BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN
5.1
Analisis Sektor Kawasan
5.1.1
Analisis Sarana dan Prasarana 1.
Analisis jaringan jalan
Sarana transportasi merupakan sarana umum yang sangat penting untuk masyarakat. Karena menyangkut mobilitas dan berpindahnya satu orang guna memenuhi kebutuhannya. Kondisi jalan di Kampung Kauman tergolong masih baik, dimana tidak ditemukan jalan-jalan yang berlubang dan yang berpotensi menghasilkan genangan air jika hujan. Kampung Kauman sendiri tidak dapat dilalui oleh kendaraan bermotor khususnya roda empat atau lebih, dikarenakan jalan di Kampung Kauman berupa gang-gang yang hanya dapat dilalui kendaraan beroda dua. Di samping itu, kendaraan roda dua pun dilarang beroperasi di dalam Kampung Kauman, kebijakan ini berasal dari masyarakat kampung sendiri demi menciptakan lingkungan yang bebas dari polusi udara dan polusi suara. Jenis jalan di Kampung Kauman terbagi menjadi 2 macam, yang pertama yaitu jalan lingkungan di dalam Kampung Kauman yang menggunakan paving block dan yang kedua yaitu jalan lokal dan jalan kolektor yang mengelilingi Kampung Kauman yang sudah menggunakan aspal sebagai penutup jalan. Untuk arus jaringan jalan yang berada di Kampung Kauman, hampir semua ruas jalan merupakan jalan 2 (dua) arah, hanya 1 (satu) ruas jalan yang merupakan jalan satu arah yaitu Jl. Nyai Ahmad Dahlan, dimana hanya dikhususkan untuk arus kendaraan untuk roda 4 (empat) yang dilarang melalui jalan tersebut dari selatan menuju ke utara.
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 61
Gambar 5.1 Penggunaan paving block di jalan Kampung Kauman Sumber : Survei lapangan, 2014
Gambar 5.2 Peta Jaringan Jalan Kampung Kauman Sumber : Google Earth, Rumusan Penulis, dan Survei lapangan, 2014
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 62
2.
Analisis jaringan listrik
Pelayanan jaringan listrik merupakan salah satu kebutuhan utama pelayanan utilitas secara keseluruhan, berkembangnya suatu kawasan tentunya akan meningkatkan kebutuhan listrik bagi pemenuhan berbagai elemen kegiatannya. Jaringan listrik yang terdapat di Kampung Kauman sudah mendapatkan pelayanan listrik dari PLN. Pelayanan listrik dari PLN untuk mengenai kebutuhan listrik untuk perumahan, pendidikan, peribadatan, dan lain sebagainya.
Gambar 5.3 Kondisi jaringan listrik Sumber : Survei lapangan, 2014
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 63
Gambar 5.4 Peta Jaringan Listrik Kampung Kauman Sumber : Google Earth, Rumusan Penulis, dan Survei lapangan, 2014 3.
Analisis jaringan air bersih
Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan Staff Bagian Hubugan Masyarakat kantor Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gondomanan, Bapak AH, ternyata ada sebagian warga di kawasan Kampung Kauman yang hingga saat ini masih memanfaatkan air bersih yang berasal dari sumur galian untuk kebutuhan sehari-hari, bukan dari PDAM.. Hal mengenai air bersih ini juga dicantumkan di Peraturan Daerah Kota Yogyakarta nomor 2 tahun 2012 pasal 37 ayat 2 yang berbunyi “Sumber air bersih dapat diperoleh dari sumber air berlangganan yang memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan peraturan perundangundangan”.
Gambar 5.5 Sumur galian di rumah penduduk Kampung Kauman Sumber : Survei lapangan, 2014 BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 64
Gambar 5.6 Peta Jaringan Air Bersih PDAM Kampung Kauman Sumber : Google Earth, Rumusan Penulis, dan Survei lapangan, 2014 4.
