS
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 17
Pertumbuhan sektor industri (1) Tabel Pertumbuhan Sektor Industri Tahun 1994-Tw. III Th 2000 Lapangan Usaha Industri bukan migas 1 Makanan, minuman dan Tembakau 2 Tekstil, T k til Brg. B Kulit K lit & Alas Al K Kaki ki 3 Brg. Kayu & Hasil hutan lainnya 4 Kertas dan Barang cetakan 5 Pupuk, P k Kimia Ki i & BBarang ddarii K Karett 6 Semen & Brg, Galian bukan logam 7 Logam Dasar Besi & Baja 8 Alat Al t AAngk. k Mesin M i & PPeralatannya lt 9 Barang lainnya Produk Domestik Bruto Tanpa Migas P d k Domestik Produk D tik Bruto B t Sumber :
1994 13.52 18.83 6 97 6.97 5.93 13.91 11 10 11.10 19.70 6.49 9 68 9.68 12.41 8.19 7 61 7.61
1995 13.09 16.51 10 45 10.45 3.00 13.53 11 93 11.93 20.14 18.65 7 73 7.73 8.86 9.14 8 23 8.23
1996 11.66 17.16 8 71 8.71 3.21 6.85 9 05 9.05 10.98 8.04 4 60 4.60 9.73 8.41 7 77 7.77
(%) 1997 1998 1999 6.11 (13.10) 3.53 12.34 (0.23) 4.65 (3 84) (14.87) (3.84) (14 87) 8 50 8.50 (2.93) (25.49) (13.55) 8.38 (4.04) 2.29 3 45 (16.01) 3.45 (16 01) 10.26 10 26 3.51 (29.76) 5.23 (0.52) (26.92) (0.20) (1 05) (52.35) (1.05) (52 35) (10 (10.27) 27) 6.84 (36.04) (1.53) 5.07 (14.20) 1.20 4 59 (13.24) 4.59 (13 24) 0 61 0.61
BPS
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 18
2000 7.02 3.57 8 04 8.04 6.87 2.55 7 15 7.15 5.47 13.05 43 53 43.53 12.84 5.10 4 82 4.82
Pertumbuhan sektor industri (2) Tabel Pertumbuhan Sektor Industri Tahun 2001- 2007 Lapangan Usaha Industri bukan migas 1 Makanan, minuman dan Tembakau 2 Tekstil, Brg. Kulit & Alas Kaki 3 Brg. Brg Kayu & Hasil hutan lainnya 4 Kertas dan Barang cetakan 5 Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 6 Semen & Brg, Galian bukan logam 7 Logam Dasar Besii & Baja j 8 Alat Angk. Mesin & Peralatannya 9 Barang lainnya p Migas g Produk Domestik Bruto Tanpa Produk Domestik Bruto Sumber :
2001 4.86 1.07 3.40 0 54 0.54 (4.78) 0.50 19.08 ( (1.00) ) 17.22 12.64 33.64 4 4.90
(%) 2002 5.69 0.19 3.23 0 62 0.62 5.26 4.73 6.56 ( 8) (1.28) 18.09 (11.08) 4.50 4 5 5.23
2003 5.97 2.69 6.18 1 19 1.19 8.41 10.71 7.06 ( (7.97) ) 8.88 17.74 4.78 4 7 5.69
2004 7.51 1.39 4.06 (2 07) (2.07) 7.61 9.01 9.53 ( 6) (2.61) 17.67 12.77 55.033 5.97
2005 5.86 2.75 1.31 (0 92) (0.92) 2.39 8.77 3.81 ( (3.70) ) 12.38 2.61 55.68 6.57
2006 5.27 7.22 1.23 (0 66) (0.66) 2.09 4.48 0.53 4.73 7.55 3.62 55.48 4 6.09
2007 5.15 5.05 (3.86) (1 74) (1.74) 5.79 5.69 3.40 1.69 6 9.73 (2.82) 6.32 3 6.92
BPS
Pertumbuhan sektor industri didorong oleh tingginya pertumbuhan dari cabang industri alat angkutan, mesin & peralatan (9,73% 73%); kertas & barang cetakan (8,79% 79%); pupuk kimia & barang dari karet (5,69% 69%); serta industri makanan, minuman & tembakau (5,05% 05%). Sedangkan cabang industri yang pertumbuhannya melambat bahkan negatif adalah tekstil, barang kulit dan alas kaki (-3,68% 68%), barang kayu & hasil hutan lainnya (-1,74% 74%), logam dasar baja (1,69% 69%) Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 19
Industri kreatif (1) Industri kreatif Indonesia: Melalui Departemen Perdagangan tengah menggodok rancangan pengembangan industri kreatif. Sektor ini mampu menyerap sekitar 4,9 juta j tenaga kerja k j baru. b Hingga Hi saat ini i i sumbangan b industri i d i kreatif k if terhadap h d produk d k domestik d ik bruto b (PDB) di diprediksi dik i mencapaii 6,3%. Dari 14 subsektor industri kreatif, produk kerajinan memberi kontribusi terhadap PDB sebesar 30%, fesyen 23%, dan periklanan 18%. Industri kreatif juga berpotensi menambah pertumbuhan nilai ekspor dari sektor nonmigas. Estimasi ekspor industri kreatif secara konservatif mencapai 3,6% 3 6% & estimasi optimis 8%. 