Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------BAB V PERENCANAAN 5.1
Tinjauan Umum Kota Semarang merupakan Ibukota Propinsi Jawa Tengah yang banyak dilewati oleh lalu lintas lintas propinsi karena berada di tengah-tengah Pulau Jawa. Dengan keberadaan yang strategis ini, Semarang diharapkan mampu memberikan tingkat pelayanan yang memadai untuk melayani arus lalu lintas perjalanan kendaraan baik dalam kota atau antarkota. Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Baru Bandara Internasional ini merupakan pembangunan jalan baru untuk mengalokasikan jalan akses baru seiring dengan berkembangnya Bandara Ahmad Yani sebagai bandara internasional dan daerah-daerah di sekitarnya. Dalam bab ini akan dibahas berbagai hal mengenai proses perencanaan jalan dan jembatan baru yaitu:
5.2
•
Perencanaan Klasifikasi Jalan
•
Perencanaan Geometrik Jalan
•
Perencanaan Perkerasan Jalan
•
Perencanaan Bangunan Penunjang (Jembatan dsb.) serta Drainase Jalan
Alternatif Trase (Rute) A.
Umum Dalam perencanaan pembangunan jalan, pemilihan rute merupakan satu
bagian terpenting. Pemilihan rute dilaksanakan agar mendapat rute yang paling optimal ditinjau dari segi ekonomis, teknis, lingkungan, perkembangan sosial, pengembangan wilayah, mobilitas maupun aksesbilitas. Dengan demikian pembangunan jalan akses ini tidak merugikan masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun pengguna jalan. Hal – hal yang akan dijadikan bahan pertimbangan dalam mendapatkan rute tersebut adalah : teknis, perencanan tata ruang dan tata guna lahan, sosial ekonomi, lingkungan.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-1
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------B.
Faktor – faktor Penentu Pemilihan Trase Sebagai bahan pertimbangan tingkat kelayakan suatu rute, maka perlu adanya
penilaian dengan menetapkan kriteria-kriteria sehingga dapat diperbandingkan dari beberapa alternatif. Pada umumnya, dalam penentuan trase jalan terdapat dua tahap kegiatan, yaitu: 1. Tahap pertama, menentukan beberapa alternatif trase yang memenuhi persyaratan. 2. Tahap kedua, adalah tinjauan yang lebih mendalam dari beberapa alternatif yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Adapun kriteria-kriteria yang dijadikan bahan pertimbangan di dalam perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang adalah : 1. Pengaruh medan / topografi Topografi merupakan faktor yang mempengaruhi syarat teknis perancangan jalan seperti : landai jalan (landai maksimum, panjang kritis), jarak pandang, penampang melintang dan sebagainya. Pada dasarnya, untuk menentukan trase jalan yang ekonomis, diusahakan dibuat jarak terpendek namun dengan memperhitungkan kelandaian yang seminimum mungkin. 2. Pembebasan tanah Biaya pembebasan lahan, terutama di daerah perkotaan bisa sangat tinggi. Belum lagi masalah proses pembebasan lahan yang seringkali memakan waktu lama dan menimbulkan masalah sosial. Hal ini dapat mengganggu jadwal pelaksanaan konstruksi jalan, atau malah menunda hingga waktu yang cukup lama. 3. Lingkungan Dengan terbangunnya jalan, maka tentunya akan menimbulkan polusi baik polusi udara, debu, suara, dan lain-lain pada daerah sekitar jalan. Hal ini perlu dipertimbangkan dengan melibatkan juga masyarakat daerah tersebut.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-2
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------4. Sosial Dampak sosial merupakan hal yang sulit dihindarkan dalam suatu proyek pembangunan jalan. Diantaranya adalah adanya kerugian secara ekonomi akibat beralihnya arus kendaraan ke jalan yang baru tersebut. Belum lagi masalah dalam pembebasan lahan dan pemberian ganti rugi lahan yang terpakai. Dampak sosial tersebut akan mengakibatkan keresahan masyarakat dan pada akhirnya juga akan merugikan semua pihak terkait. 5. Lalu lintas Dari segi lalu lintas, rute tersebut harus dapat memberikan kemudahan akses bagi pengguna jalan, yaitu : •
Dapat menarik banyak lalu lintas.
•
Dapat mengurangi waktu perjalanan.
•
Dapat mengurangi kemacetan pada jalan negara, propinsi, kota
yang
dijadikan jalan alternatif jalan tersebut. Selain itu juga memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan teknis, yaitu :
6.
•
Panjang rute, sedapat mungkin merencanakan rute terpendek.
•
Perlintasan dengan jalan eksisting.
•
Sesedikit mungkin melintasi rel Kereta Api dan sungai.
Galian dan timbunan
Jumlah pekerjaan tanah dalam pembangunan jalan perlu mendapat perhatian khusus. Pekerjaan galian dan timbunan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Bila pekerjaan galian melebihi timbunan, maka sisa tanah harus ditempatkan pada lokasi yang tidak merugikan semua pihak. Dan jika sebaliknya, maka harus didatangkan tanah timbunan dari luar. 7.
Jembatan
Pembangunan Jembatan yang akan melewati sungai Siangker nantinya sangat diperlukan untuk memperlancar arus lalu lintas menuju bandara. Pembangunan jembatan ini meliputi pemilihan jenis struktur dan perhitungan struktur jembatan.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-3
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------C. Alternatif Rute Berdasarkan data yang didapat baik dari survey langsung ke lapangan maupun dari peta kontur yang kami dapat dari Pemerintah Kota Semarang tahun 2005, maka didapat 3 (tiga) alternatif dengan kondisi masing-masing sebagai berikut :
LAUT JAW A
Alternatif 3 KA WA SA N
AP PR OA CH LIG HT
IN
G
SY
ST
EM ( AL
S
)
IPA
Alternatif 2
L
KA SI
LA
N DA K
( RE
LO
KA
SI
)
17-35 LANDAS PACU
KA WA
SA N
LA NU
M
B
LI
Alternatif 1
AD
KA W AS A N T ERM INA L
Gambar 5.1. Rencana Alternatif Trase 1. Alternatif 1 Rute alternatif 1 dimulai dari jalan masuk ke perumahan Puri Anjasmoro yang terletak di ruas jalan Arteri Utara yang berjarak 1025 m dari bundaran Kalibanteng Jl. Siliwangi.
Panjang jalan dari alternatif ini adalah 2128 m.
Rute ini melewati
permukiman penduduk yang padat, sungai dan tambak-tambak sehingga diperlukan jembatan untuk melintasi sungai dan perlu adanya pembebasan lahan milik penduduk. Kondisi topografi merupakan daerah datar dan dataran rendah karena letaknya yang hampir berdekatan dengan laut (ketinggian tanah 0,5 m – 2,0 m dari permukaan laut). Jumlah tikungan dari alternatif ini adalah sebanyak 2 buah dan persimpangan 2 buah. Melintasi 1 sungai, yaitu Kali Siangker.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-4
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 5.1 Sudut tikungan alternatif 1 Titik
∆
A T1
32.63
T2
33.86
B ¾
Kondisi Lapangan Alternatif 1 Dalam hal ini kondisi lapangan yang dimaksud adalah survai terhadap jalan – jalan yang dilewati trase rencana. Tujuan survai ini adalah untuk menghindari bangunan dan fasilitas publik dan mengetahui keadaan lapangan yang sesungguhnya. Berikut hasil pengamatan dari survai tersebut: 1. Titik Awal 0 + 000 Lokasi Survey pada jalan Arteri Utara. Daerah yang dilalui Trase berupa jalan kecil dimana trase melintasi bangunan publik. Gambar situasi titik awal trase dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Jalan Arteri Utara
Gambar 5.2. denah situasi alternatif I Sta 0 + 000
Gambar 5.3. Jalan masuk alternatif I Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-5
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------2. STA 0 + 297 Lokasi survey masuk ke dalam perumahan sejauh 297 m. Daerah yang dilalui trase ini adalah jalan lokal di dalam perumahan Puri Anjasmoro. Trase ini melalui bangunan permukiman penduduk. Gambar lokasi dapat dilihat dibawah ini. Jalan Arteri Utara
Gambar 5.4. Denah situasi alternatif I Sta 0 + 297
Gambar 5.5. jalan alternatif I yang melalui perumahan Anjasmoro
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-6
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------3. STA 0 + 532 Lokasi survey di sekitar perumahan Puri Anjasmoro. Daerah ini melintasi permukiman penduduk tepat di depan Kali Siangker Sehingga hambatan yang terjadi adalah pembebasan lahan dan sungai.
Jalan Arteri Utara
Kali Siangker
Gambar 5.6. Denah situasi alternatif I Sta 0 + 532
Gambar 5.7. Jalan Alternatif I melewati Kali siangker
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-7
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------4. Titik 4 Lokasi survey di atas pematang tambak. Tarse rencana melalui areal pertambakan penduduk sehingga hambatan yang terjadi adalah pembebasan lahan dan kondisi permukaan tambak yang basah tergenang air. Kali Siangker
Jalan Arteri Utara
Gambar 5.8. Denah situasi alternatif I titik 4
Gambar 5.9. Jalan alternative I melalui lahan pertamabakan
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-8
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------2. Alternatif 2 Rute alternatif 2 dimulai dari jalan alteri utara yang berjarak 2155m dari bundaran Kalibanteng Jl. Siliwangi. Panjang jalan dari alternatif ini adalah 1812,17 m. Rute ini melewati jalan utama menuju PRPP, pusat perbelanjaan hero dan sekolah Krista Mitra. Kondisi topografi merupakan daerah datar dan dataran rendah karena letaknya yang hampir berdekatan dengan laut (ketinggian tanah 0,5 m – 2,0 m dari permukaan laut). Alternatif ini tidak memiliki tikungan, namun melewati 2 buah persimpangan dan melintasi 1 sungai, yaitu Kali Siangker. ¾
Kondisi Lapangan Alternatif 2 Dalam hal ini kondisi lapangan yang dimaksud adalah survai terhadap jalan – jalan yang dilewati trase rencana. Tujuan survai ini adalah untuk menghindari bangunan dan fasilitas publik dan mengetahui keadaan lapangan yang sesungguhnya. Alternatif 2 ini merupakan rencana jaringan jalan yang sudah direncanakan dan telah menjadi proyek Peningkatan Jalan Akses Menuju Bandara Ahmad Yani Semarang dengan pemberi tugas Dinas Bina Marga Jateng dan merupakan bagian dari Rencana Jaringan Jalan Kota Semarang dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang 2005. Berikut hasil pengamatan dari survai tersebut: 1. Titik Awal ( 0 + 000 ) Lokasi Survey pada jalan Arteri Utara. Daerah yang dilalui Trase berupa jalan utama menuju PRPP, perbelanjaan hero, sekolah Krista Mitra, dan rumah makan Kampung Laut. Gambar situasi titik awal trase dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-9
Bab V Perencanaan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Gambar 5.10. Denah situasi alternatif II Sta 0 + 000
Gambar 5.11. Jalan masuk alternatif II
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-10
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------2. Titik 2 (1 + 200) Lokasi survey pada tambak. Daerah yang dilalui trase sebagian besar adalah tambak yang mana untuk menuju ke tambak ini dari mulai sta 0+000 sampai dengan 0+800 melewati jalan paving block dan untuk sta selanjutnya masih berupa tanah dan rawa, serta telah ada jembatan yang melintasi Kali Siangker yang termasuk proyek Bina Marga Jateng, yaitu peningkatan jalan akses menuju bandara Ahmad Yani. Rencana Pengembangan Bandara A. Yani ( sumber : Dishub Jateng )
Rencana proyek peningkatan jalan akses menuju bandara A. Yani ( sumber : Dinas Bina Marga Jateng )
Gambar 5.12. Denah situasi alternatif II Sta 1 + 200
Gambar 5.13. Jalan alternatif II melalui 3. lahan Alternatif 3 pertamabakan
Kali Siangker
Gambar 5.14. Layanan informasi proyek Bina Marga Jawa Tengah
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-11
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------Seperti pada dua alternatif sebelumnya, rute alternatif 3 dimulai dari jalan alteri utara yang berjarak 3250 m dari bundaran Kalibanteng
Jl.
Siliwangi. Panjang jalan dari alternatif ini adalah 3400 m. Rute ini melewati stadion dan Taman Rekreasi Pantai Marina Semarang, melewati 1 sungai, yaitu Kali Siangker, tambak, serta 3 persimpangan. Tabel 5.2 Sudut tikungan alternatif 3 Titik
∆
A T1
7
T2
84
T3
90
T4
85
B ¾
Kondisi Lapangan Alternatif 3 Alternatif ketiga ini merupakan rencana jaringan jalan yang sudah direncanakan secara makro dan telah termasuk ke dalam Konsep Pengembangan Jaringan Jalan Pemerintah Kota Semarang merupakan bagian dari Rencana Jaringan Jalan Kota Semarang dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang 2005. Jalan yang dilewati rute ini juga telah mengalami urugan. Dalam hal ini kondisi lapangan yang dimaksud adalah survai terhadap jalan – jalan yang dilewati trase rencana. Tujuan survai ini adalah untuk menghindari bangunan dan fasilitas publik dan mengetahui keadaan lapangan yang sesungguhnya. Berikut hasil pengamatan dari survai tersebut: 1. Titik 1 (STA 0 + 000) Lokasi survey pada jalan Arteri Utara. Kondisi jalan pada STA ini adalah jalan paving block.Trase pada lokasi ini merupakan jalan umum dan tidak melewati permukiman penduduk, sehingga tidak ada hambatan berarti. Situasi survai dapat dilihat pada gambar.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-12
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------Jalan Arteri Utara
Gambar 5.15. Denah situasi alternatif III Sta 0 + 000
Gambar 5.16. Jalan masuk alternatif III
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-13
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------Titik 2 ( STA 0 + 625 ) Lokasi survey masih pada jalan paving block, di persimpangan jalan masuk menuju GOR Yadora. Jalan pada lokasi ini sebagian telah mengalami urugan. Trase pada lokasi ini merupakan jalan umum dan tidak melewati permukiman penduduk.
Gambar 5.17. Denah situasi alternatif III Sta 0 + 625
Gambar 5.18. Jalan Alternatif III yang telah mengalami urugan.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-14
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------2. Titik 3 ( STA 0 + 778 ) Lokasi survey di depan tempat rekreasi Taman Marina. Trase pada lokasi ini merupakan jalan umum dan tidak melewati permukiman penduduk.
Gambar 5.19. Denah situasi alternatif III Sta 0 + 778
Gambar 5.20. Trase ini melalui rekreasi Taman Marina.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-15
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------3. Titik 4 ( STA 2 + 100 ) Lokasi survey di atas pematang tambak. Trase pada lokasi ini tidak melewati permukiman penduduk, namun melewati sungai dan tambak.
Gambar 5.21. Denah situasi alternatif III Sta 2 + 100
Gambar 5.22. Jalan Alternatif III melalui pematang Tambak
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-16
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------4. Titik 5 ( STA 3 + 400 ) Lokasi survey juga di atas pematang sawah. Trase yang dilewati jalan ini tidak melewati permukiman penduduk, namun melewati areal pertambakan yang sangat luas. Rencana Pengembangan Bandara A. Yani ( sumber : Dishub Jateng ) L A U T J A WA
KA W AS AN
AP PR OA CH
LIG HT IN G
SY ST EM
(A LS
)
IPA L
Gambar 5.23. Denah situasi alternatif III Sta 3 + 400
Gambar 5.24. Trase ini melewati areal pertambakan yang sangat luas.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-17
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------D. Pemilihan Alternatif Rute Alternatif trase dipilih dengan mempertimbangkan parameter sebagai berikut: 1. Kondisi medan / topografi Dari ketiga alternatif ini termasuk ke dalam kondisi medan datar dan dataran rendah karena lokasi dekat dengan laut. 2. Pembebasan tanah dan masalah sosial Pembebasan tanah dapat menjadi masalah yang serius dalam perencanaan jalan baru. Hal ini sehubungan dengan penggunaan tata guna lahan yang dilewati oleh trase. Alternatif pertama banyak melewati daerah pemukiman penduduk Kondisi yang demikian akan menyebabkan tingginya biaya pembebasan lahan dan harus dipikirkan relokasi dari pemukiman penduduk yang tergusur oleh adanya pembuatan jalan baru. Alternatif kedua melewati jalan umum dan daerah pertambakan. Alternatif ketiga melewati daerah pertambakan dan tidak ada pemukiman yang dilewati. STA awal alternatif trase ketiga lebih ke utara dari pada alternatif pertama dan kedua sehingga biaya pembebasan lahan akan semakin kecil. 3. Lingkungan Pembuatan jalan baru akan menimbulkan polusi udara, debu, getaran maupun suara. Banyaknya lokasi pemukiman pada alternatif pertama akan menyebabkan menurunnya kualitas hidup masyarakat sekitar. Pada alternatif kedua dan alternatif ketiga, timbulnya polusi tidak terlalu mempengaruhi masyarakat karena sebagian rute tidak melewati daerah permukiman. Dengan demikian alternatif yang kedua dan ketiga lebih baik dari pada alternatif pertama. 4. Rencana teknis trase Rencana teknis jalan akan menyebabkan besar kecilnya biaya konstruksi. Dari ketiga alternatif, alternatif kedua mempunyai panjang jalan yang terpendek dari pada yang lain. Pada Alternatif 2, trase jalan telah termasuk ke dalam Konsep Pengembangan Jaringan Jalan Kota Semarang sesuai dengan Rencana Jaringan Jalan Kota Semarang dan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Semarang 2005.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-18
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------Dengan mempertimbangkan terhadap karakteristik dari masing-masing alternatif seperti yang dijelaskan di atas, dibuat skoring sebagai pembanding, sehingga didapat alternatif terpilih. Nilai (skoring) dari ketiga alternatif di atas dapat dilihat pada Tabel 5.4, gambar alternatif trase dapat dilihat pada gambar 5.25. Tabel 5.3 Skoring Alternatif Trase No
Uraian
Alternatif 1
1
Panjang Jalan
2
Jumlah Tikungan
Alternatif 2
Alternatif 3
Kuantitas
Score
Kuantitas
Score Kuantitas Score
2128 m
9
1812,76 m
9
3400 m
8
2
8
0
9
4
7
Jumlah Jembatan Yang 3
Harus dibuat
1
7
0
9
1
6
4
Jumlah Overpass /
0
9
0
9
0
9
Underpass
Yg
Harus
Dibuat 5
Jumlah Lintasan Rel KA
0
9
0
9
0
9
6
Jumlah Sungai
1
9
1
9
1
9
7
Jumlah Persimpangan
2
9
2
9
3
8
90%
9
90%
9
85%
8
Menanggulangi 8
Kemacetan Perb.
Vol.
Galian-
9
Timbunan
1 : 10
6
1 : 10
6
1:9
7
10
Pembebasan Lahan
80%
4
20%
8
30%
7
Bangunan Publik Yang
Tidak
11
Dilewati
ada
6
Tidak ada
9
ada
9
12
Landai Maksimum
datar
9
datar
9
datar
9
Total Nilai
90
100
93
Sumber : Hasil Analisa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-19
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------Keterangan nilai (score): 1–3
: Buruk
4–6
: Cukup
7–9
: Baik,
Setelah dijumlahkan alternatif yang memiliki total nilai yang paling tinggi adalah alternatif yang nantinya akan direncanakan. Alternatif I :
90
Alternatif II :
100
Alternatif III :
93
Karena yang memiliki total nilai tertinggi adalah alternatif 2, maka yang akan direncanakan adalah trase Alternatif 2. Rencana Pengembangan Bandara A. Yani ( sumber : Dishub Jateng )
Trase alternatif terpilih (Alternatif 2)
IPA L
Gambar 5.25. Alternatif terpilih (Alternatif 2)
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-20
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------5.3
Perencanaan Klasifikasi Jalan
5.3.1. Klasifikasi Medan Kelas medan dibagi atas 3 jenis (datar, perbukitan dan pegunungan) yang ditentukan oleh kemiringan melintang dalam arah yang kira-kira tegak lurus as jalan raya selebar ROW (40 m) jalan yang bersangkutan. Kemiringan melintang dari rencana trase jalan Akses Baru Bandara Ahmad Yani Semarang dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : Kemiringan melintang =
Perbedaan Elevasi × 100 % Lebar ROW
Tabel 5.4 Perhitungan Kemiringan Melintang Rata - Rata Titik
Stationing
Kiri
Kanan
Jarak
Kemiringan Melintang (%)
(m)
(m)
(m)
( Kanan - Kiri x 100%) / jarak
1
0 + 000
1.26
1.26
40
0
2
0 + 100
0.19
0.78
40
1.475
3
0 + 200
1.41
0.52
40
-2.225
4
0 + 300
1.41
0.59
40
-2.05
5
0 + 400
0.4
0.18
40
-0.55
6
0 + 500
0.8
0.09
40
-1.775
7
0 + 600
1.27
0.24
40
-2.575
8
0 + 700
0.8
0.09
40
-1.775
9
0 + 800
1.27
0.24
40
-2.575
10
0 + 900
1
0.24
40
-1.9
11
1 + 000
1
0.1
40
-2.25
12
1 + 100
1.2
0.1
40
0.1
13
1 + 200
0.2
0.7
40
1.25
14
1 + 300
0.2
0.5
40
0.75
15
1 + 400
0.3
0.1
40
-0.5
16
1 + 500
0.3
0.1
40
-0.5
17
1 + 600
0.2
0.3
40
0.25
18
1 + 700
0.2
0.1
40
-0.25
19
1 + 800
0.2
0.1
40
-0.25
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-21
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------Berdasarkan perhitungan pada Tabel 5.5 didapatkan nilai kemiringan melintang rata-rata adalah 1,21 %. Maka, disimpulkan bahwa klasifikasi medan dari trase terpilih adalah daerah datar. 5.3.2. Klasifikasi Fungsional Jalan a. Fungsi Jalan Sesuai dengan sistem jaringan jalan Kota Semarang yang ada, maka pembangunan akses jalan dan jembatan menuju Bandara Ahmad Yani Semarang direncanakan dengan fungsi jalan tipe II Primer Kolektor. b. Kelas Jalan Lalu lintas yang akan dilayani sampai tahun 2030 adalah 4643.8 smp/hari. Sesuai dengan Tata Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan 1997, maka Jalan dan jembatan akses menuju Terminal baru Bandara Ahmad Yani Semarang ini direncanakan dengan kelas jalan, Kelas II, yaitu jalan merupakan standar tertinggi bagi jalan dengan 2 atau 4 lajur dalam melayani angkutan cepat antar kota dan dalam kota, terutama untuk persimpangan tanpa lampu lalu lintas.. c. Karakteristik Jalan Tipe jalan
: Kolektor primer
Kelas jalan
: Kelas 2
Kecepatan rencana
: 60 km/jam.
5.3.3. Perencanaan Geometrik Jalan Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan route dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia dari survai lapangan dan dianalisis serta mengacu pada Tata Cara Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, September 1997. Adapun rencana teknis geometrik jalan adalah sebagai berikut : ¾
Kecepatan rencana
: 60 km/jam
¾
Lebar lajur lalu lintas
: 3,5 m
¾
Lebar bahu Jalan
: 2,0 m
¾
Lereng melintang perkerasan
:2%
¾
Lereng melintang bahu jalan
:4%
¾
Landai memanjang maksimum
: 10 %
¾
Lebar (damija) ROW
: 40 m
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-22
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------5.4
Perencanaan Alinyemen Vertikal Alinyemen vertikal yang akan direncanakan pada trase Jalan Akses Menuju Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang ini dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan antara lain − Kondisi tanah dasar − Keadaan medan − Fungsi jalan − Kelandaian yanng masih memungkinkan 1. Contoh perhitungan lengkung vertikal cembung Diambil lengkung vertikal dengan data sebagai berikut : − Jenis Lengkung
= Vertikal cembung
− Kecepatan rencana
= 60 km/jam
− Stasioning PPV
= 1+200 m
− Elevasi PPV
= + 0,500 m
− Jarak Pandang Henti (JPH)
= 75 m
− Jarak Pandang Menyiap (JPM) = 250 m − g1 = 0,1%
;
g2
= 0,75 %
− Lv minimal = 50m (Tabel 2.30) a. Perbedaan aljabar kelandaian (A) A = (0,1 –0,75) % = 0,65 % b. Perhitungan LV − Berdasarkan syarat keamanan terhadap JPH a) Untuk S < L Lv =
A× S 2 399
= (0,00650 x 752)/399 = 0.0916 m b) Untuk S > L Lv = 2 × S -
399 A
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-23
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------= 2 × 75 – (399/0.00650) = -61234,61 m − Berdasarkan Syarat Keamanan terhadap JPM a) Untuk S < L Lv =
A× S 2 960
= (0.00650 x 2502)/960 = 0,423 m b) Untuk S > L Lv = 2 × S -
960 A
= 2 × 250 – (960 / 0.00650) = -147192,3 m
− Berdasarkan syarat kenyamanan Lv =
A× Vr 2 360
= (0.00650 x 602)/360 = 0.065 m Dari syarat-syarat Lv di atas, dipilih yang terpanjang dengan memperhatikan jarak antar titik PPV agar tidak terjadi overlap. Maka diambil Lv minimum= 50m Perhitungan E E=
A× Lv 800
= (0.00650 x 50) = 0.0325 m c. Perhitungan stasioning dan elevasi rencana sumbu jalan
− PLV
STA
= STA PPV – ½ Lv = 1+200 – ½( 50) = 1+175
Elevasi = Elevasi PPV – g1 ( ½ Lv ) = +0,500 – 0,001.( ½ . 50) = +0.475 m Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-24
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------− PPV
STA
= 1+200
Elevasi = +0,500
− PTV
STA
= STA PPV + ½ Lv = 1+200 + ½( 50) = 1+225
Elevasi = Elevasi PPV - g2 ( ½ Lv ) = +0,500 - 0.0075.( ½ . 50 ) = -0,3125 m
2. Contoh perhitungan lengkung vertikal cekung Diambil lengkung vertikal dengan data sebagai berikut :
− Jenis Lengkung
= Vertikal cekung
− Kecepatan rencana
= 60 km/jam
− Stasioning PPV
= 1 + 150 m
− Elevasi PPV
= + 1,1 m
− Jarak pandang henti (JPH)
= 75 m (Tabel 2.28)
− Jarak pandang menyiap (JPM) = 250 m (Tabel 2.29) − g1= -2,25 %
;
− Lv min
g2 = 1,25 % = 50 m (Tabel 2.30)
a. Perbedaan Aljabar Kelandaian (A) A = (2,25 – 1,25) % =1% b. Perhitungan Lv
− Berdasarkan jarak pandang bebas a) Untuk S < L Lv =
A× S 2 3480
= (1 x 752)/3480 = 1.6 m b) Untuk S > L Lv = 2 × S -
3480 A
= 2 × 75 – (3480/1) = -3330 m
− Berdasarkan jarak penyinaran lampu
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-25
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------a) Untuk S < L Lv =
A× S 2 150 + 3,5.S
= (1 x 752)/(150 + 3,5 . 75) = 13,63m b) Untuk S > L Lv = 2 × S -
120 + 3,5.S A
= 2 × 75 – (120 + 3,5 . 75)/1 = -232,5 m
− Berdasarkan syarat kenyamanan Lv =
A × Vr 2 380
= (1 x 602)/380 = 9,47 m
− Berdasarkan syarat drainase Lv = 50 × A = 50 m
− Berdasarkan syarat keluwesan bentuk Lv = 0,6 × Vr = 36 m Dari perhitungan diatas, maka diambil lengkung vertikal (Lv) = 50 m.
c. Perhitungan E E=
A × Lv 800
= (1x 50)/800 = 0.0625 m d. Perhitungan stasioning dan elevasi rencana sumbu jalan
− PLV
STA
= STA PPV - ½ Lv = 1+150 - ½ (50) = 1+125
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-26
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------Elevasi = Elevasi PPV + g1 (½ Lv) = +1,1 + 2,25. (½ .50) = +57,35 m
− PPV
STA
= 1+150
Elevasi = Elevasi PPV + E = +1,1 + 0.0625 = +1,162 m
− PTV
STA
= STA PPV + ½ Lv = 1+150 + ½ (50) = 1+175
Elevasi = Elevasi PPV + g2 ( ½ Lv ) = +1,1 + 0,0125 . (½ .50) = +1.4125 m Untuk lebih jelasnya, perhitungan lengkap dari lengkung vertikal dapat dilihat pada Tabel 5.9 dan Tabel 5.10 dibawah ini.
