BAB V ANALISIS SINTESIS
5.1
Aspek Fisik dan Biofisik
5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang, dan area pertanian (kebun tanaman obat). Letak tapak yang berdekatan dengan bangunan kolam renang dan area pertanian merupakan suatu potensi karena area-area tersebut merupakan salah satu pusat konsentrasi aktivitas pengguna Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah. Selain itu, pihak sekolah memiliki rencana untuk memindahkan dan membangun Unit Inklusi pada tapak tersebut sehingga taman terapi yang akan dibuat nantinya dapat menyatu dengan fasilitas terapi dalam ruang (Unit Inklusi). Letak tapak yang tepat bersebelahan dengan pintu keluar kompleks sekolah merupakan suatu kendala yang memerlukan pemikiran dan pertimbangan dalam desain. Letak tapak yang dekat dengan pintu keluar tersebut memiliki intensitas sirkulasi kendaraan bermotor yang cukup tinggi pada jam pulang sekolah sehingga mungkin akan dapat membahayakan pengguna. Hal tersebut perlu diperhatikan karena pada tapak akan dibuat taman terapi bagi anak berkebutuhan khusus dimana keamanan merupakan hal yang penting. Tapak yang akan dirancang memiliki bentuk yang memanjang dengan luas area + 256 m2. Berdasarkan tinjauan literatur arsitektur lanskap (Cooper dan Marcus, 2002) dan ilmu kesehatan atau keperawatan (Lau, 2002 dalam Said, 2006) menyatakan bahwa tidak ada studi empiris yang menguji ukuran standar ruang luar bagi setiap anak. Dijelaskan secara lebih lanjut dalam Said, 2006 bahwa dalam masa perkembangan anak-anak 2
disarankan ukuran ruang luar
2
sebesar 9,3 m atau 100 ft setiap anak (Greenham, 1988; Striniste dan Moore, 1989) dan 7,4-9,3 m2 atau 80-100 ft2 setiap anak (Frost, 1985). Diungkapkan pula dalam Said, 2006 bahwa Moore mengevaluasi lima taman terapi anak untuk menentukan kriteria desain yang dapat memberikan manfaat penyembuhan dengan ukuran taman berkisar antara 143 m2 hingga 739 m2 dengan pengguna yang bervariasi seperti pasien, orang tua dan saudara, serta staf.
64
Berdasarkan hal tersebut, luas tapak yang akan dirancang tidak terlalu besar, namun cukup untuk dapat dikembangkan sebagai taman terapi bagi anak berkebutuhan khusus. Pengembangan tapak menjadi taman terapi dioptimalkan semaksimal mungkin sehingga fungsi-fungsi terapi yang diinginkan dapat tercapai. Bentuk tapak yang memanjang dengan ukuran 38 m x 6,7 m membuat tapak terasa sempit. Hal tersebut cukup menyulitkan karena tapak akan dikembangkan untuk taman terapi yang dapat mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif sehingga membutuhkan ruang yang lebih luas. Modifikasi bentuk tapak dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
5.1.2 Aksesibilitas dan Sirkulasi Tapak terletak di bagian depan ujung kompleks Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah dan dapat diakses langsung dengan mudah dari pintu masuk (entrance). Jalan tersebut memiliki kondisi yang baik dan lebar yang memadai. Selain itu, tapak juga dapat diakses melalui jalan setapak yang terdapat di antara lapangan dan area pertanian. Kemudahan untuk mengakses tapak tersebut merupakan potensi yang perlu dipertahankan dan dimanfaatkan dalam pengembangan tapak. Sirkulasi menuju tapak tersebut dibagi menjadi sirkulasi kendaraan bermotor dan sirkulasi pejalan kaki dimana tidak terdapat pemisahan kedua jenis sirkulasi tersebut. Sirkulasi di dalam tapak sendiri akan direncanakan khusus bagi pengguna taman terapi dimana tidak terdapat sirkulasi untuk kendaraan bermotor di dalamnya. Selain itu, pemilihan material pedestrian path di dalam tapak perlu disesuaikan dari segi desain maupun fungsi untuk terapi, kenyamanan, dan keamanan pengguna tapak.
