BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
5.1. Kesimpulan Stres yang dialami Subjek R, AW dan M berbeda-beda. Stres dalam kalangan wanita remaja yang telah menjadi ibu muda adalah suatu persoalan yang serius, karena itu dapat mengganggu kondisi jiwa mereka bahkan mengganggu fungsifungsi kehidupannya. Pada subjek R, AW dan M, terlihat jelas perbedaan dalam stres mereka, subjek R cenderung stres karena permasalahan ekonomi dan pengasuhan anak yang datang kepadanya, tetapi R adalah sosok yang belajar dari masa lalu, sehingga permasalahan yang akan datang pada diri R dapat ia antisipasi dari pembelajaran masa lalu, sedangkan subjek AW permasalahan yang membuatnya stres adalah suami yang kurang perhatian padanya dan belum siapnya AW dalam memiliki seorang anak, sehingga AW seringkali tertekan dan membuat penyakit bawaannya menjadi kambuh, tetapi hal positif yang di dapat dalam diri AW ini adalah keinisiatifan seorang AW dalam menghadapi segala macam permasalahannya sehingga masalah yang datang pada dirinya dapat ia tangani meski tanpa dukungan seorang suami. Subjek M adalah subjek yang luar biasa, subjek M mampu bertahan dalam menghadapai segala permasalahan yang dihadapinya. Dimulai dari masalah orang ketiga sampai perceraian, subjek M melewatinya dengan kondisi yang membuatnya depresi, ketiadaan solusi bagi dirinya dan lamanya stres yang mengendap dalam dirinya membuat subjek M menjadi tidak berdaya, puncaknya 71
adalah percobaan tindakan bunuh dirinya, namun, percobaan bunuh diri ini dapat ia redam mengingat masa depan anaknya. Subjek M akhirnya bisa survive dari permasalahan ini karena anaknya, naluri keibuan yang dimiliki dirinya sanggup mengalahkan perasaan tidak berdaya yang hinggap dalam dirinya selama bermingguminggu. Berdasarkan analisis kasus pada subjek R, AW dan M dapat disimpulkan bahwa, stres dapat menyerang siapa saja, termasuk seorang wanita remaja yang telah menjadi ibu muda. Inti dari kesimpulan ini adalah penyikapan yang baik terhadap stres dapat berdampak pada diri sendiri dan membuat individu dapat keluar dari tekanan yang membuat stres itu sendiri. 5.2. Diskusi Stres dan remaja dapat dijadikan suatu pembahasan yang sangat menarik, karena itu merupakan dua hal yang berkaitan satu sama lain. Bagaimana seorang remaja dapat mengalami stres dan apakah stresnya sama dengan orang dewasa atau orang yang telah lanjut usia. Pernikahan muda di kalangan para remaja, menjadi salah satu contoh kasus di masyarakat, kalau masih banyak orang yang beranggapan cepat menikah lebih baik atai disebabkan karena pergaulan yang begitu bebas sehingga menyebabkan kehamilan diluar nikah dan pernikahan yang cepat pula. Dengan adanya pernikahan cepat dikalangan wanita-wanita remaja menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi masyarakat, karena pernikahan semacam ini dapat menyebabkan ledakan penduduk yang tidak terkontrol, belum lagi akibat-
72
akibat yang terjadi setelahnya. Seperti stres. Stres dapat menyerang siapa saja, dan dimana saja. Dampak yang diakiabatkan karena stres ini sangat beragam, tergantung bagaimana orang tersebut menghadapinya. Wanita remaja yang telah menjadi ibu muda dan hubungan dengan stres, menjadi suatu stres yang menarik untuk didiskusikan, bagaimana seorang remaja yang masih labil jiwanya dipaksa untuk menjadi dewasa lebih awal dan lebih cepat dari remaja-remaja lainnya. Kita dapat melihat, apakah seorang wanita remaja yang telah menjadi ibu muda mempunyai stres yang sama dengan ibu-ibu dewasa lainnya yang secara lahir dan batin telah siap menjadi seorang ibu ataukah sebaliknya. Jika kita melihat