Tabel 5. 5 Lengkung Vertikal Cekung No. 1
STA PLV 1+125
Elv. PLV 57,35
STA PPV 1+150
Elv. PPV
STA PTV
1,162
1+175
Elv. PTV 1,412
Tabel 5. 6 Lengkung Vertikal Cembung No.
STA PLV
Elv. PLV
STA PPV
Elv. PPV
STA PTV
Elv. PTV
1
1+175
0.475
1+200
0,500
1+225
-0,3125
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-27
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------5.5.
Perencanaan Perkerasan Jalan mengingat kondisi permukaan jalan yang sebagian menggunakan perkerasan paving block, maka kami merencanakan suatu perkerasan tambahan (overlay) berupa perkerasan lentur di atas perkerasan paving block dengan menggunakan metode yang kami dapat dari modul internet yang berjudul Keberadaan Konstruksi Interblok Sebagai Konstruksi Perkerasan Lentur Jalan (Frans Mintar Ferry S, - Teknik Sipil Universitas Pelita Harapan). Agar mempermudah proses perhitungan, maka paving block tersebut kami asumsikan sebagai permukaan perkerasan lentur seperti yang tertera pada metode kami pada halaman lampiran. Untuk sta selanjutnya masih berupa tanah, maka kami merencanakan struktur perkerasan jalan baru. Perencanaan struktur perkerasan ini merupakan dasar dalam menentukan tebal perkerasan lentur yang dibutuhkan untuk konstruksi jalan akses ini. Yang dimaksud dengan perkerasan lentur dalam perencanaan ini adalah perkerasan yang pada umumnya menggunakan bahan campuran beraspal sebagai lapis permukaan serta bahan berbutir sebagai lapis pondasinya. Metode yang digunakan dalam perencanaan struktur jalan baru dan overlay perkerasan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Bandara Internasional Ahmad Yani ini berdasarkan pada buku “ Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya” DPU 1987 dengan Metode MST 10. Data yang diperlukan dalam perencanaan adalah CBR tanah dasar, data LHR rata-rata pada saat awal pembukaan jalan tersebut dan pada akhir umur rencana, data yang menentukan faktor regional (curah hujan).
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-28
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------5.5.1. Perencanaan Perkerasan Jalan Baru
•
Penentuan LHR Rata – rata
LHR yang digunakan dalam perencanaan struktur perkerasan jalan ini adalah LHR ratarata pada saat awal pembukaan jalan tersebut dan pada akhir umur rencana. Angka pertumbuhan rata-rata = 4,81% tiap tahun - LHR 2030
- LHR 2008 1. Spd mtr
= 330,55 + (330,55 x
1. Spd mtr
4,81%) = 346,463 smp/hari 2. Mobil
= 696.251smp/hari 2. Mobil
= 2733,33 + (2733,33 x
3. Utilitas 1 4. Utilitas 2
= 5891.42 smp/hari 3. Utilitas 1
= 77,78 + (77,78 x 4,81%) = 81,524 smp/hari
4. Utilitas 2
= 55,55 + (55,55 x 4,81%)
5. Bus
= 27,78 + (27,78 x 4,81%)
= 55,55 + (55,55 x 105%) = 119.732 smp/hari
6. Truk 2 as
= 58,224 smp/hari 6. Truk 2 as
= 144,44 + (144,44 x105%) = 311.326 smp/hari
= 151,393 smp/hari 5. Bus
= 77,78 + (77,78 x 105%) = 167.65 smp/hari
= 144,44 + (144,44 x 4,81%)
= 2733,33 + (2733,33 x 105%)
4,81%) = 2864,913 smp/hari
= 330,55 + (330,55 x105%)
= 27,78 + (27,78 x 105%) = 59.877 smp/hari
7. Truk 3 as
= 29,117 smp/hari
= 16,66 + (16,66 x 105%) = 34,153 smp/hari
7. Truck 3 as = 16,66 + (16,66 x 4,81%) = 17,461 smp/hari
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-29
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 5.7. Penentuan LHR Awal dan Akhir Umur Rencana Golongan
LHR 2008 ( smp / hari )
LHR2030 (smp / hari)
Motor Cycle
346.463
696.251
Car
2864.913
5891.42
Util 1
81.524
167.65
Util 2
151.393
311.326
Bus
58.224
119.732
Truck 2 as
29.117
59.877
Truck 3 as
17.461
34.153
Kendaraan
Sumber : Hasil Analisa
•
Koefisien Distribusi Kendaraan ( C ) Tabel 5.8. Koefisien Distribusi Kendaraan ( C )
Jumlah Jalur
Kendaraan Ringan
Kendaraan Berat
1 Arah
2 Arah
1 Arah
2 Arah
1
1,00
1,00
1,00
1,00
2
0,60
0,50
0,70
0,50
3
0,40
0,40
0,50
0,475
4
-
0,30
-
0,45
5
-
0,25
-
0,425
6
-
0,20
-
0,40
Sumber : PPTPLJR 1987
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-30
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Angka Ekivalen ( E ) Beban Sumbu Kendaraan Menurut MST 10 Angka ekivalen (E) masing - masing golongan beban sumbu tiap kendaraan ditentukan menurut rumus sebagai berikut : a. Angka ekivalen sumbu tunggal
⎡ beban satu sumbu tunggal ⎤ =⎢ ⎥ 8160 ⎣ ⎦
4
Jenis kendaraan 1 (sedan, jeep, dan station wagon / 2Ton) E = 1+ 1
4
4
⎡ 1 ⎤ ⎡ 1 ⎤ + ⎢ E= ⎢ ⎥ ⎥ = 0,000452 ⎣ 8,160 ⎦ ⎣ 8,160 ⎦ 1
1
Jenis kendaraan 2 (pick-up, combi, dan minibus/ 5 Ton) E= 1,5 + 3,5
3,5
1,5
E = 1,5 + 3,5 ⎡ 1,5 ⎤ = ⎢ ⎥ ⎣ 8,160 ⎦
4
⎡ 3,5 ⎤ + ⎢ ⎥ ⎣ 8,160 ⎦
4 4
= 0,035
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-31
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis kendaraan 3 (microtruck / 9Ton) E = 3 + 6
6
3
E=3+6
⎡ 3 ⎤4 ⎡ 6 ⎤ = ⎢ ⎥ + ⎢ 8,160 ⎥ ⎦ ⎣ 8,160 ⎦ ⎣
4
= 0,3103
Jenis kendaraan 4 (bus / 8Ton) E= 3 + 5
5
3
E=3+5 ⎡ 3 ⎤4 ⎡ 5 ⎤ = ⎢ ⎥ + ⎢ 8,160 ⎥ ⎣ 8,160 ⎦ ⎣ ⎦
4
= 0,1593
b. Angka ekivalen sumbu ganda
⎡ beban sumbu ganda ⎤ = 0,086 × ⎢ ⎥ 8160 ⎣ ⎦
4
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-32
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis kendaraan 5 (truck 2 AS)
18
8 4
4
⎡ 18 ⎤ ⎡ 8 ⎤ E =⎢ + { 0,086 x ⎢ ⎥ } = 2,328 ⎥ ⎣ 8160 ⎦ ⎣ 8,160 ⎦
c. Angka ekivalen sumbu triple Jenis kendaraan truck 3AS dan trailer
6
14 8
21
⎡ bebansumbu triple dalam kg ⎤ = 0,053× ⎢ ⎥ 8160 ⎣ ⎦ 4
4
4
⎡ 6 ⎤ ⎡ 21 ⎤ ⎡ 8 ⎤ =⎢ + 0,086 × ⎢ + 0,053 × ⎢ ⎥ ⎥ ⎥ ⎣ 8160 ⎦ ⎣ 8160 ⎦ ⎣ 8160 ⎦
4
= 4,833
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-33
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------¾
Menghitung Lintas Ekivalen Permulaan ( LEP ) Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) ditentukan dengan rumus : LEP = LHR 2008 x C x E
Tabel. 5.9. Perhitungan nilai LEP Jenis kendaraan
LHR
C
E
LEP
2008(smp/hari) Car
2864.913
0,3
0,000452
0.388
Util 1
81.524
0,3
0,035
0.856
Util 2
151.393
0,3
0,3103
14.093
Bus
58.224
0,45
0,1593
4.173
Truck 2 as
29.117
0,45
2,328
30.502
Truck 3 as
17.461
0,45
4,833
37.975
Total
3202.632
87.987
Sumber : Hasil Analisa
¾
Menghitung Lintas Ekivalen Akhir ( LEA ) Lintas Ekivalen Akhir (LEA) ditentukan dengan rumus : LEA = LHR 2018 x C x E
Tabel. 5.10. Perhitungan nilai LEA Jenis kendaraan
LHR 2030
C
E
LEA
(smp/hari) Car
5891.42
0,3
0,000452
0.798
Util 1
167.65
0,3
0,035
1.760
Util 2
311.326
0,3
0,3103
28.981
Bus
119.732
0,45
0,1593
8.582
Truck 2 as
59.877
0,45
2,328
62.727
Truck 3 as
34,153
0,45
4,833
74.277
Total
6584.158
177.125
Sumber : Hasil Analisa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-34
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------¾
Menghitung Lintas Ekivalen Tengah ( LET ) Dari hasil LEP dan LEA kemudian diambil nilai tengahnya yaitu Lintas Ekivalen Tengah dengan rumus :
LET = 0,5 ( LEP + LEA ) LET = 0,5 ( LEP + LEA ) = 0,5 (87.987+ 177.125) = 132,556
¾
Menghitung Lintas Ekivalen Rencana ( LER ) Lintas Ekivalen Rencana ditentukan dengan rumus :
LER = LET x ( UR / 10 ) LER = LET x ( UR / 10 ) = 132,556 x ( 20 / 10 ) = 265,112
¾
Menentukan Faktor Regional
A.
Prosentase kendaraan berat ( kendaraan berat adalah kendaraan yang berat kosongnya > 1500 kg ). Dengan demikian yang termasuk kendaraan berat disini adalah : Bus, dan truk 2 as
213.762/6584.158 % Kend Berat = _____________119.732+59.877+34,153_______________ 5891.42 + 167.65 + 311.326 + 119.732 + 59.877+ 34,153 = 3,246 % < 30 % B.
Curah hujan per tahun, < 900 mm/th
Iklim I
C.
Kelandaian Maksimum < 6 %
Kelandaian I
Dari kondisi tersebut, dengan demikian berdasarkan pada Daftar IV diperoleh FR = 1,0 ( PPTPPLJR 1987 hal.14)
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-35
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
2,17
1,291
Gambar 5.26. Korelasi DDT dan CBR
Indeks Perkerasan (IP) = 2,0 CBR tanah dasar = 1,291 %, maka ; DDT = 2,17. Atau bisa juga dengan rumus DDT = 4,3 log CBR + 1,7 FR
didapat DDT = 2,17
= 1,0
LER = 265,112
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-36
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------¾
Menetukan Indeks Permukaan Lintas Ekivalen Rencana (LER) = 265,112< 1000 a.
Klasifikasi Jalan = Kolektor
b.
Jenis Lapis permukaan = LASTON
Pada kondisi tersebut maka ditentukan IP = 2,0 dan Ipo = 3,7 ( PPTPPLJR 1987 hal 15-16 ) •
Menentukan dan Menetapkan Tebal Perkerasan
Daerah bandara dan sekitarnya DDT = 2,17 LER = 265,112 FR = 1,0 Nilai ITP
Gambar 5.27. Nomogram ITP didapatkan nilai ITP = 11,5
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-37
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------a. Lapisan Permukaan / Surface (Laston MS 744)
¾ Koefisien kekuatan relatif bahan ( a1 ) = 0,4 (Laston) ¾ Tebal minimum 10 cm diambil
d1 = 10 cm
b. Lapisan Pondasi / Base (Batu Pecah kelas A), CBR 100 %
¾ Koefisien kekuatan relatif bahan ( a 2 ) = 0,14 ¾ Tebal minimum 20 cm diambil
d 2 = 20 cm
c. Lapis Pondasi Bawah / Sub Base (Sirtu Kelas A), CBR 70 %
¾ Koefisien kekuatan relatif bahan ( a 3 ) = 0,13 ¾ Tebal Lapis ( d 3 ) dicari dengan rumus sebagai berikut :
ITP = a1 . d1 + a2 . d 2 + a3 . d 3
ITP = a1 . d1 + a2 . d 2 + a3 . d3 11,5= (0,4 x10) + (0,14 x 20) + (0,13x d3 ) d3 = 36,153 cm ≈ diambil 36 cm
10 cm
100 %
20 cm
36 cm
Gambar 5.28. Susunan Perkerasan Jalan Baru
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-38
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.5.2. Pelapisan tambahan perkerasan lentur diatas perkerasan concrete block
Susunan perkerasan jalan eksisting menuju bandara A.Yani pada sta 0+000 – 0+800adalah sebagai berikut : •
Interblok tebal
= 10 cm
•
Alas lapisan pasir
= 4 cm
•
Batu pecah (CBR 100)
= 20 cm
•
Sirtu (CBR 70)
= 25 cm
Menetapkan tebal lapis tambahan pada sta 0+000 – 0+800 :
Kekuatan jalan lama : •
Interblok tebal
= 10 x 90% x 0,4 = 4
•
Batu pecah (CBR 100)
= 20 x 100% x 0,14 = 2,8
•
Sirtu (CBR 70)
= 25 x 100% x 0,13 = 3,25 ITP ada = 10,05
∆ ITP = ITPrencana - ITPada = 11,5 – 10,05 = 1,45 jadi tebal lapis tambahannya yaitu : 1,45 = 0,4 x D1 D1 = 3,625 ≈ 4cm ( laston MS 744 ) Dengan susunan sebagai berikut :
Laston MS 744 t = 4 cm Perkerasan Lam a (Paving block ) t = 10 cm
OVERLAY 4 cm 10 cm 4 cm
Pasir alas t = 4 cm Pondasi Atas t = 20 cm Pondasi Bawah t = 25 cm
20 cm
25 cm
Gambar 5.29. Susunan Perkerasan Overlay
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-39
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.6.
Perencanaan Simpang
Secara garis besar simpang dibagi ke dalam dua bagian, persimpangan sebidang (at grade intersection) dan persimpangan tidak sebidang (grade separated intersection). Persimpangan sebidang adalah persimpangan jalan yang ruas-ruas jalannya berpotongan pada satu bidang yang sama, sedangkan persimpangan tidak sebidang adalah persimpangan jalan yang ruas-ruas jalannya tidak berpotongan dalam satu bidang melainkan, ruas jalan tersebut melintas secara bersilangan satu dengan lainnya. 5.6.1. Perencanaan Simpang Pada Jalan Akses Menuju Bandara Ahmad Yani Semarang
Perencanaan simpang pada Jalan Akses Menuju Bandara Ahmad Yani Semarang semuanya menggunakan simpang sebidang. Namun dalam Tugas Akhir Perencanaan Jalan Akses Menuju Bandara Ahmad Yani Semarang ini hanya akan dibahas pemilihan tipe dan denah simpangnya saja. Lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk uraian di bawah ini.
1
1
2
Gambar 5.30. Denah Simpangan Jalan Akses Menuju Bandara
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-40
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.6.1.1. Perencanaan Simpang Jalan Menuju Bandara (ditandai lingkaran merah)
1. Sta 0+000 (Awal Proyek) Pada awal proyek terdapat simpangan berlengan 4, yaitu antara Jalan Arteri Utara, Jalan Akses Bandara, dan Jalan Madukoro. Simpang ini termasuk ke dalam tipe simpang sebidang bersinyal yang dilengkapi dengan traffic light yang akan diletakkan pada Jalan Arteri Utara 2 arah masing-masing 1 buah, Jalan Akses Bandara arah dari Bandara 1 buah, dan arah dari Jalan Madukoro 1 buah. U 10
10
1044
Arah ke Kaligawe
60
7
183 ke PU Bina Marga Jateng
56 39
71
7
7
55 30 71 7
ke Bandara
ke Bundaran Kalibanteng
263
87 1256
Keterangan : Pendekat Utara
10
10
: Kaligawe
Pendekat Barat : Jl Akses Bandara Pendekat Timur : Jl Madukoro Pendekat Selatan : Bundaran Kalibanteng
Gambar 5.31. Kondisi geometrik dan arus lalu lintas simpang bersinyal Jl. Arteri Utara Sta 0+000 (Awal Proyek) ( jam puncak pagi-sore )
Tabel hasil perhitungan fase lampu pengatur lalu lintas dan simpang tak bersinyal dapat dilihat pada lampiran
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-41
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Untuk urutan waktu sinyal lampu pengatur lalu lintasnya disajikan pada gambar 5.32. berikut : Intergreen 8 20
Arteri Utara ( Utara )
Intergreen 23
31
Jl.Akses Bandara
29
Arteri Utara ( Selatan )
Intergreen
2
Intergreen
34
33
14
2
31
2
47
58
13
2
5
Jl. Madukoro
Allred
Allred
78 detik Gambar 5.32. Urutan waktu sinyal lampu pengatur lalu lintas simpang bersinyal Jl. Arteri Utara Sta 0+000 (Awal Proyek) pada jam puncak sore
2. Sta 0+385 Pada sta ini terdapat simpang berlengan 3, yaitu antara Jalan Akses Menuju Bandara serta jalan menuju Perumahan Puri Anjasmoro.
Simpang ini
termasuk ke dalam tipe simpang sebidang yang dilengkapi dengan rambu 1 buah yang akan diletakkan pada sta 0+365 Jalan Akses Bandara arah Menuju 7
Bandara. 7
415
ke Arteri
233
7
ke Bandara
705
7 353
396
222
ke Puri Anjasmoro
6,7
6,7
Gambar 5.33. Kondisi geometrik dan arus lalu lintas simpang tak bersinyal Jl. Akses Bandara Sta 0+385 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-42
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.6.1.2. Perencanaan Simpang Jalan Dari Bandara (ditandai lingkaran hitam)
1. Sta 0+112,5 Pada sta ini terdapat simpang berlengan 3, yaitu antara Jalan Akses Menuju Bandara serta jalan dari dan menuju Perumahan Taman Marina. Simpang ini termasuk ke dalam tipe simpang sebidang yang dilengkapi dengan rambu 1 buah yang akan diletakkan pada sta 0+087,5 Jalan Akses Bandara arah dari Bandara. 6
ke Taman Marina
6
53
ke Arteri
7
711
56 7
7
82 753
ke Bandara 7
Gambar 5.34. Kondisi geometrik dan arus lalu lintas simpang tak bersinyal Jl. Akses Bandara Sta 0+112,5
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-43
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 5.11. Perencanaan Simpang (Jalan Menuju Bandara)
No. LOKASI Awal proyek, Jl.Arteri Utara 1 Semarang Jalan menuju dan dari Perum.Puri 2 Anjasmoro Sumber: Hasil Analisa
STA
Tipe Simpang Sebidang
Jml Lengan
0+000
dengan sinyal
4
0+385
dengan rambu
3
Tipe Simpang STA Sebidang 0+112,5 dengan rambu
Jml Lengan 3
(Jalan dari Bandara)
No. LOKASI 1 Jalan menuju Perum Taman Marina Sumber: Hasil Analisa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-44
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.7. Perencanan Bangunan Pelengkap
Bangunan pelengkap jalan merupakan salah satu elemen penting dalam merencanakan suatu ruas jalan. Peranan dari bangunan pelengkap ini, walaupun bukan merupakan hal primer, namun sangat penting bagi terciptanya keamanan dan kenyamanan bagi pengguna jalan tersebut. Bangunan pelengkap yang akan dibahas dalam sub bab ini yaitu jembatan, saluran drainase, marka dan rambu-rambu. 5.7.1. Jembatan
Jembatan merupakan bangunan pelengkap yang sangat vital peranannya dalam mendukung suatu ruas jalan. Dalam merencanakan suatu trase ruas jalan, hampir tidak mungkin bisa dilakukan tanpa melewati suatu sungai atau saluran drainase eksisting. Untuk inilah jembatan diperlukan agar fungsi sungai atau saluran drainase tersebut tidak terputus dan menyebabkan masalah hidrologi dan lingkungan. Perencanaan elemen-elemen struktural pembentuk konstruksi Jembatan Siangker, secara detail akan disajikan dalam sub-sub bab sesuai dengan jenis elemennya. •
Tipe Jembatan
:
Beton Prategang
•
Bentang Jembatan
:
32,0 m
•
Lebar Jembatan
:
9 m ( 2 x 3,5 m + 2 x 1 m )
•
Lebar Sungai Siangker :
26,8 m
•
Kedalaman Sungai
1,20 m
:
(Sumber : ANDAL PSDA Jawa Tengah, 2005)
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-45
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------SPESIFIKASI BAHAN A. Penentuan bahan
Konstruksi Jembatan Siangker secara umum : 1. Konstruksi atas : a. Tiang sandaran • Mutu beton
: K-350
• Mutu baja
: BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
( f’c = 35 Mpa )
b. Lantai trotoir • Mutu beton
: K – 350 (f’c = 35 Mpa )
• Mutu baja
: BJTD 40 ( fy = 400Mpa )
c. Lantai jembatan • Mutu beton
: K- 350 ( f’ c = 35 Mpa )
• Mutu baja
: BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )
d. Diafragma • Mutu beton
: K-350 ( f’c = 35 Mpa )
• Mutu baja
: BJTD 24 ( fy = 240 Mpa )
e. Beton prategang • Mutu beton
: K-500 ( f’c = 50 Mpa )
• Mutu baja
: BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
f. Plat injak • Mutu beton
: K-225 ( f’c = 22,5 Mpa )
• Mutu baja
: BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )
2. Bangunan bawah a. Abutment • Mutu beton
: K-350
• Mutu baja
: BJTD 24 ( fy = 240 Mpa )
(f’c = 35 Mpa )
b.Pondasi •
Jenis
: Tiang pancang beton pracetak
•
Diameter
: 40 cm
•
Mutu beton
: K- 500 ( f’c = 50Mpa )
•
Mutu baja
: BJTD 40 ( fy = 400Mpa )
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-46
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------B. Penentuan karakteristik bahan :
•
Untuk K-225 ( f ‘c = 22,5 Mpa ) dan BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )
ρmin =
1,4 1,4 = = 0,0058 fy 240
⎡ 0,85 f ' c 600 ⎤ ρmax = 0,75 x β1 ⎢ x ⎥ dan β1 = 0 ,85 600 + fy ⎦ ⎣ fy
600 ⎤ ⎡ 0,85x 22,5 = 0,75 x 0,85 ⎢ x = 0 ,0362 600 + 240 ⎥⎦ ⎣ 240 •
Untuk K-350 ( f ‘ c = 35 Mpa ) dan BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
ρ min =
1,4 1,4 = = 0,0058 fy 400
⎡ 0,85 f ' c 600 ⎤ x ρmax = 0,75 x β1 ⎢ ⎥ dan β1 = 0 ,85 600 + fy ⎦ ⎣ fy
600 ⎤ ⎡ 0,85x 35 = 0,75 x 0,85 ⎢ x = 0,0564 600 + 400 ⎥⎦ ⎣ 400 •
Untuk K-500 ( f ‘ c = 50 Mpa ) dan BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
ρmin =
1,4 1,4 = = 0 ,0035 fy 400
⎡ 0,85 f ' c 600 ⎤ x ρmax = 0,75 x β1 ⎢ ⎥ dan β1 = 0 ,85 600 + fy ⎦ ⎣ fy 600 ⎤ ⎡ 0,85x 50 = 0 ,0406 x = 0,75 x 0,85 ⎢ 600 + 400 ⎥⎦ ⎣ 400
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-47
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------PERENCANAAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN Bangunan atas jembatan merupakan bagian jembatan yang menerima langsung beban dari kendaraan atau orang yang melewatinya. Secara umum bangunan atas terdiri dari beberapa komponen utama , antara lain : Tiang sandaran , lantai trotoir , lantai jembatan , balok prategang , diafragma , andas / perletakan dan plat injak. Perencanaan bangunan atas pada pembangunan jembatan Kali Siangker meliputi :
Diafragma
100
150 +3.76 100
Wing wall
MAB +1.76
280
+0.56 MAB
50 Abutment 100
Tiang Pancang D 40
-2.56
3200
2500
32 m
Perkerasan Railing
Lantai Jembatan Balok Prategang
Tiang Sandaran
Diafragma -2%
185
-2%
185
185
Trotoir
185
900
Gambar 5.35. Potongan memanjang dan melintang jembatan
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-48
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------1. TIANG SANDARAN Sandaran selain berfungsi sebagai pembatas jembatan juga sebagai pagar pengaman baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki. Sandaran terdiri dari beberapa bagian , yaitu ; 1. Railing sandaran 2. Rail post / tiang sandaran Railing merupakan pagar untuk pengaman jembatan di sepanjang bentang jembatan, yang menumpu pada tiang-tiang sandaran (Rail Post) yang terbuat dari pipa baja galvanished
16 15 10 45
I
45
II
10
100
° °
200
10
H I
100 kg/m’
II
20 20
POT II -II
POT I -I
10
10 16
25
Gambar 5.36. Penampang melintang tiang sandaran Perencanaan tiang sandaran : •
Mutu beton
= K-225 ( f ‘c = 22,5 Mpa )
•
Mutu baja
= BJTP –24 ( fy = 240 Mpa )
•
Tinggi sandaran
= 1,00 meter
•
Jarak sandaran
= 2,00 meter
•
Dimensi sandaran = - bagian atas ( 100 x 160 ) mm - bagian bawah ( 100 x 250 ) mm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-49
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Tebal selimut
= 20 mm
•
∅ tul. utama
= 10 mm
•
∅ tul. sengkang
= 8 mm
•
Tinggi efektif
= h – p – 0,5 x ∅ tul. utama - ∅ tul. sengkang = 250 – 20 – 0,5 x 10 – 8 = 217 mm
Penentuan gaya dan pembebanan Muatan horisontal H = 100 kg / m’ ( Letak H = 90 cm dari trotoir ) P = H x L = 100 x 2,00 = 200 kg Gaya momen H sampai ujung trotoir ( h ) = 90 + 20 = 110 cm = 1,1 m M=P x h = 200 x 1,1 = 220 kgm = 2200000 Nmm. M / b d2 = 2,2 x 106 / ( 100 x 2172 ) = 0,467 N / mm2 fy ⎤ ⎡ = ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx f ' c ⎥⎦ bxd ⎣ M
2
0,467 = 192 ρ - 1204,224 ρ2 ρ = 0,00247 ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363
ρ < ρ min , dipakai ρ min
As = ρ x b x d = 0,0058 x 100 x 217 = 125,86 mm2 Di pakai tulangan 2 Ø 10 , As terpasang 157 mm2 > 125,86 mm2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-50
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------10
45
° I
∅ 8 - 100 POT I -I
I
10
°
• •
2 D 10
• 16
2 D10 ∅ 8 - 100
•
Gambar 5.3. Penulangan tiang sandaran II
II
POT II -II
45 10
• •
• 25
2 D10 ∅ 8 - 100
•
20
Gambar 5.37. Penampang melintang tulangan tiang sandaran 2. TROTOIR Trotoir atau sering disebut side walk adalah sebuah prasarana yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Yang dimaksud dengan trotoir di sini pertebalan dari plat lantai kantilever seperti pada gambar di bawah ini. Bagian pertebalan tersebut direncanakan terbuat dari bahan beton bertulang. Trotoir ini direncanakan pada sisi jembatan sepanjang bentang jembatan. Direncanakan : •
Lebar (b)
= 1,0 m
•
Tebal (t)
= 0,2 m
•
Mutu beton (f'c) = 35 Mpa
•
Mutu baja ( fy ) = 400 Mpa Pembebanan menurut PPPJR SKB 1987 ( ditinjau 1 meter arah memanjang ) adalah sebagai berikut :
•
H1 = 100 kg / m adalah gaya horisontal yang harus ditahan tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoir yang bekerja pada tinggi 90 cm di atas trotoir.