5.1.3 Iklim Lokasi memiliki iklim panas dengan suhu rata-rata berkisar antara 27 hingga 35 derajat Celcius. Menurut Laurie (1984), kisaran suhu yang nyaman bagi manusia adalah antara 10 hingga 26,6 derajat Celcius. Berdasarkan hal tersebut, secara umum suhu di lokasi termasuk ke dalam kategori tidak nyaman bagi manusia. Kondisi iklim mikro di tapak sendiri terasa panas. Hal tersebut disebabkan oleh tidak adanya vegetasi pada tapak sehingga tidak tercipta naungan
65
dan membuat tapak terasa panas. Selain itu, ekspos sinar matahari pada tapak dengan intensitas yang tinggi membuat suhu di tapak tinggi. Hal tersebut tentunya akan menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas pengguna tapak. Oleh karena itu perlu diciptakan suasana teduh yang dapat dicapai baik dengan peneduh alami berupa vegetasi atau peneduh buatan seperti pergola dan lain-lain. Curah hujan pada lokasi tidak terlalu tinggi, yaitu sebesar 163,70 mm/tahun. Curah hujan yang tidak terlalu tinggi tersebut bukan merupakan suatu masalah karena sistem drainase pada tapak berfungsi dengan baik. Selain itu, untuk memaksimalkan penyerapan air hujan ke dalam tanah dapat digunakan kombinasi antara vegetasi dan perkerasan yang mampu menyerapkan air ke dalam tanah, contohnya paving block. Perkerasan dengan tekstur yang kasar dapat digunakan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna agar tidak licin ketika hujan. Lokasi memiliki kelembaban sebesar 75,40 %. Menurut Laurie (1984), kelembaban yang nyaman bagi manusia adalah antara 40 hingga 75 %. Persentase kelembaban tersebut berada di atas kisaran kelembaban yang nyaman bagi manusia. Hal tersebut dapat diatasi dengan pengaturan sirkulasi udara, yaitu pengaturan massa vegetasi, tata letak bangunan, dan menciptakan koridor-koridor serta menyediakan ruang-ruang terbuka di dalam tapak. Pengaturan masuknya sinar matahari juga dapat dilakukan untuk mengatur kelembaban tapak. Kenyamanan tapak dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan THI atau Thermal Humidity Index, dimana THI dihitung dengan rumus: THI = 0,8T + (RH x T)/500 Dengan suhu rata-rata sebesar 31 derajat Celcius dan kelembaban udara sebesar 75,40 %, maka akan didapat nilai THI sebesar 29,47. Nilai THI tersebut berada di atas kisaran nyaman yaitu sebesar 27, sehingga dapat disimpulkan bahwa tapak tidak atau kurang nyaman. Penambahan dan pengaturan vegetasi dapat dilakukan untuk menambah kenyamanan tapak.
66
5.1.4 Tanah Tapak memiliki jenis tanah latosol cokelat kemerahan yang memiliki tekstur halus dan drainase baik. Tanah tersebut memiliki konsistensi gembur, permeabilitas tinggi, mudah meresapkan air menjadi air tanah, dan dapat menahan air dengan cukup baik. Tanah latosol cokelat kemerahan tersebut cocok atau sesuai untuk pertumbuhan tanaman, baik tanaman pertanian ataupun perkebunan. Hal tersebut merupakan suatu potensi yang dapat dikembangkan dimana pada tapak tersebut dapat ditanami dengan vegetasi yang sesuai, baik dilihat dari lingkungan tumbuhnya maupun fungsi yang ingin dicapai dalam tapak.
5.1.5 Topografi Tapak memiliki topografi atau bentukan lahan yang datar seperti yang terlihat pada Gambar 31. Hal tersebut bukanlah suatu kendala dalam pengembangan tapak. Bentukan tapaknya yang datar merupakan potensi karena akan memudahkan dalam perencanaan dan perancangan tapak. Tapak dapat digunakan untuk berbagai aktivitas mulai dari pasif hingga aktif.
