BAB V KONSEP
5.1
Konsep Desain Proyek museum yang akan dibuat ini, dikategorikan kedalam Entertainment
Museum. Yang dimaksudkan dengan Entertainment Museum dalam proyek ini adalah sebuah museum yang memberikan ilmu pembelajaran dengan cara yang menarik, inovatif, kreatif dan interaktif sehingga membuat pengunjung bisa merasakan dan mempelajarinya secara langsung isi dari sebuah museum. Cara seperti ini dilakukan untuk menghilangkan image museum yang kaku dan membosankan menjadi sebuah image museum yang baru menarik sekaligus menghibur. Untuk menunjang hal tersebut, konsep yang akan dibuat untuk proyek ini juga harus mendukung sehingga selalu ada “benang merah” atau hubungan yang sesuai dilihat dalam sisi manapun dalam museum ini. Musik rock sendiri merupakan aliran musik yang sudah ada sejak lama sekitar tahun 1950-an, dan hingga sekarang kiprahnya kian berkibar tidak pernah termakan waktu. Melihat perjalanan musik rock di dunia ini, menginsprirasi untuk mengambil sebuah konsep desain dengan judul Mystical Journey. Mystical atau dalam bahasa Indonesia berarti mistis, memiliki arti ia tertarik untuk mempelajari hal-hal yang bersifat misteri30, sedangkan Journey berarti perjalanan. Kata Journey memiliki peranan penting dalam Museum Rock Indonesia, yang pertama karena masa bangunan dari Museum Rock Indonesia yang terpisah-pisah membuat pengunjung seolah-olah sedang melakukan petualangan menelusuri seluruh bagian bagunan, dan inilah yang menjadi daya tarik tersendiri yang ditawarkan oleh Museum Rock Indonesia dibandingkan museum di Jakarta pada umumnya. Dan yang kedua, perjalanan kembali ke masa lalu diterjemahkan ke dalam sebuah ruangan yang didesain secara khusus dengan menampilkan gambar dan sejarah musisi-musisi rock dunia dan Indonesia dari awal terciptanya musik rock hingga sekarang. Dengan diciptakannya ruangan ini, diharapkan 30
http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php 123
bisa membawa kita kembali ke masa lalu, dengan melihat dan membaca sejarah yang terjadi mengenai musik rock. Mystical yang akan dihadirkan dalam Museum Rock Indonesia mengambil dari salah satu jenis musik rock yang ada yaitu Psychedelic. Pencahayaan pada ruangan di Museum Rock Indonesia akan dibuat redup untuk menambah kesan mystical. Psychedelic sendiri identik dengan warna-warna cerah yang saling dipadukan dengan pattern-pattern yang bersifat non-simetris. Psychedelic juga identik dengan trip under the influence yang berarti perjalanan bersifat spiritual bagi seseorang yang menggunakan drugs atau bahan lainnya yang dapat membawa imajinasi dan halusinasi terhadap sebuah scene didalam pikiran orang tersebut.
5.2
Konsep Style Style atau gaya yang dipilih untuk menunjang konsep desain yang telah ada adalah
Industrial Psychedelic Design. Psychedelic merupakan salah satu cabang musik rock yang ada di tahun 60-an. Pengertian dari psycedelic sendiri adalah ketenangan jiwa yang terpengaruh rasa birahi dan seni cinta perasaan serupa itu akibat obat bius. Nama psycedelic memang berkaitan erat dengan psycedelic drugs yang di bawa budaya hippies pada tahun 60-an yang berkembang di San Fransisco, kemudian mempengaruhi musisi-musisi rock pada masa itu. Gaya-gaya tipografi pada Psychedelic terpengaruh oleh Art Nouveau, tetapi terdapat pemadatan, bentuknya curvilinear dan berupa handwriting. Pada pewarnaan terpengaruh gaya Pop Art dengan warna-warnanya yang mencolok dan ramai. Kekhasan seni psychedelic seperti penggunaan repetis warna-warna cerah, kombinasi objek-objek tanpa relevansi, tarikantarikan garis atau penggunaan objek-objek geometris secara berulang, menjadi semacam panduan untuk mengkategorikan sebuah karya yang patut diberi label psychedelic.
