BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan kajian teori yang didukung oleh hasil penelitian tentang analisis kesalahan siswa SMA Negeri 1 Kartasura dalam menyelesaikan soal identitas trigonometri serta mengacu pada tujuan penelitian maka dapat disimpulkan kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa beserta penyebabnya, sebagai berikut, Siswa dari kelompok tinggi, kelompok sedang maupun kelompok rendah melakukan kesalahan berupa memilih strategi menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit. Kesalahan ini memiliki penyebab yang sama pada kelompok sedang dan kelompok rendah yakni siswa tidak terpikirkan ide lain. Sedangkan pada kelompok tinggi, penyebab kesalahan ini adalah siswa menganggap akan lebih mudah jika menjabarkan masing-masing hubungan perbandingan trigonometri terlebih dahulu, penyebab lainnya adalah siswa menganggap bahwa bentuk sederhana tidak akan tercapai apabila masing-masing perbandingan trigonometri tidak
dijabarkan.
Kesalahan berupa memilih strategi mengeliminasi kedua persamaan yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit dilakukan oleh siswa kelompok sedang maupun kelompok rendah, namun kesalahan ini memiliki penyebab yang berbeda, pada kelompok sedang siswa menganggap bahwa karena ada dua persamaan maka harus dieliminasi, sedangkan pada kelompok rendah saat mencoba menggunakan ide lain, siswa tidak mampu melanjutkan pekerjaaannya. Kesalahan dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar dilakukan oleh kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep operasi hitung bentuk aljabar, selain itu pada kelompok rendah, kesalahan ini juga disebabkan oleh siswa yang lupa terhadap konsep penjumlahan, pengurangan, dan perkalian yang dioperasikan secara bersama-sama. Kesalahan
116
117
menentukan rumus identitas trigonometri hanya dilakukan oleh siswa kelompok tinggi, penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep operasi aljabar dan konsep rumus identitas trigonometri. Kesalahan berupa tidak menuliskan “x” yang menyatakan sudut pada perbandingan trigonometri hanya dilakukan oleh siswa kelompok sedang, penyebabnya adalah siswa terburu-buru dan kurang menganggap penting makna simbol matematika. Kesalahan berupa memutuskan menggunakan strategi menjabarkan masingmasing hubungan perbandingan trigonometri dilakukan oleh semua kelompok siswa. Kesalahan ini memiliki penyebab yang sama yakni ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada identitas trigonometri. Kesalahan berupa jawaban terhenti pada bentuk yang masih dapat disederhanakan lagi dilakukan oleh siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah dengan penyebab ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antar rumus pada identitas trigonometri. Disisi lain kesalahan berupa ketidakmampuan siswa menyelesaikan soal dengan benar dilakukan oleh kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebabnya adalah siswa kurang terampil dalam melakukan manipulasi aljabar, namun pada kelompok rendah, kesalahan ini juga disebabkan oleh kekurangterampilan siswa dalam membuat hubungan logis antar rumus pada identitas trigonometri. Selain itu kesalahan berupa mengeliminasi kedua persamaan dilakukan oleh siswa kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebabnya adalah ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada identitas trigonometri. Kesalahan menuliskan tanda operasi matematika dan kesalahan menuliskan tanda operasi matematika dan kesalahan dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar dilakukan oleh semua kelompok siswa, sedangkan kesalahan saat melakukan proses eliminasi hanya dilakukan oleh siswa kelompok rendah. Apapun letak kesalahan hitung siswa, memiliki penyebab yang sama yaitu karena siswa tidak teliti saat melakukan perhitungan.