•
H2 = 500 kg / m adalah muatan horisontal ke arah melintang yang harus ditahan oleh tepi trotoir , yang terdapat pada tiap-tiap lantai kendaraan yang bekerja pada
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-51
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------puncak trotoir yang bersangkutan / pada tinggi 28 cm diatas penulangan lantai kendaraan bila tepi trotoir yang bersangkutan lebih tinggi dari 28 cm •
H3 = 500 kg / m2 adalah muatan yang ditahan oleh konstruksi trotoir.
A
Gambar 5.38. Lantai Trotoir
Pembebanan : •
Beban Mati P1 ( Pipa sandaran ) = 2 x 2 x 2,58 = 10,32 kg P2 ( Tiang sandaran ) = 0,16 x 0,1 x 0,55 x 2400 = 22 kg P3 ( Tiang sandaran ) = ½ ( 0,25 + 0,25 ) x 0,1 x 0,45 x 2400 = 23,063 kg P4 ( Balok tepi )
= ½ ( 0,25 + 0,4) x 0,1 x 0.2 x 2400 = 24 kg
P5 ( Plat lantai )
= 1 x 0,2 x 1,00 x 2400 = 480 kg
P6 ( Trotoir )
= 1,0 x 0,2 x 1,0 x 2500 = 480 kg.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-52
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Momen Terhadap potongan titik A - Akibat beban hidup MH1 = 100 x 1 x 1,30
= 130 kgm
MH2 = 500 x 1 x 0,40
= 200 kgm
MH3 = 500 x 1,00 x 0,3 = 150 kgm Jumlah akibat beban hidup = 480 kgm - Akibat beban mati MP1 = 10,32 x 1,23 = 12,69 kgm MP2 = 22 x 1,23 = 27,06 kgm MP3 = 23,.063 x 1,19= 26,34 kgm MP4 = 24 x 0,90 = 25,92 kgm MP5 = 480 x 0,50 = 240 kgm MP6 = 480 x 0,30
= 240 kgm
Jumlah akibat beban mati = 571,92 kgm Jumlah momen total = 1,2 x MD + 1,6 ML = 1,2 x 571,92+ 1,6 x 480 = 1454,304 kgm = 1,454 x 107 Nmm d = h – p – ½ ∅tulangan utama = 200 – 20 – ½ x 12 =174 mm M / b d2 = 1,454 x 107 / ( 1000 x 1742 ) = 0,4802 N / mm2 fy ⎤ ⎡ x 0,8 x fy x 1 0 , 588 x x = ρ − ρ ⎢ f ' c ⎥⎦ bxd 2 ⎣ M
0,4802 = 320ρ - 2150,4 ρ2 ρ = 0,00152 ρmin = 0,0058 ρmaks = 0,0363
ρ < ρ min , dipakai ρ min
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-53
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------As = ρ x b x d = 0,0058 x 1000 x 174 = 1009,2 mm2 Di pakai tulangan Ø 12 - 100 , As terpasang 1131 mm2 > 1009,2 mm2 Tulangan pembagi = 0,2 x As tulangan utama = 0,2 x 1131 = 226,2 mm2 Jadi tulangan yang digunakan Ø 8 – 200 ( As = 251 mm2 ) D12-100 ∅8-200
∅ 8-200
D12-100
∅12-100
∅8-200
100 cm
Gambar 5.39. Penulangan Lantai Trotoir
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-54
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------3. PERENCANAAN LANTAI JEMBATAN
Pavement
Girder
Lantai Jembatan
Diafragma 10 cm 20 cm
Gambar 5.40. Pelat lantai jembatan Direncanakan : • Tebal pelat lantai kendaraan ( h ) : 20 cm • Tebal aspal ( t )
: 10 cm
• Tebal lapisan air hujan ( th )
: 5 cm
• Mutu beton ( f'c )
: K-350 ( f ‘c = 35 Mpa )
• Mutu baja ( fy )
: 400Mpa ( BJTD 40)
• Berat Jenis ( BJ ) beton
: 2400 kg/m3
• Berat Jenis ( BJ ) aspal
: 2200 kg/m3
• Berat Jenis ( BJ ) air hujan
: 1000 kg/m3
3.1. Pembebanan Akibat Beban Mati ¾ Beban mati ( D ) pada lantai kendaraan Berat sendiri pelat = h x b x BJ beton = 0,2 x 1 x 2400 = 480 kg/m' Berat aspal
= t x b x BJ aspal
= 0,1 x 1 x 2200 = 220 kg/m'
Berat air hujan
= th x b x BJ air
= 0,05 x 1 x1000 = 50 kg/m'
Σ Beban Mati (qD) = Berat sendiri pelat + Berat aspal + Berat air hujan = 480 + 220 + 50 = 750 kg/m' = 7,50 kN/m'
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-55
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Diasumsikan plat lantai menumpu pada dua sisi ( arah ly ) dan terletak bebas pada dua sisi yang lain ( arah lx ).
ly lx
Gambar 5.41. Asumsi perletakan plat lantai jembatan Menurut PBI ‘ 71 Tabel 13. 3.2 : Mlx = 0,063 x q x ( lx )2
Mlx = 0,063 x 7,5 x 1,852 = 1,617 kNm
Mtx = -0,063 x q x ( lx )2
Mtx = -0,063 x 7,5 x 1,852 = -1,617 kNm
Mly = 0,013 x q x ( lx )2
Mly = 0,013 x 7,5 x 1,852 = 0,334 kNm
3.2. Beban Akibat Muatan "T" pada Lantai Kendaraan
5m
125 mm
0.5 m
4-9m
50 kN
200 kN
200 kN
25 kN
100 kN
100 kN 500 mm
200 mm
200 mm
25 kN
100 kN
2.75 m
500 mm 2.75m
200 mm
500 mm
125 mm
1.75 m
500 mm 100 kN
Gambar 5.42. Muatan T
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-56
0.5 m
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Beban roda
: T = 100 kN
Bidang roda
: bx = 50 + 2 (10 + 10) = 90 cm = 0,9 m by = 20 + 2 (10 + 10) = 60 cm = 0,6 m : bxy = 0,6 x 0,9 = 0,540 m2
Bidang kontak
Muatan T disebarkan : T
= 100 / 0,540 =185,185 kN/m2
20 cm
50 cm 45o 10 cm 10 cm 10 cm
90 cm
60 cm
Gambar 5.43. Penyebaran muatan T pada lantai
Digunakan tabel Bittner ( dari DR. Ernst Bitnner ), dengan ; lx = 1,85 ly = ∞ ( karena tidak menumpu pada gelagar melintang ) dan setelah di interpolasi, hasilnya sebagai berikut : •
Momen pada saat 1 ( satu ) roda berada pada tengah-tengah plat tx = 90 lx = 185 ty = 60
tx / lx = 0,486
fxm = 0,1477
ty / lx = 0,324
fym = 0,0927
lx = 185 Mxm = 0,1477 x 185,185 x 0,6 x 0,9 = 14,77 kNm Mym = 0,0927 x 185,185 x 0,6 x 0,9 = 9,27 kNm Momen total ( beban mati +muatan T) Arah - x :
Mxm = 1,617 + 14,77 = 16,387 kNm
Arah - y :
Mym = 0,334 + 9,27 = 9,604 kNm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-57
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Momen pada saat 2 ( dua ) roda berdekatan dengan jarak antara as keas minimum = 1,00 meter. Luas bidang kontak dapat di hitung atas 2 bagian & II ) sebagai berikut :
60 87,5 10 87,5
185 (I)
10 ( II )
Gambar 5.44. Bidang kontak dihitung atas 2 bagian Bagian - I : tx = 185 lx = 185 ty = 60
tx / lx = 1
fxm = 0,0910
ty / lx = 0,324
fym = 0,0608
lx = 185 Mxm = 0,0910 x 185,185 x 0,6 x 1,85 = 18,705 kNm Mym = 0,0608 x 185,185 x 0,6 x 1,85 = 12,497 kNm Bagian – II : tx = 10 lx = 185 ty = 60 lx = 185
tx / lx = 0,054
fxm = 0,2539
ty / lx = 0,324
fym = 0,1161
Mxm = 0,2539 x 185,185 x 0,6 x 0,1 = 2,8211 kNm Mym = 0,1161 x 185,185 x 0,6 x 0,1 = 1,29 kNm Jadi : Mxm = I – II = 15,884 kNm Mym = I – II = 11,207 kNm Momen total ( beban mati + muatan T ) Mxm = 1,617 + 15,884 = 17,501 kNm Mym = 0,334 + 11,207 = 11,541 kNm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-58
(I
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Akibat beban sementara Beban sementara adalah beban angin yang bekerja pada kendaraan sebesar q = 150 kg/m2 pada arah horizontal setinggi 2 (dua ) meter dari lantai
q = 150 kg/m2
2m
1,75 m
Gambar 5.45. Tinjauan terhadap beban angin
Reaksi pada roda = ( 2 x 4 x 1x 150 ) / 1,75 = 685,71 kg = 6,857 kN Sehingga beban roda, T = 100 + 6,857 = 106,857 kN Beban T disebarkan = 106,857 : ( 0,6 x 0,9 ) = 197,9 kN Ditinjau akibat beban 1 ( satu ) roda ( yang menentukan ) pada tengah-tengah plat. Mxm = 0,1477 x 197,9 x 0,6 x 0,9 = 15,784 kNm Mym = 0,0927 x 197,9 x 0,6 x 0,9 = 9,906 kNm Momen total ( beban mati + beban sementra ) ; Mxm = 1,617 + 15,784 = 17,401 kNm Mym = 0,334 + 9,906 = 10,24 kNm •
Momen desain di pakai momen yang terbesar Mxm = 17,501 kNm Mym = 11,541 kNm Mtx = -1,617 kNm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-59
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------3.3. Penulangan Plat Lantai 3.3.1. Penulangan lapangan arah x Mxm = 17,501 kNm Mu
=M/φ
Mu
= 17,501 / 0,8 = 21,876 kNm
Direncanakan tulangan Ø 12 dx = h – p – 0,5 Ø = 200 – 40 – 0,5 x 12 = 154 mm M / b d2 = 21,876 / ( 1 x 0,1542 ) = 922,415 kN / m2 = 922,415 . 10-3 N / mm2 fy ⎤ ⎡ = ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx f ' c ⎥⎦ bxd ⎣ M
2
922,415 E-03 = 320 ρ - 2150,4 ρ2 ρ = 0.00294
ρ < ρ min , dipakai ρ min
ρmin = 0,0035 ρmaks = 0,284 As = ρ x b x d x 106
= 0,0035 x 1 x 0,154 x 106 = 539 mm2
Di pakai tulangan Ø 12 – 200 As terpasang 565 mm2 > 539 mm2 2. Penulangan lapangan arah y Mym = 11,541 kNm Mu
=M/φ
Mu
= 11,541 / 0,8 = 14,426
Direncanakan tulangan Ø 12 dy = h – p – 0,5 Øy – Øx = 200 – 40 - 6 –12 = 142 mm M / b d2 = 14,426 / ( 1 x 0,1422 ) = 715,433 kN / m2 = 715,433 . 10-3 N / mm2 fy ⎤ ⎡ = ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx f ' c ⎥⎦ bxd ⎣ M
2
715,433 E-03 = 320ρ - 2150,4 ρ2 Dari perhitungan didapat : ρ = 0,00227
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-60
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------ρmin
= 0,0035
ρ < ρ min , dipakai ρ min
ρmaks = 0,0284 As = ρ x b x d x 106 = 0,0035 x 1x 0,142 x 106 = 497 mm2 Di pakai tulangan Ø 12 – 200 As terpasang 565mm2 > 497 mm2 3. Penulangan tumpuan Dari PBI ‘ 71 pasal 8. 5. ( 2 ) “ …tulangan momen negatif paling sedikit 1/3 (sepertiga) dari tulangan tarik total yang diperlukan di atas tumpuan… “ Mtx total = 1,617 + ( 1/3 x 17,501 ) = 1,617 + 5, 833 = 7,45 kNm Mu
=M/φ
Mu
= 7,45 / 0,8 = 9,3125 kNm
M / b d2 = 9, 3125 / ( 1 x 0,1542 ) = 392,667 kN / m2 = 392,667 . 10-3 N / mm2 fy ⎤ ⎡ = ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx f ' c ⎥⎦ bxd ⎣ M
2
392,667 E-03 = 320 ρ - 2150,4 ρ2 Dari perhitungan didapat : ρ = 0,00124 ρmin
= 0,0035
ρmaks = 0,0284
ρ < ρ min , dipakai ρ min
As = ρ x b x d x 106 = 0,0035 x 1 x 0,154 x 106
= 539 mm2
Di pakai tulangan Ø 12 – 200 As terpasang 565mm2 > 539 mm2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-61
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
D8-125
D12-200
D12-200
D12-200
D12-200
D12-200
D12-200 D12-200 D12-200
D12-200. D12-200
Gambar 5.46. Penulangan Plat Lantai Kendaraan 4. DIAFRAGMA Diafragma adalah elemen struktural pada jembatan dengan gelagar prategang berupa sebuah balok yang berfungsi sebagai pengaku. Dalam pembebanannya, diafragma ini tidak menahan beban luar apapun kecuali berat sendiri balok diafragma tersebut. Direncanakan : Tinggi balok ( h )
= 1075 mm
Mutu beton
= K-350 ( f ‘ c = 35 Mpa )
Berat jenis beton ( BJ ) = 2400 kg/m3 Tebal balok ( t )
= 200 mm
Tebal penutup beton
= 40 mm
φ tulangan
= 16 mm
φ sengkang
= 8 mm
tinggi efektif
(d )
= h - p - φ sengkang - 0.5 φ tulangan = 1075 - 40 - 8 – 0,5 x 16 = 1019 mm
qd = 1,2 x 0,2 x 1,019 x 2400 = 586,944 kg/m = 5,87 kN / m Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-62
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tulangan Utama ; M = 1/8 ( q x l2 ) = 1/8 ( 5,87 x 1,002 ) = 2,511 kNm Mu = M / φ Mu = 2,511 / 0,8 = 3,138 kNm Mu / bd2 = 3,138 / ( 0,2 x 1,0192 ) = 15,110 kN / m2 = 15,110 . 10-3 N /mm2 fy ⎤ ⎡ = ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx f ' c ⎥⎦ bxd ⎣ M
2
15,110 E-03 = 192 ρ - 774,144 ρ2 Dari perhitungan didapat : ρ = 0,00007 ρmin = 0,0058
ρ < ρmin , maka dipakai ρmin
ρmax = 0,0564 As
= ρmin x b x d = 0,0058 x 0,2 x 1,019 x 106 = 1182,04 mm2
dipilih tulangan 6 φ 16 , As = 1206 mm2 > 1182,04 mm2 Tulangan pembagi = 0,2 x As tul. Utama = 0,2 x 1206 = 241,2 mm2 Dipakai tulangan 4 ∅ 10 ( As = 314 mm2 > 241,2 mm2) ∅8-10
∅8-20
1075 mm 3D16 1,85 m 3 D 16
4 D 10
• • • • • • • • • •
1075 mm ∅ 8 -10
200
Gambar 5.47. Penulangan diafragma Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-63
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------4.1. Perkiraan Gaya Prategang F = Mu/(0,65 x h) = 3138000/(0,65 x 1019) = 4738 N Fo = F/0,8 = 4738 / 0,8 = 5923 N
4.2. Perhitungan Tendon Balok Diafragma Pada dasarnya tendon balok diafragma berfungsi sebagai pengikat balok pratekan dan juga sebagai penahan gaya geser dan guling yang diakibatkan oleh balok pratekan. Perencanaan tendon pada balok diafragma ini berupa tendon lurus dan konsentris (CGC berhimpit dengan CGS). Gaya Prategang untuk penarikan tendon : -
F = 4738 N
-
Fo = 5923 N
Tendon yang digunakan adalah jenis strand 250 KSI, diameter strand 0,25 inch. Data teknis menurut ASTM A-416 : •
Diameter nominal
: 6,35 mm
•
Luas nominal
: 23,2 mm2
•
Minimal UTS
: 184 KN
Tegangan putus minimal (fpu) = 184000 23,2 As1
= 7931 Mpa
= Fo / 0,8 fpu = 5923 / (0,8 x 7931) = 0,933 mm2
As2
= F / 0,7 fpu = 4738 / (0,7 x 7931) = 0,853 mm2
Digunakan tipe angkur E5-3 ( T.Y. Lin Ned - H. Burns, Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1, halaman 304305)
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-64
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------As terpasang = 1 x 2 x 23,2 = 46,4 mm2 Tegangan putus minimal (fpu) = 184000 23,2 = 7931 Mpa 2
As yang digunakan adalah yang terbesar As1 = 0,933 mm Jumlah strand yang digunakan = As1 / 23,2
= 0,933 / 23,2 = 0,04 ~= 2 buah
4.3. Kontrol Tendon Diafragma terhadap Stabilitas Geser dan Guling Balok Pratekan -
Cek Stabilitas Geser Pada perhitungan gaya geser balok pratekan pada halaman 110 diketahui gaya geser balok adalah 0, 206 Mpa dan Tegangan putus minimal tendon diafragma (fpu) = 184000 = 7931 Mpa 23,2 0, 206 Mpa < 7931 Mpa …………. Aman !
-
Cek Stabilitas Guling Sfguling = ∑Mv / ∑MH = (V x X) / MH = (0,8127 x 0,85) / 1760 = 3,924 x 10-4 KNm = 1,1744 x 10-3 Mpa < 7931 Mpa
…………. Aman !.
