BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA 2012
LAPORAN KINERJA PER SEPTEMBER 2012
Kabinet Cinta, Cita dan Karya
Gelanggang Mahasiswa UGM Sayap Barat, Bulaksumur, Yogyakarta Telp. 0274-902581 Fax. 0274-566171 Situs : bemkm.ugm.ac.id
Grand Launching Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) 2012 I.
LATAR BELAKANG Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) ialah organisasi intrakampus. BEM KM UGM berdiri semenjak tahun 1991 dan merupakan transformasi dari SMPT. Organisasi ini mengalami perkembangan hingga menjadi pemerintahan mahasiswa, yang selanjutnya memiliki perangkat negara mahasiswa yang lengkap pada tahun 1998. Pada tahun 2012, BEM KM UGM memiliki Kabinet Cinta, Cita, dan Karya dengan Giovanni van Empel (FK UGM 2008) sebagai Presiden Mahasiswa. Sebagai organisasi mahasiswa, BEM KM UGM berupaya untuk melakukan perbaikan bagi Universitas Gadjah Mada dan Indonesia melalui berbagai gerakan. Hal ini digambarkan secara jelas dalam platform BEM KM UGM 2012. Gerakan mahasiswa sendiri telah berevolusi sehingga tidak lagi terpaku pada aksi turun ke jalan seperti pada masa sebelumnya. Salah satu sarana gerakan yang berkembang pada era kontemporer adalah media sosial. Oleh karena itu, Kabinet Cinta, Cita, dan Karya berusaha untuk memaksimalkan pemanfaatan media sosial guna menunjang dan menyempurnakan gerakan BEM KM UGM 2012.
II.
PROGRAM KERJA Nama kegiatan : Grand Launching Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) 2012 Waktu dan tempat pelaksanaan i. Waktu : 26 Mei 2012 ii. Tempat : Auditorium Fakultas Pertanian UGM Biaya yang diajukan : Rp 5.180.000 Tujuan : 1. Reorientasi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM); 2. Konsolidasi Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa dengan lembaga fakultas dan unit kegiatan mahasiswa di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Sasaran kegiatan dan jumlah peserta : Mahasiswa UGM
III.
PELAKSANAAN DAN EVALUASI Biaya yang digunakan : Rp 2.235.350 Hasil yang dicapai : 1. Informasi yang lebih detail mengenai BEM KM UGM 2012, mencakup kepengurusan dan program kerja; 2. Cara memaksimalkan penggunaan jejaring sosial sebagai sarana untuk menggerakkan massa dan berdialektika;
3. Pemahaman akan peluang dan tantangan dalam pemanfaatan media sosial; 4. Pengetahuan seputar bahasa dan gaya yang efektif di media sosial. Kendala : 1. Tempat pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan terpaksa diundur karena sulitnya menemukan tempat pelaksanaan. Beberapa target tempat, seperti Auditorium Fakultas Kedokteran, Auditorium Fakultas Kedokteran Gigi, Auditorium Fakultas Teknologi Pertanian, Auditorium Fakultas Pertanian, Auditorium Fakultas Ilmu Budaya dan Ruang Seminar Timur Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, telah diupayakan oleh seksi perlengkapan. Namun, karena berbagai macam alasan antara lain; telah dipakai dan libur karyawan, tempat-tempat tersebut tidak bisa dipinjam. Hal ini menghambat kinerja seksi-seksi lainnya, terutama seksi publikasi dan sekretaris. 2. Birokrasi Permasalahan lain yang dihadapi oleh seksi perlengkapan adalah birokrasi peminjaman tempat. Di salah satu fakultas, petugas enggan memberitahukan kapan ruangan dapat dipinjam dan meminta panitia untuk menghubungi wakil dekan terlebih dahulu. Sementara di fakultas lainnya, pihak fakultas meminta panitia membawa serta proposal kegiatan yang telah ditandatangani sebelum pada akhirnya memberikan izin. Hal ini cukup mempersulit panitia, terutama seksi perlengkapan, seksi acara, sekretaris dan ketua. 3. Koordinasi Dalam kepanitiaan, kendala yang sering kali muncul adalah permasalahan koordinasi. Ketua, sekretaris, bendahara, dan masing-masing koordinator agak kesulitan dalam berkoordinasi, termasuk antara koordinator dengan anggotanya. Namun demikian, hal tersebut dapat diselesaikan dengan baik. 4. Peserta Kendala yang muncul pada saat pelaksanaan kegiatan adalah peserta. Jumlah peserta yang terlibat jauh dibawah target. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh minimnya waktu untuk publikasi. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan : Dalam kegiatan ini, BEM KM 2012 telah memperkenalkan secara lebih mendalam kepengurusan dan program kerja yang dimiliki. Selanjutnya, BEM KM 2012 akan melaksanakan apa yang telah dirancang dan diperkenalkan pada khalayak ramai. Pergerakan akan dijalankan melalui berbagai macam cara dan media, termasuk media sosial. IV.
