BAB V KEBIJAKAN CSR PT HOLCIM INDONESIA TBK YANG BERBASIS PRINSIP TRIPLE BOTTOM LINE DAN POLA PELAKSANAAN CSR
5.1 Kebijakan PT Holcim Indonesia Tbk Berbasis Triple Bottom Line PT Holcim Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan semen terbesar di Indonesia. Dalam usahanya PT Holcim Indonesia Tbk berkomitmen dalam pembangunan yang berkelanjutan. Hal tersebut merupakan seuatu yang penting dan menjadi dasar dalam motto PT Holcim Indonesia Tbk yang terintegrasi melalui konsep “Membangun Bersama”. Pembangunan berkelanjutan yang menjadi landasan PT Holcim Indonesia Tbk sesuai dengan Visi dan Misi PT Holcim Indonesia Tbk, yaitu: 1. Visi PT Holcim Indonesia Tbk yakni menjadi perusahaan Indonesia yang memiliki kinerja terbaik dan terpandang di industri semen, menjadi salah satu perusahaan terbaik di dalam Grup Holcim, dan menyediakan landasan untuk kebutuhan masyarakat di masa depan. 2. Misi PT Holcim Indonesia Tbk adalah melalui produksi dan penjualan semen, beton siap pakai dan agregat serta pengembangan sumber daya manusia, akan menghasilkan keuntungan maksimum yang berkelanjutan kepada para pemegang saham dengan tetap memberikan perhatian penuh kepada semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Landasan atau pedoman tersebut memperlihatkan bahwa PT Holcim Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang dapat bertanggung jawab terhadap stakeholders yang terkait dengan aktivitas bisnis dan operasional yang dilakukan perusahaan termasuk kepada masyarakat sekitar perusahaan. Tiga prinsip dasar (triple bottom line) yang dicetuskan oleh John Elkington pada tahun 1997 dapat menjadi tolak ukur bagi peningkatan dan keberhasilan suatu perusahaan dalam melakukan pembangung yang berkelanjutan. Adapun tiga prinsip dasar tersebut yakni economic prosperity (profit),
58
environmental quality (planet) dan social justice (people). Ketiga prinsip dasar ini juga dikembangkan oleh pihak PT Holcim Indonesia Tbk, yaitu: 1. Profit (keuntungan) Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap kegiatan usaha. Profit sendiri pada hakikatnya merupakan tambahan pendapatan yang dapat digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai suatu perusahaan yang berskala internasional, bagi PT Holcim Indonesia Tbk keuntungan merupakan unsur terpenting sebagai upaya untuk mempertahankan stabilitas dan keberlangsungan operasional dari perusahaan. Istilah ini dikenal dengan pencapaian Gold dalam prinsip tripple bottom line yang menjadi pedoman perusahaan. Sehingga melalui profit atau gold hal ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi stakeholders internal dan stakholders eksternal dengan keberadaan perusahaan di wilayah tersebut. 2. People (masyarakat pemangku) Menyadari bahwa masyarakat merupakan stakeholder penting bagi perusahaan, karena dukungan mereka, terutama masyarakat sekitar, sangat diperlukan bagi keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen untuk berupaya memberikan manfaat sebesarnya kepada masyarakat. PT Holcim Indonesia Tbk telah melakukan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat dengan harapan bahwa kehidupan masyarakat khususnya yang berada di sekitar perusahaan dapat berhasil mandiri dan meningkat kesejahteraanya. Menyadari pentingnya kerja sama yang baik antara perusahaan dan masyarakat maka diperlukan adanya program kemitraan yang berdaya guna, melibatkan partisipasi masyarakat dan berkelanjutan. Berdasarkan pentingnya landasan kerja sama dengan masyarakat, maka sesuai dengan penjelasan dari salah satu staf community relation PT Holcim Indonesia Tbk Pabrik Narogong bahwa CSR merupakan tanggung jawab sosial yang sangat penting baik bagi masyarakat sekitar maupun perusahaan. Dimana tanggung jawab sosial ini merupakan program kerja sama yang
59
memiliki manfaat dan membentuk pemberdayaan serta kemitraan yang baik antara perusahaan dengan masyarakat secara terus menerus. Definisi tersebut dikemukakan oleh Bapak SZ sebagai salah satu staf Community Relations PT Holcim Indonesia Tbk sebagai berikut: “ Pengertian CSR yakni suatu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang membentuk suatu kerja sama yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar dalam proses kemitraan yang saling menguntungkan sehingga terbentuk pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan” (Bpk. SZ, Community Relation) 3. Planet (lingkungan) Unsur ketiga yang mesti diperhatikan juga adalah lingkungan. Jika perusahaan ingin eksis dan akseptable maka harus disertakan pula tanggung jawab kepada lingkungan. Lingkungan sesuatu yang terkait dengan seluruh bidang kehidupan. Hubungan dengan lingkungan adalah hubungan sebab akibat. Dimana jika manusia merawat lingkungan, maka lingkungan akan memberikan yang terbaik, begitu pula sebaliknya. Sebagai perusahaan yang melakukan usaha dalam menggali sumber daya alam, maka PT Holcim Indonesia Tbk memperhatikan kegiatan operasionalnya dengan sebaik mungkin. Hal ini sebagai suatu komitmen PT Holcim Indonesia Tbk untuk tetap menjaga lingkungannya. Adapun upaya yang dilakukan PT Holcim Indonesia seperti penghijauan, penerapan sistem pengelolaan limbah sehingga ramah bagi lingkungan. Keseriusan PT Holcim Indonesia dalam bidang keamanan produksi bagi lingkungannya terbukti dengan beberapa penghargaan yang didaptkan PT Holcim Indonesia diantaranya sertifikasi internasional bidang sistem mutu atau ISO 9002 dari SGS (Sociate Generate de Surveillence), ISO 14001 atau sertifikasi internasional dalam bidang sistem manajemen lingkungan, dan medali emas untuk kendali mutu di Konvensi Mutu Indonesia tahun 2000.
