GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam Konsep Perancangan Concert Hall ini, Dengan Tema Arsitektur Simbolik Maka Masa bangunan harus sesuai dengan Tema yang diambil dan menjadi suatu simbol dari Fungsi gedung tersebut ( Gedung Kesenian). Akar setiap seni adalah mata dan telinga. Mata berkaitan dengan visual sedangkan telinga berkaitan dengan aural. Dari uraian di atas penulis berusaha menterjemahkan unsur Kesenian yang sangat identik dengan gelombang Nada dan Irama, yaitu suara atau bunyi yang teratur, Menjadi bentuk arsitektural yang dinamis dan dipadu dengan irama yang cenderung bergerak teratur. Untuk memperjelas di dalam Konsep ini Maka Penulis Mencoba menjabarkan beberapa Pendekatan seperti : 1. Konsep Pengolahan Tapak 2. Konsep Ruang Luar 3. Konsep Sistem Bangunan 5.2. KONSEP PENGOLAHAN TAPAK 5.2.1. Bentuk Dasar Masa Bangunan Bentuk Lingkaran Berkesan seimbang dan terpusat dapat menimbulkan kesan berputar dan dinamis. Kulit bangunan dapat menjadi bidang pantul terhadap bunyi yang datang dari arah luar bangunan. Bentuk melingkar memberikan efek pantul yang baik bagi suara di dalam bangunan. Berkesan dinamis bergerak1. 5.2.2. Konsep Pencapaian. Pencapaian langsung menjadi pilihan dalam konsep ini. Tujuan Visual dalam pengakhiran pencapaian ini jelas, dapat merupakan fasade muka seluruhnya dari sebuah bangunan atau tempat masuk yang dipertegas.¹ Maka Sirkulasi Pencapaian di tapak adalah Masuknya Kendaraan Roda empat dan roda dua di arahkan di daerah barat tapak & keluar di sebelah 1
Francis DK Ching, Arsitektur , bentuk Ruang & Susunannya, penerbit Erlangga, 1996
1
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
selatan tapak,untuk masuk dan keluar area servis digunakan disebelah selatan tapak dan untuk pejalan kaki ditempatkan di daerah barat tapak.
KONSEP PENCAPAIAN Akses untuk pejalan kaki di letakan di sebelah barat tapak dengan akses masuk bebas atau Gratis. Untuk kendaraan Roda empat dan dua di tempatkan di sebelah barat dan keluar dari selatan tapak. Untuk kegiatan area service di tempatkan di daerah selatan tapak.karena untuk menghindari
Gbr 5.1 Penempatan Pintu Masuk (Sumber : Analisa Penulis)
penumpukan kendaraan.
Pintu masuk untuk pejalan kaki bebas dengan tidak adanya pagar.jadi setiap orang bisa menikmati Site Concert Hall dengan Gratis, tanpa dipungut biaya.
Gbr 5.2 Contoh Pintu Masuk Pejalan Kaki
2
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Untuk Menghindari kemacetan dan penumpukan kendaraan dari jalan utama, maka akses kendaraan dimasukan ke dalam site dengan melewati area terbuka dan langsung masuk area Parkir.
Gbr 5.3 Contoh Pencapaian Kendaraan Roda empat & dua
Area service di letakan di ujung selatan site.karena di area tersebut sirkulasi jalan utama yg tidak padat dan tidak menganggu area publik di dalam site.
Gbr. 5.4 Contoh Sirkulasi Service
5.2.3. Konsep Penzoningan. Konsep Grid diambil sebagai konsep dari Gedung pertunjukan Kesenian. Karena memiliki pola modul yang jelas dan mempunyai sifat teratur sesuai dengan tema Simbolik yang diambil dari kesan Irama dan Nada yang teratur dan berulang ulang.¹
3
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
1. Ruang terbuka,ruang tempat berkumpul,dengan disediakannya Taman,Cafe dan Amphiteatre secara terbuka dan bebas untuk umum. 2. Parkir.area ini di tempatkan di selatan Site untuk tidak menggangu daerah Ruang terbuka.area ini untuk kendaraan besar seperti Bis ataupun kendaraan pribadi dan
Gbr. 5.5 Penempatan Zoning Dalam Tapak. ( sumber Penulis )
Motor. 3. Amphiteater ditempatkan di area terbuka karena untuk Musisi baru yang ingin mengexplorasikan kemampuanya di depan umum. 4. Cafe untuk menyediakan makanan ataupun minuman kepada pengunjung yang ingin berkumpul di area site Gedung Pertunjukan. 5. Masa Bangunan adalah bangunan utama Gedung Pertunjukan.di area ini terdapat Galery,Resital Hall,Konser Hall,tempat pendidikan dan Retail.
5.2.4. Konsep Sirkulasi dalam Bangunan Sirkulasi dalam tapak meliputi sirkulasi manusia dan kendaraan, dengan pertimbangan sebagai berikut : a) Sirkulasi Manusia 1.
Pertimbangan minat keingintahuan masyarakat terhadap bangunan Gedung Pertunjukan Kesenian. 4
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA 2.
Jakarta, INDONESIA
Dibedakannya sirkulasi manusia dan sirkulasi kendaraan bermotor, guna memberikan rasa aman dan nyaman terhadap pengunjung.
3.
Mengupayakan semaksimal mungkin agar tidak terjadinya perpotongan antara sirkulasi kendaraan dan sirkulasi manusia.
4.
Menciptakan sirkulasi yang kreatif dan tidak monoton dengan cara permainan pada masa bangunan.
