SKRIPSI
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA
Oleh DARMASTUTI DIAN PRATIWI F24102106
2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Darmastuti Dian Pratiwi. F24102106. Aplikasi Statistical Process Control (SPC) Dalam Pengendalian Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) Di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Di bawah bimbingan Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc. (2006)
RINGKASAN
Statistical Process Control adalah suatu cara pengendalian proses yang dilakukan melalui cerminan/gambaran statistik pergerakan data diantara rentang batas toleransi penyimpangan tertentu. Metodologi yang dilakukan mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif. Penentuan dan interpretasi dari pengukuran-pengukuran yang telah dilakukan dapat menjelaskan baik tidaknya suatu proses atau operasi. Tujuan utama pengendalian proses ini adalah untuk peningkatan kualitas proses produksi agar dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan, serta mengurangi kerugian yang dapat dialami produsen. Pengendalian proses yang dikaji selama periode magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas adalah proses pengolahan susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature). Salah satu karakteristik mutu dari produk ini adalah volume bersihnya. Kurang cermatnya pengendalian proses pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT menyebabkan parameter mutu tersebut beragam dan sering menyimpang dari spesifikasi. Tujuan dari kegiatan magang ini adalah mengkaji penyimpangan volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT melalui penggunaan bagan kendali, serta menganalisa penyebab-penyebab penyimpangan tersebut. Metode yang dilakukan adalah melalui observasi lapang yang mencakup wawancara dan pengamatan, dilanjutkan dengan studi pustaka, pengambilan data dan analisa. Proses pengambilan dan metode pengukuran contoh yang dilakukan sama seperti pengendalian volume bersih yang dilakukan oleh Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Analisis data yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik bagan kendali proses (control chart) X-bar dan R Untuk mengetahui faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT digunakan teknik brainstorming dan pembuatan diagram sebab-akibat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa mutu proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT untuk karakteristik volume bersih belum terkendali secara statistik. Pada bagan kendali X-bar susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml line 1 didapatkan CL (Control Limit) nya adalah 114.926 ml dan 2.061 ml untuk bagan kendali R. CL pada line 2 adalah 114.960 ml untuk bagan kendali X-bar dan 1.746 ml untuk bagan kendali R. Pada bagan kendali X-bar susu Frisian Flag Coklat UHT volume 200 ml line 1 didapatkan CL-nya adalah 199.762 ml dan CL pada bagan kendali R adalah 3.179 ml. Sedangkan untuk line 2, CL pada bagan kendali X-bar adalah 198.525 ml dan 2.619 ml untuk bagan kendali R. Hasil analisis diagram sebab-akibat yang diperoleh dari hasil brainstorming menunjukkan bahwa faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap keragaman mutu volume bersih adalah manajemen, metode, mesin, dan manusia. Faktor yang termasuk ke dalam manajemen adalah pengawasan pada
shift 3 sedangkan pada metode adalah sampling. Untuk manusia, faktor-faktornya adalah kekurangtelitian, keterampilan/keahlian serta motivasi dalam bekerja. Mesin terbagi lagi menjadi homogenizer, tegangan listrik, PLC (Process Logic Control), dan outlet valve.
APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh DARMASTUTI DIAN PRATIWI F24102106
2006 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN APLIKASI STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DALAM PENGENDALIAN VOLUME BERSIH SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) DI PT. FRISIAN FLAG INDONESIA PLANT CIRACAS, JAKARTA SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh DARMASTUTI DIAN PRATIWI F24102106 Dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1985 Tanggal lulus : 21 Juli 2006 Menyetujui, Bogor, Agustus 2006
Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc. Dosen Pembimbing Mengetahui,
Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc., Agr. Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1985. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara putri pasangan Drs. Hadi Hardjono dan Rini Gayatri Suryowati. Penulis memulai pendidikan formalnya pada tahun 1988-1990 di TK Regency Jakarta. Pendidikan SD ditempuh pada tahun 1990-1996 di SD Yasporbi I Jakarta. Pada tahun 1996-1999 penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Yasporbi I Jakarta. Selepas SMP, penulis melanjutkan pendidikannya di SMU Labschool Rawamangun Jakarta hingga tahun 2002. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa IPB pada Departemen Teknologi Pangan dan Gizi (yang saat ini menjadi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan), Fakultas Teknologi Pertanian IPB melalui jalur SPMB (Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru). Selama kuliah penulis aktif di beberapa organisasi baik di dalam maupun di luar kampus, yaitu menjadi staf di World Wildlife Fund Indonesia, Cat Fancy Indonesia, HIMITEPA (Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan), Food Chat Club, IAAS (International Association of Students in Agricultural and Related Sciences) Local Committee IPB, dan fgW student Forum. Selain itu, penulis juga pernah mengikuti berbagai macam kepanitiaan yang diadakan oleh organisasi-organisasi tersebut. Selama menjadi mahasiswa di IPB penulis memperoleh beberapa penghargaan yaitu juara pada The 4th National Student Paper Competition on Food Issues, dan juara menulis Surat Kritik dan Saran untuk Menteri Pertanian Republik Indonesia. Selain itu penulis juga terpilih dalam kegiatan Unilever Business Week 2005. Untuk kegiatan akademik, penulis terpilih menjadi Asisten Praktikum mata kuliah Mikrobiologi Pangan. Sebagai syarat memperoleh gelar sarjana penulis melakukan kegiatan magang selama empat bulan di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Hasil kegiatan tersebut disusun dalam bentuk skripsi dengan judul “Aplikasi Statistical Process Control (SPC) Dalam Pengendalian Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta” dengan bimbingan Dr. Ir. Yadi Haryadi, MSc.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini : 1. Dr.Ir.Yadi Haryadi, M.Sc atas bimbingannya selama penulis menjadi mahasiswa di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. 2. Ir. Maya Surjadewi selaku pembimbing lapang yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan perhatian selama penulis magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. 3. Bapak Kumpul Gunadi yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan tugas akhir di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. 4. Dr. Ir. Muhamad Arpah, M.Si dan Ir. Budi Nurtama, M.Agr atas kesediaannya menguji penulis saat ujian akhir sarjana serta atas saransaran yang sangat berharga bagi perbaikan skripsi ini. 5. Keluarga penulis, Papa, Mama, serta Mas Bayu yang selalu mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat waktu. 6. Tri Pujihartono yang telah memberikan dukungan, perhatian, bantuan, serta semangat. Terimakasih atas hari-hari yang luar biasa selama magang. 7. Bu Retno, Pak Aryo, Pak Priyo, Pak Thomas, Bu Antie, Pak Hari, Mbak Wiwik, Pak Bambang, Pak Ananto, Mbak Pungki, Mas Hendra, Pak Erik, Pak Teguh, Pak Togam, Meneer Ekke, Mr. Sardar, Pak Muhaemin, Pak Cece, Pak Bahri, serta Pak Iwat yang selalu membantu dan mendukung penulis selama magang. Terimakasih karena banyak sekali pelajaran yang dapat penulis peroleh dari semuanya. 8. Zarina dan Dadik atas ketulusannya dalam membantu penulis mengurus segala hal untuk menyelesaikan skripsi dan juga menyukseskan ujian akhir sarjana. Herold, Shinta dan Yoga yang telah membantu penulis untuk mempelajari bahan-bahan kuliah secara komprehensif.
i
9. Desma, Kak Gembit, Mas Reza, Budiman, serta Yoseph yang telah memberikan masukan-masukan berharga untuk penyelesaian skripsi ini. 10. Woro, Elvina, Ribka, Randy, Adrinal, Farah, Putra, Nanda, Arti, Kanyaka, Yudhan, Yulizar, Irene, Alina, Didin, Steisi, Ajeng, Irwan, Tisa, Dora, Nuy, Novi, Dita, Kak Ivan, Mario, Kak Opik, Juki, Ponde, Agung, Devina, Nindi, David, Ika, Mas Faisal dan Mas Denny atas dukungan serta kebersamaannya dengan penulis disaat-saat penulis membutuhkan penyegaran dalam membuat tugas akhir. Serta seluruh teman-teman D1 (Arvi, Ratry, Inggrid dan tentunya Woro) atas kerjasamanya yang luar biasa selama penulis menjadi mahasiswa di IPB. 11. Tasya, Epin, Dita, Dewi, Alma, Iyas, Widhi, Fathur, Dicky, VJ, Utiek, Nissa, Lukman, dan Ika, teman-teman seperjuangan dari SMU Labschool Rawamangun Jakarta yang selalu mendukung dan menemani penulis. 12. Teman-teman Unilever Business Week 2005, Be’e, Pandu, Aldi, Bondan, Hendry, Lady, Dinda, Adi, Anjar, Celly, Shinta, Lia, Oche, Achie, Mas Ferry, Andrew, Neneng, Arya dan Gatot yang tidak pernah berhenti menyemangati penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Jakarta, Juli 2006
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
vii
I. PENDAHULUAN ......................................................................................
1
A. LATAR BELAKANG ...........................................................................
1
B. TUJUAN ................................................................................................
2
1. Umum .................................................................................................
2
2. Khusus ...............................................................................................
2
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ....................................................
4
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN .....................
4
B. PRODUK YANG DIHASILKAN ........................................................
5
C. LOKASI PABRIK .................................................................................
6
1. Tata Letak Pabrik ..............................................................................
6
2. Tenaga dan Utilitas ............................................................................ D.7 D. MANAJEMEN ......................................................................................
11
1. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................