118
Kesalahan dalam menyimpulkan rumus identitas trigonometri hanya dilakukan oleh siswa kelompok tinggi, penyebabnya adalah siswa salah menafsirkan rumus identitas trigonometri. Kesalahan berupa operasi hitung tiba-tiba mengalami perubahan yang tidak semestinya dilakukan oleh siswa kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebabnya adalah siswa salah menafsirkan tulisannya, selain itu pada siswa kelompok rendah, kesalahan ini juga disebabkan oleh siswa salah menafsirkan operasi hitung bentuk aljabar. Kesalahan berupa melakukan pencoretan yang tidak semestinya hanya dilakukan oleh siswa kelompok sedang, penyebabnya adalah siswa mengalami kebingungan saat mengerjakan. Sedangkan kesalahan berupa memberikan kesimpulan yang tidak sesuai dengan penalaran logis hanya dilakukan siswa kelompok rendah, penyebabnya adalah siswa hanya sekedar mengarang jawaban.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini menemukan bahwa kesalahan-kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal identitas trigonometri dilakukan oleh siswa dari kelompok tinggi, kelompok sedang maupun kelompok rendah dan telah diketahui penyebab dari kesalahan-kesalahan tersebut, hal ini dapat memberi gambaran tentang kemampuan siswa pada materi identitas trigonometri khususnya di SMAN 1 Kartasura. Penelitian ini mampu melengkapi penelitian terdahulu mengenai kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal materi trigonometri, penelitian terdahulu hanya memberikan deskripsi kesalahankesalahan dan faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa kelompok rendah, dari hasil penelitian ini diketahui bahwa siswa-siswa kelompok sedang dan kelompok tinggi juga melakukan kesalahan dan telah dideskripsikan penyebab
119
kesalahan tersebut. Telah diketahui bahwa terdapat kesalahan yang hanya dilakukan kelompok tertentu saja, namun juga terdapat kesalahan yang dilakukan oleh setiap kelompok siswa seperti kesalahan dalam memilih strategi yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit dan kesalahan menuliskan tanda operasi matematika, selain itu terdapat penyebab yang hanya berlaku pada beberapa kelompok siswa saja, namun juga terdapat penyebab yang berlaku pada setiap kelompok siswa seperti tidak teliti dan ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antar rumus pada identitas trigonometri. Selain itu, penelitian ini telah memperkuat penelitian terdahulu seperti adanya kesalahan konsep, kesalahan dalam melakukan operasi aljabar, dan kesalahan menarik kesimpulan. Hasil penelitian terkait penyebab kesalahan siswa juga telah memperkuat hasil penelitian terdahulu, seperti penyebab berupa ketidaktelitian siswa, kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep matematika, siswa hanya sekedar mengarang jawaban, terburu-buru, dan kurangnya latihan soal yang bervariasi. 2. Implikasi Praktis Secara praktis, kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa juga dapat memberikan informasi kepada guru mengenai gambaran tingkat pemahaman serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal identitas trigonometri pada masing-masing kelompok, terdapat kesalahan yang hanya dilakukan kelompok tertentu saja, namun juga terdapat kesalahan yang dilakukan oleh setiap kelompok siswa seperti kesalahan dalam memilih strategi yang mengakibatkan perhitungan menjadi rumit dan kesalahan menuliskan tanda operasi matematika, selain itu terdapat penyebab yang hanya berlaku pada beberapa kelompok siswa saja, namun juga terdapat penyebab yang berlaku pada setiap kelompok siswa seperti tidak teliti dan ketidakmampuan siswa menentukan hubungan antara rumus pada identitas trigonometri. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merancang pembelajaran maupun merancang latihan soal untuk mengupayakan antisipasi agar kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa
120
dalam menyelesaikan soal identitas trigonometri tidak terjadi lagi. Hasil penelitian mengenai kesalahan penarikan kesimpulan (letak kesalahan dan penyebabnya) serta penyebab kesalahan strategi belum pernah dikemukakan pada hasil penelitian terdahulu, selain itu profil kesalahan siswa pada tiap-tiap kelompok juga baru dikemukakan pada penelitian ini, oleh karena itu, peneliti lain dapat mengkaji lagi hasil penelitian tersebut.
