BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis deskriptif menunjukkan tingkat kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU dalam kondisi siap dan sangat siap sebesar 99,33% dan hanya 0,67% yang belum siap. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan kegiatan praktik unit produksi sekolah terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU. Besarnya pengaruh variabel kegiatan praktik unit produksi sekolah terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU adalah 1,5% 3. Terdapat pengaruh yang signifikan pengalaman prakerin terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU. Besarnya pengaruh variabel pengalaman prakerin terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU adalah 39,8% 4. Terdapat pengaruh yang signifikan dukungan orang tua terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU. Besarnya pengaruh variabel dukungan orang tua terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU adalah 8,8% 5. Terdapat pengaruh yang signifikan kegiatan praktik unit produksi sekolah, pengalaman prakerin dan dukungan orang tua secara bersama-sama terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU. Besarnya pengaruh variabel kegiatan praktik unit produksi sekolah, pengalaman prakerin dan dukungan orang tua secara bersama-sama terhadap kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU adalah 50,1%.
B. Keterbatasan Penelitian Pada penelitian ini masih memiliki keterbatasan-keterbatasan yang secara langsung dapat mempengaruhi kualitas penelitian antara lain: 1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terbatas pada instrumen angket yang diisi oleh siswa, sehingga tingkat kepercayaan masih diragukan. 2. Responden dalam penelitian masih menggunakan sampel yang diambil secara acak dari populasi, sehingga ada kemungkinan hasil dari penelitian ini terdapat ketidak sesuaian walaupun telah menggunakan taraf kepercayaan 95%. 3. Pengukuran kesiapan kerja siswa SMK, terbatas pada aspek kognitif saja, belum sampai pada aspek psikomotorik, dan untuk mengukur kemampuan psikomotorik harus dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung. 4. Variabel kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU baru bisa dijelaskan sebesar 50,1% dari variabel bebasnya yang meliputi kegiatan praktik unit produksi sekolah, pengalaman prakerin dan dukungan orang tua. Sementara itu masih ada sekitar 49,9% yang dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini. 5. Penelitian ini juga masih terbatas hanya dalam lingkup sekolah, belum melibatkan pihak dunia kerja sebagai user lulusan SMK.
C. Implikasi Dari hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU menunjukkan kecendrungan kearah positif dan harapan yang menggembirakan. Hal ini berimplikasi pada upaya untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa dengan melibatkan seluruh unsur mulai dari sekolah, pemerintah, orang tua, DU/DI dan masyarakat sekitar secara sinergis.
Sarana kegiatan praktik unit produksi sekolah, kegiatan prakerin, dan dukungan keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kesiapan kerja siswa SMK di kabupaten HSU. Hal ini memberikan informasi bahwa kedepan perlu adanya pembinaan yang serius dan sungguh-sungguh terhadap kegiatan praktek tersebut, dengan harapan pada akhirnya kesiapan kerja siswa SMK lebih baik. Demikian juga dukungan keluarga sangat penting
peranannya, hal ini karena pembentukan sikap kepribadian
seorang individu (anak) terbentuk dari warisan sifat-sifat, bakat orang tua dan lingkungan di mana mereka berada dan berkembang.
D. Saran Berikut ini beberapa saran guna membangun dan meningkatkan kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU, antara lain: 1. Perlu upaya sinergis semua pihak mulai dari sekolah, orang tua, pemerintah, masyarakat dan DU/DI untuk meningkatkan kesiapan kerja siswa lulusan SMK. Peranan SMK melalui peningkatan pelayanan, fasilitas dan sarana pendidikan yang memadai, sehingga siswa dapat belajar secara maksimal. Dukungan pemerintah dan dunia kerja melalui kebijakan-kebijakan yang bersifat membantu kepentingan pendidikan SMK dalam hal keberlangsungan pembelajaran. 2. Melalui kegiatan unit produksi sekolah, secara operasional perlu memperoleh perhatian dari seluruh warga sekolah agar kegitan tersebut benar -benar menjadi wahana latihan kerja yang nyata, sesuai dengan salah satu prinsip pendidikan kejuruan menurut Prosser. Seluruh warga sekolah ikut berperan aktif mendukung kegiatan unit produksi sekolah, baik dalam kegiatan promosi, pemasaran, pemasaran dan lain-lain. 3. Melalui kegiatan praktik industri, sekolah perlu menjalin kerjasama yang sinergis dengan pihak industri, dalam rangka mencarikan tempat prakerin yang layak dan
