perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V ANALISIS KONSEP PERANCANGAN Bagian ini akan membahas tentang pemrograman arsitektur dimana rumusan sistem konsep perancangan merupakan pengarah atau dasar tindakan merancang. Sistem konsep perancangan atau konsep programatik perancangan terdiri dari program-program: analisis sistem peruangan, analisis penataan tapak, analisis bentuk dan tatanannya, analisis sistem struktur, dan analisis sistem utilitas. A. ANALISIS SISTEM PERUANGAN 1.
Analisis Kelompok Kegiatan dan Pola Kegiatan Tujuan Menentukan dan mengelompokkan jenis kegiatan yg dilakukan oleh pegguna yang berada di kawasan TPA Kaliori. Kelompok kegiatan dikelompokkan berdasarkan jenis kegiatan, pelaku kegiatan, serta aktivitas pengguna pada kegiatan. Analisis dan Hasil a) Kegiatan Penerimaan Kegiatan penerimaan meliputi memarkirkan kendaraan, pemberian informasi pelayanan, menunggu dan mendapatkan pengarahan. Berikut ini adalah pola kegiatan penerimaan: Datang
Parkir
Menuju ke resepsionis Skema V.1. Skema kegiatan penerimaan pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
b) Kegiatan Pengunjung Kegiatan pengunjung ini dibagi menjadi dua, yaitu pengunjung umum dan pengunjung wisata edukasi. 1) Pengunjung umum/tamu
commit to user
V-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan orang yang datang dengan tujuan tertentu dan spesifik seperti studi banding, reservasi waktu wisata edukasi maupun mengambil data. Berikut ini adalah analisis pola kegiatan pengunjung umum: Datang
Parkir
Menuju ke resepsionis
Menuju unit kegiatan tujuan
Melapor kembali ke resepsiois
Pulang
Skema V.2. Skema kegiatan pengunjung umum pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
2) Pengunjung wisata edukasi (wisatawan) merupakan sekelompok individu orang yang datang dengan maksud untuk melakukan kegiatan wisata edukasi meliputi kegiatan wisata kegiatan indoor pada Waste Educentre, workshop, maupun kegiatan outdoor seperti tur keliling TPA dan praktek pembuatan kompos. Kegiatan indoor dan outdoor dapat dilakukan secara bergantian sesuai dengan tujuan dan paket wisata edukasi yang dipilih. Berikut ini hasil analisa pola kegiatan pengunjung: Datang
Parkir Kegiatan langsung Kegiatan tidak langsung/fleksibel
Menuju ke resepsionis
Mendapatkan pengarahan
Kegiatan indoor
Kegiatan outdoor commit
Pulang
metabolisme
to user
Ibadah
Istirahat
Kegiatan indoor
Skema V.3. Skema kegiatan pengunjung wisata edukasi pada TPA Kaliori Sumber: analisis penulis, 2015
V-2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Kegiatan Operasional TPA Meliputi pekerjaan lapangan dalam pengolahan sampah seperti penyortiran sampah, pembuatan kompos, pengopersasian pengolahan gas metan dan air lindi serta packing dan display produk akhir pengolahan sampah. Berikut ini adalah pola kegiatan pengguna dalam kelompok kegiatan operasional TPA: Datang
Parkir
Presensi
Pulang
Mengambil dan menyiapkan peralatan
Membereskan peralatan dan melakukan pengecekan kembali
Bekerja seuai unit kerja
metabolisme
Ibadah
Istirahat
Kegiatan langsung Kegiatan tidak langsung/fleksibel
Skema V.4. Skema kegiatan opersional TPA sumber: analisis penulis, 2015
d) Kegiatan Pengelola Kegiatan pengelolaan meliputi urusan administrasi, keuangan, humas, informasi, promosi, operasional, tekniks, dan penelitian. Datang
Parkir
Pulang
Presensi
metabolisme
Ibadah
Istirahat
Mengelola TPA dancommit bekerjato sesuai userunit
Kegiatan langsung Kegiatan tidak langsung/fleksibel
Skema V.5. Skema kegiatan pengelola TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
V-3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e) Kegiatan Rapat, Seminar dan Workshop Datang
Parkir
Pulang
Registrasi
Seminar/ workshop
Istirahat
Skema V.6. Skema kegiatan rapat, seminar dan workshop pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
f)
Kegiatan Pengelola Komersial Meliputi kegiatan jual beli pada “Kaliori Shop” yang menyediakan souvenir berupa kerjainan dari sampah anorganik hasil pemrosesan sampah organik yaitu pupuk kompos dan kegiatan pelayanan “Organic Cafe” Berikut ini adalah pola kegiatan pengelola komersil pada Kaliori Shop: Datang
Parkir
Dropping dan menata barang
Melayani pembeli
Pulang
metabolisme
Ibadah
Istirahat
Skema V.7. Skema kegiatan pengelola Kaliori Shop sumber: analisis penulis, 2015
Dan berikut ini adalah pola kegiatan pada Organic Cafe:
commit to user
V-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Datang
Parkir
Menyiapkan bahan makanan
Melayani pengunjung
Pulang
metabolisme
Ibadah
Istirahat
Skema V.8. Skema kegiatan pengelola Organic Cafe sumber: analisis penulis, 2015
g) Kegiatan Servis
Datang
Parkir
Pulang
Presensi
metabolisme
Ibadah
Istirahat
Menjalankan kegiatan servis Kegiatan langsung Kegiatan tidak langsung/fleksibel
Skema V.9. Skema kegiatan servis sumber: analisis penulis, 2015
2. Analisis Jumlah Pengguna Tujuan: Menjadi landasan perhitungan beberapa besaran ruang yang akan digunakan Kriteria/Dasar Pertimbangan: a. Dasar perhitungan pengunjung wisata edukasi menggunakan standar jumlah pengunjung pada Temesi Recyling yaitu 1000 orang pertahun dengan maksimal jumlah rombongan 50 orang (jumlah maksimal siswa satu kelas beserta pendamping). Sementara jumlah pengunjung umum berdasar pada data pengunjung yang tercatat pada buku tamu TPA Kaliori commit to user dan asumsi perhitungan dari badan formal yang akan mengunjungi TPA. V-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penghitungan pengelola berdasarkan keadaan real di TPA Kaliori dengan penambahan
berdasarkan
asumsi
kebutuhan
pada
unit-unit
pengelolanya. b. Kapasitas ruang tertentu yang direncanakan, berdasarkan pertimbangan asumsi. Hasil Analisis Berikut ini adalah tabel jumlah pengguna pada TPA Kaliori:
No 1.
Pengguna
Jumlah
Keterangan
Pengunjung Pengunjung umum
2–5
Pengunjung wisata edukasi
100
Dibagi menjadi beberapa kelompok ketika berkeliling
2.
Pengelola Kepala TPA
1
Sekretaris
1
Bendahara
1
Kepala Bidang Operasional TPA
1
Kepada
1
Bidang
Wisata
dan
Edukasi Kepala Bidang Humas Promosi
1
dan Pemasaran Kepala Bidang Keamanan dan
1
Perawatan Staff Unit Program Pendidikan
4
dan Pengembangan Program
3 pemandu 1 petugas pelayanan informasi
Staff Unit Penelitian
3
1 laboran, 2 peneliti
Staff Unit Operasional Lapangan
12
1 operator excavator 1 operator alat pemisah sampah 2 petugas pada area dropping sampah (kemudian membuat kompos) 5 petugas pemilah sampah 3 petugas pengangkut sampah
Staff Unit Promosi dan
2
Pemasaran Staff Unit Keamanan
4
1 petugas penjaga gerbang parkir 1 petugas penata parkir 2 satpam
Staff Unit Perawatan dan
2
Rumah Tangga Penjaga Kaliori Shop Penjaga Organic Cafe
2 petugas cleaning service 1 teknisi
2
commit to 5user
2 waitters 2 cooker 1 kasir
V-6
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Pengepul
3
1 supir, 2 orang pengangkut sampah
Tabel V.1. Jumlah pengguna pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
3. Analisis Kebutuhan Ruang Tujuan Tujuan dari analisis kebutuhan ruang adalah untuk menentukan ruang-ruang yang dibutuhkan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna pada perencanaan TPA Kaliori di Kabupaten Banyumas. Kriteria/Dasar Pertimbangan a.
Mewadahi setiap jenis kelompok pelaku kegiatan
b.
Mewadahi seluruh pola kegiatan yang dilakukan oleh pelaku kegiatan yang dikaji pada subbahasan analisis sebelumnya.
Hasil dan Analisis Analisis kebutuhan ruang didasarkan pada kelompok-kelompok kegiatan yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya yang membentuk zona-zona kegiatan. Zona kegiatan tersebut adalah zona kegiatan utama, zona kegiatan pengelola, zona kegiatan pendukung, zona kegiatan komersil dan zona kegiatan servis. a. Zona Kegiatan Penerimaan Pada analisis kebutuhan ruang pada zona kegiatan utama terdapat fungsi, persyaratan ruang, macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang. 1) Fungsi Zona Penerimaan Zona ini berfungsi sebagai area penerimaan dan informasi bagi pengunjung maupun pengelola. 2) Persyaratan Ruang a) Terlihat dengan jelas dan mudah diakses b) Memiliki besaran yang mamadai untuk parkir c) Memiliki area sirkulasi yang luas
commit to user
3) Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan, serta Kebutuhan Ruang V-7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona kegiatan penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut ini ZONA KEGIATAN PENERIMAAN Macam Kegiatan 1. Parkir
Pelaku Kegiatan Pengunjung
Kebutuhan Ruang 1. Area parkir
2. Memasuki bangunan
2. Kanopi
3. Bertanya kepada resepsionis
3. Area resepsionis
4. Mendapatkan pengarahan
4. Ruang tunggu
5. Menunggu 1. Parkir
Pengelola
1. Area parkir
2. Mengatur parkir
2. Pos jaga parkir
3. Memberikan pengarahan
3. Area resepsionis
4. Menyambut tamu Tabel V.2. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan penerimaan sumber: analisis penulis, 2015
b. Zona Kegiatan Utama 1) Fungsi Zona Kegiatan Utama Berlangsungnya kegiatan utama dari TPA Kaliori yaitu sebagai tempat pengelolaan sampah dan wisata edukasi. 2) Persyaratan Ruang a) Persyaratan fasilitas pengolahan sampah: (1) Fasilitas pegolahan sampah sesuai dengan kapasitas sampah yang akan diolah (2) Mudah dijangkau oleh truk dan mobil pengangkut sampah (3) Tempat pengkomposan harus tertutup dengan atap untuk menghindari air hujan yang dapat menghambat proses pengomposan dan terbagi atas kamar-kamar pengomposan. (4) Terdapat area penjemuran sampah anorganik (5) Bangunan bersifat semipermanen (6) Penerangan alami pada siang hari b) Persyaratan fasilitas wisata edukasi (1) Dapat melihat proses pengolahan sampah dengan jelas (2) Memilikicommit area sirkulasi to useryang luas (3) Aman dari alat-alat pengolahan sampah V-8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(4) Dapat melindungi dari terik panas matahari (5) Sistem tata suara yang memadai dan tidak terganggu dengan suara bising mesin pengolah sampah. 3) Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan serta Kebutuhan Ruang Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut ini ZONA KEGIATAN UTAMA Macam Kegiatan
Pelaku Kegiatan
a. Pengolahan sampah
Kebutuhan Ruang 1. Area dropping
1)
Dropping sampah dari truk
staff
2. Area penyortiran
2)
Penyortiran sampah
operasional
3. Rumah kompos
3)
Pengomposan sampah
lapangan
4. Area packing
organik 4)
5. Area kontrol air lindi
Pengumpulan sampah anorganik
5)
Pengemasan hasil pengomposan sampah organik
6)
Pengolahan air lindi
b. Wisata edukasi (indoor) 1)
Mendapatkan pengarahan
2)
Berkeliling di area Waste
Pengunjung
2. Ruang display informasi dan
educentre 3)
1. Aula penerimaan
diorama
Melihat proses keluar-masuk
3. Ruang observasi
truk/mobil pengangkut
4.Ruang seminar
sampah
5. Ruang workshop
4)
Mengikuti seminar
6. Rest area
5)
Mengikuti workshop
7. Mushola
pengolahan sampah
8. Toilet
anorganik menjadi kerajinan 6)
Istirahat/ibadah
7)
Metabolisme
c. Wisata edukasi (outdoor) 1)
1. Area observasi
Melihat proses penyortiran
Pengunjung
sampah, pengomposan
wisata edukasi
sampah, dan pengemasan
lindi
pupuk kompos 2)
kompos 2. Area observasi air 3. Rest area
Melihat kolam pengolahan air lindi
3)
Istirahat
4)
Memberikan informasi
commit to user
Pengelola
4.Ruang resepsionis
kepada pengunjung
V-9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5)
Memandu pengunjung berkeliling
6)
Memantau jalannya operasional TPA Tabel V.3. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan kegiatan utama sumber: analisis penulis, 2015
c.