Analisis balai pertemuan
Di kawasan Kampung Kauman sudah terdapat balai pertemuan untuk keperluan acara-acara kampung atau keperluan lainnya, namun kondisinya tidak sesuai dengan yang dicantumkan pada Peraturan Daerah Kota Yogyakarta nomor 2 tahun 2012 tentang bangunan gedung pasal 55 ayat 1 yang berbunyi “Setiap bangunan gedung untuk kepentingan umum harus menyediakan kelengkapan prasarana dan sarana pemanfaatan bangunan gedung, meliputi ruang ibadah, ruang ganti, ruang untuk merokok, ruang bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi untuk memberikan kemudahan bagi pengguna bangunan gedung dalam beraktivitas dalam bangunan gedung”. Ada total 11 buah balai pertemuan yang berada di kawasan Kampung Kauman, dimana diantara 11 tersebut, hanya 5 balai yang benar-benar dirasakan manfaatnya dan 6 lainnya dibiarkan tidak terawat karena beberapa alasan yaitu sudah tidak memiliki pemilik dari pihak swasta dan tidak jelas fungsinya.
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 65
Gambar 5.7 Salah satu Balai pertemuan di Kampung Kauman Sumber : Survei lapangan, 2014 5.
Analisis sarana ibadah
Sarana peribadatan dibangun dengan tujuan memenuhi kebutuhan rohani masyarakat dan biasa ada di lingkungan pemukiman atau ditengah pemukiman penduduk sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Ketersediaan sarana ini menjadi sangat penting mengingat fungsinya yang berhubungan dengan rohani masyarakat. Menurut hasil amatan yang diketahui kampung Kauman memiliki sedikitnya 1 Mesjid dan 3 Langgar/Mushola untuk menampung jumlah penduduk yang sangat tinggi dan lebih dari 90% beragama Islam dengan rincian : 1.
Masjid Gedhe Kauman : lokasi di pusat kampung, luas ±2578 m2, kapasitas 1000 – 1300 jamaah
2.
Langgar KH. Ahmad Dahlan : lokasi di selatan kampung, luas ±75 m2, kapasitas 50 - 80 jamaah
3.
Langgar Adz-Zakirin : lokasi di utara kampung, luas ±100 m2, kapasitas 100120 jamaah
4.
Mushola Aisyiyah : lokasi di barat kampung, luas ±350 m2, kapasitas 150-200 jamaah.
Ditinjau dari segi kapasitas, maka Masjide Gedhe sudah dapat menampung seluruh warga Kauman, namun ditinjau dari segi aksesbilitas, warga Kauman yang berada di utara dan timur kampung, kesulitas untuk mencapai lokasi masjid ini, karena untuk berjalan kaki cukup jauh jaraknya. Oleh karena itu, mayoritas dari warga Kauman tersebut memilih untuk menunaikan ibadah di rumah masing-masing. BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 66
Di kampung ini pun tidak memiliki Gereja ataupun Pura sehingga sulit untuk pemeluk agama lain menjalankan ibadah keagamaannya. Maka tingkat kebutuhan tempat peribadatan ini perlu dikembangkan agar memudahkan masyarakat untuk melakukan kegiatan peribadatan dan juga menyesuaikan dengan Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri nomor 9 tahun 2006 tentang pedoman keagamaan dimana tiap tempat ibadah harus memenuhi titik dalam radius tiap 250 meter. Hal mengenai sarana peribadatan juga disampaikan oleh Staff Ahli Tata Ruang Kelurahan Ngupasan, Bapak Su, beliau menyampaikan bawah mengacu dengan banyaknya aktivitas di masjid Gedhe Kauman, maka perlu dilakukan renovasi dan pemeliharaan kebersihan secara berkala serta penataan lingkungan, ditambah juga beliau menyatakan untuk sebuah lokasi obyek wisata, 1 buah masjid dirasakan akan sangat kurang.