11
2. Ketenagakerjaan ...............................................................................
12
III. TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................
14
A. MUTU ...................................................................................................
14
B. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK ..........................
15
C. BRAINSTORMING ................................................................................
16
D. DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE DIAGRAM) ....................
17
E. BAGAN KENDALI ..............................................................................
18
F. KAPABILITAS PROSES ......................................................................
22
iii
IV. PROSES PRODUKSI SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE) .......................................................
23
A. BAHAN BAKU ....................................................................................
23
1. Susu Segar (Fresh Milk) ...................................................................
23
2. Skim Milk Powder (SMP) .................................................................
24
3. Gula (Sukrosa) ..................................................................................
24
4. Bubuk Coklat (Cocoa Powder) .........................................................
25
5. Vitamin ..............................................................................................
25
6. Stabilizer ...........................................................................................
25
B. PROSES PENGOLAHAN ....................................................................
26
1. Penerimaan Susu Segar (Fresh Milk) dan Pasteurisasi .....................
26
2. Persiapan Bahan ................................................................................
27
3. Mixing ...............................................................................................
27
4. Sterilisasi ...........................................................................................
28
5. Pengisian dan Pengepakan ................................................................
28
V. METODOLOGI ........................................................................................
30
A. OBSERVASI LAPANG .......................................................................
30
B. STUDI PUSTAKA ................................................................................
30
C. PENGUMPULAN DATA .....................................................................
30
D. TEKNIK ANALISIS DATA..................................................................
32
1. Bagan Kendali X-bar dan R ..............................................................
32
2. Brainstorming ...................................................................................
34
3. Diagram Sebab-Akibat (Fishbone Diagram) ....................................
34
4. Kapabilitas Proses .............................................................................
35
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
36
A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN ................................
36
B. MENEMUKAN FAKTOR MASALAH ...............................................
41
1. Manusia .............................................................................................
41
2. Metode ..............................................................................................
42
3. Mesin .................................................................................................
43
4. Manajemen ........................................................................................
43
C. CORRECTIVE ACTION PLANS ...........................................................
44
iv
VII. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
46
A. KESIMPULAN ......................................................................................
46
B. SARAN .................................................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
47
LAMPIRAN ....................................................................................................
49
v
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas .....................................................................................
5
Tabel 2.
Komposisi kimiawi rataan susu sapi dan variasinya ...............
23
Tabel 3.
Sumber susu segar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ..
24
Tabel 4.
Spesifikasi volume bersih liquid carton pack .........................
32
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.
Struktur diagram sebab-akibat ................................................
18
Gambar 2.
Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali ......................
19
Gambar 3.
Gambar bagan kendali secara umum ......................................
21
Gambar 4.
Diagram alir pengukuran volume bersih (ml) .........................
32
Gambar 5.
Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 1 ..................................................................................
Gambar 6.
Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 2 ...................................................................................
Gambar 7.
39
Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 2 ..................................................................................
Gambar 9.
38
Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 1 ...................................................................................
Gambar 8.
38
39
Diagram Ishikawa variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT .............................................................................
45
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Struktur organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas ...
50
Lampiran 2. Diagram alir proses penerimaan susu segar dan pasteurisasi ....
51
Lampiran 3. Diagram alir proses pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT
52
Lampiran 4. Data carton pack BCCO 115 ml ntuk uji ANOVA ..................
53
Lampiran 5. Uji ANOVA untuk carton pack BCCO 115 ml .......................
54
Lampiran 6. Data carton pack BCCO 200 ml untuk uji ANOVA ................
55
Lampiran 7. Uji ANOVA untuk carton pack BCCO 200 ml .......................
56
Lampiran 8. Konstanta bagan kendali ...........................................................
57
Lampiran 9. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 1 58 Lampiran 10. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 2 60 Lampiran 11. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 1 62 Lampiran 12. Data volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 2 63
viii
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Era globalisasi mengakibatkan perubahan yang cukup besar di dalam dunia usaha termasuk industri manufaktur serta perdagangan barang dan jasa. Era pasar bebas yang pada prinsipnya tidak ada pembatasan di dalam perdagangan antar negara, menyebabkan setiap produk yang berupa barang dan jasa dari berbagai negara dapat masuk ke Indonesia secara bebas, demikian pula sebaliknya. Hal ini menimbulkan ketatnya persaingan di tingkat produsen (perusahaan) di dalam menawarkan produknya ke konsumen. Persaingan yang terjadi bukan hanya dilihat dari seberapa tinggi tingkat produktivitas perusahaan, namun lebih cenderung ke arah seberapa rendah tingkat harga yang ditawarkan produsen ke konsumen dengan mutu yang lebih baik. Untuk menjaga konsistensi mutu produk dan jasa yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) atas aktivitas proses yang dijalani. Dari pengendalian mutu yang berdasarkan inspeksi dengan penerimaan produk yang memenuhi syarat dan penolakan yang tidak memenuhi syarat sehingga banyak bahan, tenaga, dan waktu yang terbuang, muncul pemikiran untuk menciptakan sistem yang dapat mencegah timbulnya masalah mengenai mutu agar kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang lagi (Ariani, 1999). Salah satu teknik kegiatan pengendalian mutu yang dapat digunakan suatu industri adalah pengendalian mutu secara statistik (Statistical Process Control). Statistical Process Control adalah suatu cara pengendalian proses yang dilakukan melalui pengumpulan dan analisis data kuantitatif selama berlangsungnya proses produksi, serta penentuan dan intrepretasi hasil pengukuran-pengukuran yang telah dilakukan, sehingga diperoleh gambaran yang menjelaskan baik tidaknya suatu proses untuk peningkatan mutu produk agar memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan (Gaspersz, 1998). Dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, salah satu industri yang cukup berkembang pesat adalah industri pengolahan susu. Industri pengolahan susu merupakan jenis usaha yang cukup banyak dilakukan dan
1
jumlahnya semakin bertambah. Hal ini disebabkan karena permintaan konsumen terhadap produksi susu relatif meningkat dan masyarakat semakin mengerti pentingnya kebutuhan akan gizi, sehingga keberadaannya sangat penting. Salah satu industri yang bergerak di bidang pengolahan susu adalah PT. Frisian Flag Indonesia, Jakarta. Kegiatan magang di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas difokuskan pada pengendalian volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature). Produk Frisian Flag Coklat UHT merupakan produk susu UHT yang paling banyak diproduksi di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Ketidaktepatan volume bersih produk akan berdampak kerugian terhadap salah satu pihak, dalam hal ini produsen atau konsumen. Apabila volume bersih lebih tinggi dari spesifikasi, pihak produsen akan dirugikan dan pihak konsumen akan diuntungkan, demikian pula sebaliknya.
B. TUJUAN 1. Umum a. Memberi kesempatan untuk menerapkan ilmu dan keterampilan profesi yang didapat untuk menganalisa, mengobservasi, serta memecahkan masalah yang ada di dalam industri pangan. b. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan profesi serta menambah pengalaman mahasiswa melalui penerapan ilmu, latihan kerja, dan pengamatan. c. Melatih
ketrampilan,
sikap
kooperatif,
serta
kemampuan
dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat luas sebagai suatu persiapan untuk memasuki dunia kerja nyata. d. Memperkenalkan dan memberikan gambaran nyata dunia industri beserta permasalahan yang ada di dalamnya.
2. Khusus a. Mengaplikasikan bagan kendali untuk mengendalikan volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta.
2
b. Mengaplikasikan teknik brainstorming untuk menyusun diagram sebabakibat. c. Menyusun diagram sebab-akibat untuk mengetahui faktor-faktor yang berpeluang menjadi penyebab ketidaktepatan volume bersih pada susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) di PT Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. d. Menghitung kemampuan proses (process capability) apabila proses sudah terkendali.
3
II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas didirikan pada tanggal 5 November 1973, dengan nomor Akte Pendirian : 23 tahun 1973 dengan status permodalan Indonesia - Hongkong – Amerika. Nama perusahaan pada saat itu adalah PT. Foremost Indonesia, dan produk yang dihasilkan pertama kali adalah susu kental manis dengan merek “FOREMOST”. Namun karena ketatnya persaingan pasar, produk ini kurang diterima pasaran. Pada tahun 1976 PT. Friesche Vlag Indonesia mengambil alih perusahaan karena alasan manajemen, dan status permodalan menjadi Indonesia – Belanda, dengan nama perusahan PT. Foremost Indonesia. Produk yang dihasilkan adalah susu kental manis dan susu cair siap minum yang terdiri atas susu cair (sterilized milk) dalam kemasan botol dan carton pack (UHT milk) dengan merek “FRISIAN FLAG” atau “SUSU BENDERA”. Izin usaha diperoleh dari Departemen Perindustrian pada tanggal 5 November 1988 dengan Nomor : 433/DJAI/IUTI/PMA/XI/88. PT. Foremost Indonesia, PT. Friesche Vlag, dan PT. Tesori Mulia merupakan bagian dari Susu Bendera Group. PT. Tesori Mulia merupakan perusahan yang bergerak dalam bidang distribusi dan pemasaran yang bertugas untuk mendistribusikan dan memasarkan seluruh produk-produk bermerek susu bendera. Pada tanggal 1 September 2003 nama PT. Foremost Indonesia, PT. Friesche Vlag Indonesia, dan PT. Tesori Mulia berubah menjadi PT. Frisian Flag Indonesia. Selama perjalanannya, Susu Bendera Group telah mendapatkan sertifikat ISO 9001: 2000. Dalam pengendalian mutu produk, PT. Frisian Flag Indonesia menerapkan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) untuk menjamin bahwa hanya produk yang aman dikonsumsi saja yang diterima konsumen. PT. Frisian Flag Indonesia telah mendapatkan sertifikat HACCP dari SGS dgn nomor sertifikat BE02/3044HA.