Zona Kegiatan Pengelola 1)
Fungsi Zona Pengelola Fungsi dari zona kegiatan pengelolaan adalah untuk mewadahi aktivitas dan kegiatan pengelola pada TPA Kaliori
2)
Persyaratan Ruang a) Area pengelola berdekatan dengan area penerimaan untuk mempermudah koordinasi b) Ruang kepala bidang dan staf terletak berdekatan c) Ruang serbaguna dapat digunakan untuk mengadakan rapat dan seminar d) Minimalisir kebisingan pada ruang serbaguna e) Menggunakan pencahayaan alami dan pencahayaan buatan pada malam hari. f) Menggunakan AC sebagai sistem pengkondisian udara pada ruang kerja utama
3)
Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan serta Kebutuhan Ruang Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona penerimaan dapat dilihat pada tabel berikut ini ZONA KEGIATAN PENGELOLA Macam Kegiatan 1. Presensi
Pelaku Kegiatan Pengelola
Kebutuhan Ruang 1. Meja presensi
2. Kegiatan Kepala TPA
2. Ruang Kepala TPA
3. Kegiatan Kepala Bidang wisata
3. Ruang kerja kabid dan
edukasi dan staff bidang pendidikan dan pengembangan program
commit to user 4.Kegiatan staff unit penelitian
staff 4. Laboratorium penelitian 5. Ruang persiapan penelitian/gudang
V - 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Kegiatan staff operasional lapangan
6. Ruang staff operasional teknis dan
6. Kegiatan staff operasional teknis 7. Kegiatan kabid humas, promosi dan pemasaran 8. Kegiatan staff unit promosi dan pemasaran
lapangan 7. Ruang penyimpanan alat-alat kerja 8. Ruang serbaguna 9. Toilet
9. Kegiatan kabid keamanan dan perawatan
10. Kantin 11. Mushola
10. Evaluasi dan rapat koordinasi 11. metabolisme 12. Istirahat dan makan 13. ibadah Tabel V.4. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan pengelola sumber: analisis penulis, 2015
d.
Zona Kegiatan Komersil 1)
Fungsi Zona Komersil Fungsi dari zona ini adalah mewadahi kegiatan promosi dan komersil yang ada di TPA Kaliori seperti display dan pejualan produk hasil pengolahan sampah berupa pupuk organik maupun kerajinan dari sampah anorganik yang bisa dijadikan souvenir dan penyediaan makanan di cafe.
2)
Persyaratan Ruang a) Ruang display dan penjualan mudah diakses oleh tamu dan pengunjung. b) Ruang display berdekatan dengan ruang tunggu c) Cafe terisolir dari proses pengolahan baik secara fisik maupun visual. d) Cafe berdekatan dengan kebun organik untuk mempermudah supply bahan.
3)
Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan serta Kebutuhan Ruang Macam kegiatan, pelaku kegiatan, serta kebutuhan ruang pada zona komersil dapat dilihat pada tabel berikut ini
commit to user
V - 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ZONA KOMERSIL Pelaku
Macam Kegiatan
Kegiatan
Kebutuhan Ruang
Area Kaliori Shop 1. Melihat produk hasil pengolahan
Pengunjung
sampah
1. Ruang display 2. Kasir
2. Bertanya mengenai produk
3. Ruang
3. Memilih produk
tunggu/istirahat
4. Melakukan transaksi pembelian 5. Istirahat 1. Menyiapkan dan menata produk
Pengelola
1. Ruang display
2. Melayani pembeli
2. Toilet
3. Istirahat/ibadah
3. Mushola
4. Metabolisme Area Organic Cafe 1) Memilih tempat duduk
Pengunjung
1. Area makan
2) Memesan makanan
2. Pantry
3) Menunggu pesanan datang
3. Dapur
4) Menikmati makanan
4. Kasir
5) Membayar 6) Pulang 5. Menyambut pengunjung
pengelola
6. Mencatat pesanan 7. Membuat pesanan 8. Mengantarkan makanan 9. Membersihkan meja 10. Melayani pembayaran Tabel V.5. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan komersil sumber: analisis penulis, 2015
e.
Zona Kegiatan Servis 1)
Fungsi Kegiatan Servis Fungsi dari zona ini adalah mewadahi kegiatan servis yaitu keamanan dan perawatan fasilitas
2)
Persyaratan Ruang Letaknya untuk kegiatan servis tersembunyi, sedangkan untuk keamanan, letaknya mudah terlihat dan mudah memantau keseluruhan fasilitas.
3)
Macam Kegiatan, Pelaku Kegiatan serta Kebutuhan Ruang Macam kegiatan, pelakutokegiatan, commit user serta kebutuhan ruang pada zona servis dapat dilihat pada tabel berikut ini V - 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ZONA SERVIS Macam Kegiatan 1. Menjaga pos pemantauan kedatangan truk pengangkut sampah
Pelaku Kegiatan
Kebutuhan Ruang
Petugas
1. Pos jaga
servis
2. Pantry 3. Ruang penyimpanan
2. Jaga malam
peralatan
3. Berkeliling memantau keamanan
4. Ruang utilitas
4. Membersihkan fasilitas 5. Mengecek peralatan fasilitas dan utilitas 6. Menyiapkan minuman
Tabel V.6. Kebutuhan ruang pada zona kegiatan servis sumber: analisis penulis, 2015
4. Analisis Identitas Ruang Tujuan Tujuan dari analisis identitas ruang adalah untuk menentukan identitas ruangruang pada fasilitas TPA Kaliori sebagai wisata edukasi dapat terakomodasi dan tertata sesuai dengan kebutuhannya. Kriteria/Dasar Pertimbangan Terdapat kriteria-kriteria dalam menganalisis identitas ruang yang dibutuhkan. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. a.
Tingkat Privasi
b.
Pencahayaan
c.
Penghawaan
d.
Tingkat interaksi sosial
e.
Atmosfer atau suasana ruang
f.
Bentuk
g.
Elemen dekoratif
Analisis dan Hasil Analisis identitas terdiri dari faktor-faktor yang menunjukkan kualitas ruangruang tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah pencahayaan, suhu, tingkat interaksi sosial, atmosfer ruang, bentuk, volume, serta elemen-elemen
commit to user
V - 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dekoratif seperti cahaya, warna dan grafis. Zona ruang dibagi menjadi zona penerimaan, zona utama, zona pengelola, zona komersil, dan zona servis. Berikut keterangan dari analisis dan hasil analisis tabel identitas di bawah ini: a. Tingkat Privasi Karakter ruang dengan tingkat privasi diantaranya adalah sebagai berikut. 1)
Publik, ruang dapat diakses oleh semua pengguna.
2)
Semi Publik, ruang dapat diakses oleh hampir semua pengguna.
3)
Semi privat, ruang hanya diakses oleh pengguna yang berhak dan/atau pengguna yang diundang.
4)
Privat, ruang hanya diakses oleh pengguna-pengguna tertentu, tertutup untuk publik.
5)
Servis, ruang ditujukkan untuk kegiatan servis
b. Pencahayaan 1)
Penggunaan cahaya alami dan buatan (+++)
2)
Penggunaan cahaya alami (++)
3)
Penggunaan cahaya buatan (+)
c. Penghawaan 1) Penggunaan penghawaan alami (++) 2) Penggunaan penghawaan buatan (+) d. Tingkat interaksi sosial 1) Interaksi sosial yang tinggi pada ruang (+++) 2) Interaksi sosial yang sedang pada ruang (++) 3) Interaksi sosial yang rendah pada ruang (+) e. Atmosfer atau suasana ruang 1) Suasana ruang yang ramai (+++) 2) Suasana ruang sedikit ramai (++) 3) Suasana ruang tenang (+) f. Bentuk 1) Bentuk ruang terbuka (+++) 2) Bentuk ruang sedikit terbuka (++)
commit to user
3) Bentuk ruang tertutup (+)
V - 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Elemen dekoratif 1) Perlu adanya elemen dekoratif (++) 2) Tidak memerlukan elemen dekoratif (+)
Hasil Analisis Berikut ini adalah hasil analisis pada tiap zona: a.
Zona Penerimaan Identitas Ruang
No
Jenis Ruang
Tingkat Privasi
Tingkat Pencahayaan
Penghawaan
Interaksi Sosial
Suasana
Bentuk
Elemen
Ruang
Ruang
Dekoratif
ZONA PENERIMAAN 1
Pos jaga parkir
Publik
+++
++
++
+++
+++
+
2
Parkir
Publik
+++
++
++
+++
+++
+
3
Kanopi
Publik
+++
++
++
+++
+++
++
4
Hall/lobby
Publik
+++
++
++
+++
++
+++
5
Resepsionist
Publik
+++
++
+++
++
++
++
6
Dropping area
Semi
+++
++
++
++
++
+
7
Area penyortiran
+++
++
++
++
++
+
8
Rumah kompos
Publik
+++
++
++
++
++
+
9
Packing area
Publik
+++
++
++
++
++
+
10
Area kontrol air
Semi
+++
++
+
+
+++
++
ZONA UTAMA publik Semi publik
11
lindi
privat
Area observasi
Publik
+++
++
+++
+++
+++
++
Publik
+++
++
+++
+++
+++
++
Publik
+++
++
+++
+++
+++
+++
Publik
+++
++
+++
+++
+++
++
kompos 12
Area observasi lindi
13
Ruang display informasi dan diorama
14
Ruang workshop
ZONA PENGELOLA 15
Meja presensi
Semi
+
++
++
++
++
+
privat 16
R. Kepala TPA
Privat
+
+
+
+
+
+
17
R. Kerja Kabid
Privat
+
+
++
+
+
+
Laboratorium
Semi
+
+
+
+
+
+
penelitian
privat
dan staff 18 19
Gudang lab
Privat
+
++
+
+
+
+
20
R. staff
Privat
+
++
+
++
+
+
operasional
commit to user
lapangan
V - 15
perpustakaan.uns.ac.id
21
R. alat kerja
22
R. serbaguna
digilib.uns.ac.id
Privat
+
++
+
+
+
+
Semi
+
+
++
++
+
++
privat ZONA KOMERSIL 23
Ruang display
Publik
+++
++
+++
+++
++
+++
24
Kasir
Publik
+
++
++
++
+
+
25
Ruang tunggu/
Publik
+++
++
++
++
++
++
istirahat 26
Area makan
Publik
+++
+
+++
+++
++
+++
27
Dapur
Privat
+
++
+
++
+
+
28
Pantry
Privat
+
++
+
++
+
+
29
Kasir cafe
Publik
+++
+
+++
++
++
++
30
Pos jaga satpam
Servis
+++
++
+
+
++
+
31
Pantry
Servis
++
++
+
+
+
+
32
Gudang alat
Servis
+
++
+
+
+
+
ZONA SERVIS
kebersihan 33
R. utilitas
Servis
+
+
+
+
+
+
34
Mushola
Servis
+++
+
+
+
+
+
35
Toilet
Servis
+
+
+
+
+
+
Tabel V.7. Analisis identitas ruang pada TPA Kaliori sumber: analisis penulis, 2015
5. Analisis Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang Tujuan Tujuan dari analisis hubungan ruang dan organisasi ruang adalah untuk mengetahui hubungan keterkaitan antar ruang yang ada pada TPA Kaliori dan menentukan karakter ruang berdasarkan pola kegiatan dan kebutuhan ruang dengan hasil berupa organisasi ruang. Kriteria/Dasar Pertimbangan a.
Karakter ruang
b.
Kelompok kegiatan sejenis
Analisis dan Hasil Proses analisis melibatkan data kebutuhan ruang dan jenis kegiatan yang ada di dalamnya. Selanjutkan, ruang yang memiliki kesamaan karakter akan dikelompokkan sehingga menghasilkan sebuah organisasi ruang.
commit to user
V - 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Zona Penerimaan Berikut ini adalah hasil analisis hubungan ruang pada zona penerimaan.
