BAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1. Konsep Perancangan Makro “Youth Business Park sebagai Pusat bisnis Industri Kreatif di Yogyakarta” Youth Business Park sebagai alternatif tipologi area komersil yang baru, dimana tujuan dari pembangunannya bukan hanya untuk mencari profit ekonomi saja, tetapi lebih dari itu sebagai ruang untuk pendidikan non formal dan area terbuka publik bagi semua kalangan. Kawasan komersil ini juga dapat dijadikan sebagi percontohan bagi semakin banyaknya pusat perbelanjaan yang lebih banyak memasarkan prosuk – produk asing dan hanya memikirkan profit ekonomi belaka tanpa mepertimbangkan keadaan sosial dan lingkungan sekitarnya. Selian itu, kawasan Youth Business Park juga diharapkan dapat menjadi embrio bagi berkembangnya pasar produk kreatif lokal yang berkualitas dan dapat dikembangkan untuk berbagai kota di Indonesia. 5.2. Konsep Perancangan Messo “Youth Business Park sebagai ruang publik di Yogyakarta” Sebagai sebuah ruang publik, Youth Business Park beradaptasi dengan bentuk ruang publik dalam konteks urban Yogyakarta. Sehingga, sebagai urban lansekap maka kawasan ini menjadi salah satu pembentuk ruang kota yang dapat memperkaya wajah kota Yogyakarta sebagai kota kreatif di Indonesia. Selain itu, kebiasaan masyarakat terutama anak muda berkumpul untuk sekedar bercengkrama ataupun membentuk suatu komunitas menjadi fenomena yang menarik untuk dimasukkan dalam desain kawasan Youth Business Park sebagai ruang publik untuk segala macam aktivitas kreatif di Yogyakarta. 5.3. Konsep Perancangan Mikro 5.3.1. One Stop Creative Business Activity Pada kawasan Youth Business Park kita akan dibawa pada sebuah dunia bisnis kreatif dengan wahana – wahana yang menceritakan sebuah proses dari produksi hingga konsumsi dalam satu waktu. 70
Begitu memasuki kawasan ini, akan ditemui kantor sebagai awal dari proses dan ide kreatif muncul, berlanjut dengan adanya pabrik kecil sebagai tempat produksi dari ide kreatif yang telah dimunculkan, lebih dalam lagi, akan ditemui area retail, foodcourt dan café sebagai tempat pemasaran produk hasil dari inovasi dan ide kreatif tersebut. Ruang terbuka hijau yang mengelilingi bangunan dimanfaatkan sebagai area bazaar / pameran yang dapat disewakan untuk event – event yang berkaitan dengan industry kreatif dilengkapi dengan panggung untuk pertunjukkan dari hasil olah kreativitas. Selain itu, kawasan Youth Business Park juga dilengkapi dengan Industri kreatif Centre yang didalamnya terdapat pusat informasi dan galeri tentang Industri dan bisnis kreatif sehingga dapat menjadi area edukasi bagi anak muda. Semua kegiatan diatas dapat dilakukan pada bangunan ini, sehingga inilah yang dimaksud dengan konsep ‘One Stop Creative Bussiness Activity’. 5.3.2. Konsep Organisasi ruang Pada
bab sebelumnya telah dijelaskan mengenai kebutuhan,
besaran, serta macam - macam fasilitas yang dibutuhkan. Dari data tersebut, dibuatlah matriks kedekatan ruang1 untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antar ruang yang akan mempermudah pengelompokkan dan zonasi ruang serta akses dan sirkulasi.
Gambar 48 : Parameter Kedekatan Ruang Sumber : Fabrication Laboratory di Yogyakarta, Zuardin Akbar, 2011 1
merupakan analisis untuk mempelajari hubungan antar ruang dengan fungsi yang berkaitan.
Dengan menggunakan matriks, akan mempermudah pengelompokkan ruang ataupun zonasi ruang. Ruang – ruang dengan fungsi berkaitan dikelompokkan dan diletakkan dalam satu area. Analisis ini juga mempermudah penentuan akses dan sirkulasi.