60
5.1.1 Enam Pilar Kebijakan CSR PT Holcim Indonesia Tbk PT Holcim Indonesia Tbk memiliki enam pilar kebijakan CSR (Coporate Social Responsibility) sebagai perwujudan pembangunan berkelanjutan. Enam pilar ini seimbang dan memiliki tingkat kepentingan yang sama karena merupakan prinsip pedoman PT Holcim Indonesia Tbk dalam menghadapi perkembangan zaman. Enam pilar kebijakan CSR PT Holcim Indonesia Tbk adalah: 1. Kode etik bisnis. PT Holcim Indonesia Tbk akan selalu berkomitmen untuk mematuhi dan menjunjung tinggi kode etik bisnis yang telah ada. Baik kode etik yang berskala nasional maupun berskala internasional. Kode etik ini menjadi aturan dan acuan akan komitmen PT Holcim Indonesia dalam menjalankan bisnisnya. 2. Praktek yang terkait dengan pekerja dan karyawan Penghormatan hak pekerja menjadikan contoh yang terbaik dalam hal pengembangan karyawan. Pengembangan karyawan sebagai salah satu stakeholder utama dalam suatu usaha menjadi penting dalam upaya membangun sumber daya manusia yang memiliki soft skill dan hard skill yang baik. Salah satu upaya pengembangan karyawan ini dilakukan dalam Holcim Academy. 3. Kesehatan dan keselamatan kerja. Sesuai motto di bidang keselamatan kerja “safety first, No Compromise” PT Holcim Indonesia Tbk berusaha untuk menerapkan standar keselamatan internasional di lingkungan kerja bagi karyawan. PT Holcim Indonesia Tbk meraih sertifikasi internasional bidang keselamatan kerja OHSAS 18001 pada tahun 2006. Pencapaian terbaik terjadi pada tahun 2008 ketika tidak ada satu pun kecelakaan kerja pada seluruh tambang dan pabrik PT Holcim Indonesia Tbk. Sepanjang tahun 2008 Seluruh karyawan PT Holcim Indonesia Tbk mengikuti 23.000 jam latihan keselamatan kerja yang melibatkan tim SAR (Search and Rescue) dan pemadaman kebakaran. PT Holcim Indonesia Tbk melakukan diskusi seputar kesehatan bersama anggota keluarga karyawan untuk menjamin kesehatan tidak hanya di lingkungan kerja
61
tetapi juga di rumah. Program kesehatan dan keselamatan kerja PT Holcim Indonesia meliputi diskusi, pelatihan, pencegahan, dan penanggulangan sesuai standar keselamatan kepada karyawan, kontraktor, anggota keluarga, dan komunitas lokal. 4. Keterlibatan masyarakat atau community Masyarakat sebagai salah satu stakeholders eksternal yang utama memiliki peranan penting bagi keberlangsungan manajemen dan operasional perusahaan.
