BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Munculnya industri kreatif batik sebagai salah satu kegiatan ekonomi baru di Desa Ngasem saat ini bukanlah fenomena yang muncul begitu saja. Kegiatan ekonomi baru yang lahir di lingkungan yang tidak memiliki warisan budaya membatik ataupun tradisi memproduksi batik kini menjadi salah satu daerah di Kabupaten Bojonegoro yang mampu memproduksi batik khas Bojonegoro dalam jumlah yang tidak sedikit. Industri kreatif yang lahir sebagai hasil program pengembangan ekonomi kreatif yang dirintis oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dan LSM Ademos, saat ini mampu membawa perubahan dan cara pandang masyarakat
terhadap
kegiatan
ekonomi
yang
selama
ini
hanya
mengandalkan hasil alam dan pertanian. Terkait fokus permasalahan yang menjadi tujuan penelitian mengenai industri kreatif batik di Desa Ngasem untuk melihat respon masyarakat terhadap proses penyusunan program, implementasi program, dan evaluasi program. Maka berdasarkan hasil analisis dan temuan dilapangan maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan. 1. Respon masyarakat terhadap proses penyusunan program yang dilakukan oleh pemerintah:
85
Masyarakat memberikan respon bahwa, keterlibatan mereka (masyarakat/pengrajin batik Desa Ngasem) dalam proses penyusunan program industri kreatif batik yang dilakukan oleh pemerintah sampai saat ini tidak pernah terjadi. Masyarakat menilai bahwa antara masyarakat dengan pemerintah terdapat sekat pemisah, pemerintah dianggap sebagai “pemilik” program sedangkan masyarakat hanya sebatas “pelaksana” program. Adapun mereka bisa mengikuti dan terpilih menjadi peserta program industri kreatif batik yang diprakarsai oleh pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dekranasda itu terjadi karena mereka mendapatkan surat undangan yang pada intinya
mengundang mereka
untuk mengikuti
program
pelatihan membatik tanpa ada program sosialisasi terlebih dahulu sebelumnya. 2. Respon masyarakat terhadap proses penyusunan program yang dilakukan oleh lembaga swadaya masayarakat: Masyarakat memberikan respon bahwa, keterlibatan mereka (masyarakat/pengrajin batik Desa Ngasem) dalam proses penyusunan program yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat
sampai
saat
ini
terjadi
secara
sederhana.
Masyarakat menilai bahwa lembaga swadaya masyarakat (Ademos) menjalankan fungsi pelibatan masyarakat dalam
86
perumusan
program
dengan
memahami
segala
kondisi
masyarakat (kharakter). Ademos dianggap mampu mendengar kebutuhan masyarakat meskipun disampaikan dalam kalimatkalimat yang “tidak” jelas apabila disampaikan dalam sebuah forum. Kemauan dan kemampuan Ademos untuk mau mendengar
tentang
masukan-masukan
dari
masyarakat
dianggap sebagai bentuk pelibatan kepemilikan program antara Ademos sebagai penyelenggara program sedangkan masyarakat sebagai pelaksana program. 3. Respon masyarakat terhadap proses implementasi program yang dilakukan oleh pemerintah: Dalam implementasi program, masyarakat (pengrajin batik) memberikan respon bahwa implementasi program yang dilakukan oleh pemerintah dilaksanakan dengan terlalu formal dan ekslusif. Kondisi demikian menyebabkan kurang cairnya hubungan antara pemerintah dan pengrajin. Masyarakat menilai bahwa, kurang cairnya hubungan antara pemerintah dengan mereka menyebabkan keengganan dari masyarakat untuk mengutarakan keluh kesah mereka dilapangan. 4. Respon masyarakat terhadap proses implementasi program yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat:
87
Dalam implementasi program, masyarakat (pengrajin batik) memberikan respon bahwa
implementasi program yang
dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (Ademos) seringkali kurang tertata dengan rapi. Namun masyarakat menilai bahwa kekurangan tersebut bukan menjadi penghambat proses implementasi program, dan mau memakluminya. Kondisi demikian sebagai akibat dari hubungan antara Ademos dengan pengrajin terjalin secara emosional. 5. Respon masyarakat terhadap proses evaluasi program yang dilakukan oleh pemerintah: Terhadap proses evaluasi program yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat (pengrajin batik) memberikan respon bahwa tidak pernah ada evaluasi program yang dilakukan oleh pihak pemerintah paska pelaksanaan program selesai. Ketidak adaanya forum evaluasi program ini yang dinilai membuat masyarakat
menjadi
kebingungan
paska
mereka
merampungkan program pelatihan. 6. Respon masyarakat terhadap proses evaluasi program yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat: Terhadap proses evaluasi program yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (Ademos), masyarakat (pengrajin batik) memberikan respon bahwa kegiatan evaluasi yang
88
dilakukan oleh Ademos bersifat solutif. Hal itu dikarenakan oleh, tiap-tiap hasil evaluasi yang yang dihasilkan dari proses evaluasi bersama sesegara mungkin dilakukan oleh Ademos. Dengan demikian tiap permasalahan yang muncul diantara pengrajin
batik
sesegera
mungkin
dapat
terpecahkan
berdasarkan hasil evaluasi program.
B. Saran Industri kreatif batik yang kini tumbuh dan berkembang di Desa Ngasem telah mampu menjadi salah satu sumber pendapatan ekonomi baru bagi pelaku industri kreatif batik didalamnya. Sebuah industri kreatif yang hadir sebagai hasil pembuatan program oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyrakat ini sudah sepatutnya mendapatkan perhatian. Mengingat dampak yang ditimbulkan dari industri kreatif ini tidak hanya dinimati oleh pengrajin batiknya saja, namun juga bagi masyarakat disekitarnya. Penerapan program industri kreatif batik yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat (Ademos) kepada masyarakat Desa Ngasem mendapatkan respon yang baik dari pelaku industri kreatif batik didalamnya. Berbeda halnya dengan penerapan program yang dilakukan oleh pemerintah yang mendapatkan respon yang terlalu kaku dan ekslusif oleh masyarakat.
89
Kelebihan penerapan program yang dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat Ademos terletak pada kemampuannya dalam memahami karakter masyarakat yang menjadi sasaran program. Sedang pihak pemerintah memiliki kelebihan dalam bidang penguasaan wilayah. Kolaborasi antara kedua belah pihak tersebut yang diharapkan nantinya akan dapat terwujud. Kemampuan membaca kharakteristik masyarakat yang akan dijadikan sasaran program, dipadu dengan dukungan penuh dari pemegang kekuasaan tentunya akan menghasilkan sebuah program yang lebih tepat sasaran dan tepat penangannya.
90