BAB VIII AKSES DAN KONTROL RMKL DAN RMKP TERHADAP P2KP
Dengan mempertimbangkan bahwa pelaksanaan P2KP harus dilandasi oleh nilai kesetaraan gender, maka untuk mengetahui keberhasilan P2KP dilihat tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP pada masing-masing komponen P2KP. Komponen tersebut terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap perencanaan dan tahap pelaksanaan. Pada tahap perencanaan terdiri terdiri dari tiga jenis kegiatan, yaitu: rembug warga untuk sosialisasi P2KP, penyusunan PJM Pronangkis, dan pembentukan KSM. Sedangkan pada tahap pelaksanaan, terdiri dari kegiatan perbaikan rumah tidak layak huni, perbaikan dan pembangunan sarana dan prasarana fasilitas umum, bantuan sosial berupa kegiatan santunan kepada jompo dan yatim piatu, bantuan pinjaman kredit mikro, dan pelatihan dan pengembangan SDM. Untuk mengetahui tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP pada setiap komponen kegiatan P2KP tersebut diperoleh data dari 30 rumahtangga contoh yang mendapatkan bantuan dari P2KP. Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas lebih mendalam mengenai tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP pada dana BLM untuk pemugaran rumah, perbaikan fasilitas umum dan bantuan sosial, tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap dana bantuan pinjaman kredit ekonomi mikro, dan tingkat akses RMKL dan RMKP pada pengembalian dana bantuan pinjaman kredit mikro.
77
8.1.
Tingkat Akses RMKL dan RMKP Terhadap Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Sebagai salah satu tujuan dari P2KP, kegiatan pemugaran rumah,
perbaikan fasilitas umum dan bantuan sosial menjadi menjadi indikator penting untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan P2KP. Untuk mengetahui sejauh mana kegiatan-kegiatan tersebut telah berhasil dilaksanakan dapat dilihat dari tingkat akses RMKL dan RMKP pada masing-masing komponen kegiatan tersebut. Tingkat akses RMKL dan RMKP terhadap dana BLM untuk pemugaran rumah, perbaikan fasilitas umum dan bantuan sosial tersebut dilihat dari jumlah bantuan yang diterima oleh masing-masing RMKL dan RMKP. Apabila RMKL atau RMKP menerima tiga jenis bantuan fisik seluruhnya, maka aksesnya tergolong tinggi. Jika menerima satu hingga dua jenis bantuan fisik tergolong sedang, dan jika tdak menerima satupun jenis bantuan fisik maka tergolong rendah aksesnya. Berikut data mengenai jenis bantuan fisik yang diterima oleh RMKL dan RMKP. Tabel 19. Tingkat Akses RMKL dan RMKP terhadap Dana Bantuan Fisik menurut Jumlah Jenis Bantuan Fisik yang Diterima (dalam persen) Jenis Bantuan Rendah (tidak mendapatkan bantuan) Sedang (1 atau 2 jenis bantuan) Tinggi (3 jenis bantuan) Total (rumahtangga) Total (%)
RMKL 4,35 95,65 0 23 100
RMKP 14,29 85,71 0 7 100
Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007
Dari Tabel 19 diketahui bahwa tingkat akses RMKL dan RMKP terhadap dana bantuan fisik tergolong sedang. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan
78
persentase jumlah bantuan fisik yang diterima antara RMKL dan RMKP berkisar hanya satu hingga dua jenis bantuan fisik saja yang diterima. Bila membandingkan jumlah bantuan fisik yang diterima oleh RMKL dan RMKP, maka terlihat persentase yang tidak jauh berbeda antara jumlah bantuan fisik yang diterima oleh RMKL dan RMKP tersebut. Kurang lebih sebesar 90 persen RMKL yang menerima bantuan fisik, mendapatkan satu jenis bantuan fisik saja, yaitu perbaikan sarana dan prasarana fasilitas umum berupa perbaikan jalan setapak. Sedangkan pada RMKP sebesar kurang lebih 80 persen yang menerima bantuan fisik yang sama seperti pada RMKL, yaitu hanya menerima satu jenis bantuan fisik saja.
8.2.