Pentingnya sinergi yang positif antara perusahaan dan
masyarakat akan memberikan manfaat bagi keduanya. PT Holcim Indonesia Tbk menyadari pentingnya kerjasama dengan masyarakat. hal ini dicetuskan dalam program kemitraan. Adapun program ini dilakukan dengan identifikasi terhadap kebutuhan masyarakat melalui tahap yang partisipatif, pemberdayaan masyarakat agar masyarakat lebih mandiri dan secara secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan pendidikan, ekonomi dan sosial budaya. 5. Hubungan terhadap pelanggan dan pemasok. Sebagai suatu perusahaan yang besar, PT Holcim Indonesia Tbk selalu berupaya untuk menjaga dan meningkatkan sistem kerjasama dengan berbagai pihak termasuk pelanggan dan pemasok. Sistem yang transparan atau terbuka dan nilai kejujuran, kepercayaan dan komitmen menjadi penting dalam hubungannya dengan pelanggan dan pemasok. 6. Pelaporan dan pemantauan. Pelaporan merupakan suatu bukti tertulis dari setiap kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan. Tidak terkecuali pada bidang tanggung jawab sosial perusahaan. Community relations departement sebagai divisi yang bertugas untuk pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk selalu membuat laporan akan kegiatannya. Hal ini ditindaklanjuti dengan pemantauan secara langsung ke lapangan baik dari proses awal hingga proses akhir.
62
5.1.2 Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi PT Holcim Indonesia Tbk melalui Community Relations Departement melakukan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat yang melandaskan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat berhasil mandiri. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya PT Holcim Indonesia menerapkan prinsip yang dicetuskan oleh John Elkington khususnya masyarakat (people). Sebagai perusahaan besar yang berada di tengah masyarakat luas, PT Holcim Indonesia Tbk menyadari pentingnya menjalin kerjasama melalui kemitraan yang baik dengan masyarakat. Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi merupakan salah satu program yang berbasis masyarakat. Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi atau yang biasa disebut BMT Swadaya Pribumi merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang telah didirikan sejak 9 Juni 2006. Pada awalnya sebelum adanya BMT Swadaya Pribumi, tanggung jawab sosial yang dilakukan PT Holcim Indonesia Tbk yakni berupa pinjaman bergulir yang diserahkan kepada masing-masing desa yang berada di sekitar perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu masyarakat sekitar dalam membuat suatu usaha dan mengembangkan usahanya tersebut sehingga dapat membantu perekonomian warga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun dalam perjalanannya terjadi hambatan yakni dana tersebut tidak berputar atau bergulir kepada warga yang lainnya. Kemacetan perputaran dana dikarenakan banyak warga
yang
mendapatkan
bantuan
pinjaman
tersebut
namun
tidak
mengembalikannya. Seperti yang diungkapkan salah satu staf community relations department: “…dana itu kurang berjalan dengan lancar, karena banyak warga yang berpikir itu sebagai hibah saja tanpa memperdulikan tujuan diadakannya program ini. Padahal kami bermaksud untuk membantu masyarakat dengan program tersebut. Pinjaman yang seharusnya jadi hal-hal produktif malah dibuat hal yang konsumtif. Sehingga dana itu tidak lancar untuk berputar kepada warga yang lainya”.(bapak SZ, community relations departement) Berdasarkan hal tersebut akhirnya bapak Dharmawan Reksodiputro selaku Manajer Community Relations Department berinisiatif untuk membuat suatu lembaga keuangan mikro yang dekat dengan masyarakat dan nantinya akan
63
mengelola suatu dana yang bermanfaat bagi masyarakat. Akhirnya bapak Dharmawan Reksodiputro berkonsultasi dengan pihak manajemen Dompet Dhuafa untuk pembentukan Baitul Maal Wa Tamwil. Pada tahun 2006 Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi didirikan. Pembentukan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi melalui beberapa proses dan tahapan. Dimana pihak PT Holcim Indonesia Tbk yang diwakilkan oleh departemen community relations mengajak partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat diantaranya pihak pemerintah, tokoh masyarakat dan masyarakat luas. Perencanaan ini diikuti oleh 46 orang perwakilan dari lima desa yang berada di sekitar PT Holcim Indonesia pabrik Narogong. Berbagai diskusi dan perencanaan dilakukan dalam proses pendirian Baitul Maal Wa Tamwil yang dibantu dari pihak Dompet Dhuafa. Akhirnya disepakati bahwa hanya tinggal 