44
BAB V PENUTUP
A.
KESIMPULAN Praktik Kerja Lapangan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi mahasiswa yang nantinya akan terjun kedalam dunia kerja, karena Praktik Kerja Lapangan merupakan sarana dalam mempraktikan teori secara nyata kedalam dunia kerja. Selama melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan, banyak tugas atau pekerjaan yang penulis lakukan, seperti : 1.
2.
Memahami macam-macam akta yang dibuat oleh notaris, seperti : a.
Perjanjian Kredit
b.
Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan
c.
Jaminan fidusia
d.
Cessie
Menulis nama pemilik dan nomor sertipikat ke sertipikat dalam proses wilayah Kota, Bantul dan Sleman.
3.
Mengantar dan mengambil minuta akta di Bank untuk ditandatangani oleh pihak Bank.
4.
Mencatat daftar realisasi.
5.
Ketik cover, jahit, garis dan cap akta.
6.
Melengkapi dan mengumpulkan minuta dengan warkah.
7.
Menulis buku notariil.
45
8.
Realisasi
tandatangan
Perjanjian
Kredit
dan
Surat
Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan. 9.
Mengumpulkan foto-foto saat realisasi.
10.
Menulis laporan bulanan Buku Daftar Akta Notaris, Buku Daftar Wasiat dan Buku Daftar Protes.
11.
Ketik minuta bagian kepala akta.
12.
Membuat tanda terima.
13.
Mengamati pemeriksaan notaris oleh Majelis Pengawas Daerah. Pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis membahas
mengenai proses jual beli hak atas tanah melalui turun waris, sehingga dapat dijelaskan secara singkat langkah – langkah sebagai berikut 1.
Para ahli waris mengurus sendiri proses turun warisnya atau dapat menggunakan jasa dari notaris dengan menyiapkan berkas – berkas sebagai berikut : a.
Surat Permohonan Peralihan Hak karena Pewarisan bermaterai yang
ditandatangani
pemohon
atau
kuasanya
apabila
dikuasakan. b.
Surat Kuasa Mengurus bermaterai yang telah dilegalisasi pejabat apabila dikuasakan.
c.
Surat Keterangan atau Pernyataan Waris bermaterai yang telah ditandatangani oleh semua ahli waris, dua orang saksi dan dikuatkan dengan tandatangan lurah atau camat wilayah tempat tinggal pewaris.
46
d.
Fotokopi identitas ahli waris, seperti Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga.
e.
Fotokopi Surat Kematian atau Akta Kematian untuk kematian mulai tahun 2001.
f.
Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang Pajak Bumi dan Bangunan dan STTS atau bukti pembayaran PBB 5 (lima) tahun terakhir.
g.
Membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) jika nilai tra.
h.
Bukti
kepemilikan
tanah
beserta
fotokopiannya,
seperti
sertipikat hak atas tanah. 2.
Berkas tersebut akan didaftarkan ke Kantor Pertanahan untuk proses balik nama karena pewarisan.
3.
Setelah nama dalam sertipikat berubah menjadi nama para ahli waris atau sertipikat turun waris selesai, selanjutnya yang akan dilakukan adalah proses jual beli.
4.
Dalam proses jual beli diawali dengan proses pembuatan Akta Jual Beli, syarat yang diperlukan untuk membuat Akta Jual Beli Tanah di Kantor adalah: a.
Syarat untuk penjual yaitu membawa : 1)
Sertipikat hak atas tanah asli yang akan dijual
2)
Kartu Tanda Penduduk suami dan istri yang masih berlaku
47
3)
Jika suami atau istri meninggal dunia maka yang harus dibawa adalah Akta Kematian
4)
Bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan 5 (lima) tahun terakhir
5)
Surat Persetujuan suami atau istri bagi yang sudah berkeluarga, disertai Kartu Keluarga
b.
Sedangkan untuk syarat bagi calon pembeli adalah harus membawa :
5.
1)
Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku
2)
Kartu Keluarga jika sudah berkeluarga
Proses persiapan pembuatan Akta Jual Beli di kantor notaris adalah a.
Pejabat Pembuat Akta Tanah melakukan pemeriksaan mengenai keaslian sertipikat ke kantor Pertanahan.
b.
Pejual harus membayar Pajak Penghasilan (PPh).
c.
Calon pembeli harus membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).
6.
Proses pembuatan Akta Jual Beli a.
Pembuatan akta harus dihadiri oleh penjual dan calon pembeli atau orang yang diberi kuasa dengan surat kuasa tertulis jika dikuasakan.
b.
Pembuatan akta harus dihadiri oleh sekurang - kurangnya dua orang saksi biasanya dari perangkat desa jika melalui PPAT
48
Sementara (camat) dan kedua pegawai Notaris jika melalui Notaris – PPAT. c.
Pejabat
Pembuat
Akta
Tanah
membacakan
akta
dan
menjelaskan mengenai isi dan maksud pembuatan akta, termasuk juga sudah lunas atau belum untuk transaksinya. d.
Bila isi akta telah disetujui oleh penjual dan calon pembeli maka akta ditandatangani oleh penjual, calon pembeli, saksi-saksi dan Pejabat Pembuat Akta Tanah.
e.
Akta dibuat 2 lembar asli, satu lembar disimpan di Kantor PPAT dan satu lembar lainnya disampaikan ke Kantor Pertanahan untuk keperluan pendaftaran tanah (balik nama). Kepada penjual dan pembeli masing-masing diberikan salinannya.
f.
Setelah penandatangan Akta Jual Beli selesai, wajib pajak harus membayar BPHTB dan SSB yang selanjutnya akan dilakukan validasi di Dinas Pendapatan Daerah dan Kantor Pajak.
7.
Setelah proses pembuatan Akta Jual Beli selesai, maka syarat yang digunakan untuk proses balik nama karena jual beli di Kantor Pertanahan adalah a.
Surat permohonan balik nama yang ditandatangani oleh pembeli atau kuasanya jika dikuasakan.
b.
Akta jual beli PPAT yang sudah lengkap.
c.
Asli Sertipikat hak atas tanah.
49
d.
Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) pembeli dan penjual yang masih berlaku dan dilegalisir.
e.
Bukti pelunasan pembayaraan Pajak Bumi dan Bangunan lima tahun terakhir.
f.
Bukti pelunasan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.
8.
Setelah semua proses jual beli selesai dan sudah didaftarkan di Kantor Pertanahan, maka nama dalam sertipikat akan berubah nama menjadi nama pembeli.
B.
SARAN 1.
Program Studi Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi Seharusnya lebih banyak mengadakan kerjasama dengan instansi atau lembaga lain dalam rangka meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja lapangan untuk Program Diploma 3 Hukum Sekolah Vokasi.
2.
Tempat Praktik Kerja Lapangan Saran yang dapat diberikan kepada kantor Notaris – PPAT ini adalah komunikasi, tanggung jawab serta kekompakan atas semua pekerjaan yang selama ini sudah terjalin dengan baik di dalam kantor maupun di luar kantor harus tetap dijaga agar pekerjaan selalu selesai tepat waktu.