124
(Gambar 5.1. Contoh Poster Musisi Rock 60-an yang Terpengaruhi Gaya Psychedelic)
Desain industri (bahasa Inggris: Industrial design) adalah seni terapan di mana estetika dan usability (kemudahan dalam menggunakan suatu barang) suatu barang disempurnakan. Desain industri menghasilkan kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atau warna atau garis dan warna atau gabungannya, yang berbentuk 3 atau 2 dimensi, yang memberi kesan estetis, dapat dipakai untuk menghasilkan produk, barang, komoditas industri atau kerajinan tangan. Gaya industrial biasanya menggunakan warnawarna monokromatik dan terkesan maskulin. Material yang digunakan biasa juga memakai bahan-bahan yang didaur ulang atau bahan-bahan industri seperti kaca, besi dan alumunium yang diolah sedemikian rupa sehingga bisa dijadikan elemen interior yang menarik.
(Gambar 5.2. Implementasi Industrial Desain Dalam Interior)
125
Penggabungan kedua gaya tersebut diharapkan mampu mewakili keberagaman jenis musik rock yang ada. Gaya psychedelic mewakili jenis musik rock yang tidak terlalu keras, sedangkan gaya industrial mewakili jenis musik rock yang keras. Selain itu, gaya psychedelic mewakili era vintage dalam musik rock, sedangkan gaya industrial mewakili era modern pada musik rock. Penggabungan kedua gaya tersebut juga bertujuan untuk saling menyeimbangkan satu dengan lainnya, sehingga akhirnya bisa menciptakan sebuah Museum Rock yang dapat dinikmati oleh semua kalangan.
5.3
Konsep Citra Pendapat masyarakat apabila mendengar kata musik rock adalah suatu musik yang
menyeramkan dan maskulin karena mayoritas penikmat dan musisinya adalah pria, dan musik yang idealis karena memberikan kebebasan untuk musisi dan pendengarnya untuk berekspresi. Secara garis besar suasana seperti itulah yang juga ingin ditampilkan dalam Museum Rock Indonesia karena memang dasar museum ini ada musik rock, tentu tidak dapat dipungkiri pencitraan masyarakat pada saat mendengar Museum Rock Indonesia juga akan seperti itu. Agar ruangan yang ingin hadirkan tidak terkesan terlalu maskulin dan menyeramkan tentu harus ditambahkan suasana yang lain untuk menyeimbangkan agar lebih mudah diterima seluruh kalangan masyarakat. Pencitraan ruang yang dark, energetic dan fun adalah yang ingin dihadirkan dalam Museum Rock Indonesia. Kata dark diambil dari konsep mystical yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kemudian suasana enerjik akan berasal dari musik rock itu sendiri, karena aliran rock ini memang menghadirkan beat musik yang lebih cepat cenderung keras dibandingkan aliran musik lainnya, sehingga secara tidak langsung membuat pendengarnya merasa lebih enerjik pada saat mendengarnya. Dan yang terakhir suasana fun akan dihadirkan dari gaya psychedelic yang merupakan salah satu jenis dari musik rock itu sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya gaya psychedelic mendapatkan pengaruh warna dari pop art, ada pengaruh gaya dari art nouveau, perpaduan keduanya membuat sebuah gaya yang fun, menyegarkan dan menyenangkan untuk diliat.
126
5.4
Konsep Bentuk Pola bentuk yang akan dihadirkan dalam ruang Museum Rock Indonesia yakni: 1. Bentuk Ruang Dikarenakan gedung yang akan dijadikan Museum Rock Indonesia sebelumnya adalah sebuah gedung pertunjukan kesenian, sehingga penempatan layout ruangan hanya menyesuaikan dengan ruangan yang ada berdasarkan studi hubungan antar ruang yang sudah terlebih dahulu dilakukan. Pola bentuk layout pada keseluruhan ruangan menerapkan pencampuran garis simestris dan organik, yang didapatkan dari rythm musik rock. Pada musik rock yang ber-rhytm cepat, apabila diukur menggunakan alat pengukur frekuensi suara, maka akan menimbulkan grafik yang membentuk sudut. Sedangkan pada musik rock yang ber-rhytm lambat, grafik suara akan membentuk garis yang menyerupai gelombang. Hal tersebut dijadikan alasan utama dalam mendesain layout furniture. Implementasi garis simetris dan organik pada desain layout furniture tersebut dapat dilihat dalam ruang-ruang utama. Sebagai contoh, pada ruangan Resto and Bar, garis organik diterapkan dengan bentuk dinding, pola lantai dan sebagian furniture-nya. Sedangkan penerapan garis simetris dapat dilihat pada area bar. Sebagai contoh lainnya, pada ruangan Gallery 2 yang berbentuk oval, display cabinet menyesuaikan dengan bentuk ruangan sebagai implementasi dari garis organik, yang kemudian dikombinasikan dengan bentuk simetris dari audio panel. Penggabungan garis-garis yang simestris ditambah dengan aksen organis membuat layout lebih modern dan tidak membosankan. Bentuk organis pada ruangan diharapkan mampu membuat pengguna ruangan tersebut bisa bebas mengekspresikan keinginannya, karena tidak memiliki sudut yang akan membatasi ruang gerak. 2. Bentuk Furniture Penerapan bentuk-bentuk furniture tetap akan menggabungkan garis organic dan geometris agar isi ruangan lebih terlihat dinamis dan tidak monoton. Furniture dan material yang digunakan akan diadaptasi dari gaya industrial yang 127
