BAB V. KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN
V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dasar Perancangan Pada dasarnya perencanaan gedung serbaguna ini dimaksudkan untuk mengadakan suatu wadah aktifitas kegiatan yang berhubungan dengan instansi pendidikan Universitas Bina Nusantara dan merambah cakupan Universitas Bina Nusantara untuk skup yang lebih luas, baik kalangan pendidikan dan bisnis yang dimulai dari Nasional hingga Internasional. Disamping sebagai pengembang kampus juga sebagai land mark Universitas Bina Nusantara dan kawasan sekitarnya.
V.1.1. Luas Total Perancangan Lokasi tapak memiliki aturan wajib sebagai berikut: •
Luas Lahan
: 14.000 m²
•
Luas dasar bangunan
:
•
Luas lantai maksimum
: 42.000 m²
8.400 m²
Kebutuhan Luas Ruang Kebutuhan total seluruh gedung serbaguna : Total kebutuhan ruang luar
140
•
Konvensi
= 6.816,4 m²
•
Pameran
= 2.332,1 m²
•
Fasilitas Penunjang
= 1.499
m²
•
Servis
= 338
m²
•
pengelola
=
m²
Jumlah Kebutuhan sirkulasi 20 % Jumlah Total
255
= 11.240,5 m² = 2.248,1 m² = 13.488,6 m²
Luas total bangunan adalah 14.000 m2. Luas total kebutuhan parkir adalah 16.182 m2 untuk 465 unit mobil, dan 540 m2 untuk 186 unit motor. Jadi kebutuhan total luas bangunan: Luas Gedung serbaguna
= 13.488,6 m²
Luas Parkir
= 17.766
Luas total
= 31.254.6 m²
•
m²
Perkiraan Tinggi Bangunan: Luas Tapak
: 14.000
m2
KDB 60 %
: 8.400
m2
Luas Bangunan
: 13.488,6 m2
Maka, perkiraan jumlah lapis banguanan adalah: Perkiraan luas / lantai
: 4000 m2
Maka
: 13.488,6 / 4000 = 3,4 ~ 4 lantai
141
V.1.2. Topik dan Tema Topik yang diambil dalam perancangan gedung serbaguna ini adalah ” urban desain”, dengan pengunaan topik ini ingin menggambarkan bagaimana gedung serbaguna ini dapat menjadi sebuah bangunan yang peka terhadap lingkungan sekitarnya dan bisa digunakan secara optimal bagi mahaiswa UBiNus secara khusus dan masyarakat sekitar yang berguna untuk kegiatan sosial. Dengan berpedoman pada teori-teori urban desain, bangunan ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan dalam hal ini adalah skala kota di sekitar kampus UBiNus. Tema yang diambil dalam perancangan gedung serbaguna ini adalah ”penerapan aspek-aspek urban desain dalam penyatuan aktifitas dan lingkungannya”. Aspek-aspek urban desain antara lain,”place for people, enrich the existing, make connection, work whit the landscape mix use and forms, manage the invesment, design for change”. Dengan topik ini dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi lingkungan dan masyarakat sekitar dengan keberadaan bangunan ini. Karena diharapkan menjadi bangunan yang sopan dan tanggap terhadap lingkungan sekelilingnya dan manusia. Kondisi area di sekitar lokasi saat ini masih minim sekali akan ruang-ruang umum yang dapat digunakan oleh masyarakat sekitar terlebih warga UbiNus. Dengan adanya bangunan gedung serbaguna ini diharapkan tidak hanya memenuhi fungsinya sebagai sebuah gedung serbaguna tetapi juga dapat menjadi sebuah area publik yang dapat menjadi sebuah tempat mencari informasi dan sarana
142
berinteraksi antar sesama. Hal tersebut diwujudkan dengan adanya area-area terbuka di luar bangunan dan fasilitas-fasilitas penunjang umum lainnya.