8% Banyak hal dari industri kreatif yang belum terdata karena banyak yang berbentuk jasa. Sebanyak 50% konsumsi negara maju berasal dari kategori indutri kreatif. Pemetaan Industri Kreatif Indonesia Dampak Sosial •Pembangunan manusia •Kualitas hidup Bisnis •Menciptakan Menciptakan pasar bagi usaha saha lain •Mendukung sektor lain Komunikasi •Ide dan gagasan •Forum Forum diskusi •Ideologi Inovasi & kreativitas •Penciptaan nilai •Pemecahan masalah •Kreativitas
Kontribusi ekonomi •Lapangan kerja •Kemakmuran •Pendapatan •Nilai Nil i tukar k Rp R Citra •Pemasaran •Turisme •Ikon Ik nasional i l Identitas •Warisan budaya •Membangun budaya •Menjaga Menjaga nilai-nilai nilai nilai
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Indikator Kontribusi Ekonomi Industri Kreatif 1. • • •
Berbasis nilai PDB Nilai tambah bruto industri kreatif Persentase terhadap PDB Pertumbuhan Tahunan Nilai Tambah Bruto
2. Berbasis Ketengakerjaan • Jumlah tenaga kerja • Persentase jumlah tenaga kerja • Pertumbuhan jumlah tenaga kerja • Produktivitas tenaga kerja 3. Berbasis aktivitas perusahaan • Jumlah perusahaan • Nilai ekspor Page 20
Industri kreatif (2) Ekonomi kreatif Istilah ekonomi kreatif p pertama kali digaungkan g g seorang gp pembuat film yyang g kerap p menyuarakan y ekonomi kreatif kepada p p pemerintah Inggris, John Howkins lewat bukunya, “ Creative Economy, How People Make from Ideas”. Menurutnya, ekonomi kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan dari sebuah pemikiran yang orisinil dan dapat diproteksi oleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Hasilnya, bisa menjadi industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan kerja. Gagasan, tidak terlepas dari anatomi pemikiran kreatif.
Kelompok p Industri Kreatif 1.
Periklanan Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan produksi iklan, antara lain riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan iklan luar ruang, ruang produksi material iklan,kampanye iklan kampanye relasi publik, publik tampilan iklan di media cetak dan elektronik
2. Arsitektur Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan cetak biru bangunan dan informasi produksi produksi, antara lain arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, dokumentasi lelang. 3. Pasar seni danbarang antik Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan perdagangan, pekerjaan, produk antik, hiasan melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 21
Industri kreatif (3) Kelompok Industri Kreatif 4. Kerajinan Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan, antara lain barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, aksesori, pandai emas, perak, kayu, kaca, poselen, kain, marmer, kapur, dan besi. 5.
Desain Kegiatan kreatif yang terkait dengan desain garfis, interior, produk, industri, pengemasan, dan konsultasi identitas perusahaan. perusahaan
6. Desain mode Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesori mode lainnya, produksi d k i pakaian k i mode d d dan aksesorinya, k i k konsultasi lt i li linii produk d k mode, d serta t di distribusi t ib i produk d k mode. d 7.
Video, film, dan fotografi Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi serta distribusi rekaman k video, id film. fil Termasuk k di d dalamnya l penulisan li skrip, k i sulih lih suara fil filam, sinematografi, i fi sinetron, i dan ekshibisi film.