Kanopi
Pos jaga parkir
Resepsi onis
Area parkir Hall Berhubungan langsung
Skema V.10. Analisis hubungan ruang pada zona penerimaan sumber: analisis penulis, 2015
b. Zona Utama Berikut ini adalah hasil analisis hubungan ruang pada zona utama
Area penyortiran
Dropping area
Area observasi lindi
Rumah Kompos
Area observasi metan
Area observasi kompos
Area kontrol air lindi
Packing Area
Ruang display informasi
Berhubungan langsung
R.
commit to user workshop Skema V.11. Analisis hubungan ruang pada zona utama sumber: analisis penulis, 2015
Tidak berhubungan
V - 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Zona Pengelola
Meja presensi
R. Kepala TPA
R. Tamu Laboratorium R. Kerja sekretari, bendahara, Kabid dan Staff
R. Staff operasional lapangan
R. alat kerja
Gudang Lab
R. Serbaguna Musholla KM/ WC
T. wudhu Pantry
Berhubungan langsung Tidak berhubungan
Skema V.12. Analisis hubungan ruang pada zona pengelola sumber: analisis penulis, 2015
d. Zona Komersil
commit to user
V - 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
R. Tunggu
R. Display Kasir
Gudang makanan
Gudang barang
Berhubungan langsung
Area Makan
Tidak berhubungan
dapur KM/WC kasir
Skema V.13. Analisis hubungan ruang pada zona komersil sumber: analisis penulis, 2015
e. Zona Servis
Pos jaga satpam
Gudang alat K5
R. utilitas
Pantry Musholla Toilet
T. wudhu
commit to user
Skema V.14. Analisis hubungan ruang pada zona servis sumber: analisis penulis, 2015
V - 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Analisis Besaran Ruang Tujuan Tujuan dari analisis luasan ruang adalah untuk menentukan kebutuhan luasan ruang yang digunakan dalam proses perancangan. Kriteria/Dasar Pertimbangan Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan: a. Analisis luasan ruang disesuaikan dengan jumlah pengguna dan aktivitas yang akan diwadahi pada setiap ruang dalam TPA Kaliori. b. Perhitungan luasan ruang berdasarkan : 1) Literatur: a) Architects Data, Ernest Neufert (NAD). b) Time Saver Standard for Building Types, Joseph de Chiara & John Callender (TSS) c) New Metric Handbook (NMH) 2) Survey lapangan tentang kegiatan dan peralatan yang digunakan/studi banding terhadap objek terkait (SB). 3) Asumsi pribadi berdasarkan data dan informasi dari lembaga atau instansi terkait c. Ukuran standar berdasarkan hasil analisis dari buku-buku referensi. d. Penentuan flow (ruang gerak atau sirkulasi) Sebagai dasar pertimbangan penentuan besarnya flow yang dibutuhkan berdasarkan buku Arsitek Data oleh Ernest Neufert untuk masing-masing ruang adalah: o 5% - 10%
= Standar minimal
o 20%
= Kebutuhan keleluasaan fisik
o 30%
= Tuntutan kenyamanan fisik
o 40 %
= Tuntutan kenyamanan psikologis
o 50%
= Tuntutan spesifik kegiatan
o 70% - 100%
= Keterkaitan dengan banyaknya kegiatan
commit to user
V - 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis dan Hasil Dari analisis kegiatan dan kebutuhan ruang diatas, didapat beberapa zona yang akan direncanakan pada bangunan, yaitu menjadi zona penerimaan, zona utama, zona pengelola, zona komersil, dan zona servis. Berikut ini adalah analisis dan hasil besaran ruang: No
Jumlah/
Nama Ruang
Sumber
Perhitungan Luas
Pos jaga
Asumsi
1 unit
Asumsi 4 m2
NAD
Parkir
Standar bis = 2,5 x 11 = 4 x 26,5
Kapasitas
Total (m2)
ZONA PENERIMAAN 1
4
parkir 2
Parkir
pengunjung:
m2 =
106
748,65
m2
4 bis besar
Standar mobil 2,5 m x 5 m
20 mobil
2,5m x 5 m x 20 = 250 m2
50 motor
Standar motor 0,75 m x 2,25 m = 0,75 m x 2,25 m x 50 = 84,375 m2 Jumlah = 106 + 250 + 84,375 = 440,397 Flow 70 % = 0,7 x 440,397= 308,26 Total = 440,397 + 308,26 = 748,65
Parkir
Standar mobil 2,5 m x 5 m
pengelola:
2,5m x 5 m x 8 = 100 m2
8 mobil
Standar motor 0,75 m x 2,25 m =
50 motor
0,75 m x 2,25 m x 50 = 84,375 m2
313,375
Jumlah = 100 + 84,375 = 184,375 Flow 70 % = 0,7 x 184,375= 129 Total = 184,375 + 129 = 313,375 Total : 3
Kanopi
4
Hall/lobby
asumsi NAD
1062, 02 12
100 orang
Standar ruang 0,6 m2/org = 0,6
86
m2 x 1000 org = 60 m2 Prediksi peak hour 20% = 0,2 x 60 = 12 m2 Total 60 m2 + 12 m2 = 72 m2 Flow 20% = 0,2 x 72 = 14,4 m2 Total = 72 + 14,4 = 86,4 m2 5
Resepsionist
NAD
1 unit, 2 orang
commit to user
Standar 6 m2/orang, 1 unit furniture: 1 Meja panjang 1 x 2,5 x 0,8 = 2 m2; 2 kursi 2 x 0,5 x 0,6 = 0,6 m2; 1 almari 1 x 0,5 x 1 = 0,5 Luas furniture: 2 + 0,6 + 0,5 = 3,1 m2
17
V - 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Flow 40% dari 3,1 m2 = 1,24 m2 Luas minimal 6,2 + 2,48 = 17,36 m2
LUAS TOTAL
1181 ZONA UTAMA
6
Dropping
TSS
area
7
Area penyortiran
1 dump truck/jam
https:// - Mesin www.st
dengan
artrace.i
kapasitas 5 -
n
Dimensi (panjang x lebar): 8,5 m x 2,5 m = 21,25 m2 Flow 70% = 21,25x0,7= 14,875 m2 Total = 21,25 + 14,875 = 36,375 m2
36
conveyor
27
10 m3 /jam - 5 orang petugas
Dimensi conveyor (panjang x lebar): 8 m x 0,8 m = 6,4 m2 Dimensi separator (panjang x lebar): 2,6 m x 1,7 m = 4,42 m2 Jumlah dimensi alat: 10,82 m2 Magnetic separator
Flow pekerja: 30% = 0,3x10,82 = 3,246 m2 dikali 5 pekerja= 5x 3,246= 16,23 m2 Total = 10,82 + 16,23 = 27,05 m2 8
Rumah kompos
SB
3 ton
Dimensi mesin pencacah = (1600
sampah/
x 1500) mm = 2,4 m2
hari
Dimensi kamar fermentasi = 12 m
79
x 2 m = 28 m2 Dimensi mesin pengayak = (3000 x 1200) mm = 3,6 m2
commit to user
Dimensi mesin penepung: (800x500) mm = 0,4 m2
V - 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dimensi mesin granule: (3000x700) mm = 2,1 m2 Dimensi mesin mixer: (6000x600) mm = 3,6 m2 Dimensi mesin pengering: (6000x600) mm = 3,6 m2 Jumlah luasan: (2,4+28+3,6+0,4+2,1+3,6+3) m2= 39,5 m2 Flow pekerja : 100% = 1x39,5= 39,5 m2 Total= 39,5 + 39,5 = 79 m2 9
Packing area
Asumsi
3 ton/hari
18 m2
18
10
Area kontrol
Asumsi
1 unit
4 m2
4
Asumsi
20 – 30
50% dari rumah kompos = 0,5 x
air lindi 12
Area observasi
pengunjung
79 = 39,5
1 area, 10
Asumsi 10 m2
40
m2
kompos 13
Area
Asumsi
observasi
10
orang
lindi 14
Waste
Asumsi
Educentre 15
Ruang
1 unit, 50
Asumsi
200
orang NAD
workshop
1, kapasitas 50 orang
Standar 0,85 m2/orang = 0,85 m2 x 50 org = 40,25
146
m2
1 meja: 1,5 m2 x 25 meja = 37,5 m2; 1 kursi: 0,5 m2 x 50 org = 25 m2 Total 37,5 m2+ 25 m2 = 62,5 m2 Flow 30% = 18,75 m2 ; total = 40,25 + 25 + 62,5 + 18,75 = LUAS TOTAL
560 ZONA PENGELOLA
16 17
Meja presensi R. Kepala TPA
Asumsi NAD
1 unit
Asumsi 2 m2
2 m2/orang
1 unit,
Standar 15 – 36
1 orang
Flow 20% = 0,2 x 30 m2 = 6 m2
36
Total: 30 m2 + 6 m2 = 36 m2 R. Sekretaris
NAD
dan
2 orang
bendahara 18
R. Kerja Kabid
Laboratorium penelitian
Standar 8 – 12 m2/orang
24
Flow 20% = 0,2 x 10 m2 = 2 m2 Total: 2 x 10 m2 + 2 m2 = 24 m2
NAD
dan staff
19
1 unit,
1 unit, 10 orang
Asumsi
1 unit
commit to user
Standar 5,5 m2/orang 2 org x 5,5 m2 = 11 m2 Flow 20% = 0,2 x 11 m2 = 2,2 m2 Total: 10 x 11 m2 + 2,2 m2 = 132 m2 Asumsi 25 m2
132
25
V - 23
perpustakaan.uns.ac.id
21
digilib.uns.ac.id
R. staff
NAD
12 orang
operasional lapangan
22
R. alat kerja
Asumsi
1 unit
23
R. serbaguna
Asumsi
1 unit, 100 orang
(rapat
dan
seminar)
Sejenis dengan standar pos keamanan Standar ruang 0,8 m2/orang = 0,8 x 12 = 9,6 6 meja = 1,6 m2 ; 12 kursi = 0,8 m2; total = 6x1,6 + 12 x 0,8 = 9,6+9,6 = 19,2 m2 Furniture + orang = 9,6 + 19,2 = 28,8 Flow 8% = 0,08 x 28,8 m2 = 2,3 m2 Total = 28,8 m2 + 2,3 m2 = 31,1 m2 Asumsi 4 m2
31
Standar 0,85 m2/orang = 0,85
180
4
m2 x 100 org = 85 m2 1 meja: 1,5 m2 x 10 meja = 15 m2; 1 kursi: 0,5 m2 x 100 org = 50 m2 = 85 m2+ 15 m2+ 50 m2 = 150 m2 Flow 20% = 0,2 x 150 m2 = 30 m2, Total: 150 m2 + 30 m2 = 180 m2
KM/WC
NMH
Pengelola
Pria:
5
2 WC,
2 x 1,80 = 3,6 m2
2 urinoir,
2 x 0,40 = 0,8 m2
1 westafel
1 x 0,54 = 0,54 m2 Total: 3,6 + 0,8 + 0,54 = 4,94 m2
Wanita:
4 m2
2 WC,
2 x 1,80 = 3,6
1 Westafel
1 x 0,54 = 0,54 m2 Total: 3,6 + 0,54 = 4,14 m2
LUAS TOTAL
443 ZONA KOMERSIL
Kaliori Shop 1
Ruang
NAD
1 unit
display
Standar etalase dan ruang
26
belanja 1,2 m x 3 m / rak Etalase = 6 x 1,2 x 3 = 21,6 m2 Flow 20% = 0,2 x 21,6 = 4,32 m2 Total 21,6 m2 + 4,32 m2 = 25,92 m2
3
Gudang
4
Kasir
Asumsi
1 unit
Asumsi 15 m2
15
NAD
1 unit
Standar ruang 0,8 m2/orang
3
1 orang
m2
Luas kasir 3
0,8 m2 x 3 m2 = 2,4 m2 Flow 8% = 0,08 x 2,4 = 0,19 Total 2,4 + 0,19 = 2,59 m2 26
Ruang tunggu/
Asumsi
1 unit, 10
commit to user orang
Asumsi 8 m2
8
istirahat
V - 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Organic Cafe Kasir
NAD
1 unit 1 orang
Standar ruang 0,8 m2/orang
3
Luas kasir 3 m2 0,8 m2 x 3 m2 = 2,4 m2 Flow 8% = 0,08 x 2,4 = 0,19 Total 2,4 + 0,19 = 2,59 m2
Gudang
Asumsi
1 unit
Asumsi 20 m2
Asumsi
1 unit
Asumsi 50 m2
20
makanan Dapur Area Makan
NAD
1 unit, 70 orang
Standar ruang 1,3
50 m2/orang
127
1,3 m2 x 70 orang = 91 m2 Flow 40% = 0,4 x 91 m2 = 36,4 m2 Total 91 m2 + 36,4 m2 = 127,4 m2
KM/WC
NMH
Pengunjung
Pria:
5,5
2 WC,
2 x 1,80 = 3,6 m2
2 urinoir,
2 x 0,40 = 0,8 m2
2 westafel
2 x 0,54 = 1,08 m2 Total: 3,6 + 0,8 + 1,08 = 5,48 m2
Wanita:
4,7
2 WC,
2 x 1,80 = 3,6 m2
2 Westafel
2 x 0,54 = 1,08 m2 Total: 3,6 + 1,08 = 4,68 m2
LUAS TOTAL
262,2 ZONA SERVIS
27
Pos
jaga
NAD
satpam
1 unit, 2 orang
Standar ruang 0,8 m2/orang
6,8
1 meja = 2 m2 2 kursi = 1 m2 1,6 m2 + 2 m2 + 1 m2 = 3,2 m2 Flow 8% = 0,08 x 3,2 m2 = 0,2 m2 Total = 3,2 m2 + 0,2 m2 = 3,4 m2 3,4 m2 x 2 buah = 6,8 m2
28 29
Pantry Gudang alat
Asumsi
1 unit
Asumsi 4 m2
4
Asumsi
1 unit
Asumsi 4
m2
4
Asumsi
1 unit
Asumsi 36 m2
36
kebersihan 1
Ruang Genset
2
Ruang Panel
Asumsi
1 unit
Asumsi 12 m2
12
3
Janitor
Asumsi
1 unit
Asumsi 4 m2
4
4
Ground Tank
Asumsi
2 tangki
Asumsi 10
5
Roof Tank
Asumsi
2 tangki
Asumsi 10 m2
31
Mushola
NAD
40 orang
m2
Standar ruang 0,8
10 10 m2/orang
35
0,8 x 40 orang = 32 m2 Flow 8% = 0,08 x 32 m2 = 2,56 m2 Total = 32 m2 + 2,56 m2 = 34,56 m2 Tempat Wudhu
NAD
2 pria
commit2towanita user
Standar ruang 0,8 m2/orang 0,8 x 4 orang = 3,2
4
m2
Flow 8% = 0,08 x 3,2 m2 = 0,26
V - 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
m2 Total = 3,2 m2 + 0,26 m2 = 3,46 m2 9
KM/WC
NMH
Servis
1 WC, 1 westafel
1 x 1,80 = 1,8 m2
2,4
1 x 0,54 = 0,54 m2 Total: 1,8 + 0,54 = 2,34 m2
LUAS TOTAL
128,2
Tabel.V.8. Analisis Besaran Ruang sumber: analisis penulis, 2015
Rekapitulasi Besaran Ruang Berikut ini adalah tabel mengenai rekapituasi besaran ruang berdasarkan perhitungan jumlah luasan besaran ruang pada setiap area pada TPA Kaliori
Kelompok Ruang Zona Penerimaan
Total (m2) 1181,025
Zona Utama
560
Zona Komersil
262,2
Zona Pengelola
443
Zona Servis
128,2 LUAS TOTAL
2574,425
Tabel.V.9. Rekapitulasi Besaran Ruang sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. ANALISIS PENATAAN TAPAK Pada analisis penataan tapak terdapat empat aspek yang akan dianalis. Keempat aspek tersebut diantaranya adalah analisis pola pencapaian, analisis view dan orientasi, analisis faktor klimatologi, serta analisis penzoningan akhir. 1. Analisis Tapak Tujuan Menentukan tapak yang digunakan untuk perancangan TPA Kaliori sebagai wisata edukasi Kriteria/Dasar Pertimbangan a. Berdasarkan RTRW Kabupaten Banyumas 2011 – 2031 b. Berdasarkan rencana tapak oleh Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Banyumas Analisis dan Hasil Tapak yang terpilih merupakan tapak eksisting dari TPA Kaliori yang berada desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Tapak memiliki luas ± 47.200 m2. Tapak dikelilingi dengan lahan kosong dan pepohonan pada sisi barat, utara, timur. Pada sisi selatan tapak TPA Kaliori berbatasan dengan kampung warga.