relevan dengan program keahlian yang diselenggarakan, sehingga siswa dalam kegiatan belajar di dunia kerja benar-benar memperoleh pengalaman yang sesuai dengan bidang keahliannya. 4. Melalui peranan dan dukungan keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama bagi anak menuju kedewasaan, sehingga perlu bagi seluruh anggota keluarga untuk selalu memberikan motivasi, arahan dan dukungan kepada anak-anaknya, agar pertumbuhan secara fisik dan perkembangan secara mental anak menjadi dewasa lebih seimbang. 5. Perlu adanya penelitian lanjutan guna mengungkap variabel-variabel lain yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa SMK di Kabupaten HSU. Dalam hal ini, penelitian dengan variabel bebas yang lebih luas dan lebih komplek.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rahman 5215087502. (2011) Pemanfaatan unit produksi sebagai altternatif tempat pelatihan Life skill dan Entrepreneur skill. Diambil dari (http://hafismuaddab.wordpress.com/2011/03/15/ ) Pada Tanggal 11 Agustus 2011, Pukul 15.20 WIB. Adi Waluyo. (2003). Profil pengelolaan unit produksi sekolah menegah kejuruan kelompok teknologi industri. Tesis Magister PPs UNY: Tidak Diterbitkan. Amat jaidun Dkk, (2000) Hibah penelitian program due-like, manajemen up jurusan bangunan. Laporan Penelitian Yogyakarta: Lemlit UNY tidak diterbitkan. Amanto Susmiadi. (2010). Profesionalitas pengelolaan unit produksi dan jasa sekolah menengah kejururuan 1 Sedayu Bantul. Tesis Magister PPs UNY: Tidak Diterbitkan. Arif Furchan. (2011). Pengantar penelitian dalam pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Clarke, L and Winch. C. (2007). Vocational education international approach, development and system. New York: Routledge. Colin G. Armistead & Graham Clark. (1992) Layanan dan dukungan kepada pelanggan (Terjemahan M Kurdi Djunaidi). London: By Arranggement Pitman Publishing. Cunningham. I, Dewea. G & Bennett. B. (2004). The hand book of work based learning. Burlington USA: Gower Publishing Company. Customers Service Institute Of Australia. (2005). Work readiness. Diambil tanggal 28 Novenber 2011, dari http://www.wsc.edu.au/_docs/22Workreadiness.pdf. Dalyono. (2001). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. David Boud & Nicky Solomon. (2003). Work based learning a new higher education. Buckingham: Published By SRHE and Open University Press Celtic Court. Depdiknas. (2001). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. -------------. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17, Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan ------------. (2002). Pendidikan untuk masyarakat indonesia baru, 70 Tahun Prof. Dr. H.A.R. Tilaar, M.Sc. Ed. Jakarta: PT. Garamedia Widiasarana Indonesia dan Center For Education and Community Development Studies.
------------- .(2003). Undang – Undang RI nomor 20, Tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional. ------------- .(2005). Peraturan Pemerintah RI nomor 19, Tahun 2005, tentang standart nasional pendidikan. Direktorat Pembinaan SMK. (2007). Panduan pelaksanaan bantuan unit produksi. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah. Dirjen Peningkatan Mutu Tendik. (2007). Pedoman manajemen unit produksi dan jasa sebagai sumber belajar siswa dan penggalian pendanaan pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Donald L. Kirkpatrick. (1996). The four level evaluating training program. San Francisco: Barrett-Koehler Publisher, Inc. Douglas W. Foster (1974). Pirnsip-prinsip pemasaran. (terjemahan Siswanto). Jakarta: Sabdodadi. Edy Wahyudi. (2009). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja Siswa Kelas III SMK Negeri 4 Yogyakarta. Tesis Magister PPs UNY: Tidak Diterbitkan. Eko Putro Widiyoko. (2009). Evaluasi program pembelajaran. Yoyakarta: Pustaka Pelajar. Fajar Laksana. (2008). Pendekatan praktis manajemen pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu. Finch, R., Curtis. & Crunkilton, R., John. (1999). Curriculum development in vocational and technical education: planning, content, and implementation. Needham Heights, MA. Boston: Allyn & Bacon. Fuad Ihsan. (2010). Dasar-dasar kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta Gasskov, Vladimir. (2000). Managing vocational training system: Hand Book For Senior Administrators. Geneva: International Labaour Office. Goldstein & Ford. (2002). Training in organization. Belmont United States of America: Wordsworth. Guruvalah. (1998). Kepala sekolah sebagai wirausaha. Diambil dari (www.geocities.ws/guruvalah/entrepreneur_kepsek.html) Pada Tanggal 12 Agustus 2011, Pukul 14. 