BAB V DISKUSI
V.1 DEFECT COATING TIPIS
Berdasarkan data yang diperoleh ditemukan bahwa jenis defect coating tipis dalam rentang waktu 6 bulan antara Juni 2010 – November 2010 (Gambar 4.14 sampai dengan Gambar 4.19) yang tertinggi terjadi pada tanggal 4 Agustus 2010. Jenis defect coating tipis pada tanggal 4 Agustus 2010 mencapai 76.49 m2. Bebagai faktor penyebab problem coating tipis antara lain terdiri dari mesin, metode dan manusia. Potensi problem dari mesin diantaranya disebabkan oleh setelan angin dan atau powder kurang, speed conveyor dan speed reciprocating tidak seimbang, skala angin kurang dan grounding. Potensi problem dari metode/cara diantaranya disebabkan oleh jarak antar material pada saat racking powder coating terlalu dekat, jarak semprot untuk gun manual terlalu jauh dan setting jarak gun terlalu jauh untuk gun automatic. Potensi problem dari manusia diantaranya disebabkan oleh pembersihan contact grounding yang tidak benar, gerakan tangan tidak stabil ketika menyemprotkan powder dan kelelahan operator.
Menurut catatan produksi di bulan Agustus 2010, terjadinya defect coating tipis tersebut dipengaruhi oleh mesin kompresor yang mengalami gangguan. Gangguan kompresor menjadi panas dan ada bagian pendingin yang mampat sehingga menyebabkan tekanan angin menjadi kecil. Tekanan angin yang kecil menyebabkan powder tidak jalan.
51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
V.2 SOLUSI UNTUK DEFECT COATING TIPIS
Solusi untuk potensi problem dari mesin adalah dengan melakukan perbaikan langsung, melakukan perawatan dan perbaikan rutin terhadap mesin, melakukan pengecekan dan perawatan yang benar, tidak mengabaikan waktu perawatan dan perbaikan yang sudah dijadwalkan dan meningkatkan kemampuan/skill dari operator dengan memberikan pelatihan.
Solusi untuk potensi problem dari metode/cara dengan memberikan pelatihan cara melakukan racking powder coating dan penyemprotan yang benar, menentukan jarak semprot yang distandarkan dengan melakukan ujicoba terlebih dahulu.
Sedangkan solusi untuk potensi problem dari manusia adalah dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan/skill sumberdaya manusia dan untuk menghindari kelelahan operator dilakukan pergantian operator yang melakukan penyemprotan.
V.3 DEFECT COATING KASAR
Untuk jenis defect coating kasar dalam rentang waktu 6 bulan antara Juni 2010 – November 2010 (Gambar 4.21 sampai dengan Gambar 4.26) yang tertinggi terjadi pada tanggal 19 Agustus 2010. Jenis defect kasar pada tanggal 19 Agustus 2010 mencapai 191.31 m2. Berbagai faktor penyebab problem hasil coating kasar antara lain terdiri dari material, mesin, metode dan manusia. Potensi problem dari material diantaranya disebabkan oleh permukaan material aluminium/besi yang kasar, jenis powder fresh/recycle dan granule powder yang kasar dari supplier. Potensi problem dari mesin diantaranya disebabkan oleh semprotan angin kurang, saluran selang powder kotor, oven kotor, dan kejatuhan rontokan dari flight bar/conveyor. Potensi problem dari metode diantaranya disebabkan oleh tidak melakukan pengayakan powder atau pengayakan yang dilakukan tidak benar. 52
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Potensi problem dari manusia diantaranya disebabkan oleh pembersihan yang tidak benar.
Menurut catatan produksi di bulan Agustus 2010, terjadinya defect kasar tersebut dipengaruhi oleh kompresor yang mengalami gannguan. Gangguan kompresor menjadi panas dan ada bagian pendingin yang mampat sehingga menyebabkan tekanan angin menjadi kecil yang berarti semprotan angin kurang.
V.4 SOLUSI UNTUK DEFECT COATING KASAR
Solusi untuk potensi problem dari mesin adalah dengan melakukan perbaikan langsung, melakukan pembersihan selang powder dan oven dengan benar.
Solusi untuk potensi problem dari metode/cara dengan memberikan pelatihan cara melakukan pengayakan powder dengan benar.