Tingkat Kontrol RMKL dan RMKP Terhadap Dana BLM untuk Pemugaran Rumah, Perbaikan Fasilitas Umum dan Bantuan Sosial Tingkat kontrol RMKL dan RMKP terhadap dana bantuan fisik
ditentukan dari pola pengambilan keputusan atas bantuan fisik yang diperoleh. Pola pengambilan keputusan tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) pola pengambilan keputusan yang hanya dilakukan oleh suami sendiri atau istri sendiri, (2) pola pengambilan keputusan suami dan istri tapi suami dominan atau suami dan istri tapi istri dominan, dan (3) pola pengambilan keputusan suami dan istri setara. Berdasarkan Tabel 20 diketahui bahwa secara keseluruhan pada RMKL pola pengambilan keputusannya cenderung bervariatif. Hal tersebut terlihat dari jumlah persentase yang hampir sama pada masing-masing pola pengambilan keputusan. Pola pengambilan keputusan yang diambil oleh suami atau istri sendiri adalah sebesar 30,4 persen, pola pengambilan keputusan oleh suami dan istri tapi
79
istri atau suami dominan dan pada pola pengambilan keputusan suami dan istri setara memiliki persentase sebesar 34,8 persen. Pada beberapa RMKL ditemukan bahwa meskipun para suami yang mengaku sebagai pencari nafkah utama ternyata pada proses produksi seluruhnya dilakukan oleh istri, sedangkan suami hanya bertugas untuk menjualnya saja. Hal ini berlaku pada mereka yang berprofesi sebagai pedagang. Tabel 20. Pola Pengambilan Keputusan RMKL dan RMKP terhadap Dana Bantuan Fisik (dalam persen) Pola Pengambilan Keputusan Rendah (suami/istri sendiri) Sedang (suami+istri, istri/suami dominan) Tinggi (suami-istri setara) Total (rumahtangga) Total (%)
RMKL 30,4 34,8 34,8 23 100
RMKP 71,4 28,6 0 7 100
Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007
Perbedaan yang signifikan pada pola pengambilan keputusan terlihat pada RMKP. Dimana jumlah terbesar pada pola pengambilan keputusannya ada pada pola suami atau istri sendiri, yaitu sebesar 71,4 persen, dan sisanya sebesar 28,6 persen adalah pola pengambilan keputusan yang dibuat oleh suami dan istri tetapi terdapat suami atau istri yang dominan. Hal ini diduga karena sebagian besar pada RMKP adalah mereka yang telah berstatus sebagai janda.
8.3.
Tingkat Akses RMKL dan RMKP terhadap Dana Bantuan Pinjaman Kredit Mikro Tingkat akses RMKL dan RMKP pada bantuan pinjaman kredit mikro
ditentukan dari jumlah rupiah bantuan yang diterima. Terdapat ketentuan maksimal besarnya jumlah pinjaman kredit pertama bagi setiap penerima bantuan
80
tersebut, yaitu sebesar Rp.500.000,00, sedangkan batas maksimal pinjaman untuk tahap berikutnya adalah sebesar Rp.2.000.000,00. Tingkat akses RMKL dan RMKP pada bantuan pinjaman kredit tersebut dikategorikan menjadi tiga, yaitu: (a) rendah, jika jumlahnya lebih rendah dari rata-rata ketentuan P2KP (
Rp.500.000,00). Berikut perincian mengenai jumlah bantuan kredit yang diterima oleh RMKL dan RMKP. Tabel 21. Tingkat Akses RMKL dan RMKP terhadap Dana Bantuan Pinjaman Kredit Mikro (dalam persen) Jumlah Pinjaman (Rupiah) Rendah (<500 000) Sedang (500 000) Tinggi (>500 000) Total (rumahtangga) Total (%)
RMKL 78,3 17,4 4,3 23 100
RMKP 57,1 42,9 0 7 100
Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007
Dari Tabel 21 diketahui, dengan membandingkan antara jumlah rupiah bantuan pinjaman kredit yang diterima oleh RMKL dan RMKP, hanya pada RMKL saja yang menerima bantuan pinjaman >Rp.500.000,00 yaitu sebesar 4,3 persen dari total keseluruhan RMKL penerima bantuan pinjaman. Bila membandingkan jumlah penerima bantuan kredit yang diperoleh RMKL dan RMKP pada jumlah bantuan pinjaman kredit sebesar Rp.500.000,00 diketahui dengan persentase masing-masing sebesar 17,4 persen pada RMKL dan sebesar 42,9 persen pada RMKP menerima bantuan sejumlah itu. Kemudian sebesar 78,3 persen RMKL dan 57,1 persen RMKP memperoleh bantuan
81
pinjaman kredit
8.4.