71
Secara umum, Matriks Hubungan ruang pada Youth Business Park sebagai berikut :
Gambar 49 : Matriks Kedekatan ruang secara umum – Pola Hubungan ruang secara umum Sumber : analisis penulis
1. Matriks Hubungan ruang pada area Kantor Sewa
Gambar 50 : Matriks Kedekatan ruang Kantor Sewa – Pola Hubungan ruang Kantor Sewa Sumber : analisis penulis
Pada matriks diatas, kesimpulan yang dapat diambil ialah pada satu unit kantor sewa, dapat dibedakan fungsinya secara umum, yaitu area bekerja dan area servis. Kedekatan antar ruang nya cenderung dibedakan dari dua hal tersebut ( area service dan area kerja ). 2. Matriks Hubungan ruang pada area Retail
Gambar 51 : Matriks Kedekatan ruang pada Retail – Pola Hubungan ruang pada Retail Sumber : analisis penulis
72
Pada 1 unit area retail, hubungan antar ruangnya cenderung sangat dekat hingga cukup dekat. Hal ini dikarenakan luasan dan setting area yang tidak begitu besar. 3. Matriks Hubungan ruang pada area Food Court
Gambar 52 : Matriks Kedekatan ruang pada Foodcourt – Pola Hubungan ruang pada Foodcourt Sumber : analisis penulis
Pada 1 stand food court, hubungan antar fungsi ruang sangat dekat. Sedangakn ruang bersama seperti area makan cenderung lebih jauh karena merupakan area bersama antara stand foodcourt.
4. Matriks Hubungan ruang pada area Mini Pabrik
Gambar 53 : Matriks Kedekatan ruang pada Mini Pabrik – Pola Hubungan ruang pada Mini Pabrik Sumber : analisis penulis
Pada area mini pabrik, hubungan ruang terpenting ialah kedekatan antar ruang produksi dengan storage bahan baku dan bahan jadi. Sehingga terdapat efisiensi produksi.
73
5. Matriks Hubungan ruang pada area Kafetaria
Gambar 54 : Matriks Kedekatan ruang pada Kafetaria – Pola Hubungan ruang pada Kafetaria Sumber : analisis penulis
Sebagai kafetaria, luasannya lebih besar dari stand foodcourt dan kebutuhan ruangnya lebih kompleks. Pada 1 unit kafetaria, sudah diberikan fasilitas lengkap. Dan pada kawasan Youth Business Park ini, terdapat beberapa kafetaria yang setiap unitnya memiliki ciri khas keunikan masing - masing. 6. Matriks Hubungan ruang pada Industri Kreatif Centre
Gambar 55 : Matriks Kedekatan ruang pada Industri Kreatif Centre – Pola Hubungan ruang pada Industri Kreatif Centre Sumber : analisis penulis
In
Industri Kreatif Centre ialah tempat dimana pengunjung pada bangunan dapat memperoleh informasi yang lengkap mengenai Industri Kreatif. Ditempat ini juga disediakan galeri untuk memajang hasil karya perkembangan Industri kreatif. Oleh karena itu, program ruang dan hubungan antar ruangnya sangat dekat dan menyatu.
74
7. Matriks Hubungan ruang pada fasilitas Pendukung
Gambar 56 : Matriks Kedekatan ruang pada Fasilitas Pendukung – Pola Hubungan ruang pada Fasilitas Pendukung Sumber : analisis penulis
Fasilitas pendukung merupakan fasilitas yang ada di kawasan Youth Business Park diluar area utama. Hubungan ruangnya cenderung sangat jauh karena perletakkannya yang mencakup luas kawasan. 5.3.3. Konsep Eksterior dan Interior Bangunan Konsep Eksterior dan Interior pada bangunan Youth Business Park merupakan aplikasi dari konsep ‘One Stop Creative Business Activity’ untuk membangun interaksi antar fungsi dan mengembangkan konsep smart yang diselaraskan dengan permainan lansekap agar terdapat kesatuan antara ruang dalam dan luar sehingga terjadi penyamaran batas antara ruang dalam dan luar. Untuk mencapai
konsep tersebut, dipilihlah beberapa
strategi desain yaitu : a.