Gambar 5.48. Angkur Hidup Tipe E5 - 3 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-65
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
G elagar D iafragm a
T endon Pre stress 55
55 8 13
55
B
10
107
A
23
M ortar 65
65
65
185 PE R L E T A K A N D IA F R A G M A SK A L A 1 :15
G elagar M ortar
D iafragm a
T endon Pre stress
185
TAM PAK ATA S S K A L A 1:15
Gambar 5.49. Perletakan Tendon Pengikat Diafragma dan Balok
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-66
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5. BALOK PRATEKAN Fungsi utama gelagar prategang adalah untuk menahan gaya lentur yang ditimbulkan oleh beban-beban di atasnya. Direncanakan ; Mutu beton prategang ( f’c ) = K – 500 (f’c =50 Mpa ). Berat jenis beton ( BJ )
= 2400 kg/m3
Mutu baja ( fy )
= BJTD 40 ( fy = 400 Mpa )
Type kabel prategang
= Uncoated Seven-wire Stress-relieved High Grade Low Relaxation ASTM A-416
Pengangkuran
= Sistem Freyssinet
5.1 Analisa Penampang Gelagar Prategang beff = 1850
125 75
1 2
Yt(c)
2 Yt(p)
180
3
Kt(c)
Kt(p)
1600 1075
cgc composit cgc prestress
Kb(c) Kb(p) 100 225
Yb(p)
4
Yb(c)
4 5 550 650
Gambar 5.50. Gelagar Prategang
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-67
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 5.12. Ukuran Gelagar Prategang No
A (cm2) Y (cm)
153,75 105703,125
•
I (cm4)
A . (Y-Yb(p)) 2
Ix (cm4)
8951,822
4691783,319
4700735,141
1
687,5
2
138,75
145
20118,75
433,59375
756922,82
757356,414
3
2250
85
191250
2929687,50
432224,1
3361911,6
4
235
25,833
6070,755
1305,55
482390,198
483695,748
5
1462,5
11,25
16453,125
61699,22
5245712,69
5307411,91
4773,75 •
A.Y(cm3)
339595,755
14611110,81
Penentuan cgc balok prategang Yb(p)
= Σ A. Y / Σ A = 339595,755 / 4773,75 = 71,14 cm
Yt(p)
= 160 – 71,14 = 88,86 cm
Penentuan batas inti balok prategang Kt(p)
= Ix / ( A . Yb(p) ) = 14611110,81 / ( 4773,75 x 71,14 ) = 43,024 cm
Kb(p)
= Ix / ( A x Yt(p) ) = 14611110,81 / ( 4773,75 x 88,86 ) = 34,44 cm
5.2. Gelagar Komposit Direncanakan : •
Mutu beton gelagar prategang : f’c = 50 Mpa
•
Mutu beton pelat lantai
: f’c = 35 Mpa
•
Modulus elastisitas beton
( E ) = 4730 √f’c E plat = 4730 √35 E balok = 4730 √50
•
Angka ekivalen ( n ) = E balok / E plat = 4730 √50 / 4730 √35 = 1,19
•
Luas plat lantai = 185 x 20 = 3700 cm2
•
Luas plat lantai ekivalen dengan luas beton precast Aeki = Aplat / n = 3700 / 1,19 = 3109,24 cm2
•
beff = Aeki / tplat = 31,094 / 20 = 155,462 cm = 1554,62 mm
•
beff maximum
= 1850 mm ( jarak bersih antar balok )
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-68
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 5.13. Ukuran Gelagar Komposit No
A (cm2)
Y (cm)
P VI
4773,75 3109,24
71,14 170
7882,99 •
•
A.Y(cm3)
I (cm4)
A . (Y-Yb(p)) 2
Ix (cm4)
7258267,516 11143695,53
21869378,33 11226469,53
339604,575 14611110,81 528570,8 82774 868175,375
33095847,86
Penentuan cgc balok komposit Yb(c)
= Σ A. Y / Σ A = 868175.375 / 7882,99 = 110,113 cm
Yt(c)
= 180 – 110,113 = 69,687 cm
Penentuan batas inti balok komposit Kt(c)
= Ix / ( A . Yb(c) ) = 33095847,86 / ( 7882,99 x 110,113 ) = 38,112 cm
Kb(c)
= Ix / ( A x Yt(c) ) = 33095847,86 / (7882,99 x 69,687 ) = 60,091 cm
5.3 Pembebanan Balok Prategang ¾ Beban Mati 1. Berat sendiri balok ( qD1 ) 13,75 kN/m’
x
A
B 32 m
Gambar 5.51. Pembebanan akibat berat sendiri balok qD1 = Abalok x BJ beton = 0,4773x 2400 = 1145,52 kg/m’ = 11,46 kN/m’ qUD1= KMS × qD1 = 1,2 × 11,46 kN/m’ = 13,75 kN/m’ Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-69
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Mencari reaksi tumpuan : Σ MB = 0 L × RA – 0.5 × qUD1 × L2 = 0 32 × RA – 0.5 × 13,75 × 322 = 0 RA = 220 kN Momen pada jarak x dari A :
Gaya Lintang pada jarak x dari A :
MX = RA . x – ½ . qUD1 . x2
Dx = RA - qUD1 . x
MX = 220.x – 6,875.x2
Dx = 220 415,226 – 13,75.x – 20,505.x
M0
= 0 kNm
D0
= 220 kN
M2
= 412,5 kNm
D2
= 192,5 kN
M4
= 770 kNm
D4
= 165 kN
M6
= 1072,5 kNm
D6
= 137,5 kN
M8
= 1320 kNm
D8
= 110 kN
M10
= 1512,5 kNm
D10
= 82,5 kN
M12
= 1650 kNm
D12
= 55 kN
M14
= 1732,5 kNm
D14
= 27,5kN
M16
= 1760 kNm
D16
= 0 kN
2. Beban mati tambahan Beban mati tambahan terdiri atas ; - Berat Pelat Beton
qplat = b x h x BJbeton = 1,85 x 0,2 x 2400 = 888 kg/m’ = 8,88 kN/m’
- Berat Lapisan Aspal
qaspal = b x t x BJaspal = 1,85 x 0,1 x 2200 = 407 kg/m’ = 4,070 kN/m’
- Berat air hujan
qair
= b x th x BJair =1,85x 0,05x 1000 = 92,5 kg/m = 0,925 kN/m’ qD2= 13,875 kN/m’
qUD1 = KMS × qD2 = 1,2 × 13,875 kN/m’ = 16,65 kN/m’
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-70
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------16,65 kN/m’
x B
A 32 m
Gambar 5.52. Pembebanan akibat berat mati tambahan
Mencari reaksi tumpuan : Σ MB = 0 L × RA – 0.5 × qUD1 × L2 = 0 32 × RA – 0.5 × 16,65 × 322 = 0 RA = 266,4 kN Momen pada jarak x dari A : 2
MX = RA . x – ½ . qUD1 . x
MX = 266,4.x – 8,325.x2
Gaya Lintang pada jarak x dari A Dx = RA - qUD1 . x Dx = 266,4 – 16,65.x
M0
= 0 kNm
D0
= 266,4 kN
M2
= 499,5 kNm
D2
= 233,1 kN
M4
= 932,4 kNm
D4
= 199,8 kN
M6
= 1298,7 kNm
D6
= 166,5 kN
M8
= 1598,4 kNm
D8
= 133,2 kN
M10
= 1831,5 kNm
D10
= 99,9 kN
M12
= 1998 kNm
D12
= 66,6 kN
M14
= 2097,9 kNm
D14
= 33,3 kN
M16
= 2131,2 kNm
D16
= 0 kN
3. Beban terpusat balok diafragma P1 = b x h x L x BJbeton = 1.85 x 1.075 x 0.2 x 2400 = 954,6 kg = 9,55 kN PU1 = 1, 2 x P1 = 1, 2 x 9,55 = 11,46 kN
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-71
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------x PU1
PU1
x1
PU1
x2
PU1
x3
PU1
PU1
PU1
PU1
PU1
xi
A
B 4
4
4
4
4
4
4
4
32 m
Gambar 5.53. Pembebanan akibat difragma
Mencari reaksi tumpuan : ΣKV= 0
; RA = RB
RA + RB - ΣPu1 = 0 2 RA = Σ PU1 RA = Σ PU1 / 2 = ( 9 x 11,46 ) / 2 = 40,11 kN Momen pada jarak x dari A :
Gaya Lintang pada jarak x dari A :
M0
= 0 kNm
D0 - 4
= 40,11 kN
M2
= 80,22 kNm
D4 - 8
= 28,65 kN
M4
= 160,44 kNm
D8 - 12 = 17,19 kN
M6
= 217,74 kNm
D12 - 16 = 5,73 kN
M8
= 275,04 kNm
D16
M10
= 309,42 kNm
D20 - 24 = -17,19 kN
M12
= 343,8 kNm
D24
- 28
= -28,65 kN
M14
= 355,26 kNm
D28
- 32
= -40,11 kN
M16
= 366,72 kNm
- 20
= -5,73 kN
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-72
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------¾ Beban hidup ( Beban lajur D )
Beban garis P=12 ton 1 jalur
Beban terbagi rata q t/m’
Gambar 5.54. Beban D
Beban lajur D terdiri dari ; - Beban terbagi rata sebesar q ton per m’ per jalur
q = 2,2 −
1,1 x ( L − 30 ) (ton/m) 60
untuk 30 < L < 60m
L = 32 m q = 2.2 - (1.1 / 60 ) x (32 - 30 )) = 2.1633 t/m Untuk pias selebar ( S ) 1,85 m q’ = ( q / 2,75 ) x S = ( 2,1633 / 2,75 ) x 1,85 = 1,4553 ton/m = 14,55 kN/m’ - Beban garis sebesar P per jalur P = 12 ton Koefisien Kejut K = 1 +
20 ( 50 + L )
= 1+
20 ( 50 + 32 )
= 1,244
Untuk pias selebar ( S ) 1,85 m P’ = ( P / 2,75 ) x K = ( 12 / 2,75 ) x 1,244 x 1,85 = 10,043 ton = 100,43 kN
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-73
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
P’
x
q’
A
B 32 m
Gambar 5.55. Pembebanan akibat beban D
Mencari reaksi tumpuan : ΣKV = 0 ; RA = RB RA + RB - Pu - qU x L = 0 2 RA = Pu + qU x L RA = (Pu + ( qU x L)) / 2 = (100,43 + ( 14,55 x 32 )) / 2 = 283,015 kN Momen pada jarak x dari A : 2
Gaya Lintang pada jarak x dari A :
MX = RA. x - 1/2 . q’. x
DX = RA - q’. x
MX = 283,015.x – ½. 14,55. x2
DX = 283,015 – 14,55. x
M0
= 0 kNm
D0
= 283,015 kN
M2
= 536,93 kNm
D2
= 253,915 kN
M4
= 1015,66 kNm
D4
= 224,815 kN
M6
= 1436,19 kNm
D6
= 195,715 kN
M8
= 1798,52 kNm
D8
= 166,615 kN
M10
= 2102,65 kNm
D10
= 137,515 kN
M12
= 2348,58 kNm
D12
= 108,415 kN
M14
= 2536,31 kNm
D14
= 79,315 kN
M16
= 2665,84 kNm
D16
= 50,215 kN
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-74
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------¾ Beban Sekunder pada Balok Prategang 1. Akibat rem dan traksi Muatan D untuk pias 1,85 m P = ( 12 / 2,75 ) x 1,85
= 8,073 ton
P = (2,1633 / 2,75 ) x 1,85 x 32
= 46,57 ton
Total Muatan D = 54,643 ton = 546,43 kN Gaya rem = 5% x Total Muatan D = 5% x 546,43 kN = 27,3215 kN Tebal aspal = 0,1 m Tebal Plat = 0,2 m Jarak garis netral Yt(p) = 0,8886 Tinggi pusat berat kendaraan = 1,8 m HR = 1,6 x 27,3215 = 43,7144 kN ZR = Yt(p) + h ( pelat & aspal ) + 1,80 = 0,889 + 0,2 + 0,1 + 1,8 = 2,989 m
x
HR ZR
A
B 32 m
Gambar 5.56. Pembebanan akibat rem dan traksi
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-75
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Mencari reaksi tumpuan : Σ MB = 0 ( RA x L ) - ( HR x ZR ) = 0 ( RA x 32 ) - (43,7144 x 2,989)
=0
RA = 4,083 kN Momen pada jarak x dari A : MX = RA. x MX = 4,083. x
Gaya Lintang pada jarak x dari A : DX = RA DX = 4,083
M0
= 0 kNm
D0
= 4,083 kN
M2
= 8,166 kNm
D2
= 4,083 kN
M4
= 16,332 kNm
D4
= 4,083 kN
M6
= 24,498 kNm
D6
= 4,083 kN
M8
= 32,664 kNm
D8
= 4,083 kN
M10
= 40,83 kNm
D10
= 4,083 kN
M12
= 48,996 kNm
D12
= 4,083 kN
M14
= 57,162 kNm
D14
= 4,083 kN
M16
= 65,328 kNm
D16
= 4,083 kN
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-76
499,5 932,4 1298,7 1598,4 1831,5 1998 2097,9 2131,2
412,5 770 1072,5 1320 1512,5 1650 1732,5 1760
M2 M4 M6 M8 M10 M12 M14 M16
0
0
M0
tambahan
gelagar
Momen
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
366,72
355,26
343,8
309,42
275,04
217,74
160,44
80,22
0
diafragma
Momen
2665,84
2536,31
2348,58
2102,65
1798,52
1436,19
1015,66
536,93
0
hidup
(Knm)
65,328
57,162
48,996
40,83
32,664
24,498
16,332
8,166
0
traksi
Tabel 5.14. Rekapitulasi Momen
4257,92
4185,66
3991,8
3653,42
3193,44
2588,94
1862,84
992,22
0
MD
2731,168
2593,472
2397,576
2143,48
1831,184
1460,688
1031,992
545,096
0
ML
6989,088
6779,132
6389,376
5796,9
5024,624
4049,628
2894,832
1537,316
0
MT
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
5.4. Rekapitulasi Momen dan Gaya Lintang
V-77
tambahan 266,4 233,1 199,8 166,5 133,2 99,9 66,6 33,3 0
gelagar 220 192,5 165 137,5 110 82,5 55 27,5 0
Gaya D0 D2 D4 D6 D8 D10 D12 D14
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
D16
5,73
5,73
5,73
17,19
17,19
28,65
28,65
40,11
40,11
diafragma
Beban
50,215
79,315
108,415
137,515
166,615
195,715
224,815
253,915
283,015
hidup
Tabel 5.15. Rekapitulasi gaya lintang
4,083
4,083
4,083
4,083
4,083
4,083
4,083
4,083
4,083
traksi
60,028
149,928
239,828
341,188
431,088
532,448
622,348
723,708
813,608
DT
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
V-78
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.5. Analisa Gaya Pratekan Direncanakan : Mutu beton gelagar prategang
: f’c = 50 Mpa
Titik berat penampang : Yb(p) = 71,14 cm Yt(p) = 88,86 cm Yb(c) = 110,113 cm Yt(c) = 69,867 cm Luas penampang : A(p) = 4773,75 cm2 = 477375 mm2 A(c) = 7882,99 cm2 = 788299 mm2 Momen inersia
: Ix (p) = 14611110,81 cm4 Ix (c) = 33095847,86 cm4
Statis Momen
: Sb (p) = Ix (p) / Yb = 14611110,81 / 71,14 = 205385,308 cm3 = 205385,308 x 103 mm3 St (p) = Ix (p) / Yt = 14611110,81 / 88,86 = 164428,4359 cm3 = 164428,4359 x 103 mm3 Sb (c) = Ix(c) / Yb = 33095847,86/ 110,133 = 300508,003 cm3 = 300508,003 x 103 mm3 St (c) = Ix(c) / Yt = 33095847,86/ 69,867 = 473697,853 cm3 = 473697,853 x 103 mm3
M maks : MDg = 1760 kNm = 1760 x 106 Nmm (akibat berat sendiri gelagar) MDtot = 4257,92 kNm = 4257,92 x 106 Nmm (akibat beban mati total) ML = 2731,168 kNm = 2731,168 x 106 Nmm (akibat beban hidup) Diasumsikan kehilangan tegangan adalah 15 % : R = 100 % – 15 % = 85 % = 0,85 •
Tegangan batas beton berdasarkan peraturan ACI f ‘c = 50 MPa f ‘ci = tegangan beton pada umur 14 hari = 40 Mpa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-79
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Tegangan – tegangan ijin Kondisi awal : f ci = 0,6 . f ‘ci = 0,6 . 40 = 24 Mpa f ti = 0,5 .√ f ‘ci = 0,5 .√ 40 = 3,16 Mpa Kondisi akhir f c = 0,45 f ‘c = 0,45. 50 = 22,5 Mpa f t = 0,5 √ f ‘c = 0,5 √ 50 = 3,535 Mpa St = {ML + (1 – R) MD} / (fc + R . fti) = { 2731,168 x 106 + (1 – 0,85) 4257,92 x 106 } / ( 22,5 + 0,85 . 3,16 ) = 133798,777. 103 mm3 < St penampang Sb = { ML + (1 – R) MD } / ( ft + R . fci ) = { 2731,168 x 106 + (1 – 0,85) 4257,92 x 106 } / ( 3,535+ 0,85 . 24 ) = 140791,978 .103 mm3 < Sb penampang ML / St(c)
= 2731,168 x 106 / 473697,853 x 103 = 5,766 N/mm2 ( MPa )
ML / Sb(c)
= 2731,168 x 106 / 300508,003 x 103 = 9,088 N/mm2 ( MPa )
MDg/ St(p)
= 1760 x 106 / 164428,4359 x 103
= 10,704 N/mm2 ( MPa )
MDg/ Sb(p)
= 1760 x 106 / 205385,708 x 103
= 8,569 N/mm2 ( MPa )
MDtot / St(c) = 4257,92 x 106 / 473697,853 x 103 = 8,988 N/mm2 ( MPa ) MDtot/ Sb(c) = 4257,92 x 106 / 300508,003 x 103 = 14,169 N/mm2 ( MPa ) •
Tegangan penampang dihitung berdasarkan 4 kasus Kasus I : fc = 22,5 MPa
fci = 24 MPa
Kasus II : fti = -3,16 MPa
ft = -3,535 MPa
Kasus III : fc = 22,5 MPa
ft = -3,535 MPa
Kasus IV : fti = -3,16 MPa
fci = 24 MPa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-80
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 5.16. Diagram tegangan penampang dalam 4 kasus σ
Ti
Rti
MDg
MDtot
Ti +MDg
ML
RTI+MDtot+M L
I. σ top
9,113
7,746
10,704 8,988
5,766
17,054 > -3,16 22,5
32,569 27,683 -8,569 -14,169 -9,088 24
4,426 > - 3.535
-13,864 -11,784 10,704 8,988
2,97 < 22,5
σ bottom
II. σ top
5,766
-3,16
23,2027 19,722
-8,569 -14,169 -9,088 15,348 < 24
9,113
10,704 8,988
-3.535
σ bottom
III. σ top
7,746
5,766
17,054 > -3,16 22,5
23,202 19,722 -8,569 -14,169 -9,088 15,348 < 24
- 3.535
-13,864 -11,784 10,704 8,988
5,316 < 22,5
σ bottom
IV. σ top
5,766
-3,16
32,569 27,683 -8,569 -14,169 -9,088 24
3,755 > - 3.535
σ bottom
Gambar 5.57. Diagram tegangan penampang dalam 4 kasus
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-81
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tegangan yang terjadi pada garis netral penampang beton (cgc) dapat dihitung dengan memakai perbandingan segitiga. 1. Kasus I. 32,569 / (1600 + x ) = 9,113 / x
32,569 / 2221,623 = σcgc / 1510,223
32,569 x = 9,113 x + 14580,8
σcgc = 22,140 Mpa
x = 621,623 mm 2. Kasus II. 23,202 / (1600 - x ) =13,864 / x
23,202 / 1012,543 = σcgc / 301,143
23,202 x = 22182,4 – 13,864 x
σcgc = 6,901 Mpa
x = 598,457 mm 3. Kasus III. 23,202 / (1600 + x ) = 9,113/ x
23,202 / 2634,907 = σcgc / 1923,507
23,202 x = 14580,8 + 9,113 x
σcgc = 16,938 Mpa
x = 1034,907 mm 4. Kasus IV. 32,569 / (1600 - x ) =13,864 / x
32,569 / 1122,271 = σcgc / 410,871
32,569 x = 22182,4 – 13,864 x
σcgc = 11,923 Mpa
x = 477,729 mm •
Mencari gaya pratekan σcgc = Ti / A Ti = σcgc x A
•
Eksentrisitas tendon (e) dapat ditentukan
σ bottom = e =
Ti .e Ti Ti .e + = σ cgc + Sb A Sb
Sb × ( σ bottom − σ cgc Ti
)
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-82
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 5.17. Eksentrisitas Tendon Kasus
Ti (KN)
e (mm)
I
10569,083
202,663
II
3294,365
1016,277
III
8085,778
159,111
IV
5691,742
745,006
Berdasarkan tabel tersebut, kita dapat menggambarkan daerah aman dengan memplot e sebagai fungsi Ti, setiap titik di daerah aman ini akan memberikan desain yang baik serta memenuhi persyaratan batas-batas tegangan ijin. Ti (kN) I
10569,1 8085,8
III
6150
IV
5691,7 II
3294,4
Gambar 5.22. Daerah aman Ti dan e
159,11 202,66
618 745,01
e (mm) 1016,28
Gambar 5.58. Grafik Eksentrisitas Tendon e max = yb – ½ ∅tendon - ∅tul.begel - ∅tul.utama - penutup = 71,14 – 6,35/2 – 0,6 – 1,4 – 4 = 61,965 cm Dipilih Ti = 6150 kN dengan e = 618 mm < e max = 619,65 mm
5.6. Penentuan Jumlah Tendon. Dipakai Uncoated Seven-wire Stress relieved for Prestressed Concrete Highgrade-Low Relaxation ASTM – 416 dengan pengangkuran sistem Freyssinet.
Spesifikasi dari Freyssinet : Diameter nominal
: 12,7 mm
Luas nominal
: 98,71 mm2
Minimal UTS
: 184000 N (Ultimate Tension Strangth)
Modulus Elastisitas (E) : 195 KN/mm2 Tegangan putus ( fpu )
: 184000 / 98,71 = 1864 MPa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-83
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------As = Ti / 0,7 fpu = 6,15 x 106 / 0,7.1864 = 4713,366 mm2 Jumlah strand = 4713,366 / 98,71 = 47,75 ⇒ 48 buah Tipe angkur ( T.Y. Lin , Desain Struktur Beton Prategang Jilid 2 hal. 254 ) ⇒
7 buah
⇒
4 buah
= 48 / 19 = 2,53 ⇒
3 buah
7
K
5 jumlah tendon = 48 / 7
= 6,85
12
K
5
= 48 / 12 = 4
19
K
5
Dipilih : Tipe angkur
: 12 K 5
Tipe dongkrak
: K 200
Jumlah tendon
: 4 buah
Jumlah strand
: 48 buah
As terpasang
: 48 x 98,71 = 4738,08 mm2
Diameter selongsong
: 6,35 cm
Tegangan tendon ( fsi ) : Ti / As = 6,15 x 106 / 4738,08 = 1297,994 Mpa Ti per tendon Checking lebar badan
: 6,15 x 106 / 4 = 1,5375 x 106 N :
2 x penutup + 2 x ∅tul. + 2 x ∅tul.begel + ∅tendon. (2 x 4) + (2x 1,2) + (2 x 0,6) + 6,35 ≤ b
17,95 cm < 18 cm ⇒ OK 5.7. Penentuan Kehilangan Tegangan Sesungguhnya. Harga R yang sesungguhnya dapat ditentukan sesuai dengan kehilangan tegangan yang sebenarnya. Tegangan-tegangan pada penampang tengah dihitung kembali serta dibandingkan dengan tegangan ijinnya. Kehilangan tegangan pada konstruksi beton prategang dapat diakibatkan oleh : (T.Y. Lin Ned - H. Burns, Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1, halaman 76 – 91) 1. Elastic shortening of concrete (perpendekan elastis beton) 2. Creep in concrete (rangkak beton) 3. Shrinkage in concrete (susut beton) 4. Steel relaxation (relaksasi baja) Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-84
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.7.1. Perpendekan Elastis Beton ( Elastic Shortening ) Pada postensioning, untuk pemasangan tendon lebih dari satu kehilangan tegangan terbesar terjadi pada tendon yang diberi tegangan pertama, dan kehilangan ini akan menurun pada tendon-tendon yang diberi tegangan berikutnya. Pada tendon yang diberi tegangan terakhir, kehilangan tegangan sama dengan nol. Kehilangan tegangan rata-rata sama dengan 0,50 dari kehilangan tegangan yang terbesar. ES = n . Fo / Ac direncanakan : Ap = 477375 mm2 Ti’ = 1,5375 x 106 N m = 4 tendon Ec = 4700 √50 = 33234,018 Mpa Es = 195000 MPa n = Es / Ec = 195000 / 33234, 018 = 5, 86 Tendon I : Fo = 1,5375 x 106 x ( 4 - 1 ) = 4,6125.106 N ES = 5, 86 x 4,6125 x 106 / 477375 = 56,62 Mpa Tendon II : Fo = 1,5375 x 106 ( 3 - 1 ) = 3,075 . 106 N ES = 5, 86 x 3,075 x 106 / 477375 = 37,747 Mpa Tendon III : Fo = 1,5375 x 106 x ( 2 - 1 ) = 1,5375 .106 N ES = 5, 86 x 1,5375 x 106 / 477375 = 18,87 Mpa Tendon IV : Fo = 1,5375 x 106 x ( 1 - 1 ) = 0 ES = 5, 86 x 0 / 477375 = 0 Kehilangan tegangan rata-rata : ES rata - rata =
56,62 + 37,747 + 18,87 + 0 = 28,309 Mpa 4
Kehilangan tegangan ES = 28,309 Mpa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-85
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.7.2. Rangkak Beton ( Creep )
CR = Kcr x n x fc Notasi : Kcr = Koefisien rangkak = 1,6 untuk postension fc
= Ti /Ac = 6,15 x 106 / 477375= 12,88 Mpa
n
=
Es = 5,86 Ec
CR = 1,6 x 5, 86 x 12,88 = 120,76 MPa Kehilangan tegangan CR = 120,76 Mpa 5.7.3. Susut Beton ( Shrinkage )
SH = 550.10-6 x Kshx Es x ( 1- 0,06 V/S ) ( 1,5 – 0,015 RH ) Notasi : Ksh = 0,64 ( Tabel 26-1 ACI ) Es = 195000 MPa V
= volume gelagar dalam inch
S
= luas permukaan gelagar dalam inch
RH = Angka kelembaban relatif = 80 V 4773,75 x 3200 1,53.107 = = S (55 + 65 + 2x22,5 + 2x12,5 + 2x107,5 + 2x19,96 + 2x25,54 ) x 3200 1,59.106 = 9,624 cm = 3,789 inch SH = 550.10-6 x 195000 x 0,64 x ( 1 - 0,06 x 3,789 ) ( 1,5 - 0,015 x 80 ) = 15,91 Mpa Kehilangan tegangan SH = 15,91 Mpa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-86
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.7.4. Relaksasi Baja ( Relaxation )
RE = [ Kre - J ( SH + CR + ES) ] C Notasi : Untuk tipe Uncoated Seven-wire Stress relieved for Prestressed Concrete Highgrade-Low Relaxation ASTM – 416 didapat ;
Kre = 35 Mpa ( Tabel 4-5 hal.88 Buku T.Y.Lin ) J
= 0,04
fpi = 0,7 fpu
fpi / fpu = 0,7 dari tabel 26.3 ACI didapat ;
C = 0,75 RE = [ 35 - 0,04 x ( 15,91 + 120,76 + 28,309) ] 0,75 = 21,3 Mpa Kehilangan tegangan RE = 21,3 Mpa Kehilangan tegangan total
H = ES + CR + SH + RE
= 28,31+ 120,76 + 15,91 + 21,30 = 186,28 MPa Prosentase kehilangan tegangan E
= (186,28 / 1297,994) x 100% = 14,35 %
R
= 100 – 14,35 = 85,65 % = 0,86
5.8. Kontrol Tegangan
Tegangan yang terjadi pada penampang ditinjau dari beberapa kondisi, antara lain : 1. Pada saat transfer tegangan ( hanya memikul berat sendiri saja ). 2. Setelah Pelat di cor (sudah terjadi kehilangan tegangan ). 3. Setelah beban hidup bekerja. Diketahui ; Ti = 6150 kN = 6150000 N e = 618 mm A(p) = 477375 mm2 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-87
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------A(c) = 788299 mm2 Yb(p) = 711,4 mm Yt(p) = 888,6 mm Yb(c) = 1101,33 mm Yt(c) = 698,67 mm Ix (p)
= 14611110,81 x 104 mm4
Ix (c)
= 33095847,86 x 104 mm4
Sb (p) = 205385308 mm3 St (p)
= 164428435,9 mm3
Sb (c)
= 300508003 mm3
St (c)
= 473697853 mm3
MDbeam = M akibat berat sendiri balok = 1760 kNm = 1760 x 106 Nmm MDslab = M akibat beban tambahan = 2497,92 kNm = 2497,92 x 106 Nmm ML = M akibat beban hidup = 2731,168 kNm = 2731,168 x 106 Nmm MT = M total = 6989,088 kNm = 6989,088 x 106 Nmm 5.8.1. Gaya pratekan dan berat sendiri sesaat setelah transfer tegangan pratekan f
top
=
(T . e).Y T tp M D beam i − i + A I S p x tp
=
6150000 (6150000 x 618) x 888,6 1760 x 106 − + 477375 14611110,81 x 10 4 164428435,9
= 0,4737 Mpa < -3,16 Mpa
≤ f
ok !
(T . e).Y T i bp M D beam i f = + − bottom A I S p x bp =
ti
≤ f
ci
6150000 (6150000 x 618) x 711,4 1760 x 106 + − 477375 14611110,81 x 10 4 205385308
= 22,816 Mpa < 24 Mpa ok !
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-88
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.8.2. Setelah kehilangan tegangan dan pelat dicor f
top
=
R . (T . e ).Y R .T i tp M D beam + M D slab i− + Ap I S x tp
=
0,86x6150000 0,86x(6150000 x 618) x888,6 4257,92x106 − + 477375 14611110,81 x 10 4 164428435,9
≤ f
t
= 17,091 Mpa < -3,535 Mpa ok !
f
bottom =
=
R . (T . e).Y R .T i bp M D beam + M D slab i+ − S I A bp x p
0,86x6150000 0,86x(6150000x618) x711,4 + 14611110,81 x 10 4 477375
= 6,258 Mpa < 22,5 Mpa
−
≤ f
c
4257,92x106 205385308
ok !
5.8.3. Setelah beban hidup bekerja pada balok komposit f
top
=
R . (T . e).Y R .T i tp M D beam + M D slab ML i− + + S Ap I S x tp
≤ f
c
2731,168 x 106 0,86 x 6150000 0,86 x (6150000 x 618) x 888,6 4257,92 x 106 − + + 477375 14611110,81 x 10 4 164428435,9 557104675,5 = 21,991 Mpa < 22,5 Mpa ok ! =
R . (T . e).Y R .T i bp M D beam + M D slab i = + − f bottom S I A bp x p =
0,86 x 6150000 0,86 x (6150000 x 618) x 711,4 + 477375 14611110,81 x 10 4
ML ≤ f p S bc 4257,92 x 10 6 205385308
2731,168 x 10 6 300508,003
= -2,826Mpa < -3,535 Mpa ok !