4
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki lahan seluas 4.4 ha atau 44000 m2, yang terdiri atas bangunan untuk pengolahan, gudang, kantor, kantin, mushola, serta tempat parkir.
B. PRODUK YANG DIHASILKAN PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menghasilkan berbagai macam produk susu yang diproduksi hingga saat ini dan produk-produk tersebut hanya dipasarkan dalam negeri. Produk yang dihasilkan terbagi menjadi dua jenis yaitu susu kental manis dan susu cair. Susu cair terbagi lagi menjadi dua yaitu susu steril dan susu UHT (Ultra High Temperature). Macam produk secara keseluruhan dapat dilihat di Tabel 1. Tabel 1. Produk yang dihasilkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas Merek Produk Jenis produk Frisian Flag
Susu Kental Manis Full Cream Susu Kental Manis Coklat Krimer Kental Manis
OMELA
Krimer Kental Manis
Frisian Flag Coklat
Susu Steril dan UHT
Frisian Flag Full Cream
Susu Steril dan UHT
Frisian Flag Strawberry
Susu Steril dan UHT
Frisian Flag Banana
Susu Steril
Yes! Coklat
Susu steril dalam botol dan UHT
Yes! Strawberry
Susu steril dalam botol dan UHT
Yes! Orange
Minuman susu asam rendah
Yes! Mango
Minuman susu asam rendah
Fristi Vanila
Susu UHT
Fristi Coklat
Susu UHT
Fristi Strawberry
Susu UHT
Sumber : Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta
5
C. LOKASI PABRIK PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terletak di jalan Raya Bogor km. 26 Ciracas, Jakarta Timur. Gedung PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri dari beberapa bagian, yaitu untuk ruang pengolahan, ruang pengemasan, ruang pembuatan kaleng, gudang bahan mentah dan produk jadi, ruang generator (diesel), ruang ketel uap, tempat pengolahan air, tempat pengolahan limbah, laboratorium, kantor, toilet, kantin, dan lapangan khusus parkir. 1. Tata letak pabrik Secara garis besar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri atas tiga bangunan utama yaitu dairy building, service dan auxiliary building, serta storage building. Dairy building adalah bangunan pabrik atau ruang produksi yang terdiri atas ruang pengolahan, ruang pengemasan, gudang penyimpanan finished good, dan ruang pengawasan mutu (Quality Control). Ruang pengolahan terdiri atas ruang penerimaan bahan baku (fresh milk), ruang pengolahan susu steril, susu UHT, dan susu SKM. Ruang pengemasan terdiri dari ruang pembuatan kaleng (can making line), ruang pengisian (filling) untuk botol, combibloc (carton pack), dan SKM, ruang pemberian label (labeling) untuk susu steril dan SKM, serta ruang pengepakan (packaging). Gudang penyimpanan dikhususkan untuk produk jadi (finished good) yaitu susu steril, sedangkan untuk susu UHT dan SKM setelah dikemas dalam karton langsung dikirim ke Logistic Provider YCH untuk didistribusikan. Penyimpanan bahan baku (raw material) dilakukan pada ruang terpisah dengan ruangan penyimpanan produk jadi. Gudang raw material berada pada bangunan lain (storage building) yang terletak di seberang PT. Frisian Flag Indonesia. Service dan auxiliary building terletak dalam satu bangunan, yaitu service building terletak pada lantai satu dan auxiliary building terletak pada lantai dua. Service building merupakan bangunan untuk mesin atau peralatan mekanik. Bangunan ini terdiri atas ruang boiler, ruang genset, ruang suku cadang atau sparepart, ruang air kompresor dan ruang refrigerasi, sedangkan auxiliary building terdiri dari kantor utama. Pada lantai satu tersebut juga
6
terdapat kantin, toilet dan loker, laundry, serta mushola. Di bagian depan pabrik terdapat jalan, lahan parkir, pos satpam, dan taman.
2. Tenaga dan utilitas Utilitas adalah sarana-sarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi. Utilitas merupakan sarana yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi tetapi keberadaannya sangat diperlukan. a. Pengadaan air Ketersediaan air bersih merupakan salah satu pertimbangan dalam penentuan lokasi pabrik. Air digunakan untuk bahan baku produksi, boiler, sanitasi alat dan ruangan, media pemanas dan pendingin dalam alat preheater juga alat pasteurisasi. Selain itu air juga digunakan untuk keperluan toilet seperti wastafel. Kebutuhan air dipenuhi oleh sumur dan PDAM. PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memiliki 4 buah sumur (deep well) dengan kedalaman 150 meter. Masing-masing sumur dilengkapi pompa yang diletakkan pada kedalaman 60 meter dengan kapasitas 50m3/jam. Semua kebutuhan air yang digunakan oleh pabrik telah melalui proses pengolahan (treated water). Proses pengolahan air yang dilakukan adalah pemompaan air dari sumur dan kemudian dialirkan ke reservoir yang mempunyai kapasitas 80 m3. Kecepatan aliran air yang masuk ke dalam reservoir adalah 30m3/jam. Penyimpanan air dalam reservoir bertujuan untuk memisahkan air dengan partikel yang besar. Setelah itu, air dipompa ke sand filter oleh tiga filter yang masing-masing mempunyai kecepatan aliran 50m3/jam. Di dalam sand filter terdapat pasir silika yang berukuran 816 mesh. Pasir silika ini berfungsi untuk menyaring air dan menghilangkan lumpur yang mengapung. Setelah disaring, air disimpan di dalam reservoir lain dengan kapasitas 400m3. Kemudian air dipompa dengan kecepatan aliran 100m3/jam untuk dilewatkan pada 12 lampu UV yang masing-masing mempunyai daya 1000 MWsec/cm2. Tujuan dilewatkannya air pada lampu UV ini adalah
7
untuk membunuh mikroba yang terdapat pada air. Air yang telah bebas dari mikroba ini siap digunakan untuk proses produksi, kebutuhan boiler, refrigerant, sanitasi, dan keperluan toilet. Air yang berasal dari PDAM langsung dipompa ke reservoir dan bercampur dengan air sumur. Kemudian air ini dilewatkan ke lampu UV. b. Pengadaan listrik PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menggunakan listrik dari PLN sebagai sumber energi listrik utama. Energi listrik ini digunakan untuk menjalankan semua mesin, penerangan, dan peralatan elektronik lainnya. Listrik dari PLN ini terbagi atas dua gardu yang masing-masing kapasitasnya sebesar 2.500 A dan 1.650 A, atau sebesar 4.150 kVA. Sebelum digunakan listrik ini perlu diolah terlebih dahulu. Listrik dengan daya 4.150 kVA dari gardu milik PLN ini dialirkan ke MVDP (Main Voltage Distribution Panel). MVDP akan mengalirkan ke dua buah travo step down yang akan menurunkan tegangan menjadi 380 Volt dialirkan ke dua buah panel LVMDP (Low Voltage Main Distribution Panel) I dan II. Dari LVMDP listrik dialirkan ke MCB (Main Circuit Breaker) yang akan membagi aliran ke dalam sub-MDP (Main Distribution Panel). SubMDP merupakan panel distribusi utama yang melayani beberapa panel beban seperti lampu, panel AC, panel motor, panel control, dan sebagainya dengan tegangan 380/220 volt. Apabila listrik dari PLN terputus, PT. Frisian Flag Indonesia mengoperasikan tiga unit genset yang berfungsi sebagai cadangan tenaga. Genset ini mampu menghasilkan tenaga listrik maksimal 1.415 kW, dua genset menghasilkan tenaga sebesar 500 kW dan satu genset menghasilkan tenaga sebesar 415 kW. Listrik dari genset ini akan dialirkan ke panel sinkronisasi. Setelah arus listrik ini stabil maka dialirkan ke panel LVMDP untuk digunakan. c. Pengadaan steam/uap Steam digunakan untuk memanaskan air yang digunakan pada proses pasteurisasi dan steridial serta untuk pencucian alat secara CIP (Clean In
8
Place). Steam dihasilkan dari empat unit boiler yang masing-masing berkapasitas 4, 8, 10, dan 12 ton. Boiler ini menghasilkan steam dengan tekanan 8 bar dan suhu 250-3000C. Keperluan maksimum steam untuk proses produksi sebesar 25 ton sehingga keperluan tersebut terpenuhi oleh tiga boiler. Sumber air yang digunakan pada boiler berasal dari tangki air yang berkapasitas 3000m3. Air dalam tangki terdiri dari air sumur dan kondensat. Air kondensat ini merupakan hasil kondensasi steam dari proses produksi. Sedangkan air sumur yang masuk ke tangki air terlebih dahulu ditambahkan softener. Softener yang ditambahkan adalah resin S 100 kation. Air ini dipompa ke dalam boiler dengan kecepatan aliran 30m3/jam dan tekanan 10 bar. d. Pengadaan udara bertekanan Udara bertekanan digunakan untuk mengoperasikan valve dan untuk membersihkan debu di bagian alat-alat tertentu. e. Pengadaan pendingin Proses pendinginan dilakukan dengan kompresor sebanyak enam unit, empat unit berdaya 110 kW, satu unit berdaya 90 kW dan satu unit berdaya 75 kW. Kompresor ini menggunakan amonia sebagai refrigerant. Sistem pendinginan menggunakan enam unit kondensor yang kapasitas totalnya berjumlah 5.000.000 kkal/jam. Dari enam kondensor, empat kondensor mengalirkan amonia ke ice bank dan satu kompresor lagi mengalirkan amonia ke chiller. Ice bank akan menghasilkan air dingin bersuhu 0-2oC. Air dingin ini digunakan untuk proses pendinginan pada pengolahan SKM dan susu UHT. Chiller akan menghasilkan air dingin bersuhu 2-4oC. Air dingin ini digunakan untuk sterilisasi, proses produksi dan tangki penyimpanan susu. Sedangkan, air dingin untuk fan cooling ruang operator berasal dari kondensor yang berbeda. Prinsip kerja sistem pendingin ini adalah sebagai berikut : kompresor akan mengkompresi amonia hingga menjadi gas dengan tekanan dan suhu tinggi. Amonia berwujud gas ini akan dialirkan ke kondensor. Kondensor