Tingkat Kontrol RMKL dan RMKP Terhadap Dana Bantuan Pinjaman Kredit Mikro Tingkat akses RMKL dan RMKP terhadap dana bantuan pinjaman kredit
telah diketahui dari penjelasan sebelumnya, selanjutnya untuk melengkapi analisis mengenai keberhasilan P2KP berdasarkan pada kesetaraan gender, akan dilihat tingkat kontrol RMKL dan RMKP terhadap bantuan pinjaman kredit tersebut. Seperti pada tingkat kontrol RMKL dan RMKP pada dana bantuan fisik, untuk mengetahui tingkat kontrol RMKL dan RMKP pada bantuan pinjaman kredit juga akan ditentukan dari pola pengambilan keputusan RMKL dan RMKP dalam penentuan alokasi dana bantuan pinjaman kredit yang akan digunakan. Dibedakan ke dalam pengambilan keputusan: (a) rendah, jika hanya suami sendiri atau istri sendiri, (b) sedang, jika pola pengambilan keputusannya suami dan istri tapi suami dominan atau suami dan istri tapi istri dominan, serta (c) tinggi, jika suami dan istri setara. Tabel 22. Pola Pengambilan Keputusan RMKL dan RMKP terhadap Dana Bantuan Pinjaman Kredit Mikro (dalam persen) Pola Pengambilan Keputusan Rendah (suami/istri sendiri) Sedang (suami+istri, istri/suami dominan) Tinggi (suami-istri setara) Total (%) Total (rumahtangga) Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007
RMKL 13,1 39,1 47,8 100 23
RMKP 14,3 85,7 0 100 7
82
Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa pola pengambilan keputusan terhadap dana bantuan pinjaman kredit pada RMKL memiliki tingkat kesetaraan yang paling tinggi, dimana jumlah pola pengambilan keputusan tertinggi ada pada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami dan istri secara bersama (setara) dengan persentase sebesar 47,8 persen. Kemudian sebesar 13,1 persen memiliki pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami atau istri sendiri tanpa melibatkan pasangannya, dan sisanya sebesar 39,1 persen memutuskan secara bersama-sama, namun ada satu pihak yang dominan. Pada RMKP, pola pengambilan keputusan terbanyak terdapat pada pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami dan istri tetapi istri atau suami dominan dengan persentase sebesar 85,7 persen. Kemudian sebesar 14,3 persen RMKP mengambil keputusannya secara sendiri, istri atau suami saja yang memutuskan. Pada RMKP tidak ditemukan adanya pola pengambilan keputusan yang dilakukan secara setara antara suami dan istri. Hal ini diduga karena hampir pada sebagian besar RMKP adalah mereka yang berstatus janda, sehingga dalam pengambilan keputusan, para istri memutuskannya sendiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kontrol atau pengambilan keputusan yang lebih setara terhadap dana bantuan pinjaman ada pada RMKL.
8.5.
Tingkat Akses RMKL dan RMKP pada Pengembalian Dana Bantuan Pinjaman Kredit Mikro Ketaatan RMKL dan RMKP dalam mengembalikan dana bantuan
pinjaman kredit, akan menentukan tingkat akses RMKL dan RMKP terhadap pengembalian dana bantuan pinjaman kredit tersebut.