C. Saran Berdasarkan simpulan pada penelitian ini, dan hasil analisis kesalahan siswa kelas X SMA dalam menyelesaikan soal identitas trigonometri dapat dikemukakan saran sebagai berikut. 1.Bagi guru mata pelajaran matematika a. Kurangnya pemahaman konsep peserta didik dialami oleh semua kelompok siswa, bahkan siswa kelompok tinggi kurang memahami konsep rumus identitas trigonometri (tidak dialami oleh kelompok siswa lainnya). Kesalahan berupa tidak menuliskan “x” yang menyatakan sudut pada perbandingan trigonometri hanya dilakukan oleh siswa kelompok sedang, penyebabnya adalah siswa terburu-buru dan kurang menganggap penting makna simbol matematika. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, terdapat beberapa alternatif tindakan yang bisa dilakukan oleh guru, misalnya guru memberikan penekanan suatu konsep secara jelas, sebelum pelajaran dimulai, guru mengecek sejauh mana pemahaman siswa mengenai konsep prasyarat yang dibutuhkan dalam penyelesaian soal identitas trigonometri, kemudian melakukan penguatan terhadap konsep-konsep yang masih lemah, kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan secara merata pada semua kelompok siswa. Guru juga dirasa perlu untuk memberikan pemahaman pada siswa kelompok sedang (mengingat siswa kelompok sedang lebih banyak dibandingkan siswa dari kelompok lain) mengenai makna “x” sebagai simbol untuk menyatakan sudut pada
121
perbandingan trigonometri serta mengingatkan siswa untuk tidak lupa menuliskannya. b. Kesalahan berupa jawaban terhenti pada bentuk yang masih dapat disederhanakan lagi dilakukan oleh siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah, disisi lain kesalahan berupa ketidakmampuan siswa menyelesaikan soal dengan benar dan kesalahan berupa mengeliminasi kedua persamaan dilakukan oleh siswa kelompok sedang dan kelompok rendah, penyebab kesalahankesalahan tersebut adalah kurangnya keterampilan dalam mengaitkan antar rumus identitas trigonometri (dialami oleh semua kelompok siswa) .atau karena kurangnya keterampilan dalam melakukan manipulasi aljabar. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, terdapat beberapa alternatif tindakan yang bisa dilakukan oleh guru, misalnya guru memberikan penjelasan mengenai keterkaitan rumus yang satu dengan rumus lainnya, bukan hanya sekedar menyampaikan rumus identitas trigonometri, kegiatan ini juga perlu difokuskan pada siswa kelompok tinggi, karena bahkan jawaban kelompok tinggi jawaban terhenti pada bentuk yang masih dapat disederhanakan lagi (hal ini tidak terjadi pada kelompok sedang), selain itu guru juga dapat memberikan latihan soal yang melatih kemampuan siswa dalam melakukan manipulasi aljabar. c. Kesalahan menuliskan tanda operasi matematika dan kesalahan dalam melakukan operasi hitung bentuk aljabar dilakukan oleh semua kelompok siswa, sedangkan kesalahan saat melakukan proses eliminasi hanya dilakukan oleh siswa kelompok rendah. Semua kesalahan tersebut disebabkan oleh kurangnya ketelitian siswa saat melakukan perhitungan. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, terdapat beberapa alternatif tindakan yang bisa dilakukan oleh guru, misalnya memberi latihan soal yang menguji kemampuan berhitung siswa, dan melakukan evaluasi terhadap kesalahan siswa saat melakukan perhitungan, kegiatan ini perlu difokuskan pada siswa kelompok rendah, karena kelompok tersebut memiliki semua letak kesalahan hitung.
122
d. Kesalahan penarikan kesimpulan sebagian besar disebabkan oleh siswa yang salah menafsirkan tulisannya. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, terdapat beberapa alternatif tindakan yang bisa dilakukan oleh guru, misalnya memberikan saran pada siswa bagaimana menempatkan tanda operasi yang tepat agar tidak menyebabkan
kesalahan dalam membaca tanda operasi.