Integrasi ruang dalam – ruang luar Sebagai bangunan multifungsi yang mengedepankan segala aktivitas bisnis industry kreatif dalam satu kawasan Youth Busines Park, integrasi antar ruang bangunan diwujudkan dengan membentuk interaksi spasial antar area yang memiliki fungsi berbeda. Sehingga siklus bisnis industri kreatif tidak terputus. Penyusunan ruang 75
dilakukan dengan penggabungan antara sirkulasi, ruang utama, dan ruang terbuka.
Gambar 57 : Integrasi ruang dalam – ruang luar Sumber : Ilustrasi penulis
b.
Sekuen yang jelas antar Area Untuk menjebatani berbagai macam fungsi ruang dan massa bangunan pada kawasan Youth Business Park, maka sekuen antar ruang maupun massa didesain sejelas mungkin untuk membedakan kegunaan dari ruang dan massa bangunan. Adapun strategi desain yang dipilih yaitu : - Interior Pada desain interior sekuen diperjelas dengan permainan suasana yang ingin ditampilkan pada setiap area maupun ruangan pada Youth Business Park yang dibuat berbeda – beda sesuai fungsinya. Selain itu, adanya sudut – sudut antar area maupun ruang didesain agar dapat menarik pengunjung yang notabenenya anak muda.
Gambar 58 : Suasana interior yang berbeda antar area Sumber : Ilustrasi penulis
76
- Eksterior--- pemanfaatan jalur sirkuasi dan bentuk Strategi desain untuk sekuen yang jelas pada eksterior bangunan dilakukan dengan permainan fasad, pemanfaatan jalur – jalur sirkulasi, serta permainan bentuk bangunan.
Gambar 59 : Permainan fasad, bentuk massa, dan sirkulasi pada eksterior Sumber : Ilustrasi penulis
c.
Massa dan Fasad Bangunan Sebagai kawasan dengan tipologi bangunan baru, Youth Business Park didesain dengan bentuk bangunan yang iconik. Hal ini untuk menunjang performa kawasan yang merupakan kawasan komersil yang harus menarik untuk dikunjungi agar kawasan tersebut tetap hidup. Selain itu, bentuk iconik juga berfungsi sebagia sarana marketing bagi bangunan komersil ini.
Gambar 60 : Ide alternatif massa bangunan yang iconic dikaitkan dengan skyline Sumber : Ilustrasi penulis
Selain pertimbangan diatas, bentuk iconik dari bangunan di kawasan Youth Business Park juga diperuntukkan untuk memperkuat kawasan ini sebagai urbanscape di Yogyakarta. 77
Berdasarkan hasil survey dan analisis, maka bangunan dengan beberapa massa namun saling berhubunganlah yang dipilih untuk desain Youth Business Park.
Gambar 61 : Ide massa bangunan yang banyak namun saling berhubungan Sumber : Ilustrasi penulis
Fasad bangunan juga didesain agar atraktif. Sehingga menarik minat pengunjung untuk datang dan dapat menstimulasi kreativitas dari pengguna bangunan untuk dapat terinspirasi dan menemukan ide baru. Fasad juga berfungsi sebagai pengontrol psikologis, sehingga orang akan senang berada di kawasan ini, akan terstimulasi untuk menjadi smart buyer, menjadi orang yang produktif, dll. Dengan suasana tersebut, kawasan ini akan selalu menjadi area dengan profit ekonomi tinggi namun tetap nyaman sebagai ruang terbuka publik yang bebas dikunjungi. Fasad yang atraktif ini dicapai dengan beberapa strategi desain, yaitu : - Massive – void Permainan massive – void pada eksterior dan interior untuk menciptakan fasad yang menarik.
Gambar 62 : Ide permainan massive - void Sumber : Ilustrasi penulis
78
- Warna Warna yang dipilih untuk bangunan pada Youth Business Park ialah dua tipe warna yaitu, warna dengan kesan ceria untuk area publik yang umum (retail, foodcourt,) dan warna – warna yang berkesan netral
untuk
area
ynag
membutuhkan
konsentrasi
dan
produktivitas yang tinggi ( kantor sewa, mini pabrik, area workshop).