permasalahan yang dialami oleh wanita remaja yang telah menjadi ibu muda ini sama dengan kebanyakan ibu-ibu dewasa lainnya, seperti masalah finansial, masalah internal dalam keluarga dan lain-lain, namun yang berbeda adalah bagaimana cara menyikapinya. Bagi wanita dewasa yang telah siap dengan segala konsekuensi menjadi seorang ibu mungkin saja permasalahan terebut adalah permasalahan umum yang dapat diatasi secara kekeluargaan, tapi bagi seorang wanita remaja yang telah menjadi ibu muda itu adalah suatu masalah baru dalam hidupnya, bagaimana cara mereka untuk menyikapi permasalahan itu. Hal tersebut menjadi sangat menarik untuk didiskusikan karena perbedaan usia dan tingkat kematangan seseorang dalam menghadapi stres. Dilihat dari gejala-gejala stres, kita dapat mengetahui apakah seseorang cenderung mengalami stres atau tidak, karena suatu penyakit pada umumnya diawali dengan gejala-gejala yang nampak, oleh karena itu menganalisis dari sisi gejala-
73
gejala dapat mengetahui apakah seseorang mengalami kecendrungan untuk menjadi stres atau tidak, karena ini menjadi awal dari analisis yang selanjutnya. Jenis-jenis stres, adalah hasil dari penyikapan orang tersebut dalam menghadapi stres, disini kita bisa melihat apakah orang tersebut dapat bertahan dengan stresnya atau bahkan terpuruk dalam stres itu sendiri, karena jenis stres ini merupakan tanda kita untuk melihat seseorang apakah orang tersebut dapat mengendalikan stresnya atau membiarkan stres itu sehingga menjadi ancaman bagi kesehatan dan jiwanya. Pada faktor-faktor stres dan sumber-sumber stres kita dapat mengetahui apakah stres tersebut mengendap begitu lama pada diri seseorang sehingga mengganggu fungsi-fungsi kehidupannya ataukah sebaliknya, dan kita juga melihat apakah ada stressor lain yang dapat menyebabkan seseorang menjadi stres selain stressor utama tersebut, dan juga pengalaman terdahulu apakah ada sebuah pengalaman yang pahit sehingga dapat di recall oleh seseorang dan menjadi stres atau pengalaman pahit itu justru menjadi pembelajaran bagi diri seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dilihat dari namanya sumber-sumber stres, kita tahu kalau stres dapat berasal dari mana saja, sehingga kita dapat mengetahui sumber stres yang menyebabkan seseorang menjadi stres, apakah berasal dari konflik dalam diri, konflik dalam keluarga, pekerjaan dan lain-lain. Dengan mengetahui sumber-sumber stres ini kita dapat mengetahui penyebab orang tersebut menjadi stres dan bagaimana mereka mengendalikan stres tersebut, karena pada umumnya stres tidak muncul begitu saja pada diri seseorang tanpa ada sumber stres yang jelas. 74
5.3. Saran 5.3.1. Bagi Subjek Bagi subjek diharapkan untuk tidak berlarut-larut dalam permasalahannya sehingga menyebabkan stres, karena menjadi stres itu tidak baik bagi diri sendiri dan keluarga karena bisa berdampak ke yang lainnya, dan juga agar setiap permasalahan yang timbul disikapi dengan lapang dada dan dihadapi dengan tegar, karena dengan begitu stres dapat diminimalisir sehingga tidak mengganggu fungsi-fungsi kehidupan. Ada baiknya jika memiliki suatu masalah itu dibicarakan atau dikonsultasikan dengan orangtua atau suami, agar dapat menemukan pemecahan atau solusi yang tepat bagi permasalahan yang tengah dihadapi. 5.3.2. Bagi Peneliti Dalam penelitian ini penulis menyadari banyak sekali kekurangan dalam penulisan ini, seperti kelemahan pada alat ukur, dan juga dalam membuat pedoman wawancara terlalu mengarahkan subjek, sehingga subjek tidak bisa menjawab dengan jawaban yang terbuka, yang mengakibatkan keterbatasan subjek dalam memberikan jawaban.
75