[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
Gambar 4.14. Zoning Tapak
BAB V KONSEP PERENCANAAN
5.1.
Konsep Dasar Dari Entertainment Centre Perancangan Entertainment Centre ini menggunakan konsep bentuk menjadikan ekspresi yang mengarah kepada arsitekturalnya, tentunya dengan penyesuaian fungsi-fungsi ruang yang ada. Untuk itu konsep Form Follow Function dijadikan dasar sebagi konsep perancangan.
Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
58
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
5.1.1. Perencanaan Entertainment Centre Ditinjau dari Indonesia merupakan sebuah negara berkembang yang sangat kompleks dengan segala kebutuhan dan berbagai macam usaha untuk memenuhinya. Pada dasarnya, kebutuhan hidup manusia dapat dibedakan menjadi tiga golongan utama yaitu sandang, pangan, dan papan. Tingkat perekonomian Indonesia sendiri pada tahun 2002 kemarin mengalami pertumbuhan dari 3.5% - 4% naik menjadi 4% - 5 di tahun 2003. Dalam ilmu ekonomi, tingkat perekonomian suatu bangsa dapat menjadi indikator akan tingkat kemapanan dan kesejahteran rakyatnya. Tingkat perekonomian yang baik akan mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebaik mungkin, tidak hanya pemenuhan akan kebutuhan pokoknya yang bersifat fisik namun juga pemenuhan akan kebutuhan batiniahnya. hiburan merupakan salah satu hasrat manusia untuk dipenuhi selain kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan. Indonesia, terutama kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali dan Surabaya dewasa ini telah dijamuri berbagai macam fasilitas hiburan dan rekreasi yang tumbuh dengan suburnya; bioskop, teater, tempat pertunjukkan musik, tempat karaoke, pub atau cafe, children dan game centre, juga restaurant, baik yang bersifat lokal ataupun franchise dari luar negeri. Sumber : http://etd.eprints.ums.ac.id/1023/1/D300000082.pdf.
5.1.2. Kriteria Perencanaan Dalam perencanaan Entertainment Centre ini, kriteria utama yang ditetapkan adalah: 1. Dapat mengintegrasikan antar ruang pada setiap aktifitas pergerakan yang terjadi, yaitu mudah dicapai dari ruang satu ke ruang lainnya. 2. Perencanaan untuk interior maupun eksterior ruang harus dapat mengakomodasi sistem peralatan dari fungsi yang ada. 3. Dapat memberikan sebuah informasi secara cepat tentang ruang-ruang berdasarkan fungsi dan kegunaannya. 4. Dapat menunjukkan bahwa fungsinya Entertainmet Centre memiliki nilai Behavior modifer dan Aesthetic function terhadap lingkungan masyarakat sekitar. Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
59
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
5. Dapat menciptakan sebuah komunitas tertentu untuk selalu berkunjung ke
entertainment
centre
untuk
melakukan
pertemuan
atau
bersosialisasi.
5.2.
Konsep Masa Bangunan 5.2.1. Perletakan Masa Bangunan Konsep gubahan masa bangunan Entertainment Centre. Gubahan masa bangunan diambil dari prinsip fungsi Entertainment Centre dan karakteristik tapak yang memanjang, sehingga konsep masa mengacu pada bentuk tapak dan fungsi ruang didalamnya.
Public area Gubahan masa dari tampak
Gambar 5.1. Konsep Gubahan Masa
5.2.2. Konsep Perletakan Zoning Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam mengatur penzoningan didalam tapak adalah: Alur sesuai fungsi kegiatan dan aktivitasnya Keadaan situasi didalam tapak Pencapaian sirkulasi kendaraan didalam tapak Penataan ruang luar yang ingin dicapai Keterkaitan dengan fungsi yang ada di sekitar tapak
Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
60
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
Dari konsep perletakan penataan massa bangunan, penulis mencoba mengilustrasikan perletakan masa bangunan dengan mempertimbangkan beberapa hal yang telah dijelaskan diatas.
ZONA ENTERTAINMENT BIOSKOP LIVE MUSIC, KARAOKE
ZONA GAME CENTRE, CAFÉ, PUB, RESTAURANT,
Gambar 5.2. Konsep Perletakan Zoning
5.3.