Gambar 31 Peta Analisis Topografi
67
Namun, bentukan tapak yang datar dapat menyebabkan kemonotonan sehingga perlu diciptakan keragaman ruang untuk memecah kemonotonan tersebut. Keragaman ruang tersebut dapat diciptakan melalui penataan bentuk lahan dan berbagai elemen tapak sehingga akan memiliki kualitas visual yang lebih menarik dan fungsi yang lebih tinggi. Penataan bentuk lahan tersebut dapat dilakukan dengan membuat area-area dengan variasi level ketinggian. Contohnya antara lain seperti membuat bukit kecil, ramp atau slide yang selain memecah kemonotonan juga berfungsi untuk terapi. Selain melalui penataaan bentukan lahan dan elemen tapak, keragaman ruang juga dapat tercipta dari aktivitas yang beragam di dalam tapak.
5.1.6 Hidrologi dan Drainase Sistem drainase pada tapak terbagi menjadi sistem drainase tertutup dan terbuka. Sistem drainase tertutup pada tapak berupa saluran drainase tertutup yang terletak di sebelah Selatan tapak. Saluran drainase tersebut dalam kondisi baik dan dapat menampung serta mengalirkan air menuju saluran pembuangan utama yang terletak di bagian belakang atau Barat kompleks Sekolah Alam dan Sains AlJannah. Selain melalui saluran drainase tertutup, air dapat mengalir dan meresap ke dalam tanah tanpa melalui saluran khusus (drainase terbuka). Hal tersebut dikarenakan kondisi tapak eksisting masih berupa tanah sehingga penyerapan air ke dalam tanah relatif baik. Dalam perencanaan dan perancangan tapak tersebut sebagai taman terapi, diperlukan variasi dan kombinasi penutup tanah baik dari hard material maupun soft material yang dapat meresapkan air ke dalam tanah. Kombinasi tersebut akan memberikan kesempatan terjadinya penyerapan air ke dalam tanah selain berfungsi terapi yang dapat diperoleh dari keragaman tekstur penutup tanah tersebut.
5.1.7 Vegetasi dan Satwa Vegetasi yang terdapat pada tapak hanya berupa rumput-rumput liar. Penanaman vegetasi pada tapak perlu dilakukan. Selain untuk memperbaiki kondisi iklim mikro, vegetasi yang ditanam akan disesuaikan dengan fungsi yang ingin dicapai di dalam tapak. Pemilihan dan peletakan vegetasi tersebut
68
didasarkan pada fungsi-fungsi seperti vegetasi peneduh, pembatas, maupun vegetasi yang dapat menunjang proses terapi. Selain didasarkan pada fungsinya, pemilihan dan peletakan vegetasi juga tetap mempertimbangkan nilai-nilai estetika. Pada tapak tidak terdapat satwa-satwa liar maupun satwa budidaya yang dapat mengganggu dan membahayakan pengguna. Satwa yang ada di dalam tapak hanya berupa serangga-serangga kecil seperti semut dan lain-lain yang tidak membahayakan. Satwa dapat digunakan untuk menunjang proses terapi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menghadirkan satwa pada tapak seperti misalnya dengan membuat kolam yang berisi ikan, membuat sarang burung, dan lain-lain. Selain itu, ruang-ruang terbuka di sekitar tapak dapat berpotensi sebagai sumber satwa. Ruang-ruang terbuka tersebut dapat dilihat pada Gambar 32.
Gambar 32 Peta Analisis Vegetasi dan Satwa
69
5.1.8 Fasilitas dan Utilitas Tapak merupakan lahan kosong dimana di dalamnya tidak terdapat fasilitas-fasilitas tertentu. Pada tapak terdapat utilitas berupa jaringan listrik. Dalam pengembangannya sebagai taman terapi, tapak tersebut perlu ditambah fasilitas untuk menunjang kegiatan dan proses terapi.
5.1.9 Elemen Visual dan Akustik Pada tapak terlihat beberapa pemandangan yang mengarah ke sekitar tapak. Pemandangan tersebut diantaranya berupa area pertanian (kebun tanaman obat), jalan, kompleks bangunan kolam renang, dan kombinasi antara vegetasi dan bangunan.
