BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian, dan pembahasan penerapan model Inkuiri terbimbing disertai media benda konkret, diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai media benda konkret dalam peningkatan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA tentang gaya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer tahun ajaran 2015/2016 dilaksanakan dengan langkah-langkah: (1) merumuskan masalah, (2) membuat hipotesis, (3) merencanakan percobaan dan mempersiapkan media, (4) membuktikan hipotesis melalui percobaan dengan media benda konkret, (5) membuat kesimpulan. 2. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai media benda konkret dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa tentang gaya pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dilihat dari peningkatan keterampilan berpikir kritis pada siklus I mendapat persentase 74,9% menjadi 86,5% pada siklus II, 3. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai media benda konkret dapat meningkatkan pemahaman konsep IPA siswa kelas V SD N ! Panjer. Hal ini dibuktikan pada hasil siklus I yang memperoleh persentase ketuntasan 67% menjadi 85% pada siklus II. 4. Kendala penerapan model inkuiri terbimbing disertai media benda konkret dalam peningkatan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA tentang gaya siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer tahun ajaran 2015/2016 yaitu: (1) siswa pasif; (2) siswa kesulitan mengembangkan hipotesis dan percobaan baru; (3) siswa sulit berkonsentrasi dan fokus; (4) inisiatif siswa masih belum berkembang; (5) interaksi antar siswa belum maksimal. Adapun solusinya yaitu: (1) guru mendorong siswa untuk mau berpartisipasi; (2) guru merangsang siswa untuk mengembangkan hipotesis 187
188 dan percobaannya dengan memberi contoh-contoh yang menarik; (3) guru mengkondisikan siswa untuk lebih fokus dan konsentrasi; (4) guru memberikan arahan dan bimbingan agar siswa lebih berinisiatif; (5) guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi, bekerja sama, dan membagi tugas dengan adil.
B. Implikasi Berdasarkan kajian teori, hipotesis tindakan, serta mengacu pada hasil analisis penerapan model inkuiri terbimbing disertai media benda konkret dalam peningkatan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA tentang gaya siswa kelas V SD Negeri 1 Panjer tahun ajaran 2015/2016, maka implikasi dalam upaya peningkatan pembelajaran ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan model inkuiri terbimbing disertai media benda konkret yang dilaksanakan melalui langkah-langkah (1) merumuskan masalah, (2) membuat hipotesis, (3) merencanakan percobaan dan mempersiapkan media, (4) membuktikan hipotesis melalui percobaan dengan media benda konkret, (5) membuat kesimpulan yang sesuai dengan skenario pembelajaran dapat merubah perilaku siswa yaitu: a. Siswa belajar kritis terhadap fenomena di sekitar melalui merumuskan masalah. b. Siswa terbiasa menganalisi dan memberikan penafsiran yang logis dalam kegiatan membuat hipotesis. c. Siswa terbiasa tertib dan disiplin sebelum melakukan sesuatu dalam kegiatan merencanakan percobaan dan mempersiapkan media. d. Siswa terbiasa aktif menemukan dan inisiatif siswa lebih terpancing untuk menemukan
konsep
melalui
percobaan
yang
dilakukan
untuk
membuktikan hipotesis. e. Pemahaman siswa dapat dilatih lebih mendalam melalui kegiatan menyimpulkan. 2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaarn inkuiri terbimbing disertai media benda konkret efektif untuk meningkatkan
189 keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA. Penelitian ini berarti perlu direkomendasikan pada guru dan lembaga sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tindak lanjut ini dapat dilakuakn pada kegiatan KKG, diklat, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S).
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah disebutkan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru a. Penerapan model pembelajaarn inkuiri terbimbing disertai media benda konkret sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di kelas V. b. Guru
hendaknya
dapat
menerapkan
model
pembelajaarn
inkuiri
terbimbing disertai media benda konkret pada materi pelajaran yang lain atau bahkan muatan pembelajaran lainnya. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya fokus dalam mengikuti pembelajaran, membaca langkahlangkah pada petunjuk LKS dengan cermat agar dalam proses penemuan dapat berjalan dengan lancar. b. Siswa sebaiknya mencatat materi yang disampaika maupun yang ditemukan dari percobaan, supaya siswa dapat mempelajarinya kembali di lain waktu. 3. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan aktif, inovatif, kreatif, menyenangkan, dan bermakna bagi siswa. 4. Bagi Peneliti Bagi peneliti lain yang hendak melaksanakan penelitian sejenis, peneliti hendaknya menjelaskan dan mengarahkan pada guru tentang skenario model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai media benda konkret dengan lebih
190 mantap, agar guru dapat memahami sub-langkah pada skenario dengan baik. Peneliti juga sebaiknya menyiapkan media pembelajaran yang lebih menarik dan menyiapkan media jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan berlangsung, supaya percobaan dapat berjalan dengan lancar, karena media benda konkret khusunya pada media yang digunakan pada materi gaya cukup sulit dicari dan membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk membeli.