Gambar 63 : Ide skema warna Sumber : Ilustrasi penulis
Kuning : Warna kuning memberi arti kehangatan, rasa bahagia dan menimbulkan hasrat untuk bermain. Dengan kata lain warna ini juga mengandung makna optimis, semangat dan ceria. Dari sisi psikologi keberadaan warna kuning dapat merangsang aktivitas pikiran dan mental. Warna kuning sangat baik digunakan untuk membantu penalaran secara logis dan analitis sehingga individu penyuka warna kuning cenderung lebih bijaksana dan cerdas dari sisi akademis, mereka lebih kreatif dan pandai meciptakan ide yang original. Hijau : Warna hijau merupakan warna yang identik dengan alam serta mampu memberi suasana tenang dan santai. Berdasarkan cara pandang ilmu psikologi, warna hijau sangat membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan untuk menjadi lebih mampu dalam menyeimbangkan emosi dan memudahkan keterbukaan dalam berkomunikasi. Hal ini diyakini sebagai efek rileksasi dan menenangkan yang terkandung dalam warna ini. Didalam bidang design warna hijau memiliki nilai tersendiri karena dapat memberi kesan segar dan membumi terlebih jika dikombinasikan dengan warna coklat gelap. 79
5.3.4. Konsep Zonasi Bangunan
Gambar 64 : Ide zonasi massa bangunan Sumber : Ilustrasi penulis
Zonasi pada bangunan Youth Business Park dibedakan berdasarkan 3 area utama, yaitu area retail, area perkantoran, dan area mini pabrik. Sedangkan fasilitas pendukung menyesuaikan massa yang ada. Zonasi ini dapat berlaku secara vertical maupun horizontal, yaitu : -
Zonasi secara vertikal Yaitu satu perusahaan penyewa dapat sekaligus menyewa 2 - 3 tempat (retail, kantor, dan mini pabrik). Dengan keadaan seperti itu, maka si penyewa memiliki akses vertikal langsung ke tempat - tempat yang disewa.
Gambar 65 : Ide alternatife sirkulasi vertikal berdasar penyewa Sumber : Ilustrasi penulis
-
Zonasi secara horizontal Terdapat zona yang jelas antara area retail, kantor, dan mini pabrik. Sehingga antar kegiatan tidak saling menganggu walaupun dalam satu kawasan. Sedangkan untuk fasilitas pendukung sebagai pelengkap dari masing – masing area. 80
Gambar 66 : Fungsi ruangan dalam satu lantai sama Sumber : Ilustrasi penulis
5.3.5. Konsep Alur dan Sirkulasi 5.3.5.1.
Sirkulasi / Pencapaian Bangunan Site Youth Business Park berada ditepi jalan besar ( Jalan Jenderal Sudirman). Letak site sangat strategis karena dapat dicapai dari 4 arah jalan. Dari arah timur dapat diakses dari perempatan Kotabaru menuju arah barat, dari arah utara dapat diakses dari Jalan C. Simanjuntak, dari arah selatan, dapat diakses dari Jalan Faridan M. Noto, dan dari arah barat dapat diakses dari perempatan Tugu Jogja. Site yang berada pada posisi hook membuat bangunan lebih terlihat karena dapat dilihat dari 2 sisi muka bangunan.
Gambar 67 : Sirkulasi pencapaian bangunan dari jalan utama Sumber : Ilustrasi penulis
81
Gambar 68 : Sirkulasi utama menuju site Sumber : Ilustrasi penulis
Tipe pencapaian site termasuk pencapaian langsung. Yaitu oleh jalan utama Selokan Mataram.
Gambar 69 : Sirkulasi pencapaian bangunan dari dua arah jalan utama Sumber : Ilustrasi penulis
5.3.5.2.