Konsep Ruang Berdasarkan identifikasi bangunan dan fungsinya sebagai Entertainment Centre, maka konsep ruang yang digunakan berbentuk dari fungsi masingmasing ruang. Dibawah ini adalah contoh bentuk masa bangunan yang mengikuti fungsi didalamnya / Form Follow Function.
Gambar 5.3. Konsep Ruang Form Follow Function
5.4.
Konsep Sirkulasi
Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
61
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
5.4.1. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam Secara Horizontal Berfungsi untuk menghubungkan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain pada lantai yang sama, pemilihan sistem sirkulasi didasarkan kepada: Konsep sirkulasi ruang dalam secara horizontal menggunakan sistem double loaded karena ruang-ruang yang dibentuk atau dibuat berhadapan agar koordinasi menjadi lebih mudah. Dari beberapa kriteria pemilihan konsep sistem sirkulasi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk konsep sirkulasi yang sesuai adalah menggunakan sistem Linier atau Grid sesuai dengan kebutuhan akan fungsinya yang bersifat emergency dan sistem kerja yang cepat.
Gambar 5.4. Siste, Sirkulasi Horizontal
5.4.2. Konsep Sirkulasi Ruang Dalam Secara Vertikal Jenis sirkulasi vertikal yang akan digunakan adalah ramp, tangga escalator, dan elevator / lift pada bangunan ini sangat diperlukan untuk mempermudah dan mempercepat sirkulasi dari satu lantai ke lantai yang lain. Jenis Tangga
Keuntungan
Kerugian
Tidak perlu waktu tunggu
Dapat
menghadapi
kemiringan yang curam
Tidak efektif untuk bangunan yang lebih dari 4 lantai
Cocok untuk keadaan darurat
Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
62
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
Efektif digunakan pada waktu sibuk
Ramp
Tidak
melelahkan
kemiringannya
karena
yang
tidak
yang
securam tangga
Membutuhkan ruang cukup
luas
untuk penempatannya
Efisien untuk dimanfaatkan sebagai ruang pada sisinya
Eskalator
Menghemat tenaga dari waktu
pemakainya
Efektif
Biaya
operasional
cukup mahal
digunakan
untuk
mempercepat
dan
Membutuhkan ruang yang luas
memudahkan hubungan antar bagian
Tidak
memerlukan
waktu
tunggu
Lift
Memudahkan
pengangkutan
barang
Efisien tenaga dan ruang
Mempercepat hubungan antar bagian secara vertikal
Mempermudah sirkulasi bagi
Biaya operasionalnya mahal
Memerlukan
waktu
tunggu
Kapasitasnya
sekali
angkut terbatasi
orang cacat
Konsep sirkulasi secara vertikal pada bagian ini menggunakan beberapa jenis, yaitu lift, tangga, dan ramp kecuali eskalator. Karena penggunaan eskalator tidak sesuai dengan kebutuhan dari fungsi gedung itu sendiri. Pada gedung ini sangat dibutuhkan adanya sebuah lift bagi pengguna yang membutuhkan kecepatan waktu, tangga dibutuhkan sebagai sirkulasi alternatif, dan ramp yang digunakan bila membawa sebuah alat tertentu sesuai dengan kebutuhannya.
5.4.3.
Konsep Sirkulasi Ruang Luar
Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
63
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
Konsep sirkulasi ruang luar antar gedung dirancang mengikuti kebutuhan hubungan antar ruang dan lebih tepatnya dengan menggunakan konsep linier dan radial. Konsep ini dianggap lebih menyatu terhadap situasi tapak karena dapat menyesuaikan dengan segala kegiatan dan aktifitasnya. Dibawah berikut ini adalah konsep sirkulasi ruang luar antara ruang sirkulasi pedestrian dengan area parkir mobil.
Gambar 5.5. Konsep Sirkulasi Ruang Luar
5.4.4. Konsep Ruang Terbuka Tapak membutuhkan ruang terbuka sebagai tempat berinteraksi dengan alam / berkumpul / bersosialisasi, dan berdiskusi maupun peristiwa lainnya (bersenda gurau), jadi konsep yang digunakan adalah mencerminkan keterbukaan ruang dalam berekspresi.
Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
64
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
Gambar 5.6. Konsep Ruang Terbuka
5.5.
