BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
6.1 Data Hasil Penelitian Uji
perbandingan
antara
keempat
kelompok
sebelum
perlakuan
menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok kontrol adalah 184,00±7,15, rerata kelompok Captopril Oral 0,25 mg adalah 187,62±7,33, rerata kelompok ekstrak mengkudu 500 mg/kg BB adalah 179,50±7,54, dan rerata kelompok ekstrak mengkudu 1000 mg/kg BB adalah 186,50±10,61. Uji perbandingan antara keempat kelompok dengan One Way Anova
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tekanan darah sistolik
(p>0,05). Demikian juga untuk tekanan darah diastolik sebelum perlakuan didapatkan rerata tekanan darah diastolik kelompok kontrol adalah 154,75±7,50, rerata kelompok Captopril Oral 0,25 mg adalah 163,00±9,01, rerata kelompok ekstrak mengkudu 500 mg/kg BB adalah 156,12±5,33, dan rerata kelompok ekstrak mengkudu 1000 mg/kg BB adalah 159,75±8,12. Uji perbandingan antara keempat kelompok dengan One Way Anova juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tekanan darah diastolik (p>0,05) Selanjutnya uji perbandingan antara keempat kelompok sesudah perlakuan juga menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok kontrol adalah 178,62±8,37, rerata kelompok Captopril Oral 0,25 mg adalah 125,38±8,42, rerata kelompok ekstrak mengkudu 500 mg/kg BB adalah
47
48
157,38±5,21, dan rerata kelompok ekstrak mengkudu 1000 mg/kg BB adalah 138,50±10,27. Demikian juga tekanan darah diastolik didapatkan bahwa rerata tekanan darah diastolik kelompok kontrol adalah 150,62±7,58, rerata kelompok Captopril Oral 0,25 mg adalah 105,12±9,33, rerata kelompok ekstrak mengkudu 500 mg/kg BB adalah 137,12±6,42, dan rerata kelompok ekstrak mengkudu 1000 mg/kg BB adalah 122,25±9,98. Uji perbandingan antara keempat kelompok dengan One Way Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sistolik dan diastolik secara bermakna (p<0,05). Lebih lanjut juga didapatkan bahwa terdapat perbedaan secara bermakna antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan 1 (P1),
kelompok perlakuan 2 (P2) maupun kelompok
perlakuan 3 (P3); di samping itu juga terdapat perbedaan antara P1 dengan P2 dan P3, demikian juga antara P2 dan P3 ( p < 0,05). berarti bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik tikus putih jantan pada keempat kelompok adalah berbeda secara bermakna.
6.2
Pengaruh Ekstrak Buah Mengkudu Terhadap Tekanan Darah Berdasarkan hasil penelitian di atas, didapatkan bahwa terjadi penurunan
bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik pada tikus putih jantan pada kelompok perlakuan yang diberi ekstrak mengkudu, disebabkan karena mengkudu memiliki efek farmakologi seperti antiseptik, antiradang, antihipertensi, deuretik, meningkatkan sirkulasi darah, (Mahendra, 2005). Mengkudu mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin yang berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah yang menyempit, sehingga jantung tidak terlalu keras memompa darah dan
49
tekanan darah menjadi normal (Solomon, 1998). Lebih lanjut dilaporkan bahwa scopoletin mampu menurunkan tekanan darah tinggi dan normal menjadi rendah. Scopoletin yang terdapat dalam buah mengkudu dapat berinteraksi dengan nutraceutical yaitu makanan yang berfungsi untuk pengobatan yang dapat mengatur tekanan darah tinggi menjadi normal. Mekanisme kerja scopoletin dalam penurunan tekanan darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan tekanan darah dengan merelaksasi otot polos vaskular sehingga tekanan darah arteri menurun, akibatnya tekanan darah juga menurun. Menurut Sherwood (2001). Tekanan darah dipengaruhi oleh laju aliran (flow rate) darah melintasi suatu pembuluh berbanding lurus dengan gradien tekanan dan berbanding terbalik dengan resistensi vaskular. Rumus : F=