Gambar 5.8 Masjid Gede Kauman Sumber : Survei lapangan, 2014
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 67
Gambar 5.9 Peta sebaran tempat ibadah Sumber : Google Earth, Rumusan Penulis, dan Survei lapangan, 2014 6.
Analisis sarana akomodasi
Pada suatu kawasan obyek wisata sudah barang tentu dibutuhkan setidaknya lebih dari satu tempat menginap, dan sementara itu saat ini Kawasan Kampung Kauman baru memiliki 2 fasilitas menginap bagi wisatawan. Kedua fasilitas ini merupakan rumah penduduk yang dijadikan homestay oleh pemilik rumah, dan masing-masing memiliki kapasitas untuk menampung 5-7 wisatawan dalam satu malam. Hal ini juga digagas oleh Ketua RW 13, Kampung Kauman dimana beliau memberikan gagasan untuk menjadikan rumah penduduk di dalam kawasan Kampung Kauman sebagai homestay atau tempat menginap para wisatawan. Sehingga nuansa klasiknya dan sensasi berwisatanya semakin terasa. Untuk sarana akomodasi yang berada di luar Kampung Kauman, terdapat 2 buah hotel yang jaraknya masih tergolong terjangkau dengan berjalan kaki, namun jika dibandingkan dengan menginap di homestay tentu saja harus berhadapan dengan tarif yang lebih tinggi dan nuansa religi dan sejarahnya tidak semaksimal yang dirasakan ketika menginap di homestay.
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 68
Gambar 5.10 Salah satu rumah homestay di Kampung Kauman Sumber : Survei lapangan, 2014 7.
Analisis pusat pembelanjaaan souvenir
Sejauh ini, tempat-tempat pusat pembelanjaan souvenir dan cinderamata di Kampung Kauman, masih berlokasi di luar wilayah kampung. Hal ini juga terpantau oleh Ketua RW 13 Kelurahan Ngupasan Bp. Edi Haryanto, diketahui bahwa Yogyakarta memiliki sangat banyak produk souvenir yang sangat diminati oleh wisatawan. Kampung Kauman sebagai salah satu objek wisata perlu memiliki pusat-pusat pembelanjaan souvenir sendiri. Sedangkan sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa dimana setiap objek wisata harus memiliki pusat pembelanjaan souvenir dan cinderamata. 8.
Analisis lahan parkir
Ada 2 lokasi yang selama ini digunakan wisatawan untuk lahan parkir, yaitu pertama di Alun-alun utara, dan yang kedua di pelataran Masjid Gedhe Kauman. Namun di pelataran Masjid Gedhe Kauman yang dimana lokasinya lebih dekat ke Kampung Kauman, untuk akses keluar dan masuk kendaraan beroda 4 (empat) masih sulit, dimana pintu masuknya terlalu kecil dan hanya muat untuk 1 kendaraan. Kapasitas pelataran masjid ini, dapat menampung kendaraan roda 4 hingga 10 unit, dan dapat menampung kendaraan roda 2 hingga 30 unit. Untuk kendaraan berukuran besar seperti bus, mini bus, atau setingkatnya, maka parkir kendaraan ini dialihkan ke alun-alun utara. Hal diatas juga dicantumkan di Peraturan Daerah Kota Yogyakarta nomor 2 tahun 2012 tentang bangunan gedung pasal 55 ayat 1 yang berbunyi “Penyediaan tempat parkir
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 69
direncanakan dengan pertimbangan fungsi bangunan gedung, dan tidak mengganggu lingkungan.
Gambar 5.11 Pelataran Masjid Gedhe Kauman, yang digunakan sebagai lahan parkir Sumber : Survei lapangan, 2014 9.
