BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran identitas diri pada remaja yang menikah dini. Bab ini adalah penutup dari seluruh naskah penelitian, jadi didalamnya peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti juga akan memberikan diskusi mengenai hasil yang diperoleh serta saran-saran untuk melanjutkan penelitian dan saran-saran praktis tentang pelaksanaan penelitian. 5.1. Kesimpulan 5.1.1. Gambaran dan Status Identitas Diri Subjek Dari analisis hasil telah didapatkan gambaran identitas diri dari masingmasing subjek terhadap aspek-aspek identitas diri dari Erikson. Adapun masing-masing aspek tersebut yaitu : A. Pada aspek physical identity, subjek umumnya mempunyai karakteristik yang sesuai dengan teori erikson yaitu dimana remaja mulai menilai apa yang dimilikinya, mulai memperhatikan diri dan penampilan, melakukan perawatan diri dan mereka membandingkan dengan patokan ideal atau idola mereka. Umumnya subjek memiliki identitas yang baik pada aspek ini, ditandai dengan adanya rasa nyaman dengan penampilannya fisiknya.
129 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
B. Pada aspek personal identity, hanya sebagian subjek yang memiliki gambaran dalam merencanakan harapan atau cita-cita di masa depan, baik pendidikan maupun pekerjaan. Umumnya, pekerjaan yang dilakukan lebih disebabkan untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup keluarga sehari-hari atau cara untuk mempertahankan hidup sehingga kurang dirasakan sebagai sesuau yang mendukung identitas diri yang positif. C. Pada aspek social identity, hanya sebagian subjek (1 dan 2) yang memiliki kemampuan dalam menjalin hubungan sosial yang matang dan dapat diterima baik oleh lingkungan sosialnya. Sementara untuk subjek 2 kurang bersosialisasi dan subjek 3 kurang diterima baik oleh masyarakat sehingga identitas sosialnya mereka belum terbentuk dengan baik. D. Pada aspek familial identity, umumnya setiap subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarga terutama orangtua, begitu juga dengan suaminya. Pada aspek ini, umumnya sebagian subjek dapat menjalankan perannya sebagai suami atau istri diusianya yang masih sangat muda . Hal itu dikarenakan dukungan sosial dari keluarganya juga. Namun sebagian subjek masih belum adanya kematangan emosi sehingga dalam menyelesaikan konflik rumah tangga masih belum baik. E. Pada aspek moral-ethic identity, umumnya mereka sudah mampu untuk menerapkan nilai-nilai etika yang ditanamkan dari keluarga maupun yang didapatkan dari lingkungan diluar keluarga. Walaupun demikian, dalam
130 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
kepercayaan agama, mereka belum menampakkan kekonsistenan antara pengetahuan agama yang dimiliki dengan komitmen dalam menjalankan ajaran agama. Kemudian, umumnya sebagian besar subjek tidak memiliki konflik internal dalam dirinya mengenai batasan usia menikah dalam ketentuan undang-undang. 5.2. Diskusi Hasil penelitian mengenai gambaran identitas diri remaja yang menikah dini didapatkan umumnya subjek berada pada status foreclosure identity. Hal ini sesuai dengan pendapat Santrock (2007:194) yang mengatakan bahwa di masa remaja awal, sebagian besar anak muda umumnya berada pada status identity diffusion, foreclosure atau moratorium. Banyaknya remaja yang melakukan pernikahan dini disebabkan karena berbagai faktor. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa umumnya motif keempat subjek untuk menikah dini selain karena dorongan/kemauan dari individu itu sendiri, juga didorong oleh kondisi ekonomi keluarga dan rendahnya tingkat pendidikan orangtua sehingga umumnya mereka mendapat dukungan dari lingkungan keluarganya untuk menikah dini agar meringankan beban ekonomi keluarganya dan menghindari pandangan negatif masyarakat. Pola asuh kelihatannya memang berpengaruh pada pembentukan identitas diri remaja. Belum tercapainya identitas yang baik secara utuh dari setiap subjek mungkin disebabkan karena dari pola asuh orangtuanya, misalnya orangtua pada
131 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
subjek (3 dan 4) yang memiliki pola asuh yang tidak jelas, kurangnya ketegasan dan kekonsistenan dari orangtua itu sendiri, seperti misalnya menganggap anaknya belum cukup dewasa namun mengizinkan anaknya untuk menikah, padahal sebenarnya anak tersebut masih membutuhkan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan tugas perkembangannya sebagai seorang remaja agar dapat mencapai identitas yang mantap. Faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas diri pada subjek MA yang cenderung mencapai identitas diri yang baik pada setiap aspek dipengaruhi karena faktor pola asuh orangtuanya yang demokratis dan keberadaan figure yang sukses. MA juga banyak belajar dari pengalaman hidupnya dalam membina rumah tangga. Pada subjek FA pembentukan identitas dirinya dipengaruhi karena faktor pola asuh orangtua dan kepribadiannya yang cukup matang sehingga ia dapat menjalankan perannya sebagai istri. Pada subjek ER, dipengaruhi karena faktor pola asuh orangtua yang cenderung permisif dan pengalaman hidup. Sedangkan, pada subjek Z lebih dipengaruhi karena faktor dukungan positif dari teman sebaya dan adanya keberadaan figure yang sukses. Terbatasnya keadaan ekonomi dan pendidikan menyebabkan remaja sulit mencapai status achievement identity pada setiap aspeknya. Salah satunya pada aspek personal identity, dimana setiap subjek memiliki sikap yang berbeda-beda dalam menyikapi keterbatasan pendidikan yang dimiliki, pada subjek 1 dan 3 lebih memiliki sikap optimis sehingga memiliki gambaran atau rencana