8. Permainan interaktif Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 22
Industri kreatif (4) Kelompok Industri Kreatif 9.
Musik Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi distribusi, dan ritel rekaman suara, hak cipta rekaman, promosi musik, penulis lirik, pencipta lagu atau musik, pertunjukan musik, penyanyi, dan komposisi musik.
10 Seni pertunjukan 10. Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater opera, termasuk tur musik etnik, desain serta pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan. 11. Penerbitan dan percetakan Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita. aya a komputer o pute dan da peranti pe a t lunak u a 12.. Layanan Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pengembangan teknologi informasi, termasuk jasa layanan komputer, pengembangan peranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur peranti lunak, desain prasarana peranti lunak dan peranti keras, serta desain portal. 13 Televisi dan radio 13. Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, pnyiaran, serta transmisi televisi dan radio. 14. Riset dan pengembangan Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi serta penerapan ilmu dan pengetahuan h tersebut b untuk k perbaikan b k produk d k dan d kreasi k produk d k baru, b proses baru, b materiall baru, b alat l baru, b dan d teknologi k l baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 23
“Update” sektor finansial per Pebruari 2008 ((1)) p
Di sisi moneter moneter--perbankan, sebenarnya sudah terjadi kemajuan yang besar, terutama dari tren suku bunga yang terus menurun. Suku bunga benchmark BI rate 8,0%, yang menyebabkan suku bunga simpanan (deposit rate) rate) 5 5--7% dan suku bunga kredit (lending (lending rate) rate) 11 11--13%, 13% merupakan level yang sudah jauh lebih rendah daripada situasi sebelum krisis 19971997-1998. Dari sisi mobilisasi dana masyarakat (dana pihak ketiga), sektor perbankan nasional telah berhasil menghimpun dana hampir Rp 1.500 triliun, yang mengindikasikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan yang semakin tinggi. tinggi Pertumbuhan kredit yang pesat di triwulan IV/2007 mendororong pencapaia pencapaian total kredit diberikan mencapai Rp 1.045 triliun, level tertinggi sejak krisis ekonomi 1997/98. Ekspansi kredit bisa ditingkatkan apabila sejumlah kendala di sektor riil, seperti keraguan investor dalam membangunan proyek infrastruktur, birokrasi otonomi daerah, birokrasi, daerah dll dll, dapat segera diatasi diatasi. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 24
“Update” sektor finansial Pebruari 2008 (2)
Industri perbankan terus berkembang dan dipercayai masyarakat, masyarakat di tengahtengahtengah maraknya sektor finansial nonnon-bank (pasar modal, asuransi, dan lembaga--lembaga keuangan lain), yang ditunjukkan oleh aset total (total lembaga (total
assets) yang terus naik, hingga kini melebihi Rp 1.800 triliun. assets) Tantangan terbesar tetap pada upaya menaikkan LDR, agar dapat mendukung investasi mendorong perekonomian, investasi, perekonomian dan menciptakan lapangan pekerjaan. pekerjaan Bagi bank bank--bank BUMN, implementasi PP 33/2006 yang membolehkan hair cut terhadap kredit macet, sehingga mendapat kesempatan perlakuan terhadap bank bank--bank swasta (kesamaan level of playing field) field) masih sangat ditunggu. Sudah tampak kemajuan ke arah implementasinya, namun diperkirakan baru benarbenar-benar terealisasi pada 2008 ini ini..