Gambar V.1. Eksisting tapak sumber: maps.google.com, 2015
commit to user
V - 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.2. dimensi tapak sumber: analisis penulis, 2015
2. Analisis Pola Pencapaian Tujuan Tujuan dari analisis pola pencapaian adalah untuk menentukan pola pencapaian menuju tapak berdasarkan kriteria-kriteria. Kriteria/Dasar Pertimbangan Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan guna menganalisis pola pencapaian pada tapak terpilih. a. Kemudahan akses yang ditempuh dari jalan-jalan yang berkaitan langsung dengan site bagi seluruh pengguna. b. Sirkulasi lalu lintas sekitar site, keberadaan ME dan SE tidak menyebabkan kemacetan. c. Kemudahan pencapaian kendaraan dari jalan utama. d. Pertimbangan keamanan akses ke dalam dan ke luar site Analisis
commit to user
V - 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berikut ini merupakan sirkulasi eksisting yang ada di TPA Kaliori. Pintu masuk TPA
Jalan menuju TPA
Lapangan Kemah
Pendopo
Pintu Gerbang
U
Keterangan Jalan Raya Kalibagor-Banyumas Jalur kendaraan pengangkut sampah
Jalan kampung Batas TPA Kaliori
Gambar V.3. pencapaian eksisting tapak sumber: analisis penulis, 2015
TPA Kaliori dapat diakses melalu Jalan Kalibagor-Banyumas kemudian masuk ke gerbang perkemahan Kandalisada. Jarak antara lokasi TPA dari gerbang perkemahan adalah sejauh ± 900 m dengan lebar jalan ± 3 m. Sirkulasi eksisting tersebut merupakan satu-satunya akses menuju ke TPA Kaliori bagi kendaraan roda empat. Oleh karena itu askes untuk kendaraan baik kendaraan pengangkut sampah, kendaraan pengelola maupun kendaraan pengunjung dijadikan satu pada jalan tersebut. Sedangkan pencapaian untuk memasuki kawasan TPA Kaliori, dibagi menjadi tiga, yaitu a. Pencapaian kendaraan pengangkut sampah dan kendaraan pengepul b. Pencapaian pengunjung TPA Kaliori c. Pencapaian pengelola dan kegiatan servis.
commit to user
V - 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil Berikut ini adalah hasil analisis pola pencapaian pada TPA Kaliori:
(M1)
(ME2)
(SE)
Gambar.V.4. Analisis pencapaian tapak sumber: analisis penulis, 2015
a.
Main entrance 1 (ME1) sebagai akses kendaraan pengangkut sampah menyesuaikan eksisting jalan/ akses di dalam tapak untuk kemudahan sirkulasi dropping sampah.
b.
Side entrance (SE) digunakan sebagai akses pengelola dan servis
c.
Main entrance 2 (ME2) sebagai akses pengunjung memasuki kawasan TPA Kaliori
3. Analisis View dan Orientasi Tujuan Tujuan dari analisis view dan orientasi adalah untuk menentukan orientasi analisa view bangunan, khususnya massa bangunan untuk kegiatan wisata edukasi Kriteria/Dasar Pertimbangan Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan guna menganalisis view
commit to user dan orientasi pada tapak 1) Letak point of view terlihat jelas oleh pengguna. V - 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Arah pandang pengunjung yang luas dalam tapak, untuk mempermudah pengamatan keseluruhan proses kegiatan. Analisis Hasil Pada analisis view dan orientasi terdapat analisis view menuju tapak dan view dari tapak. 1)
View dari tapak
Gambar V.5. Analisis view dari tapak sumber: analisis penulis, 2015
Tapak dikelilingi oleh bukit-bukit dan pepohonan. View ada pada sisi selatan tapak di mana terdapat pemandangan pepohonan yang membentuk bukit. View ini dapat dimanaatkan sebagai faktor atraksi utama dalam wisata edukasi.
2) View menuju tapak
Gambar.V.6. Analisis view menuju commit to usertapak sumber: analisis penulis, 2015
V - 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Terdapat dua arah view menuju tapak, yaitu: a) View utama pada akses utama menuju TPA. Pada sisi ini akan dimaksimalkan sebagai point of interest karena sekalgus merupakan main entrance. b) View kedua dari arah pemukiman warga. 4. Analisa Faktor Klimatologi Tujuan Tujuan dari analisis faktor klimatologi adalah untuk menentukan respon bangunan terhadap iklim, khususnya matahari dan angin. Kriteria/Dasar Pertimbangan Pada analisis faktor klimatologi, ada dua faktor yang akan dibahas, yakni matahari dan angin. Berikut ini adalah kriteria-kriteria yang dibutuhkan guna menganalisis faktor klimatologi pada tapak: a. Mengoptimalkan kualitas sinar matahari
dan angin sebagai
pencahayaan dan penghawaan alami pada fasilitas-fasilitas tertentu. b. Menghasilkan respon desain yang tepat terhadap kondisi sinar matahari dan kualitas angin pada bangunan. Analisis a. Matahari Berikut ini adalah pola pergerakan matahari dalam tapak:
Gambar.V.7. Analisisto pergerakan commit user matahari pada tapak sumber: analisis penulis, 2015
V - 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan ilustrasi di atas, didapat analisis mengenai pergerakan matahari dalam tapak: 1) Cahaya matahari yang datang dari arah timur dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami pada fasilitas/bangunan yang berada di sebelah timur. 2) Cahaya matahari tepat jam 12 siang dapat dimanafaatkan sabagai pencahayaan alami melalui skylight. 3) Cahaya matahari sore yang silau dan panas dpat dicegah dengan barier secondary skin. b. Angin Berikut ini adalah ilustrasi pergerakan angin pada tapak:
Gambar V.8. Analisis pergerakan angin pada tapak sumber: analisis penulis, 2015
Berdasarkan ilustrasi di atas, didapat analisis mengenai pergerakan angin dalam tapak: 1) Angin sebagian besar bergerak dari arah selatan ke utara erutama dikarenakan tapak pada bagian selatan memiliki kontur yang lebih rendah. Pada sisi selatan tapak elevasi terendah 24 meter dan pada sisi utara memiliki elevasi tertinggi 81 meter sehingga terbentuk seperti bukit. Oleh sebab itu, angin bergerak dari tempat yang rendah
commit to user menuju tempat yang tinggi.
V - 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pergerakan angin dari barat ataupun dari timur mungkin terjadi, namun intensitasnya lebih sedikit dibanding dari selatan. Hasil Hasil dari analisis klimatologi matahari dan angin adalah sebagai berikut: 1) Sinar matahari pagi dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami dengan memperbanyak bidang transparan pada sisi bangunan di sebelah timur atau menggunakan skylight. Sinar matahari ini juga membantu pada proses pengeringan sampah sehingga pada area dropping sampah bukaan dibuat sebanyak mungkin. 2) Angin ini dapat dimanfaatkan sebagai penghawaan alami pada bangunan, Namun untuk zona-zona tertentu angin dimimalisir karena berpotensi membawa bau sampah yang membuat tidak nyaman.
5. Analisis Penzoningan Akhir Tujuan Tujuan analisis in adalah untuk menentukan konsep penzoningan akhir pada TPA Kaliori sebagia wisata edukasi. Kriteria/Dasar Pertimbangan a. Kemudahan akses seluruh pengguna b. Setiap kegiatan memiliki kebutuhan akan privasi dan ekspos ruang yang berbeda-beda c. Sesuai dengan alur/sekuen pengolahan sampah d. Berdasarkan analisis yang sudah dibahas pada poin sebelumnya. Analisis Dalam
proses
analisis
zonifikasi
ini,
zona
dikelompokkan
berdasarkan fungsi kegiatannya, yaitu : b. Zona Kegiatan Penerima Zona ini merupakan sarana pencapaian memasuki TPA Kaliori menghubungkan dengan lingkungan luar sehingga harus dekat dan
commit to user
terlihat jelas dari main entrance. Kegiatan penerimaan meliputi V - 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memarkirkan
kendaraan,
mendapatkan
informasi
pelayanan,
menunggu dan mendapatkan penyuluhan awal. c. Zona Kegiatan Utama Zona ini merupakan tempat berlangsungnya kegiatan pengolahan sampah dan wisata edukasi. Kegiatan wisata edukasi terbagi menjadi dua, kegiatan indoor dan outdoor yang berhubungan. Kegiatan indoor berupa berkeliling melihat data dan diorama pada Waste Educentre. Kegiatan outdoor berupa melihat proses pengolahan sampah. Pengolahan sampah terdiri dari proses dropping sampah, penyortiran, dan pengolahan yang memiliki area masing-masing dan saling berkesinambungan. d. Zona Kegiatan Pengelola Zona ini terpisah dari zona publik dan bersifat privat atau semi privat di mana hanya sebagian pengguna saja yang bisa mengakses. Pengelola bertugas mengelola seluruh aspek yang berhubungan dengan kegiatan di TPA Kaliori. e. Zona Kegiatan Komersil Merupakan zona yang berisi kegiatan komersil berupa Kaliori Shop dan Organic Cafe. Zona ini bersifat publik sehingga harus ditempatkan pada lokasi yang strategis sehingga dapat diakses oleh semua pengunjung. f. Kegiatan Servis Merupakan zona yang berisi kegiatan yang bersifat pelayanan yang mendukung kegiatan lainnya.
commit to user
V - 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Zona disusun berdasarkan sifat kegiatan yang diwadahi dan berdasarkan alur kegiatannya. Dapat dijabarkan sebagai berikut:
Alur kegiatan pengolahan sampah
Penggunaan produk (5)
Pengolahan Sampah (4)
Dropping sampah (2)
Sortir Sampah (3)
Truk sampah datang (1)
Alur kegiatan pengunjung wisata
Melihat Penggunaan produk (e)
Melihat Melihat proses Pengolahan dropping dan Sampah (d) sortir (c)
Melihat informasi/ diorama (b)
Datang, parkir, menuju bangunan penerima (a)
Hasil
Gambar.V.9. Analisis penzoningan pada tapak sumber: analisis penulis, 2015
(1)
Alur kegiatan pengolahan sampah (a) Dropping Truk Penggunaa Pengolahan Sortir (e) (5) sampah (b) sampah sampah sampah n produk (d) (4)
(e) (5) (d)
(c) (3) (2)
Gambar V.9. penzoningan sumber: commit toanalisis userpenulis, 2015
V - 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Analisis Sirkulasi Tujuan Tujuan dari analisis sirkulasi bangunan ini adalah untuk medapatkan pola sirkulasi yang dapat memudahkan pengguna dalam melakukan aktivitasnya di dalam TPA Kaliori Kriteria Pengaturan arah sirkulasi pada TPA Kaliori perlu mempertimbakan beberapa hal, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Pola sirkulasi mendukung pola sekuen ruang. b. Meminimalkan terjadinya cross circulation. c. Kelancaran, kenyamanan, serta kemudahan pengguna dalam mencapai suatu ruang.