Kesalahan berupa melakukan pencoretan yang tidak semestinya hanya dilakukan oleh siswa kelompok sedang, karena siswa kelompok sedang lebih banyak dari siswa kelompok lain, maka guru dirasa perlu untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai proses kanselasi. e. Kesalahan strategi dilakukan oleh semua kelompok siswa, terdapat kemonotonan strategi dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, terdapat beberapa alternatif tindakan yang bisa dilakukan oleh guru, misalnya memberikan latihan soal yang bervariasi sehingga siswa tidak hanya terpaku pada satu cara penyelesaian dan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada materi identitas trigonometri. 2. Bagi peneliti lain. Hasil penelitian Syafmen (2015) hanya mengemukakan letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tanpa mengemukakan faktor penyebabnya, sementara itu hasil penelitian Listiyanto (2005) hanya mengemukakan tiga letak kesalahan siswa beserta penyebabnya, yakni kesalahan memahami maksud soal, kesalahan dalam menafsirkan konsep, dan kesalahan dalam melakukan operasi aljabar, sementara itu hasil penelitian ini telah mendeskripsikan kesalahan dan penyebab kesalahan yang beragam pada siswa kelompok rendah, siswa kelompok sedang dan siswa kelompok tinggi dalam menyelesaikan soal identitas trigonometri, terlebih lagi hasil penelitian berupa letak kesalahan serta penyebab kesalahan penarikan kesimpulan belum pernah dikaji dalam penelitian terdahulu, oleh karena itu perlu ada pengkajian lebih mendalam mengenai hasil penelitian ini.
123
Hasil penelitian ini hanya terfokus pada sub pokok bahasan identitas trigonometri, sedangkan hasil penelitian terdahulu yakni Syafmen (2015) hanya terfokus pada sub pokok bahasan perbandingan trigonometri, sementara itu penelitian Listiyanto (2005) hanya terfokus pada sub pokok bahasan aturan sinus cosinus. Ketiga hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun fokus penelitiannya berbeda, terdapat persamaan pada letak kesalahan, pada ketiga sub pokok bahasan tersebut, siswa melakukan kesalahan konsep, maka dari itu peneliti selanjutnya dapat memfokuskan penelitiannya pada sub pokok bahasan lain untuk menambah wawasan mengenai kesalahan siswa dan faktor penyebab kesalahan dalam menyelesaikan soal pada pokok bahasan trigonometri selain itu untuk mengkaji apakah kesalahan konsep juga dilakukan pada sub pokok bahasan lainnya.
124
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, M. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Agustina, I. R. (2015). Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Bentuk Uraian Berdasarkan Taksonomi Solo. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Diperoleh pada 17 April 2016, dari file:///J:/fix%20pakai/4101411054-s.pdf. Burhanzade,H. & Aygör,N. (2014). Difficulties That Students Face During Factorization Questions. Procedia - Social and Behavioral Sciences ,152 , 569 – 574. Diperoleh pada 8 Januari 2016 dari http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815024003. Cahyo, A.N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Jogjakarta: Diva Press. Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Dewi, S. I. K. & Kusrini. (2014). Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII dalam Menyelesaikan Soal pada Materi Faktorisasi Bentuk Aljabar SMP Negeri 1 Kamal Semester Gasal Tahun Ajaran 2013/2014. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3 (2), 195-202. Diperoleh pada 13 April 2016, dari http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/mathedunesa/article/view/8724. Hadi, S. (1981). Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia. Hardiyanto. (2010). Studi Tentang Kesalahan Pemahaman Konsep Matematika Bagi Siswa Kelas III Semester 1 SMP Se-Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta. Diperoleh pada 25 Januari 2016, dari http://eprints.uny.ac.id/1801/ Haryati, T. (2015). Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas VII dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pemecahan Masalah Berdasarkan Prosedur Newman. Skripsi Tidak Dpublikasikan, Universitas Negeri Semarang, Semarang. Diperoleh pada 14 April 2016, dari http://lib.unnes.ac.id/22328/1/4101411066-s.pdf. Hastuti, I., Surantoro, Rahardjo, D. T. (2012) Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Pokok Kalor pada Siswa Kelas X SMA. Jurnal