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 25
Perkembangan kinerja perbankan nasional No 1
Items Penghimpunan
Jan 2008
1,680.20
1,635.20
Dana Pihak Ketiga (DPK)
1,400.60
1,419.40
1,437.50
1,510.70
1,471.20
Sertifikat Bank Indonesia
1,436.30 205.10
1,427.70 201.10
1,460.20 219.70
1,480.10 203.90
1,504.00 231.40
956.70 1,850.50
980.10 1,862.70
1,004.60 1,895.00
1,045.70 1,986.50
1,031.10 1,940.30
152.40
155.50
190.00
193.70
197.30
55.00
55.10
54.40
48.60
49.70
5.80
5.60
5.40
4.60
4.80
Laba/Rugi
37.28
41.55
45.37
49.86
5.11
A Operasional
26.68
30.56
32.47
35.04
2.72
B Non operasional
10.60
10.99
12.89
14.82
2.40
Net Interest Margin
8.10
8.10
8.30
8.90
8.80
130.00
130.00
130.00
130.00
128.00
9,619.00
9,660.00
9,697.00
9,680.00
9,726.00
3
Asset
4
Permodalan
5
Kinerja 1 Non Performing Loan A Nilai B Ratio thdp kredit
6
Dec 2007
1,599.90
Kredit *)
3
Nov 2007
1,570.90
Penyaluran Dana
2
Oct 2007
1,566.50
Dana 2
Sep 2007
Catatan
Sumber :
1
Jumlah Bank
Bank Indonesia
2 Sumber :
Jumlah l h Kantor Bank k
Bank Indonesia
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 26
Perkembangan kredit UMKM Perkembangan kredit UMKM (Rp triliun) Kelompok Bank
2002
2003
2004
2005
2006
Juni 2007
Bank Persero
61,41
77,54
99,01
122,19
144,94
151,61
BPD
20,45
27,04
34,70
42,46
52,86
62,24
Bank Swasta
68,59
92,61
127,44
176,42
195,33
210,55
Bank Asing & Camp. Camp
10 52 10,52
99 9,9
9 94 9,94
13,84 13 84
17,32 17 32
18 39 18,39
160,97
207,09
271,09
354,91
410,44
442,78
Jumlah Sumber :
Bank Indonesia
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 27
BI Rate Rate,, Fed Rate & suku bunga negara lain Perkembangan Suku Bunga, 2006-2007
8,00 2,25
8,00
8,00 3,00
4
3,50
8,00
4,550
4,550
4,75
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
5,25
6
5,25
8
4,255
8,25
8,25
8,25
8,25
8,25
8,500
8,775
99,00
99,00
9,25
9,50
10
9,75
10,25
10,75
11,25
12
11,75
12,255
14
2
Sumber :
Bank Indonesia
Mar-08
Peb-08
Jan-08
Des-07
Nop-07
Okt-07
Sep-07
Agust-07
Jul-07
Jun-07
Mei-07
Apr-07
Mar-07
Feb-07
Jan-07
Des-06
Nop-06
Okt-06
Sep-06
Jul-06
Agust-06
0
Suku bunga di beberapa negara Bunga Bunga Penentuan Negara Patokan Riil* Berikutnya AS 3.00% -1.10% 18/3/2008 Jepang 0.50% -0.20% 14/2/2008 I Inggris i 5.25% % 2.15% % 6/3/2008 6/ / 8 Uni Eropa 4.00% 0.80% 6/3/2008 Australia 7.00% 4.00% 3/3/2008 Selandia Baru 8 25% 5.05% 8.25% 5 05% 5/3/2008 China 7.47% 0.97% n/a Indonesia 8.00% 0.64% 6/3/2008 Filipina 5.00% 0.10% 13/3/2008 Thailand 3.25% -1.05% 27/2/2008 Sumber: Bloomberg Catatan: *) bunga patokan dikurangi inflasi per 8/2/2008 Sumber :
Bloomberg
Posisi BI rate menunjukkan penurunan cukup signifikan. Terhadap Fed Rate, terdapat selisih sebesar 575 bps (5,75%). Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 28
Dana di SBI Se r t i f i k a t Ba n k I n don e si a 20 0 7 (R p T r i l i u n )
350
312,79 300
295,00
270,00
239,60
250
221,10 201,10
219,70
200
202,10
205,10
150
100 Juni
Juli
Agst
S ept
Okt
Nop
Des
17-Jan-
P eb-08
08
Sumber :
Bank Indonesia
Penempatan dana di SBI terus meningkat, mencapai Rp 312 triliun (17/1/2008). Tingginya dana di SBI mengindikasikan perbankan mengalami ekses likuditas karena perbankan masih dihadapkan pada kesulitan dalam menyalurkan kredit. Tingginya SBI juga disebabkan tingkat imbal hasil yang “menarik” menarik bagi bank bankbank, yakni 8%. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 29
“Outstanding” kredit (1) OUTSTANDING of CREDITS of COMMERCIAL BANKS BY ECONOMIC SECTOR (Billions of Rp) Perio d
Agricul ture
Mining
Manufact uring
Trade
Service
Electric ity
Construc tion
Gas, Water
Industry
Transp ort ort.