∆ Ρ R
Keterangan : F=
Laju aliran darah melalui suatu pembuluh darah
∆P=
Gradien tekanan
R=
Resistensi pembuluh darah
Gradien tekanan adalah perbedaan antara tekanan awal dan tekanan akhir suatu pembuluh darah merupakan pendorong utama aliran darah dalam pembuluh. Darah akan mengalir dari tekanan yang tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Semakin besar gradien tekanan yang mendorong darah melintasi suatu pembuluh semakin besar laju aliran darah. Resistensi adalah ukuran hambatan aliran darah yang melalui pembuluh darah. Makin tinggi resistensi maka darah akan sulit
50
melintasi pembuluh darah. Resistensi tergantung pada tiga faktor yaitu viscositas atau kekentalan darah, panjang pembuluh darah dan jari-jari pembuluh darah. Semakin kental cairan darah semakin tinggi viscositasnya sehingga tekanan darah akan meningkat. Sedangkan pada vasodilatasi ateriole terjadi pembesaran lingkaran jari-jari pembuluh darah arteriole, disebabkan relaksasi lapisan otot polos sehingga aliran darah
yang melalui pembuluh darah akan meningkat
akibatnya tekanan darah akan turun. Ukuran jari-jari arteriole dipengaruhi oleh saraf simpatis yang mensarafi otot polos arteriole. Penurunan aktifitas saraf simpatis menyebabkan vasodilatasi arteriole secara menyeluruh. Faktor lain yang mempengaruhi ukuran jari-jari arteriole adalah faktor hormon epinephrin dan nor epinephrin. Nor epinephrin berikatan dengan reseptor α sedangkan epinephrin berikatan dengan reseptor β2 yang menimbulkan vasodilatasi arteriole. Reseptor β2 paling banyak terdapat di arteriole otot rangka dan otot jantung. Mengkudu juga mengandung zat aktif xeronine yang berfungsi sebagai diuretik atau meningkatkan produksi air kencing. Mekanisme kerja xeronine dalam menurunkan tekanan darah adalah dengan mengurangi volume darah dan mengeluarkan simpanan natrium dari dalam tubuh sehingga tekanan darah akan turun (Waha, 2008). Sesuai dengan pendapat John A. (2002) salah satu strategi dalam penanganan hipertensi adalah mengubah keseimbangan Na+ dengan cara membatasi konsumsi garam dalam makanan. Perubahan keseimbangan Na+ dengan obat dilakukan dengan pemberian diuretik seperti tiazid yang aktif secara oral. Obat ini dan senyawa turunannya memiliki efek anti hipertensi jika digunakan tunggal, obat tersebut dapat meningkatkan kasiat hampir semua obat
51
anti hipertensi lainnya. Mekanisme penurunan tekanan darah oleh diuretik adalah mula-mula obat diuretik menurunkan volume ekstrasel dan curah jantung kemudian akan mengurangi resistensi vaskular . beberapa peneliti menyebutkan bahwa diuretik memiliki efek langsung terhadap otot polos vaskular. Diuretik tidak merelaksasasi otot polos vaskuler secara in-vitro tetapi efek diuretik untuk menurunkan resistensi vaskuler dihasilkan melalui pembatasan konsumsi garam. Mekanisme penurunan resistensi vaskular karena pengurangan Na+ dalam tubuh akan terjadi terus menerus sehingga dapat menurunkan volume cairan interstisial; turunnya
konsesntrasi Na+ di otot polos dapat menurunkan