9
akan mengkondensasi gas amonia pada kondisi suhu dan tekanan tinggi. Gas amonia mulai berubah wujud menjadi cair. Selanjutnya amonia yang masih berwujud cair dan gas dialirkan ke expansion valve. Di expansion valve, amonia dikondisikan pada tekanan dan suhu rendah sehingga seluruh amonia menjadi berwujud cair. Amonia cair akan mengalir ke evaporator. Di evaporator, amonia cair dipaksa menguap dengan mengambil kalor dari lingkungan. Pertukaran kalor dari lingkungan ke sistem menyebabkan suhu lingkungan menjadi rendah dan suhu amonia tinggi. Karena suhu yang tinggi, amonia kembali berubah wujud menjadi gas dan dialirkan kembali ke kompresor. f. Penanganan limbah Setiap pengolahan bahan mentah menjadi produk jadi akan menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan harus mengalami perlakuan pendahuluan sehingga limbah tersebut tidak berbahaya jika dibuang ke lingkungan. Limbah PT.. Frisian Flag Indonesia terdiri atas limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. 1) Limbah padat Penanganan terhadap buangan sisa kegiatan domestik, buangan kegiatan admistrasi dan lumpur ditampung pada tempat pembuangan sampah yang terletak di belakang perusahaan. Sampah yang akan dibuang terdiri atas sampah yang bernilai dan tidak bernilai. Sampah yang bernilai misalnya karton bekas kemasan yang rusak, sisa tin plate pembuatan kaleng, kemasan carton pack dan botol yang mengalami defect. Sampah ini dijual kepada pihak luar. Sementara itu sampah yang tidak bernilai seperti sampah administrasi ditampung pada penampungan sampah sementara sebelum dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir. 2) Limbah gas Limbah gas dihasilkan oleh alat dan mesin yang banyak mengeluarkan gas dan asap. Untuk mengurangi polusi yang ditimbulkan, cerobong pengeluaran asap dipasang di bagian atap agar tidak mengganggu lingkungan pabrik dan masyarakat di sekitar pabrik.
10
3) Limbah cair Limbah cair merupakan limbah yang paling kompleks di antara ketiga
limbah
yang
dihasilkan
oleh
proses
produksi,
baik
komposisinya maupun cara penanganannya. Unit pengolahan limbah di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas terdiri atas
: 1) Bak
influent yaitu tempat penampungan air limbah yang masuk, 2) Static Screen yaitu penyaring kasar, 3) Levelling Tank, merupakan tangki penampung setelah disaring, 4) Contact Tank, merupakan tempat mereduksi kandungan senyawa organik, 5) Aerator Basin, yaitu tempat proses aerasi air limbah, 6) Coarse screen yaitu penyaring sebelum Flotation Unit, 7) Flotation Unit, tempat pemisahan air dan lumpur yang masih terlarut, 8) Poly Unit, merupakan sistem penambahan poly elektrolit yaitu suatu bubuk elektrolit yang dapat menggumpalkan lumpur yang masih terlarut di dalam air limbah, 9) Bak Effluent, merupakan bak penampung air hasil akhir pengolahan limbah, 10) Sludge Drying Batch, tempat untuk mengeringkan lumpur hasil pemisahan flotation unit, 11) Decounter, tempat untuk membuat lumpur setengah kering.
D. MANAJEMEN 1. Struktur organisasi perusahaan PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas merupakan perusahaan yang berbadan hukum perseroan terbatas. Struktur organisasi diterapkan dan disusun dengan dasar target yang akan dicapai. PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas mempunyai pimpinan yaitu seorang Manajer Pabrik (plant manager). Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pabrik dibantu oleh Kepala Bagian (Head of Department), yang bertanggung jawab atas departemennya masing-masing. Departemen tersebut adalah : 1) Departemen Pengolahan (Processing Department), 2) Departemen Pengalengan Susu Kental Manis (Can Making dan Sweetened Condensed Milk Packing Department), dan 3) Departemen Permesinan (Engineering Department). Sementara itu, Departemen Laboratorium dan Pengendalian Mutu (Laboratory
11
and Quality Control Department) berada di bawah Corporate Quality Management yang membawahi Quality Assurance dan Quality Control Plant Pasar Rebo dan Ciracas. Struktur organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1.
2. Ketenagakerjaan Jumlah staff dan karyawan perusahaan adalah 376 orang dan sebagian besar tenaga kerja adalah Warga Negara Indonesia. Setiap calon karyawan diseleksi oleh pihak-pihak yang terkait sesuai dengan kedudukan yang akan diberikan. Sebelum diterima sebagai karyawan tetap terlebih dahulu menjalani masa percobaan selama tiga bulan. Gaji karyawan diatur berdasarkan golongan. Gaji minimum per bulan bagi setiap golongan ditetapkan oleh PT. Frisian Flag Indonesia. Pihak perusahaan akan mengadakan penilaian untuk kenaikan gaji dua kali dalam setahun, yaitu pada tiap bulan Juli dan akhir tahun. Penilaian ini berdasarkan prestasi, masa kerja, dan kecakapan karyawan yang bersangkutan. Selain ketentuan tersebut kenaikan gaji juga diberikan apabila nilai kerja (job value) di pasar meningkat atau terjadi angka-angka indeks konsumen yang dikeluarkan pemerintah atas dasar kemampuan perusahaan. Karyawan yang telah mencapai usia pensiun (55 tahun) berhak mendapat uang pesangon atau uang pensiun dari PT. ASTEK. Tunjangan yang biasa diberikan adalah Tunjangan Hari Raya (THR), Akhir Tahun, dan Asuransi Kecelakaan selama 24 jam penuh. Semua karyawan berhak mendapat cuti tahunan selama 12 hari kerja dengan tetap menerima upah penuh setelah bekerja selama 12 bulan terus menerus. Cuti tidak dapat dikumpulkan dan harus diambil dalam setahun yang menjadi haknya untuk digunakan. Karyawan wanita berhak mendapat cuti hamil sebagaimana diatur dalam undang-undang. Jumlah jam kerja setiap karyawan adalah 40 jam kerja dalam setiap minggunya dengan lima hari kerja (1 hari = 8 jam kerja). Untuk administrasi di kantor, hari dan jam kerja adalah hari Senin – Jumat dari pukul 08.00 – 17.00 WIB, sedangkan untuk karyawan terbagi dalam tiga shift yang bekerja
12
mulai hari Senin – Jumat. Shift malam mulai pukul 23.00-07.00, shift pagi mulai pukul 07.00-15.00, dan untuk shift sore mulai pukul 15.00-23.00. Apabila karyawan bekerja melebihi 40 jam kerja maka akan diberi upah lembur sesuai ketentuan perusahan.
13
III. TINJAUAN PUSTAKA
A. MUTU Menurut Ariani (1999), istilah mutu sangat penting bagi organisasi atau perusahaan karena mutu berdampak terhadap reputasi perusahaan, penurunan biaya, peningkatan pangsa pasar, pertanggungjawaban produk dan dampak internasional. Secara umum dapat dikatakan bahwa mutu produk atau jasa dapat diwujudkan bila berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Apabila diutarakan secara rinci, mutu memiliki dua perspektif, yaitu perspektif produsen dan perspektif konsumen dimana apabila kedua hal itu disatukan maka akan tercapai kesesuaian antara kedua sisi yang dikenal sebagai kesesuaian untuk digunakan konsumen. ISO 9000 mendefinisikan mutu sebagai derajat dari serangkaian karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan atau harapan yang dinyatakan (Hoyle, 2001). Sedangkan Philip B. Crosby mendefinisikan mutu sebagai conformance to requirements dan menekankan bahwa satu-satunya standar kinerja perusahaan adalah zero defect. Dengan definisi ini Crosby menitikberatkan kegiatan mutu perusahaan untuk mencoba mengerti harapanharapan konsumen, memenuhi harapan-harapan tersebut sehingga perlu pandangan eksternal mengenai mutu agar penyusunan sasaran mutu lebih realistis dan sesuai dengan permintaan atau keinginan (Gryna, 2001). Definisi lain menurut Juran (1988) diacu dalam Juran dan Gryna (1988), mutu adalah fitness for use (cocok atau layak untuk digunakan). J.M. Juran menjelaskan arti fitness for use sebagai quality of design (mutu rancangan) dan quality of conformance (mutu kesesuaian). Quality of design sering disebut sebagai mutu absolut artinya mutu yang direncanakan atau dirancang. Quality of conformance merupakan tingkat kesesuaian produk atau jasa terhadap rancangan yang sudah dibuat. Untuk produk-produk berumur panjang, karakteristik fitness for use ditambah lagi dengan (1) availabilty, (2) reliability, dan (3) maintainability. Availability berhubungan dengan prosentase waktu aktif. Produk disukai konsumen bila prosentase waktu aktif tinggi. Waktu aktif merupakan waktu aktif produk digunakan dan waktu tunggu produk untuk digunakan.