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-89
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.9. Daerah Aman Kabel Prategang
Gaya pratekan Ti =6150 kN dianggap konstan sepanjang tendon. Letak kabel prategang di dalam beton mengikuti lengkung parabola. Agar konstruksi tetap aman maka konstruksi kabel harus terletak di antara kedua garis aman kabel. Diketahui : fci = 24 Mpa fti = 3,16 Mpa fc = 22,5 Mpa ft = 3,535 Mpa A (p) = 477375 mm2 = 788299 mm2
A(c)
Sb (p) = 205385308 mm3 St (p) = 164428435,9 mm3 St (c) = 473697853 mm3 = 300508003 mm3
Sb (c)
Yt(p) = 888,6 mm
Yt(c) = 698,67 mm
Yb(p) = 711,4 mm
Yb(c) = 1101,33 mm
Ix(p) = 14611110,81 cm4 Ix(c) = 33095847,86 cm4 5.9.1. Keadaan A, Akibat Gaya Pratekan Ti Dan Berat Sendiri Balok Mdbeam
σcgc = Ti / A = 6,15 x 106 / 477375 = 12,88 Mpa Pada serat terbawah akan terjadi tegangan : f
bottom
=f
ci
=
T (T .e ) M D beam i + i − S S A b b p
S M e1 = b f ci − σcgc + D beam T T i i
(
205385308 e1 = 6,15x106
)
( 24 −
12,88 ) +
M D beam 6,15x106
M e1 = 371,363 + D beam 6,15x106 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-90
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------M0 = 0 kNm
e0 = 371,363 mm
M2 = 412,5 kNm
e2 = 438,436 mm
M4 = 770 kNm
e4 = 496,566 mm
M6 = 1072,5 kNm
e6 = 545,753 mm
M8 = 1320 kNm
e8 = 585,997 mm
M10 = 1512,5 kNm
e10 = 617,297 mm
M12 = 1650 kNm
e12 = 639,655 mm
M14 = 1732,5 kNm
e14 = 652,989 mm
M16 = 1760 kNm
e16 = 657,541 mm
Pada serat teratas akan terjadi tegangan :
f
T (T .e ) M D beam = - f ti = i − i + top A S S p t t
S M e2 = t f ti + σcgc + D beam T T i i
(
e2 =
)
164428435,9 6,15x10
e2 = 428,85 +
6
( 3,16 +
12,88 ) +
M D beam 6,15x106
M D beam 6,15x106
M0 = 0 kNm
e0 = 428,85 mm
M2 = 412,5 kNm
e2 = 495,923 mm
M4 = 770 kNm
e4 = 554,053 mm
M6 = 1072,5 kNm
e6 = 603,240 mm
M8 = 1320 kNm
e8 = 643,484 mm
M10 = 1512,5kNm
e10 = 674,785 mm
M12 = 1650 kNm
e12 = 697,140 mm
M14 = 1732,5 kNm
e14 = 710,550 mm
M16 = 1760 kNm
e16 = 715,028 mm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-91
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.9.2 Keadaan B, setelah beban hidup bekerja dan terjadi kehilangan tegangan Pada serat teratas akan terjadi tegangan :
f
RT R. (T .e ) M i− i = fc = + T top A S S p t t
S MT e3 = t − f c + R σcgc + RT RT i i
(
e3 =
)
M 473697853 T ( − 22,5 + 0,86.12,88 ) + 6 0,86 x6,15.10 0,86x6,15.10 6
e 3 = - 1023,094 +
M
T 5,289x10 6
M0 = 0 kNm
e0 = -1023,094 mm
M2 = 1537,316 kNm
e2 = -732,431 mm
M4 = 2894,832 kNm
e4 = -475,763 mm
M6 = 4049,628 kNm
e6 = -257,424 mm
M8 = 5024,624 kNm
e8 = -73,080 mm
M10 = 5796,9
e10 = 72,935 mm
kNm
M12 = 6389,376 kNm
e12 = 184,956 mm
M14 =6779,132 kNm
e14 = 258,648 mm
M16 = 6989,088 kNm
e16 = 298,344 mm
Pada serat terbawah akan terjadi tegangan : f
bottom
e4 = e4 =
RT R. (T .e ) M i+ i - T = - ft = A S S p b b
S M b −f − R σ T + cgc t RT RT i i
(
)
M 300508003 T ( ) − 3 , 535 − 0 , 86 x 12 , 88 + 0,86 x6,15.10 6 0,86x6,15x10 6
e 4 = - 830,207 +
M
T 5,289x10 6
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-92
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------M0 = 0 kNm
e0 = -830,207 mm
M2 = 1537,316 kNm
e2 = -539,544 mm
M4 = 2894,832 kNm
e4 = -282,876 mm
M6 = 4049,628 kNm
e6 = -64,537 mm
M8 = 5024,624 kNm
e8 = 119,087 mm
M10 = 5796,9
kNm
e10 = 265,822 mm
M12 = 6389,376 kNm
e12 = 377,843 mm
M14 =6779,132 kNm
e14 = 451,535 mm
M16 = 6989,088 kNm
e16 = 491,231 mm
Trace dari e1, e2, e3 dan e4 dapat dilukis dan akan memberikan daerah aman bagi tendon. Batas – batas ini dapat disederhanakan menjadi e1 dan e4 saja saat x = 16 m, batas daerah aman = 657,541 –491,231 = 166,310 mm = 16,631 cm -888,6 mm --830,21 (-)
-282,88
0 119,09
σcgc
377,84
( +) 371,363
496,566
711,4 mm
585,997
639,655
491,23 618 σcgs
657,541
Gambar 5.23. Daerah aman kabel prategang 0m
4,00 m
8,00 m
12,00 m
16,00 m
Gambar 5.59. Grafik Daerah Aman Kabel Prategang
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-93
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.10. Lay Out Tendon Prategang Bentuk lay out tendon memanjang adalah parabola. Untuk menentukan posisi tendon digunakan persamaan garis lengkung : Y
Y = 4 f ( Lx – x2 ) / L2 x1
X y1
f l
Gambar 5.60. Grafik persamaan lengkung parabola Dimana :
y = ordinat tendon x = panjang tendon L = panjang bentang f = tingi puncak tendon
108,271
58,757 83,514
34
cgc
9,34 0m
4,0 m
8m
12,0 m
16,0 m
Gambar 5.61. Perencanaan lay out tendon Puncak lengkung tiap – tiap tendon adalah sebagai berikut : - Tendon I
: fI = 108,271 – 9,34 = 98,931 cm
- Tendon II
: fI = 83,514 – 9,34 = 74,174 cm
- Tendon III
: fI = 58,757 – 9,34 = 49,417 cm
- Tendon IV
: fI = 34 – 9,34 = 24,66 cm
Contoh perhitungan untuk tendon I
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-94
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------y1 ' = =
4 f (lx − x 2 ) l2 4 x 98,931 x (3200 x − x 2 ) 395,724 ( 3200 x − x 2 ) = 32002 32002
Untuk x = 2,0 m = 200 cm
y '1 =
395,724 x (3200 x 200 − 200 2 ) = 23,186 cm 32002
y1 = ya − y1 ' = 108,271 − 23,186 = 85,085 cm Perhitungan jarak kabel dari tepi bawah disajikan dalam tabel berikut ; Tabel 5.18. Jarak Kabel dari Tepi Bawah Balok
Jarak Tendon ke Tepi bawah (cm)
Jarak Tendon I
Langsung (cm)
ya
Tendon II = ya = 83,514 cm
108,271cm
Tendon III
Tendon IV
ya =58,757cm
ya =34 cm
0
108,271
83,514
58,757
34
200
85,085
66,129
47,174
28,22
400
64,988
51,062
37,137
23,211
600
47,984
38,314
28,643
18,972
800
34,072
27,883
21,694
15,505
1000
23,252
19,77
16,289
12,807
1200
15,523
13,975
12,428
10,881
1400
10,885
10,498
10,112
9,72
1600
9,34
9,34
9,34
9,34
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-95
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
0m
4,0 m
8,0 m
12,0 m
16,0 m
Gambar 5.62. Lay out tendon 5.11. Perpanjangan Kabel
( T.Y. Lin N. - H. Burns, Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1, halaman 108 ) Perpanjangan kabel perlu dihitung untuk menentukan masuknya anchor head ke dalam sheath, bila ditarik dengan gaya sebesar Fn, beton akan mengalami tekanan sebesar Fn pula. Sehingga perpanjangan relatif kabel dapat ditentukan sebagai berikut : •
Akibat Lenturan Beton
∆L = ( fsi x L’ ) / Es dimana :
•
∆L
= perpanjangan kabel
fsi
= 1297,994 MPa = 12979,94 kg/cm2
Es
= 195000 MPa = 1950000 kg/cm2
L’
= panjang kabel = L x ( 1 + 2,67 x ( f / L )2 )
Akibat Elastisitas Beton
∆L = ( σb’ x L’ ) / Ec dimana : σb’= 0,37 x f’c = 0,37 x 50 = 18,5 MPa = 185 kg/cm2 Ec = 4700 √fc’= 4700 √50 = 33234,02 Mpa = 332340,2 kg/cm2 •
Akibat Susut Beton ∆L= ( Eb x L’ )
Eb = 0,003 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-96
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Untuk Tendon 1
L = 3200 cm F = 98,931 cm L’ = 3200 x ( 1 + 2,67 x 98,9312 / 32002 ) = 3208,166 cm •
akibat lenturan beton ∆L = ( fsi x L’ ) / Es ∆L = (12979,94 x 3208,166) / 1950000 = 21,354 cm
•
akibat elastisitas beton ∆L = ( 185 x 3208,166) / 332340,2 = 1,785 cm
•
akibat susut beton ∆L = 0,003 x 3208,166 = 9,624 cm Perpanjangan Total = 21,354 + 1,785 + 9,624 = 32,763 cm
•
Untuk Tendon 2
L = 3200 cm F = 74,174 cm L’ = 3200 x ( 1 + 2,67 x 74,1742 / 32002 ) = 3204,59 cm •
akibat lenturan beton ∆L = ( fsi x L’ ) / Es ∆L = (12979,94 x 3204,59) / 1950000 = 21,33 cm
•
akibat elastisitas beton ∆L = ( 185 x 3204,59) / 332340,2 = 1,784 cm
•
akibat susut beton ∆L = 0,003 x 3204,59= 9,61 cm Perpanjangan Total = 21,33 + 1,784 + 9,61 = 32,724 cm
•
Untuk Tendon 3
L = 3200 cm F = 49,417 cm L’ = 3200 x ( 1 + 2,67 x 49,4172 / 32002 ) = 3202,037 cm •
akibat lenturan beton ∆L = ( fsi x L’ ) / Es ∆L = (12979,94 x 3202,037) / 1950000 = 21,314 cm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-97
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
akibat elastisitas beton ∆L = ( 185 x 3202,037) / 332340,2 = 1,782 cm
•
akibat susut beton ∆L = 0,003 x 3202,037 = 9,606 cm Perpanjangan Total = 21,314 + 1,782 + 9,606 = 32,702 cm
•
Untuk Tendon 4
L = 3200 cm F = 34 cm L’ = 3200 x ( 1 + 2,67 x 342 / 32002 ) = 3200,96 cm •
akibat lenturan beton ∆L = ( fsi x L’ ) / Es ∆L = (12979,94 x 3200,96) / 1950000 = 21,307 cm
•
akibat elastisitas beton ∆L = ( 185 x 3200,96) / 332340,2 = 1,782 cm
•
akibat susut beton ∆L = 0,003 x 3200,96 = 9,603 cm Perpanjangan Total = 21,307 + 1,782 + 9,603 = 32,692 cm
5.12. Kontrol Terhadap Lendutan ¾ Akibat Gaya Prategang Gaya Prategang Awal ( Ti )
Ti = 6,15.106 N Ix = 14611110,81 x 104 mm4 E = 618 mm Ec = 33234,02 Mpa M = Ti x e = 6,15.106 x 618 = 3,8 x 109 Nmm M = 1/8 x q x L2 q = 8 x M / L2 = 8 x 3,8 x 109 / 320002 = 29,687 N/mm δ1 =
29,687 x 320004 5 5 q . L4 = = 83,471 mm ( ↑ ) x x 384 Ec. I 384 33234,02 x 14611110,81 x 104
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-98
Bab V Perencanaan
--------------------------------------------------------------------------------------------------- Gaya Prategang Akhir ( RTi )
Ti = 6,15 x 106 N E = 618 mm Ix = 33095847,86 x 104 mm4 M = RTi x e = 0,86 x 6,15 . 106 x 618 = 3,268 x 109 Nmm M = 1/8 x q x L2 q = 8 x M / L2 = 8 x 3,268 x 109 / 320002 = 25,53 N/mm δ2=
5 q . L4 5 25,531 x 32000 4 x = x = 34,211 mm ( ↑ ) 384 Ec. I 384 33234,02 x 30658584,5 x 10 4
¾ Akibat Berat Sendiri Balok Prategang
q = 13,75 kN/m’ = 13,75 N/mm 5 q . L4 x 384 Ec. I 13,75 x 320004 5 = = 38,661 mm ( ↓ ) x 384 33234,02 x 14611110,81 x 104
δ3=
¾ Akibat Berat Diafragma
M = 366,72 kNm =366,72 x 106 Nmm Ix = 30658584,5 x 104 mm4 q = 8 x M / L2
= 8 x 366,72 x 106 / 320002 = 2,865 N/mm
5 q . L4 x 384 Ec. I 2,865 x 320004 5 = = 3,84 mm ( ↓ ) x 384 33234,02 x 30658584,5 x 104
δ4=
¾ Akibat beban mati ( aspal + air hujan )
q = 16,65 kN/m’ = 16,65 N/mm 5 q . L4 x 384 Ec. I 16,65 x 320004 5 = = 22,31 mm ( ↓ ) x 384 33234,02 x 30658584,5 x 104
δ5=
¾ Akibat Beban Hidup
Muatan Terbagi Rata q = 14,55 N/mm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-99
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Muatan Terpusat P = 100,43 kN = 100430 N 1 P . L3 5 q . L4 + x x 384 Ec. I 48 Ec. I 5 14,55 x 32000 4 1 100430 x 320003 = x + x 384 33234,02 x 30658584,5 x 10 4 48 33234,02 x 30658584,5x 10 4
δ6=
= 26,224 mm ( ↓ )
Lendutan pada Keadaan Awal
δijin = ( 1 / 300 ) x L = ( 1 / 300 ) x 32000 = 106,66 mm δ
= δ1 + δ3 = 83,5 – 38,66 = 44,84 mm ( ↑ ) < δijin = 106,6 mm
Pada keadaan awal terjadi lendutan ke atas (chamber) Lendutan pada Keadaan Akhir
δ
= δ2 + δ3 + δ4 + δ5 + δ6 = 34,2 – 38,66 – 3,84 – 22,31 – 26,2 = 56,81 ( ↓ ) < δijin = 106,6 mm
Pada keadaan akhir terjadi lendutan ke bawah 5.13. Perhitungan Penulangan Balok Prategang
Perhitungan penulangan konvensional balok prategang adalah terhadap momen dan gaya lintang akibat berat sendiri balok saat dilakukan ke lokasi pekerjaan . Kondisi terburuk yang menyebabkan momen serta gaya lintang terbesar apabila pengangkatan dilakukan melalui ujung –ujung balok.
B
A 32 m
Gambar 5.63. Gelagar akibat pengangkatan
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-100
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Berat sendiri balok ( q ) = 13,75 kN / m
Mencari gaya momen maksimum : ∑ MB = 0 RA x L – 0,5 . q . L2 = 0 RA x 32 – 0,5 ( 13,75 ) x 32 2 = 0 RA = 220 kN Momen maksimum terletak di tengah bentang ( 0,5 L ) Mmax = RA x X – 0,5 q X2 = 220 x 16 – 0,5 ( 13,75 ) 162 = 1760 kNm Mencari gaya lintang maksimum Gaya lintang maksimum terletak di tepi bentang ( x = 0 m ) Dx = RA – q X = 220 – ( 13,75 ) x 0 = 220 kN
Maka tumpuan penarikan pada tepi bentang
Tinggi balok ( h )
= 1600 mm
Lebar balok
= 550 mm
Tebal selimut beton
= 40 mm
∅ tulangan utama
= 16 mm
∅ tulangan sengkang
= 12 mm
Tinggi efektif ( d )
= h – p – 0,5 ∅ tul. Utama -∅ tul. Sengkang = 1600 – 40 – 0,5 x 16 – 8 = 1544 mm
5.13.1. Perhitungan Penulangan Konvensional
M / bd2 = 1760 . 106 / ( 550 x 15442 ) = 1,34 N / mm2 fy ⎤ ⎡ = ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx f ' c ⎥⎦ bxd ⎣ M
2
1,34 = 320 ρ - 1505,28 ρ2 Dari hasil perhitungan didapat : ρ
= 0,0042
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-101
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------ρmin = 0,0035
ρmin < ρ < ρ max , dipakai ρ
ρmaks = 0,0406 As = ρ x b x d x 106 = 0,0042 x 550 x 1545 = 3568,95 mm2 Di pakai tulangan 20 Ø 14 As terpasang 4019,2 mm2 > 3568,95 mm2 5.13.2 Kontrol Terhadap Tegangan Geser
( T.Y. Lin Ned - H. Burns, Desain Struktur Beton Prategang Jilid 1, halaman 218 ) Gaya lintang terbesar terjadi pada tumpuan, jadi : X =0 Y = 4 f X (L-X) / L2 = 4 f (L X - X2) / L2 Y’ = tg α = 4 f ( L - 2X ) / L2 X =0→
tg α = 4 f / L ,
Dimana ; f = e = 618 mm L = 32000 mm DU = RTi x tg α = 5,289 .106 x 4 x 618 / 32000 = 408575,25 N DA = gaya lintang di tumpuan = 813,608 kN = 813608 N Q
= DA - DU = 813608 – 408575,25 = 405032,75 N
Data Penampang A
= 477375 mm2
Yb = 711,4 mm Yt = 888,6 mm Ix
= 14611110,81 cm4 = 14611110,81. 104 mm4
Sb = 205385308 mm3 St
= 164428435,9 mm3
τ ijin = 0,43 x f’c = 0,43 x 50 = 21, 5 MPa τ b = ( Q x St ) / ( b x Ix ) = ( 405032,75 x 164428435,9 ) / ( 180 x 14611110,81. 104 ) = 2,532 Mpa τ b’ = ( RTi / A ) + ( RTi x e x Yt ) / Ix = (5,289 .106 / 477375 ) + (5,289 .106 x 618 x 888,6 ) /14611110,81. 104 = 30,958 Mpa τ t = √ ((τ b )2+ (τ b’/ 2 )2 ) - τ b’ / 2 = √ ( ( 2,532 )2 + ( 30,958 / 2 )2 ) – 30,958 / 2 = 0, 206 MPa
< τijin = 21,5 Mpa
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-102
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Maka perencanaan balok prategang tanpa tulangan geser. 5.13.3 Perhitungan Tulangan Sengkang
Persamaan parabola tendon : Y = ( 4f / L2 ) x ( LX - X2 ) Y’ = tg ∅ = ( 4f / L2 ) x ( L - 2X ) f = e = 618 mm tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X ) Jarak sengkang : S = ( d x Av x fy ) / Vs
dimana : S = jarak sengkang d = tinggi balok
= 160 cm
d’ = 160 – 2 x 4
= 152 cm
Av = luas sengkang fy = 4000 kg/cm2 (BJTD 40) Vs = Vu - Vc Vu0
= 813608 N
Vu2
= 723708 N
Vu4
= 622348 N
Vu6
= 532448 N
Vu8
= 431088 N
Vu10
= 341088 N
Vu12
= 239828 N
Vu14
= 149928 N
Vu16
= 60028 N
Vc
= RTi x sin ∅
RTi
= 5,289 .106 N
Untuk jarak 0 - 200 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 -2X ) = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2 x 0 ) = 0,07725 → ∅ = 4, 417 ° Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-103
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------sin ∅ = 0,077 Vc = RTi x sin∅ = 5,289 .106 x 0,077 = 407253 N Vs = Vu - Vc = 813608 – 407253 = 406355 N Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2 S = ( d x Av x fy )/Vs = ( 152 x 1,130 x 4000 )/40635,5 = 16,9 cm ≈ 169 mm Untuk jarak 200 – 400 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X ) = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 – 2 x 2000 ) = 0,0675
→ ∅ = 3,86 °
sin ∅ = 0,0673 Vc = RTi x sin∅ = 5,289 .106 x 0,0673 = 355949,7 N Vs = Vu - Vc = 723708 – 355949,7 = 367758,3 N Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2 S = ( d x Av x fy ) / Vs =(152x 1,13x 4000)/ 36775,83 = 18,7 cm ≈ 187 mm Untuk jarak 400 – 600 cm
tg ∅
= ( 4 x 618 / 320002 ) x (32000 - 2X ) = ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 4000 ) = 0,058 → ∅ = 3,32 °
sin ∅ = 0,058 Vc = RTi x sin∅ = 5,289.106 x 0,058 = 306762 N Vs = Vu – Vc = 622348 – 306762 = 315586 N Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2 S = (d x Av x fy ) / Vs = (152 x 1,13x 4000) / 31558,6 = 21,8 cm ≈ 218 mm Untuk jarak 600 – 800 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X ) = ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 6000 ) = 0,048 → ∅ = 2, 748 °
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-104
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------sin ∅ = 0,0432 Vc = RTi x sin∅ = 5,289.106 x 0,0432 = 228484,8 N Vs = Vu - Vc = 532448 – 228484,8 = 303963,2 N Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2 S = (d x Av x fy) / Vs = (152 x 1,13 x 4000)/ 30396,32 = 22,6 cm ≈ 226 mm Untuk jarak 800 – 1000 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X ) = ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 8000 ) = 0,038 → ∅ = 2, 176 ° sin ∅ = 0,0379 Vc = RTi x sin∅ = 5,289.106 x 0,0379 = 200453,1 N Vs = Vu - Vc = 431088 – 200453,1 = 230634,9 N Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2 S=(d x Av x fy) / Vs = (152 x 1,13 x 4000) / 23063,49 = 29,8 cm ≈ 298 mm Untuk jarak 1000 – 1200 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X ) = ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 10000 ) = 0,0289 → ∅ = 1,655 ° sin ∅ = 0,0288 Vc = RTi x sin∅ = 5,289.106 x 0,0288 = 152323,2 N Vs = Vu - Vc = 341088 – 152323,2 = 188764,8 N Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2 S = (d x Av x fy ) / Vs = (152 x 1,13 x 4000 )/18876,48 = 36,4cm ≈ 364 mm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-105
Bab V Perencanaan
--------------------------------------------------------------------------------------------------- Untuk jarak 1200 – 1400 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X ) = ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 12000 ) = 0,0193 → ∅ = 1,105 ° sin ∅ = 0,0192 Vc = RTi x sin∅ = 5,289.106 x 0,0192 = 101548,8 N Vs = Vu - Vc = 239828 – 101548,8 = 138279,2 N Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2 S = (d x Av x fy ) / Vs = (152 x 1,13 x 4000) / 13827,92 = 49,7 cm ≈ 497 mm Untuk jarak 1400 – 1600 cm
tg ∅ = ( 4 x 618 / 320002 ) x ( 32000 - 2X ) = ( 4 x 618/ 320002 ) x ( 32000 – 2 x 14000 ) = 0,00965 → ∅ = 0,553 ° sin ∅ = 0,00965 Vc = RTi x sin∅ = 5,289.106 x 0,00965 = 51038,85 N Vs = Vu - Vc = 149928 – 51038,85 = 98889,15 N Dipakai sengkang D = 12 mm → Av = 113,04 mm2 S = (d x Av x fy ) / Vs = (152 x 1,13 x 4000) / 9888,915 = 69,5 cm ≈ 695 mm Jadi pada jarak : x = 0 – 2,0 m
→
Dipakai sengkang ∅12 – 75
x = 2,0 – 4,0 m
→
Dipakai sengkang ∅12 – 75
x = 4,0 – 6,0 m
→
Dipakai sengkang ∅12 – 75
x = 6,0 – 8,0 m
→
Dipakai sengkang ∅12 – 125
x = 8,0 – 10, 0 m
→
Dipakai sengkang ∅12 – 125
x = 10, 0 – 12,0 m
→
Dipakai sengkang ∅12 – 125
x = 12,0 – 14,0 m
→
Dipakai sengkang ∅12 – 250
x = 14,0 – 16,0 m
→
Dipakai sengkang ∅12 – 250
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-106
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.13.4 Perhitungan tulangan pembagi
Tulangan pembagi As = 0,20 x As tulangan utama = 0,20 x 3692,64 = 792,528 mm2 Dipakai tulangan pembagi 12∅10 ( As = 942 mm2 )
6D16 125 75
3 D 16
••• • ••
1075
100
•
225
•
••• • ••
•
•
•
•
•
•
•
•
• •
• •
•
•
∅ 12 - 75
2 D16
3 D 16
• •
• • • • • •
4m
6 D 16
6 D 16
6m
6 D 16
6m
6 D 16
Gambar 5.64. Penulangan balok prategang
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-107
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.14. Perencanaan End Block
Akibat stressing maka pada ujung balok terjadi tegangan yang besar dan untuk mendistribusikan gaya prategang tersebut pada seluruh penampang balok, maka perlu suatu bagian ujung block (end block) yang panjangnya sama dengan tinggi balok dengan seluruhnya merata selebar flens balok. Pada bagian end block tersebut terdapat 2 (dua) macam tegangan yang berupa : 1. Tegangan tarik yang disebut Bursting Zone terdapat pada pusat penampang di sepanjang garis beban. 2. Tegangan tarik yang tinggi yang terdapat pada permukaan ujung end block yang disebut Spalling Zone (daerah yang terkelupas). Untuk menahan tegangan tarik di daerah Bursting Zone digunakan sengkang atau tulangan spiral longitudinal. Sedangkan untuk tegangan tarik di daerah Spalling Zone digunakan Wiremesh atau tulang biasa yang dianyam agar tidak terjadi retakan. Perhitungan untuk mencari besarnya gaya yang bekerja pada end block adalah berupa pendekatan. Gaya yang terjadi pada end block dicari dengan rumus sebagai berikut : •
Untuk angkur tunggal ⎡ (b − b ) ⎤ To = 0.04 F + 0.20⎢ 2 1 ⎥ F ⎣ (b2 + b1 ) ⎦ 3
•
Untuk angkur majemuk ⎡ (b − b ) ⎤ To = 0.20⎢ 2 1 ⎥ F ⎣ (b2 + b1 )⎦ 3
Ts =
F (1 − γ ) 3
Dimana : To
= Gaya pada Spalling Zone
Ts
= Gaya pada Bursting Zone
F
= Gaya prategang efektif
b1, b2 = bagian – bagian dari prisma
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-108
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
F F F F
100
Gambar 5.65. Gaya pada end block
-
Prisma1 F = 6150 kN / 4 = 1537,5 kN b1 = 12,378 cm b2 = 51,729 cm
-
b2 b1
Prisma 2 F = 6150 kN / 4 = 1537,5 kN
b2
b1 = 12,378 cm
b1
b2 = 12,378 cm -
Prisma 3 F = 6150 kN / 4 = 1537,5 kN
b2
b1 = 12,378 cm
b1
b2 = 12,378 cm -
Prisma 4 F = 6150 kN / 4 = 1537,5 kN
b2
b1 = 34 cm
b1
b2 = 12,378 cm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-109
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Perhitungan gaya pada permukaan end block diberikan pada tabel dibawah ini ; Tabel 5.19. Gaya pada Permukaan End Block
Jarak dari angkur Prisma
b1 (cm) b2 (cm)
Surface force (Kn) Gaya F (kN)
3
0.04 F
⎛b −b ⎞ 0.2 ⎜⎜ 2 1 ⎟⎟ F ⎝ b2 + b1 ⎠
1
12,378
51,729
1537,5
61,5
71,11
2
12,378
12,378
1537,5
61,5
0
3
12,378
12,378
1537,5
61,5
0
4
34
12,378
1537,5
61,5
31,157
To1 max = 61,5 kN To1 ditahan oleh Net Reinforcement yang ditempatkan di belakang pelat pembagi. Kita gunakan tulangan dengan fy = 400 MPa. As =
61,5 x 103 = 153,75 mm2 400
Maka dipasang tulangan 4 Ø 8 mm ( AS = 201 mm2 ). To2 max = 71,11 kN Ditempatkan di belakang dinding end block. Kita gunakan tulangan dengan fy = 400 MPa. As =
71,11 x 103 = 177,775 mm2 400
Maka dipasang tulangan 4 Ø 8 mm ( AS = 201 mm2 ).
Perhitungan gaya pada daerah bursting zone (Ts) Diameter tiap jangkar = 6,35 cm
2a = 0,88 d = 0,88 x 6,35 = 5,588 cm = 0,056 m
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-110
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Penulangan Bursting Zone disajikan dalam tabel berikut ; Tabel 5.20. Penulangan Bursting Zone Bursting Area Uraian Prisma 1 Prisma 2 Prisma 3 Prisma 4
No 1.
Gaya ( F )
2.
Sat
1537,5
1537,5
1537,5
1537,5
kN
Sisi Prisma ( 2b )
0,25
0,25
0,25
0,25
m
3.
Lebar ( 2a )
0,056
0,056
0,056
0,056
m
4.
γ=
2a 2b
0,224
0,224
0,224
0,224
-
397
397
397
397
1
1
1
1
436,7
436,7
436,7
436,7
400
400
400
400
MPa
1091,75
1091,75
1091,75
1091,75
mm2
10 ∅ 12
10 ∅ 12
10 ∅ 12
10 ∅ 12
1131
1131
1131
1131
Bursting Force
5.
6.
7. 8.
