BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Konsep dari akuarium terumbu karang ini didasari dari karakteristik laut. Dalam perancangan akuarium terumbu
karang
ini diharapkan
mampu
menyampaikan kekayaan laut Indonesia yang berupa terumbu karang kepada masyarakat. Karakteristik laut ini diharapkan mampu dicerminkan oleh bangunan akuarium sehingga pengunjung mampu merasakan suasana di dalam laut. Selain menambah pengetahuan dan berekreasi, pengunjung diharapkan juga dapat mengetahui bagaimana cara merawat dan memperlakukan terumbu karang dengan benar melalui workshop, sehingga perancangan bangunan akuarium terumbu karang ini diharapkan mampu memberikan wawasan untuk mengurangi angka kerusakan terumbu karang yang diakibatkan oleh wisata.
Diagram 5.1 : Diagram konsep Sumber : Analisis penulis
55
5.2 Konsep Programatik 5.2.1 Konsep Program Ruang Berdasarkan hasil analisis aktivitas dan kebutuhan fungsi ruang, akuarium terumbu karang terbagi atas beberapa zonasi yang memiliki luas total 3.508,1 m2. Zona Publik 1. Lobby entrance 2. Pusat informasi Zona Akuarium 1. Area akuarium terumbu karang >40 meter ( fringing reefs) 2. Area akuarium terumbu karang 40 – 75 meter (barrier reefs) 3. Area akuarium terumbu karang >75 meter (atoll)
Diagram 5.2 : Diagram zona publik & akuarium Sumber : Analisis penulis
Zona Administrasi 1. Ruang kantor & staff 2. Ruang rapat 56
3. Ruang arsip 4. Ruang istirahat
Diagram 5.3 : Diagram zona administrasi Sumber : Analisis penulis
Zona Penunjang & Servis 1. Kafe Lounge
5. Parkir
2. Toko souvenir
6. Ruang kebersihan
3. Workshop
7. Ruang kontrol
4. Toilet
8. Gudang
Diagram 5.4 : Diagram zona penunjang & servis Sumber : Analisis penulis
57
5.2.2 Konsep Zonasi
Gambar 5.1 Konsep zonasi Sumber : Analisis penulis
Konsep
zonasi
yang
ingin
dirancang
adalah
zonasi
dengan
pengorganisasian secara terklaster, dimana pengelompokan dilakukan terhadap area pintu masuk utama. Area pintu masuk ini merupakan area semioutdoor yang diapit oleh dua zona komunitas yakni area workshop dan area lounge café. Dalam penyusunan zonasi, dibutuhkan zona penghubung yang menghubungkan zona-zona yang ada. Zona penghubung ini merupakan zona yang menghubungkan zona akuarium dengan zona komunitas. Zona penghubung ini menjadi elemen yang memperkuat orientasi view bangunan akuarium terumbu karang.
