BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hasil analisis tentang pelaksanaan penelitian mengenai penggunaan model Think Talk Write dengan media konkret berupa replika dadu, balok, prisma tegak segitiga dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun ruang kubus, balok dan prisma tegak segitiga pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo tahun ajaran 2015/2016 yang telah dilaksanakan selama tiga siklus, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Penggunaan model Think Talk Write dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo tahun ajaran 2015/2016 dilaksanakan dengan langkahlangkah sebagai berikut: (a) pembagian LKS, (b) tahap think (berpikir), (c) Pembagian kelompok dan media konkret, (d) tahap talk (berbicara), (e) tahap write (menulis), (f) presentasi hasil diskusi, dan (g) kesimpulan.
2.
Penggunaan model Think Talk Write dengan media konkret berupa replika dadu, balok, prisma tegak segitiga dapat meningkatan pembelajaran matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo tahun ajaran 2015/2016. Peningkatan ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pada tiap siklusnya. Pembelajaran oleh guru meningkat, siklus I sebesar 73,00%, siklus II sebesar 89,50%, siklus III sebesar 92,88%. Pembelajaran oleh siswa juga meningkat, yakni siklus I sebesar 68,63%, siklus II sebesar 87,63%, siklus III sebesar 91,38%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 59,68%, siklus II sebesar 90,32%, siklus III sebesar 96,77%.
3. Kendala pada penggunaan model Think Talk Write dengan media konkret berupa replika dadu, balok, prisma tegak segitiga dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang bangun ruang pada siswa kelas IV SDN 2 Kalirejo tahun ajaran 2015/2016, yaitu: (a) pembimbingan yang dilakukan 171
172
guru pada langkah talk kurang menyeluruh, (b) pembimbingan yang dilakukan guru pada presentasi hasil diskusi kurang menyeluruh, (c) beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, (d) beberapa siswa yang mengerjakan LKS pada langkah think dengan berdiskusi, dan (e) beberapa siswa kurang percaya diri menyampaikan pertanyaan. Berdasarkan kendalakendala yang dihadapi dalam penelitian, adapun solusi dari kendala-kendala tersebut, yaitu: (a) guru hendaknya melakukan pembimbingan secara menyeluruh pada langkah talk, (b) guru hendaknya melakukan pembimbingan secara menyeluruh pada langkah presentasi, (c) guru memberikan arahan agar siswa memperhatikan penjelasan guru, (d) guru memberikan arahan kepada siswa untuk berpikir sendiri saat mengerjakanLKS pada tahap think, (e) guru memberikan dorongan dan penguatan terhadap siswa agar berani bertanya dan berpendapat. B. Implikasi Berdasarkan kajian teori dan hasil analisis penelitian ini, maka implikasinya yaitu sebagai berikut: 1. Implikasi secara Teoretis Pada penelitian ini terdapat tujuh langkah model pembelajaran Think Talk Write dengan media konkret yaitu: (a) guru membagikan LKS, (b) tahap think (berpikir), guru menggunakan LKS tersebut untuk melatih pemahaman siswa dengan membuat jawaban sementara, (c) pembentukan kelompok kecil (3-5) dan memberikan media konkret pada setiap kelompok, (d) tahap talk (berbicara) siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan kelompoknya untuk mendiskusikan jawaban dan menguasai materi, (e) tahap write (menulis), siswa menuliskan hasil diskusi kelompok dengan bahasa sendiri, (f) perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan (g) kegiatan akhir menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Langkah-langkah
tersebut
memperkuat
langkah-langkah
pada
penelitian yang dilakukan oleh Indriyani (2015) yaitu (a) menjelaskan
173
materi, (b) membagikan LKS, (c) think, (d) membentuk kelompok, (e) talk, (f) write, (g) mempresentasikan hasi diskusi, dan (h) penutup. 2. Implikasi secara Praktis Dalam penerapan model pembelajaran Think Talk Write dengan media konkret terdapat beberapa langkah yang harus diperhatikan supaya mendapat hasil yang maksimal. Beberapa langkah tersebut yaitu: (a) pada tahap think (berpikir) guru hendaknya mampu mengkondisikan siswa untuk menggali pemikirannya melalui pengerjaan LKS, (b) pada tahap talk (berbicara) guru hendaknya mampu mengkondisikan kelompok untuk mendiskusikan jawaban LKS yang telah dikerjakan dan saling menguasai materi, dan (c) pada tahap write (menulis) guru hendaknya membimbing siswa untuk menuliskan hasil diskusi yang telah dipelajari dengan bahasanya sendiri. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan ketika menerapkan model pembelajaran Think Talk Write dengan media konkret supaya pada saat pelaksanaan dan hasil yang diharapkan dapat maksimal. Beberapa hal tersebut yaitu: (a) memperhatikan poin-pon materi yang akan disampaikan, (b) menyiapkan media konkret yang dapat diamati oleh setiap anggota kelompok yaitu media tidak terlalu kecil atau terlalu besar, terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan untuk mempelajari rusuk dan titik sudut baiknya menggunakan kerangka bangun ruang sedangkan untuk mempelajari sisi hendaknya menggunakan model bangun ruang, dan (c) melakukan pembimbingan secara maksimal dan menyeluruh pada saat langkah think, talk, dan write. Keberhasilan menerapkan model pembelajaran Think Talk Write dengan media konkret dapat direkomendasikan pada guru-guru lain melalui Kelompok Kerja Guru (KKG).
174
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan di atas, ada beberapa saran yang perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangkan, yaitu: 1. Bagi Guru a. Guru hendaknya memiliki kompetensi dalam variasi mengajar serta mampu membuat media bangun ruang kubus, balok dan prisma tegak segitiga. Hal tersebut sangat membantu guru dalam mengajar karena selain menguasai materi sifat-sifat kubus, balok, dan prisma tegak segitiga, guru juga menguasai cara pembuatan dan penggunaan media bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak segitiga. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aktif yaitu dengan
bersikap
partisipatif
dalam
pembelajaran
supaya
tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. b. Siswa sebaiknya memiliki semangat belajar dan motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran matematika tentang sifat-sifat kubus, balok dan prisma tegak segitiga menggunakan model Think Talk Write dengan media konkret berupa replika dadu, balok, dan prisma tegak segitiga, sehingga hasil belajar siswa meningkat. 3. Bagi Sekolah a. Sekolah hendaknya melengkapi sarana dan prasarana diantaranya dengan mendokumentasi karya guru berupa media bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak segitiga yang tel;ah dibuat oleh guru. b. Sekolah hendaknya mendukung guru yang dapat berinovasi menggunakan model pembelajaran inovatif dan juga berinovasi dalam pembuatan media bangun ruang kubus, balok, dan prisma tegak segitiga serta mendukung. 4. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang hendak melaksanakan penelitian sejenis, disarankan untuk menjelaskan terlebih dahulu kepada guru tentang langkahlangkah model Think Talk Write dengan media konkret berupa replika dadu,
175
balok, dan prisma tegak segitiga dan simulasi sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran dimulai. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam memberikan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran matematika tentang sifat-sifat kubus, balok, dan prima tegak segitiga dengan menggunakan model Think Talk Write dengan media konkret berupa replika dadu, balok, dan prisma tegak segitiga.