Ts =
F (1 − γ ) 3
Koefisien reduksi ( σb = 0 ) Angkur miring Ts ' = 1,1 Ts fy ( a )
kN
-
kN
Tulangan diperlukan 9.
10.
As =
Ts ' a
Tulangan terpasang Luas tul. terpasang
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
mm2
V-111
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
A 10 Ø 12
B
B
4Ø8
A
65
40
60
POT A – A
TAMPAK • • • •
•••• • • • • • • • • •••• • • • • • • • •
4Ø8
100 POT B - B
Gambar 5.66. Penulangan End Block 5.15. Perencanaan Bearings
Untuk perletakkan Jembatan direncanakan digunakan bearings merk CPU buatan Indonesia.
Gambar 5.67. Bearing pad dan elastomeric bearing
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-112
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------¾ CPU Elastomeric Bearings
Spesifikasi : •
Merupakan bantalan atau perletakan elastomer yang dapat menahan beban berat, baik yang vertikal maupun horisontal.
•
Bantalan atau perletakan elastomer disusun atau dibuat dari lempengan elastomer dan logam yang disusun secara lapis berlapis.
•
Merupakan satu kesatuan yang saling melekat kuat , diproses dengan tekanan tinggi.
•
Bantalan atau perletakan elastomer berfungsi untuk meredam getaran, sehingga kepala jembatan ( abutment ) tidak mengalami kerusakan.
•
Lempengan logam yang paling luar dan ujung-ujungnya
elastomer dilapisi
dengan lapisan elastomer supaya tidak berkarat. •
Bantalan atau perletakan elastomer juga disebut bantalan Neoprene yang dibuat dari karet sinthetis.
Pemasangan : •
Bantalan atau perletakan elastomer dipasang diantara tumpuan kepala jembatan dan gelagar.
•
Untuk melekatkan bantalan atau perletakan elastomer dengan beton atau besi dapat dipergunakan lem epoxy rubber.
Ukuran : Selain ukuran-ukuran standar yang sudah ada, juga dapat dipesan ukuran sesuai permintaan. ¾ Bearing Pad / Strip
Spesifikasi : •
Merupakan lembaran karet ( elastomer ) tanpa plat baja
•
Berfungsi untuk meredam getaran mesin maupun ujung gelagar Jembatan
•
Dipasangkan diantara beton dengan beton atau beton dengan besi Ukuran :
Selain ukuran-ukuran standar yang sudah ada, juga dapat dipesan ukuran sesuai permintaan. Vmax = Σ DTOT = 813,608 kN = 813608 N Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-113
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Kerja beban horisontal ( Hr ) sebesar 5% beban D tanpa koefisien kejut. Hr
= 5% x 283,015 kN = 14,15075 kN = 14150,75 N
Digunakan : •
CPU Elastomeric Bearings tebal 67 mm isi 4 plat baja 3 mm Kuat tekan = 56 kg/cm2 = 560 N/cm2 Kuat geser = 35 kg/cm2 = 350 N/cm2
•
CPU Bearing Pad / Strip tebal 20 mm Kuat geser = 2,11 kg/cm2 = 21,1 N/cm2
Dimensi Ukuran Perletakan : •
CPU Elastomeric Bearings dibutuhkan = 813608 / 560 = 1452,87 cm2 dipakai ukuran 2 x ( 320 x 320 x 67 ) mm cek kuat tekan
= 813608 / 2 ( 32 x 32 ) = 397,27 N/cm2
cek kuat geser
= 14150,75 / 2 ( 32 x 32 ) = 6,9 N/cm2
•
< 560 N/cm2
< 350 N/cm2
CPU Bearing Pad / Strip
Dibutuhkan = 14150,75 / 21,1 = 670,651 cm2 digunakan 2 x (300 x 200 x 20 ) mm cek kuat geser = 14150,75 / 2(30 x 20 ) = 11,8 N/cm2
< 21,1 N/cm2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-114
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.16. Penghubung Geser ( Shear Connector )
Karena hubungan antara lantai jembatan dengan gelagar beton prategang merupakan hubungan komposit, dimana dalam hubungan ini, lantai dengan gelagar beton tidak dicor dalam satu kesatuan, maka perlu diberi penahan geser agar hubungan antara lantai dengan gelagar beton dapat bekerja secara bersamaan dalam menahan beban. Diketahui Bentang jembatan
: 32 meter
Beban yang diterima gelagar : •
Beban merata (qd) • • • •
•
Air Hujan Perkerasan Jalan Lantai Jembatan Balok Induk
: : : :
0.05 * 2 * 1 0.1 * 2 * 2.2 0.2 * 2 * 2.4 0.477375 * 2.4 Total
= = = = =
2,500 ton 0,440 ton 0,960 ton 1,146 ton 5,046 ton/m¹
Beban terpusat (p) Akibat balok diafragma
= 3,738 ton (dengan jarak seperti pada gambar pemodelan beban bawah)
•
Beban Merata “DL” (PPPP JR 1987, 2.4.a) beban “q” = 2.1 t/m1, untuk 30 < L < 50 meter (PPPP JR 1987, 2.4.a) 2,1
DL =
P=3,738 t
* 2 * 100% = 1,6 ton/ m1
P=3,738 t
P=3,738 t
P=3,738 t
P=3,738 t
P=3,738 t
P=3,738 t
t
LL =1,6 t/m DL =5,05 t/m
4
4
4
4
4
4
4
4
Gambar 5.68. Diagram Beban Merata Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-115
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Dengan bantuan software “SAP 2000 ver. 11” mengacu pemodelan beban diatas dengan koefisien beban 1,2*beban mati dan 1,6*beban hidup , maka diperoleh gaya geser (bidang “D”) sebesar : 79,95 ton (Nomor 1) 3
2
1
4,0 m
4,0 m
8,0 m
Gambar 5.69. Diagram Gaya Geser 1. Jarak 0 – 4,0 m
Dmax
: 79,95 ton (nomor 1)
d (tinggi efektif komposit)
: 1600 + 200 – 40 = 1760 mm
b (bidang kontak)
: 550 mm
V (koef. Gesek)
:1
Q (faktor reduksi)
: 0,6
σ=
=
79,95 = 825,929 ton/m² = 82,5929 kg/cm² 550 × 1760
σ n = tegangan geser yang ditahan bidang kontak = 5,5 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, tidak terlalu kasar dan tanpa shear connector) = 24 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, sedikit kasar dan menggunakan shear connector minimum) σ sc
= tegangan geser yang dapat ditahan oleh shear connector = σ – Q * Vn = 82,5929 – 0,6 * 5,5 = 79,2929 kg/cm²
Dengan menggunakan 2 buah shear connector tipe U dengan tulangan Ø12 (As = 452 mm²) Jarak pemasangan shear connector =
=
4,52 × 2400 × 1 = 2,487 cm 79,2929 × 55
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-116
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Jarak yang diambil antar shear connector = 7,5 cm > 2,487 cm AMAN! Jadi untuk shear connector digunakan tipe U 2 Ø12-75 2. Jarak 4,0– 8,0m
Dmax
: 54,80 ton (nomor 2)
d (tinggi efektif komposit)
: 1600 + 200 – 40 = 1760 mm
b (bidang kontak)
: 550 mm
V (koef. Gesek)
:1
Q (faktor reduksi)
: 0,6
σ=
=
54,80 = 566,115 ton/m² = 56,611 kg/cm² 550 × 1760
σ n = tegangan geser yang ditahan bidang kontak = 5,5 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, tidak terlalu kasar dan tanpa shear connector) = 24 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, sedikit kasar dan menggunakan shear connector minimum) σ sc
= tegangan geser yang dapat ditahan oleh shear connector = σ – Q * Vn = 56,611 – 0,6 * 5,5 = 53,311 kg/cm²
Dengan menggunakan 2 buah shear connector tipe U dengan tulangan Ø12 (As = 452 mm²) Jarak pemasangan shear connector =
=
4,52 × 2400 × 1 = 3,699 cm 53,311 × 55
Jarak yang diambil antar shear connector = 12,5 cm > 3,699 cm AMAN! Jadi untuk shear connector digunakan tipe U 2 Ø12-125 3. Jarak 8,0 – 16,0 m
Dmax
: 35,91 ton (nomor 3)
d (tinggi efektif komposit)
: 1600 + 200 – 40 = 1760 mm
b (bidang kontak)
: 550 mm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-117
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------V (koef. Gesek) =
σ=
:1
;
Q (faktor reduksi) : 0,6
35,91 = 370,971 ton/m² = 37,097 kg/cm² 550 × 1760
σ n = tegangan geser yang ditahan bidang kontak = 5,5 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, tidak terlalu kasar dan tanpa shear connector) = 24 kg/cm² (jika bidang kontak bersih, sedikit kasar dan menggunakan shear connector minimum) σ sc
= tegangan geser yang dapat ditahan oleh shear connector = σ – Q * Vn = 37,097– 0,6 * 5,5 = 33,797 kg/cm²
Dengan menggunakan 2 buah shear connector tipe U dengan tulangan Ø12 (As = 452 mm²) Jarak pemasangan shear connector =
=
4,52 × 2400 × 1 = 5,835 cm 33,797 × 55
Jarak yang diambil antar shear connector = 25 cm > 5,835 cm AMAN! Jadi untuk shear connector digunakan tipe U 2 Ø12-250 20 D12-200
D8-125
Shear Connector Ø12-250
3
12 15 20 3
6D16 50
2D16 Ø12-75
Gambar 5.70. Sambungan Gelagar dengan Plat Lantai menggunakan Shear Connector U Ø 12 – 250 mm Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-118
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------6 . PELAT INJAK 20 cm
Tebal pelat injak direncanakan adalah 20 cm . Panjang pelat injak disesuaikan dengan lebar abutment yang direncanakan 9 m, sedangkan
9m
lebar pelat injak tersebut diambil 2 m.
2m
Gambar 5.71. Rencana Ukuran Pelat Injak
Pembebanan : • Berat sendiri pelat injak = 0,2 x 1,00 x 2,4 = 0,48 ton/m’ • Berat aspal = 0,1 x 1,00 x 2,2 = 0,22 ton/m’ • Berat tanah = 0,7 x 1,00 x 2,0 = 1,4 ton/m’ Total beban ( q ) = 2,1 ton /m’ Momen : =½ql2
M
= ½ x 2,1 x 22 = 4,2 tm = 42 kNm = 42 .106 Nmm Penulangan : Tebal selimut beton = 20 mm φ tulangan rencana = 12 mm Tinggi efektif = 200 – 20 - 0,5.12 = 174 mm MU / b d 2 = 42 . 106 / ( 1000 x 1742 ) = 1,387 N / mm2 fy ⎤ ⎡ = ρ x 0,8 x fy x ⎢1 − 0,588xρx f ' c ⎥⎦ bxd ⎣ M
2
1,387 = 192 ρ - 1204,224 ρ2 ρ = 0,0076 ρmin = 0,0058
ρmin< ρ < ρ max , dipakai ρ
ρmaks = 0,0363 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-119
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------As = ρ x b x d x 106
= 0,0076 x 1000 x 174 = 1322,4 mm2
Di pakai tulangan Ø 16 – 150 As terpasang 1340 mm2 > 1322,4 mm2 Tulangan bagi = 0,2 x As = 0,2 x 1340 = 268 mm2 Dipakai tulangan ∅ 8 – 175 ( As = 287 mm2 )
∅ 8 -175
D16-150
∅ 8-175
∅8-175
∅ 8 -175
D 16 -150 ∅16-150.
∅16-150
Gambar 5.72. Penulangan Plat Injak
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-120
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------7. DINDING SAYAP ( WING WALL ) 30 30 50 540 160 G1 G2 Ea1
80
G3
470 Ea2 G4 50 P2
P1
G5 110
100 80 300
110
Gambar 5.73. Perencanaan Wing Wall
Data – data teknis : Ht = 150 cm d = 150 – 50 = 100 cm = 1 m Data tanah urugan : γt = 1,74 ton / m3 ϕ = 30° q = 1,2 t/ m2 h = q / γt = 1,2 / 2 = 0,6 ¾ Akibat tekanan tanah
Koefisien tekanan tanah : Ka = tan 2 ( 45 − Ka = tan 2 (45 − Kp = tan 2 ( 45 + Kp = tan 2 (45 +
ϕ 2
)
30 ) = 0,333 2
ϕ 2
)
30 )=3 2
Lebar dinding abutment yang ditinjau ( d ) = 1 m Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-121
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------P1 = γt. h .Ka. d = 1,74 x 0,753 x 0,333 x 1,00 = 0,436 t/m2 P2 = γt. h. Ka .d = 1,74 x 7,8 x 0,333 x 1,00 = 4,519 t/m2 Ea1 = H x P1 = 7,8 x 0,436 = 3,400 ton Ea2 = ½ H . P2 = ½ x 7,8 x 4,519 = 17,624 ton Bagian
Tekanan ( ton )
Jarak thd A ( m )
Momen ( tm )
Ea1
3,400
½ x 7,8 = 3,9
13,26
Ea2
17,624
∑
21,024
1
/3 x 7,8 = 2,6
45,822
-
59,082
Perhitungan penulangan : Mu = 1,2 x 0,59 .10 6 Nm = 7,08 .105 Nm h = 400 mm b = 1000 mm fc’ = 35 Mpa fy = 400 Mpa 5 .10 4,068 .10 Mu 7,08 = = 35,462 ,138.10x710 N7 N 1x0,36 2 b.d 2 5
⎛ fy ⎞ Mu = ρ .0,8.φ . fy⎜⎜1 − 0,588 ⎟⎟ 2 fc' ⎠ b.d ⎝ 2150,4 ρ2 – 320ρ + 5,462 = 0 ρ = 0,014 ρ min = 0,00583 ρ min < ρ < ρ max ρ max = 0,0363 As = ρ . b . d = 0,0106 x 1000 x 360 = 3816 mm2 Dipakai tulangan ∅ 20 –75 ( As = 4189 mm2 ) Tulangan pembagi diambil = 20 % x tulangan utama = 20 % x 4189 = 837,8 mm2 Dipakai tulangan ∅ 14 –175 ( As = 880 mm2 )
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-122
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------40
I
D 20–75 D 20–75
I
D 14 –175
• • •
• • •
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
D 14 –175
POT. I - I
Gambar 5.74. Penulangan Wing Wall
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-123
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------- PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH
Fungsi utama bangunan bawah Jembatan adalah untuk menyalurkan semua beban yang bekerja pada bangunan atas ke tanah. Perhitungan struktur bawah meliputi : •
Perhitungan Abutment
•
Perhitungan Tiang pancang
Perencanaan elemen-elemen struktural pembentuk konstruksi bangunan bawah jembatan, secara detail akan disajikan dalam sub-sub bab sesuai dengan jenis elemennya. 1. PERENCANAAN ABUTMEN
30 30 50 540 100
160
150 100 80
470
200
50 100 110
80 300
110
900
Gambar 5.75. Perencanaan abutment
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-124
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------1.1. Pembebanan Abutment 1.1.1. Gaya Vertikal
a. Gaya Akibat Berat Sendiri Abutment
2,05 2,267 1,75
W8
W6 7
6,20 6
W5
W3
W2 W1
3,85 W4 73
50
1,25
150 245
Gambar 5.76. titik berat abutment Tabel 5.21. Titik Berat Abutmen
A (Luas:m2)
X(m)
Y(m)
AxX
AxY
I
3,0
1,5
0,50
4,5
1,50
II
0,4
1,5
0,50
0,36
0,204
III
0,275
2,45
1,25
0,673
0,343
IV
0,275
0,733
1,25
0,201
0,343
V
3,76
1,5
3,85
5,64
14,476
VI
0,225
2
6
0,45
1,35
VII
0,45
2,05
6,2
0,923
2,79
VIII
0,525
1,75
7
0,919
3,675
8,91
-
-
13,666
24,338
No
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-125
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Titik berat penampang abutment ;
X = Y =
13,666 ΣA.x 19,5299 = = 1,54 m ΣA 12,685 8,91
ΣA.y 24,338 73,2238 = = 5,77 2,73mm ΣA 12,685 8,91
b. Beban Mati Akibat Konstruksi Atas Beban mati konstruksi atas : ♦ Lapis perkerasan = 0,1 x 7 x 32 x 2,4 = 53,76 ton ♦ Air hujan
= 0,05 x 9 x 32 x 1,0 = 14,40 ton
♦ Pelat jembatan
= 0,2 x 9 x 32 x 2,4 = 138,24 ton
♦ Balok prestress = 0,477375 x 5 x 32 x 2,4 = 183, 452 ton ♦ Diafragma
= 0,2 x 1,075 x 1,85 x 4 x 7 x 2,4 = 32,2973 ton
♦ Pipa sandaran
= 3,58 x 32 x 4 = 458,24 kg = 0,45824 ton
♦
Tiang sandaran = {( 0,16 x 0,16 x 0,55 ) + ( ½ ( 0,16 + 0,25 ) x 0,45 x 0,16 )}x 0,45 x 0,16 = 2,3533 ton
♦ Sandaran
= 1,45 x 0,15 x 0,1 x 2 x 2,4 = 0,1044 ton
♦ Trotoir
= 0,2 x 1 x 32 x 2 x 2,4 = 30,72 ton
Beban mati total ( W ) = 445,63154 ton Beban mati yang diterima abutment ( b ) = 445,63254 : 2 = 222,81577 ton = 2,228. 106 N Lengan gaya terhadap titik G = Xb = 1,54 m Momen gaya terhadap titik G = b x Xb = 2,228 . 106 x 1,54 = 3,431 . 106 Nm c. Beban Hidup Akibat Konstruksi Atas Beban hidup akibat konstruksi atas : - Beban terbagi rata ; K = 1+ ( 20 / ( 50 + L )) = 1 + ( 20/ ( 50 + 32 )) = 1,244 q = 2,1633 ton/m’ ( 30 < L < 60 ) 2,1633 2,1633 ⎡ ⎤ q' = 32 x ⎢100%( ) x 2⎥ = 69,814 ton ) x 1,85 + 50%( 2,75 2,75 ⎣ ⎦
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-126
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------- Beban garis ; P = 12 ton K = 1,244 12 12 ⎡ ⎤ P' = ⎢100%( ) 1,85 + 50%( ) x 0,925 ⎥ = 12,109 ton 2,75 2,75 ⎣ ⎦ Berat total beban hidup + kejut (H + K) = ( 69,814 + 12,109 )x 1,244 = 101,912 ton Beban untuk tiap abutment (c) = ½ x 101,912 = 5,09 .106 N Lengan Gaya terhadap titik G = Xc = 1,54 m Momen Gaya terhadap titik G = c x Xc = 1,54 x 5,09. 106 = 7,84 . 106 Nm d. Berat tanah vertikal Berat tanah dihitung dari rumus ; W=Vxγ W = berat tanah (ton) V = Volume tanah yang dihitung (m3) γ = Berat isi tanah pada kedalaman yang ditinjau = 1,74 t/m3 W1 = 2 x ½ 1,74 x 0,3 x 9 x 1,1 = 4,698 ton W2 = 2 x 1,74 x 2 x 9 x 1,1 = 68,904 ton W3 = 1,74 x 7,3 x 0,3 x 9 = 34,295 ton W4 = ½ x 1,74 x 0,3 x 9 x 0,5 = 1,174 ton W5 = 1,74 x 6,8 x 9 x 0,8 = 85,19 ton Berat tanah total ( d ) = 194,261 ton = 1,942 . 106 Nm Titik berat terhadap G ; ⎧0,367 x( 12 x0,3 x1,1) + 0,55 x(1,1x 2) + 2,05 x(0,3 x7,3) + 2,1x(0,5 x0,3 x0,5)⎫ ⎬ ⎨+ 2,45 x(1,1x 2) + 2,6 x(0,8 x9,8) + 2,633x( 1 x0,3 x1,1) 2 ⎭ = 2,186 m X= ⎩ 1 = 2,186 m {( 2 x0,3x1,1) + (1,1x2) + (0,3x7,3) + 2 x( 12 x0,3x0,5) + (1,1x 2) + (0,8 x9,6,8)} 8)} Momen gaya terhadap titik G = d x Xd =1,942 . 106 x 2,186 = 4,245 . 106 Nm Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-127
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
W5
W4 2,186 m W3
2,00m 0,30m
W2 W1
ΣWt
W2 W1
A
1,78m 2,23m
Gambar 5.77. Beban akibat berat tanah diatas Abutment
1.1.2. Gaya Horisontal
a. Gaya Rem dan Traksi
2,36 m
7,8 m
Gambar 5.78. Beban akibat gaya rem dan traksi
Beban terbagi rata = q’ = 69,814 ton Beban garis = P’ = 12,109 ton Beban hidup total tanpa koefisien kejut (q’ + P’) = 81,923 ton e = 5% Total beban c = 5% x 8,19 . 10. 105 = 4,096 . 104 N Lengan gaya terhadap titik G = Ye = 10,16 m Momen gaya terhadap titik G = Mge = e x Ye = 4,096 . 104 x 10,16 = 4,162 . 105 Nm Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-128
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------b. Gaya Geser Tumpuan dengan Balok Prategang F = f x Wd Dimana ; F
= gaya gesek tumpuan dengan balok
f
= koefisien gesek antara karet dengan beton/baja (f = 0,15-0,18)
Wba =Beban mati bangunan atas girder prategang = 101,912 ton g
= 0,15 x 101,912 = 15,2868 ton = 1,53 . 105 N
Lengan gaya terhadap titik G = Yg = 12,9 m Momen gaya terhadap titik G = MGg = g x Yg = 1,53. 105 x 12,9 = 1,974. 106 Nm
g1
7m
Gambar 5.79. Beban akibat gaya geser tumpuan
c. Gaya Akibat Gempa Tba
7m
Tt
Tab 5,25 m 4,1 m
Gambar 5.80. Beban gempa terhadap bagian konstruksi
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-129
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Gaya gempa arah memanjang : T= C x W di mana : T = gaya horisontal akibat gempa C = koefisien gempa untuk wilayah Jawa tengah = 0,14 (PPJJR) W = Muatan mati dari bagian konstruksi yang ditinjau (ton). -
Gaya gempa terhadap bangunan atas ; Wba = ( 1,2 x 2,228 . 106 ) + ( 1,6 x 5,09 .105 N) = 3,285. 106 N Tba = 0,14 x 3,285. 106 = 4,599. 104 N Lengan gaya terjadap titik G = 12,95 m Momen terhadap titik G = Mba = 4,599 . 104 x 12,95 = 5,956 . 105 Nm
-
Gaya gempa terhadap Abutment ; Wab = 2,739 . 106 N Tab = 0,14 x 2,739 . 106 = 3,835 . 105 N Lengan gaya terhadap titik G = 4,1 m Momen terhadap titik G = 3,835 . 105 x 4,1 = 1,572 . 106 Nm
-
Gaya gempa terhadap beban tanah ; Wt = 1,942 . 106 N Tt = 0,14 x 1,942 . 106 = 2,71 . 105 N Lengan gaya terhadap titik G = 5,25 m Momen terhadap titik G = 2,71 . 105 x 5,25 = 1,42 . 106 Nm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-130
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------d. Tekanan aktif tanah
2,35 m
P1 2,35 m P2 0,5m 1m
Gambar 5.81. Tekanan aktif tanah
Diketahui : Ø1 = 30º γ1 = 1,74 ton/m3 C1 = 0,04 H=7m H1 = 4,1 m Berat lalu lintas + aspal = ( 12,5 . 103 ) + ( 1,85 x 0,1 x 2200 ) = 1,657. 104 N Ka = tan 2 (45° -
φ 2
)
Ka1 = tan 2 (45° -
30° ) = 0,333 2
• Gaya tekanan tanah aktif P1 = γ1 x q x Ka1 x H1 x Labutment = 1,74 x ( 1,657 . 104 ) x 0,333 x 4,1 x 9 = 35427,651 ton
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-131
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------P2 = γ1 x Ka1 x ½ H12 x Labutment = 1,74 x 0,333x ½ 4,12 x 9 = 43,83 ton ∑ P = P1 + P2 = 35427,651 + 43,83 = 35471,481 ton = 3,547 . 105 N 1.2. Kontrol Terhadap Kestabilan Konstruksi
Pilar ditinjau terhadap kombinasi pembebanan sebagai berikut ; Tabel 5.22. Kombinasi Pembebanan dan Gaya
No.