Analisis dan Hasil Analisis sirkulasi bangunan pada TPA Kaliori dibedakan menjadi dua, yakni sirkulasi luar bangunan dan sirkulasi dalam bangunan. a. Sirkulasi Luar Bangunan Sirkulasi luar bangunan dibedakan berdasarkan pengguna dan dan moda yang digunakan. a. Sirkulasi kendaraan pengangkut sampah melalui ME1 dan memasuki eksisting jalan dalam TPA, menuju tempat dropping sampah, kemudian keluar melalui ME(out) b. Sirkulasi kendaraan pengelola, masuk melalui SE dan memarkir kendaraan pada parkir pengelola. c. Sirkulasi kendaraan pengunjung melaui ME2 dan menuju area parkir pengunjung, setelah itu memasuki penerima d. Sirkulas pengunjung untuk berwisata di luar ruangan. Sirkulasi ini mengikuti sekuen pengolahan sampah. Sirkulasi wisatawan terbagi menjadi dua, yaitu dengan berjalan kaki dan menggunakan kendaraan wisata. Kendaraan wisata digunakan sebagai sarana menuju ke pengolahan air lindi karena jaraknya yang cukup jauh
commit to user
dari tempat pengolahan sampah. Selain itu, kendaraan wisata ini V - 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
digunakan demi kenyamanan dan keamanan pengunjung karena jalur yang dilalui berdekatan dengan jalur kendaraan pengangkut sampah. Setelah melihat pengolahan air lindi, pengunjung melewati kebun organik dengan berjalan kaki atau menggunakan kendaraan untuk memasuki area komersil. Sirkulasi wisatawan dapat dijabarkan melalui skema berikut:
Wisata indoor
Area dropping dan penyortiran
Rumah kompos
Kegiatan indoor (Mengunjungi Kaliori shop, organic cafe, workshop) Berjalan kaki
Pengolahan lindi
Kebun organik
Menggunakan kendaraan wisata
Berikut hasil analisis sirkulasi luar bangunan:
Gambar V.10. Analisis sirkulasi luar bangunan sumber: analisis penulis, 2015
commit to user
V - 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi dalam bangunan TPA Kaliori sebagai wisata edukasi terbagi atas dua jenis, yaitu sirkulasi horizontal dan sirkulasi vertikal. 2) Sirkulasi horizontal a) Sirkulasi horizontal pada bangunan wisata edukasi dan bangunan penunjangnya . Sirkulasi horizontal pada bangunan fasilitas pengolahan sampah
didesain
dengan
mengutamakan
kemudahan
melakukan kegiatan berdasarkan urutan/sekuen dari proses pengolahan sampah b) Sirkulasi horizontal pada bangunan pengelola dan servis ditekankan pada kemudahan pengguna dalam mengakses ruang-ruang yang ada. 3) Sirkulasi vertikal Sirkulasi vertikal yang ada pada TPA Kaliori berupa tangga dan ramp. a) Tangga Tangga digunakan sebagai penunjang sirkulasi vertikal bagi para pengguna pada bangunan pengelola dan bangunan edukasi. b) Ramp Ramp digunakan untuk mempermudah sirkulasi vertikal baik manusia maupun barang. Ramp terdapat pada kanopi, Kaliori shop sebagai akses keluar-masuk barang
Gambar V.11. Tangga dan ramp sebagai sirkulasi vertikal commit to user Sumber: robertblinfors.blogspot.com, 2015
V - 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. ANALISIS BENTUK DAN TATANAN Aspek yang akan dianalisis adalah massa bangunan, sirkulasi bangunan dan lingkungan, bentuk bangunan, analisis material dan finishing, serta interior. 1. Analisis Massa Bangunan Tujuan Menentukan peletakan massa bangunan pada TPA Kaliori sebagai wisata edukasi. Kriteria Adapun kriteria dari analisis massa bangunan, diantaranya adalah sebagai berikut a. Penempatan massa bangunan berdasarkan zoning fungsi-fungsi kegiatan b. Penempatan massa menyesuaikan dengan kondisi eksisting tapak. Analisis dan Hasil Massa bangunan ditempatkan sesuai dengan zona masing-masing kegiatan. Kemungkinan peletakan massa
Gambar V.12. Analisis peletakan massa pada tapak sumber: analisis penulis, 2015
2. Analisis Bentuk Bangunan Tujuan Menentukan bentuk bangunan yang digunakan sebagai dasar perancangan TPA Kaliori sebagai wisata edukasi.
commit to user
Kriteria/Dasar Pertimbangan
V - 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Bentuk bangunan mampu mewadahi fungsi ruang. b. Bentuk bangunan dapat merespon tapak dan memiliki image building yang sesuai dengan bangunan fabrikasi c. Sirkulasi kegiatan Analisis a. Orientasi bangunan Berdasarkan analisis view yang sudah dijabarkan sebelumnya, view pada tapak mengarah ke selatan - barat daya dimana terdapat pemandangan pepohonan yang membentuk bukit. Kontur tanah pun menurun ke arah selatan dan barat daya dari titik tertinggi 78 meter ke titik terendah yaitu 50 meter. Berdasarkan kedua kondisi tersebut, maka massa bangunan akan disusun dengan grid searah dengan kondisi kontur pada tapak. Orientasi bangunan menghadap ke arah bangunan utama.
Grid bangunan
Bangunan utama
Gambar V.13. Analisis commit to userorientasi bangunan sumber: analisis penulis, 2015
V - 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Bentuk dasar massa bangunan Bentuk dasar bangunan menggunakan modul shipping container atau box peti kemas. Kontainer dipilih untuk menampilkan kesan daur ulang pada bangunan dan memperkuat building image sebagai kawasan pengolahan sampah. Modul kontainer yang dipakai adalah ukuran 40 kaki dan 20 kaki. Modul-modul kontainer ditata dengan ditumpuk atau disejajarkan.
Bangunan utama
Gambar V.14. modul kontainer 20’ dan 40’ Sumber: www.casa-de-container.com
Gambar V.14. Analisis orientasi bangunan Sumber: analisis penulis, 2015
Gambar V.15. Penyusunan container Sumber: analisis penulis, 2015
Selain kontainer, bentuk bangunan yang lain dirancang dengan imange building
user menyatu dengan bangunan dari fabrikasi dengan sistem commit modularto agar kontainer. V - 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Analisis Material Bangunan Tujuan Menentukan penggunaan material, finishing, dan warna yang digunakan sebagai dasar perancangan pada TPA Kaliori. Kriteria/Dasar Pertimbangan a. Material memiliki durabilitas hingga 20 tahun ke depan dan sesuai dengan iklim di Indonesia b. Menggunakan bahan finishing yang aman c. Menggunakan bahan container untuk bangunan-bangunan wisata. d. Menggunakan material daur ulang sebagai elemen dekorasi pada bangunan wisata e. Material bangunan pengolahan sampah harus disesuaikan dengan proses yang diwadahi f.
Menggunakan warna sesuai dengan sifat ruang
Analisis dan Hasil a) Material yang digunakan pada bangunan di TPA Kaliori diantaranya sebagai berikut. 1) Kontainer Kelebihan: (a) Mobile/bisa berpindah pindah lokasi, (b) Dapat dijadikan bentuk apa pun, (rumah, mess, kantor, laboratorium, toko, pos jaga, mushola, klinik, pom SPBU, toilet, dll) (c) Bentuknya unik dan tidak memerlukan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) karena termasuk bangunan temporary, (d) Pemasangan instalasi listrik dan air muddah (e) Harga yang lebih murah dibanding rumah seukuran yang sama Kekurangan: (a) Pengiriman ke lokasi terbatas, minimal jalan bisa dilalui truk beroda
commit to user
(b) Ukuran terbatas/mengikuti ukuran aslinya V - 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kontainer diaplikasikan pada banguna Waste Edu Care, kalori shop dan organic cafe dengan pengolahan dinding dan atap secara khusus agar tidak panas. 2) Kaca Kelebihan: (a) Kaca meniadakan batas ruang dan menghadirkan pemandangan luar ke dalam . (b) Cahaya luar banyak masuk sehingga (c) Memiliki nilai estetis dan terkesan ringan Kekurangan : (a) Memerlukan perawatan khusus (b) Tidak dapat dijadikan struktur utama
Gambar.V.16. Kaca sebagai material eksterior bangunan Sumber: : unmundo10.org, 2015
Kaca digunakan terutama pada bangunan Waste EduCentre dan area komersil sebagai dinding dan partisi. 3) Bata ringan Kelebihan: (a) Memiliki ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat menghasilkan dinding yang rapi. (b) Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur. (c) Kedap air, sehingga kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
commit to user
(d) Mempunyai kekedapan suara yang baik. V - 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kekurangan: (a) Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung, membuang sisa cukup banyak. (b) Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan yang berbahan dasar pasir, silika, filter dan semen. (c) Jika terkena air, maka untuk menjadi benar-benar kering dibutuhkan waktu yang lebih lama dari bata biasa.
Gambar.V.17. Bata ringan Sumber: : http://rizkifachurohman.blogspot.co.id/, 2015
Bata ringan digunakan pada bangunan kantor pengelola dan laboratorium agar suara bising dari mesin pengolah sampah tidak mengganggu aktivitas bekerja di dalamnya. 4) Batu bata merah Kelebihan: (a) Batu bata merah kedap air sehingga jarang terjadi rembesan pada tembok. (b) Kuat dan tahan lama karena batu bata tahan terhadap cuaca panas, cuaca dingan dan udara lembab. (c) Penolak panas yang baik. Kekurangan: Waktu pemasangannya lebih lama dibandingkan material dinding bangunan yang lain.
commit to user
V - 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar.V.18. Bata merah sebagai material dinding Sumber: : http://rizkifachurohman.blogspot.co.id/, 2015
Bata merah digunakan pada dinding kamar fermentasi. Dinding kamar fermentasi harus dapat menjaga suhu pada 300C – 400C, oleh karenanya plesteran dipertebal untuk mencegah keluarnya panas sehingga suhu tetap terjaga. 5) Baja Kelebihan : Fleksibel, kuat menahan beban tarik, serta ringan. Kekurangan : Rawan terhadap api serta mahal.
Gambar.V.19. Rangka baja Sumber: : http://google.co.id/, 2015
Baja digunakan sebagai rangka/frame pada bangunan Waste EduCentre. 6) Kayu Kelebihan: Elemen yang menyiratkan kehangatan, terkesan elegan tetapi tidak asing, serta memiliki kesan natural.
commit to user
V - 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kekurangan: Membutuhkan perawatan khusus, apabila ingin bentuk yang rumit lebih sulit untuk direalisasikan.
Gambar.V.20. Kayu sebagai elemen dekoratif Sumber: : http://google.co.id/ 2015
Material kayu digunakan sebagai elemen dekoratif pada bangunan komersil untuk menyiratkan kehangatan dan kesan natural. 7) Material Insulator panas Insulator panas digunakan pada dinding dan atap bangunan yang menggunakan kontainer. Lebih efisien dalam penggunaan energi. Kelebihan dari bahan insulator panas ini adalah sebagai berikut: (a) Menyediakan temperatur yang cenderung seragam di dalam ruang. Perbedaan temperatur secara horisontal maupun vertikal sangat kecil , menciptakan lingkungan yang nyaman untuk ditinggali meski temperatur udara di luar sedang dalam keadaan panas ataupun dingin. (b) Tidak seperti alat pemanas atau pendingin, insulasi cenderung permanen dan hampir tidak membutuhkan perawatan, penyimpanan ataupun pengaturan.