V.1.3. Hubungan Skematik Skema Hubungan Ruang
Staf/pemain
Servis Entrance Loading dock
security
R.persiapan R.ganti
Loading dock r. control suara, lighting
stage exit Toilet, caftaria bar
r.konvensi
Pre function
r. control suara, lighting cafe Pameran
Restoran
Pre function
Retail Kantor Pengelola
Main Hall security
toile Pejalan kaki
parkir
Pengunjung/ Peserta
143
Skematik struktur organisasi pihak pengelola bangunan
General Manager
Manager Teknik
Bidang pemelihar aan & penyelngg araan
Bidang Perlengkapa
Manager Pemasaran
Bidang fasilitas
Manager Umum
Bidang keamanan
Bidang Pemasaran
Bidang ADM
Bidang Rumah tangga
Bidang Humas
Skematik Kegiatan Persidangan • • • • • •
Akomodasi
Datang Tunggu Lobbying
Coffee break Lobbying Pameran konvensi Makan siang Rekreasi Keperluan lain
Pembukaan sidang
B R E A K
sidang
B R E A K
Penutupan sidang
Pulang
Akomodasi
144
Skematik Kegiatan Pameran r. Bounden ware house
Loading barang D a t a n g
Eksebisi
Atur denah eksebisi
Set-up stand
Pembukaa n pameran
Pendirian stand
Penutupan pameran
Show display
Break down, bongkar stand
Pemasukan materi Penarikan kabel
Skematik Kegiatan Pertunjukan
Perayaan
D a t a n g
Lobby, resepsionis informasi
Tiket
Sidang/pleno
Break
Entertaiment
Snack bar/ lounge
sidang
P u l a n g
Graduation
Skematik Kegiatan Pengelola
D a t a n g
Gudang alat
R.pemyimpanan alat: Micropone, slide projector, interprnter boot, dll
Meja/kursi
Diperiksa Set-up selesai
145
V.2. KONSEP PERANCANGAN TAPAK Konsep perancangan tapak dalam proyek gedung serbaguna ini mengacu pada topik yang sudah ada yaitu ”urban desain”, sehingga dalam perancangan tapak ini akan muncul area terbuka yang dihasilkan dari analisa lingkungan yang ada yang akan di gunakan sebagai urban room bagi pengguna gedung atau pun masyarakat sekitarnya sebagai sarana umum dan sosial.
V.2.1. Sirkulasi di Luar Tapak Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan khusus yang telah ditentukan pada tahap analisa, maka ada beberapa kesimpulan yang akan diterapkan pada perancangan gedung serbaguna ini, yaitu: •
Main Entarance Mobil
Gambar 36: Main entrance mobil
146
Pertimbangan: -
Pintu masuk tidak berada di jalan utama untuk menghindari dan mengurangi sirkulasi jalan utama yang sangat padat dan mecet.
-
Di depan pintu masuk merupakan boulevard jalur dua arah yang efektif untuk sirkulasi keluar dan masuk dari bangunan dan juga pertimbangan antrian mobil menuju bangunan, sehingga tidak menambah kemacetan bagi jalan utama.
-
Jalur dua arah di depan pintu masuk relatif tidak begitu padat karena merupakan jalan untuk menuju ke pemukiman, bukan jalan utama.
•
Main Entarance Pejalan Kaki
Gambar 37: Main entrance pejalan kaki alternatif I
Petimbangan: -
Berada di jalan utama, tidak tersembunyi dan lebih mengundang.
147
-
Merupakan akses terdekat pejalan kaki dari kedua Kampus UBiNus.
-
Berada di posisi yang berbeda dari pintu masuk mobil sehingga tidak terjadi persilangan sirkulasi.
-
•
Pintu masuk dan keluar pejalan kaki berada di jalur yang sama.
Side Entarnce Mobil
Gambar 38: Side entrance mobil alternatif
Pertimbangan : -
berada di bagian belakang tapak yang merupakan zoning servis.
-
dekat dengan staff sehingga memudahkan sirkulasi membawa barangbarang workshop, partisi dan lain-lain dari servis ke gudang-gudang perlengkapan pada setiap kegiatan.
148
•
Side Entarnce Pejalan Kaki Pejalan kaki merupakan yang utama disini, oleh karena itu di keliling bangunan diberi bukaan sebagai akses bagi pejalan kaki, karena tapak berada di keliling pemukiman yang terdapat banyak jalan-jalan kecil yang bisa di akses oleh pejalan kaki dari berbagai sudut. Seperti di bagian belakang tapak yang merupakan jalur alternatif pencapaian dari Kampus Syahdan.