Gambar 33 Peta Analisis Visual dan Akustik
Selain itu, akustik atau bunyi-bunyian yang terdapat di dalam tapak dihasilkan dari aktivitas di sekitar tapak, seperti suara orang bercakap-cakap, suara langkah kaki orang yang sedang berjalan atau berlari, dan suara kendaran bermotor yang melintas. Bunyi-bunyian tersebut dinilai masih dapat ditoleransi dan tidak mengganggu. Namun walaupun demikian, lokasi tapak terletak tepat di
70
sebelah jalan menuju pintu keluar yang ramai oleh lalu lalang kendaraan bermotor pada jam-jam tertentu. Hal tersebut dapat diatasi dengan meletakkan penghalang (barrier) untuk meredam suara kendaraan bermotor. Selain untuk meredam suara kendaraan bermotor pada jam-jam tertentu, vegetasi tersebut juga berfungsi sebagai penghalang (barrier) pandangan terhadap lalu lalangnya kendaraan bermotor. Peta analisis visual dan akustik dapat dilihat pada Gambar 35.
5.2
Aspek Sosial Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap pihak sekolah, Unit
Inklusi, dan terapis, diketahui bahwa pengetahuan tentang taman terapi atau terapi ruang luar masih minim. Terapi anak berkebutuhan khusus dilakukan di dalam ruangan, seperti terapi okupasi dan sensori integrasi, terapi wicara, terapi okupresure, dan fisioterapi. Terapi yang dilakukan di luar ruangan adalah terapi air atau hydrotherapy. Terapi tersebut dilakukan di kolam renang. Anak berkebutuhan khusus tersebut melakukan kegiatan terapi selama 30 menit dalam satu kali terapi. Diluar waktu terapi, anak berkebutuhan khusus tersebut melakukan kegiatan belajar baik di kelas maupun di luar kelas bersama anak-anak lainnya. Kegiatan belajar yang dilakukan di luar kelas contohnya seperti kegiatan outbond. Dapat dilihat bahwa waktu anak-anak tersebut untuk melakukan kegiatan terapi sangat terbatas. Dengan adanya taman terapi diharapkan akan dapat menunjang kegiatan dan proses terapi yang telah dilakukan di dalam ruangan. Selain itu, taman terapi dapat digunakan juga sebagai sarana anak untuk bermain sambil melakukan kegiatan terapi sehingga anak tidak merasa jenuh dan bosan.
5.3
Aspek Terapi Unit Inklusi merupakan suatu lembaga pusat pelayanan terapi dan edukasi
bagi anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah. Unit Inklusi ini terletak di area bangunan Sekolah Dasar (SD) dimana di dalamnya terdapat fasilitas-fasilitas yang mendukung program terapi dan edukasi bagi anak berkebutuhan khusus, yaitu ruang terapi okupasi dan sensori integrasi, ruang fisioterapi, ruang terapi wicara, ruang PPI (Program Pendidikan Individu), ruang
71
konseling, ruang konsultasi, dan toilet. Aktivitas terapi seperti terapi okupasi, fisioterapi, terapi wicara, terapi okupresure dilakukan di ruang-ruang terapi tersebut. Namun berdasarkan wawancara dari terapis, terapi sensori integrasi masih minim dilakukan. Terapi sensori integrasi ini merupakan terapi yang berfungsi untuk menstimulasi, mengintegrasi, dan mengembangkan semua indera yang terdiri dari indera penglihatan (visual), pendengaran (auditory), perabaan (tactile), penciuman, dan keseimbangan (vestibular). Hal tersebut dapat diatasi dengan menyediakan sarana untuk terapi sensori integrasi pada taman terapi yang akan dibuat. Selain itu, terapi-terapi yang telah ada dan dilakukan dapat ditambahkan atau dimodifikasi sehingga dapat diterapkan di taman atau ruang luar.
5.4
Sintesis Aspek Fisik dan Biofisik, Sosial , dan Terapi Sintesis dilakukan pada potensi dan kendala pada setiap asepek yang
diamati. Potensi yang ada dimanfaatkan atau dikembangkan sedangkan kendala yang ada dicari pemecahannya. Analisis dan sintesis aspek fisik dan biofisik, sosial, dan terapi secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis Sintesis Aspek Fisik dan Biofisik, Sosial, dan Terapi Analisis No
Sintesis
Aspek Potensi
Aspek Fisik dan Biofisik 1 Letak, Luas, Letak tapak Batas dekat pusat konsentrasi aktivitas pengguna Sekolah Alam dan Sains AlJannah. Unit Inklusi akan dipindahkan ke tapak sehingga taman terapi akan menyatu dengan Unit Inklusi. Tapak cukup luas untuk dikembangkan taman terapi.