V.21. bahan insulator commitGambar to user
Sumber: : http://google.co.id/ 2015
V - 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8) Material Reuse dan Recycle Berikut ini material Reuse dan Recycle yang dapat digunakan sebagai elemen dekoratif terutama pada Waste Educentre dan bangunan komersil: b) Ban bekas Ban bekas dapat dimanfaatkan sebagai elemen dekorasi pada dinding bangunan. Selain itu, banyak kreasi interior dan eksterior yang dapat dihasilkan dari ban bekas seperti meja, kursi, tempat sampah dan pot.
Gambar.V.22. Ban bekas sebagai elemen dekoratif Sumber: www.ide2gue.co.vu, 2015
c) Koran bekas Koran bekas sangat beragam pengolahanya mulai dari elemen dekoratif dinding, hingga interior seperti lampu dan jam dinding.
Gambar.V.23. Kreasi koran bekas sebagai elemen dekoratif Sumber: google.com, 2015
commit to user
V - 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Botol plastik/kaca Botol plastik dapat divasriasikan menjadi dinding partisi dan tutup botolnya dapat menjadi tirai.
Gambar.V.24. Kreasi botol bekas sebagai elemen dekoratif Sumber: google.com, 2015
d. Finishing material dapat menggunakan cat pada dinding, rangka besi dan plitur pada kayu. e. Warna cat eksterior menyesuaikan dengan alam sekitar, yaitu warna-warna “earth tone”
Gambar.V.25. Kelompok warna earth tone Sumber: : www.creativecolorschemes.com, 2015
4. Analisis Tata Landscape Tujuan Tujuan dari analisis lansekap adalah untuk mendapatkan pola tata lansekap yang berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, penyelaras antara bentuk tapak dan massa bangunan, memudahkan sistem sirkulasi, serta sebagai area produktif (kebun organik). Kriteria/Dasar Pertimbangan
commit user a. Mampu menunjang fungsi to dan kegiatan di dalam TPA Kaliori
V - 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Tidak hanya fungsional namun dapat membentuk citra sebagai tempat wisata yang atraktif dan dinamis c. Vegetasi sesuai dengan iklim dan kondisi tanah setempat. Analisis dan Hasil Elemen landscape terbagi menjadi dua, yaitu softscape dan hardscape a. Softscape (bidang lunak) Elemen softscape adalah elemen vegetasi yang membentuk tata lansekap di dalam kawasan TPA Kaliori yang direncanakan. Beberapa vegetasi yang digunakan adalah: 1) Vegetasi Peneduh Vegetasi peneduh dimaksudkan untuk menciptakan bayangan/ sunshading serta pengarah angin. Penanaman vegetasi yang sesuai dengan kriterianya dari hasil evaluasi meliputi pohon relatif tinggi, bentuk tajuk spreading, bulat, dome, irregular, bermassa daun padat, berkanopi besar dan lebar, daun tebal. Dengan vegetasi yang termasuk kategori sangat baik seperti Akasia (Acacia auriculiform), Biola Cantik (Ficus lyrata), Jati Putih (Gmelina sp.), Mangga (Mangifera indica), Angsana (Pterocarpus indicus), dan Mahoni (Swietenia mahagoni. Beberapa vegetasi peneduh yang sudah tersedia pada site, yaitu akasia, jati dan mangga. Vegetasi ini akan dipertahankan semaksimal mungkin. Vegetasi peneduh akan diletakkan pada jalur-jalur pedestrian pengunjung.
Gambar.V.26. Vegetasi pada tapak commit to user Sumber: : dokumentasi penulis, 2015
V - 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Vegetasi Pengarah Vegetasi pengarah digunakan untuk membantu mengarahkan sirkulasi pada site, terutama sirkulasi kendaraan. Contoh vegetasi pengarah adalah pohon Palem, yang merupakan pohon bertajuk menarik dan sering digunakan sebagai tanaman pengarah. Selain itu terdapat pohon Cemara Norflok, dapat mencapai ketinggian 60 meter, sering digunakan sebagai tanaman hias, tumbuh subur di alam terbuka dan mendapat sinar matahari langsung. Pohon yang dipilih adalah pohon palem karena memiliki tajuk yang lebih menarik dan ukurannya tidak menghabiskan banyak ruang, serta tanaman rambat yang digunakan pada pengarah jalur pedestrian.
Gambar V.27. Pohon palem sebagai vegetasi pengarah Sumber: : google.com, 2015
3) Vegetasi Penyejuk Vegetasi penyejuk memiliki fungsi sebagai penyerap polusi, peredam kebisingan, pengikat massa, vegetasi hias/bunga-bunga aromaterapi. Dengan vegetasi yang termasuk kategori sangat baik seperti Beringin (Ficus benjamina), Jati Putih (Gmelina arborea), Akasia (Acacia auriculiform), Angsana (Pterocarpus indicus), Beringin Karet (Ficus elastica), Biola Cantik (Ficus lyrata), Mangga (Mangifera indica). Semak dan perdu yang digunakan dapat bermacam-macam jenis. Sedangkan bunga selain menambah nilai estetika juga memberikan bau harum yang dapat menyamarkan bau sampah seperti bunga mawar, lavender, sweet osmanthus, dan amazon lily.
commit to user
V - 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain itu dapat juga ditanami kopi, karean ampas kopi dapat menghilangkan bau busuk sampah.
Gambar.V.28. Mawar, lavender dan lily sebagai vegetasi penyejuk Sumber: : google.com, 2015
4) Vegetasi Produktif Vegetasi produktif merupakan tanaman yang menghasilkan buah dan sayur yang dapat dikonsumsi. Vegetasi produktif ini ditanam pada area kebun organik. Pemilihan tanaman disesuaikan dengan iklim setempat. Sayuran dan buah dapat langsung dipanen untuk dijual di Kaliori Shop maupun diolah menjadi makanan pada Organic Cafe. Sayuran yang dapat ditanam adalah sawi, kangkung, bayam, cabai, terong, kol, timun, jagung, tomat, buncis, dan kacang kapri. Untuk buah banyak sekali yang bisa ditanam seperti mangga, rambutan, pepaya, jambu, manggis, belimbing, pisang, kelengkeng, dan lain sebagainya.
Gambar.V.29. berbagai jenis tanaman produktif Sumber: : google.com, 2015
5) Vegetasi Ground cover Vegetasi groundcover sebagai penutup tanah, yang memiliki fungsi sebagai estetika dan pengarah commit to user alur jalan. Vegetasi untuk penutup tanah adalah rumput gajah, arcais pintoi, rumput jepang. V - 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.30. berbagai jenis vegetasi sebagai ground cover Sumber: : google.com, 2015
b. Hardscape (bidang keras) Elemen hardscape pada TPA Kaliori yang direncanakan terdiri dari beberapa macam perkerasan sesuai dengan fungsi sirkulasi tersebut. Berikut adalah beberapa material yang dapat digunakan sebagai penata lansekap: No
Material
Analisis
1 aspal 2
Hasil Analisis
- Kuat terhadap beban berat - Daya serap air hujan kecil
Digunakan untuk perkerasan jalur kendaraan
- Daya serap air hujan baik
Digunakan untuk penutup
- Bentuk beragam dengan
tanah pada jalur pejalan kaki
tekstur kasar
Paving block
Tabel V.11. Analisis elemen hardscape Sumber: : analisis penulis, 2015
D. ANALISIS SISTEM STRUKTUR Pada analisis sistem struktur terdapat tiga aspek yang akan dianalisis. Ketiga aspek tersebut adalah analisis pendekatan konsep sub-structure, analisis pendekatan konsep super structure, serta analisis pendekatan konsep upper structure.
1.
Analisis Pendekatan Konsep Sub-Structure Tujuan Tujuan dari ananlisis pendekatan konsep sub-structure adalah untuk menentukan sistem sub-structure atau struktur bawah sebagai penopang
commit to user
bangunan pada TPA Kaliori.
V - 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kriteria/Dasar Pertimbangan a. Dapat menyalurkan beban dan getaran. b. Dapat menyalurkan beban bangunan hingga dua lantai c. Cocok dengan gaya dukung tanah dan kondisi hidrologis, dimana daya dukung tanah dan ketinggian air tanah normal. d. Cukup kaku dalam menghadapi gaya lateral. Analisis Berikut ini alternatif pilihan sub-structure yang dapat digunakan pada bangunan di TPA Kaliori a. Batu Kali Mendukung bangunan 1 lantai, bentang ruang terbatas, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam. b. Footplat Mampu mendukung bangunan berlantai 1-4, cocok untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam. c. Sumuran Mendukung bangunan berlantai 1- 25, dapat digunakan pada jenis tanah berpasir, dimensi yang besar dan banyak membuang tanah galian.
Gambar V.31. Pondasi batu kali, footplat dan sumuran Sumber: : google,com, 2015
d. Pondasi umpak Pondasi ini berfungsi untuk mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada rumah sederhana atau pada titik kolom struktural. Contohcommit pondasi to setempat: user 1) Pondasi umpak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana. V - 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pondasi umpak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah kayu pada rumah tradisional, dan lain-lain. 3) Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Hasil Pondasi umpak beton digunakan untuk menopang bangunan container. Pondasi umpak diletakkan dibawah kolom-kolom struktur utama dalam kontainer.
Gambar V.32. Pondasi umpak yang digunakan pada container Sumber: : google,com, 2015
Pondasi lain yang dapat digunakan adalah pondasi batu kali dan foot plat, mengingat pertimbangan terhadap kondisi tanah tapak yang tidak keras serta bangunan yang tidak berlantai banyak. Yang perlu diperhatikan adalah pondasi perlu diperdalam karena kondisi tanah yang cenderung labil.
2. Analisis Pendekatan Konsep Super Structure Tujuan Tujuan dari analisis pendekatan konsep super structure adalah untuk menentukan sistem struktur pada bagian badan bangunan, seperti kolom, dinding, dan balok pada TPA Kaliori. Kriteria/Dasar Pertimbangan
commit to user
V - 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kriteria-kriteria untuk menunjang analisis konsep super structure adalah sebagai berikut. a. Dapat menyesuaikan bentuk dan karakter tiap massa. b. Efektif. c. Struktur dapat menahan beban yang diberikan oleh bangunan. d. Bebas dalam mengolah tampak bangunan. e. Menambah nilai estetika. f. Ekonomis. g. Tidak mengganggu sirkulasi pengguna bangunan. Analisis Terdapat beberapa alternatif dalam sistem super structure, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Sistem Portal (Kolom dan Balok) Kolom diperlukan untuk menyalurkan beban bangunan ke pondasi. Bentuk dan perletakan kolom perlu dipertimbangkan untuk efisiensi ruang. Sedangkan balok digunakan untuk mendukung beban horizontal dari plat lantai, menuju kolom, untuk diteruskan ke pondasi. b. Sistem Truss Merupakan sistem struktur yang mendukung kekuatan bangunan dari luar. Sistem ini memungkinkan penggunaan kolom dan balok yang minim. Salah satu sistem truss ada yang dapat digabung dengan sistem struktur lain. Jenis truss antara lain tetriced bracing, single diagonal bracing, dan k-bracing. c. Sistem Core Sistem ini biasa digunakan untuk menyalurkan beban bangunan tinggi. Sistem ini tetap membutuhkan sistem kolom dan balok. d. Space Frame Sistem space frame ini merupakan sistem struktur bentangan lebar, tanpa memerlukan kolom di tengah ruang.
commit to user
V - 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar V.33. (a) Struktur Kolom Dan Balok, (b) Struktur Truss, (c) Struktur Core, dan (d) Struktur Space Frame.
e.
Sistem tumpuk Kontainer disusun secara vertikal menggunakan sistem tumpuk (stacking system). Dua kontainer ditumpuk dan disatukan oleh abut khusus. Badan kontainer dengan pondasi pun disatukan dengan sistem yang sama.
Gambar V.34. sistem pengunci pada kontainer
commit to user
V - 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil Sistem super structure yang dapat digunakan pada TPA Kaliori adalah sistem portal (kolom balok) karena bangunan yang direncanakan tidak membutuhkan struktur yang rumit, selain itu mudah dan ekonomis. Struktur lain yang digunakan adalah space frame untuk bangunan pengolahan sampah yang memiliki bentang lebar. Khusus bangunan kontainer, menggunakan sistem tumpuk dengan pengunci.
3. Analisis Pendekatan Konsep Upper Structure Tujuan Tujuan dari analisis pendekatan konsep upper structure adalah untuk menentukan jenis struktur penutup atap yang sesuai pada TPA Kaliori. Kriteria Kriteria-kriteria yang menunjang analisis pendekatan konsep upper structure adalah sebagai berikut. a. Sistem penutup atap harus mampu menahan bentangan yang lebar. b. Struktur ringan. c. Efektif. d. Ekonomis. Analisis Berikut struktur atap yang dapat dijadikan alternatif upper structure pada bangunan yang direncanakan. a. Rangka baja ringan Kelebihan struktur rangka baja ringan dalam sistem upper structure yaitu sebagai berikut. 1) Kemampuan mewadahi fungsi bangunan dengan bentang lebar. 2) Tahan terhadap rayap, karat dan api. 3) Bersifat ramah terhadap lingkungan. 4) Struktur kuat, aman dan ekonomis dalam pemasangan.
commit to user
V - 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Bentuk atap dapat divariasikan.