132 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
mengenai masa depannya, hal ini terjadi karena remaja mulai memiliki kemampuan berpikir abstrak dan logis, namun berbeda dengan subjek 4 dan 5 yang masih merasa bingung dalam memikirkan masa depan baik pendidikan, karir maupun pekerjaan. Namun, dalam hal kemandirian ekonomi sebenarnya keempat subjek tersebut belum mampu untuk mandiri, hal ini dapat dilihat dari semua subjek yang belum memiliki rumah sendiri setelah menikah sehingga semua masih tinggal bersama orangtuanya. Hal yang menarik ditemukan adanya perbedaan antara subjek laki-laki dan perempuan, dimana teori mengatakan bahwa bahwa remaja yang menikah dini kehilangan kesempatan aktif melakukan kegiatan di berbagai komunitas, organisasi, maupun kegiatan sosial selayaknya remaja pada umumnya (Akpan, 2003). hal ini lebih terlihat kepada subjek perempuan (2 dan 3) karena harus mengurus hal-hal terkait rumah tangga. Sementara untuk subjek laki-laki (1 dan 4) lebih memiliki kesempatan untuk tetap aktif dalam suatu komunitas karena saat ini masih menjalani kegiatan rohis, karang taruna (subjek 1) dan olahraga futsal (subjek 4). Fenomena pernikahan muda sudah banyak ditemui dibeberapa daerah di Indonesia. Dari hasil penelitian, ditemukan tiga dari empat subjek merupakan suku betawi. Hal ini menunjukkan, kultur disebagian masyarakat Indonesia seperti pada masyarakat suku betawi memandang hal yang wajar apabila pernikahan dilakukan di usia remaja, karena hal tersebut sudah menjadi tradisi
133 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
yang sulit dihilangkan dalam lingkungan masyarakat tersebut. Selain itu masyarakat suku betawi umumnya para orangtuanya tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga solusi para orangtua satu-satunya adalah menikahkan anaknya untuk meringankan beban ekonomi keluarga. Dari keadaan status identitas diri subjek yang belum tercapai, kelihatannya memang diperlukan waktu yang lebih panjang untuk subjek dapat memperoleh status identitas dirinya, karena pada kenyataannya, dari keempat subjek masih melakukan eksplorasi atau bahkan ada yang tidak melakukan eksplorasi. walaupun setiap subjek ada aspek yang sudah tercapai (achieved) atau memiliki identitas yang baik. 5.3. Keterbatasan Penelitian Peneliti memiliki hambatan dalam mendapatkan subjek yang bersedia membantu penelitian, karena sensitifitas mereka dalam topik yang dibahas. Bila akan mengadakan penelitian lebih lanjut dalam masalah yang berkaitan dengan penelitian ini, sebaiknya peneliti melakukan rapport yang baik dalam waktu yang cukup lama terhadap subjek penelitian sebelumnya. 5.4. Saran a) Saran Teoritis Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki berbagai kekurangan dan keterbatasan. Sehingga untuk penelitian selanjutnya disarankan agar:
134 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
1. peneliti mencari subjek yang terlibat dengan usia yang lebih bervariatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, Selain itu, melakukan wawancara yang lebih dalam serta observasi yang lebih terarah sehingga data yang terkumpul lebih kaya dan bermanfaat. 2. Peneliti lebih mengembangkan lagi kemampuan wawancara yang efektif, sehingga data yang didapat benar-benar kaya, detail dan tidak terbuang dengan percuma 3. Untuk penelitian selanjutnya, akan sangat menarik jika lebih membahas lagi isu tentang pola asuh orangtua yang dihubungkan dengan pembentukan identitas diri remaja yang menikah dini sehingga akan memberikan masukan mengenai kebutuhan penting remaja dari keluarganya serta dinamika yang terjadi. b) Saran Praktis 1. Bagi Pembaca Dengan adanya penelitian ini, peneliti menghimbau kepada pembaca khususnya remaja yang menikah muda untuk lebih mengembangkan diri agar dicapai identitas yang baik, Terutama dalam hal pendidikan, untuk lebih mempersiapkan bekal pendidikan atau mengasah keterampilan sehingga kesempatan untuk berkarir dimasa depan menjadi lebih baik dan bisa meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. 2. Bagi Orangtua
135 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
Bagi orangtua, sebaiknya mempertimbangkan kembali dalam mengambil keputusan bagi anak remajanya yang akan menikah muda, sebaiknya mengenali anak remajanya terlebih dahulu, sehingga mampu membawa remaja kepada pencapaian identitas yang baik. Hal ini dikarenakan keluarga dan orangtua merupakan lingkungan pertama bagi remaja dalam membentuk identitas diri yang positif. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat memiliki pandangan yang lebih terbuka dan positif terhadap remaja yang menikah muda. Semoga dengan adanya penelitian ini masyarakat lebih memahami arti saling menjaga dan menghormati hak masing-masing setiap orang. Diharapkan masyarakat juga lebih berperan aktif untuk mendorong remaja melakukan melakukan kegiatan/keterampilan yang lebih bermanfaat.
.
136 http://digilib.mercubuana.ac.id/z