LAMPIRAN rincian pemasukan dan pengeluaran (terlampir)
Pelatihan dan Seminar Mahasiswa dan Siswa Anti Korupsi Indonesia I.
LATAR BELAKANG Korupsi yang dinilai sebagai extraordinary crime (kejahatan luar biasa) memang menjadi idiom yang populis untuk dibahas bangsa ini. Rentetan perjalanan pemberantasan korupsi bangsa ini sebenarnya sudah dimulai semenjak lahirnya Peraturan Penguasa Militer No. PRT/PM/06/1957 tentang Pemberantasan korupsi, Peraturan antikorupsi KSAD (Peperpu/C13/1958), dan KSAL (No. Prt/Z.I./1/7). Dengan ketiga peraturan tersebut, Indonesia didaulat sebagai negara pertama di Asia yang memiliki produk undang-undang pemberantasan korupsi. Tidak hanya itu saja, Indonesia menunjukan keseriusan dalam masalah pemberantasan korupsi yakni di era kabinet Djuanda (Orde Lama). Indonesia telah membentuk institusi pemberantasan korupsi yang disebut Panitia Retooling Aparatur Negara (Paran). Panitia tersebut dipimpin langsung oleh A.H. Nasution dan dibantu oleh dua orang anggota, yakni Profesor M. Yamin dan Roeslan Abdulgani. Pada zaman orde baru pun Soeharto tidak lengah dengan persoalan korupsi. Ia mengkritik pemerintahan orde lama dengan membentuk Tim Pemberantasan Korupsi (TPK) yang diketuai Jaksa Agung hingga pada akhirnya di tahun 2000, Komisi Pengawas Kekayaan Pejabat Negara (KPKPN) melebur bersama Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK) dan dibatalkannya Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (TGPTPK) dengan logika membenturkannya ke UU Nomor 31 Tahun 1999. Hal ini kemudian menguatkan posisi KPK sebagai institusi pemberantasan korupsi yang eksis hingga saat ini. Sejarah yang menceritakan proses Indonesia dalam memerangi korupsi memang terbilang luar biasa. Namun, kita sama-sama tahu bahwa aktor-aktor yang melahirkan dan membentuk institusi pemberantasan korupsi tersebut justru menjadi tersangka dalam beberapa kasus yang sempat dimunculkan oleh media. Lantas, dimana letak keseriusan pemberantasan korupsi di negeri ini? Siapa yang seharusnya bertanggung jawab atas hal ini?. Oleh karena itu, diperlukan suatu pemahaman dasar dan berkelanjutan dalam pemberantasan korupsi. BEM KM UGM mengawali gerakan ini dengan membentuk suatu hybrid student movement yang disebut Mahasiswa dan Siswa Anti Korupsi (Mahasaksi). Dalam gerakan ini, kami akan memasukan kurikulum yang mengakomodir kebutuhan siswa dan mahasiswa. Gerakan Mahasaksi merupakan sistem positif yang akan melawan sistem negatif, yaitu korupsi. Sehingga, dalam melawan tidak hanya menghabiskan pelaku di level elit saja tetapi juga perlu untuk melakukan doktrinasi positif sejak awal; dimulai dari level anak-anak, remaja, hingga dewasa sebagai salah satu unsur yang harus terpenuhi dalam Mahasaksi. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa seharusnya juga mampu menjawab keresahan bangsa yang terjebak pada persoalan korupsi klasik. Keberadaan Pancasila tidak lagi dikenang sebagai “dogma kabur” yang tak berperan secara strategis di bangsa ini. Pancasila harus berani menawarkan dirinya sebagai “dogma konstruktif” yang mampu mengejawantahkan nilai-nilai yang dikandungnya sebagai ruh pemberantasan korupsi di Indonesia.