mementingkan usability sehingga akan lebih mudah untuk perawatannya, serta pemakaian bahan daur ulang yang saat ini sedang marak dicanangkan dalam kampanye global Go Green diterapkan sebagai elemen dekoratif yang menarik pada ruangan. Selain itu gaya psychedelic diterapkan dalam warna-warna furniture yang menarik agar antara ruangan dan furniture tetap memiliki kesatuan gaya yang sama dengan ruang lainnya. 3. Bentuk Elemen Interior Pola lantai menjadi salah satu bagian terpenting karena fungsinya sebagai path yang secara langsung mempengaruhi mood pengunjung ketika menjalani journey tersebut. Dengan menerapkan motif psychedelic dengan warna yang menarik perhatian pengunjung dibuat mengikuti sirkulasi ruang dengan aksen bentuk-bentuk yang menarik namun tetap mempunyai arah dan tujuan. Pola sirkulasi secara keseluruhan dibuat menyebar namun mengalir dan terarah. Bentuk dan pola sirkulasi lantai adalah penerjemahan dari sifat musik rock yang bebas dan tanpa batasan, karena itu permainan pola lantai akan dihadirkan dalam ruangan yang ada dalam museum ini, agar menghadirkan ruang yang dinamis. Dinding merupakan satu elemen interior pembentuk ruang yang penting sebagai penyekat dan pembagi ruangan serta berfungsi juga sebagai keindahan dari ruang itu sendiri. Bentuk olahan dinding memakai kombinasi dari garis lurus dan organis sama seperti yang diterapkan dalam pola lantai. Untuk ceiling tidak akan terlalu banyak diolah, hanya untuk bagian ruanganruangan tertentu yang akan menjadi aksen. Kebanyakan bentuk plafon hanya sebatas expose ceiling saja agar gaya industrial semakin terasa dalam ruangan. Untuk diruangan khusus akan menerapkan permainan drop ceiling dengan bentukbentuk yang menarik sehingga ruangan lebih dinamis, tidak terlalu membosankan. Selain itu juga permainan lampu gantung sebagai elemen estetis ruangan.
5.5
Konsep Material Material yang akan digunakan untuk Museum Rock Indonesia ini mengikuti konsep Industrial Design yang memang menjadi pilihan. Material yang akan 128
diterapkan seperti kaca, alumunium agar menghadirkan kesan maskulin dan keras dari industri. Untuk menyeimbangkan material tersebut diterapkan juga material kayu dengan finishing HPL berwarna dan graphic print agar membuat ruangan lebih menyenangkan tidak kaku. Material untuk lantai, kebanyakan menggunakan vinyl agar mudah perawatannya dan cocok digunakan pada public area selain itu penggunaan unfinished concrete pada sebagian lantai dan dinding ruangan bertujuan agar konsep industrial design semakin terwujud dalam ruangan museum.
5.6
Konsep Warna Konsep warna yang akan diterapkan dalam Museum Rock Indonesia berpegang pada salah satu poster psychedelic yang didominasi dengan warna-warna hangat seperti merah, hitam, abu-abu, dan kuning kemudian menggunakan warna dingin seperti biru agar membuat ruangan terlihat lebih atraktif. Konsep warna psychedelic sendiri merupakan permainan warna-warna berani yang seolah-olah menggambarkan imajinasi pada saat seseorang sedang “high” karena terpengaruh obat-obatan kemudian menggunakan garis lengkung dan lentur yang membuat gambar menjadi tidak realistis dan tidak jelas. Dominasi warna hangat seperti merah pada ruangan bertujuan agar respon manusia kepada aktivitas langsung keluar dan mengambil peranan, serta memperlihatkan atraksi atau respon sebagai stimulus pikiran. Selain itu juga warna merah yang diterapkan pada ruangan restaurant bertujuan untuk menambah nafsu selera makan orang yang berada didalamnya. Dalam ilmu psikologi warna, setiap warna memiliki karakteristiknya masing-masing, yakni: •
Merah : gairah, kekuatan, berani, vitalitas dan pengorbanan
•
Orange : kreatif, dinamis, muda dan akrab
•
Biru : damai, kebenaran, spiritual dan tenang.