83
Berdasarkan kesepakatan bersama, bantuan pinjaman kredit dapat dikembalikan dengan cara diangsur setiap bulannya hingga 10 kali angsuran. Sehingga total waktu pengembaliannya seluruhnya adalah 10 bulan. Kemudian besarnya pinjaman kredit tersebut dikenakan biaya administrasi sebesar 1,5 persen per angsuran/bulan. Kedua hal itu tentu saja meringankan beban para penerima pinjaman kredit tersebut, karena biasanya apabila mereka mendapatkan pinjaman kredit dari rentenir bunganya mencapai 20 persen hingga 30 persen per bulannya. Selain itu mereka yang terlambat membayar angsuran tiap bulannya tidak dikenakan sanksi apapun. Pengukuran tingkat akses RMKL dan RMKP terhadap pengembalian dana bantuan pinjaman kredit sesuai kesepakatan tersebut, dikategorikan menjadi tiga, yaitu: (a) rendah, jika di bawah 50 persen dari jumlah angsuran, (b) sedang, jika 50 persen hingga 80 persen dari total seluruh angsuran, dan (c) tinggi, jika memenuhi 80 persen atau lebih pengembalian angsuran. Berikut data mengenai pengembalian dana bantuan pinjaman kredit pada RMKL dan RMKP. Tabel 23. Tingkat Akses RMKL dan RMKP pada Pengembalian Dana Pinjaman Kredit Mikro menurut Jumlah Pengembalian Dana (dalam persen) Pengembalian Dana Rendah (<50%) Sedang (50%-80%) Tinggi (>80%) Total (%) Total (rumahtangga)
RMKL 4,4 47,8 47,8 100 23
RMKP 28,6 28,6 42,8 100 7
Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007
Bila membandingkan jumlah pengembalian dana pinjaman kredit antara RMKL dan RMKP, maka terlihat bahwa jumlah terbesar yang tidak mengembalikan dana bantuan pinjaman kredit lebih dari 50 persen dari total
84
bantuan pinjaman kredit yang diberikan ada pada RMKP dengan persentase sebesar 28,6 persen dari total keseluruhan RMKP yang mengembalikan dana. Kemudian diantara 42,8 persen RMKP ada yang telah melunasi pinjaman kredit tersebut, dan ada juga yang belum melunasinya secara keseluruhan namun telah mengembalikannya >80 persen dari total keseluruhan pinjaman. Dan sisanya sebesar 28,6 persen RMKP atau dengan persentase yang sama dengan jumlah RMKP yang belum melunasi sisa bantuan >50 persen dari total keseluruhan, telah melunasi angsuran bantuan pinjaman tersebut sejumlah 50 persen hingga 80 persen dari total keseluruhan pinjaman. Sedangkan pada RMKL, dengan persentase yang sama yaitu sebesar 47,8 persen telah melunasi sebesar 50 persen hingga 80 persen dari total pinjaman seluruhnya, bahkan ada juga yang telah melunasinya.
8.6.
Tingkat Kontrol RMKL dan RMKP pada Pengembalian Dana Bantuan Pinjaman Kredit Mikro Tingkat kontrol RMKL dan RMKP pada pengembalian dana bantuan
pinjaman kredit mikro, seperti pada tingkat kontrol RMKL dan RMKP pada dana BLM untuk bantuan fisik dan bantuan pinjaman kredit, dilihat dari pola pengambilan keputusan RMKL dan RMKP dalam menentukan jumlah dana pinjaman kredit yang akan dikembalikan (pengembalian angsuran). Pola pengambilan keputusan tersebut dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) rendah, jika hanya suami sendiri atau istri sendiri, (b) sedang, jika pola pengambilan keputusannya suami dan istri tapi suami dominan atau suami dan istri tapi istri dominan, serta (c) tinggi, jika suami dan istri setara. Berdasarkan kriteria tersebut
85
diketahui pola pengambilan keputusan pada RMKL dan RMKP terhadap pengembalian dana bantuan pinjaman kredit seperti yang terdapat pada Tabel 24. Tabel 24. Tingkat Kontrol RMKL dan RMKP pada Pengembalian Dana Bantuan Pinjaman Kredit Mikro (dalam persen) Pola Pengambilan Keputusan Rendah (suami/istri sendiri) Sedang (suami+istri, istri/suami dominan) Tinggi (suami-istri setara) Total (%) Total (rumahtangga)
RMKL 17,39 30,43 52,17 100,00 23
RMKP 42,86 42,86 14,29 100,00 7
Sumber: Dikumpulkan oleh penulis dari survei Tahun 2007