II.
PROGRAM KERJA Nama kegiatan : Pelatihan dan Seminar Mahasiswa dan Siswa Anti Korupsi Indonesia Waktu dan tempat pelaksanaan i. Waktu : Minggu, 10 Juni 2012 ii. Tempat : Ruang T 102 Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM iii. Biaya yang diajukan : Rp 10.000.000 Tujuan : 1. Memperkenalkan Komunitas Mahasiswa dan Siswa Anti Korupsi (MAHASAKSI) Indonesia kepada publik. 2. Membangun wacana yang lebih luas mengenai peran pemberantasan korupsi dari sisi maskulin dan feminis. 3. Mendorong peran besar Pancasila sebagai ideologi bangsa dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Sasaran kegiatan dan jumlah peserta : Seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Organisasi Intra Sekolah (OSIS) di Indonesia.
III.
PELAKSANAAN DAN EVALUASI Biaya yang digunakan : Rp 3.223.100 Hasil yang dicapai : Pelatihan Mahasiswa dan Siswa Anti Korupsi menghasilkan para Duta Anti Korupsi yang nantinya kembali ke daerah masing-masing dan menyebarkan pemikiran antikorupsi di daerahnya. Selain itu, dalam pelatihan ini juga diikrarkan Deklarasi Mahasaksi yang menjadi komitmen bagi para peserta untuk terus memerangi korupsi sejak dini. Tak lupa acara launching MAHASAKSI ID yang diadakan pada akhir acara. Kendala : Kendala yang terjadi pada awal acara adalah pembicara pertama yang datang terlambat sehingga acara diundur hingga 30 menit. Kemudian mic yang disediakan juga beberapa kali mengalami gangguan pada waktu tertentu. Peserta yang tidak tertib waktu juga menyebabkan acara sedikit molor setelah ishoma. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan : Selanjutnya akan diadakan pertemuan antarduta sebagai bentuk kegiatan rutin dari komunitas ini, baik melalui dunia maya maupun dunia nyata. Seminar Nasional terkait program lanjutan juga akan diadakan LAMPIRAN rincian pemasukan dan pengeluaran (terlampir)
IV.
Sunatan Massal untuk Anak Kurang Mampu di Sekitar UGM I.
II.
LATAR BELAKANG Kesehatan menjadi aspek penting bagi kehidupan setiap orang. Dapat dikatakan, kita tidak dapat menjalankan aktivitas tanpa kondisi kesehatan yang baik. Oleh karena itu, kesehatan menjadi aspek penting dalam kehidupan. Terkait hal tersebut, salah satu hal yang berpengaruh adalah kesehatan anak laki- laki melalui proses khitan. Khitan atau biasa disebut dengan sunat adalah hal yang perlu dilakukan. Hal ini didukung oleh adanya penelitian Christchurch Health and Development Study yang melakukan penelitian atas responden laki-laki yang dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan status khitan sebelum usia 15 tahun dan kelompok yang mengalami infeksi menular melalui hubungan seks antara usia 18 hingga 25 tahun. Sebanyak 356 anak laki-laki yang tak dikhitan memiliki resiko 2,66 kali serangan infeksi menular melalui hubungan seks dibandingkan 154 anak laki-laki yang dikhitan. Hal ini disimpulkan oleh pemimpin peneliti, Dr. David M. Fergusson dan rekan dari Christchurch School of Medicine and Health Sciences. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa khitan merupakan hal yang harus dilakukan mengingat manfaatnya kepada manusia. Namun di sisi lain, masih banyak anak yang tidak mampu melaksanakan sunat karena terkendala pembiayaan. Melihat realitas tersebut, kami dari Kementrian Pengabdian Mayarakat BEM KM UGM 2012 ingin membantu dengan menjadi perantara anak-anak kurang mampu di sekitar UGM yang ingin melaksanakan khitan atau sunat. Dengan demikian anak-anak tersebut dapat merasakan manfaat dari khitan tanpa membebani orang tua mereka. Dalam rangka melaksanakan kegiatan sosial tersebut, kami menyelenggarakan sebuah kegiatan dengan tema “Sehat dengan Sunat”. Kegiatan ini telah dilangsungkan pada tanggal 8 Juli 2012. Dalam kegiatan ini, kami mengemas berbagai acara yang mencerdaskan dan sarat nilai filosofis berupa rangkaian acara yang sangat menarik. Kontribusi intelektual kami berikan melalui sunatan massal yang disertai dengan donor darah. Rangkaian acara tersebut akan memberikan kontribusi lebih bagi anakanak dan masyarakat pada umumnya. PROGRAM KERJA Nama Kegiatan : Sunatan Massal untuk Anak Kurang Mampu di Sekitar UGM Waktu dan Tempat Pelaksanaan i. Waktu : Minggu, 8 Juli 2012 ii. Tempat : SD Deresan Biaya yang diajukan : Rp. 3.000.000 Tujuan : Adapun beberapa tujuan pelaksanaan kegiatan sunatan massal yaitu : 1. Memberikan perhatian kepada anak-anak yang berasal dari keluarga kurang mampu yang berada di sekitar Universitas Gadjah Mada. 2. Mewujudkan cita dan karya yang ditujukan sebagai kontribusi nyata dalam rangka pengabdian kepada masyarakat.