22 orang dari 46 orang perwakilan tersebut yang kini menjadi dewan pendiri. selain dewan pendiri, ada juga dewan lainnya seperti dewan pengawas dan dewan pengurus. Hal ini dimaksudkan untuk melibatkan peran serta aktif masyarakat pada BMT Swadaya Pribumi. Keterlibatan aktif berbagai lapisan masyarakat pada setiap tahapan proses penyelenggaraan BMT merupakan unsur yang terpenting. Selanjutnya BMT Swadaya Pribumi dapat memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan wilayah khususnya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh pimpinan BMT Swadaya Pribumi: “…BMT Swadaya Pribumi itu adalah mitra PT Holcim Indonesia Tbk yang prosesnya dari awal sampai sekarang selalu melibatkan aktif berbagai lapisan masyarakat dari mulai tokoh masyarakat, kiyai, guru, golongan pemuda, pemerintah setempat dan warga. Bahkan pengawasan, kepengurusan dan pengelolaanya adalah dari masyarakat. Jadi bisa dibilang bahwa BMT Swadaya itu telah berkembang dan termasuk yang berhasil mandiri” (Bpk. SL. Manajer BMT Swadaya Pribumi)
5.1.3 Konsep, Area dan Fokus CSR PT Holcim Indonesia Tbk Holcim Indonesia adalah produsen semen nomor dua di Asia Tenggara dalam grup Holcim. Sebagai suatu perusahaan yang yang memiliki komitmen, maka PT Holcim Indonesia Tbk memiliki divisi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan. Peranan ini dilaksanakan oleh departemen Community Relations. Landasan departemen community relations dalam menjalankan tugasnya yakni pertumbuhan ekonomi, pengelolaan lingkungan, dan tanggung jawab sosial kepada masayarakat. Dimana ketiga landasan dasar ini menjadi pedoman dalam misi CSR dan Kebijakan perusahaan. Adapun misi dari konsep program CSR PT Holcim Indonesia Tbk yakni berkomitmen pada pembangunan yang berkelanjutan dan adanya kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan kebijakan perusahaan ini meliputi diantaranya pertama, membina kerjasama yang baik dengan pihak-pihak terkait (stakeholders), kedua, membangun dan memelihara hubungan baik yang saling menghargai dan percaya, ketiga, peningkatan taraf hidup tenaga kerja dan keluarganya, serta masyarakat di sekitar area PT Holcim Indonesia Tbk beroperasi. Prinsip program kemitraan perusahaan untuk masyarakat sekitar diantaranya: 1. Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, yang diidentifikasi sendiri oleh masyarakat atau disebut dengan program yang partisipatif. 2. Mendukung maksud dan tujuan dari perusahaan dan masyarakat. 3. Terjalinnya kerjasama atau kemitraan yang baik antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah lokal. 4. Adanya manfaat jangka panjang dan berkelanjutan bagi masyarakat. 5. Terjalin hubungan baik yang kuat dan saling menghargai serta mengert. 6. Memenuhi harapan perusahaan dan semua pihak yang berkepentingan (stakheholders). 7. Adanya reputasi baik tentang perusahaan dimata semua pihak yang berkepentingan.
65
PT Holcim Indonesia Tbk menjalankan tanggung jawab sosialnya secara sistematis dan fokus pada masyarakat. Melalui berbagai bidang, PT Holcim Indonesia Tbk berupaya dalalm mengembangkan dan memberdayakan masyarakat sekitar. Adapun area dan fokus program CSR PT Holcim Indonesia Tbk yakni: Tabel 6. Fokus dan Cakupan Area CSR PT Holcim Indonesia Tbk no 1
Fokus Program Masyarakat Binaan
Area atau Cakupan Program Enam desa di Kecamatan Klapanunggal, Satu desa di Kecamatan Cibadak, Sukabumi, Satu desa di Kecamatan Gunung Putri. Berpartisipasi dalam pembangunan dan perbaikan fasilitas umum, berdasarkan konsultasi dengan kepala dan aparat desa serta masyarkat umum. Adapun kegiatan ini meliputi: jalan desa, saluran air, masjid, sekolah, kantor dan fasilitas desa, pemakaman umum, MCK umum dan lainnya. Program kredit dana bergulir untuk pengembangan usaha mikro, membuat pelatihan-pelatihan yang menunjang ekonomi mikro masyarakat. Program pendidikan bekerja sama dengan tim pendidikan dari kecamatan dan desa, diantaranya: a) membantu prasarana sekolah, b) beasiswa bagi siswa yang tidak mampu dan berprestasi, c) partisipasi dalam kegiatan pendidikan di kecamatan. Program kesehatan bekerja sama dengan tim kesehatan dari kecamatan dan desa, berpartisipasi dalam kegiatan acara-acara masyarakat (hari besar agama dan nasional, olah raga, serta budaya) Diadakan forum konsultasi masyarakat secara rutin dua kali setahun untuk tingkat kecamatan. Diadakan forum konsultasi masyarakat tingkat desa dua kali dalam setahun. Dilakukan diskusi secara berkelompok (formal dan informal) dengan masyarakat, serta penyelenggaraan plant tour bagi masyarakat sekitar.