14
Reliability adalah peluang produk untuk digunakan tanpa kerusakan fungsi tertentu pada kondisi tertentu dan untuk periode waktu tertentu. Maintainability adalah
tingkat
kemudahan
untuk
merawat
(mencegah
kerusakan)
dan
memperbaiki kerusakan.
B. PENGENDALIAN PROSES SECARA STATISTIK Pengendalian proses secara statistik merupakan suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknikteknik statistik dalam memantau dan meningkatkan kinerja proses menghasilkan produk bermutu. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminologi pengendalian mutu secara statistik yang memiliki pengertian sama dengan pengendalian proses secara statistik (Gaspersz, 1998). Menurut Gaspersz (1998), SPC adalah suatu metodologi pengumpulan dan analisis data kuantitatif, serta penentuan dan intrepretasi dari pengukuranpengukuran yang telah dilakukan, yang dapat menjelaskan proses dalam peningkatan mutu produk untuk memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Menurut Deming (1995), pengendalian proses secara statistik ialah alat yang digunakan industri dan bisnis untuk mencapai mutu yang diinginkan dari suatu produk dan jasa. Menurut Wayworld (2001), pengendalian proses secara statistik adalah metode pengukuran, pemahaman, dan pengawasan variasi dalam suatu proses manufacturing. Pengendalian proses secara statistik juga menyediakan alat yang andal untuk memonitor stabilitas dari variabel proses. Tujuan pengendalian proses secara statistik adalah : a) menentukan apakah proses dalam keadaan terkendali, b) menentukan apakah proses berada dalam spesifikasi, dan c) identifikasi penyebab variasi. Tujuan utama pengendalian proses secara statistik adalah pengurangan variasi yang sistematik dalam karakteristik mutu kunci produk. Pengendalian proses secara statistik akan menstabilkan proses dan mengurangi variasi, sehingga menghasilkan biaya mutu yang lebih rendah dan mempertinggi posisi dalam kompetisi yang semakin ketat (Montgomery, 1996).
15
Mengetahui variasi suatu proses dalam menghasilkan output sangat penting, agar dapat mengambil tindakan-tindakan perbaikan terhadap proses itu secara tepat. Metode statistik diperlukan untuk mengidentifikasi penyimpangan dan untuk menunjukkan penyebab dari berbagai penyimpangan, baik itu untuk proses produksi atau untuk bisnis secara umum sehingga menyebabkan peningkatan produktivitas (Ryan, 1989). Pengendalian proses secara statistik berarti proses itu dikendalikan berdasarkan catatan data yang secara terus menerus dikumpulkan dan dianalisis agar menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam mengendalikan dan meningkatkan proses sehingga proses memiliki kemampuan untuk memenuhi spesifikasi output yang diinginkan (Gaspersz, 1998). Langkah-langkah pengendalian proses secara statistik dapat diuraikan sebagai berikut : a) merencanakan penggunaan alat-alat statistik, b) memulai menggunakan alat-alat statistik, c) mempertahankan atau menstabilkan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus yang dianggap merugikan, d) merencanakan perbaikan proses terus-menerus melalui pengurangan variasi penyebab umum, e) mengevaluasi dan meninjau ulang terhadap penggunaan alatalat statistikal tersebut (Gaspersz, 1998). SPC dapat diterapkan pada setiap proses. Perangkat yang biasa digunakan dalam SPC diantaranya adalah : a) histogram, b) check sheet, c) diagram Pareto, d) diagram sebab-akibat, e) stratifikasi, f) scatter diagram, dan g) bagan kendali (Gaspersz, 1998). Perangkat SPC yang digunakan dalam kegiatan magang ini adalah diagram sebab-akibat dan bagan kendali.
C. BRAINSTORMING Tehnik brainstorming digunakan untuk membantu dalam pembuatan diagram sebab-akibat. Menurut Gaspersz (1998), brainstorming merupakan alat penunjang
lain
dalam
perbaikan
proses.
Brainstorming
membantu
membangkitkan ide-ide alternatif dalam suatu tim kerja yang bersifat terbuka dan bebas. Brainstorming dilakukan dengan para pekerja yang mampu mengetahui faktor-faktor penyebab dari masalah yang terjadi dan setiap pekerja memiliki kebebasan dalam mengemukakan pendapat, sedangkan peserta lain tidak boleh
16
membantunya. Dalam pelaksanaan brainstorming perlu diperhatikan titik-titik khusus, diantaranya penataan ruang, ketentuan peraturan yang berlaku, menggunakan alat tulis, menuliskan ide-ide tersebut, menjaga suasana agar kondusif, melakukan evaluasi terhadap ide dan kumpulkan ide-ide tersebut berdasarkan kategori. Brainstorming dapat berkaitan dengan hal-hal berikut : a) menentukan penyebab yang digunakan dan/atau solusi suatu masalah, b) memutuskan masalah apa yang perlu diselesaikan, c) anggota tim merasa bebas untuk berbicara dan memberikan ide, d) menginginkan untuk menjaring sejumlah besar persepsi alternatif, dan e) kreativitas merupakan karakteristik outcome yang diinginkan. Setelah tim melakukan brainstorming dan muncul pendapat-pendapat yang mungkin menjadi masalah dalam proses kemudian tahap selanjutnya adalah menyusun diagram sebab-akibat (fishbone diagram) (Gaspersz, 1998).
D. DIAGRAM SEBAB-AKIBAT (FISHBONE DIAGRAM) Diagram sebab-akibat adalah suatu diagram yang digunakan untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) dan karakteristik mutu (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu (Gaspersz, 1998). Selain itu Ishikawa (1982) menyebutkan bahwa diagram sebab-akibat dibuat untuk menggambarkan dengan jelas macam-macam sebab yang dapat mempengaruhi mutu produk dengan jalan menyisihkan dan mencarikan hubungannya dengan sebab-akibat. Diagram sebab-akibat juga disebut diagram Ishikawa dan dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut Fishbone diagram karena berbentuk seperti kerangka ikan. Untuk membantu dalam pembuatan diagram sebab akibat biasanya digunakan teknik brainstorming (Ariani, 1999). Pada
dasarnya
diagram
sebab-akibat
dapat
digunakan
untuk
mengidentifikasi akar penyebab dari suatu masalah, membantu membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah dan membantu dalam penyidikan atau pencarian fakta lebih lanjut. Fungsi diagram sebab-akibat juga dikemukakan oleh Montgomery (1996) yaitu berperan dalam memusatkan perhatian operator, bagian produksi dan pimpinan dalam masalah mutu. Diagram sebab-akibat yang dikembangkan dengan baik biasanya memajukan tingkat pemahaman teknologi
17
proses tersebut. Menurut Dahlgaard et al. (1998), dalam menganalisis masalah atau efek, penyebab utama yang sering teridentifikasi diantaranya adalah mesin (machinery), bahan (material), metode (methods), manusia (men), manajemen (management), dan lingkungan (milieu/environment). Struktur diagram sebabakibat dapat dilihat pada Gambar 1. FAKTOR UTAMA
FAKTOR UTAMA
MUTU
FAKTOR UTAMA
FAKTOR UTAMA
SEBAB
AKIBAT
Gambar 1. Struktur diagram sebab-akibat (Ishikawa, 1982)
E. BAGAN KENDALI Bagan kendali pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk menghilangkan variasi tidak normal melalui pemisahan variasi yang disebabkan oleh penyebab khusus (special causes variation) dari variasi yang disebabkan oleh penyebab umum (common causes variation) (Gaspersz, 2001). Menurut Deming (1995), bagan kendali adalah suatu display grafik dari suatu karakteristik mutu yang telah dihitung atau diukur dari suatu contoh produk terhadap nomor contoh atau waktu. Pada dasarnya bagan kendali digunakan untuk mengetahui apakah suatu proses berada dalam keadaan terkendali secara statistik dan menentukan kapabilitas proses, yang selanjutnya digunakan untuk mengendalikan proses secara terus-menerus (Gaspersz, 2001). Menurut Gaspersz (2001), bagan kendali dapat digunakan sesuai kebutuhan seperti ditunjukkan melalui diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali dalam Gambar 2.
18
Tentukan karakteristik mutu sesuai keinginan pelanggan
Apakah data variable?
Tidak
Ya
Gunakan bagan kendali individual : X-MR
Apakah data atribut berbentuk banyaknya ketidaksesuaian?
Ya
Apakah proses homogen atau proses batch seperti industri kimia, dll?
Ya
Tidak
Apakah data atribut berbentuk proporsi atau persentase?
Ya
Apakah ukuran contoh konstan?
Tidak Gunakan bagan kendali : X-bar, R
Ya Gunakan bagan kendali : p atau np
Apakah ukuran contoh konstan?