3. Memberikan kesempatan bagi anak-anak yang kurang mampu untuk melaksanakan kewajibannya untuk melakukan sunat demi kesehatan mereka. 4. Sunatan massal ini diharapkan mampu menjadi langkah awal untuk melaksanakan program pengabdian masyarakat BEM KM 2012. 5. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya khitan. 6. Menginisiasi sebuah rangkaian acara yang dapat manfaat bagi civitas akademia UGM dan masyarakat umum 7. Memberikan kesatuan gerak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGM untuk bersama-sama memberikan kontribusi dalam ruang lingkup sosial Sasaran Kegiatan dan jumlah peserta : Anak kurang mampu di sekitar UGM dan mahasiswa, 43 orang III.
PELAKSANAAN DAN EVALUASI Biaya yang digunakan : Rp 4.079.775 Hasil yang dicapai : - Memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan fasilitas khitan secara gratis. Kegiatan tersebut telah diikuti oleh 7 anak dari wilayah sekitar UGM dan daerah Gunungkidul. Kegiatan tersebut telah diadakan pada 8 Juli 2012 di SDN Deresan pada pukul 08.00- 12.00. - Pelaksanaan donor darah diadakan pada tanggal 8 Juli 2012, pukul 08.00-12.00 di SD Deresan. Peserta mencapai 36 orang yang notabene berasal dari mahasiswa dan penduduk sekitarnya, sehingga terkumpul 26 kantong darah. - Kegiatan ini menjadi langkah konkret Pengabdian Masyarakat BEM KM 2012 kepada masyarakat. - Menumbuhkan rasa cinta dan peduli kepada para masyarakat pada umumnya, khususnya dalam hal kesehatan. Kendala : - Kendala pertama terletak pada ketidaktepatan waktu acara, hal ini dikarenakan peserta khitan telat datang pada saat acara seharusnya dimulai. - Kurangnya pemahaman warga mengenai informasi yang kami sampaikan sehingga menyebabkan peserta sunat dan donor darah kurang mencapai target. - Tidak semua panitia dapat hadir pada hari H. - Beberapa panitia datang terlambat datang ke lokasi kegiatan sehingga panitia kekurangan sumber daya. - Rundown acara diubah pada hari H, dan kurang adanya koordinasi tentang perubahan tersebut mengakibatkan acara kurang maksimal. - Kekurangan sumber daya manusia untuk mencari pendanaan dan kurang maksimalnya seksi dana dan usaha, sehingga dana yang didapat sangatlah minim. - Pelaksanaan kegiatan adalah hari libur panjang sehingga banyak peserta dan panitia yang tidak hadir. - Terkait dengan seksi publikasi, dekorasi, dan dokumentasi, jumlah personil sangat melimpah, namun yang bisa berkontribusi dari awal dan hadir saat kegiatan hanya 2 orang. Beruntung dalam penyebarannya dibantu oleh berbagai pihak, yakni seksi humas, ketua panitia, sekretaris, bendahara, tetangga rumah, pihak Masjid
Kampus, dan seluruh dosen pembimbing, serta berbagai pihak yang tiada mampu kami sebutkan satu per satu. Harapan kedepannya, jumlah personil seksi ini perlu menyesuaikan dengan konsep acara dan target yang ingin dicapai. - Terkait dengan bidang kehumasan, terdapat beberapa kendala yaitu: Kurangnya SDM sehingga agak sulit untuk mencari daerah/lokasi adik-adik yang ingin mengikuti sunatan massal dalam waktu yang cukup singkat. Untuk itu, perlu adanya jaringan yang luas sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sarana publikasi. Tidak adanya jobdesc humas yang jelas sehingga tidak terdapat koordinasi yang jelas dalam pelaksanaan tugasnya. - Penentuan lokasi yang strategis dan tanggal kegiatan seharusnya sedini mungkin sehingga publikasi kegiatan dapat segera dilakukan. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan : Diharapkan setelah kegiatan sunatan massal dan donor darah ini selesai, kami dapat melanjutkan acara ini secara rutin dalam jangka waktu tertentu.Tidak hanya dalam lingkungan kampus saja, tetapi kami juga akan melanjutkan kegiatan ini pada tingkat/lingkup yang lebih besar lagi. Mengingat pentingnya kesehatan bagi semua orang, kami pun akan berusaha memberikan fasilitas khitan dan donor darah kepada orang-orang yang lebih membutuhkan secara gratis agar mereka bisa hidup sehat tanpa harus memikirkan biaya yang harus dikeluarkan untuk dapat menikmati fasilitas tersebut. V.
LAMPIRAN rincian pemasukan dan pengeluaran (terlampir)
The 2nd International Conference of ASEAN Young Leaders I.
LATAR BELAKANG ASEAN merupakan organisasi regional di Asia Tenggara yang memiliki tingkat yang sama politik, ekonomi dan budaya (Departemen Luar Negeri Indonesia, dalam Piagam ASEAN). Negara-negara ASEAN termasuk diantaranya adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Thailand, Kamboja, Myanmar, dan Laos. Sebagai bagian dari agenda utama ASEAN untuk menciptakan Komunitas ASEAN 2015, mahasiswa dari beberapa negara yang tergabung dalam ASEAN Student Organization Network (ASONe) akan berkumpul kembali dalam International Conference of the ASEAN Young Leaders (ICAYL) pada Agustus 2012 di Universitas Thamassat, Thailand dengan tema “The reborn of student movement in ASEAN”. Pertemuan ini adalah follow up dari ICAYL tahun lalu di Universitas Gadjah Mada, Indonesia yang merupakan titik awal terbentuknya ASONe. ASONe merupakan pemikiran dari para mahasiswa lintas negara regional Asia Tenggara yang bergerak melalui jaringan-jaringan yang diperkuat setiap tahunnya
dengan tujuan untuk membantu mempercepat pembentukan ASEAN Community 2015. II.
PROGRAM KERJA Nama Kegiatan : The 2nd International Conference of ASEAN Young Leaders Waktu dan Tempat Pelaksanaan iii. Waktu : Minggu-Jumat, 5-10 Agustus 2012 iv. Tempat : Universitas Thammasat, Bangkok, Thailand Biaya yang diajukan : Rp. 26.087.000 Tujuan : Menciptakan forum bagi mahasiswa untuk merekatkan hubungan satu sama lain yang menjadi inti dari terbentuknya ASEAN Community 2015. Dengan diadakan pertemuan reguler setiap tahunnya, mahasiswa tingkat ASEAN ini dapat menciptakan atmosfer kekeluargaan antarmahasiswa tingkat ASEAN. Sasaran Kegiatan dan jumlah peserta : Badan Eksekutif Mahasiswa di ASEAN III. PELAKSANAAN DAN EVALUASI Biaya yang digunakan : Rp 2.559.000 Hasil yang dicapai : nd - Pada the 2 International Conference of ASEAN Young Leaders ini dihadiri oleh 7 delegasi student union dari beberapa universitas anggota negara ASEAN, yaitu : Indonesia, Thailand, Kamboja, Myanmar, Vietnam, Singapura, dan Malaysia. - Mendeklarasikan komitmen ASEAN Student Organization Network : Plan of Action to Promote “Student’s Roles toward ASEAN Community 2015” sebagai bentuk komitmen ASONe untuk ikut serta mensukseskan ASEAN Community 2015 - Membentuk jaringan antar pemuda ASEAN, khususnya di lini mahasiswa sebagai mata rantai warga ASEAN yang solid melalui pengenalan people to people. Membuka pandangan ASEAN secara lebih dekat melalui kebudayaankebudayaan yang dibawa oleh masing-masing delegasi, serta pertukaran ide, wawasan dan gagasan secara langsung dalam rangka pembangunan komunitas ASEAN yang solid. - Menciptakan dan menularkan sense of belonging sebagai kesatuan