konsentrasi Ca2+ di intrasel. Sehingga sel menjadi lebih resisten terhadap stimulus kontraktil, dan perubahan afinitas serta respons reseptor pada permukaan sel terhadap berbagai hormon vasokonstriktor. Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitiannya Djoyosugito (2001) yang menyatakan bahwa ekstrak buah mengkudu mempunyai pengaruh hipotensi, yaitu menurunkan tekanan aliran darah atau vasodilatasi pembuluh darah tungkai bawah kelinci, sedangkan ekstrak alkohol buah mengkudu memberikan efek menurunkan tekanan perifer dengan vasodilatasi, menurunkan frekuensi, dan kekuatan denyut jantung kelinci. Ekstrak alkohol buah mengkudu ini juga dapat menurunkan tekanan darah arteri femoralis kelinci. Penelitian yang dilakukan oleh Wong (2006) juga menyatakan bahwa perasan daging buah mengkudu memberikan perubahan yang sangat berarti pada jantung, yaitu menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung, menurunkan kecepatan denyut jantung dan menaikkan aliran darah koroner jantung tiap
52
menitnya. Penelitian pada pembuluh darah aorta terpisah, secara kualitatif perasan daging buah mengkudu menunjukkan tendensi kepekaan terhadap efek adrenaline serta mampu menghambat efek nor adrenaline pada jantung (Wong 2006). Penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian Norman (2008), pada penelitian secara invivo menyatakan bahwa jus buah mengkudu dalam konsentrasi 5% menghambat Angiotensin Converting Enzim (nama generik captopril). ACE sebanyak 15% dan jus buah mengkudu dengan konsentrasi 10% dapat menghambat ACE sebesar 20%. Pada penelitian ini mengunakan 2 kelompok uji terdiri dari 10 subjek yang di diagnosa medis dengan tekanan darah tinggi. Kelompok kontrol sebanyak 5 subyek mengkonsumsi plasebo dan kelompok perlakuan sebanyak 5 subyek mengkonsumsi 2 ons jus buah mengkudu 2 kali sehari selama 1 bulan. Kelompok perlakuan ini memiliki rata-rata tekanan darah pre test 150/100 mmHg dan tekanan darah post test 130/80 mmHg. Hasil awal menunjukkan bahwa jus buah mengkudu mampu menurunkan terkanan darah tinggi dengan menghambat enzim ACE. Namun jika dibandingkan dengan Captopril, ekstrak buah mengkudu baik dosis 500 mg/Kg BB maupun dosis 1000 mg/kg BB mempunyai efek yang lebih rendah. Hal ini mungkin disebabkan karena dosis ekstrak buah mengkudu yang dipergunakan dalam penelitian ini belum seoptimal kandungan zat yang terdapat dalam Captopril. Dalam penelitian ini juga didapatkan bahwa pemberian ekstrak buah mengkudu dosis 1000 mg/kg BB lebih banyak menurunkan tekanan darah tikus
53
putih jantan dbandingkan dengan pemberian ekstrak buah mengkudu dosis 500 mg/kg BB.
54
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan simpulan sebagai berikut: 1. Pemberian ekstrak buah mengkudu dosis 500 mg/kg BB dapat menurunkan tekanan darah tikus putih jantan galur Wistar yang hipertensi. 2. Pemberian ekstrak buah mengkudu dosis 1000 mg/kg BB dapat menurunkan tekanan darah tikus putih jantan galur Wistar yang hipertensi. 3. Pemberian ekstrak buah mengkudu dosis 1000 mg/kg BB lebih banyak menurunkan tekanan darah tikus putih jantan galur Wistar yang hipertensi dibandingkan dengan pemberian ekstrak buah mengkudu dosis 500 mg/kg BB.
7.2
Saran Sebagai saran dalam penelitian ini adalah: 1.
Disarankan
untuk
melakukan
penelitian
lanjutan
dengan
menggunakan dosis yang lebih tinggi untuk mengetahui dosis optimal dalam penurunan tekanan darah.
55
2.
Disarankan untuk melakukan uji toksisitas akut dan kronis pada
ekstrak buah mengkudu sebelum dikonsumsi untuk menurunkan tekanan darah.
53