BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Penerapan model pembelajaran struktural tipe mind mapping dengan media flash cards dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran sejarah di kelas X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta. Hal ini terlihat dari aktivitas guru pada setiap siklusnya mengalami peningkatan baik dalam memberikan materi menggunakan model struktural
mind
mapping
maupun
dalam
membimbing siswa
untuk
meningkatkan aktivitas belajarnya seperti dalam kegiatan diskusi, tanya jawab, menyampaikan pendapat, tertantang untuk menyelesaikan tugas dari guru serta luwes dalam belajar. Pada tahap prasiklus, pembelajaran sejarah belum menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping dengan media flash card, berkaitan dengan hal ini rata-rata pencapaian nilai kemampuan mengajar guru yang meliputi penilaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran pada tahap prasiklus hanya sebesar 70,97%. Setelah guru menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping dengan media flash card pada pembelajaran siklus I, rata-rata pencapaian nilai kemampuan guru yang meliputi penilaian RPP dan pelaksanaan pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 8,55% dari tahap prasiklus (menjadi 79,52%). Kemudian Pada siklus II mengalami peningkatan lagi sebesar 11,04% dari pembelajaran siklus I (menjadi 90,56%). Hasil rata-rata pencapaian nilai kemampuan guru pada pembelajaran siklus II tersebut telah melampaui target penelitian yaitu ≥ 80%. 2. Penerapan model pembelajaran struktural tipe mind mapping dengan media flash cards dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan kreativitas siswa kelas X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan pencapaian rata-rata indikator kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan diskusi pada setiap siklusnya melalui hasil pengamatan dan penilaian hasil mind mapping kelompok. Pencapaian rata-rata indikator kreativitas siswa dalam 151
152 kegiatan pembelajaran tahap prasiklus sebesar 65,80%, kemudian pada siklus I pencapaian rata-rata indikator kreativitas siswa dalam kegiatan diskusi meningkat sebanyak 6,77% (menjadi 72,57%). Kemudian pada pembelajaran siklus II meningkat lagi sebesar 6,60% (menjadi 79,17%). Begitu pula kreativitas siswa yang diukur melalui penilaian hasil mind mapping kelompok. Pencapaian rata-rata indikator kreativitas siswa dari hasil penilaian karya mind mapping kelompok pada siklus I sebesar 69,44% kemudian setelah dilakukan beberapa perbaikan dalam proses pembuatan mind mapping pada pembelajaran siklus II, pencapaian rata-rata indikator kreativitas siswa dari hasil penilaian karya mind mapping kelompok mengalami peningkatan sebesar 9,73% (menjadi 79,17%). Dari kedua penilaian kreativitas siswa tersebut menunjukkan bahwa pencapaian rata-rata indikator kreativitas siswa telah melampaui target penelitian yaitu ≥ 75%. 3. Penerapan model pembelajaran struktural tipe mind mapping dengan media flash cards dalam pembelajaran sejarah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta. Peningkatan hasil belajar dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah siswa yang memenuhi nilai KKM yaitu 75 pada setiap siklusnya dan telah memenuhi indikator kinerja yang ditargetkan pada tahap pratindakan, siklus I dan siklus II. Jumlah siswa yang tuntas KKM pada tahap prasiklus sebanyak 41,94% atau 13 siswa dari 31 siswa. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat menjadi sebanyak 70,97% atau 22 siswa dari 31 siswa, kemudian pada siklus II jumlah siswa yang tuntas KKM meningkat lagi menjadi sebanyak 90,32% atau 28 siswa dari 31 siswa di kelas tersebut. Ketuntasan hasil belajar siswa ini telah melampaui target penelitian yaitu sebesar ≥ 80%.