2
Program Infrastruktur
3
Pengembangan ekonomi local
4
Pendidikan
5
Sosial
6
Dialog
5.2
Pola Pelaksanaan CSR PT Holcim Indonesia Tbk Pola pelaksanaan CSR yang dilakukan PT Holcim Indonesia Tbk diawali
dengan pelaksanaan Forum Komunikasi Masyarakat baik di tingkat desa dan tingkat kecamatan setiap tahunnya. Tujuan pelaksanaan Forum Komunikasi Masyarakat ini yaitu untuk berdialog secara langsung dengan aparat dan
66
perwakilan warga desa seperti kepala desa, kepala dusun, ketua RW, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda dan masyarakat umum mengenai program kemitraan Holcim Indonesia. Kegiatan yang dilakukan selama forum komunikasi masyarakat ini diantaranya pemaparan semua program kemitraan Holcim Indonesia yang telah dan sedang dilakukan pada tahun tersebut di seluruh desa binaan. Selain itu dilakukan juga diskusi kendala yang dihadapi selama implementasi program kemitraan pada tahun tersebut berikut rencana program kemitraan di tahun selanjutnya. Hingga kini program kemitraan tersebut meliputi pemberdayaan ekonomi, peningkatan kapasitas SDM, pendidikan dasar atau beasiswa, kesehatan masyarakat, dan pembangunan infrastruktur. 5.2.1 Motivasi Motivasi adalah dorongan atau keinginan yang dilandaskan akan suatu pedoman untuk mencapai tujuan. Setiap perusahaan memiliki motivasi dalam setiap aktivitas bisnis yang dilakukannya. Menurut pandangan konsep modern, perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat di dalamnya dan stakeholder di luar perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan bertanggung jawab secara internal bagi kelangsungan usahanya serta memiliki tanggung jawab sosial pada publik. Menurut pandangan ini, masyarakat adalah sumber dari segala sumber daya yang dimilikinya dan direproduksinya. Para profesional yang bekerja memiliki tanggung jawab ganda, kepada pemilik dan kepada publik. Konsep ini dikenal dengan non-fiduciary responsibility. PT Holcim Indonesia Tbk memiliki motivasi dalam pola pelaksanaan tanggung jawab sosialnya. Motivasi dalam pelaksanaan ini bersifat philantrophy hingga corporate citizenship. Pada filantropi, seseorang atau suatu pihak tidak sekedar memberi untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan mereka. Tetapi yang penting pemberian tersebut harus mempedulikan siapa, untuk apa, dan apa dampaknya agar benar-benar membawa manfaat bagi yang menerima. Pada konteks perusahaan, Steiner (1994) dalam Nursahid (2006) memberikan definisi tentang filantropi yakni pemberian sejumlah uang, waktu, produk atau jasa untuk membantu kebutuhan atau untuk mendukung bekerjanya lembaga-lembaga menuju kesejahteraan manusia yang lebih baik. Sedangkan konsep corporate
67
citizenship yakni memiliki missi untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat yang pengelolaanya terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan Baitul Maal Wa Tamwil Swadaya Pribumi adalah salah satu program yang bersifat filantropi hingga corporate citizenship dalam upaya pengembangan masyarakat. Sejak berdirinya pada tahun 2006, BMT Swadaya Pribumi memperlihatkan keterlibatan aktif masyarakat bersama pihak perusahaan dalam membangun perekonomian dan kesejahteraan warga. Tidak sedikit warga yang merasakan adanya manfaat sejak berdirinya lembaga keuangan mikro yang berlandaskan asas kekeluargaan tersebut. Manfaat yang dirasakan warga diantaranya kemudahan dalam menabung, melakukan pinjaman untuk usaha, pendidikan, dan kesehatan, serta adanya pelatihan kewirausahaan bagi pengembangan usaha. 5.2.2 Cara Pandang CSR Menurut Wibisono (2007) cara perusahaan memandang CSR atau alasan perusahaan menerapkan CSR bisa diklasifikasikan dalam tiga kategori. 1) Sekedar basa-basi dan keterpaksaan. Artinya CSR hanya dipraktikan lebih karena faktor eksternal (eksternal driven). 2) Sebagai upaya untuk memenuhi kewajiban (compliance). CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi, hukum, dan aturan yang memaksakannya. 