191 DAFTAR PUSTAKA . Anam, K. (2015). Pembelajaran Berbasis Inkuiri: Metode dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anderson L.W. & Krthwohi D.R. (Ed). (2015). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Terj. Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arslan, S. (2012). The Influence of Enviromental Education on Critical Thinking and Enviromental Attitude. Sakarya: Sakarya University Fakulty of Education. Azmiyawati, C., Omegawati, W.H., Kusumawati, R.H. (2008). IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SD/MI). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Budiman, N, (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Feldman, D.A. (2010). Berpikir Kritis. Jakarta: Indeks. Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Ismaya, D.C. (2013). Peningkatan Pemahaman Konsep Sifa-Sifat Bangun Ruang Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Pada Siswa Kelas IV SDN Bumi 1 No. 67 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret. Kemendikbud. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014 SD. Jakarta: Depdiknas. Konita, A.P. (2015). Penggunaan Model Project Based Learning Dengan Media Benda Konkret Dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SDN Pucung Kidul 03 Tahun Ajaran 2014/2015. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
191
192 Kustandi, C. & Sutjipto B. (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. Mikarsa, H.L., Taufik, A., Prianto, P.L. (2008). Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Mila, N. (2013). Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Benda Cair Pada Pembelajaran Sains Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi. Tadulako: FKIP Universitas Tadulako. Mulyasa. (2012). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nugroho,
F.A.A. (2010). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berhitung Pengurangan Melalui Penggunaan Media Benda Konkret dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas 1 SD N 2 Ngrandu Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2009/2010. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Ramdan, S. (2015). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Penerapan Levels of Inquiry pada Pembelajaran IPA Terpadu. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Rock, T. C & Levin, B. B. (2002). Collaborative Action Research Projects: Enhancing Preservice Teacher Development in Professional Development Schools (Versi Elektronik). Teacher Education Quartely, 7–2. Diperoleh 26 April 2016 dari https://libres.uncg.edu/. Safarah, A.A. (2015). Penggunaan Model Project Based Learning (PJBL) dengan Media Benda Konkret dalam Peningkatan Pembelajaran IPA pada Siswa Kelas V SDN 5 Kutosari Tahun Ajaran 2014/2015. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Samatowa, U. (2006). Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Sanaky, H.A.H. (2015). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara. Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-ruzz Media. Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia. Sudjana, N. & Rivai A. (2010). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
193 Suduc, A.M., Bizoi, M., Gorghiu, G. (2015). Inquiry Based Science Learning in Primary Education. Procedia Social and Behavioral Science. Vol. 205. Hlm. 474-479. Diperoleh 10 Desember 2015 dari www.sciencedirect.com . Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Sulistyanto, H., Wiyono, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 5: Untuk SD dan Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sumantri, M., Permana, P. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana. Suparmita, I.Md., Setuti, N.Md., Suarjana, I.Md. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Interactive Conseptual Instruction (ICI) terhadap Penguasaan Konsep IPA Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Diperoleh 14 November 2015, dari http://ejournal.undiksha.ac.id/ . Susanti, K. A., Suadnyana, N. I, Zulaikha, S. (2014). Pengaruh Model Snowball Throwing Berbantuan Media Konkret terhadap Hasil Belajar IPA KelasV SD Gugus I Gusti Ngurah Rai Denpasar. e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol. 2. Diperoleh 15 Desember 2015 dari http://ejournal.undiksha.ac.id/ . Susanto, A. (2015). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana. Thursinawati. (2012). Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Pemahaman Hakikat Sains Siswa. Visipena. Vol. 3. Hlm. 83-99. Diperoleh 23 November 2015 dari http://visipena.stkipgetsempena.ac.id/ . Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka. . (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Wahyuni, S. (2011). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Melalui Pembelajaran IPA Berbasis Problem-Based Learning. Diperoleh 20 November 2015, dari https://scholar.google.co.id/ . Wiriaatmadja, Rochiati. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wisudawati, A.W., Sulistyowati, E. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.