Gambar 39: Side entrance pejalan kaki
V.2.2. Sirkulasi di Dalam Tapak Sirkulasi di dalam tapak dipengaruhi oleh zoning dan orientasi massa bangunan. Hasil dari tahap analisa yang dilakukan sebelumnya adalah sebagai berikut:
149
privat Semi publik publik servis Gambar 40: Side entrance pejalan kaki
• Privat -
Berada di bagian dalam tapak yang relatif lebih tenang.
-
Berada di bagian belakang tapak agar berdekatan dengan rencana side entrance dan pintu masuk kendaraan, diharapkan sebagai fasilitas servis yang diberikan bangunan agar para pengunjung merasakan keamanan.
• Semi Publik -
Berisi program-program penunjang dan pemberi informasi seperti kantor pengelola.
-
Sebagai pusat seluruh area yang ada.
-
Terdapat hall yang juga sebagai main entrance.
• Publik -
Berada di posisi yang bisa dengan mudah mengakses ke tiga zona lainnya.
-
Berada di sisi utara tapak karena menghadap ke area pemukiman yang relatif tenang sehingga para staff dapat bekerja dengan optimal.
-
Sisi utara sebagai akses kemungkinan terbesar jalan pintas kampus syahdan.
150
• Servis -
Berada di bagian belakang, berdekatan dengan side entrance (sirkulasi servis) dan rencana lokasi parkir mobil dan motor.
-
Karena akses jalannya lebih tersembunyi, dan cocok sebagai letak center servis pendistribusian vertikal, loading dock dan gudang.
pejalan kaki
ME
SE
Hasil dari analisa sirkulasi dan juga penzoningan menghasilkan pemecahan lahan yang bertujuan memberikan sifat bangunan menjadi lebih ramah kepada lingkungannya, serta memberikan akses-akses yang memudahkan pengunjung ataupun masyarakat yang hanya melintas ke tempat tujuannya, tidak hanya semata memberikan kemudahan akses tetapi bertujuan khusus untuk menghidupkan kawasan bangunan dengan akses-akses yang telah dibuat.
V.3. KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN V.3.1. Sirkulasi di Dalam Tapak Bentuk bangunan tidak mengacu pada suatu aliran atau gaya arsitektur tertentu, tetapi sesuai dengna topik yaitu ”urban desain” yang nantinya setiap bentuk dan ruang yang tercipta adalah berdasarkan teori-teori urban desain
151
yang dapat digunakan oleh mahasiswa UBiNus secara khusus dan masyarakat sekitar secara umum sebagai suatu sarana publik. Respon terhadap lingkungan dan bangunan eksisting secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi bentuk dari bangunan ini. • Memaksimalkan tapak • Radiasi masih terlalu banyak
• Pembagian sinar matahari merata • Pergeseran juga dikarenakan view pada bangunan ; mengarah ke jalan utama sebagai penyambut, menghadap ke kampus Anggrek, menghadap ke kampus Syahdan, dan mengarah ke ME. • Penggunaan lahan secara maksimal • Mendapatkan view yang baik dan tanggapan hadapan bangunan yang baik kepada ling sekitar.
Gambar 41: Analisa sirkulasi dengan pergerakan bangunan
152
Untuk fasade bangunan sendiri terjadi akibat kebutuhan dan fungsi akan bangunan tersebut baik dari dalam maupun dari lingkungan di luar, kesan modern dan bangunan yang berteknologi tak habis dimakan waktu adalah kesan yang ingin ditampilkan, serta juga penggunaan analogi dari simbolsimbol Univeritas Bina Nusanara. Penggunaan material yang tepat juga akan memperkuat kesan yang ingin disampaikan oleh bangunan ini, dengan mengkombinasikan material alami yang terkesan lembut dan material buatan yang terkesan kokoh dan modern akan menambah nilai estika dan juga disempurnakan dengan pencahayaan yang baik untuk bangunan, sehingga menciptakan bangunan yang juga anggun.
V.3.2. Sirkulasi Bangunan Sesuai dengan tahap analisa yang sebelumnya dilakukan, jalur sirkulasi yang diterapkan pada perancangan ini adalah sirkulasi horizontal dan vertikal. Sirkulasi horizontal yang digunakan dalam perancangan ini adalah redial dan linier menerus, karena sesuai fungsi gedung serbaguna dimana terdapat pusat dimulai dari main entrance, lobby dan pusat informasi yang menjadi pusat dari bangunan ini.Untuk sirkulasi vertikal, menggunakan alat bantu lift, eskalator dan tangga darudat untuk penanggulangan bencana kebakaran.