Konsep sirkulasi di dalam tapak semuanya terbuka,untuk pejalan kaki mereka bebas memasuki area site tanpa di batasi pagar
Gbr. 5.6 Contoh Sirkulasi. ( sumber www.Street Furniture.com )
Untuk sirkulasi di dalam bangunan semua memakai Ramp,di karenakan setiap koridor di pasang Foto – Foto sebagai Galery.
Gbr.5.7 Contoh Koridor ( Sumber www.Galery .com )
5.3. KONSEP RUANG LUAR. Konsep “IRAMA” sebagai konsep ruang luar bangunan, karena konsep ini teratur, rapi dan efisien jika diterapkan. Pengulangan dapat berupa
5
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
karakter detail, bentuk wujud atau ukuran.1 Dengan pertimbangan dari tema Arsitektur Simbolik dengan masa bangunan yang berulang ulang sesuai dengan nada dan irama yang Identik dari Kesenian.
Ruang Luar di gunakan sebagai amphiteatre terbuka untuk mereka yg ingin mengexplorasikan kemampuannya dalam bermain Musik dan bisa tampil di luar .dengan bentuk harus berbeda mengikuti Tema Arsitektur Simbolik.
Gbr. 5.8 Contoh Amphiteatre ( sumber www.esplanade.com )
Suasana luar atau ruang terbuka bisa digunakan sebagai tempat Istirahat dan berkumpul para Pengunjung.
Gbr. 5.9 Contoh Ruang Luar Gedung Pertunjukan ( Sumber www.Street Furniture.com )
1
Francis DK Ching, Arsitektur , bentuk Ruang & Susunannya, penerbit Erlangga, 1996
6
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Pohon di tempatkan di ruang terbuka sebagai buffer untuk meredam kebisingan dan juga untuk membuat site menjadi teduh,sebagai resapan air hujan.Planter Box di design untuk bisa berfungsi sebagai tempat duduk
Gbr. 5.10
pengunjung.
Contoh Tata Luar ( Sumber www.Street Furniutre.com )
Air sebagai pemanis atau penyeimbang dari sebuah tata luar.sebagai daya tarik pengunjung.dan membuat area tersebut menjadi tidak panas.
Gbr. 5.11 Contoh Tata Luar ( Sumber www.Street Furniture.com )
Mengacu pada Tema, maka bentuk dari sebuah shelter yang berada di dalam Tapak harus menjadi sebuah Ikon dan berbeda dengan yang lain.
Gbr. 5.12 Contoh Tata Luar Shelter ( Sumber www.Street Furniture.com )
7
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
Sebuah Kios didalam tapak sebagai pelengkap dari Konsep Tata luar dengan bentuk yang menarik dan berbeda.
Gbr. 5.13 Contoh Kios ( Sumber www.Street Furniture.com )
Keberadaan Toilet di sebuah kawasan publik sangat dibutuhkan,dengan bentuk yang menarik dan berbeda di tempatkan di area terbuka Gedung Concert Hall ini.
Gbr. 5.14 Contoh Toilet ( Sumber www.Street Furniture.com )
Tempat Parkir di design berbeda dengan tempat parkir pada umumnya,karena mengacu kepada Tema yang diambil oleh penulis yaitu Arsitek Simbolik. Gbr. 5.15 Contoh Parkir ( Sumber www.Street Furniture.com )
5.4. KONSEP SISTEM BANGUNAN 5.5.1. Konsep Sistem Struktur Penggunaan Sistem Struktur pada Concert Hall ini adalah sistem struktur Rangka / skeleton. Karena struktur ini memiliki bentang lebar yang sangat luas dan tidak membutuhkan banyak Kolom. 8
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
1. Sub Structure (Struktur Bawah) Menggunakan bor pile dan retaining wall menggunakan diaphragm wall, hal ini diisyaratkan agar tidak mengalami gangguan pada bangunan sekitar ketika proses pengerjaan Pondasi. 2. Upper Structure (Struktur Atas) Jenis Struktur yang digunakan adalah struktur rangka / skeleton, space frame / rangka ruang adalah struktur yang sangat cocok untuk bangunan seperti Concert Hall, karena memiliki bentang lebar dan tidak membutuhkan banyak kolom dan balok.
Gbr. 5.16 Contoh Struktur Space Frame
5.5.2. Konsep Sistem Utilitas 1. Mekanikal & Electrical
Sistem Electrical
Gbr. 5.17 Analisa Penyediaan Listrik (Sumber : M.Ridwan Ari, Garut Computer Center)
9
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
2. Sistem Sanitasi
Penyediaan Air Bersih
Gbr. 5.18 Analisa Penyediaan air bersih (Sumber : M.Ridwan Ari, Garut Computer Center)
Pembuangan Air Kotor
Gbr. 5.19 Analisa Pembuangan air kotor ( Sumber penulis )
Air Hujan
Gbr. 5.20 Analisa Pembuangan air hujan ( Sumber penulis )
Pembuangan Sampah
Gbr. 5.21 Analisa Pembuangan sampah ( Sumber penulis )
10
GEDUNG PERTUNJUKAN KESENIAN DI JAKARTA
Jakarta, INDONESIA
3. Sistem Pengamanan Kebakaran Pada Konsep Pencegahan Kebakaran menggunakan tiga Sistem pencegahan Kebakaran,yaitu : a. Sistem Hidrant Pilar b. Sistem Springkler c. Sistem Hydrant box ( CO2 )
Gbr. 5.22 Pencegahan Kebakaran ( Sumber penulis )
11