Sirkulasi Dalam kawasan Youth Business Park Youth Business Park merupakan sebuah kawasan dengan massa bangunan yang saling terkait. Oleh karena itu, sirkulasi didalam kawasan sangat dipengaruhi oleh selasar – selasar dan innercourt (open space) yang menghubungkan antar massa bangunan maupun antar ruang.
Gambar 70 : Sirkulasi yang saling terkait antar ruang luar, dalam, dan lansekap Sumber : Ilustrasi penulis
82
5.3.6. Konsep Lansekap 5.3.6.1.
Konsep secara umum Sebagai urbanscape, maka Youth Business Park dituntut untuk memiliki banyak area hijau yang dapat digunakan untuk publik. Lansekap pada kawasan Youth Business Park didesain agar dapat menyatu dengan bangunan sehingga pada beberapa area tidak terdapat batas yang jelas antara ruang luar dan ruang dalam. Selain banyaknya area terbuka hijau, konsep ‘one stop creative business activity’ mengakibatkan antar massa bangunan harus terkoneksi dengan baik, oleh karena itu lansekap pada jalur sirkulasi juga harus diperhatikan. Pemanfaatan rooftop sebagai lansekap juga menjadi perhatian pada bangunan di kawasan Youth Business Park.
Gambar 71 : Rooftop dan sirkulasi luar didesain supaya atraktif dan menyatu dengan lansekap Sumber : Ilustrasi penulis
5.3.6.2.
Konsep ruang terbuka Sebagai bangunan yang menjadi pusat kegiatan industri kreatif, menyebabkan kawasan ini harus dapat mewadahi berbagai aktivitas yang berhubungan dengan industri kreatif. Beberapa bidang pada industri ini menjadikan seni pertunjukkan sebagai core dari kegiatannya. Oleh karena itu, adanya ruang terbuka untuk mewadahi seni pertunjukkan tersebut harus ada dikawasan ini. Bentuk dari tempat pertunjukkan ini berupa panggung terbuka yang dapat dinikmati oleh pengunjung dari berbagai sudut di area Youth Business Park.
83
Gambar 72 : Panggung terbuka dapat dinikmati dari seluruh penjuru area Sumber : Ilustrasi penulis
5.3.6.3.
Pemilihan vegetasi Untuk
mendukung
menstimulasi
kreativitas
ambience dan
semangat
memperkuat
anak konsep
muda
serta
urbanscape,
pemilihan vegetasi diangap perlu untuk dilakukan. Vegetasi yang dipilih ialah yang dapat memberikan atraksi alami pada lansekap Misalnya, tanaman yang akan berbunga setiap periode tertentu, atau pohon ynag akan gugur pada musim tertentu dan mengubah warna daunnya.
Gambar 73 : contoh tanaman dan suasana yang dihasilkan Sumber : zoelnaghi.blogspot.com, diakses 28 Desember 2014 pukul 22.12 WIB
5.3.7. Konsep sistem bangunan 5.3.7.1.
Sistem Pencahayaan Pencahayaan pada bangunan memanfaatkan pencahayaan alami secara maksimal pada ruang dalam bangunan di siang hari. Penyaluran cahaya matahari dilakukan dengan permainan bukaan pada ruang dalam, pemanfaatan ruang transisi sebagai penangkap cahaya matahari, dan permainan fasad bangunan.
Gambar 74 : Skema pencahayaan alami yang masuk melalui void & bukaan Sumber : ilustrasi penulis
84
Gambar 75 : Skema ruang transisi (teras) sebagai penagkap cahaya Sumber : ilustrasi penulis
Selain itu penerapan smart building menyebabkan sistem pencahayaan buatan pada bangunan terintegrasi dengan pusat komputasi
dari
bangunan.
Hal
ini
menyebabkan
penggunaan
pencahayaan buatan dapat diatur secara otomatis yang berdampak pada efisiensi energi. 5.3.7.2.
Sistem Penghawaan Sistem Penghawaan alami pada bangunan memanfaatkan sistem cross ventilation pada beberapa bagian dari bangunan. Penerapannya dengan memberikan bukaan pada ruang yang berhadapan pada sisi yang berlawanan.