V.3.3. Massa Bangunan Bentuk massa bangunan pada perancangan gedung sebaguna ini di adaptasi dari analogi simbol-simbol Universitas Bina Nusantara, yang
153
disesuaikan juga dengan analisa dalam tapak tesebut. Pembentukan massa dari analisa bentuk tapak, sirkulasi dan penzoningan yang telah terbentuk dibuat menjadi bangunan yang fluid, geometri dan spatis berusaha menciptakan kedinamisan bentuk dan space untuk mendukung adanya keunikan perjalanan dan public employment bagi masyarakat. Penggabungan bentuk persegi panjang dengan bentuk elips tidak mengurangu fungsi di dalam bangunannya, karena dominan yang terjadi didalam bangunan adalah bentuk persegi sehingga dalam segi layout tetap dapat sisesuaikan dengan fungsi ruang yang di dalamnya.
V.4. SISTEM MASSA BANGUNAN V.4.1. Pola Massa Bangunan Pola massa bangunan yang akan diterapkan dalam perancangan gedung serbaguna ini adalah pola massa bangunan tunggal, alasannya adalah karena setiap fungsi dari program ruang yang ada di dalam gedung serbaguna ini harus saling berhubungan meskipun memiliki fungsi yang berbedadan memiliki pusat dalam bangunannya. Dan pertimbangan secara umum dari pemilihan pola ini adalah: -
Kebutuhan lahan sempit.
-
Sirkulasi pencapaian menjadi cepat dan efisien.
-
Pengawasan dan pemeliharaan lebih mudah.
-
Sifat bangunan terpusat.
154
Pola Massa Bangunan Tunggal
Gambar 42: Pola massa bangunan tunggal
Penampilan Bangunan
2 1
3
4
1 Menghadap kampus anggrek
2 Menghadap kampus syahdan
3
4
Menghadap Menghadap Main Entrance jalan utama
155
Garis Ketinggian Bangunan (skyline)
156
V.4.2. Struktur dan Konstruksi Struktur bentang lebar bisa dijadikan alternatif dalam pemilihan jenis struktur yang lebih sederhana dalam proyek bangunan konvevsi, adalah: •
Struktur Rangka Unsur utama dari struktur ini adalah kolom dan balok, yang masingmasing berfungsi sebagai penyalur beban dan gaya ke tanah serta sebagi penerima beban horizontal yang diteruskan ke kolom. Struktur rangka bisa jadi alternatif dalan pemilihan jenis struktur rangka yang lebih spesifik, adalah:
•
Struktur Rangka Batang Terdiri dari rangka batang horizontal dan vertikal yang menerima gaya tekan dan batang diagonal yang menahan gaya tarik.
Struktur bagian bawah bangunan merupakan struktur yang berada di bagian bawah bangunan yang langsung berhubungan dengan tanah. Berdasarkan bangunan konvensi, maka alternatif pemilihan sub struktur yang sesuai adalah: Pondasi Tiang Pancang
157
Keterangan - untuk keadaaan dimana kedalaman tanah keras jauh dari permukaan tanah - menggunakan bahan baja beton bertulang, baik yang monolit atau tidak dibuat prefabrikasi dan dipancangkan dengan cara di pukul hingga mencapai kedalaman tanah keras - bapat menahan beban yang cukup besar (50 ton/m2)
Kerugian - pemasangan tiang pancang memberi pengaruh getaran pada daerah sekitarnya - dampak suara bising
V.4.3. Sistem Pencahayaan Beberapa sistem penerangan yang dapat diterapkan dalam proyek ini, adalah: •
sistem pencahayaan langsung
•
sistem down light (tenggelam pada plafon, menghindari silau secara langsung)
•
sistem up light (memantulkan cahaya ke plafon untuk mengurangi silau dan menambah unsur estetika)
•
daya yang dibutuhkan masing-masing ruang: - 200 lux untuk foyer - 300 lux untuk ruang konvesi - 500 lux untuk ruang pameran
V.4.4. Sistem Instalasi Listrik Berdasarkan analisa yang telah diurai sebelumnya maka sistem yang digunakan, adalah:
PLN
Panel tegangan tinggi Trafo
Genset
Panel tegangan Panel Titik rendah distribusi cabang utama
Panel kontrol
158
V.4.5. Sistem Tata Suara Berdasarkan analisa sistem tata suara menggunakan Central Loundspeaker (sistem pengeras suara terpusat), berdasarkan kebutuhan tuntutan, frekwensi kebutuhan dan fasilitas yang disewakan.