3) Bukan lagi sekedar compliance tapi beyond compliance alias compliance plus. CSR diimplementasikan karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam (internal driven). PT Holcim Indonesia memandang penting tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini tidak didasarkan karena terpaksa, melainkan karena sudah ada aturan dan kebijakan yang menjadi landasan atau compliance serta adanya dorongan yang tulus dari dalam perusahaan untuk membantu masyarakat sekitar (internal driven). BMT Swadaya Pribumi didirikan melalui suatu proses pembelajaran terdahulu yakni dari pinjaman bergulir yang terhambat. Dimana kegagalan program pinjaman bergulir menjadi suatu dorongan tersendiri bagi PT Holcim Indonesia Tbk untuk tetap berupaya melakukan pemberdayaan masyarakat. Dorongan untuk tetap membantu dan menjalin kerja sama yang baik dengan masyarakat adalah agar tetap terbinanya hubungan yang harmonis dan
68
nantinya membangun citra perusahaan di masyarakat. Hal tersebut di dukung oleh pernyataan staf departemen community relations: “…kami ingin selalu berupaya memberikan dukungan bagi masyarakat sekitar perusahaan. Tentu bukan dengan uang tunai, melainkan melalui program yang bisa memberdayakan mereka. Kami ingin mereka lebih sejahtera. Salah satunya melalui program-program CSR PT Holcim Indonesia Tbk yang lebih partisipatif. Pada akhirnya nanti akan memberikan citra yang positif juga bagi perusahaan dari masyarakat” (bpk. SZ.Community Relations) 5.2.3 Pemangku Kepentingan Stakeholders atau pihak pemangku kepentingan termasuk ke dalam bagian yang berpengaruh bagi berjalan atau tidaknya suatu aktivitas bisnis. Berbagai stakeholders sekitar dari segala lapisan memiliki keterkaitan dengan PT Holcim Indonesia Tbk. Adapun penggolongan stakeholders tersebut berdasar pada Rhenald Kasali (2005) dalam Wibisono (2007) yakni: 1. Stakeholders internal dan stakeholders eksternal Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi PT Holcim Indonesia Tbk yang meliputi karyawan, pimpinan, manajer, dan pemegang saham (shareholders). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan usaha seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, 2. Stakeholders primer, stakeholders sekunders dan stakeholders marjinal. Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer. Stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang bisa diabaikan disebut stakeholders marjinal. Pada BMT Swadaya Pribumi sebagian besar tergolong stakeholders primer. Stakeholders primer meliputi tokoh masyarakat, pihak pengelola dan nasabah BMT Swadaya Pribumi. 3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan.
69
Karyawan dan konsumen atau pelanggan dapat disebut stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan perusahaan. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti, dan konsumen potensial. 5.2.4 Mekanisme Pelaksanaan CSR Menurut Wibisono (2007) mekanisme perencanaan implementasi program atau kegiatan CSR dapat dilakukan sebagai berikut, yaitu: 1) Bottom Up Process, program berdasar pada permintaan beneficiaries yang kemudian dilakukan evaluasi oleh perusahaan. 2) Top Down Process, program berdasar pada survei atau pemeriksaan seksama oleh perusahaan yang disepakati oleh beneficiaries. 3) Partisipatif, program dirancang bersama antara perusahaan dan beneficiaries. Mekanisme pelaksanaan CSR PT Holcim Indonesia Tbk yakni menganut mekanisme yang ketiga yaitu partisipatif khususnya pada program BMT Swadaya Pribumi. Pada proses perencanaan, pelaksanaan, hingga monitoring dan evaluasi, pihak masyarakat dilibatkan secara aktif dan atas keinginan dari masyarakat sendiri bukan karena terpaksa. Dari enam desa yang menjadi Ring satu, terdapat 22 para dewan pendiri yang sebagian besarnya adalah masyarakat umum yang merupakan perwakilan dari lima desa utama binaan PT Holcim Indonesia Tbk Pabrik Narogong. Pendirian BMT Swadaya Pribumi disosialisasikan secara terbuka kepada masyarakat dan memperhatikan aspek-aspek kehidupan sosialbudaya masyarakat yang ada khususnya di wilayah Kecamatan Klapanunggal. Hal ini didukung dengan pernyataan salah satu warga di RT 18 RW 05 yang merupakan nasabah BMT sejak awal: “…dulu awalnya saya dan warga lainya memang di ajak untuk ikut rapat di desa. Katanya mau ada BMT kayak bank gitu. Jadi ngga usah repot-repot ke Cilengsi atau Citereup untuk nabung atau mau pinjem uang. Pokoknya kebantu banget deh untuk usaha kayu saya sejak ada BMT” (Bp. EK. Nasabah BMT)
70