Kombinasi Pembebanan dan Gaya
Tegangan yang dipakai terhadap Tegangan Ijin
I
M + (H + K) + Ta + Tu
100%
II
M + Ta + Ah + Gg + A + SR + Tm
125%
III
Kombinasi (1) + Rm + Gg + A + SR + Tm + S
140%
IV
M + Gh + Tag + Gg + AHg + Tu
150%
Keterangan : A
= Beban Angin
Ah
= Gaya akibat aliran dan hanyutan
AHg = Gaya akibat aliran dan hanyutan pada saat terjadi gempa Gg
= Gaya gesek pada tumpuan bergerak
Gh
= Gaya horisontal ekivalen akibat gempa bumi
(H+K) = Beban hidup dan kejut M
= Beban mati
Rm = Gaya rem S
= Gaya sentrifugal
SR
= Gaya akibat susut dan rangkak
Tm = Gaya akibat perubahan suhu Ta
= Gaya tekanan tanah
Tag = Gaya tekanan tanah akibat gempa bumi Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-132
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tu
= Gaya angkat
Tinjauan stabilitas Abutment : -
Tinjauan terhadap guling ; Fg =
Σ MV >n Σ MH
-
Tinjauan terhadap geser ; Fg =
Σ V x tanφ + c.B.D >n ΣH
-
Tinjauan terhadap eksentrisitas ; e =
B Σ MV - Σ MH 1 < B ΣV 2 6
-
Tinjauan pada dasar Abutment ; σ =
V MH ± < qall A W
Diketahui ; n = 1,5 Ø = sudut geser dalam tanah =32,89° c = kohesi tanah = 0,004kg/cm2 = 0,04ton/m2 B = Lebar poer abutment = 3 m L = Panjang poer abutment = 9 m A = 3 x 9 = 27 m2 W = 1/6 x 32 x 9 = 13,5 m3 Daya dukung tanah ; qu = (1+0,3B/L).c.Nc + Df. γo.Nq + ½ (1-0,2B/L). γ1.B.Nγ Nc,Nq,Nγ = Bearing capacity factor (dari tabel terzaghi) = Untuk Ø = 32,89° → Nc = 33,5 Nq = 22,7 Nγ = 22,6 Df = Kedalaman penanaman = 6,3 m γo = satuan berat tanah diatas dasar pondasi = = 2 ton/m3 qu = (1+0,3.3/9).0,2.33,5 +6,30. 2. 22,7 + ½ (1-0,2 .3/9). 2 = 287,69 ton/m2 qall = qu/FS =287,69 /1,5 = 191,793 ton/m2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-133
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Kombinasi I Tabel 5.23. Kombinasi Pembebanan I
Beban
Gaya ( Newton )
Jarak terhadap G (m)
Momen (Nm)
Jenis
Bagian
V
H
x
Y
MV
MH
M
Wa
2,74.106
-
1,54
-
4,22.106
-
Wt
2,12.106
-
2,19
-
4,63.106
-
Wba
3,29.106
-
1,54
-
5,06.106
-
Wl
5,09.106
-
1,54
-
7,85.106
-
Ta
-
-
-
-
-
-
Tu
-
-
-
-
-
(H+K)
Total
6
8,65.10
-
-
-
7
1,47.10
Tinjauan stabilitas Abutment : -
Tinjauan terhadap guling ; Fg =
Σ MV > 100% n ………..tidak aman Σ MH
-
Tinjauan terhadap geser ; Fg =
Σ V x tanφ + c.B.D > 100 %n ………..tidak ΣH
aman -
Tinjauan terhadap eksetrisitas ; e=
3 1,47.107 - 0 1 = - 0,99 < x 3 = 0,5 ………..aman 6 2 8,65.10 6
Tinjauan pada dasar Abutment ; σ=
8,65 .10 6 V = 3,20.10 6 < qall = 1,06.10 6 ………..tidak aman 27
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-134
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Kombinasi II Tabel 5.24. Kombinasi Pembebanan II
Beban
Gaya (ton)
Jarak terhadap G (m)
Momen (tm)
Jenis
Bagian
V
H
X
Y
MV
MH
M
Wa
2,74.106
-
1,54
-
4,22.106
-
Wt
2,12.106
-
2,18
-
4,63.106
-
Wba
3,29.106
-
1,54
-
5,06.106
-
Ta
-
-
-
-
-
-
Ah
-
-
-
-
-
-
-
1,53.10
-
12,9
-
1,97.106
A
-
-
-
-
-
-
SR
-
-
-
-
-
-
Tm
-
-
-
-
Gg
Gg
Total
5
6
8,14.10
5
1,53.10
-
-
7
1,39.10
Tinjauan stabilitas Abutment : -
Tinjauan terhadap guling ; Fg =
-
Tinjauan terhadap geser ; Fg =
-
1,39.107 = 7,05 > 125% x 1,5 = 1,875 ………..tidak aman 1,97.106
8,14.106 x tan 32,89 + 0.02.3.3 = 34,4 > 125 %n ………..tidak aman 1,53.105
Tinjauan terhadap eksetrisitas ; e=
1 3 1,39.107 - 1,97.106 = 0,03 < x 3 = 0,5 ………..aman 6 6 8,14.10 2
Tinjauan pada dasar Abutment ; σ=
8,14.10 6 1,97.10 6 ± = 4,47.10 6 < qall = 1,06.10 6 ………..tidak aman 27 13,5
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-135
1,97.106
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Kombinasi III Tabel 5.25. Kombinasi Pembebanan III
Beban
Gaya (ton) V
Kombinasi I
Jarak terhadap G (m)
H
x
Y
8,65.106
Momen (tm) MV 1,47.107
-
4,09.104
-
16,76
-
6,86.105
-
1,53.105
-
12,96
-
1,97.106
A
-
-
-
-
-
-
SR
-
-
-
-
-
-
Tm
-
-
-
-
-
-
S
-
-
-
-
-
-
8,65.106
1,94.105
-
-
1,47.107
2,66.106
Rm Gg
Gg
Total
Tinjauan stabilitas Abutment : -
Tinjauan terhadap guling ; Fg =
-
8,65.106 x tan 32,89 + 0.02.3.3 = 28,83 > 125 %n ………..tidak aman 1,94.105
Tinjauan terhadap eksetrisitas ; e=
-
1,47.107 = 5,5 > 140% x1,5 = 2,1 …….tidak aman 2,66.106
Tinjauan terhadap geser ; Fg =
-
MH
1 3 1,47.107 - 2,66.106 = 0,11 < x 3 = 0,5 ………..aman 6 6 8,65.10 2
Tinjauan pada dasar Abutment ; σ=
8,65.10 6 2,66.10 6 ± = 5,17.10 6 < qall = 1,06.10 6 ………..tidak aman 13,5 27
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-136
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Kombinasi IV Tabel 5.26. Kombinasi Pembebanan IV
Beban
Gaya (ton)
Jarak terhadap G (m)
Momen (tm)
Jenis
Bagian
V
H
x
Y
MV
MH
M
Wa
2,74.106
-
1,54
-
4,22.106
-
Wt
2,12.106
-
2,18
-
4,63.106
-
Wba
3,29.106
-
1,54
-
5,06.106
-
Tba
-
4,59.106
-
12,95
-
5,96.106
Tab
-
3,84.105
-
5,656
-
2,17.106
Tag
Tt
-
1,30.107
-
6,3
-
8,19.108
Gg
Gg1
-
1,53.105
-
12,96
-
1,97.106
Ahg
-
-
-
-
-
-
Tu
-
-
-
-
-
-
8,14.106
1,39.107
-
-
1,39.107
8,29.108
Gh
Total
Tinjauan stabilitas Abutment : -
Tinjauan terhadap guling ; 1,39.107 > 150% x1,5 = 2,25 …….tidak aman Fg = 8,29.108
-
Tinjauan terhadap geser ; Fg =
-
Tinjauan terhadap eksetrisitas ; e=
-
1,39.107 x tan 32,89 + 0.02.3.3 > 125 %n ………..tidak aman 1,39.107
3 1,47.107 - 2,66.106 1 < x 3 = 0,5 ………..aman 6 8,65.106 2
Tinjauan pada dasar Abutment ; σ=
1,39.107 8,29.108 ± = 6,19.107 < qall = 1,06.106 ………..tidak aman 13,5 27
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-137
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Karena tinjauan poer abutment terhadap guling geser, eksentrisitas tidak aman maka abutment dipasang tiang pancang. 1.3. Penulangan Abutment 1.3.1. Penulangan Badan Abutment
Penulangan badan abutment ditinjau terhadap momen yang terjadi didasar badan abutment. Dari tabel pembebanan kombinasi IV diperoleh ; PV = 8,14 .106 N PH = 1,39 .106 N MH = 8,29.108 Nm Direncanakan ; f’c = 22,5 Mpa h = 800 mm b = 1000 mm d’ = 800 – 40 – 0,5 x 20 – 12 = 738 mm ϕ = 0,5 PV MH PH
6,00
Gambar 5.82. Pembebanan pada badan abutment
MH = 8,29.107 Nm MU’ = 1,6 x MH ( SKSNI – T – 15 – 1991 – 03 ) = 1,6 x 8,29 .107 = 1,33 . 109 Nm Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-138
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------MU =
MU’
= 1,33 . 109
Labutment
= 1,47 . 108 Nm
9
V = 8,14 . 106 N VU’ = 1,2 x 8,14 . 106 = 9,77 . 106 Nm VU = VU’ / Labutment = 9,77 . 106/ 9 = 1,09 . 106 N W = 1/6 bh2 = 1/6 x 1000 x 7382 = 9,077 . 107 mm3 Kontrol terhadap pecahnya konstruksi :
σ = MU/ W < 0,1 f’c σ = 1,47 .1011/ 9,077 .107 > 0,1 22,5 ( tidak aman ) Maka diperlukan tulangan Penulangan :
MU / bd2 = ρ x Ø x fy x ( 1 – 0,588ρ - fy/ f’c ) 1,47 .1011/1000x 7382 = 0,271 0,271 = 192ρ - 1204,224 ρ2 ρ = 0,0014 ρmin = 0,00583 ρmaks = 0,0363
ρ < ρmin
Tulangan utama
Astot = ρ x b x d = 0,00583 x 1000 x 738 = 4302,54 mm2 Dipakai tulangan utama Ø 25 – 100 (As = 4910 mm2)
Tulangan bagi
Diambil 20 % tualangan utama = 20 % 4910 = 962 mm2 Dipakai tulangan bagi Ø 12 – 100 (As = 1130,97 mm2)
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-139
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Ø 12 – 100 Ø12-100 D25-100
Ø 12 – 100 D25-100
Ø 12 – 100
Gambar 5.83. Penulangan badan abutment
1.3.2.Plat Pemisah Balok Pembebanan pada kondisi IV :
• V
= 8,143 .106 N
• Mv = 1,39 .107 Nm • H
= 1,399 .107 N
• MH = 8,294 . 107 Nm 0,3 Gh 0,8 m
Gambar 5.84. Pembebanan pada plat pemisah balok
Diketahui ; b = 1000 mm h = 300 mm d’ = 40 cm Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-140
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------d = h – d’ – ½ x12 – 8 = 246 mm f’c = 22,5 Mpa fy = 240 Mpa Berat konstruksi atas = ( 1,2 x 5,09 .105 ) + ( 1,2 x 2,228 .106 ) = 3,285 . 106 Nm Gaya gempa (Gh) tiap meter panjang abutment = ( 0,14 x 8,143 .106 ) : 9 = 1,2667.105 N Mmaks = 1,75 x 1,2667 .105 = 2,217 .105 Nm Mu = 1,2 x Mmaks ( SKSNI T-15 – 1991 – 03 ) = 1,2 x 2,217 .105 = 2,66 .105 Nm W = 1/6 b h 2 = 1/6 x 1000 x 300 2 = 1,5 .107 mm2 Kontrol terhadap pecahnya konstruksi : σ = Mu / W < 0,1 f’c = 2,66 .108 / 1,5 .107 < 0,1 x 22,5 = 17,7 > 2,25 ( tidak aman ) Maka diperlukan tulangan : ⎡ Mu fy ⎤ = ρ .φ . fy ⎢1 − 0,588ρ . ⎥ 2 fc' ⎦ b.d ⎣ 240 ⎤ 2,66.10 6 ⎡ = ρ .0,8.240⎢1 − 0,588ρ . 2 22,5 ⎥⎦ 1000 x 246 ⎣ 4,3955 = 192ρ ( 1- 6,272 ρ ) 1204,224 ρ 2 – 192 ρ + 4,3955 = 0 ρ = 0,0277 ρmin = 0,00583 ρmaks = 0,0363
ρ min < ρ < ρ maks
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-141
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Tulangan utama
A = ρ.b.d.106 = 0,0277 x 1000 x 246 = 6816,85 mm2 Dipakai tulangan Ø25 – 100 (As = 6816,85 mm2) •
Tulangan bagi Tulangan bagi dianbil 20% A = 20% 8040 = 1608 mm2
Dipakai tulangan Ø16 – 125 (As = 1608 mm2)
Ø25 – 100
Ø16 – 125
Gambar 5.85. Penulangan plat pemisah balok
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-142
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------1.4. Penulangan Pile Cap
0,5
1,5
0,5
50 100 100 100 100 100
100 100 50
Gambar. 5.86. Perencanaan Pondasi
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-143
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Digunakan pondasi tiang pancang dengan spesifikasi, sebagai berikut : Jenis tiang pancang
: Beton pracetak
Ukuran
: diameter 40 cm
Panjang tiang pancang : 25 m Mutu bahan : Baja
: BJTP 24
Beton : K - 450 Pembebanan berdasarkan pada kondisi pembebanan kombinasi IV : Pembebanan pada kondisi IV :
• V
= 8,143 .106 N
• Mv = 1,39 .107 Nm • H
= 1,399 .107 N
• MH = 8,294 . 107 Nm Direncanakan : b = 1000 mm h = 700 mm d’ = 700 – 40 – ½ 20 – 12 = 638 mm X max = 0,75 m Y max = 4 m nx = 2 buah
∑x2 = 9 x 1 x 0,25 2 = 5,0625
ny = 9 buah ∑y2 = 2 x 2 ( 42 + 32 + 22 + 12 + 02 ) = 120 Gaya untuk setiap tiang pondasi : P max =
Pv My.X max Mx.Y max ± ± n ny.∑ x 2 nx.∑ y 2
P max =
8,143 .106 8,294.108.0,75 ± ±0 18 9x 5,0625
Pmax = 14105063,79 Nm = 1,41 .107 N
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-144
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Perhitungan penulangan :
M V
A
A 300 20
Gambar 5.87. Pembebanan poer abutment
Momen yang terjadi pada potongan A - A M A – A = P x X = 1,41 .107 x 0,2 = 2,82 .106 Nm Maka diperlukan tulangan : ⎡ Mu fy ⎤ = ρ .φ . fy ⎢1 − 0,588ρ . ⎥ 2 fc' ⎦ b.d ⎣ 2,82.106 240 ⎤ ⎡ = ρ.0,8.240 ⎢1 − 0,588ρ. 2 1000 x 638 45 ⎥⎦ ⎣
0,0069 = 192ρ ( 1- 3,136 ρ ) 602,112 ρ 2 – 192 ρ + 0,0069 = 0 ρ = 0,00003 ρmin = 0,00583
ρ < ρ min
ρmaks = 0,0363 •
Tulangan utama
A = ρ.b.d.106 = 0,00583 x 1000 x 638 = 3719,54 mm2 Dipakai tulangan Ø22 – 100 (As = 3800 mm2)
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-145
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Tulangan bagi Tulangan bagi dianbil 20% A = 20% x 3800 = 760 mm2
Dipakai tualangan Ø16 – 125 (As = 1608mm2) •
Tulangan geser
Syarat perlu tulangan geser : vu > φ .vc
Vu = 8,143 .106 N Vu . d / Mu = 8,143 .106 x 0,8 / 1,39 .107 = 0,469 < 1 Vn = Vu / ∅ = = 8,143 .106 / 0,6 =1,36 .107 N 0,3 √ fc’ b . d = 0.3 √ 45 .1000 . 80 = 1,61.106 N Vc = 0,7 √ fc’ b . d =0,7 √ 45 1000 . 80 = 3,76 .106 N 2/3 √ fc’ b . d =2/3 √ 45 . 1000 . 80 = 3,58 .106 N ( Vn – Vc ) = (1,36 .107 - 3,76 .106 ) = 9,84 .106 N ∅ Vc = 0,6 x 9,84 .106 = 5,91 .106 N ∅ Vc / 2 = 5,91 .106 / 2 = 2,95 .106 N Vu = 8,143 .106 N > ∅ Vc = 5,91 .106 N ( perlu tulangan geser pons ) Perhitungan penulangan
Av = ( Vu - ∅ Vc ) s / (∅ fy d ) = ( 8,143 .106- 5,91 .106 ) 300 / ( 0,6. 240.80 ) = 581,5 mm2 Dipakai tulangan geser praktis Ø22-300 ( 3800 mm2 )
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-146
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------30
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Ø22-100
• • • •
• •
•
•
•
110
Ø25-100
• • • •
100
•
50
• • • • • • • • • • • • •
100
150
30
•
•
•
Ø16-125
•
160
•
•
Ø25-100
470
Ø12-100
Ø12-100
Ø22-300 Ø16-125
•
•
80
• •
• •
50
• •
110
Gambar 5.88. Penulangan Abutment
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-147
• • • •
10 0
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------2. PERENCANAAN PONDASI TIANG PANCANG 2.1. Perencanaan Tiang Pancang pada Abutment
Dari perhitungan pembebanan yang diterima abutment :
•
V = 8,143 .106 N
•
Mv = 1,399.107 Nm
•
H = 1,399 .107 N
•
MH = 8,399.108 Nm
2.1.1. Perhitungan Daya Dukung Tiang Pancang A. Daya Dukung Tiang Individu
Tinjauan spesifikasi tiang pancang berdasarkan : a) Kekuatan bahan tiang.
P tiang = σ’bahan x Atiang Dimana ; Tiang D 40 cm Mutu beton = K450
σ’bk = kekuatan tekan beton karakteristik = 450 kg/cm2 σ’b = tegangan iijin bahan tiang = 0,33 σ’bk = 0,33 x 450 ≈ 150 kg/cm2 Atiang = Luas penampang tiang pancang = 1256 cm2 P tiang = 150 x 1256 =188400 kg = 188,4 ton b) Daya dukung tanah
♦ Rumus Boegemenn Pall =
qcxA KxTF + 3 5
A : luas tiang pancang beton = ¼ πD2 = ¼ π.402 = 1256 cm2 K : keliling tiang pancang = π.D = π. 40 = 125,6 cm TF : JHL : total friction , kedalaman –25 m = 110 kg/cm2 qc = ½ ( qcu + qcb ) = point bearing capacity = ½ ( 80,625 + 110 ) = 90,3125 kg/cm2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-148
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------qcu : qonus resistance rata –rata 8D di atas ujung tiang qcu = ( 18 + 40 + 65 + 90 + 105 + 108 + 109 + 110 ) : 8 = 80,625 kg/cm2 qcb : rata – rata perlawanan conus setebal 4D di bawah tiang = 110 kg/cm2 90,3125 x1256 125,6 x110 + = 40499,72kg = 8,67.105 N 3 5
Pall =
♦ Rumus Trafimankove Pall =
(Kb.qc.A) + ((JHL : D) xK ) Fk
Pall =
(0,75 x110 x1256) + ((110 : 40) x125,6) = 107074kg = 1,07.106 N 2,5
♦ Rumus Mayerhof Pall = 40 x N x Ap + ( 1/5 x Nx x As ) Dimana : Ap = luas tiang pancang D 40 = 1256 cm2 N = nilai SPT pada ujung tiang pancang= 14 Nx = nilai rata-rata SPT=
30 + 30 + 30 + 30 + 30 +10 + 9 + 12 = 22,625 ≈23 8
As = Luas selimut tiang = 549,5 cm2 Maka ; Pall = 40 x N x Ap + ( 1/5 x Nx x As ) = 40 + 12 x 1256 + ( 1/5 x 23 x 549,5 ) = 605407,7 kg = 6,05.106 N
♦ Rumus SNPT Pult = ( Ap x ( Cu’ x Nc’ ) + ( µ x qc x Nq )) Dimana : Cu’ : cohesi = 0,027
µ=1+
2K 0 3
Ko : Koefisien tekanan tanah
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-149
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------K0 =
1 − sin φ ⎛ 2 ⎞ ⎜1 + sin φ ⎟ , dimana φ = 31,91 ° 1 + sin φ ⎝ 3 ⎠
K0 =
1 − sin 31,91 ⎛ 2 ⎞ ⎜1 + sin 31,91⎟ = 0,108 1 + sin 31,91 ⎝ 3 ⎠
Untuk φ = 31,91°, maka Nc = 32 ; Nq = 22
µ=1+
2x 0,108 = 1,072 3
maka :
Pall = 1256 x (( 0,027 x 32 ) + ( 1,072 x 110 x 22 )) = 3261259,264 kg = 3,26 .107 N Dari perhitungan di atas diambil Pall terkecil yaitu menggunakan rumus Bougemenn sebesar Pall = 8,67.105 N B. Menentukan jumlah tiang
n = P / Pall = 8,143.106 N/8,67.105 = 9,39 ≈ 18 buah dicek dengan menggunakan 18 buah tiang pancang dengan rencana pemasangan 2 lajur, 9 baris seperti pada gambar.
Kontrol tiang pancang group
Berdasarkan efisiensi kelompok tiang pancang “Persamaan Converse - Labarre” akibat pemasangan secara group: E = 1−
φ ⎡ (n − 1)m + (m − 1)n ⎤ ⎥ 90 ⎢⎣ mxn ⎦
dimana :
∅ = tan-1 D/S = tan-1 0,4 / 1,0= 21,80 D = diameter tiang pancang = 40 cm S = jarak antara tiang pancang = 1 m n = jumlah tiang dalam baris x = 2 buah m = jumlah tiang dalam baris y = 9 buah E = 1−
21,8 ⎡ (2 − 1)9 + (9 − 1)2 ⎤ ⎥ = 0 ,66358 90 ⎢⎣ 9x 2 ⎦
Pall 1 tiang dalam group = E x Pall 1 tiang tunggal = 0,66358 x 8,67.105 = 5,75 .105 N Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-150
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Kontrol jumlah tiang pancang
n = P / Pall = 8,143.106 / 5,75 .105 = 14,16 ⇒ dipakai 18 buah tiang pancang Pengecekan terhadap jumlah tiang pancang yang dipasang P penahan = 18 x 5,75 .105 = 10,35.106 N Beban vertikal yang bekerja P= 8,143 .106 N Jadi P penahan > P yang bekerja Jadi penggunaan 18 buah tiang pancang untuk menahan / mengatasi gaya vertikal yang bekerja adalah aman.
50 100
100
100
100
100
100
100 100 50
Gambar 5.89. Denah tiang pancang
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-151
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------2.2. Penulangan Tiang pancang 2.2.1. Momen akibat pengangkatan satu titik
L R2
a
L-a
R1
M1
x M2
Gambar 5.90. Pengangkatan dengan 1 titik 1 × q × a2 2 1 1 1 q (L - a) qa 2 qL2 − 2aq R 1 = q ( L − a ) − × qa 2 = = 2 2 L−a 2 2(L - a) 2 ( L − a ) 1 Mx = R 1 x − q x 2 2 M1 =
Syarat Maksimum a=
dMx =0 dx
L2 − 2aL 2 (L - a)
a 2 − 4 aL + L2 = 0 → L = 25 m a 2 − 100a + 625 = 0 a1,2 =
100 ±
(− 100 )2 − 4.1.625
2.1 a1 = 6 ,69m( memenuhi ) a 2 = 93,3m( tidakmemenuhi )
a = 0,297 × L = 0,297 x 25 = 7,245 m WD =
1 1 × π × d 2 × γ beton = × 3,14 × 0,42 × 2400 = 301,44 kg/m 4 4
WL = 40 kg/m qtot = 1,2 WD + 1,6 WL = (1,2 × 301,44) + (1,6 × 40) = 425,728 kg M1 = M2 = Mmax Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-152
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------=
1 1 × q × a 2 = × 301,44 × 6,692 2 2
= 9526,96 kgm = 9,527.104 Nm
2.2.2. Momen akibat pengangkatan dengan dua titik
a
L-2a L M1
a M1
M2
Gambar 5.91. Pengangkatan dengan dua titik
1 × q × a2 2 1 1 2 M 2 = q (L − 2a ) − qa 2 8 2 M1 = M 2 M1 =
1 2 1 1 2 qa = q (L − 2a ) − qa 2 2 8 2 a = 0,209 × L a = 0,209 x 25 = 5,125 M1= M2 = Mmax =
1 1 × q × a 2 = × 425,728 × 5,125 = 5811,32 kgm 2 2
Pada perhitungan tulangan didasarkan pada momen pengangkatan dengan 1 titik karena momen yang didapat dari 2 titik pengangkatan lebih kecil daripada momen pengangkatan akibat 1 titik. Pada perhitungan tulangan didasarkan pada momen pengangkatan dengan 1 titik. M design = 1,5 × MMax = 1,5 × 9526,96 = 14290,44 kgm = 1,43 .105 Nm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-153
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Direncanakan ; f’c = 45 Mpa fy = 240 Mpa Diameter pancang (h) = 400 mm Tebal selimut (p)
= 50 mm
Diameter efektif (d)
= 400 – 50 – 0,5 × 14 – 8 = 335 mm
Tulangan Untuk K – 450 ( fc’= 545 Mpa ) dan BJTP 24 ( fy = 240 Mpa )
ρ min =
1,4 1,4 = = 0 ,00583 fy 240
⎡ 0,85xfc' 600 ⎤ x ρ max = 0 ,75xβ1x ⎢ ⎥ dim anaβ1 = 0 ,85 600 + fy ⎦ ⎣ fy 600 ⎤ ⎡ 0 ,85x 45 x = 0 ,0726 ρ max = 0 ,75x 0 ,85x ⎢ 600 + 240 ⎥⎦ ⎣ 240 Tiang pancang berbentuk bulat, sehingga perhitungannya dikonfirmasikan ke dalam bentuk bujur sangkar dengan b = 0,88D = 0,88. 0,4 = 0,352 m Mu fy ⎤ ⎡ = ρ.φ.fy ⎢1 − 0 ,588ρx ⎥ 2 fc' ⎦ bxd ⎣ Mu 240 ⎤ ⎡ = ρx 0 ,8 x 240 ⎢1 − 0 ,588ρx 2 45 ⎥⎦ bxd ⎣ 1,43.10 8 = 192 ρ − 602 ,112 ρ 2 352 × 352 2 602 ,112ρ 2 − 192 ρ + 3,278 = 0
ρ = 0,0181 ρmin = 0,00583 ρmaks = 0,0724
ρ min< ρ < ρ max
Tulangan utama
Ast = ρmin.b.d.106 = 0,0181x 352x352 = 2242,66 mm2 Dipakai tulangan 4Ø28 ( Ast = 2463 mm2 > 2242,66 mm2 )
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-154
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------•
Kontrol terhadap Tumbukan Hammer
Jenis Hammer yang akan digunakan adalah tipe K –35 dengan berat hammer 3,5ton. Daya dukung satu tiang pancang = 8,67.105 N Rumus Tumbukan : R =
Wr . H Φ (s + c )
Dimana : R = Kemampuan dukung tiang akibat tumbukan Wr = Berat Hammer = 3,5 T = 35 kN H = Tinggi jatuh Hammer = 1,5 m s
= final settlement rata-rata = 2,5 cm
c
= Koefisien untuk double acting system Hammer = 0,1
Cara kerja Double Acting System Hammer (Sistem Palu Kerja Rangkap) adalah menggunakan tenaga uap untuk mengangkat balok besi kemudian mendorongnya kembali ke tanah juga dengan menggunakan tenaga uap. Lain halnya dengan Single Acting System Hammer (Sistem Palu Kerja Tunggal) yang hanya melepaskannya dan mengandalkan gaya gravitasi untuk menjatuhkannya kembali. (Analisis dan Desain Pondasi, edisi ke-empat jilid 2, Joseph E. Bowles, hal. 304) Maka :
•
R =
Wr . H Φ (s + c )
R =
35 x1, 5 = 210 kN = 2,1.105 N < Ptiang = 8,67.105 N ( Aman ) 0 , 2 (0 , 025 + 0 ,1 )
Penulangan Akibat Tumbukan
Dipakai rumus New Engineering Formula :
PU =
eh .Wr . H s+c
Dimana : PU = Daya Dukung Tiang tunggal eh = efisiensi Hammer = 0,8 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-155
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------H = Tinggi jatuh Hammer = 1,5 m S = final settlement rata-rata = 2,5 cm Maka :
PU =
eh .Wr . H 0 ,8 x 35 x1, 5 = 336 kN = 0 , 025 + 0 ,1 s+c
Menurut SKSNI – T – 03 – 1991 Pasal 3.3.3.5 Kuat Tekan Struktur : Pmaks = 0,8 ( 0,85 f’c ( Ag – Agt ) + fy.Ast ) 336000 = 0,8 ( 0,85.45 ( 3,14.2002- Ast ) + 45.Ast ) Ast = - 830746 Karena hasil negatif, maka digunakan : Ast = 1 % x 3,14 x 2002 Ast = 3256 mm2 Dipakai tulangan 8 ∅ 28 ( Ast = 4926 mm2 > Ast )
Kontrol geser
(− q.a ) + (1 / 2.q.L ) D max = 2 0 ,9 x1 / 4π.d 0 ,9 x1 / 4π.d 2 (425,728x 6,69) + (1 / 2x 425,728x 25) τb = 0 ,9 x1 / 4 x 3,14 x 0 ,42 τb =
= 72272,826 kg/m2 = 7,227 kg/cm2 τ b = 0 ,53σ → σ = 1600kg / cm 2
= 0,53 . 1600 = 848 kg /cm2 karena τb < τbijin maka tidak perlu tulangan geser,maka digunakan tulangan sengkang praktis yaitu tulangan spiral.