•
Hitam : kuat, idealis, dan fokus
•
Abu-abu : tenang, sederhana
129
(Gambar 5.3. Insprirasi Konsep Warna)
5.7
Konsep Pencahayaan 1. Konsep Pencahayaan Pada Koleksi •
Untuk koleksi dalam vitrin, pencahayaan dekoratif diperoleh dari spotlight dengan tingkat luminasi yang rendah. Spotlight ini digunakan untuk memperlihatkan tekstur koleksi di dalam vitrin yang mayoritas merupakan benda kecil.
•
Untuk koleksi seperti foto dan lukisan yang dipajang di dinding, pencahayaan akan ditunjang oleh spotlight dengan luminasi lebih besar dan yang mengarah dari ceiling menuju lukisan atau foto.
•
Untuk koleksi yang stand on floor konsep pencahayaan yang akan diterapkan yaitu uplight dari spotlight yang mengarah dari bawah.
•
Untuk area galeri, karena menginginkan suasana ruang yang cenderung redup sehingga penerangan general-nya menggunakan spotlight yang digantung. Hal ini bertujuan selain untuk membuat suasana mystical lebih terasa didalam ruangan, berguna juga sebagai flow pengunjung pada saat memasuki ruangan.
130
2.
Konsep Pencahayaan Pada Ruangan •
Untuk area Hall, yang merupakan entrance dari museum akan menggunakan general lighting berupa downlight dengan warna cahaya yang kekuningkuningan untuk memberikan kesan hangat. Pemakaian continous light pada ruangan ini untuk menghadirkan kesan mewah.
•
Pemakaian general lighting berwarna kekuning-kuningan akan diterapkan di tiap ruangan.
•
Neon Lamp juga akan digunakan, tetapi fungsinya hanya sebagai elemen dekofatif bukan sebagai pencahayaan utama.
•
Untuk pencahayaan di ruang khusus, akan menerapkan permainan warna psychedelic pada cahaya lampunya agar lebih membuat suasana ruang yang fun dan tidak monoton.
(Gambar 5.4. Contoh Penerapan Neon Lamp)
131
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil studi dan analisa proses perancangan Museum Rock Indonesia
dengan konsep Mystical Journey yang bergaya Industrial Psychedelic, dapat disimpulkan bahwa desain interior Museum Rock Indonesia menerapkan bentuk-bentuk organik yang dikombinasikan dengan bentuk-bentuk simetris yang didapatkan dari gaya Psychedelic. Konsep yang diambil dari gaya Industrial adalah mengenai usability, hal ini diterapkan dalam pembuatan desain furniture yang memudahkan pengunjung untuk menggunakannya, serta memudahkan staff dalam perawatannya. Konsep keterbukaan pada Resto and Bar terinspirasi dari budaya masyarakat betawi yang senang berkumpul dan terbuka terhadap pengaruh luar. Berbagai inovasi fasilitas yang baru dan berbeda menjadi daya tarik dari Museum Rock Indonesia. Penerapan kombinasi warna-warna yang diadaptasi dari salah satu poster psychedelic, membuat ruangan terlihat lebih menarik dan atraktif. Layout furniture pada seluruh ruangan mengkombinasikan garis organik dan simetris sehingga akhirnya menciptakan sebuah ruangan yang modern dan atraktif sesuai dengan nilai yang ada pada musik rock.
6.2.
Saran Saran dari penulis adalah pentingnya membuat sebuah museum yang baik dan
menarik, yang memperhatikan seluruh kebutuhan pengunjungnya sehingga pada akhirnya pengunjung yang datang dapat menyerap dengan jelas ilmu dan merasakan hiburan pada museum itu sendiri, serta hal-hal penting lainnya yang diberikan oleh Museum Rock Indonesia. Selain itu juga masyarakat dihimbau untuk lebih meningkatkan kesadaran dirinya bahwa mengunjungi museum merupakan hal yang menyenangkan sekaligus menambah ilmu pengetahuan. 132