70
BAB V ANALISA HASIL
5.1
Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process
Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk A suspensi injeksi 150 mg/ 3 mL di PT. XYZ menggunakan metode Statiscal Procesing Control. Berdasarkan data yang telah diolah dengan menggunakan software WinQSB dan manual didapatkan nilai UCL, CL, dan LCL yang tidak berbeda jauh, begitupula dengan nilai kendali yang dihasilkan oleh software WinQSB hal ini dapat diperhatikan pada grafik pada gambar IV.1 (peta kendali range) dan IV.2 (peta kendali rata-rata), dari grafik tersebut dapat telihat jelas salah satunya di peta kendali range masih masuk dalam batas kendali ”In Control”, sedangkan di peta kendali rata-rata terlihat jelas banyak beberapa nilai yang di luar batas kendali, hal ini dikarenakan ada beberapa indikator yang menyebabkan proses produksi bervariasi dan dapat mempengaruhi mutu kualitas terhadap produk, namun demikian perusahaan harus mengendalikan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus dari proses itu sendiri. Penyebab variasi volume
67
68
dalam vial produk A suspensi injeksi 150 mg / 3 mL dapat di analisa dengan menggunakan fishbone diagram guna mengetahui akar permasalahan yang menyebabkan variasi volume produk A suspensi injeksi 150 mg / 3 mL dapat terjadi, sehingga dapat dilakukan perbaikan.
Gambar V.1 Fishbone Diagram variasi volume produk A suspensi injeksi 150 mg/3mL
Dari gambar diagram fishbone terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya variasi volume dalam vial produk A suspensi injeksi 150 mg/3 mL, faktor – faktor diantaranya: 1.
Man a. Kurang memahami cara pengoperasian mesin, dapat disebabkan kurangnya pengalaman dan kurangnya pelatihan yang diberikan.
69
b. Ketelitian, Hal ini disebabkan karena kelelahan dan kurang konsentrasi, sehingga pekerjaan yang dilakukan kurang teliti. c. Motivasi, psikologi pekerja harus dalam keadaan baik, apabila keadaan pekerja dalam keadaan buruk maka banyak kesalahan yang terjadi dalam pengerjaannya d. Kurang Terampil, pekerja yang kurang terampil membuat pekerjaan selesai lebih lama. 2.
Methode a. Cara sampling, cara sampling harus sesuai dengan Petunjuk operasional penerapan cara pembuatan obat yang baik, jika tidak sesuai dengan acuan sampling yang ditentukan menyebabkan ketidaksesuaian sampling b. Filling, Pastikan bahwa produk yang akan diisikan ke dalam vial glass sesuai dengan jumlah yang di inginkan, jika tidak sesuai menyebabkan hasil variasi volume.
3.
Material a. Penyimpanan bahan baku, penyimpanan bahan baku dengan kondisi yang tidak sesuai menyebabkan kualitas dari bahan baku tersebut menurun. b. Karakteristik bahan baku, Bahan baku yang dipakai berasal dari berbagai macam sumber yang memungkinkan adanya perbedaan karakteristik fisika dan kimiawi
70
4.
Machine a. Cara pembersihan yang kurang tepat menyebabkan mesin/alat tidak bekerja secara maksimal sehingga set-up yang di setting terkadang tidak sesuai dengan jumlah volume yang diinginkan. b. Outlet valve tidak di set up dengan benar dan ukuran partikel suspensi produk tidak stabil akan menyebabkan ketidakseragaman saat pengisian produk ke dalam vial c. Kalibrasi, jadwal kalibrasi yang tidak tepat waktu menyebabkan hasil yang didapatkan terjamin tidak keakuratan hasilnya. d. Tegangan Listrik yang tidak stabil akan menyebabkan mesin – mesin tidak stabil
5.
Enviroment a. Tingginya
temperatur
udara,
menyebabkan
pekerja
hilang
konsentrasi, sehingga pekerjaan yang dilakukan kurang teliti. Selain itu data yang telah di olah dapat dipertegas oleh buku ”Pengantar Teknik & Manajemen Industri, Wignjosoebroto” yang menandakan bahwa data tersebut terjadi peformance yang abnormal hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
71
Gambar V.2 Macam-Macam Kemungkinan Penyebaran Data yang Diplot Sebuah Peta Kontrol dan Inteprestasinya Jika data di luar batas kendali ataupun ada kejadian performance yang abnormal seperti pada gambar di atas, maka ada beberapa langkah yang harus diambil, diantaranya: 1.