125
Materi dan Pembelajaran Fisika, 2, 1-11. Diperoleh pada 17 April 2016, dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/ index.php/fisika/article/view/ 1872/1374. Herutomo, R. A. & Saputro, T. E. M. (2014). Analisis Kesalahan dan Miskonsepsi Siswa Kelas VIII pada Materi Aljabar. Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, 1 (2), 134-145. Indrajaya, E. S., Ratu, N., & Kriswandani. (2012). Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi SPLDV Siswa Kelas VIII di SMP Kristen 2 Salatiga. Diperoleh pada 8 April 2016, dari http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/1866/2/T1_202008027_Full %20text.pdf. Khasanah, U. (2015). Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika pada Siswa SMP. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Diperoleh pada 17 April 2016, dari http://eprints.ums.ac.id/32806/20/10.%20ARTIKEL%20PUBLIKASI.pdf. Khotimah. (2014). Peningkatan Pemahaman Tentang Pengukuran Melalui Strategi Pemecahan Masalah Pada Siswa Kelas II MI Negeri Beji Kabupaten Pasuruan. Skripsi Tidak Dipublikasikan. UIN Sunan Ampel, Suirabaya. Diperoleh pada 17 April 2016, dari http://digilib.uinsby.ac.id/1116/5/Bab%202.pdf Krismanto, Al. (2008). Pembelajaran Trigonometri SMA. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika. Diperoleh pada 22 Januari 2016 dari http://amrinmath.files.wordpres.com/2008/11/pembelajaran-trigonometri. pdf Lado, A.O. (2012). Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Manipulasi Bentuk Aljabar pada Soal-soal Integral Program Studi Pendidikan Matematika Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Diperoleh 14 Januari 2016 dari http://repository.uksw.edu/handle/123456789/2572. Listiyanto, Fajar. (2005). Analisis Kesalahan Menyelesaikan Soal Trigonometri Siswa Kelas X Semester 2 SMA MTA Surakarta Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Majid, Abdul. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset. Marga, F.Y. (2014). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linier dan Persamaan Kuadrat pada Siswa Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Klaten Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
126
Moleong, L.J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Moma, La. (2008). Analisa Kesalahan Siswa Kelas VI SD dalam Menyelesaikan Pengukuran Panjang. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Patimura, Ambon. Diperoleh pada 8 Januari 2016 dari https://www.researchgate.net/publication/268380522_ANALISIS_KESALAH AN_SISWA_KELAS_VI_SD_DALAM_MENYELESAIKAN_SOAL_PEN GUKURAN_PANJANG. Mutmainah. (2013). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Bilangan Berpangkat SMK Diponegoro Salatiga. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Diperoleh 14 Januari 2015 dari http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/ 3637/2/T1_202009077_Full%20text.pdf. Narulita, D., Masduki. (2016). Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Fungsi. Prosising Konferensi Nasional Pnelitian Matematika dan Pembelajarannya, 164-171. Diperoleh pada 14 April 2016, dari https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6955/17_154_Makal ah%20Rev%20Della%20Narulita.pdf?sequence=1. Nilasari, T. F., Hobri, Lestari, N. D. S. (2014). Analisis Kesalahan Siswa Berdasarkan Kategori Kesalahan Watson dalam Menyelesaikan Soal-soal Himpunan di Kelas VII D SMP Negeri 11 Jember. Diperoleh pada 14 April 2016, dari http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/ 123456789/64146/TRISTIAN%20FEBRIANA%20NILASARI.pdf?sequence =1. Otay, M. I., Mohidin, A. D., & Ismail, S. (2013). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal pada Materi Garis Singgung Lingkaran. Jurnal Pendidikan Matematika, 1 (1), 1-11. Diperoleh pada 17 April 2016, dari http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFMIPA/article/view/3363. Rahman, M. & Amri, S. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustakarya. Rode, G.R. (2013). Analisis Kesalahan dan Solusinya Dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 01 Kodi Nusa Tenggara Timur. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Wisnuwardhana., Malang. Diperoleh pada 10 Januari 2015 dari http://hipawidha.blogspot.co.id/2013/01/ analisiskesalahan-dan-solusinya-dalam.html Padmavathy. (2015). Diagnostic of Errors Committed by 9th Grade Students in Solving Problems in Geometry. International Journal for Research in