Konsep Struktur Bangunan Jenis struktur yang dipakai berdasarkan pertimbangan dalam mendesain sebuah Entertainment Centre ini adalah :
Struktur yang cepat pengerjaannya mengingat bangunan ini adalah bangunan
publik
yang
sangat
mempertimbangkan
dampak
pembangunannya pada kegiatan eksplorasi alam.
Struktur yang dapat memenuhi kriteria dari segala alat-alat yang digunakan dalam sebuah ruangan agar menyatu dan fungsional.
Struktur yang fleksibel dengan penataan ruang-ruang di dalamnya.
Struktur yang dapat menciptakan atau mendukung kontinuitas ruang dengan modul yang sesuai dengan ruang gerak manusia.
Struktur yang memiliki nilai estetika yang baik untuk diekspresikan.
Dari segala kriteria diatas alternatif pemilihan sistem struktur disesuaikan terhadap maksud dan tujuan serta harus dipertimbangkan segala keuntungan dan kerugian. Untuk itu, sistem struktur yang digunakan adalah sistem struktur portal dan rangka ruang dengan kombinasi struktur lainnya, karena menimbang dari beberapa kebutuhan ruang serta aktifitasnya.
5.6. Konsep
Perencanaan
Utilitas
Bangunan 5.6.1. Konsep
Pengudaraan
/
Penghawaan Untuk bangunan
mencapai
kenyamanan
dalam
perlu
diperhatikan
sistem
pengudaraan yang baik. Cara mendapatkan Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
65
rja AC Central
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
pengudaraan yang baik adalah melalui pengudaraan alam, dapat diperoleh dengan : memberikan bukaan pada daerah-daerah yang diinginkan dan memberikan ventilasi yang sifatnya berhadapan dan sejajar. Ruang-ruang service menggunakan ventilasi alam yang berasal dari bukaanbukaan pada bangunan yang sengaja dibuat. Pengkondisian udara buatan menggunakan pendingan ruangan berupa AC split maupun AC central yang terdiri dari unit outdoor sebagai kondensor dan unit indoor sebagai evaporatornya. Penggunaan pendingan ruangan dalam hal ini digunakan pada ruang-ruang tertentu seperti: ruang kantor pengelola, ruang operator, ruang server, ruang kontrol CNSS, dan sebagian besar ruangan ini membutuhkan pendingan ruangan karena menyangkut kebutuhan yang mutlak. 5.6.2. Konsep Penerangan / Pencahayaan Dalam merencanakan suatu bangunan hal yang tak boleh luput diperhatikan salah satunya adalah hal penerangan / pencahayaan. Sumber penerangan dapat berasal dari pemanfaatan sinar matahari dan penerangan buatan ( Lampu ). Pemanfaatan cahaya matahari sebagai penerangan alami dalam bangunan berguna sebagai: a) Menghemat energi dan biaya operasional bangunan b) Menciptakan ruang yang sehat mengingat sinar matahari mengandung ultraviolet yang memberikan efek psikologis bagi manusia dan memperjelas kesan ruang. c) Mempergunakan cahaya alam sejauh mungkin ke dalam bangunan, baik sebagai sumber penerangan langsung maupun tidak langsung. Cahaya
matahari
memang
sering
dimanfaatkan oleh banyak orang untuk memberikan
penerangan
di
dalam
ruangan tetapi masalahnya penerangan hanya
bisa
didapat
pada
jam-jam
tertentu saja, mengingat matahari selalu berpindah-pindah tiap jamnya. Untuk itu pada bangunan entertainment centre
Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
ini
akan
digunakan
Solar
66
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Tracking Skylights yaitu suatu kaca yang akan memantukan cahaya matahari ke dalam ruangan. Kehebatannya, kaca-kaca yang ditaruh diatas itu dapat mengikuti arah sinar matahari sehingga dipastikan ruangan akan selalu mendapatkan sinar matahari yang sama, kecuali malam tentunya. Sumber : www.otakku.com/2008/02/05/solar-tracking-skylights/
5.6.3. Konsep Sistem Keamanan dan CCTV Sistem keamanan pada bangunan yang akan direncanakan sangatlah penting dan termasuk faktor utama dalam perencanaan, karena hampir seluruh komponen didalamnya menggunakan teknologi komputerisasi. Dalam hal ini rawan tindakan kriminal sebagai antisipasi dalam hal keamanan. Untuk itu disetiap ruangan secara tersembunyi diletakkan sebuah kamera yang dapat merekam setiap kegiatan ataupun kejadian. CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruangan melalui layar televisi / monitor, yang menampilkan gambar dan rekaman kamera yang dipasang di setiap sudut ruangan secara tersembunyi.