Dilihat dari jenis kelamin kepala rumahtangganya, pola pengambilan keputusan pada RMKL tergolong tinggi. Sedangkan pada RMKP pola pengambilan keputusan tergolong rendah cenderung sedang, dimana jumlah antara persentase pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami atau istri secara sendiri dan pola pengambilan keputusan yang dilakukan suami dan istri secara bersama namun terdapat istri atau suami yang dominan adalah sama besarnya. Pada pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh RMKL dan RMKP terhadap pengembalian pinjaman kredit tersebut, erat kaitannya dengan pendapatan dan alokasi pengeluaran pada masing-masing rumahtangga. Oleh sebab itu pola pengambilan keputusan pada RMKL adalah tinggi, dimana suami dan istri membuat keputusan secara bersama pada saat pengembalian dana pinjaman kredit setiap bulannya. Sedangkan pada RMKP, pola pengambilan keputusannya cenderung rendah, karena seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa hampir sebagian besar pada RMKL adalah mereka yang berstatus janda. Meskipun pada RMKP ditemui mereka yang masih berstatus suami istri, namun
86
karena pencari nafkah utamanya adalah istri maka pada pengambilan keputusan tersebut meskipun dilakukan secara bersama tetapi istri memiliki posisi yang dominan.
8.7.
Ikhtisar Pengukuran terhadap tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP pada
P2KP akan mengetahui sejauh mana keberhasilan P2KP dengan menggunakan prinsip kesetaraan gender (gender dalam P2KP). Tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP terhadap P2KP yang diduga dipengaruhi oleh faktor input terkontrol dari P2KP (stimulan P2KP dan pengelolaan), karakteristik individu dan rumahtangga, juga oleh faktor lingkungan (pengawasan dan dukungan dari aparat pemerintah desa, kecamatan serta LSM), dilihat dari tingkat akses dan kontrol RMKL dan RMKP pada masing-masing komponen kegiatan P2KP tersebut. Tingkat akses RMKL dan RMKP terhadap dana BLM untuk bantuan fisik dilihat dari jumlah bantuan yang diterima oleh P2KP, dikategorikan: (a) rendah, jika RMKL/RMKP tidak menerima sama sekali bantuan fisik, (b) sedang, jika RMKL/RMKP menerima satu atau dua jenis bantuan fisik, dan (c) tinggi, jika RMKL/RMKP menerima semua atau tiga jenis bantuan fisik. Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa akses RMKL dan RMKP terhadap dana BLM untuk bantuan fisik tergolong sedang, dimana jumlah bantuan fisik yang diterima oleh RMKL dan RMKP hanya berkisar menerima satu jenis bantuan fisik saja, yaitu perbaikan sarana dan prasaran fasilitas umum berupa perbaikan jalan setapak. Sedangkan kontrol RMKL dan RMKP terhadap dana BLM untuk bantuan fisik yang dilihat dari pola pengambilan keputusan dalam menentukan bantuan fisik yang akan diperoleh cenderung bervariasi dimana pada pola
87
pengambilan keputusan pada RMKL cenderung sedang ke tinggi karena persentase antara pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami dan istri namun ada satu pihak yang dominan dan pada pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami dan istri secara setara adalah sama, dan kontrol pada RMKP terhadap bantuan fisik tergolong rendah dimana persentase pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh suami atau istri saja cenderung tinggi. Hal tersebut diduga berkaitan dengan status kepala rumahtangga pada RMKP yang kebanyakan berstatus sebagai janda. Pada tingkat akses terhadap bantuan pinjaman kredit, baik pada RMKL dan RMKP tergolong rendah. Hampir sebagian besar dari RMKL dan RMKP yang
menerima
bantuan
pinjaman
kredit
hanya
menerima
bantuan
80 persen dari seluruh total pinjaman menunjukkan angka yang tinggi. Seperti pada kontrol terhadap bantuan dana BLM untuk bantuan fisik dan bantuan pinjaman kredit, kontrol terhadap pengembalian dana pinjaman kredit tersebut juga memiliki persentase yang hampir sama baik pada RMKL dan RMKP dengan kedua komponen tersebut.