Business
Social
& Comm
Services
Service s
Others
Consum tion
Total
2000
20.004
5.257
110.508
46.236
49.105
5.092
7.194
7.332
26.543
2.944
11.727
40.260
283.097
2001
21.305
3.064
118.657
49.297
52.191
5.062
8.228
7.601
27.744
3.556
12.932
58.597
316.043
2002
22.691
3.901
122.657
66.275
62.669
4.352
9.376
12.585
31.786
4.570
12.879
79.986
371.058
2003
24.573
5.122
123.810
85.112
89.279
4.475
12.543
16.385
44.953
10.923
1.392
111.217
440.505
2004
33.140
7.819
144.917
113.073
108.027
5.986
19.972
17.665
56.357
8.047
1.413
151.081
559.470
2005
37.178
8.127
171.288
135.837
134.839
5.367
26.986
19.829
72.628
10.029
1.689
206.692
695.650
2006
45.180
14.086
184.023
163.443
157.875
7.224
33.088
27.068
78.455
12.040
1.351
226.340
792.298
53.386
20.726
194.683
201.435
195.666
7.723
43.026
33.008
100.462
11.447
1.364
269.917
937.177
Okt 2007
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 30
“Outstanding” kredit (2) Posisi Oktober 2008 Dari total kredit diberikan sebesar Rp 937 triliun, sebanyak Rp 270 triliun (28,8%) adalah d l hk kredit dit konsumtif. k tif Dengan D demikian, d iki masih ih llebih bih besar b k kredit dit di disalurkan l k ke k sektor produktif.
Di luar kredit sektor konsumtif, maka terdapat p 3 (tiga) g sektor p penyerap y p kredit produktif adalah sebagai berikut: 1. Sektor perdagangan (trade) Î Rp 201 triliun. 2. Sektor S k jasa j ((services) i ) Î Rp R 196 6 triliun. ili 3. Sektor industri manufaktur atau pengolahan Î Rp 195 triliun.
Dengan demikian demikian, sebenarnya perbankan sudah memberikan kontribusi yang baik terhadap dunia usaha (sektor riil) melalui pembiayaan ke sektor perdagangan; jasa; dan industri pengolahan.
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 31
Kendala penyaluran kredit (1)
Belum kondusifnya kondisi dunia usaha
¾ Belum B l pesatnya t iinvestasi t i di sektor kt riil iil yang antara t llain i di disebabkan b bk b belum l kondusifnya iklim investasi (realisasi terhadap persetujuan investasi BKPM belum optimal – rata-rata realisasi PMDN ± 25 % dan PMA ± 40% sepanjang 2002 - Maret 2007 ).
¾ Kebijakan yang tumpang tindih & tidak adanya kepastian hukum di dunia
usaha (kebijakan pusat & daerah yang kurang sejalan sehingga menciptakan ekonomi biaya tinggi; kebijakan investasi yang belum diikuti dengan peraturan pelaksanaannya). Tingkat risiko dunia usaha dan struktur pendanaan masih tinggi ¾ Sebagian besar komoditas unggulan masih memiliki risiko industri yang relatif tinggi (versi risk management bank) antara lain disebabkan kondisi perburuhan, b h risiko i ik pasar internasional i i l (a.l. ( l persaingan i pasca pemberlakuan b l k safeguard terhadap industri TPT). ¾ Pembiayaan y jjangka g p panjang j g terhadap p sektor tertentu dengan g p pendanaan yyang g sifatnya jangka pendek) Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 32
Kendala penyaluran kredit (2)
Masih relatif tingginya suku bunga kredit sehingga penggunaan kredit dunia usaha masih rendah ¾ Tingginya undisbursed loan (pada Juni 2007 mencapai Rp172 triliun). ¾ Perusahaan mencari alternatif pembiayaan luar negeri, menggunakan sumber keuangan sendiri (self (self financing) financing) atau menerbitkan obligasi yang menjadi tantangan perbankan dalam meningkatkan kinerjanya. kinerjanya
Informasi sektor ekonomi & industri yang terbatas bagi sektor perbankan b k ¾ Kurang tersedianya infrastruktur perbankan – seperti ketersediaan informasi lengkap dan up to date terhadap sektor ekonomi dan industri yang prospektif & potensial.
