BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris
mengenai pengaruh faktor-faktor internal bank terhadap penyaluran kredit jangka pendek dan jangka panjang. Pengujian dilakukan dengan uji hipotesis untuk melihat pengaruh dari variabel SIZE, CAP, LT Liab, PLL, STATE, dan FOREIGN terhadap penyaluran kredit jangka pendek dan jangka panjang yang diukur dengan STL dan LTL. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap pengaruh faktor-faktor internal bank terhadap penyaluran kredit jangka pendek dan jangka panjang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: A.
Hasil dari analisis H1.a. menunjukkan bahwa ukuran bank atau bank size
tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit jangka pendek pada perbankan di Indonesia, sedangkan hasil pada H1.b. menunjukkan bahwa ukuran bank memberikan pengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit jangka panjang pada perbankan di Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi karena bank-bank besar memiliki manajemen risiko yang lebih baik dan bank besar lebih berfokus untuk mendapatkan pendapatan bunga yang tinggi dari penyaluran kredit jangka panjang. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1.a ditolak dan hipotesis 1.b. dapat diterima.
97
B.
Hasil dari analisis H2.a. menunjukkan bahwa modal atau capital memberikan
pengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit jangka pendek pada perbankan di Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi karena dengan mendapatkan tambahan modal saham, maka batas maksimum pemberian kredit bank akan naik sehingga bank dapat lebih leluasa dalam memberikan kredit. Selain itu penambahan modal saham akan digunakan bank untuk meningkatkan kredit jangka pendek dengan tujuan untuk menjaga likuiditas dari bank. Sedangkan hasil pada H2.b. menunjukkan modal tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit jangka panjang pada perbankan di Indonesia periode tahun 2010 hingga 2014. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2.a dapat diterima dan hipotesis 2.b. dapat ditolak.
C.
Hasil dari analisis H3.a. menunjukkan bahwa kewajiban jangka panjang atau
long-term liabilities memberikan pengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit jangka pendek pada perbankan di Indonesia. Dari hasil tersebut dapat diketahui setiap penurunan long-term liabilities akan menaikkan kredit jangka pendek bank karena pembiayaan kredit jangka pendek lebih banyak menggunakan modal saham sehingga bila terdapat bank yang tidak memiliki hutang jangka panjang akan tetap dapat meningkatkan penyaluran kredit jangka pendeknya dengan meningkatkan modal saham. Sedangkan hasil H3.b. menunjukkan bahwa kewajiban jangka panjang memberikan pengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit jangka panjang pada perbankan di Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi karena pembiayaan kredit jangka panjang dengan dana yang berasal dari
98
kewajiban jangka panjang bertujuan agar kreditur bank tidak dihadapkan dengan resiko gagal bayar yang tinggi. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3.a dapat ditolak dan hipotesis 3.b. dapat diterima.
D.
Hasil dari analisis H4.a. menunjukkan bahwa provision for loan losses tidak
berpengaruh terhadap penyaluran kredit jangka pendek pada perbankan di Indonesia periode tahun 2010 hingga 2014, sedangkan hasil H4.b. menunjukkan provision for loan losses
memberikan pengaruh negatif signifikan terhadap
penyaluran kredit jangka panjang pada perbankan di Indonesia periode tahun 2010 hingga 2014. Hal tersebut dapat diartikan setiap penurunan variabel PLL akan tetap dapat meningkatkan penyaluran kredit jangka panjang. Penurunan provision for loan losses oleh bank bertujuan untuk menarik debitur kredit jangka panjang dan menjaga persaingan usaha antar industri perbankan. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 4.a dan hipotesis 4.b. dapat ditolak.
E.
Hasil dari analisis H5.a. menunjukkan bahwa state-owned bank atau
kepemilikan bank oleh pemerintah tidak berpengaruh pada penyaluran kredit jangka pendek pada perbankan di Indonesia periode tahun 2010 hingga 2014, sedangkan hasil H5.b. menunjukkan bahwa state-owned bank atau kepemilikan bank oleh pemerintah memberikan pengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit jangka panjang pada perbankan di Indonesia periode tahun 2010 hingga 2014. Hal tersebut dapat terjadi karena perbankan milik pemerintah sangat mendukung program-program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
99
usaha dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5.a ditolak dan hipotesis 5.b. dapat diterima.
F.