58
5.2.3 Konsep Bentukan
BENTUK DASAR
ADITIF
SUBSTRAKTIF
Gambar 5.2 Transformasi bentuk Sumber : Analisis penulis
Gambar 5.3 Massa bangunan dengan zonasi Sumber : Analisis penulis
Akuarium terumbu karang memiliki bentuk dasar segiempat yang ditransformasikan hingga mendapatkan bentuk massa. Bentuk dasar segiempat mendapat transformasi substraktif yang membentuk ruang outdoor sebagai entrance yang menjorok ke dalam dan transformasi aditif yang
59
membentuk zona penunjang dan servis. Transformasi ini dilakukan untuk mendapatkan ruang yang efisien dan tata ruang yang memenuhi kebutuhan akuarium terumbu karang. 5.2.4 Konsep Sirkulasi 5.2.4.1 Sirkulasi Ruang Dalam Konsep sirkulasi utama akuarium terumbu karang menggunakan konfigurasi linear, dimana garis lurus menjadi elemen pengatur beberapa ruangan di dalam bangunan. Konfigurasi linear dipilih untuk menceritakan tingkatan ekosistem dari terumbu karang. Tingkatan ekosistem terumbu karang ini diambil dari kedalaman ekosistem terumbu karang itu, yakni : o < 40 meter, dimana tipe ekosistem ini merupakan terumbu karang tepi (fringing reefs), dengan bentuk terumbu melingkar o 40 – 75 meter, dimana tipe ekosistem ini merupakan terumbu karang penghalang (barrier) o > 75 meter, dimana tipe ekosistem ini terdapat mengelilingi gunung laut yang berada di dasar laut. Tipe terumbu karang ini merupakan terumbu karang cincin (atoll)
Gambar 5.4 Sirkulasi dalam Sumber : Analisis penulis
60
5.2.4.2 Sirkulasi Ruang Luar Sirkulasi ruang luar pada perancangan terumbu karang terbagi dari dua jalur yakni pencapaian pengunjung dan sirkulasi servis. Untuk mencapai akuarium terumbu karang dapat melalui jalan utama di Pulau Karimunjawa. Jalan eksisting tersebut hanya terdapat satu jalur, sehingga akses sirkulasi servis dan sirkulasi pencapaian pengunjung menggunakan satu jalur. Untuk menghindari penumpukan kedua sirkulasi ini, pada sirkulasi servis dibuat dengan pencapaian secara langsung.
Gambar 5.5 Sirkulasi luar Sumber : Analisis penulis
61
Dalam
perancangan
pencapaian pengunjung
akuarium
terumbu
karang,
menggunakan pencapaian spiral,
konsep yakni
pencapaian yang melamakan sekuen pencapaian ke pintu utama dengan penekanan bentuk tiga dimensional bangunan. Pintu masuk utama diletakan pada sisi bangunan yang berlawanan dari jalan utama. Jalur pencapaian ini dipilih untuk memberikan pengalaman suasana pantai kepada pengunjung.
Gambar 5.6 Jalur pencapaian pintu masuk Sumber : Analisis penulis
62
5.2.5 Konsep Struktur Konsep struktur Akuarium Terumbu Karang dirancang dengan memperhatikan kebutuhan ruang dan fungsinya. Kebutuhan ruang yang dimaksud adalah kebutuhan ruang yang dibutuhkan untuk display akuarium. Pertimbangan lainnya yakni pertimbangan dari aspek ketahanan dan daya tahan struktur. Konsep diuraikan dalam berikut ini : •
Area pamer akuarium membutuhkan ruang yang lebar dikarenakan kebutuhan dari akuarium itu sendiri, sehingga membutuhkan ruang yang lebar dan bebas dari penghalang. Hal ini dapat diakomodasi dengan penggunaan struktur bentang lebar.
Gambar 5.7 Struktur bentang panjang Sumber : www.bdcnetwork.com/
•
Selain penggunaan struktur bentang panjang pada area pamer, struktur bentang standar digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan ruang lainnya dimana kebutuhan ruang bebas hambatan tidak terlalu dibutuhkan.
•
Penggunaan
material
struktur
konvensional
menggunakan
beton
bertulang dan baja.
63
5.2.6 Konsep Kulit Bangunan Konsep kulit bangunan akuarium terumbu karang yang dirancang adalah refleksi. Refleksi disini berarti pantulan, dimana kulit bangunan dirancang untuk memantulkan lansekap disekitarnya. Konsep refleksi diambil dari sifat air yang memantulkan cahaya matahari dan lansekap disekitarnya. Untuk mendapatkan konsep refleksi ini, bangunan akuarium terumbu karang dirancang menggunakan ACM (Aluminum Composite Material) yang berupa lembaran-lembaran panel.
Gambar 5.8 Aluminium Composite Material Sumber : architizer.com
64
5.2.7 Konsep Utilitas 5.2.7.1 Sistem Air Akuarium Sistem air akuarium memiliki peran penting dalam menjaga kelangsungan hidup terumbu karang yang ada di akuarium. Komposisi air laut harus terjaga, karena terumbu karang sangat sensitif dengan perubahan komposisi kimiawi dalam air laut. Sistem air akuarium memastikan air laut yang dimasukan ke dalam akuarium tidak terkontaminasi dengan zat-zat yang berbahaya bagi terumbu karang. Site yang berada di pinggir laut menyebabkan kebutuhan air laut dapat dipasok langsung dari laut menggunakan pipa khusus.