2.2.3. Perhitungan Tulangan Spiral
Rasio penulangan spiral :
⎛ Ag ⎞ fc ρs = 0 ,45⎜ − 1⎟ x ⎝ Ac ⎠ fy ⎛ 1 / 4.π.402 ⎞ 450 ⎟x − 1 ρs = 0 ,45⎜⎜ 2 ⎟ 2400 = 0 ,0656 1 / 4 . π . 30 ⎝ ⎠ Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-156
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------As = 2 x ρs x Ac = 2 x 0,0656 x ¼.π 402 = 164,85 cm2 s = 2 x π x Dc x Asp/s = 2 x 3,14 x 40 x ¼ .3,14.0,82/164,85 = 0,76 cm→ 6 cm sehingga dipakai tulangan Ø8-60 sengkang pada ujung tiang dipakai Ø8-60 sengkang pada tengah tiang dipakai Ø8-100
Gambar 5.92. Detail Tiang Pancang dan Penulangannya
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-157
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
8Ø28 Ø8-60
Ø8-100 8Ø28
Ø8-60
Gambar 5.93. Penulangan Tiang Pancang
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-158
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------2.3. Analisa Tiang Pancang Miring
Dari perhitungan pembebanan yang diterima abutment : •
V = 8,143 .106 N
H = 1,399 .106 N
•
Mv = 1,399.107 Nm
MH = 8,399.108 Nm
¾ Perhitungan kemiringan tiang pancang
Vn =
V Vex ± n ∑ x2
( )
Dimana : ex : eksentrisitas : jarak V dengan pusat berat pile V : Resultante vertikal dari gaya luar x : jarak setiap pile terhadap pusat berat pile n : banyak pile Vn : beban yang diterima oleh setiap pile Momen terhadap titik A : MA = ( 0,5-0,5 )/2 = 0→ ex = 0 V1 = V2 = 8,143.106/ 2 Kemiringan = H / ( V1 + V2 ) = 1,399.106/ 8,143.106 = 0,17
V
A
H
1 2
0,5 0,5
Gambar 5.94. Rencana Kemiringan Tiang Pancang
Direncanakan Kemiringan tiang pancang 1 : 2 α = 30° Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-159
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------2.3.1. Perhitungan pergeseran tanah akibat gaya lateral PH
-2,00
A 225
La -3.00
B
F
225 C 225 D
Ld
C’ M D’
225 225 Lp
Gambar 5.95. Gaya horisontal pada tiang pancang
B=3m d = 1/3 Lp Lp = panjang tiang pancang = 25 m Ld = 1/3. 25 = 8,33 m ≈ 9 m φ⎞ ⎛ Kp = tan 2 ⎜ 45 + ⎟ 2⎠ ⎝ γ = berat jenis tanah tergantung kedalaman tanah sesuai data φ = sudut geser dalam tanah tergantung kedalaman tanah sesuai data •
Perhitungan Diagram Tekanan Tanah
BF = γ.Kp . h1.B = 1,593 . 0,331 .2,25. 3 = 3,559 t/m2 CG = γ.Kp . h2.B = 1,593 . 0,331 .4,50. 3 = 7,118 t/m2 DH = γ.Kp .h3.B = 1,566 . 0,303 .6,75. 3 = 9,609 t/m2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-160
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------EI = γ.Kp . h4.B = 1,580 . 0,270 .9,00.3 = 11,518 t/m2
Tekanan tanah pasif efektif yang bekerja BF = 3,559 ton/m
CC’ = ¾ CG = ¾ x 7,118 = 5,339 ton/m DD’ = 1/3 DH = 1/3 x 9,609 = 3,203 ton/m P1 = 0,5 x 2,25 x 3,559 = 4,004 ton P2 = 0,5 x 2,25 x ( 3,559 + 5,339 ) = 10,01 ton P3 = 0,5 x 2,25 x ( 5,339 + 3,203 ) = 9,609 ton P4 = 0,5 x 2,25 x 3,203 = 3,603 ton ΣP = P1 + P2 + P3 + P4 = 27,226 ton
Titik tangkap resultan
ΣP.Lz = P1.L1 + P2.L2 + P3.L3 + P4.L4 + P5.L5 L1 = ( 1/3 .2,25 + 6,75 ) = 7,5 m L2 = ( 1/2 .2,25 + 4,50 ) = 5,625 m L3 = ( 1/2 .2,25 + 2,25 ) = 3,375 m L4 = ( 1/3 .2,25 ) = 0,75 m ΣP x Lz = 4,004 x 7,5 + 10,01x 5,625 + 9,609x 3,375 + 3,603 x 0,75 = 121,468Tm Lz =
121,468 = 4,461 m 27,226
Kontrol gaya horisontal yang terjadi
Σ Ms = 0 PH ( 0,5 + Ld + Lz) = ΣP x 2 x Lz PH
=
(ΣP x 2 x Lz) (0,5 + Ld + Lz)
=
27,226 x 2 x 4,5 = 18,424ton = 1,84.105 N 0,5 + 8,3 + 4,5
= 1,84 .105 N < PH max yang terjadi ( 1,399.107 ) ….tidak aman Kesimpulan dari perhitungan di atas adalah diperlukannya pemasangan tiang pancang miring, ini disebabkan karena tekanan tanah pasif efektif yang terjadi masih belum dapat mengatasi gaya horisontal yang bekerja pada konstruksi.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-161
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------2.3.2. Perhitungan Tiang Pancang Miring
Rumus : H ijin + N1.P sin α ≥ H yang bekerja x FS Dimana : H ijin : gaya horisontal yang mampu ditahan oleh tekanaan tanah pasif N : jumlah tiang pancang miring P : daya dukung tiang pancang vertikal dalam group H yang bekerja : total gaya horisontal yang bekerja H ijin + N1.P sin α ≥ H yang bekerja x FS 1,84 .105 + ( 5,75 .105 sin 5,71 ) ≥ 1,399 .107 x 1,5 N1 ≥ 3,478 ≈ 4 buah 2.3.3. Chek Gaya Vertikal
[(PxN 2 ) + N1 x(P. cosα )] ≥ V dimana : P : kemampuan tiang pancang vertikal dalam group N1 : jumlah tiang pancang miring N2 : jumlah tiang pancang vertikal V : beban vertikal yang bekerja pada konstruksi N = N1 + N2 18 = 4 + N2 → N1 = 14 buah
[(PxN 2 ) + N1 x(P. cosα )] ≥ V (5,75 .105 x 14 ) + 4 ( 5,75 .105 cos 5,71 ) ≥ 8,143.106 7,22 .107 N ≥ 8,143 .106 N……………………aman
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-162
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------100
100
100 50 100 A 100
100 A 100
100 A 100
100 A 100 50
Gambar 5.96. Penempatan tiang pancang vertikal dan miring
Keterangan : : A :
tiang pancang vertikal tiang pancang miring
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-163
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------2.4. Penurunan (Settlement)
• Penurunan pondasi tiang pancang Diketahui data sebagai berikut : -6,00 Pasir kasar :γsub = 1,74 gr/cm3
-7,5 m
- 20 m
- 22 m
- 25m
- 31 m
1 - 33 m
- 35 m
2
3
Gambar 5.97. Penurunan (Settlement) Tiang Pancang Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-164
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------♦ Perhitungan penurunan Beban Vertikal = 8,143.106 N= 814,3 ton Berat tiang pancang =0,25 x π x D2 x γ x 25 x 18 = 0,25 x 3,14 x 0,42 x 1,74 x 25 x 18 = 135,648 ton Berat beban total = beban vertikal + berat tiang pancang = 814,3 + 135,648 = 949,948 ton Tegangan pada tanah akibat berat bangunan dan muatannya dapat diperhitungkan merata pada kedalaman 2/3 Lp dan disebarkan dengan penyebaran V : H = 2 : 1 Lp = 25 m
2/3 . Lp = 2/3 x 25 = 16,67 m = 17 m Kedalaman penurunan yang diperhitungkan = 17 + 5 = 22 m Beban total disebarkan dengan penyebaran V : H = 2 : 1 L = 3 meter B = 9 meter A = 3 x 9 = 27 m2 q=
V 949,948 = = 35,183 t/m2 27 A
♦ Penurunan yang terjadi : ¾
Lapisan 1 ( kedalaman – 33 m ) L1 = L + 2X tan 30 = 9 + 2.1 tan 30 = 10,155 m B1= B + 2X tan 30 = 3 + 2.1 tan 30 = 4,155 m A1 = B1.L1 = 4,155 x 10,155 = 42,191 m2 ∆P =
A 27 xq = x35,183 = 22,515 t/m2 = 2,25 kg/cm2 A1 42,191
P0 = ( 23 x 2,00 ) – ( 21 x 1 ) = 25 t/m2
= 2,5
kg/cm2
4,75 kg/cm2 Dari grafik tekanan air pori yang diperoleh dari hasil consolidation test, maka dapat dihitung : e0 = 1,183 e1 = 1,003 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-165
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------∇e = 0,135 maka : s1 =
¾
∆e 0 ,135 xH = x100 = 6 ,3 m 1 + e0 1 + 1,138
Lapisan 2 ( kedalaman – 35 m ) L2 = L + 2X tan 30 = 9 + 2.3 tan 30 = 6,464 m B2= B + 2X tan 30
= 3 + 2.3 tan 30 = 12,464 m A2 = B2.L2 = 6,464 x 12,464 = 80,045 m2 ∆P =
A 27 xq = x35,183 = 809,212 t/m2 = 80,9 kg/cm2 A1 84,045
P0 = ( 25 x 2,00 ) – ( 21 x 1 ) = 29 t/m2
= 2,9
kg/cm2
83,8
kg/cm2
Dari grafik tekanan air pori yang diperoleh dari hasil consolidation test, maka dapat dihitung : e0 = 1,183 e2 = 1,035 ∇e = 0,103 maka : s2 = ¾
∆e 1 + e0
xH =
0 ,103 x100 = 4 ,82 m 1 + 1,138
Lapisan 3 ( kedalaman –37 m ) L3 = L + 2X tan 30 = 9 + 2.5 tan 30 = 14,774 m B3= B + 2X tan 30
= 3 + 2.5 tan 30 = 8,774 m A3 = B3.L3 = 8,774 x 14,774 = 129,627 m2 ∆P =
A 27 xq = x35,183 = 7 ,328 t/m2 = 0,7328 kg/cm2 A1 129,627
P0 = ( 27 x 2,00 ) – ( 25 x 1 ) = 29 t/m2
= 2,9 kg/cm2 3,6328 kg/cm2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-166
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Dari grafik tekanan air pori yang diperoleh dari hasil consolidation test, maka dapat dihitung : e0 = 1,183 e3 = 1,059 ∇e = 0,079 maka : s3 = ¾
∆e 1 + e0
xH =
0 ,079 x100 = 3 ,695 m 1 + 1,138
Lapisan 4 ( kedalaman –39 m ) L4 = L + 2X tan 30
= 9 + 2.7 tan 30 = 10,155 m B4= B + 2X tan 30 = 3 + 2.1 tan 30 = 4,155 m A4 = B4.L4 = 4,155 x 10,155 = 42,191 m2 ∆P =
A 27 xq = x35,183 = 22,515 t/m2 = 2,25 kg/cm2 A1 42,191
P0 = ( 29 x 2,00 ) – ( 27 x 1 ) = 25 t/m2
= 2,5 kg/cm2 4,75 kg/cm2
Dari grafik tekanan air pori yang diperoleh dari hasil consolidation test, maka dapat dihitung : e0 = 1,138 e1 = 1,086 ∇e = 0,052 maka : s4 =
∆e 1 + e0
xH =
0 ,052 x100 = 2 ,43 m 1 + 1,138
Maka settlement ( penurunan ) total = s1 + s2 + s3 + s4 s = 6,3 + 4,82 + 3,695 + 2,43 s = 17,245 cm
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-167
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.8. Jalan Pendekat (Oprit) 1. Perencanaan Geometrik Oprit
•
Alinyemen Horisontal dan Vertikal Oprit
Dalam perencanaan Jembatan Siangker akses menuju Bandara ini alinyemen horizontal dan vertikal oprit mengikuti alinyemen jalan, sehingga tidak terjadi perubahan pada alinyemen horizontal maupun vertikal. Alinyemen horizontal dan vertikal yang terjadi yaitu jalan lurus baik dari arah menuju maupun meninggalkan Bandara.
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-168
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.9. Perencanaan Saluran Drainase
2%
2,00
3,50
2%
3,50
2,00
Gambar 5.98. Sketsa Potongan Melintang Jalan Saluran Drainase Jalan Akses Bandara Sebelah Kiri (arah ke Bandara)
Saluran drainase pada Jalan Akses Menuju Bandara pada STA. 0+000 – STA. 1+800 terletak di sebelah kiri jalan dengan bagian tengah jalan dipisahkan oleh sungai sebagai median. Saluran drainase sebelah kiri jalan menggunakan pasangan batu dengan bentuk trapesium. a. Saluran Drainase pada STA. 0+000 – STA. 0+350 Data teknis : 9 Panjang saluran (L)
= 350 m
9 Luas daerah tangkapan hujan (A) = 0,006 Km2 9 Kecepatan pengaliran (V)
= 2,00 m3/detik
9 Kemiringan saluran (S)
= 0,019 %
9 Curah hujan daerah (R)
= 150.725 mm/tahun
Perhitungan : 1. Besarnya I (Intensitas hujan)
t = t
=
L V 350 2,00
⎛ R ⎞ ⎛ 24 ⎞ ⎟⎟ x ⎜ I = ⎜⎜ ⎟ ⎝ 24 ⎠ ⎝ t ⎠
= 0,056 jam 2
3
I
⎛ 150.725 ⎞ ⎟⎟ = ⎜⎜ ⎝ 24 ⎠
⎛ 24 x ⎜⎜ ⎝ 0,056
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
⎞ ⎟⎟ ⎠
2
3
= 355,431 mm / jam
V-169
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Besarnya C
C =
(Ca x L1 + 0.5 x L2 + 0.2 x (L1 + L2)) (L1 + L2 + L3)
C =
(0,95 x 7 + 0.5 x 2 + 0.2 x 9) (7 + 2 + 9)
= 0,503
3. Besarnya Debit rencana saluran
Q = 0,278 x I x C x A Q = 0,278 x 355,431 x 0,503 x 0,006 = 0,438 m3/detik Untuk perhitungan debit saluran pada STA. 0+350 – STA. 0+700, STA. 0+700 – STA. 1+150, STA. 1+150 – STA. 1+400, STA. 1+400 – STA. 1+800, perhitungannya dapat ditabelkan. Tabel 5.30. Hasil Perhitungan Debit Rencana Saluran STA. 0+000 - STA.1+800
STA
0+000 - 0+350 0+350 - 0+700 0+700 - 1+150 1+150 - 1+400 1+400 - 1+800
Kiri Kiri Kiri Kiri Kiri
L (m)
V (m3/dtk)
S (%)
R (mm)
t (jam)
A (Km2)
I (mm/jam)
C
Q (m3/dtk)
350 350 450 250 400
2,00 2,00 2,00 2,00 2,00
0,019 0,019 0,019 0,049 0,049
150.725 150.725 150.725 150.725 150.725
0,049 0,049 0,063 0,035 0,056
0,006 0,006 0,008 0,005 0,007
393,117 393,117 332,447 492,028 359,618
0,503 0,503 0,503 0,503 0,503
0,347 0,347 0,377 0,310 0,362
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-170
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Untuk perhitungan dimensi saluran drainase diambil debit yang terbesar, yaitu Q = 0,377 m3/detik yang terletak pada STA. 0+700 – STA. 1+150, agar apabila suatu saat terjadi debit maksimum (Q = 0,372 m3/detik), dimensi saluran drainase dapat terpenuhi. 4. Perhitungan Dimensi Saluran
Q = Qs
= 0,377 m3/detik
V
= (1,5 – 2,0) m/detik
Tinggi jagaan (w)
= 0,400 m
9 Untuk pasangan batu, V diambil = 2,0 m/detik
m = 1 dan n = 1,5 A = Qs/V = h =
A (m + n )
h =
0,186 (1 + 1,5)
b = =
0,186 m2
0,377/2,0 =
= 0,302 = 0,30 m
nxh 1,5 x 0,30
= 0,45 =
0,50 m
Luas Penampang Saluran (Trapesium) : A = (b + m x h) x h =
(0,50 + 1 x 0,30) x 0,30
= 0,240 m2
V = Qs/A = Fr =
D
0,377/0,240 =
1,592 m/detik
V gxD = A/T
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-171
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------T
= b+2xmxh = 0,50 + 2 x 1 x 0,30 =
D
= A/T = 0,240/1,10
Fr = Fr =
1,10 m
= 0,218 m
V gxD 1,592 9,81 x 0,218
= 1,089
Syarat, Fr > 1,40 atau Fr < 0,55, jadi Fr tidak memenuhi 9 Untuk pasangan batu, V diambil = 1,0 m/detik
m = 1 dan n = 1,5
A = Qs/V = h =
A (m + n )
h =
0,377 (1 + 1,5)
b = =
0,455 m2
0,377/1,0 =
= 0,427 = 0,40 m
nxh 1,5 x 0,40
= 0,60 m
Luas Penampang Saluran (Trapesium) : A = (b + m x h) x h =
(0,60 + 1 x 0,40) x 0,40
= 0,40 m2
V = Qs/A = Fr =
0,377/0,40 =
0,955 m/detik
V gxD
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-172
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------D
= A/T T
= b+2xmxh = 0,6 + 2 x 1 x 0,40 = 1,40 m
D
= A/T = 0,40/1,40
Fr = Fr =
= 0,286 m
V gxD 0,955 9,81 x 0,286
= 0,570
Syarat, Fr > 1,40 atau Fr < 0,55, jadi Fr tidak memenuhi
9 Untuk pasangan batu, V diambil = 0,75 m/detik
m = 1 dan n = 1,5 A = Qs/V =
0,377/0,75 =
h =
A (m + n )
=
0,601 (1 + 1,5)
h
b = =
0,601 m2
= 0,490 = 0,50 m
nxh 1,5 x 0,50
= 0,75 =
0,80 m
Luas Penampang Saluran (Trapesium) : A = (b + m x h) x h =
(0,80 + 1 x 0,50) x 0,50
= 0,650 m2
V = Qs/A =
0,377/0,650 =
0,588 m/detik
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-173
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Fr = D
V
gxD = A/T T
= b+2xmxh = 0,80 + 2 x 1 x 0,50 =
D
= A/T = 0,650/1,80
Fr =
Fr
=
1,80 m
= 0,361 m
V gxD 0,588 9,81 x 0,361
= 0,312
Syarat, Fr > 1,40 atau Fr < 0,55, jadi Fr memenuhi. (0,312 < 0,55) I =
R
V2 Kst 2 x R
4
3
= A/P P = b+2xhx
m +1
P = 0,80 + 2 x 0,50 x
R
I =
= 2,214
= A/P = 0,650/2,214
I =
1+1
= 0,294 m2
V2 Kst 2 x R
4
3
0,588 2 60 2 x 0,294
4
= 0,029 3
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-174
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5. Spesifikasi saluran
Qs
= 0,377 m3/detik
m
= 1
n
= 1,5
b
= 0,8 m
h
= 0,5 m
w
= 0,4
V
= 0,75 m/detik
Kst
= 60
P
= 2,214
R
= 0,294
I
= 0,029
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-175
Bab V Perencanaan
----------------------------------------------------------------------------------------------------
0,4 m
0,5 m
0,3 m 0,3 m
0,3 m
0,8 m
0,3 m
Gambar 5.99. Detail Dimensi Saluran Drainase
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-176
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.10. Perhitungan Gorong-gorong
Gorong-gorong dipasang melintang pada STA 1+150 karena digunakan untuk mengalirkan air dari saluran drainase pada STA. 0+000 ke STA. 1+150,sebelum jembatan dan STA. 1+400, ke STA. 1+800 yang memiliki elevasi yang rendah. 3,00 2,00 1,00 0,00
0+000
STA.
0+350 0,019
Kemiringan (%)
2,01
Elevasi Rencana (m)
0+700 0,019
1,94
1+150 0,019
1,88
1+400 0,049
1,80
1+800 0,049
1,70
1,50
Gambar 5.100. Penampang Melintang Gorong-gorong 1. Perhitungan Dimensi
Q =
0,377 m3/detik
V =
(1,5 – 2) m/detik diambil 2 m/detik
A = Q/V =
0,377/2 =
0,186 m2
Luas Penampang Saluran (Lingkaran) : A
= (3,14 x d2)/4
0,186 = (3,14 x d2)/4 d2
= 4 x 0,186/3,14 = 1,258
d
= 1,121
= 1,121 m
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-177
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------2.Kemiringan Gorong-gorong
I =
V2 Kst 2 x R
4
3
R = A/P P = =
140
πxd
112
3,14 x 1,12 = 3,517
R = A/P =
0,186/3,517
= 0,281
20
V2
I =
2
Kst x R
4
5
3
140
Gambar 5.101. Gorong-gorong
=
2
2 4
70 2 x 00,281 ,152 34/3
= 0,004 0,010 m
3.Kehilangan Tinggi Energi
Q = µxAx
2xgxz
01,977 ,455 = 0,90 x 00,186 ,288 xx 2 x 9,81 x z
z =
0,252 m
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-178
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------5.11. Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah merupakan suatu konstruksi yang terbuat dari pasangan batu kali, yang berfungsi sebagai penahan tanah atas beda tinggi antara elevasi jalan rencana dengan elevasi jalan asli. Dinding penahan tanah ini direncanakan dengan dimensi sebagai berikut : 0,5
1 0,5
2,05
0,5 0,5 0,5
Gambar 5.102. Rencana Dinding Penahan Tanah
Data – data Teknis Bahan
= Pasangan Batu Kali
Berat Jenis = 2,2 ton/m3 Adapun perencanaan DPT pada TA Perencanaan Jalan dan Jembatan ini meliputi perencanaan dimensi, pemeriksaan stabilitas geser dan guling dengan dimensi rencana dan daya dukung tanah terhadap longsoran. Berdasarkan Laporan Hasil Penyelidikan Tanah Laboratorium Mekanika Tanah Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, didapat tanah daerah Bandara Ahmad Yani dan Sekolah Krista Mitra Semarang dengan datadata sebagai berikut : γt = 1,74 t/m3 ∅ = 12 o c = 0,10 kg/cm2 = 1,0 t/m2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-179
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Perencanaan kekuatannya didasarkan atas bagioan dinding penahan tanah yang tertinggi. Penentuan Gaya – gaya
♦ Perhitungan Koefisien Tekanan Tanah Ka = tan2 ( 45 - ∅/2 ) = tan2 ( 45 – 12/2 ) = 0,331 Kp = tan2 ( 45 + ∅/2 ) = tan2 ( 45 + 12/2 ) = 3,021 ♦ Perhitungan Tekanan Tanah Aktif ( Pa )
q
Pa1 Pa2
3,05
Pp
Gambar 5.103. Perataan Beban Segi Tiga
q
= ( BJ tanah x 0,5 ) / 2 = ( 1,74 x 0,5 )/ 2 = 0,39825 ton /m2
qr = 0,5 q = 0,5 x 0,39825 = 0,199125 ton /m2 σa1 = qr x Ka – 2 x c x √ Ka = 0,199125 x 0,331 – 2 x 0,10 x √ 0,331 = - 0,394 ton /m2
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-180
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------σa2 = Ka x γ x h = 0,331 x 1,74 x 3,05 = 1,608 ton / m2 σa = σa1 + σa2 = - 0,394 + 1,608 = 1,214 ton / m2 Sehingga diagram tegangannya menjadi : - 0,394 ton/m2
- 0,394 ton/m2
h - 0,394 t/m2
1,608 t/m2
1,214 t/m2
Gambar 5.104. Diagram Tegangan Dinding Penahan Tanah
h = 1,214 x 3,5 /1,845 = 2,754 m Pa = σa x h x b ; b = 1 m = 1,451 x 3,5 x 1 = 3,994 ton ♦ Perhitungan Tekanan Tanah Pasif ( Pp )
h
Pp
Gambar 5.105. Tekanan Tanah Pasif
σp = Kp x γ x h = 3,021 x 1,74 x 1 = 4,812 ton / m2 Pp = σp1x h/2 x b ; b = 1 m = 4,812 x 0,5 x 1 = 2,406 ton / m2 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-181
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------♦ Perhitungan Gaya Vertikal Berat Sendiri ( V ) 1
0,5
3,05 m V 0,5
Gambar 5.106. Gaya Vertikal Berat Sendiri
V = A x γ batu kali x b ; b = 1 m = (( 0,5 x 0,5 ) + ( 2 x 0,5 x 3,163 )) x 2,2 x 1 = 7,5086 ton ♦ Penentuan Titik Berat Bangunan 1
0,5
II
3,05 m
I 0,5
Gambar 5.107. Titik Berat Dinding Penahan Tanah
♦ Statis Momen terhadap Tepi Kiri A x X = ∑ Ai x X i X = ∑ A i x Xi / A
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-182
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 5.31. Titik Berat Dinding Penahan Tanah
Bagian
Bi ( m )
Hi ( m )
Ai ( m2 )
Xi ( m )
Ai x Xi ( m3 )
I
0,500
0,500
0,250
0,250
0,0625
II
0,500
3,500
3,163
0,750
2,37225
3,413
2,43475
X = 2,43475/3,4130 = 0,7133 m ♦ Kontrol Terhadap Stabilitas Guling Sfguling = ∑Mv / ∑MH
= ( V x X + Pp x h/3 ) / ( Pa x h/3 ) = ( 7,5086 x 0,7133 + 2,406 x 3,5/3 ) / ( 3,994 x 2,754/3 ) = 1,751 > 1,5 ( aman ) ♦ Kontrol Terhadap Stabilitas Geser Sf geser = ∑V/ ∑H = V/ ( Pp – Pa ) = 7,5086/ ( 3,996 - 2,406 ) = 4,73 > 1,5 ( aman ) ♦ Kontrol Terhadap Daya Dukung Tanah Tegangan Tanah yang terjadi pada dasar tapak : σ1.2. = N / A ± M / W σ1.2 = 7,5086 / ( 1 x 0,5 ) ± ( 7,5086 x 2,406 – 3,994 x 2,754/3 ) σ1 = 29,4162 σ2
= 0,6182
Daya Dukung Tanah yang terjadi : ∅ = 12° Dari koefisien daya dukung Terzaghi , untuk sudut geser 12°, didapat harga – harga sebagai berikut : Nc = 33,5 Nq =22,7 Nγ =22,6 Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-183
Gb. 5.33. Wing wall
Bab V Perencanaan
---------------------------------------------------------------------------------------------------Daya Dukung Tanah : q = c x Nc x γ x Df x Nq + 0,5 x γ x B x Nγ = ( 0,10 x 33,5 ) + ( 1,74 x 1 x 22,7 ) + ( 0,5 x 1,74 x 1 x 22,6 ) = 55,502 > σ1.2 ( aman )
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
V-184