Analisis fisik bangunan
Mayoritas fisik/bentuk bangunan di Kampung Kauman memiliki arsitektur bernuansa Belanda, dengan hal ini dapat menjadi ciri khas tersendiri bagi Kampung Kauman, para wisatawan seperti dibawa kembali ke tahun 1930-1950an. Total ada 448 jumlah bangunan yang memadati Kampung Kauman dengan berbagai macam guna bangunan. Namun sayangnya, masih banyak pula bangunan-bangunan tua ini tidak terawat dengan baik, sehingga dapat terlihat bagian-bagian yang sudah keropos dimana-mana. Di samping itu, ada juga bangunan yang sudah tidak ditinggali oleh pemiliknya. No.
Guna Bangunan
Terawat
Tidak Terawat
1
Rumah / Tempat tinggal
322
9
2
Perdagangan
77
-
3
Jasa / Perkantoran
15
2
4
Peribadatan
4
-
5
Balai Pertemuan
5
6
6
Pendidikan
8
-
TOTAL
431
17
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 70
Gambar 5.12 Salah satu contoh kondisi fisik bangunan yang rusak Sumber : Survei lapangan, 2014
Gambar 5.13 Peta Permasalahan Sarana dan Prasarana Kampung Kauman Sumber : Google Earth, Rumusan Penulis, dan Survei lapangan, 2014 5.1.2
Analisis Kondisi Lingkungan 1.
Analisis ruang terbuka hijau
Kampung Kauman memiliki banyak lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang masih belum dimamfaatkan dengan baik, RTH pada umumnya digunakan sebagai paru-paru wilayah atau penghasil oksigen bagi daerah tersebut, dapat digunakan untuk berteduh, bersantai, maupun memperindah dekorasi wilayah. RTH di Kampung Kauman yang dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai salah satu ikon kampung, yaitu di Pelataran atau yang terletak di halaman Masjid Gedhe Kauman,
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 71
ruang terbuka disana memiliki luas ±1254 m2 dan hingga saat ini dijadikan sebagai tempat berdagang kaki lima, tempat bermain anak-anak dan tempat parkir kendaraan.
Gambar 5.14 Salah satu ruang terbuka hijau Kampung Kauman Sumber : Survei lapangan, 2014 2.
Analisis kondisi persampahan
Pesebaran tempat sampah di Kampung Kauman saat ini masih sangat kurang dalam segi kuantitas, dan untuk segi kualitas kondisi tempat sampah di kampung Kauman masih menggunakan keranjang sampah yang ditempatkan di depan rumah penduduk. Hal ini sangat bertentangan dengan apa yang disebutkan di Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang Persampahan, dimana disebutkan bahwa tiap rumah penduduk harus memiliki satu tempat sampah yang selanjutnya dikumpulkan di penampungan sementara dan dibawa ke lokasi pembuangan akhir. Alur pembuangan sampah di Kampung Kauman saat ini, berawal dari sampah rumah tangga diletakkan di depan rumah masing-masing warga, yang di pagi hari akan diangkut oleh dinas persampahan dan semua sampah rumah tangga Kampung Kauman akan dibawa ke TPS yang berlokasi di alun-alun utara, dan kemudian akan dibawa ke TPA yang berlokasi di Piyungan.
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 72
Gambar 5.15 Salah satu contoh tempat sampah di sudut Kampung kauman Sumber : Survei lapangan, 2014
Gambar 5.16 Peta Sebaran tempat sampah Kampung Kauman Sumber : Google Earth, Rumusan Penulis, dan Survei lapangan, 2014
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 73
5.1.3
Analisis Sumber Daya Manusia Menurut data yang tercatat pada www.jogjakota.go.id/about/kondisi-geografis-kota-
yogyakarta-skala-RT-RW , Kampung Kauman memiliki jumlah penduduk 1128 jiwa. Jumlah penduduk tersebut lumayan tinggi dengan luas daerah 21 Ha. Penduduk menurut jenis kelamin (sex ratio) dari melihat hasil survey lebih tinggi atau lebih cenderung penduduk yang berkelamin laki laki dibandingkan yang bekelamin perempuan. Hal ini dapat kita lihat dari jenis pekerjaan dan kegiatan yang ada di wilayah tersebut cenderung aktifitas yang melibatkan laki laki. Adapun di wilayah tersebut mata pencaharian yang utama adalah berdagang. Karena di wilayah tersebut masih dekat dengan Malioboro dan Pasar Beringharjo sebagai pusat perdagangan Kota Yogyakarta. Di kampung Kauman juga terdapat beberapa organisasi masyarakat yang berdiri secara swadaya, antara lain yaitu : 1.
Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) alun-alun.
2.
Paguyuban arisan ibu rumah tangga.
3.
Angkatan muda Muhammadiyah.
4.
Organisasi Naisyatul Aisyiyah.
5.
Organisasi remaja Kauman.
Masing-masing memiliki kegiatannya sendiri dan juga dikelola secara mandiri oleh para anggotanya. Organisasi masyarakat disana, beberapa kali terlibat langsung dalam pembangunan kampung sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Mengenai analisis sumber daya manusia ini, juga disampaikan pada saat wawancara oleh Staff Bagian Hubungan Masyarakat kantor Pimpinan Cabang Muhammadiyah Gondomanan Bp. AH, berdasarkan dari pengetahuan, motivasi, aspirasi, dan komitmen masyarakat Kampung Kauman terhadap rencana pengembangan ini, sebelumnya perlu dilakukan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat Kampung Kauman. 5.1.4
Analisis Kondisi Kampung Kauman dengan sekitar Wilayah Kampung Kauman yang `dekat dari hiruk pikuk Kota Yogyakarta
menjadikan desa ini mudah untuk dicapai dan dikunjungi oleh para wisatawan, tinggal mengikuti jalur dari arah Malioboro menuju Alun-Alun dan Kraton Yogyakarta, Kampung Kauman terletak disebelah barat Alun-Alun. Di samping itu, walaupun terletak dekat dengan pusat kota, namun kondisi di dalam Kampung Kauman itu sendiri sangat nyaman, asri, dan sunyi, oleh karena itu Kampung Kauman ini sangat potensial sebagai desa wisata untuk orang-orang yang telah jenuh dengan hingar bingar kesibukan kota. Letaknya yang masih BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 74
strategis dan dekat dengan Kraton Yogyakarta dan juga terdapat Masjid Gedhe Kauman juga membuat desa ini cocok untuk menjadi daerah wisata religi dan sejarah sekaligus. 5.2
Potensi dan Masalah Kawasan Kampung Kauman Pemilihan konsep kampung wisata sejarah dan religi di kawasan Kampung Kauman
ini didasarkan pada beberapa hal yang berbasiskan kelestarian kehidupan sosial, agama dan budaya yang ada di dalam kawasan tersebut. Beberapa potensi dan masalah yang dimiliki oleh Kampung Kauman akan dijabarkan sebagai berikut, 5.2.1 1.
Potensi dan Masalah Sektor Sarana dan Prasarana Potensi sektor sarana dan prasarana a.
Konsep arsitektur dan gaya penataan permukiman Kampung Kauman yang masih bertahan sejak jaman Belanda.
Gambar 5.17 Arsitektur Bangunan Khas Jawa Belanda Sumber : Survei lapangan, 2014 b.
Terdapat masjid Gedhe yang merupakan ikon dari Kota Yogyakarta dan selalu menjadi lokasi persinggahan untuk wisatawan kraton yang ingin beristirahat atau beribadah.
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 75
Gambar 5.18 Masjid Gedhe Kauman Sumber : Survei lapangan, 2014 c.
Sejarah berdirinya Muhammadiyah berawal dari kampung ini, dimana masih ada beberapa peninggalan-peninggalan KH. Ahmad Dahlan.