Selidiki penyebab-penyebab performance yang abnormal
2.
Menganalisis kondisi-kondisi yang dianggap abnormal
3.
Mengeleminasi data yang abnormal
4.
Merevisi control chart sampai didapatkan data yang dimasukan kedalam control chart in statistic control dan didapatkan UCL, CL dan LCL yang baru untuk digunakan sebagai spesifikasi terbaru.
72
Hal diatas adalah beberapa tindakan yang harus diambil, begitupula dengan peneliti yaitu melakukan revisi terhadap hasil dari data yang diambil, maka setelah direvisi baik peta range maupun peta kendali rata-rata maka menjadi ”In Control” Hal ini dapat dilihat pada gambar V.3 dan V.4. Berdasarkan perhitungan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti didapatkan hasil control chart R didapatkan hasil CL = 0,04, LCL = 0, UCL = 0,074 sedangkan control chart X didapatkan hasil CL = 3,15, UCL = 3,17, LCL = 3,13 dilihat dari observasi ternyata banyak data yang berada diluar upper control limit maupun lower control limit, yaitu data observasi ke- 2, 3, 4, 5, 11, 16, 17, 19, 27, 33, 34, 36, 37, 38, 39, dan 40 selain itu juga terdapat beberapa plot data menyebar tidak rata dalam batas-batas control yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas volume produk A suspense injeksi 150 mg/ 3 mL belum memenuhi criteria yang terkendali secara spesifik karena masih mengandung variasi penyebab khusus (special-causes variation) dan variasi penyebab umum (common-causes variation).
Variasi adalah ketidakseragaman
dalam sistem operasional atau analisis sehingga menimbulkan perbedaan dalam mutu pada output produk yang dihasilkan. sehingga harus dilakukan revisi control chart
R didapatkan hasil CL = 0,03, UCL = 0,071, UCL = 0 dan control chart X didapatkan hasil CL = 3,15, UCL = 3,17, LCL = 3,13 setelah dilakukan revisi dengan membuang data yang disebabkan oleh sebab khusus
73
Gambar V.3 Control chart Rata-rata setelah revisi Peta Range dan Peta kendali rata-rata mempunyai korelasi maka peta range pun di revisi agar mengetahui hasil mutu kualitas yang baik.
Gambar V.4 Control chart Range setelah revisi
74
5.2
Langkah – Langkah Perbaikan Penyebab terjadinya variasi volume dalam vial produk A suspensi injeksi
150 mg/3 mL memberikan suatu petunjuk untuk perencananan perbaikan. Berdasarkan hasil yang didapat oleh peneliti, maka dalam menjaga kestabilan suatu kualitas produk harus dibuat sedemikian rupa sehingga bisa sesuai dan memenuhi spesifikasi, standar, dan kriteria standar kerja lainnya. Dalam mencegah terjadinya mutu kualitas suatu produk keluar dari batas kendali yang telah ditentukan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya: 1.
Selidiki penyebab-penyebab performance yang abnormal
2.
Analisa dan melakukan tindakan terhadap hasil koreksi kesalahankesalahan yang terjadi dan melakukan koreksi-koreksi terhadap penyimpangan.
3.
Mencari kerusakan, kesalahan secara cepat terhadap pemakaian aplikasi dan metode-metode, pengujian, analisis statistik.
4.
Pembuatan standar-standar kualitas, inspeksi terhadap material yang datang, serta membuat peta kontrol seperti peneliti lakukan yang bertujuan untk mencegah terjadinya penyimpangan dalam proses kerja yang berlangsung.
5.
Pemberian training berupa pembekalan teori dasar mesin – mesin yang digunakan dan cara pengoperasiannya dengan pendampingan selama 3 bulan selanjutnya evaluasi skill selama 3 bulan. 6.
Maintenance mesin yang lebih intensive terutama untuk bagian outlet valve dan mesin filling.