Bab V Kesimpulan, Saran dan Diskusi Pengamatan fotometri dan spektroskopi RS Gru, sebuah bintang variabel Delta Scuti beramplitudo tinggi telah dilakukan. Pengamatan fotometri mengadopsi pita lebar Johnson BVRI, sementara pengamatan spektroskopi yang dilakukan menggunakan resolusi rendah 300 garis/mm. V. 1. Fotometri Pengamatan fotometri dilakukan pada 3/4 Juli 2006. Pengamatan dilakukan dengan metode fotometri diferensial, dan berhasil mendapatkan 159 bingkai citra dengan 40 dalam filter B, 40 dalam V, 39 dalam R, 40 dalam I, dan berhasil meliput satu periode. Analisis dilakukan dengan menggunakan fotometri bukaan dan periodogram coba diturunkan dengan dua metode: Phase Dispersion Minimization (PDM) dan Date Compensated Discrete Fourier Transform (DCDFT). Hasil analisis periodogram dengan menggunakan metode PDM berbeda-beda bergantung pada banyaknya pengelompokan data ke dalam M buah sampel. Dalam rentang periode yang dicobakan antara 0 dan 0,2 hari, didapatkan dengan 3 buah sampel hasil sebagai berikut: • filter B, P = 0.08636 hari • filter V, P1 = 0.08007 hari, P2 = 0.15096 hari • filter R, P = 0.07888 hari • filter I, P1 = 0.04029 hari, P2 = 0.07939 hari Dengan menggunakan 8 dan 10 buah sampel dalam rentang periode coba yang sama, didapatkan tidak ada periode yang meyakinkan dalam filter B, V, dan R. Sementara untuk filter I didapatkan hasil P = 0.1530 hari untuk 8 buah sampel, dan P = 0.1384 hari untuk 10 buah sampel.
Hasil analisis periodogram dengan menggunakan metode DCDFT didapatkan periode dalam masing-masing filter sebagai berikut: • PB = 0,19455252918288 hari • PV = 0,16249593760156 hari • PR = 0,19098548510313 hari • PI = 0,12923235978289 hari Hasil-hasil di atas cukup berbeda dari hasil yang diperoleh Rodriguez, dkk (1995) yang memperoleh harga Pv = 0,14701558 hari. Rodriguez menggunakan empat maksima dalam menurunkan periode tersebut, sementara pengukuran yang dilakukan dalam tesis ini hanya menggunakan satu maksima. Rodriguez juga mendapati perubahan periode sebesar dP Pdt = !10, 6 (±0,8 )10!8 tahun !1 . V. 2. Spektroskopi Pengamatan spektroskopi resolusi rendah telah dilakukan 6/7 Oktober 2006, menggunakan
Reflektor
Cassegrain
GOTO
45
cm,
Bosscha Compact
Spectrograph, dan CCD ST-8XME. Perubahan kelas spektrum secara signifikan telah dapat diamati. Dengan menggunakan library spektra dari Jacoby dan Hunter (1984), kesimpulan sementara adalah adanya perubahan kelas spektrum RS Gru dari A2V ke A6,5V dalam satu periode pulsasi. V. 3. Hasil penggabungan pengamatan fotometri dan spektroskopi Dengan mengadopsi harga periode dari Rodriguez(1995), yaitu 0,14701558 hari, dilakukan plot antara fase dengan hasil pengamatan fotometri. Gambar V.1 memperlihatkan plot tersebut dimana fase = 0 adalah posisi maksima. Gambar V.1 menyertakan pula hasil analisis kelas spektrum dari pengamatan spektroskopi.
Gambar V. 1. Hasil penggabungan pengamatan fotometri (pada filter B (×), V(+), R(*), dan I(Δ)) dengan spektroskopi (garis merah menunjukkan posisi kelas spektrum). Gambar V.1 menunjukkan bahwa pada posisi maksima (fase = 0) kelas spektrum adalah A5,5V. Kemudian selama proses menuju minima, kelas spektrum berubah ke A2V. Pada posisi sekitar minima (fase antara 0,5 hingga 0,7) kelas spektrum berada pada posisi A5V hingga A6,5V. Pada saat perubahan menuju ke maksima kelas spektrum kembali menunjukkan ke A2V. Pengamatan fotometri dilakukan dalam empat filter pita lebar Johnson BVRI yang memungkinkan dilakukan analisis warna. Dilakukan pula plot antara fase dengan warna yang diperlihatkan pada gambar V.2. Gambar juga menyertakan hasil analisis kelas spektrum dari pengamatan spektroskopi.
Gambar V. 2. Hasil penggabungan pengamatan fotometri dua warna B – V (tanda ‘×’) dan R – I (tanda ‘*’) dengan spektroskopi (garis merah menunjukkan posisi kelas spektrum). Dari gambar V.2, dapat dilihat adanya kesesuaian antara perubahan warna dengan perubahan kelas spektrum. Pada saat B - V menurun, kelas spektrum ke arah biru, dan pada saat B – V meningkat, kelas spektrum ke arah merah. Namun untuk kurva R – I terlihat tidak teratur. Secara kualitatif, untuk hasil B – V di atas menunjukkan adanya pulsasi radial. Dari posisi maksima (fase = 0), warna dan kelas spektrum bergerak ke arah merah hingga maksimum di sekitar fase = 0,5. Hal ini dapat diinterpretasi bahwa pada saat itu terjadi pengerutan dan kecepatan radial maksimum berada pada fase = 0,5. Ini menunjukkan bahwa posisi minima bukanlah pada fase = 0,5, sebab pada saat itu bintang sedang melakukan pengerutan dengan kecepatan maksimum. Pengerutan kemudian teredam hingga mencapai posisi minima. Posisi minima berada di sekitar fase = 0,6, dimana terjadi perubahan baik warna maupun kelas spektrum dari A6V ke A2V. Proses dari fase = 0,6 ke fase = 1
menunjukkan pergeseran ke arah biru yang dapat diinterpretasi sebagai proses pengembangan. Perubahan kelas spektrum ke A5,5V pada sekitar fase = 0,9, menimbulkan pertanyaan. Ada beberapa interpretasi untuk hasil ini: 1. Kesalahan penentuan kelas spektrum secara manual seperti yang telah dibicarakan dalam sub-bab IV.3, mengingat data pengamatan yang dipakai untuk hasil menggunakan waktu bukaan 300 detik, berbeda dengan 8 titik data yang lain dengan waktu bukaan 600 detik (seperti ditampilkan dalam tabel IV.1, kegiatan pukul 21.23). 2. Adanya dugaan multiperiodisitas dan binaritas Untuk point interpretasi 1, solusi yang dapat diberikan adalah mengulangi atau mengumpulkan lebih banyak data. Jika memang terjadi kesalahan dalam penentuan kelas spektrum, dan jika data ini tidak diikutsertakan, maka interpretasi selanjutnya adalah bahwa pengembangan terjadi lebih lambat daripada pengerutan. Pada banyak literatur, seperti pada Rodriguez dkk. (1999) dan Derekas dkk. (2006), tidak menemukan adanya multiperiodisitas. Balona dan Martin (1978) menemukan adanya binaritas, namun demikian adanya satu perubahan kecil tidak cukup men-justifikasi hasil tersebut. Dengan demikian untuk point interpretasi 2 di atas, juga membutuhkan pengamatan lebih lanjut untuk dapat meng-konfirmasi adanya multiperiodisitas dan binaritas ini.