Kendala
Pemanfaatan
Pemecahan
Letak tapak tepat bersebelahan dengan pintu keluar kompleks sekolah yang memiliki intensitas tinggi pada jam pulang sekolah yang dapat membahayakan pengguna tapak.
Tapak dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk dikembangkan sebagai taman terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Diperlukan pemikiran dan pertimbangan dlam desain, seperti misalnya dengan membuat pembatas yang membatasi antara tapak dengan jalan dll.
72
Tabel 6. (lanjutan) No . 2
Aspek Aksesibilitas, Sirkulasi
Analisis Potensi Tapak mudah diakses, jalan dalam kondisi baik dan memadai.
Kendala Jalur sirkulasi kendaraan bermotor dan sirkulasi pejalan kaki menuju tapak tidak dipisah.
Suhu pada tapak terasa panas karena tidak ada vegetasi dan ekspos sinar matahari yang tinggi, kelembaban dan THI berada di atas kisaran nyaman bagi manusia.
3
Iklim
Curah hujan tidak terlalu tinggi, yaitu sebesar 163,70 mm/tahun
4
Tanah
Tekstur tanah halus dan berdrainase baik. Konsistensi tanah gembur, permeabilitas tinggi, mudah meresapkan air menjadi air tanah dan menahannya. Sesuai untuk pertumbuhan tanaman.
-
Sintesis Pemanfaatan Pemecahan Kemudahan Dilakukan mengakses pemisahan tapak jalur sirkulasi dipertahankan antara dan kendaraan dimanfaatkan bermotor dan dalam pejalan kaki. pengembangan tapak Curah hujan Kondisi iklim yang tidak yang tidak terlalu tinggi nyaman diatasi bukanlah suatu dengan masalah apabila penambahan drainase tapak vegetasi pada berfungsi tapak. dengan baik. Kelembaban Oleh karena itu diatur melalui kondisi pengaturan drainase harus sirkulasi udara dipertahankan. dan pengaturan Kombinasi masuknya perkerasan dan sinar matahari. vegetasi dapat Penggunaan digunakan elemen taman untuk seperti pergola memaksimalka dan gazebo n penyerapan dapat air ke dalam menciptakan tanah. nuansa teduh. Tanah dapat ditanami dengan vegetasi yang sesuai baik dilihat dari lingkungan tumbuhnya maupun fungsi yang ingin dicapai dalam tapak.
73
Tabel 6. (lanjutan) No . 5
Aspek Topografi
Analisis Potensi Kendala Topografi atau Topografi datar bentukan lahan menyebabkan yang datar. kemonotonan
6
Hidrologi, Drainase
Saluran drainase tertutup pada tapak dalam kondisi baik, air dapat meresap ke dalam tanah dengan baik.
-
7
Vegetasi, Satwa
-
Tidak terdapat vegetasi dan satwa dalam tapak.
8
Fasilitas, Utilitas
-
Tidak terdapat fasilitas pada tapak. Utilitas yang terdapat pada tapak berupa jaringan listrik.
Sintesis Pemanfaatan Pemecahan Memudahkan Menciptakan dalam keragaman perencanaan ruang melalui dan penataan perancangan bentuk lahan tapak. Dapat dan berbagai digunakan elemen tapak untuk berbagai serta aktivitas aktivitas dari pada tapak. pasif hingga aktif. Saluran drainase dipertahankan dan dipelihara agar sistem drainase tidak terganggu. Menggunakan penutup tanah dengan kombinasi vegetasi dan perkerasan agar penyerapan air tidak terganggu. Penanaman vegetasi perlu dilakukan. Vegetasi yang ditanam didasarkan pada fungsinya. Perlu dilakukan pembangunan fasilitas dan utilitas yang dapat menunjang kegiatan dan proses terapi.