Tidak Gunakan bagan kendali : p
Tidak
Ya Gunakan bagan kendali : c atau u
Gunakan bagan kendali : u
Gambar 2. Diagram alir penggunaan bagan-bagan kendali (Gaspersz, 2001) Data variabel menunjukkan karakteristik mutu yang mempunyai dimensi kontinyu yang dapat mengambil nilai-nilai kontinyu dalam kemungkinan yang tidak terbatas, seperti : panjang, kecepatan, volume, volume, dan lain-lain. Data atribut hanya memiliki dua nilai yang berkaitan dengan YA atau TIDAK, seperti : sesuai atau tidak sesuai, berhasil atau gagal, lulus atau tidak lulus, hadir atau tidak hadir, dan lain-lain (Gaspersz, 1998). Bagan kendali X-bar (rata-rata) dan R (Range) digunakan untuk memantau proses yang mempunyai karakteristik berdimensi kontinyu, sehingga bagan kendali X-bar dan R sering disebut sebagai bagan kendali untuk data variabel. Bagan kendali X-bar menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah terjadi dalam ukuran titik pusat (central tendency) atau rata-rata dari suatu proses. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti peralatan yang dipakai,
19
peningkatan suhu secara gradual, perbedaan metode yang digunakan dalam shift, material baru, tenaga kerja baru yang belum dilatih, dan lain-lain. Sementara itu bagan kendali R (Range) menjelaskan tentang apakah perubahan-perubahan telah terjadi dalam ukuran variasi, dengan demikian berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti bagian peralatan yang hilang, minyak pelumas mesin yang tidak mengalir dengan baik, kelelahan pekerja, dan lain-lain (Gaspersz, 2001). Menurut Tapiero (1996), bagan kendali X-bar digunakan untuk mengetahui tingkat mutu proses rata-rata, sedangkan bagan kendali R digunakan untuk mengetahui kisaran atau keragaman mutu. Menurut Gaspersz (2001), pembuatan bagan kendali individual X dan MR (Moving Range = rentang bergerak) diterapkan pada proses yang menghasilkan produk relatif homogen, misalnya dalam cairan kimia, kandungan mineral dalam air, makanan, dan lain-lain. Bagan kendali p digunakan untuk mengukur proporsi ketidaksesuaian (penyimpangan atau sering disebut cacat) dari parameter-parameter dalam kelompok yang sedang diinspeksi. Dengan demikian bagan kendali p digunakan untuk mengendalikan proporsi dari parameter-parameter yang tidak memenuhi syarat spesifikasi mutu atau proporsi dari produk yang cacat yang dihasilkan dalam suatu proses. Proporsi yang tidak memenuhi syarat didefinisikan sebagai rasio banyaknya parameter yang tidak memenuhi syarat dalam suatu kelompok terhadap total banyaknya parameter dalam kelompok itu. Parameter-parameter itu dapat mempunyai beberapa karakteristik mutu yang diperiksa atau diuji secara simultan oleh pemeriksa. Jika parameter-parameter itu tidak dapat memenuhi standar pada satu atau lebih karakteristik mutu yang diperiksa, maka parameterparameter itu digolongkan sebagai tidak memenuhi syarat spesifikasi atau cacat (Gasperz, 2001). Bagan kendali c didasarkan pada titik spesifik yang tidak memenuhi syarat dalam suatu produk, sehingga suatu produk dapat saja dianggap memenuhi syarat meskipun mengandung satu atau beberapa titk spesifik yang cacat (Gaspersz, 2001).
20
Menurut Gaspersz (1998), pada dasarnya setiap bagan kendali memiliki : 1) sumbu x yang melambangkan nomor contoh, 2) sumbu y yang melambangkan karakteristik output, 3) garis tengah atau central line, 4) sepasang batas pengendali. Satu batas pengendali ditempatkan di atas garis tengah yang dikenal sebagai Batas Pengendali Atas (BPA) atau Upper Control Limit (UCL) dan yang satu lagi ditempatkan di bawah garis tengah yang dikenal sebagai Batas Pengendali Bawah (BPB) atau Lower Control Limit (LCL). Secara umum bagan kendali dapat dilihat pada Gambar 3.
K A R A K T E R I S T I K
UCL
CL
LCL
Nomor Contoh
Gambar 3. Gambar bagan kendali secara umum (Muhandri dan Kadarisman, 2005) Menurut Deming (1995), kegunaan bagan kendali adalah : 1) meningkatkan produktivitas, 2) mencegah produk cacat, 3) mencegah pengaturan proses yang tidak perlu, 4) memberikan informasi tentang proses, dan 5) memberikan informasi tentang kapabilitas proses. Proses terkendali secara statistik dicirikan oleh bagan kendali yang semua titik-titik contohnya berada dalam batas-batas pengendalian (diantara batas pengendali atas dan batas pengendali bawah). Dengan demikian apabila nilai-nilai yang ditebarkan pada bagan kendali jatuh diluar batas pengendali, maka dapat dinyatakan bahwa proses berada dalam keadaan tidak terkendali secara statistik (Gaspersz, 1998). Menurut Montgomery (1996), bila proses terkendali, hampir semua titik contoh akan berada di antara kedua batas pengendali. Titik yang berada di luar
21
batas pengendali menandakan bahwa proses tidak terkendali, dalam hal ini perlu diadakan penyelidikan untuk menemukan penyebabnya dan perbaikan pada proses untuk menghilangkan penyebab tersebut.
F. KAPABILITAS PROSES Kapabilitas proses adalah kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang diinginkan. Jika proses memiliki kapasitas yang baik, proses itu akan menghasilkan produk yang berada dalam batas-batas spesifikasi dan sebaliknya. Apabila kapabilitas proses tidak dapat memenuhi spesifikasi yang diinginkan, perlu dibuat perubahan baik pada batas spesifikasi atau pada proses itu sendiri (Gaspersz, 1998). Untuk menganalisis kapabilitas proses dibutuhkan Indeks kapabilitas proses (Cp) dan Indeks performansi Kane (Cpk). Indeks kapabilitas proses (Cp) adalah rasio perbandingan antara rentang spesifikasi dengan rentang proses. Nilai Cp digunakan untuk mengindikasi jumlah produk cacat atau yang harus dikerjakan ulang (rework) dalam satuan part per million. Indeks performansi Kane (Cpk) adalah indeks yang mengukur kecenderungan pergerakan grafik ke arah tengah (central tendency) dilihat dari spesifikasinya. Semakin tinggi nilai Cp dan Cpk, berarti proses tersebut semakin mampu untuk memenuhi spesifikasi atau keinginan konsumen (Fryman, 2002). Kriteria yang digunakan untuk penilaian adalah sebagai berikut : 1) Cp > 1.33, maka proses memiliki kapasitas baik, 2) 1.00 < Cp < 1.33, maka proses dianggap baik namun perlu pengendalian apabila Cp telah mendekati 1.00, 3) Cp < 1.00, maka proses dianggap tidak baik (Gasperz, 1998). Kriteria yang digunakan untuk penilaian Cpk : 1) Cpk > 1.33, maka proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah / atas, 2) 1.00 < Cpk < 1.33, maka proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi bawah / atas, dan 3) Cpk < 1.00, maka proses tidak mampu memenuhi batas spesifikasi atas / bawah (Gasperz, 1998).
22
IV. PROSES PRODUKSI SUSU FRISIAN FLAG COKLAT UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE)
A. BAHAN BAKU Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) terbagi menjadi beberapa jenis antara lain bahan baku utama, bahan baku tambahan, dan bahan baku penolong. Bahan baku utama adalah susu segar (fresh milk), gula (sukrosa), dan bubuk coklat (cocoa powder). Bahan baku tambahan yang digunakan adalah Skim Milk Powder (SMP) dan vitamin. Bahan baku penolong yang digunakan adalah air dan stabilizer. 1. Susu segar (fresh milk) Susu didefinisikan sebagai air susu ambing hewan sehat yang tidak ditambahi atau dikurangi suatu apapun. Susu diperoleh dari hasil sekresi normal kelenjar susu pada hewan sehat secara teratur dan sekaligus (Hadiwiyoto, 1982). Susu merupakan sumber protein yang sangat tinggi (3,5%) dengan kadar lemak 3,0-3,8%. Komposisi rataan susu sapi dan variasinya dapat dilihat pada Tabel 2. Susu ternyata miskin akan mineral, khususnya besi, tetapi merupakan sumber fosfor yang baik dan sangat kaya akan kalsium. Disamping itu susu mengandung vitamin A yang larut dalam lemak dalam jumlah yang tinggi (Winarno, 1993). Tabel 2. Komposisi kimiawi rataan susu sapi dan variasinya Komponen
Rataan (%)
Variasi (%)
Protein
3,60
2,90-5,00
Lemak
3,70
2,50-6,00
Gula
4,80
3,60-5,50
Mineral
0,70
0,60-0,90
Air
87,20
85,8-89,5
Sumber : Hadiwiyoto, 1994.
23
PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas memperoleh susu segar dari beberapa pemasok yang dikirim rutin setiap hari. Pemasok-pemasok tersebut antara lain seperti yang terlihat pada Tabel 3. Susu tersebut biasanya diangkut dengan mobil tanki yang dilengkapi dengan jaket insulator dengan volume tanki 8000-15000 liter. Tabel 3. Sumber susu segar PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas No Sumber Susu Segar 1.
GKSI Jawa Barat (Lembang)
2.
GKSI Jawa Timur
3.
Hasil Karya Sapi Perah
4.
KUD Pasir Jambu
5.
KUD Sarwa Mukti
6.
KBPS Pengalengan
7.
UPS – GKSI Sukabumi
8.
GKSI Boyolali
9.
GKSI Jatim Blitar
10.
KPPC Sinar Mulya
11.
Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternak
12.