V.4.6. Sistem Komunikasi Sistem komunikasi yang digunakan di dalam external bangunan menggunakan sistem telepon langsung atau sistem PABX dan pada internal menggunakan interkom External Phone Phone Phone
Main distribution frame
Private autonatic exchange (PABX) operator
panel
panel
TELKOM
PLN
batery
159
Internal intercom intercom
intercom
intercom
V.4.7. Sistem Tata Udara Berdasarkan analisa penggunaan system tata udata menggunakan system pengudaraan buatan yang di bagi menjadi 2, yaitu pengunaan AC central pada bangunan utama, dan Ac split pada bangunan servis.
V.4.8. Sistem Sanitasi Air bersih sprinkle PDAM
R.reservoir
Presure pump
Hydran toilet dapur
Air kotor
160
Air hujan Wastafel, dapur, urinoir
Bak kontrol
Riol kota
Air limbah Limbah Closet
Sumur resapan
spitank
Riol kota
V.4.9. Sistem Penangkal Petir Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem penangkal petir yang dipilih adalah tipe sangkar faraday. V.4.10. Sistem Pembuangan Sampah Sampar r.dalam
Sampar r.luar
Tempat sampah TPS
organik
anorganik TPA
V.4.11. Sistem Keamanan
api
Smoke detektor
detektor
161
Panel alaram Alat pemadam
Heat detector sprinkler Portable estinguisher Fire hidrant
V.5. SKEMTIK DESAIN Secara umum, konsep desain yang digunakan dalam perancangan gedung serbaguna ini sesuai dengan topik dan tema. Dalam kaitan dengan konsep perancangan yang dilihat dari potensi-potensi yang berada dilingkungan. Keberadaan bangunan (dalam konteks kepemilikan Bina Nusantara)memiliki andil dalam pemikiran dan pembentukan bangunan (bentuk dan simbol-simbol Bina Nusantara). Pengolahan tapak memfokuskan urban desai pada pejalan kaki dan bangunan dengan sekala kota di lingkup Universita Bina Nusantara, dan juga dapat menyelesaikan permasalahan sirkulasi pejalan kaki dan kendaraan serta pencapaian ke dalam tapak. Pada bangunan itu sendiri diharapkan dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan bangunan-bangunan eksisting yang telah ada.
V.5.1. Tapak Pemecahan tapak mengikuti beberapa jalan yang ada di sekitar tapak dilakukan untuk memberikan tapak yang menyatu dengan lingkungannya sekaligus memberikan akses langsung dari beberapa jalur antara kampus
162
UBiNus dengan tapak baik dari jalan utama maupun jalan-jalan kecil yang ada di belakangnya.
Gambar 43: Pemecahan Tapak
V.5.2. Eksterior Selain bentuk massa bangunan yang dihasilkan berdasarkan pemecahan tapak akibat analisa dari kemungkinan pergerakan aktifitas, yang akan memberikan dampak pada bentuk bangunan yang terpisah-pisah sehingga terbentuk ruang-ruang kosong yang memberikan dampak bangunan tidak begitu besar serta ringan dan juga tidak menambahkan visualisasi kepadatan untuk daerah tersebut. Pemecahan tapak mengakibatkan banyak fasad yang harus diolah, karena memiliki 4 tampak sisi yang harus diperhatikan, dari segi kulit bangunan, iklim dan juga fungsi ruangan yang berada di dalam, di mulai dari penggunaan kaca serta bukaan, bahan penutup seperti dinding masif ataupun clading. Secara keseluruhan, kesan yang ingin ditampilkan dari bangunan ini
163
adalah menyatu dengan ligkungan sekitar dan terkesan modern dari segi bentuk dan fungsi.
V.5.3. Interior Berdasarkan fungsi bangunan utama yaitu sebuah ruang pertemun yang sangat fleksibel dari segi kapasitas, sehingga perencanaan dalam bangunanya harus bersatu dengan struktur pada bangunan, dan terjadi pembentukan struktur bantang lebar dengan meminimalkan struktur kolom agar tidak mengganggu kegiatan aktifitas didalamnya.
164