74
Tabel 6. (lanjutan) No . 9
Aspek Visual, Akustik
Analisis Potensi -
Aspek Sosial
-
Aspek Terapi
Aktifitas terapi meliputi terapi okupasi , fisioterapi, terapi wicara, terapi okupresure, dan terapi PPI.
5.5
Kendala Viewke sebelah Timur kurang bagus (tembok pembatas dan bagian belakang bangunan). Pada jam-jam tertentu seperti jam pulang sekolah terlihat lalu lalang kendaraan bermotor. Pengetahuan tentang taman terapi atau terapi ruang luar yang masih terbilang minim. Waktu kegiatan terapi terbatas.
Terapi sensori integrasi masih minim dilakukan.
Sintesis Pemanfaatan Pemecahan Penanaman vegetasi penghalang (barier) untuk menghalangi pandangan terhadap lalu lalang kendaraan bermotor dan meredam suara kendaraan bermotor. Dengan adanya taman terapi diharapkan akan dapat menunjang kegiatan dan proses terapi yang dilakukan di dalam ruang. Selain itu, sebagai sarana terapi sambil bermain anak. Aktifitas terapi Taman terapi tersebut sebagai sarana dipertahankan terapi ruang dan luar dioptimalkan. mengakomodas i aktivitas terapi sensori integrasi.
Program Ruang Program ruang merupakan rencana-rencana ruang yang akan diterapkan
pada tapak yang mengakomodasi fungsi, aktivitas, dan fasilitas yang akan dikembangkan. Program ruang ini dibuat berdasarkan analisis dan sintesis yang telah dilakukan sebelumnya. Adapun fungsi-fungsi yang akan dikembangkan pada tapak adalah sebagai berikut: 1.
Fungsi Terapi Fungsi terapi merupakan fungsi utama yang akan dikembangkan dalam tapak dimana tapak akan mengakomodasi kegiatan terapi anak berkebutuhan khusus. Anak-anak tersebut
dapat
melakukan kegiatan terapi atau
75
memperolah manfaat terapi sambil bermain. Fungsi terapi yang akan dikembangkan diimplementasikan dalam elemen-elemen yang terdapat di taman terapi tersebut. 2.
Fungsi Penerimaan Fungsi penerimaan merupakan fungsi pendukung yang berkaitan dalam menunjang aktivitas yang dilakukan di taman. Fungsi penerimaan ini diterapkan dalam ruang penerimaan (welcome area). Fungsi-fungsi yang telah disebutkan di atas disesuaikan dengan kebutuhan
ruang dan fasilitas yang akan diakomodasi dan kapasitas tapaknya. Ruang-ruang yang akan dibentuk pada tapak terdiri atas ruang terapi dan ruang non terapi. Ruang terapi merupakan ruang yang mengakomodasi semua fungsi dan kegiatan terapi anak-anak berkebutuhan khusus. Ruang terapi ini terbagi menjadi ruang terapi dalam ruang (indoor) dan ruang terapi luar ruang (outdoor) dimana di dalamnya terdapat fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung aktivitas terapi dan bermain anak-anak berkebutuhan khusus. Sedangkan ruang non terapi merupakan ruang yang mengakomodasi fungsi selain terapi. Ruang non terapi ini berfungsi sebagai ruang penerimaan (welcome area) yang diwujudkan dalam pintu gerbang taman. Hubungan antara fungsi, ruang, dan aktivitas yang terbentuk pada tapak akan dijelaskan pada Tabel 7. Berdasarkan fungsi dan ruang-ruang tersebut, terdapat beberapa aktivitas yang dapat berlangsung dalam tapak. Aktivitasaktivitas tersebut adalah terapi, bermain, duduk-duduk, dan bercakap-cakap atau bersosialisasi.
Tabel 7. Matriks Hubungan Fungsi, Ruang, dan Aktivitas Ruang dan Aktivitas Sub Ruang Aktivitas Ruang terapi dalam Terapi ruang (indoor) Ruang terapi luar Terapi, bermain, dudukruang (outdoor) duduk, bercakap-cakap
Ruang Ruang Terapi
Ruang Non Terapi
Keterangan
Ruang Penerimaan
:
Sangat dekat Sedang atau cukup dekat Tidak ada hubungan
Masuk ke dalam taman terapi
Terapi
Fungsi Penerimaan