Gambar V.35. Rangka atap baja ringan Sumber: tukangatapbajaringan.com dan jogjatruss.com, 2015
b. Atap sky light Struktur atap sky light memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut. 1) Menggunakan bahan tembus cahaya 2) Maksimalisasi pencahayaan alami 3) Estetis
Gambar V.36. Skylight Sumber: www.alibaba.com dan www.eternainterdekor.com, 2015
c. Atap dak beton Merupakan sistem konstruksi atap yang berupa lempengan bidang yang didukung oleh balok-balok yang menghubungkan kolom-kolom. Struktur ini mempunyai bentang yang terbatas, sehingga untuk bentangan lebar diperlukan balok-balok anak. Struktur atap dak memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut. 1) Relatif tahan lama 2) Beban cukup berat
commit to user
V - 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Perawatan mudah
Gambar V.37. Atap dak beton Sumber: www.arsindo.com, 2015
Hasil Sistem struktur atas dapat menggunakan kombinasi dari ketiga struktur atap yang telah dijabarkan. Atap baja ringan untuk ruang bersudut, sky light dapat diaplikasikan pada bangunan Waste Educentre sebagai pencahayaan alami dan dikombinasikan dengan atap dak.
E. ANALISIS SISTEM UTILITAS 1. Analisis Sistem Pengolahan Sampah
Tujuan Menentukan sistematia pengolahan sampah di TPA Kaliori.
Kriteria/Dasar Pertimbangan a. Menggunakan sistem pengolahan sampah terpadu b. Tidak mencemari lingkungan
Analisis dan Hasil Sampah yang ada di TPA Kaliori diolah sesuai dengan jenis sampahnya. Berikut ini sistem pengolahan sampah pada TPA Kaliori: a. Sampah organik
commit to user
V - 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sampah organik pada TPA Kaliori diolah menjadi pupuk kompos dengan proses anaerobik. Berikut ini adalah alur pengolahan sampah organik: sampah datang
sampah dipisahkan menjad sampah organik, anorganik, kaca dan metal
Sampah diayak, dipisahkan menurut kualitasnya
Masuk ke mesin penepung
sampah organik dicacah menjadi bagian-bagian kecil
Sampah dibolak balik 1x setiap hari selama 6 hari
Masuk ke mesin granule
Masuk ke kamar fermentasi
Pupuk kompos siap dikemas
Granule dijemur/ dioven
Skema V.15. Alur pengolahan sampah organik Sumber: analisis penulis, 2015
b. Sampah anorganik Sampah anorganik yang ada dikumpulkan untuk dijadikan bahan kerajinan dan dijual dalam bentuk block. Berikut ini proses pengolahan sampah anorganik: sampah datang
sampah dipisahkan menjad sampah organik, anorganik, kaca dan metal
sampah anorganik masuk ke mesin pencucian, sekaligus disortir
- Sampah plastik (tas kresek) dipress menjadi balok dengan mesin press - Sampah botol plastik yang akan dijual dicacah terlebih dahulu, kemudian dikemas - Sampah botol plastik/kaca yang akan dibuat kerajinan dibawa ke tempat workshop
Sampah dijemur
Skema V.16. Alur pengolahan sampah anorganik Sumber: analisis penulis, 2015
c. Sampah kaca & metal Kedua jenis sampah ini tidka diolah di TPA Kaliori dan hanya dikumpulkan untuk dibawa ke pengepul.
commit to user
V - 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Analisis Sistem Air Bersih Tujuan Tujuan dari analisis sistem air bersih adalah menentukan sistem air bersih yang akan digunakan pada TPA Kaliori Kriteria a. Kemampuan untuk menyediakan air bersih b. Luas bangunan atau wilayah yang terlayani. Analisis Dalam pengadaan air bersih terdapat dua sumber untuk mendapatkannya, yakni dengan sistem gravitasi dan sistem tangki tekan. a. Sistem Gravitasi (Tangki Atap) Pada sistem ini air dari sumber air (PAM/sumur) ditampung lebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompa ke tangki atas (elevated water tank). Tangki atas biasanya diletakan di atas atap, di lantai tertinggi bangunan, atau menara air tersendiri. Dari tangki atas ini air dialirkan
ke
lantai-lantai
dibawahnya
dengan
sistim
gravitasi.
Keuntungan dari sistem gravitasi ini adalah sebagai berikut. 1)
Perubahan tekanan hampir tidak terjadi selama airnya dipakai.
2)
Pompa untuk menaikan air bekerja secara otomatis dan bekerja secara sederhana.
3)
Perawatan tangki cukup sederhana jika dibanding dengan tangki tekan.
4)
Pada tangki atas dan bawah diberi alarm sebagai tanda bila air kurang/penuh.
commit to user
V - 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Skema V.17. Sistem Tangki Atap Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
b. Sistem Tangki Tekan Sistem ini dipakai bila sambungan langsung tidak bisa diterapkan (misal: tekanan air dari PAM rendah). Pada sistem ini, air dari ground tank dipompakan ke dalam suatu bejana tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi. Air dari tangki terkompresi ini didistribusikan keseluruh bangunan yang dilayani. Pompa bekerja secara otomatis yang diatur suatu detektor tekanan/pressure switch yang akan membuka atau menutup saklar motor penggerak pompa. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan dalam tangki telah mencapai tekanan tertentu yang telah ditetapkan, dan kembali bekerja setelah tekanan mendekati batas minimum yang telah ditetapkan. Daerah fluktuasi tekanan berkisar antara 1,00 kg/cm2 – 1,50 kg/cm2. Sumber air yang digunakan pada sistem ini biasanya dari PDAM, atau sumur dangkal/dalam. Keuntungan dari sistem tangki tekan ini adalah sebagai berikut. 1) Lebih baik dari segi estetika dibanding tangki atap. 2) Perawatan mudah karena dapat diletakkan di ruang pompa. 3) Biaya awal lebih murah. Sedangkan kekurangan dari sistem tangki tekan ini adalah sebagai berikut. 2 1) Fluktuasi tekanancommit 1,0 kg/cm - 1,5 kg/cm2 sangat besar dibandingkan to user
sistem gravitasi yang hampir tanpa perubahan tekanan. V - 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Fluktuasi tekanan akan berpengaruh pada aliran alat plumbing. Misalnya pada alat pemanas gas dapat menghasilkan suhu yang berubah-ubah. 3) Udara dalam tangki tekan akan makin berkurang, sehingga setiap beberapa hari harus menambah udara. 4) Pompa lebih sering bekarja, karena jumlah air dalam tangki tekan relatif sedikit, sakelar cepat aus.
Skema V.18. Sistem Tangki Tekan Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
Hasil Dari analisis mengenai sistem pengadaan air bersih disimpulkan bahwa air bersih pada perencanaan bangunan ini menggunakan sistem tangki atap. Sumber air diperoleh dari PAM dan deep well. Berikut ini adalah skema sistem air bersih yang digunakan pada perancangan TPA Kaliori
Skema V.19. Jaringan Air Bersih yang Bersumber dari PDAM dan Deep Well Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
commit to user
V - 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Analisis Sistem Pembuangan Air Kotor Tujuan Tujuan dari analisis sistem pembuangan air kotor adalah untuk menentukan sistem pembuangan air kotor, berupa limbah dari sampah/air lindi, toilet, pantry, cafe, dan air hujan. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem pembuangan air kotor, yakni sebagai berikut. a. Pembuangan
limbah
air
kotor
tidak
mengganggu
kesehatan,
lingkungan, penciuman, dan visual. b. Memelihara sumber air di dalam tanah. Analisis Berdasarkan sumbernya air kotor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut. a. Air bekas buangan Air bekas buangan yang dimaksud adalah air bekas cucian pakaian, peralatan masak, dan lain sebagainya. Pembuangan air bekas buangan menggunakan pipa PVC baik yang digunakan untuk pipa vertikal maupun pipa horizontal. b. Air lindi Air limbah adalah air bekas buangan sampah. Air ini tidak boleh dibuang langsung ke lingkungan, tetapi harus melalui proses di dalam bak penampungan. Di bak penampungan ini air lindi diendapkan dan diurai oleh bakteri/vegetasi pada dasar bak penampungan. Hasil pengolahan air lindi berupa pupuk cair yang sangat baik. Pupuk dapat dikemas ke dalam botol untuk dijual dan dialirkan ke sawah-sawah di sekitar TPA Kaliori. c. Air limbah khusus. Air limbah khusus diantaranya adalah air bekas cucian kotoran dan alat tertentu seperti buangan rumah sakit, laboratorium, restoran, pabrik, dan
commit to user
sebagainya. Sebagai contoh air limbah dari restoran yang banyak V - 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengandung lemak treatment-nya berupa grease trap (penangkap lemak) d. Air hujan Air hujan yang jatuh langsung ke tanah sebaiknya dibuatkan resapan (hidropori) agar air dengan mudah meresap ke tanah. Air hujan yang jatuh di atap bangunan tinggi (atap plat atau dak) diatur alirannya ke lobang pembuangan yang kemudian disalurkan ke bawah melalui pipapipa yang diletakan di ruang shaft. Hasil Dari analisis mengenai sistem pembuangan air kotor disimpulkan bahwa air sistem utilitas kotor dibedakan menjadi tiga bagian, yakni air kotor yang berasal dari toilet, air lindi, limbah pantry atau cafe, dan air hujan. a. Untuk air kotor dari toilet, dibagi menjadi dua limbah, yaitu limbah cair dan limbah padat. Keduanya ditampung di STP (Sewage Treatment Plan) untuk diolah dan diproses. Sisa air dari proses STP ini kemudian dibuang ke riol kota. b. Air lindi dari sampah, disalurkan ke kolam pengolahan lindi dan kemudian dimanfaatkan sebagai pupuk cair. c. Air limbah dari pantry dan cafe, disalurkan ke sumur resapan, kemudian disalurkan ke riol kota. d. Air hujan, melalui talang air dan plumbing/pipa-pipa, sebagian ditampung pada kolam penampungan dan sebagian langsung dibuang ke riol kota, setelah melalui bak kontrol dan resapan.
commit to user
V - 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bak tampung
Air lindi
Kolam pengolah an
Dikemas
Skema V.20. Skema pengolahan air kotor Sumber: analisis penulis, 2015
4. Analisis Sistem Pengolahan Gas Metan Tujuan Menentukan sistem pengolahan gas metan di TPA Kaliori Kriteria Tidak mencemari dan membahayakan lingkungan Hasil dan Analisis Gas metan (CH4) merupakan gas yang dihasilkan dari proses pembusukan sampah. Gas metan pada TPA kaliori dikonversikan menjadi biogas yang dapat dimanfaatkan untuk memasak pada Organic Cafe dan warga sekitar TPA. Berikut ini alur pengolahan gas metan pada TPA Kaliori: Timbunan sampah menghasilkan gas metan
Dialirkan ke tempat yang membutuhkan melaui pipa
Gas metan dialirkan melalui pipa dengan menggunakn kompresor
Gas metan dikonversi menjadi biogas
Skema V.21. Alur pengolahan gas metan commit to user Sumber: analisis penulis, 2015
V - 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Analisis Sistem Jaringan Listrik Tujuan Menentukan sistem jaringan listrik yang digunakan pada bangunan untuk memenuhi kebutuhan dan menunjang aktivitas pengguna di dalam bangunan. Kriteria a. Macam aktivitas yang terjadi membutuhkan tenaga listrik (penerangan, penghawaan, pengkondisian suara, dan lain-lain). b. Kelancaran distribusi sumbernya. c. Efektifitas dan efisiensi sumber listrik terhadap bangunan.
Analisis Dalam pengadaan sumber tenaga listrik ada dua sumber untuk mendapatkannya. Kedua sumber tersebut berasal dan PLN dan genset. a. PLN Daya listrik utama untuk bangunan TPA Kaliori menggunakan sumber listrik yang berasal dari PLN. Kelebihan : Daya listrik besar, biaya murah, perawatan dan operasional mudah serta murah. Kekurangan : Terkadang terjadi pemadaman listrik secara mendadak dan voltage tidak stabil. b. Genset Genset sebagai pembangkit listrik dalam keadaan darurat, ketika sumber listrik dari PLN sedang mengalami gangguan. Kelebihan : Dapat digunakan kapan saja, tegangan yang dikeluarkan dapat diatur. Kekurangan : Biaya pengadaan danperawatn cukup besar. Hasil Dari analisis sistem jaringan listrik diatas, didapat hasil bahwa kedua sumber tersebut dapat digunakan secara bersamaan dan saling melengkapi. Sumber listrik dari PLN dan genset dihubungkan dengan sebuah alat
commit to user
bernama automatic transfer system atau lebih dikenal dengan sistem ATS, V - 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu suatu alat transfer yang secara otomatis akan menjalankan genset apabila aliran listrik dari PLN padam.