Hasil dari analisis H6.a. menunjukkan bahwa foreign-owned bank atau
kepemilikan bank oleh pihak asing tidak berpengaruh pada penyaluran kredit jangka pendek pada perbankan di Indonesia periode tahun 2010 hingga 2014, sedangkan hasil H6.b. menunjukkan bahwa foreign-owned bank atau kepemilikan bank oleh pihak asing memberikan pengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit jangka panjang pada perbankan di Indonesia periode tahun 2010 hingga 2014. Hal tersebut dapat terjadi karena bank asing memiliki manajemen resiko yang lebih baik, memiliki aset yang besar, dan ingin menciptakan persaingan usaha dengan perbankan domestic dalam hal penyaluran kredit jangka panjang. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis 6.a ditolak dan hipotesis 6.b. dapat diterima.
G.
Hasil dari uji F menunjukkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 untuk kedua
model regresi yang mengindikasikan bahwa seluruh variabel independen dapat mempengaruhi secara simultan baik terhadap penyaluran kredit jangka pendek dan penyaluran kredit jangka panjang.
5.2.
Keterbatasan Pada penelitian ini masih terdapat berbagai keterbatasan yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar mampu
100
menghasilkan penelitian yang lebih baik. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain: 1.
Penelitian ini berfokus pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penyaluran kredit jangka pendek dan jangka panjang dari sisi internal perbankan 2.
Periode yang digunakan pada penelitian ini dimulai dari tahun 2010 hingga
tahun 2014 sehingga penelitian ini hanya mampu menggambarkan kondisi penyaluran kredit jangka pendek dan jangka panjang pada periode tersebut. 3.
Penelitian ini hanya berfokus pada analisis pengaruh dari faktor-faktor
internal bank terhadap penyaluran kredit jangka pendek dan jangka panjang pada perbankan Indonesia berjenis bank umum konvensional. 4.
Variabel modal yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan
modal yang berasal dari modal saham (shareholder equity) sehingga penelitian ini hanya mampu menjelaskan kondisi penyaluran kredit jangka pendek dan jangka panjang pada saat modal saham bertambah.
5.3.
Saran Berikut adalah saran-saran yang diberikan peneliti terkait dengan penelitian
ini, antara lain: 1.
Penelitian ini hanya menganalisis faktor yang mempengaruhi penyaluran
kredit jangka pendek dan jangka panjang dari sisi internal bank sehingga pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan faktor-faktor internal bank yang lain seperti dana pihak ketiga, aset tertimbang menurut risiko (ATMR), risiko kredit perbankan, konsentrasi perbankan dan persaingan bisnis perbankan. Penelitian
101
selanjutnya juga dapat menggunakan faktor makro ekonomi Indonesia seperti PDB, inflasi, harga minyak mentah dan lain-lain atau mengkombinasikannya dengan faktor-faktor internal bank untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih menyeluruh. 2.
Pada penelitian ini hanya menganalisis kredit jangka pendek dan jangka
panjang dari sudut pandang penawaran oleh sehingga pada penelitian berikutnya dapat dilakukan analisis kredit jangka pendek dan kredit jangka panjang dari sudut pandang permintaan.
5.4.
Implikasi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada para
debitur dalam memilih bank yang tepat sebagai sarana pemberi pinjaman kepada masyarakat. Calon debitur dapat melakukan pinjaman jangka panjang kepada bank besar atau kepada bank asing karena bank besar dan bank asing memiliki produk kredit jangka panjang yang beragam dan kemampuan mengelola risiko kredi jangka panjang yang lebih baik dibandingkan bank kecil dan bank domestik. Bagi pemerintah dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat dengan lebih memfasilitasi dan mendiversifikasi produk-produk kredit jangka panjang seperti kredit investasi dan KPR pada perbankan BUMN. Bagi investor bank dapat mengetahui bahwa dana yang diinvestasikan tidak seluruhnya untuk pengadaan asset lancar dan asset tetap bank, namun sebagian akan digunakan untuk membiayai kredit sesuai dengan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) dan ketentuan penyediaan modal minimum (KPMM). Selain itu dengan meningkatkan modal bank, batas minimum penyaluran kredit akan naik,
102
sehingga bank dapat lebih meningkatkan kegiatan penyaluran kredit jangka pendeknya. Bagi para manajer perbankan dapat mengambil keputusan seperti menurunkan besarnya provision for loan losses sebelum meningkatkan kredit jangka panjang, dan menggunakan kewajiban jangka panjang untuk menyalurkan produk kredit jangka panjang atau menggunakan asset perusahaan untuk ekspansi perusahaan ke pelosok agar memperoleh lebih banyak debitur kredit. Selain itu, kecukupan modal juga harus diperhatikan oleh manajer sebelum melakukan ekspansi penyaluran kredit, agar risiko dari kredit yang diberikan dapat teratasi dengan modal bank yang memadai.
103