ASEAN. - Memberikan kesadaran tersendiri bahwa Indonesia sebagai Negara terbesar di ASEAN kurang memiliki antusiasme dalam menyambut ASEAN Community 2015, melihat antusiasme negara Thailand dalam menyelenggarakan berbaga kajian seputar ASEAN serta diskusi antarmahasiswa hingga tingkat mahasiswainstitusi untuk menyemarakkan dan menyongsong ASEAN Community 2015 yang tampak diselenggarakan di mana-mana. Oleh karena itu, BEM KM UGM melihat hal ini sebagai urgensi civitas akademika UGM untuk ditularkan wawasan,pengetahuan serta memperbaiki lack of sense of belonging bahwa kita warga ASEAN yang akan menyongsong Komunitas ASEAN 2015. Kendala :
BEM KM UGM sebagai koordinator ASEAN Student Organization Network mengalami kendala terutama kurangnya dukungan dari Universitas dalam pendanaan. Dengan keterbatasan dana yang ada BEM KM UGM hanya dapat mengirimkan 1 dari 3 delegasi yang diajukan dalam proposal, dikarenakan : - Invitation Letter dari pihak penyelenggara diterima baru sekitar 2 minggu sebelum acara. Sehingga pembuatan proposal tergolong tergesa-gesa dikarenakan jarak acara yang hanya 2 minggu semenjak invitation letter diterima. - Birokrasi yang dihadapi dalam mengurus proposal, terutama ketika proposal membutuhkan persetujuan kedua Pembina KM, yang pada saat itu salah satu Pembina KM sedang ada tugas di luar negeri tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya sehingga harus menunggu Pembina KM pulang kembali ke UGM, yang pada saat itu kembali sekitar 1 minggu sebelum acara. - Adanya SOP baru yang diajukan oleh Pembina KM dalam ketentuan pengajuan proposal kepada Pembina KM bersamaan dengan pengajuan proposal The 2nd International Conference of ASEAN Young Leaders sehingga menyebabkan proses pengajuan proposal yang memakan waktu lama. - Kendala birokrasi yang panitia hadapi berakibat pada tidak adanya pemasukan selain dari Dirmawa namun ternyata dana yang di terima dari Dirmawa sangat kecil mengingat pentingnya kehadiran koordinator ASONe, dalam hal ini BEM KM UGM, yang sangat diharapkan kedatangannya hanya dapat mengirimkan satu delegasi saja. Rencana Tindak Lanjut Kegiatan : Sebagai tindak lanjut konferensi yang diadakan di Thailand, akan dilaksanakan the 3rd International Conference of ASEAN Young Leaders di Kamboja. Fokus konferensi berikutnya dititikberatkan kepada social movement ASONe selanjutnya sehingga student movement akan menorehkan peran tersendiri terciptanya ASEAN Community yang solid. Sangat diharapkan dukungan dari universitas untuk ikut serta membantu terselenggaranya konferensi selanjutnya melalui pengirimian delegasi yang lebih banyak. Karena dengan adanya konferensi ini merupakan kesempatan emas UGM untuk berpartisipasi dalam kancah internasional terutama di kawasan regional ASEAN yang sebentar lagi menjadi pintu gerbang pergaulan ASEAN yang lebih luas ketika ASEAN Community 2015. Hal ini kemudian menjadikan ASEAN tidak dibatasi oleh batas-batas territorial saja namun terjalinnya kerjasama lintas batas Negara. Oleh karena itu sebagai sebuah komunitas internasional yang solid dibutuhkan partisipasi negara-negara ASEAN secara kolektif maupun negara-negara ASEAN itu sendiri. VI.
LAMPIRAN rincian pemasukan dan pengeluaran (terlampir)
Kegiatan On Progress: 1. Pembuatan Website, Buletin, dan Wallpost Perisai Badan Eksekutif Mahasiswa KM UGM 2. Komite Mahasiswa untuk Kedaulatan Energi Nasional 3. PALAPA 4. PPB #6