153 B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis, model pembelajaran struktural mind mapping dapat membantu siswa untuk mengembangkan gagasan-gagasannya dalam rangkaian peta-peta serta menjadi salah satu alternatif untuk membuat catatan kreatif. Dengan membuat mind mapping secara kelompok, mempermudah siswa untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah dipelajari serta membantu mengasah kreativitas siswa karena dalam membuat mind mapping dibutuhkan media grafis yang dapat merangsang siswa untuk berfikir aktif dan kreatif. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan model struktural mind mapping mampu membantu siswa dalam mengembangkan gagasannya menjadi catatan kreatif sehingga mempermudah siswa untuk mempelajari materi serta mengasah dan meningkatkan kreativitas siswa baik dalam proses pembelajaran dan membuat mind mapping kelompok. Hal ini menguatkan teori model struktural mind mapping dengan media flash cards dapat menjadi pilihan yang tepat dalam kegiatan pembelajaran sejarah untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. 2. Implikasi Metodologis Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. data dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil observasi dan wawancara. Data kuantitatif berupa hasil tes kognitif, skor pengamatan kreativitas siswa yang dilihat melalui observasi dan hasil mind mapping kelompok siswa. Data kualitatif dianalisis menggunakan model analisis interaktif dari Milles dan Hubberman sedangkan data kuantitatif dianalisis menggunakan teknik deskriptif komparatif. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ditemukan kendala dalam penelitian yaitu siswa tidak memiliki buku pegangan dan catatan individu sehingga siswa kurang bisa mendalami sendiri materi yang telah dijelaskan oleh guru. Guru kurang memahami mengenai jenisjenis model dan media pembelajaran.
154 3. Implikasi Praktis Secara praktis, berdasarkan hasil penelitian pembelajaran sejarah yang menerapkan model pembelajaran struktural tipe mind mapping dengan media flash cards dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa, maka model pembelajaran struktural tipe mind mapping dengan media flash cards dapat diterapkan oleh guru dan siswa dalam praktek kegiatan pembelajaran sejarah sehari-hari dengan materi pelajaran yang sesuai sehingga dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang interaktif dan menarik yang dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa. C. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Guru SMA Batik 2 Surakarta a. Guru sebaiknya menambah wawasan dan pengetahuannya tentang model dan media pembelajaran dengan cara membaca buku-buku mengenai model dan media pembelajaran seperti buku pintar mind mapping karya Tony Buzan. Buku Cooperative learning (metode, teknik, struktur dan model penerapan) karya Miftahul Huda, buku tentang media pembelajaran seperti “Media Pembelajaran” karya Azhar Arsyad, “Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif)” karya Zainal Aqib. b. Guru hendaknya bukan hanya membimbing prestasi siswa melalui penjelasan materi pelajaran tetapi juga menumbuhkan kreativitas siswa menggunakan model dan media interaktif yang dapat memacu siswa untuk aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran seperti dalam mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat sehingga siswa tidak hanya pasif menerima dan mendengar materi yang disampaikan oleh guru. selain itu guru dapat mendorong siswa untuk aktif dan kreatif dengan memberikan penghargaan skor tambahan. c. Guru hendaknya menerapkan berbagai model dan media pembelajaran yang variatif, inovatif dan sesuai dengan materi, seperti menerapkan model pembelajaran struktural tipe mind mapping dengan media flash cards secara
155 baik dan menarik, sehingga dapat mempermudah siswa memahami materi dan dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam pelajaran sejarah. 2. Siswa Kelas X MIA 1 SMA Batik 2 Surakarta a. Siswa hendaknya ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajan seperti berdiskusi, mengajukan pertanyaan, menyampaikan pendapat ketika guru menerapkan model pembelajaran struktural tipe mind mapping dengan media flash cards. b. Siswa hendaknya membuat catatan kecil dan menambah sumber-sumber belajar, seperti buku-buku pelajaran yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran sehingga siswa tidak hanya mengandalkan materi dari guru. Siswa dapat menambah buku referensi dengan mengunjungi dan meminjam buku yang ada di perpustakaan SMA Batik 2 Surakarta atau perpustakaan lainnya ataupun dengan memiliki buku pelajaran sejarah secara pribadi. c. Siswa diharapkan bukan hanya meningkatkan hasil belajarnya dengan memahami materi tetapi juga kreatif dalam proses pembelajaran seperti aktif bertanya, aktif berpendapat, melaksanakan diskusi kelompok dengan baik dan tidak mudah menyerah, serta menambah referensi buku sebagai sumber belajar. 3. SMA Batik 2 Surakarta a. Pihak sekolah hendaknya memfasilitasi dan mengupayakan adanya pelatihan bagi guru mengenai PTK dan jenis-jenis model pembelajaran serta media pembelajaran
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Dengan pelatihan yang diadakan misalnya satu semester sekali diharapkan dapat menambah wawasan guru tentang jenis-jenis model dan media pembelajaran inovatif sehingga dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. b. Pihak sekolah sebaiknya juga menambah buku-buku tentang sejarah maupun buku pembelajaran sejarah SMA yang sesuai dengan kurikulum yang diterapkan yaitu kurikulum 2013. Karena buku pembelajaran sejarah kurikulum 2013 masih sedikit di perpustakaan SMA Batik 2 Surakarta.