Gambar 76 : Strategi penghawaan alami dengan cross ventilation dan void Sumber : ilustrasi penulis
Penghawaan alami pada bangunan dibantu dengan banyaknya area hijau pada kawasan Youth Business Park, penggunaan innercourt pada beberapa area, serta pemanfaatan ruang transisi dan sirkulasi yang memungkinkan perputaran udara.
85
Gambar 77 : Skema udara panas difiltrasi dengan teras Sumber : ilustrasi penulis
Selain penghawaan alami, penghawaan buatan juga digunakan pada beberapa
ruangan
yang
berkebutuhan
khusus
terutama
mempertimbangkan durasi waktu penggunaan ruang, banyaknya orang yang dapat ditampung serta jenis aktivitas yang dilakukan. Adapun ruangan yang membutuhkan penghawaan buatan seperti Industri Kreatif Centre, beberapa Retail, beberapa kantor sewa, beberapa kafetaria, serta ruang pengelola. 5.3.7.3.
Sistem Akustika Sistem akustika pada bangunan di kawasan Youth Business Park menggunakan sistem alami dan buatan sesuai kebutuhan dan fungsi ruang. Sistem akustika alami digunakan pada ruangan yang tidak terlalu membutuhkan konsentrasi tinggi karena pengalihan konsentrasi kepada atraksi lain yang ada disekeliling bangunan, ( contohnya, ruangan retail yang tidak membutuhkan suasana tenang karena konsentrasi utama pengunjung dialihkan pada interior dan barang yang ada didalam retail). Sistem yang digunakan secara alami yaitu peredam kebisingan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu : a. Vegetasi, pemanfaatan vegetasi dengan daun rimbun akan efektif menjadi barrier. Tetapi peletakannya juga harus diperhatikan agar tidak menjadi penghalang visual bangunan dan penghambat interaksi antar ruang. Dengan penempatan yang tepat dapat menjadikan vegetasi sebagai elemen lansekap yang memperkaya desain bangunan.
86
Gambar 78 : Skema ide system peredam kebisingan Sumber : ilustrasi penulis
b. Ruang transisi, Adanya ruang transisi akan menjadi peredam suara yang baik untuk ruang dalam. Ruang transisi ini dapat berupa selasar ataupun ruang terbuka.
Gambar 79 : Skema ide peredam kebisingan dnegna filtrasi ruang transisi (teras) Sumber : ilustrasi penulis
Selain sistem akustika alami, akustika buatan juga digunakan pada beberapa bangunan di kawasan Youth Business Park seperti pada Hall yang fungsi kegiatannya mengharuskan ruangan memiliki akustika yang baik. 5.3.7.4.
Sistem Struktur Sistem struktur yang dipilih ialah struktur baja beton dengan tipe bangunan low rise – middle rise. Sehingga struktur yang dipakai bukanlah struktur yang advance.
Gambar 80 : Sistem struktur multi-story
Gambar 81 : Sistem struktur low rise concrete
Sumber : http://kcasp.butlermfg.com diakses 16 Januari
Sumber : http://www.pages.drexel.edu diakses 16
2015, pukul 11.25 WIB
Januari 2015, pukul 11.25 WIB
87
5.3.8. Konsep bahan dan finishing bangunan Material yang digunakan pada bangunan Youth Business Park tidak saja berfungsi sebagai pembentuk elemen – elemen bangunan tetapi juga sebagai salah satu elemen estetika dari bangunan. Sehingga pemilihan material memperhatikan tekstur dan warna alami dari material itu sendiri. Material yang dipilih untuk bangunan ini seperti beton , baja, kayu dengan berbagai tekstur, serta beberapa material dengan pattern tertentu.
Gambar 82 : Ide material yang digunakan (beton, baja, kayu, kaca) Sumber : Olah gambar penulis
Adapun untuk finishing, bangunan ini akan mempertahankan beberapa tekstur alami dari material dan sedikit modifikasi pada beberapa material agar dapat menyatu antara ruang dalam, ruang luar, dan lansekap.
88