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 33
Beberapa tantangan strategis
Tingkat kemudahan dalam investasi Indeks daya saing usaha Kinerja birokrasi Permasalahan lain di bidang investasi
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 34
Kemudahan dalam Investasi Kem udahan dalam Melakukan Inv estasi Variabel
Indonesia Malay sia PhilipinaSingapuraThailand Viet nam
Ease of Doing Business Starting Business Dealing With Lisence Employ ing Workers Registering Property Getting i Credit di Protecting Inv estors Pay ing Tax es T di A cross Borders Trading B d Enforcing Contracts Closing Business Sumber :
1 35 1 61 1 31 1 40 1 20 83 60 1 33 6 60 1 45 1 36
25 71 1 37 38 66 3 4 49 46 6 81 51
1 26 1 08 113 118 98 1 01 1 51 1 06 6 63 59 1 47
1 11 8 3 12 7 2 8 4 23 2
18 28 3 46 18 33 33 57 1 03 44 38
1 04 97 25 1 04 34 83 17 0 1 20 75 94 116
World Bank, Bank Doing Business in 2007
Secara rerata keseluruhan, posisi daya saing Indonesia dalam manajemen birokrasi investasi masih lebih rendah dibandingkan negara-negara negara negara ASEAN ASEAN. yakni 8% 8%. Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 35
Business Competitivenes Index ((BCI)) Business Com petitiv eness Index (BCI) Ranking Negara 2001 2002 2003 2004 2005 57 66 50 5 53 59 Indonesia Thailand 39 33 33 35 35 Singapura 10 10 6 12 6 V iietnam 64 61 56 78 77 Malay sia 37 25 24 23 23 India 38 37 37 31 31 China 49 39 46 48 54 Philipina 53 64 72 71 66 Sumber :
2006 35 37 11 82 20 27 64 72
WEF 2006
Indeks daya saing bisnis Indonesia mengalami perbaikan yang cukup signifikan sebagai b i modal d lb berharga h untuk k menarik ik iinvestasii asing. i Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 36
Level of Bureaucracy in Asia L ev el of Red T ape N Negara L ev ell Singapura 2,2 Hongkong 3,1 Japan 4,6 Korea Selatan 4,9 Taiwan 5 ,5 Thailand 5 ,6 Philipina 6 2 6,2 Malay sia 6,4 China 7 ,3 V ietnam 7 ,6 Indonesia 8,2 India 8 9 8,9 Sumber :
Revitalisasi birokrasi secara menyeluruh diperlukan untuk meningkatkan daya saing Indonesia. d i
Keterangan: 0=No Red Tape 10=High 10 High Levels of Red Tape
Worl Bank 2005
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 37
Permasalahan utama investasi di Indonesia Faktor permasalahan utama investasi di Indonesia Ineficient Government Bureaucracy y Inadequate Supply of Infrastructure Tax Regulation Corruption I d Inadequately t l Educated Ed t d W Workforce kf Policy Instability Restrictive Labour Regulation Tax Rates Access to Financing Foreign Currency Regulation Crime and Theft Inflation Poor Work Ethic in National Labour Force Government Instability/Coups
0 Sumber :
5
10
15
20
25
WEF 2006
Disamping revitalisasi birokrasi, perbaikan di semua aspek yang terkait dengan investasi juga harus diperbaiki. diperbaiki Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 38
Agenda peningkatan daya saing Terus meningkatkan kinerja makroekonomi, politik, legal dan sosial: sosial: - “Legal system reform reform”” - “Institutional and policy stability stability”” - Penyederhanaan birokrasi pemerintah (debirokratisasi) - “Social safety net net”” - Koordinasi struktur struktural al antara pemerintah (“public public””) & pengusaha (“private” private”) dalam perumusan kebijakan Meningkatkan atmosfer bisnis yang kondusif kondusif:: - Infrastructure - Skills - Special Econ Econo omics Zones (KEK) - Fast track organizations - Improvement for governance (e. (e.g. privatization) privatization) Meningkatkan daya tarik terhadap FDI Meningkatkan efektiv efektivitas pembangunan regional ASEAN - “Regional economic development agreements” menuju integrasi ekonomi ASEAN 2015 Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 39
Tahun 2008: Beberapa peluang Suku bunga acuan (BI Rate) akan bergerak lebih stabil, stabil memberi peluang bagi perbankan menyesuaikan suku bunga, terutama suku bunga pinjaman.
Sejumlah proyek skala besar atau infrastruktur (kelistrikan kelistrikan;; jalan tol; tol; telekomunikasi; perkebunan kelapa sawit, kakao, karet, migas; telekomunikasi; migas; dan bio bio--energi akan menjadi leading sectors. sectors.