Koperasi Andiri Luhur Semarang
Sumber : Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta 2. Skim Milk Powder (SMP) Skim Milk Powder (SMP) atau susu skim adalah bagian susu yang tertinggal sesudah krim diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (Buckle et al., 1987). Susu skim digunakan oleh PT. Frisian Flag Indonesia plant Ciracas untuk mengatur jumlah Total Padatan Terlarut di dalam produk.
3. Gula (sukrosa) Gula adalah suatu istilah umum yang sering diartikan bagi setiap karbohidrat yang digunakan sebagai pemanis, tetapi dalam industri pangan
24
biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa, gula yang diperoleh dari bit atau tebu (Buckle et al., 1987). PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas menggunakan sukrosa pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT sebagai pemanis.
4. Bubuk coklat (cocoa powder) Bubuk coklat digunakan sebagai flavor dan penambah rasa dalam produk susu Frisian Flag Coklat UHT. Flavor adalah sensasi yang sangat kompleks yang diciptakan oleh aroma dan rasa, juga dipengaruhi oleh respon taktil serta suhu (Heath dan Reineccius, 1986). Selain itu bubuk coklat juga berperan meningkatkan kadar Total Padatan Terlarut di dalam produk.
5. Vitamin Vitamin adalah suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat, maupun lemak, dan terdapat dalam jumlah kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting peranannya bagi beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta pertumbuhan (Winarno, 1992). Vitamin yang ditambahkan untuk produk Frisian Flag Coklat UHT adalah vitamin A-asetat, B1, B3, Ca-pantotenat, B6, C, D3, E, asam folat, dan K. 6. Stabilizer Stabilizer adalah substansi yang mencakup gum, pati, dekstrin, turunan protein, dan bahan tambahan pangan lain yang dapat menstabilkan dan mengentalkan makanan dengan cara mengikat air untuk menambah viskositas dan membentuk gel. Susu coklat, jeli, pudding dan salad dressing adalah contoh-contoh makanan yang mengandung stabilizer dan pengental seperti gum arab, Carboxymethyl cellulose (CMC), karagenan, pektin, amilosa, dan gelatin (Potter dan Hotchkiss, 1995). Stabilizer yang digunakan pada susu Frisian Flag Coklat UHT mengandung Carboxymethyl Celullose (CMC).
25
B. PROSES PENGOLAHAN Susu Frisian Flag Coklat UHT merupakan salah satu produk yang berbahan dasar susu segar. Sesuai dengan namanya susu UHT merupakan produk susu yang berbentuk cair yang diproses melalui pemanasan dengan suhu yang tinggi. Pengolahan susu segar menjadi susu UHT memberikan keuntungan, salah satunya adalah mempunyai umur simpan yang panjang, yaitu kurang lebih satu tahun. Proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT ditangani oleh Departemen Pengolahan bagian UHT, mulai dari penerimaan susu segar sampai menjadi produk akhir susu Frisian Flag Coklat UHT. Proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT dibagi menjadi beberapa tahapan utama, yaitu penerimaan susu segar dan pasteurisasi, persiapan bahan, mixing, sterilisasi, pengisian (filling) dan pengepakan (packaging).
1. Penerimaan susu segar (fresh milk) dan pasteurisasi Susu segar yang telah lolos uji dari Departemen Quality Control (QC) diterima dari mobil tanker menggunakan flexible pipe dipompa menuju deaerator (air eliminator) secara otomatis. Fungsi deaerator tersebut adalah menghilangkan gelembung atau busa karena dapat mengganggu proses pada tahap berikutnya. Selain itu deaerator juga berfungsi untuk menstabilkan arus susu yang akan masuk ke proses selanjutnya. Pengujian susu segar meliputi uji alkohol, uji total solid, densitas (volume jenis), suhu, dan mutu organoleptik. Susu dengan uji alkohol 77 % (-) digunakan untuk proses liquid, sedangkan susu dengan uji alkohol 70 % (-) digunakan untuk proses susu kental manis. Hal ini disebabkan untuk proses liquid diperlukan susu segar dengan mutu yang lebih baik. Susu segar ini kemudian mengalami penyaringan sebanyak dua kali, pertama susu segar dilewatkan pada strainer yang bertujuan menyaring partikel dengan ukuran besar yang terbawa dalam susu seperti senar sikat serta benda logam lainnya. Sedangkan penyaring yang kedua memiliki ukuran 190μm dengan tujuan menyaring partikel kecil seperti bulu. Susu yang lolos penyaringan kemudian mengalami pendinginan pada plate cooler sampai suhu 4oC, selanjutnya susu disimpan dalam dua buah raw milk
26
storage tank yang masing-masing berkapasitas 60 ton. Maksimum lama penyimpanan sementara yang diizinkan pada storage tank adalah : 1) susu dengan suhu < 6oC disimpan maksimal 24 jam, 2) susu dengan suhu 6-10oC disimpan maksimal 12 jam, dan 3) susu dengan suhu > 10oC disimpan maksimal 6 jam. Susu segar sebelum digunakan dipasteurisasi pada suhu 90oC selama 30 detik menggunakan Plate Heat Exchanger (PHE). Setelah itu susu segar melewati dua tahap homogenisasi. Homogenisasi tahap pertama dengan tekanan 20 bar dan tahap kedua menggunakan tekanan 150 bar.
Setelah
homogenisasi, susu tersebut didinginkan menggunakan plate cooler hingga suhu 6oC kemudian disimpan dalam pasteurized milk storage tank. Maksimal lama penyimpanan susu pasteurisasi yang diizinkan adalah 24 jam. Susu pasteurisasi ini kemudian digunakan untuk pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT. Diagram alir proses penerimaan susu segar dan pasteurisasi dapat dilihat pada Lampiran 2.
2. Persiapan bahan Bahan baku untuk membuat susu Frisian Flag Coklat UHT selain susu segar (fresh milk), terdiri atas Skim Milk Powder (SMP), gula (sukrosa), bubuk coklat (cocoa powder), vitamin, dan stabilizer. Skim Milk Powder (SMP), gula (sukrosa), dan bubuk coklat (cocoa powder) disimpan di dumper dalam bentuk sack atau karung. Sedangkan vitamin dan stabilizer disimpan di ruangan tersendiri bersuhu 16oC yang dilengkapi dengan timbangan. Stabilizer
perlu
dipersiapkan
secara
terpisah
di
stabilizer
tank
menggunakan bantuan air panas 90oC untuk melarutkan bahan-bahan tersebut. Stabilizer tank dilengkapi dengan agitator dan pompa transfer untuk mentransfer stabilizer yang telah larut ke dalam mixing tank.
3. Mixing Bahan-bahan seperti SMP, gula dan bubuk coklat dimasukkan dari dumper ke blender kemudian turun ke mixing tank yang dilengkapi agitator. Bahanbahan tersebut disirkulasi dari mixing tank ke blender dan juga sebaliknya
27
menggunakan pompa sirkulasi hingga larut. Hal ini dilakukan dengan tujuan menyempurnakan pelarutan bahan-bahan karena blender mempunyai jalur yang sempit dan dilengkapi dengan motor. Di dalam mixing tank ditambahkan air panas pada suhu 90oC untuk membantu pelarutan. Setelah bahan-bahan tersebut selesai disirkulasi lalu ke dalam mixing tank ditambahkan campuran dari stabilizer tank yang berisi stabilizer yang telah larut. Setelah itu dilakukan proses pengadukan di dalam mixing tank menggunakan agitator tanpa proses sirkulasi. Dari mixing tank campuran bahan-bahan tersebut dipompa ke deaerator dan strainer, lalu ke filter dengan ukuran lubang 300 μm. Setelah itu dipompa ke plate cooler untuk didinginkan hingga suhu 6oC, dan dialirkan ke standard tank yang nantinya akan dicampur dengan susu pasteurisasi dan vitamin.
4. Sterilisasi Campuran susu dan coklat dari standard tank dipompa menuju balance tank menggunakan pompa transfer yang selanjutnya dialirkan ke unit sterilisasi. Unit sterilisasi meliputi koil dan homogenizer. Koil merupakan tubular heat exchanger yang bertujuan untuk mensterilkan susu dengan cara pemanasan hingga suhu 142oC selama 4 detik. Homogenizer digunakan untuk menyeragamkan ukuran partikel susu hasil mixing. Homogenisasi dengan homogenizer ini mempunyai dua tahap. Tahap pertama menggunakan tekanan 30 bar, dan tahap kedua menggunakan tekanan 250 bar. Setelah dihomogenisasi, susu mengalami pendinginan hingga suhu 28oC dengan alat cooling tower. Susu yang telah disterilisasi ini selanjutnya ditampung dalam aseptic tank yang berkapasitas 12 ton.
5. Pengisian dan pengepakan Susu yang ditampung di dalam aseptic tank kemudian dialirkan ke mesin pengisi untuk selanjutnya dikemas dalam carton pack dengan mesin Combiblock dengan sistem pengemasan aseptis. Susu yang dikemas dalam carton pack memiliki volume 200 ml dan 115 ml. Kapasitas mesin Combiblock adalah 12000 pack/jam.