20 WIB. Hartono. (2010). Statistik untuk penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hasbullah. (2009). Dasar-dasar ilmu pendidikan (umum dan agama islam). Jakarta: Rajawali Pers. Hisrich D. Robert & Peters P. Michael (2002). Entrepreneurship. New York: Published by McGraw- Hill Companies. Husaini Usman. (1998). Manajemen diklat. Bandung: CV Alva Beta. Ian Cunningham & Ben Bennett. (2004). The handbook of the work based learning. Burlington: Gower Publishing Company. Issac and Michael JWB. (1984). Hand book in research and evaluation. Second Edition. San Diago: GDITS Publisher. Iwa Kuntadi. (2000). Studi evaluative pemanfaatan unit produksi di BLPT Bandung. Diambil dari (http://www.scribd.com/doc/45973491) pada tanggal 8 Agustus 2011. Pukul 20. 45 WIB. Kathy B. Grant & Julie A. Ray. (2010). Home, school, and community collaboration. United State Of America: SAGE Publication, Inc. Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Bahan pelatihan, pengembangan pendidikan kewirausahaan. Jakarta: Badan penelitan dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Lambing A. Peggy & Kuehl R. Charles. (2003). Entrepreneurship. New Jersey:Pearson Education, Inc. Martubi. (1999). Model- model Penyelenggaraan unit produksi Di DIY. Laporan Hasil Penelitian Direktorat Pengabdian Masyarakat IKIP Yogyakarta, dimuat dalam jurnal No 1, Tahun XXIX IKIP Yogyakarta. Salinan Kep. Mendikbud RI, No 0490/U/1992. Tentang sekolah menengah kejuruan. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional RI. Noe R. Raymond. (2003). Employee training and development. America: McGrawHill Company. Oemar Hamalik. (2011). Proses belajar mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pakpahan, J. (2002). Perkembangan pendidikan menengah kejuruan pada PELITA VI. Jakarta: Depdiknas.
Roberta M. Bern. (2004). Child, family and school community. USA Wodsword: Thomson Learning, Inc
Raelin, J. A. (2008) Work based learning(new and reviced edition). San Fransisco: Jossey-Bass A Willey Company. Rodia Syahwil. (1998). Mobilitas Lulusan stm tekstil dalam lapangan kerja di jawa tengah. Tesis Magister PPs UNY: Tidak diterbitkan. Singgih Santoso. (2001). Buku latihan statistik parametrik. Jakarta: PT Alex Media Komputindo Slamet PH. (1997). Perlunya kebijakan sumber daya manusia yang utuh. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, No. 037, Tahun Ke-, Juli 2002. Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Stephen A. & Timothy P. (2004) Training and development enhanching communication and leadership skills. New York: Pearson Education Inc. Stephen Issac & William B. Michael. (1981). Handbook in research and evaluation. San Diego California: Edits Publishers. Sugiono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA cv. Sugiono. (2011). Metodologi penelitian pendidikan. Bandung: ALFABETA cv. Sugiono. (2011). Statistika untuk penelitian. Bandung: ALFABETA cv. Suharsimi Arikunto. (2011). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara Titin Hera Widi. (2009). Keefktifan pengelolaan unit produksi sekolah menengah kejuruan kelompok pariwisata jurusan tata boga Di DIY. Tesis Magister PPs UNY: Tidak Diterbitkan. Tuatul Mahfud. (2011). Praksis pembelajaran kewirausahaan pada unit produksi jasa boga di SMK 6 Yogyakarta. Tesis Magister PPs UNY: Tidak diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta. (2010). Pedoman penulisaan tesis dan disertasi. Yogyakarta: PPs. UNY. Van Zolingen, S. J. (2002). The role key qualification in the transistion from vocational education to work. Journal of vocation research, Vol 2, 2, 4. Wagner, O. Judith. (2006) Information brief work readines skills. Ohio Departement of job and Family service. Diunduh dari: jfs.ohio.gov/…/Workforce Prof/ inforbrief 20.
Wardiman. J. (1998). Pengembangan sumber daya manusia melalui sekolah menengah kejuruan. Jakarta: PT Jayakarta Agung Offset. Wasty Soemanto. (2006). Psikologi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Blanding. (1984). Customers service operations. Washington, D.C: Published By International Thomson Transport Press. Wiersma, William. (1999). Research methods in education: an introduction (Fourth Ed). Boston Newtown: Allyn and Bacon, Inc. Zirkle, Chris. (1998). Perception of vocational educators and human resource/ training and development profesisonals regarding skills dimension of school to work transsitin programs. Journal of vocational and technical education, Vol 15, 1, 4.