Skema V.22. Jaringan Listrik Bersumber dari PLN dan Genset Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
6. Analisis Sistem Pengkondisian Udara Tujuan Tujuan dari analisis sistem pengkondisian udara adalah untuk menentukan sistem pengendalian udara agar tercapai suhu yang optimal pada bangunan TPA Kaliori. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem pengkondisian udara, yakni sebagai berikut. a. Kenyamanan udara dalam ruang. b. Kebutuhan AC yang disesuaikan dengan ruang. c. Respon iklim dan lingkungan. d. Keefektifan dan keefisienan penggunaan. e. Hemat energi.
Analisis Terdapat dua jenis penghawaan, yakni penghawaan alami dan penghawaan buatan. Untuk lebih jelasnya dapat dililaht dalam tabel dibawah ini. Jenis
Kelebihan
Kekurangan
Penghawaan
(+)
(-)
Penghawaan Alami Jendela dan bukaan
Hemat listrik
Tidak dapat diatur dengan
Lebih sehat bagi tubuh
presisi
Ramah lingkungan
Debu juga ikut masuk
commit to user
Noise dari luar juga ikut masuk
V - 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penghawaan Buatan AC Central
AC Split
Scope pelayanannya besar
Apabila kalor besar, kapasitas
Udara
AHU juga harus besar.
segar
terdistribusi
secara merata ke beberapa
Jika pusat mati, keseluruhan
zona dan dapat diatur
area penghawaan terkena
Kondisi
penghawaan
tiap
Scope pelayan kecil
ruangtidak saling terkait Exhaust Fan
Membantu
pembuangan
dan pergantian udara kotor
Bisa digunakan pada area servis Beban kalor besar
Tabel V.12. Macam penghawaan Sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M.Arch, 2012
Hasil Berdasarkan data dan analisa penghawaan diatas, digunakan pengahwaan pada bangunan TPA Kaliori dengan sistem sebagai berikut. a. Penghawaan alami sebagai sistem penghawaan yang ramah lingkungan dan hemat. Penghawaan ini digunakan pada bagian ruangan yang tidak memerlukan kekedapan suara yang tinggi, misalnya tempat pengolahan sampah b. AC central dipergunakan sebagai sistem penghawaan buatan yang mudah diatur. AC central digunakan pada Waste Educentre dan area komersil untuk menghindari bau sampah.
Skema V.23. Sistem Penghawaan Buatan AC Central Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
c. AC Split, digunakan pada banguna pengelola di manamemiliki cakupan pelayanannya yang kecil.
commit Gambar to userV.38. AC Spilt
Sumber : Kuliah Fisika Bangunan, 2012
V - 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Exhaust fan, dgunakan pada area servis, toilet, dan pantry
Gambar V.39. Exhaust Fan Sumber : www.google.co.id, 2015
7. Analisis Sistem Penanggulangan Kebakaran Tujuan Tujuan dari analisis sistem penanggulangan kebakaran adalah untuk menentukan sistem penanggulangan kebakaran pada bangunan TPA Kaliori yang dibagi menjadi tiga yaitu pendeteksian, evakuasi, dan pemadaman. Kriteria Sistem pemadaman kebakaran merupakan salah satu perangkat dalam utilitas pada bangunan terkait dengan pengamanan jika terjadi kebakaran pada bangunan atau pencegahan terhadap bahaya kebakaran yang lebih besar terhadap bangunan. Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem penanggulangan kebakaran, yakni sebagai berikut. a. Keselamatan pengguna banguna. b. Kecepatan evakuasi bangunan. c. Kemudahan penggunaan alat pemadam kebakaran. d. Pemilihan alat pemdama kebakaran yang efektif. Analisis dan Hasil Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya
kebakaran
dalam
suatu
bangunan,
yaitu
pendeteksian, evakuasi, dan pemadaman. a. Pendeteksian menggunakan smoke/heat detector yang dihubungkan dengan alarm atau bel dan fire alarm junction box, kemudian ke main control fire alarm. Bila terjadi kebakaran, heat/smoke detector akan
commit to user
mendeteksi asap dan panas yang secara otomatis akan membunyikan V - 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
alarm/bel. Kemudian menghidupkan pompa di GWR ke sprinkler dan FDC (Fire House Cabinet) pada tiap lantai.
Skema V.40. Sistem Pendeteksi Kebakaran Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
Gambar V.41. Dari Kiri Ke Kanan: Sprinkler, Heat Detector, Dan Smoke Detector. Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
b. Evakuasi, dilakukan ketika terjadi keadaan darurat pada bangunan, misalnya gempa bumi, kebakaran, dan sebagainya. Dalam perencanaan arsitektur, beberapa hal perlu dilakukan untuk sistem evakuasi bangunan sekaligus menunjang konsep desain bangunan diantaranya adalah sebagai berikut. 1)
Penggunaan bahan bangunan yang tidak mudah terbakar.
2)
Perawatan alat pemadam kebakaran secara teratur.
3)
Jalur evakuasi yang jelas sehingga tidak memicu keraguan bagi pengguna.
4)
Meletakkan alat pemadam kebakaran di setiap lantai.
5)
Menggunakan penanda audio dan visual ketika terjadi keadaan darurat, untuk memudahkan pengguna difabel dalam membaca situasi.
6)
Menggunakan penerangan darurat pada koridor, tangga darurat, dan pintu keluar sebagai petunjuk pengguna keluar dari area bangunan.
7)
Tangga darurat memiliki lebar minimal 1,25 meter dan lebar pintu darurat 90 cm.
commit to user
V - 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.42. tangga darurat Sumber : googel.com, 2015
c. Penanggulangan
kebakaran
dengan
cara
pemadaman,
dengan
menempatkan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ditempat-tempat yang ditentukan, serta penempatan hydrant di dalam dan luar bangunan. Penempatan hydrant di dalam bangunan diletakkan dekat/bersamaan dengan alarm kebarakan, sedangkan peletakan
hydrant di luar
bangunan harus dapat dengan mudah dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran.
Gambar V.43. Dari Kiri Ke Kanan: APAR, Hydrant Indoor, dan Hydrant Outdoor. Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
8. Analisis Sistem Komunikasi dan Sound System Tujuan dari analisis sistem komunikasi dan sound system adalah untuk menentukan sistem komunikasi pada bangunan yang memudahkan pengelola dalam berkomunikasi baik di dalam maupun di luar bangunan pada TPA Kaliori, serta memudahkan pengguna mengenai informasi. Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem komunikasi dan sound system, yakni sebagai berikut. a. Kebutuhan komunikasi di dalam bangunan. b. Kemudahan perawatan danto operasional peralatan. commit user c. Tata suara untuk menginformasikan informasi. V - 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis a. Telekomunikasi Sistem telekomunikasi terdiri dari sistem telekomunikasi internal dan eksternal. Sistem telekomunikasi internal berupa intercom untuk menghubungkan komunikasi antar ruang dalam bangunan. Sedangkan komunikasi eksternal berupa jaringan dari Telkom yang menyediakan fasilitas telepon baik lokal, interlokal, maupun internasional. b. Sound System Untuk informasi suatu kegiatan, pengimuman infromasi, menyuarakan background music, dan panggilan kepada seseorang. c. Wifi Wifi adalah sebuah teknologi terkenal yang memanfaatkan peralatan elektronik
untuk
bertukar
data
secara
nirkabel
(menggunakan
gelombang radio) melalui sebuah jaringan komputer, termasuk koneksi Internet berkecepatan tinggi. Hasil a. Sistem telekomunikasi pada bangunan TPA Kaliori ini menggunakan sistem intercom antar ruang, penyediaan telepon yang disediakan dalam beberapa line, radio komunikasi, dan alat telepon.
Skema V.44. Skema Sistem Kerja Telepon Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
commit to user
b. Sound system pada bangunan diatur pada ruangan khusus, dengan V - 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
petugas disebut announcer yang menginformasikan pengumuman, menyuarakan background music, serta panggilan kepada seseorang. Sound system diletakkan pada ruang informasi, hall, emplasemen.
Skema V.45 Soundsystem pada Bangunan Sumber: Analisis penulis, 2015
c. Wifi pada bangunan diatur pada ruangan, misalnya pada ruang internet, perpustakaan, hall, serta ruang pengelola. Wifi digunakan untuk mengakses suatu informasi yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada pada TPA Kaliori.
Skema V.46. Sistem Kerja Wifi Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
9. Analisis Sistem Keamanan Tujuan Tujuan dari analisis sistem keamanan petir adalah untuk menentukan sistem keamanan pada bangunan untuk keamanan dan kenyamanan para pengguna TPA Kaliori Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem keamanan pada bangunan TPA Kaliori, yakni sebagai commit to user berikut. a. Memantau keadaan pada ruang-ruang yang ada di TPA Kaliori V - 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Kemudahan dalam pantauan. c. Diletakkan pada setiap ruangan yang membutuhkan. Analisis a. CCTV (Closed Circuit Television) CCTV diletakkan pada setiap sudut ruangan untuk memonitor aktivitas pengguna dalam suatu ruang. CCTV dapat bekerja selama 24 jam atau sesuai kebutuhan, setiap gambar dapat ditayang ulang pada posisi waktu yang diinginkan. Peralatan untuk CCTV berupa kamera, monitor televisi, kabel coaxial, timelaps video recorder, dan ruang kontrol yang dilengkapi monitor-monitor, ruangan ber-AC, dan diletakkan pada tempat yang tersembunyi dan tidak mudah diketahui.
Gambar V.47. CCTV pada Bangunan Sumber: www.google.co.id, 2015
b. Bel atau Alarm Alarm
pesan
ini
digunakan
untuk
mengingatkan
operator atau administrator mengenai adanya masalah (bahaya) pada jaringan. Alarm memberikan tanda bahaya berupa sinyal dan bunyi.
commit to user
V - 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar V.48. CCTV pada Bangunan Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
c. Petugas Keamanan Sistem pengamanan dalam gedung oleh menggunakan petugas keamanan, yakni satpam.
Gambar V.49. Petugas Keamanan Sumber : photobucket.com
Hasil Hasil dari analisis sistem keamanan pada TPA Kaliori adalah menggunakan sistem CCTV, alarm, dan petugas keamanan berupa satpam.
10. Analisis Sistem Penangkal Petir Tujuan Tujuan dari analisis sistem penangkal petir adalah untuk menentukan sistem penangkal petir yang tepat untuk melindungi bangunan dari hantaran petir ketika dalam kondisi cuaca yang buruk.
commit to user
V - 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kriteria Terdapat beberapa kriteria dalam menganalisis sistem penangkal petir, yakni sebagai berikut. a. Kemampuan untuk melindungi bangunan dari sambaran petir. b. Tidak menyebabkan efek elektrifikasi atau flashover pada saat penangkal petir mengalirkan arus listrik ke grounding. c. Praktis dan ekonomis. Analisis Besarnya kebutuhan bangunan akan instalasi sistem penangkal petir, ditentukan oleh besarnya kemungkinan kerusakan serta bahaya yang ditimbulkan akibat petir. Beberapa macam penangkal petir diantaranya adalah sebagai berikut. a. Sistem Konvensional (Sistem Franklin) Batang runcing dari bahan copper spit, dipasang pada bangunan, dan dihubungkan dengan tembaga menuju elektroda di dalam tanah. Dibuat bak kontrol dalam tanah untuk memudahkan pemeriksaan dan pengetesan. Sistem ini praktis, murah, namun jangkauannya terbatas. b. Sistem Sangkar (Sistem Faraday) Hampir sama seperti Sistem Franklin, tetapi dibuat memanjang, sehingga jangkauannya luas. Biayanya sedikit mahal dan dalam segi estetika cukup mengganggu. c. Sistem Radioaktif/Semi Radioaktif (Sistem Thomas) Sistem
ini
digunakan
untuk
bangunan
tinggi
dan
besar.
Pemasangannya tidak terlalu tinggi karena sistem payung digunakan untuk melindungi. Dalam satu bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir.
commit to user
Gambar V.50. Dari Kiri ke Kanan: Sistem Franklin, Sistem Faraday, dan Sistem Thomas Sumber: www.google.co.id, 2015
V - 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hasil Hasil analisis mengenai sistem penangkal petir pada bangunan TPA Kaliori adalah menggunakan penangkal petir sangkar (Sistem Faraday) karena memiliki jangkauan luas untuk melindungi bangunan dari hantaran petir.
Skema V.51. Penangkal Petir Sistem Faraday Sumber : Kuliah Utilitas Bangunan, 2013
commit to user
V - 79