5.2.5 Model Penyaluran Model penyaluran adalah tipe penyaluran dalam pelaksanaan program CSR yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Terdapat sejumlah model penyaluran dalam studi Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC). Ada empat model penyaluran sumbangan, yakni: pertama, perusahaan menjalankan kedermawanan secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial tanpa perantara. Kedua, sumbangan diberikan melalui organisasi atau yayasan sosial yang didirikan oleh perusahaan atau grupnya. Ketiga, perusahaan bermitra dengan pihak lain seperti LSM, instansi pemerintah, universitas dan media massa. Keempat, perusahaan ikut mendirikan atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan tertentu. Model penyaluran dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk yakni kombinasi antara ketiga dan keempat. Dimana pada BMT Swadaya Pribumi, pihak perusahaan melalui departemen Community Relations melakukan kerja sama dengan pihak pemerintah desa dan elemen masyarakat lainnya seperti tokoh agama, pemuda dan masyarakat umum. Bermitra dengan elemen-elemen masyarakat ini dimaksudkan agar pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarkat dan tujuan dilaksanakannya program. Kerja sama ini dimaksudkan untuk mendirikan dan mendukung program CSR PT Holcim Indonesia Tbk yakni lembaga keuangan mikro syariah bagi masyarakat di sekitar perusahaan. Program CSR PT Holcim Indonesia Tbk Beberapa program yang dilakukan oleh community relations departement PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2008 diantaranya: Bidang Infrastruktur no 1
Program CSR Manfaat untuk Masyarakat Berkontribusi dalam sembilan proyek pembangunan Peningkatan kualitas hidup jalan desa di lima lokasi. masyarakat masyarakat di lokasi Berkontribusi dalam satu proyek pembangunan pembangunan fasilitas umum. masjid, majlis taklim, pembangunan tugu batas, pembangunan kantor desa, pembangunan madrasah dan dua proyek untuk pembangunan kantor desa. Total dana terserap untuk infrastruktur dari PT Holcim Indonesia yakni Rp 398.000.000
71
Bidang Sosial no
Program CSR
1
Memberikan paket lebaran kepada warga Dhuafa dan sapi dalam hari raya Idul Adha 2 Berpartisipasi dalam perayaan hari besar Nasional, dan lain-lain 3 Retribusi APBDes 4 Bantuan operasional Masjid Al-Banna 5 Bantuan alat operasional alat berat untuk pengiriman batu ke lapak PPLi 6 Dukungan dana untuk warga yang bekerja di Koperasi PT SC 7 Bantuan pemberian makanan tambahan untuk posyandu 8 Bantuan peralatan kesehatan untuk posyandu 9 Penyuluhan kesehatan Total dana yang terserap yakni Rp 401.000.000
Manfaat untuk Masyarakat Terdapat 2.490 paket sembako, 12 ekor sapi kurban. Dukungan operasional kantor desa. Fasilitas ibadah di Masjid Al Banna lebih baik dan tersedianya bantuan untuk kegiatan masyarakat. Adanya bantuan untuk makanan tambahan balita seperti susu, telor, kacang hijau. Tersedianya peralatan kegiatan posyandu yang baik di Desa Nambo dan Desa Kembang Kuning. Bertambahnya dan meningkatnya pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan kesehatan.
Bidang Ekonomi No
Program CSR
Manfaat untuk Masyarakat 1 Memberikan bantuan kepada BMT Swadaya Terbantunya permodalan Pribumi kerja untuk usaha simpan pinjam BMT Swadaya 2 Dukungan untuk FKP 3 Bantuan permodalan tanpa bagi hasil melalui Pribumi. Berjalannya kegiatan program Qordul Hasan 4 Biaya operasional alat berat untuk pengiriman perekonomian masyarakat. batu boulders ke lapak di jalan PPLi Tersedianya bantuan Total dana yang terserap yakni Rp 800.000.000 permodalan tanpa bagi hasil
72
Bidang Pendidikan No
Program CSR
1
Memberikan bantuan biaya pendidikan atau beasiswa untuk 169 siswa SLTP atau sederajat di kecamatan Klapanunggal 2 Training pengelasan di desa kembang kuning dan satu unit peralatan pengelasan 3 Training komputer dan perbengkelan di Desa Klapanunggal dan training mesin bubut di Desa Cikahuripan dengan masing-masing satu unit peralatan Total dana yang terserap yakni Rp 231.000.000
Manfaat untuk Masyarakat Terbantunya biaya pendidikan 169 siswasiswi dari keluarga tidak mampu. Setiap anak mendapat beasiswa sebesar Rp 1.200.000 per tahun. Mengurangi jumlah anak putus sekolah karena tidak ada biaya. Meningkatkan kualitas SDM di masyarakat.