Diagram 5.5 Sistem pengolahan air akuarium Sumber : Timesaver Standar for Building Types 2nd
Sistem pengolahan air untuk akuarium laut menggunakan sistem tertutup, dimana air laut dipompa menuju tangki penyimpanan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke tangki akuarium. Kelebihan dari sistem ini adalah kebutuhan air laut dapat terpenuhi apabila terdapat permasalahan
65
pada pompa dan pompa ridak bekerja secara terus-menerus sehingga dapat mengurangi kebutuhan listrik yang digunakan, tidak seperti sistem terbuka dimana pompa bekerja terus menerus mengalirkan air laut langsung ke dalam tangki akuarium. Kelemahannya adalah diperlukan penggantian berkala pada air laut yang ditampung di tangki penyimpanan untuk menghindari virus dan bakteri berkembang di dalam tangki penyipanan. 5.2.7.2 Sistem Air Bersih dan Kotor Sistem air bersih pada bangunan akuarium terumbu karang menggunakan sumber air dari sumur bor. Hal ini dikarenakan sistem PDAM
di
Karimunjawa
belum
dapat
memenuhi
kebutuhan.
Pertimbangan lainnya adalah kualitas air yang baik dan cukup melimpah. Jaringan yang digunakan adalah jaringan down feed, dimana air dipompa dari sumur menuju tangki penyimpanan, kemudian dialirkan menuju bangunan.
Diagram 5.6 Sistem jaringan air bersih Sumber : analisis penulis
66
Sistem air kotor pada bangunan akuarium terumbu karang, gray water disalurkan menuju bak kontrol sebelum diolah di instalasi pengolahan air limbah, sedangkan black water dialirkan menuju septictank. Setelah diolah, air kotor dialirkan menuju sumur resapan.
Diagram 5.7 Sistem jaringan air kotor Sumber : analisis penulis
67
5.2.7.3 Sistem Jaringan Listrik Sistem kelistrikan pada akuarium terumbu karang dibagi menjadi dua bagian, untuk menunjang kelistrikan bangunan dan menunjang kelistrikan sistem air akuarium. Hal ini dikarenakan kebutuhan sistem air akuarium membutuhkan daya yang cukup besar untuk beroperasi, sehingga apabila terdapat gangguan pada jaringan listrik pada salah satu bagian sistem tidak mengganggu sistem kelistrikan yang lainnya. Sumber listrik bangunan akuarium terumbu karang menggunakan daya utama yang berasal dari PLN dan menggunakan sumber daya cadangan berupa genset untuk keperluan keadaan darurat.
Diagram 5.8 Sistem jaringan listrik Sumber : analisis penulis
68
5.2.7.4 Sistem Pencegah Kebakaran dan Keamanan Sistem keamanan pada bangunan akuarium terumbu karang melingkupi keamanan dari bencana alam dan kesalahan teknis. Untuk pencegahan dari bencana kebakaran, digunakan sistem aktif dan pasif. Sistem aktif dilakukan dengan pemasangan fasilitas pengamanan seperti alat pemadam kebakaran (APAR), pendeteksi asap, alarm kebakaran, dan sprinkler. Sistem pasif dilakukan melalui penambahan fasilitas tangga darurat dan pintu darurat yang digunakan saat terjadi bencana.
Gambar 5.9 APAR Sumber : energitoday.com
Gambar 5.10 sprinkler Sumber : tlcfireandsecurity.com
Gambar 5.11 Smoke Detector Sumber : guardhousesecurity.com
Untuk sistem keamanan dilakukan dengan pemasangan instalasi CCTV (Closed Circuit Television) untuk memantau keadaan di dalam bangunan akuarium terumbu karang. Selain memantau keadaan, CCTV berguna untuk memantau keadaan terumbu karang yang berada di tangki akuarium.
69