Gambar 5.19 Langgar KH Ahmad Dahlan Sumber : Survei lapangan, 2014 d.
Kondisi jaringan jalan yang baik, tidak berlubang, dan dapat dilalui kendaraan bermotor.
e.
Seluruh wilayah Kampung Kauman sudah difasilitasi jaringan listrik oleh PLN.
2.
Masalah sektor sarana dan prasarana
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 76
a.
Ada beberapa ditemukan bangunan yang fisiknya sudah rusak dan tidak terawat.
b.
Balai pertemuan yang tidak memiliki pemilik dibiarkan tidak terawat dan terbengkalai.
c.
Kuantitas sarana ibadah yang masih kurang dalam menampung jumlah penduduk di Kampung Kauman.
d. 5.2.2 1.
Kampung Kauman belum memiliki pusat pembelanjaan souvenir.
Potensi dan Masalah Sektor Lingkungan Potensi sektor lingkungan a.
Lokasi yang strategis berada di pusat kota, dan dekat dengan obyek-obyek wisata unggulan Kota Yogyakarta.
b.
Menjadi lokasi dari atraksi-atraksi wisata yang disajikan oleh Kraton Yogyakarta, yang selalu menjadi tujuan wisatawan mengunjungi Yogyakarta.
Gambar 5.20 Grebek Gunungan Sumber : Survei lapangan, 2014 c.
Lahan ruang terbuka hijau yang berpotensi menjadi paru-paru kampung jika dimanfaatkan dengan baik.
2.
Masalah sektor lingkungan a.
Ruang terbuka hijau yang belum dimanfaatkan dan ditata dengan baik.
b.
Persebaran sarana tempat sampah yang belum merata.
BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 77
5.2.3
Potensi dan Masalah Sektor Sumber Daya Manusia
1.
Potensi sektor sumber daya manusia
2.
a.
Penduduk asli kampung yang sangat ramah terhadap wisatawan.
b.
Tingkat pendidikan warga Kampung Kauman yang tergolong tinggi.
Masalah sektor sumber daya manusia a.
Etos kerja penduduk asli yang masih rendah dan tidak memiliki semangat untuk merubah kehidupan mereka salah satunya disebabkan karena pola pikir mereka yang masih tradisional dan konservatif.
b.
Kurangnya promosi dan pemasaran wisata mengenai Kampung Kauman, sehingga keberadaan Kampung Kauman hingga kini kurang dikenal oleh wisatawan.
5.3
Analisis SWOT Kawasan
KEKUATAN ( STRENGH )
KELEMAHAN ( WEAKNESS )
-Lingkungan kampung yang masih asli dan -Kurangnya informasi dan publikasi kepada asri. -Arsitektur
wisatawan tentang Kampung Kauman. jaman
dipertahankan
Belanda
dan
menjadi
yang ciri
masih -Kurangnya kesadaran masyarakat sekitar khas pada
tersendiri.
potensi
yang
dimiliki
Kampung
Kauman.
-Penduduk asli kampung yang ramah dan -Kondisi infrastruktur yang kurang baik bersahabat,
untuk dijadikan sebuah objek wisata.
-Nuansa religius agama islam yang sangat kental. PELUANG ( OPPORTUNITY )
ANCAMAN ( THREAT )
-Lokasinya dekat dengan Malioboro dan -Kalah bersaing dengan Kampung wisata Kraton.
lain, contohnya Kota Gede dan kampung
-Lokasinya mudah dicapai, yaitu di pusat wisata Gunung Merapi. Kota Yogyakarta.
-Belum dimasukkan ke dalam paket wisata
-Sudah dimasukkan ke dalam RTRW Kota Malioboro dan Kraton. Yogyakarta sebagai Kampung Wisata. Tabel 5.1 Analisis SWOT kawasan Sumber : Rumusan Penulis, dan Survei lapangan, 2014 BAB V ANALISIS SEKTOR KAWASAN 78