Sedangkan program khusus yang dilakukan pada tahun 2008 oleh PT Holcim Indonesia Tbk yakni: 1. Program penanaman pohon kihujan (fuel wood) Bantuan bibit palawija dan pupuk untuk tumpang sari kepada 92 petani kihujan. Dukungan kemitraan setiap dua minggu sekali kepada 32 orang petani dan eks pemecah batu. Selain itu dilakukan juga relokasi petani dari lahan tambang aktif. 2. Sosialisasi mengenai hidup sehat dan kebersihan lingkungan. Mendukung program puskesmas kecamatan klapanunggal mengenai sosialisasi hidup sehat. Program CSR PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2009 diantaranya terdiri dari: Bidang Infrastruktur no Program CSR Manfaat untuk Masyarakat 1 Pengerasan jalan desa sepanjang 4,3 Km dengan lebar Pembangunan fasilitas rata-rata 2.5 meter pada tujuh lokasi. Total beton cair umum guna peningkatan yang digunakan 628 M3 senilai Rp 376.800.000 kualitas dan akses bagi masyarakat 2 Pembuatan saluran air atau got sepanjang 300 meter 3 Pembuatan bak penampungan mata air dan pipanisasi, jasa kontruksi pihak ketiga senilai Rp 50.000.000 4 Perbaikan kantor desa senilai Rp 45.100.000
73
Bidang Pendidikan no 1
Dana beasiswa Rp 265.000.000
Bidang Sosial no 1 2 3
Program CSR
Program CSR
Memberi kontribusi pada hari besar Islam dan berpartisipasi dalam perayaan hari besar nasional Pemberian makanan tambahan di posyandu Retribusi APBDes
Bidang Pemberdayaan Ekonomi No Program CSR 1 2 3
Kontribusi dana untuk modal kerja sebesar Rp 526.100.000 Pengadaan komputer dan peralatan kantor (20072009) senilai Rp 24.000.000 Pada BMT Swadaya Pribumi. Periode Januari-November 2009, 924 orang mendapat manfaat fasilitas pembiayaan atau kredit dengan nilai total sebesar Rp 2.633.835.000 844 orang untuk modal kerja usaha mikro seperti warung kelontong, jasa ojek, warung makan, bengkel, dagang hp/voucher, ternak ayam, usaha jahitan, bibit untuk bertani, dan lain-lain. totalnya adalah Rp 2.268.835.000 80 orang untuk kebutuhan hidup rumah tangga seperti biaya sekolah, biaya rumah sakit, pembelian barang-barang rumah tangga, dan lain-lain. totalnya adalah Rp 365.000.000 Status per november 2009, terdapat 2.473 orang yang memanfaatkan fasilitas tabungan dengan nilai total Rp 1.485.286.877. Termasuk dana beasiswa 2009 dari 222 siswa.
Manfaat untuk Masyarakat Terbantunya biaya pendidikan 221 siswa dari keluarga tidak mampu (182 tingkat SMP, 39 tingkat SMA)
Manfaat untuk Masyarakat Sembako sebanyak 2.450 paket, dan 12 sapi. Makanan tambahan bagi balita seperti susu, telor, dan kacang hijau. Dukungan operasional kantor desa.
Manfaat untuk Masyarakat Tersedianya fasilitas lembaga simpan pinjam di Kecamatan Klapanunggal. Aset BMT Swadaya Pribumi per November 2009 sebesar Rp 2,9 miliar dan terus berkembang. Sumber pendapatan bagi pendiri dan karyawan BMT Swadaya Pribumi. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi usaha mikro masyarakat.
74
Sedangkan program khusus CSR PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2009 yakni: 1. Pelatihan kepemimpinan dengan tema “ membangkitkan kepemimpinan diri” untuk aparat kecamatan dan desa. Kegiatan ini diikuti oleh 46 orang aparat kecamatan, 6 desa, serta pengurus BMT Swadaya Pribumi yang dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2009. 2. Kegiatan 3000 bibit pohon untuk program nasional “one man one tree” tingkat Kecamatan Klapanunggal.
5.3 Ikhtisar Kebijakan pelaksanaan CSR PT Holcim Indonesia Tbk mengacu pada visi dan missi perusahaan serta memiliki enam pilar kebijakan CSR. Dalam pelaksanaan BMT Swadaya Pribumi, pelaksanaan CSR berbasiskan tripple bottom line khususnya pada aspek People (masyarakat). Hal ini berdasarkan pada intrepetasi staf community relations yang menyatakan pentingnya kerja sama yang baik antara perusahaan dan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya sekitar perusahaan dan pada akhirnya akan memberikan pengaruh yang baik juga baik perusahaan. Pola pelaksanaan CSR BMT Swadaya Pribumi menurut lima komponen yakni pertama, motivasi berada pada rentan pilantropi hingga corporate citizenship. Kedua, kebijakan perusahaan bersifat internal driven dimana hal ini terinternalisasi dalam kebijakan perusahaan dan merupakan dorongan tulus dari dalam perusahaan. Ketiga, stakeholders atau pemangku kepentingan dibagi dalam internal dan eksternal. Keempat, mekanisme pelaksaan CSR yakni bersifat partisipatif dimana adanya kerjasama yang baik antara masyarakat dan perusahaan. Kelima, model penyalurannya merupakan kombinasi antara tipe ketiga dan keempat yakni bekerjasama dengan pihak lain dan mendirikan suatu lembaga tertentu dalam hal ini BMT Swadaya Pribumi.