Dalam sistem ini, peralatan yang diperlukan adalah :
Kamera
Monitor Televisi
Kabel extension CCTV / Kabel Koaxial
BNC-RCA Jack
Standalone DVR (digital video recorder), dan
Ruang kontrol
5.6.4. Konsep Sistem Pencegahan Kebakaran
Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
67
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
Sistem pencegahan kebakaran dapat berfungsi dengan baik jika dalam perencanaan bangunan tersebut memperhatikan klasifikasi yang telah dibuat oleh pemerintah sesuai dengan segala peralatan dan kebutuhan yang digunakan pada Entertainment Centre ini, maka klasifikasi dalam merencanakan sebuah sistem pencegahan kebakaran dibagi menjadi :
Kelas A Struktur utamanya harus tahan api sekurang-kurangnya tiga jam. Bangunan kelas A ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum seperti : terminal, hotel, pertokoan, perkantoran, rumah sakit, bangunan industri, pusat hiburan (Entertainment Centre), serta tempat rekreasi.
Kelas B Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya dua jam. Bangunan-bangunan tersbut meliputi : perumahan bertingkat, asrama, sekolahan, dan tempat ibadah.
Kelas C Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur utamanya selama satu jam biasanya bangunan-bangunan yang tidak bertingkat dan sederhana.
Kelas D Bangunan-bangunan yang tidak tercakup kedalam kelas A,B,C dan diatur terendiri seperti instalasi nuklir dan gudang-gudang senjata atau mesin. Berdasarkan
klasifikasi
yang
telah
diuraikan,
maka
bangunan
Entertainment Centre ini direncanakan masuk dalam klasifikasi kelas A.\ Dalam perencanaan fasilitas umum harus dipikirkan juga letak tangga kebakaran. Tangga kebakaran harus dilengkapi pintu tahan api, minimum 2 jam dengan arah bukaan kearah ruangan tangga dan dapat menutup kembali dengan otomatis. Dilengkapi lampu dan tanda petunjuk serta ruangan tangga yang bebas asap. Tangga kebakaran dalam ruang efektif mempunyai jarak maksimum 25meter dengan lebar tangga minimum 1,2 meter
dan
tidak
boleh
menyempit
kearah
bawah,
serta
tidak
diperbolehkantangga berbentuk pointer atau tangga melingkar. Peralatan yang diperlukan dalam pencegahan kebakaran berdasarkan standart peraturan Dinas Pemadam Kebakaran: Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
68
[Entertainment Centre / Form Follow Function]
Chrisna Dwi Saputro / 41205120011
Sistem pencegah api (fire protection system) yang terdiri dari detector asap dan panas.
Fire
Ring
pencegah sekeliling
Main,
jaringan
kebakaran area
pipa
dipasang
yang
akan
dilindungi.
Fire Pump, untuk memompa tekanan air yang diperlukan untuk memadamkan api, sumber energi berasal dari generator.
Hydrant dibagi menjadi 3 macam yaitu: hydrant piller yang diletakkan di sisi jalan, Fire House Box yang diletakkan di masing-masing zona kebakaran, dan Fire Extinguiser (tabung pemadam kebakaran) yang diletakkan di dalam bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamnad. Kamus lengkap Bahasa Indonesia Moderen. Jakarta 2010 Anwar, Dessy Kamus lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta.2002 Diklat, Buku Ajar teori arsitektur. Jakarta 2006 Diklat, Buku ajar teori arsitektur,Jakarta D.K Ching., Francis, Arsitektur: Bentuk Ruang dan Susunannya, Erlangga 1996 Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai pustaka Jakarta 1998 Neufert Ernest, Data Arsitek edisi kedua jilid 1, penerbit Erlangga, Jakarta 1995 Neufert Ernest, Data Arsitek edisi kedua jilid 2, penerbit Erlangga, Jakarta 1995 SUTRISNO, R Bentuk Struktur Bangunan dalam Arsitektur Modern PT. Gramedia, Jakarta, 1984 Geraint John & Helen, 1997:67 J.Pamudji Suptandar,Desain Interior, 1999;247 Geraint John & Helen;66). Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur
69