127
Education (IJRE) (Impact Factor 1.5), ICV: 6.30, 4 (1), 28-31. Diperoleh pada 5 April 2016, dari http://raijmr.com/wp-content/uploads/2015/04/5_2831-Mrs.-R.-D.-Padmavathy.pdf. Permatasari, R. A., Sugiartu, T., & Irvan, M. (2014). Analisis Kesalahan Berdasarkan Kategori Kesalahan Menurut Watson dalam Menyelesaikan Permasalahan Perkalian dan Pembagian Pecahan Siswa Kelas V SDN Tegal Gede 01. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 1 (1), 1-5. Diperoleh pada 14 April 2016, dari http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/ 64067/RULY%20AYU%20PERMATASARI.pdf?sequence=1. Prastyaningsih, A. W. (2015). Tahap Berpikir Siswa Dalam Belajar Geometri pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Berdasarkan Tahap Berpikir Van Hiele Ditinjau dari Kecerdasan Visual-Spasial Siswa Kelas X SMA N 1 Surakarta. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Purwoto. (2003). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta: UNS Press. Rahman, M & Amri, S. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Sistem pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta. Sahriah, S., Muksar, M., & Lestari, T. E. (2012). Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Operasi Pecahan Bentuk Aljabar Kelas VIII SMP Negeri 2 Malang. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Negeri Malang, Malang. Salim, P. & Yenny, S. (2002). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:Modern English Press. Sangadah, M. (2016). Analisis Kesalahan Siswa SMP Menyelesaikan Soal Matematika Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Ekuivalen-Pendidikan Matematika, 20 (2), 12-18. Diperoleh pada 14 April 2016, dari http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/ekuivalen/article/view/ 2865. Singha, K. G., Goswami, M., Bharali, R. K. (2013). Study of Various Problems Faced by the Students and Teachers in Learning & Teaching Mathematics and Their Suggestive Measures. International Journal of Advanced Research in Management and Social Sciences, 1 (2), 195-201. Diperoleh pada 5 April 2016, dari http://www.garph.co.uk/IJARMSS /Aug2012/13.pdf. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suprijanto,S., Marwanto, Murniati,S., Herynugroho, Sajaka,A.S., Soetiyono. (2007). Matematika Interaktif. Bogor: Erlangga.
128
Suwarto. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suyono & Hariyanto. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Syafmen, Wardi. (2015). Identifikasi Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika di SMA (Studi Kasus SMA N. 11 Kota Jambi). Kreatif, 17(3), 73-77. Diperoleh 22 Januari 2016, dari http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Kreatif/article/view/3356/2392. Tim MKPBM. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA. Tim Penyusunan Pedoman Skripsi FKIP UNS. (2016). Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Surakarta : UNS Press. Wicaksono, H. N. (2013). Analisis Kesalahan Siswa Kelas V SD Negeri Salatiga 02 pada Pokok Bahasan Soal Cerita Pecahan Semester II Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Diperoleh pada 16 April 2016, dari http://repository.uksw.edu/handle/123456789/3640. Widhiastuti, H. T. (2014). Analisis Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Uraian Matematika Berbentuk Cerita Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngemplak Boyolali. Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Widoyoko, E. P. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Yahya, N. & Shahrill, M. (2015). The Strategies used in Solving Algebra by Secondary School Repeating Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 186, 1192 – 1200. Diperoleh pada 14 April 2016, dari http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1877042815024283.