Solusi untuk potensi problem dari material adalah dengan melakukan pengecekan granule powder dan jenis powder terlebih dahulu sebelum digunakan.
Solusi untuk potensi problem dari manusia adalah dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan/skill sumberdaya manusia dan memberikan penghargaan dan hukuman terhadap sumberdaya manusia.
53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 KESIMPULAN
Jenis-jenis defect yang terjadi pada proses pengerjaan powder coating adalah coating tipis, defect warna, material jatuh di oven, kontaminasi, minyak, pulau, coating gumpal, bekas lem, coating kasar, tergores, pin hole, dan lain-lain. Hasil analisa meyimpulkan bahwa defect dominan yang terjadi adalah defect coating tipis dan defect coating kasar. Frekuensi total defect coating tipis untuk masing-masing bulan sebesar 155.66 m 2 (Juni 2010), 288.48 m2 (Juli 2010), 328.38 m2 (Agustus 2010), 65.05 m2 (September 2010), 42.33 m 2 (Oktober 2010), dan 69.94 m2 (November 2010). Frekuensi total defect coating kasar untuk masing-masing bulan sebesar 144.1 m2 (Juni 2010), 191.79 m2 (Juli 2010), 463.86 m2 (Agustus 2010), 78.11 m2 (September 2010), 123.05 m 2 (Oktober 2010), dan 5.62 m2 (November 2010).
Critical to quality yang mempengaruhi penurunan defect hasil coating tipis adalah dengan memperhatikan jarak semprot (gun manual), jarak gun (gun automatic), jarak antar material pada saat racking powder coating, kebersihan contact grounding, keseimbangan kecepatan conveyor dengan kecepatan reciprocating, dan setelan skala angin dan powder. Solusi untuk menurunkan defect coating tipis adalah dengan cara merencanakan dan melakukan perbaikan dan perawatan mesin dengan
baik,
meningkatkan
kemampuan
sumberdaya
manusia
dengan
memberikan pemahaman dan pelatihan kerja, menentukan jarak semprot yang distandarkan dengan melakukan ujicoba terlebih dahulu, dan untuk menghindari kelelahan operator dilakukan pergantian operator yang melakukan penyemprotan. 54
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Critical to quality yang mempengaruhi penurunan defect hasil coating kasar adalah dengan memperhatikan kebersihan gun spray dan selang powder, setelan skala angin, dan jenis powder (fresh/recycle). Solusi untuk menurunkan defect coating kasar adalah dengan cara merencanakan dan melakukan perbaikan dan perawatan mesin dengan baik, melakukan pembersihan selang powder dan oven dengan benar, melakukan pengayakan powder dengan benar, melakukan pengecekan terhadap granule dan jenis powder sebelum digunakan, memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan/skill sumberdaya manusia dan memberikan penghargaan dan hukuman terhadap sumberdaya manusia.
Berdasarkan data dan analisa, penyebab tinggi rendahnya defect hasil coating dari PT. XYZ dipengaruhi oleh faktor kurangnya pemahaman sumber daya manusia terhadap mutu proses yang diharapkan pelanggan. Faktor kurangnya pemahaman dapat diminimalisasi dengan adanya peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan, pemberian penghargaan dan pemberian hukuman. Dan untuk mencapai keunggulan bersaing, maka PT. XYZ harus melakukan peningkatan kualitas dalam produk/jasa yang dihasilkan dengan terlebih dahulu meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang digunakan dan perlu adanya komitmen manajemen untuk berusaha terus menerus melakukan perbaikan untuk meningkatkan mutu dan kepuasan pelanggan.
Dengan meningkatnya kualitas sumberdaya manusia dan adanya komitmen dari manajemen, maka diharapkan dapat meningkatkan mutu proses powder coating, meningkatkan kepuasan pelanggan dan dapat membantu mencapai keunggulan bersaing.
55
http://digilib.mercubuana.ac.id/
VI.2 SARAN
Perlu dilakukan penelitian, pengaruh hasil dari pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM terhadap peningkatan kualitas dari produk/jasa yang dihasilkan.
Perlu dilakukan penelitian terhadap perawatan dan perbaikan mesin yang menunjang kualitas dari produk/jasa yang dihasilkan.
56
http://digilib.mercubuana.ac.id/