Pemerintah akan all all--out mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai target sehingga kebijakankebijakan-kebijakan yang bersifat pemberian insentif atau stimulus untuk menggerakkan sektor riil dan investasi terbuka peluangnya untuk disediakan (misalnya tax incentive). incentive).
Beberapa produk primer baik pertambangan (migas, batubara, nikel, bauksit, emas)) maupun pertanian t i (CPO (CPO, cengkeh, k h kopi, k i lada) l d ) yang berorientasi b i t i ekspor k tetap akan menjadi penyumbang besar surplus sehingga berpeluang memperkuat cadangan devisa.
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 40
Tahun 2008: Beberapa tantangan Perlambatan ekonomi AS sebagai “pusat pusat keuangan dunia” dunia akibat krisis subprime mortgage dan lonjakan harga minyak berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi global.
Tingkat Ti k t permintaan i t ekspor k dari d i AS akan k menurun, sementara t it itu volume l beberapa komoditas primer di pasar internasional belum optimal di tengah tingginya harga, sehingga kalangan eksportir Indonesia kehilangan peluang yang b ik baik.
Masih tingginya harga minyak berpotensi mendorong kenaikan inflasi baik dari p inflation f maupun p cost p pust inflation f seiring g kenaikan harga g barang g sisi imported di dalam negeri. Hal ini disebabkan tingginya permintaan minyak dari “Chindia” (China & India) serta ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah. Di dalam negeri, pasokan minyak semakin terbatas karena tingkat konsumsi tumbuh lebih cepat.
Perkembangan pasar modal yang bagus bisa menjadi rival sekaligus “partner” bagi b i sektor kt perbankan. b k Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 41
Proyeksi ekonomi 200 2008 8 (Versi Pemerintah) Perekonomian Indonesia 2008 diperkirakan akan sedikit lebih baik dari 2007, di ditandai d i oleh l hb beberapa b iindikator dik makroekonomi k k i sbb.: bb
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Pertumbuhan ekonomi 6,4 6,4% (cf Revisi Pemerintah RI) Laju inflasi 6% plus minus 1% (5%(5%-7%) 7%);; versi pemerintah 6,5% 6 5% Pertumbuhan kredit 22%22%-26% Kurs Rp/Dolar AS berada di level ratarata-rata Rp 9.300 9.300--Rp 9.600. Lifting f minyak 960 ribu barel per hari (revisi asumsi APBN 2008) Harga minyak mentah dunia 83 dolar AS per barel (revisi asumsi APBN 2008) Ekspor mencapai 120120-130 miliar dolar AS; impor mencapai 7070-80 dolar AS Surplus neraca perdagangan mencapai 4040-50 miliar dolar AS Suku bunga moneter acuan atau BI Rate berada di level 7,5%7,5%-8,0% Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di level 2.8002.800-3.000 Cadangan devisa berada di kisaran 70 miliar dolar AS
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 42
Proyeksi ekonomi 2008 (Versi Tim Ekonomi BNI) Indikator
Proyeksi y BNI
Pertumbuhan ekonomi
6,2%-6,40%
Inflasi
6,5%-7,0%
BI rate/SBI 3 bulan
7,5%-8,0%
Kurs rupiah (per US$ 1)
Rp 9.300-9.600 9 300-9 600
Fed Fund rate (%) Harga minyak dunia (per barrel) Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
1,5%-2,5% US$ 85 - 95
Pertumbuhan ekonomi 2008 akan sedikit lebih baik daripada 2007, di kisaran 6, 6,2 26,4 6, 4%. Inflasi berpotensi naik menjadi 6,56,5-7,0% d dengan persoalan l tipikal i ik l masih ih akan k rutin i dialami, dan belum dapat diatasi secara signifikan: distribusi barang, infrastruktur lemah, birokrasi. BI rate akan tertahan di kisaran 7,57,5-8,0% kendati suku bunga internasional bergerak turun dipicu penurunan Fed Fund Rate. Rate. Fed Fund rate turununtuk menyelamatkan perekonomian AS dari ancaman resesi, meski hal itu akan berdampak inflationary inflationary.. Harga minyak dunia akan tetap tinggi, namun perlambatan ekonomi global diharapkan bisa mengoreksi harga, atau setidaknya mengeremnya. mengeremnya
Page 43
Terima kasih
Melayani Negeri, Kebanggaan Bangsa
Page 44