28
Carton pack untuk mengemas susu UHT harus melalui beberapa tahap sebelum proses pengisian. Pertama carton pack mengalami proses bottom sealing dengan pemanasan, lalu dedusting yang dilengkapi dengan sistem vakum untuk menghilangkan debu-debu kecil di dalam carton pack, dilanjutkan dengan pemanasan menggunakan steam bersuhu 120oC, sterilisasi dengan H2O2, dan terakhir dikeringkan dengan pemanasan suhu 90oC sebelum menuju proses pengisian. Setelah dikemas, carton pack diberi kode di bagian atas kemasan. Sistem pengkodean meliputi bulan dan tahun kadaluwarsa, tanggal produksi, asal tangki, dan urutan penggunaan tangki. Untuk produk susu UHT carton pack rasa cokelat memiliki umur simpan sekitar 1 tahun. Carton pack terdiri dari enam lapisan, lapisan tersebut berurutan dari bagian dalam yaitu polietilen, bonding agent, aluminium foil, polietilen, board, dan polietilen. Susu dalam kemasan tersebut kemudian dibawa oleh conveyor menuju downstream. Downstream ini meliputi buffer table, mesin penempel sedotan, divider machine, plastic wrapping machine dan mesin perekat karton. Diagram alir pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dilihat pada Lampiran 3.
29
V. METODOLOGI
A.
OBSERVASI LAPANG Observasi lapang dilakukan untuk mempelajari proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) dan sistem pengendalian mutu, serta hubungannya dengan pengendalian proses secara statistik untuk menentukan ruang lingkup permasalahan yang akan dikaji. Observasi lapang ini mencakup pengamatan proses produksi serta wawancara terhadap karyawan PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas yang berhubungan dengan proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT serta pengendalian mutunya.
B. STUDI PUSTAKA Studi pustaka dilakukan untuk membandingkan kondisi aktual yang ada di perusahaan dengan literatur yang berhubungan dengan ilmu yang telah dipelajari. Studi pustaka juga bertujuan untuk membantu analisis dalam pemecahan masalah yang dihadapi.
C. PENGUMPULAN DATA Data yang dikumpulkan adalah data primer yang diambil langsung dari contoh produk susu Frisian Flag Coklat UHT. Data diperoleh melalui tahap pengambilan dan pengukuran sampel. Sampel susu Frisian Flag Coklat UHT yang diambil adalah hasil akhir proses produksi setelah dikemas di dalam kemasan kotak combibloc, sebelum ditempeli sedotan dan sebelum dikemas ke dalam kardus. Frekuensi pengambilan sampel dilakukan setiap 4 jam sekali sebanyak 11 sampel untuk tiap line. Selama observasi untuk penelitian ini diambil 2 (dua) line produksi susu Frisian Flag Coklat UHT sehingga jumlah total sampel yang diambil per hari adalah 132 buah sampel (66 sampel tiap line). Karakteristik sampel yang diukur adalah volume bersihnya. Pengukuran dilakukan melalui tahap penimbangan susu Frisian Flag Coklat UHT yang telah dikemas dengan kemasan kotak combibloc dikurangi volume rata-rata 10 kemasan kotak combibloc kosong yang diambil dari tempat penyimpanan kemasan kotak
30
combibloc yang akan masuk ke dalam filling. Penentuan pengambilan sebanyak 10 kemasan kotak combibloc kosong diuji sebelumnya menggunakan uji ANOVA (O’Mahony, 1986). Sebanyak 5, 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45 dan 50 kemasan kotak combibloc kosong ditimbang sebanyak 2 kali ulangan, selanjutnya masingmasing hasilnya dirata-rata. Data 10 kemasan kotak combibloc kosong susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml dapat dilihat pada Lampiran 4 dan data 10 kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml dapat dilihat pada Lampiran 6. Selanjutnya data tersebut diuji menggunakan uji ANOVA dengan software SPSS versi 11.0. Hasil uji ANOVA dapat dilihat pada Lampiran 5 untuk kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml dan Lampiran 7 untuk kemasan kotak combibloc susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml. Hasil uji ANOVA pada Lampiran 5 dan Lampiran 7 menunjukkan bahwa jumlah sampel kotak combibloc tidak berpengaruh nyata pada rata-rata bobot kotak combibloc. Hal ini berarti bahwa bobot kotak combibloc adalah seragam. Berapapun jumlah kotak yang diambil sebagai sampel akan mendapatkan bobot yang sama. Namun demikian dalam kajian ini diambil 10 kotak combibloc. Jumlah 10 buah kemasan kotak combibloc kosong diambil berdasarkan ketentuan Deperindag nomor 31/DJPDN/Kep/XI/1999 (Deperindag, 1999). Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan digital sehingga diperoleh bobot bersih susu Frisian Flag Coklat UHT berupa gram. Bobot (gram) yang diperoleh tersebut kemudian dibagi dengan bobot jenis susu Frisian Flag Coklat UHT seperti yang tertera pada Tabel 4 untuk mendapatkan angka volume bersihnya dalam satuan ml sesuai dengan yang tertera pada label. Daftar bobot jenis tersebut diperoleh berdasarkan spesifikasi dari Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Bendera Cair Coklat (BCCO) merupakan kode PT. Frisian Flag Indonesia untuk susu Frisian Flag Coklat UHT. Pengukuran volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT (Ultra High Temperature) dapat dilihat pada Gambar 4.
31
Ditimbang sampel susu yang telah dikemas dengan combibloc (Wa) Ditimbang 10 combibloc kosong lalu hasilnya dirata-rata (Wb) Volume bersih (ml) = Wa (g) – Wb (g) Bobot jenis susu Gambar 4. Diagram alir pengukuran volume bersih (ml) Tabel 4. Spesifikasi volume bersih liquid carton pack No. Deskripsi Bobot Volume bersih 1.
BCCO cartonpack 36 x
Bobot bersih (g)
Jenis
(ml)
1.068
115
122.8
1.068
200
213.6
115 ml Active Care 2.
BCCO cartonpack 36 x 200 ml Active Care
Sumber : Departemen Quality Control PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta
D.
TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisa data yang dilakukan adalah : 1) Bagan kendali X-bar dan R, 2) Brainstorming, 3) Diagram sebab-akibat (fishbone diagram) dan 4) Kapabilitas proses apabila proses sudah terkendali. Data yang diperoleh diolah menggunakan software Minitab 14.12 (Anonim, 2006 a). 1. Bagan kendali X-bar dan R Menurut Ishikawa (1982), langkah-langkah untuk membuat bagan kendali X-bar dan R adalah : Langkah 1. Kumpulkan data. Data dan cara pengambilannya harus sama dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Langkah 2.
Masukkan data ke dalam subgrup. Data tersebut harus dibagi ke dalam subgrup dengan kondisi: a.
Data yang diperoleh dari kondisi teknik yang sama harus membentuk satu subgrup.
32
b.
Sebuah subgrup tidak boleh memasukkan data dari lot atau sifat yang berbeda.
Jumlah sampel dalam sebuah subgrup menentukan ukuran subgrup
dan
digambarkan
dengan
n,
jumlah
subgrup
dilambangkan dengan k. Langkah 3.
Catat data pada lembaran data.
Langkah 4.
Cari nilai rata-rata (X) yaitu jumlah x dibagi dengan n (ukuran subgrup).
Langkah 5.
Cari kisaran R (selisih x terbesar dan x terkecil) untuk tiap subgrup.
Langkah 6. Hitung harga rata-rata total (X-bar), yaitu harga X keseluruhan dibagi k (jumlah subgrup). Langkah 7. Hitung harga rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagi dengan k. Langkah 8.
Hitung batas-batas pengendalian.
Bagan kendali X-bar : Garis pusat CL (Control Limit) = X-bar Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = X-bar + A2 R Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = X-bar – A2 R Bagan kendali R : Garis pusat CL (Control Limit) = R Batas kendali atas UCL (Upper Control Limit) = D4 R Batas kendali bawah LCL (Lower Control Limit) = D3 R Angka-angka koefisien A2, D3 dan D4 yang digunakan dalam perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 8. Langkah 9.
Susun bagan kendali.
Langkah 10. Gambar titik-titik X-bar dan R untuk setiap subgrup pada garis vertikal yang sama. Langkah 11. Tulis informasi yang diperlukan.
33
2. Brainstorming Menurut
Gaspersz
(1998),
langkah-langkah
dalam
melakukan
brainstorming adalah sebagai berikut : a. Menyatakan masalah secara jelas. b. Semua anggota kelompok harus berpikir dan memberikan ide dan tidak boleh mengkritik atau mengomentari serta langsung dicatat. c. Setiap anggota kelompok menyiapkan suatu ranking dari ide-ide atau respon yang diterima. d. Memprioritaskan untuk memilih ide-ide terbaik dari berbagai ide-ide terbaik dari berbagai ide atau respon yang dikemukakan.
3. Diagram sebab-akibat (fishbone diagram) Menurut Gaspersz (1998), langkah-langkah dalam pembuatan diagram sebab-akibat dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Mulai dengan pernyataan masalah-masalah utama yang penting dan mendesak untuk diselesaikan b. Tuliskan pernyataan masalah itu pada “kepala ikan”, yang merupakan akibat (effect). Tuliskan pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan), kemudian gambarkan “tulang belakang” dari kiri ke kanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak. c. Tuliskan faktor-faktor penyebab utama (sebab-sebab) yang mempengaruhi masalah kualitas sebagai “tulang besar”, juga ditempatkan dalam kotak. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori utama dapat dikembangkan melalui stratifikasi ke dalam pengelompokan dari faktor-faktor manusia, mesin, peralatan, material, metode kerja, lingkungan kerja, pengukuran, dan lain-lain, atau stratifikasi melalui langkah-langkah aktual dalam proses. Faktor-faktor penyebab atau kategori-kategori dapat dikembangkan melalui brainstorming. d. Tuliskan penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebabpenyebab utama (tulang-tulang besar), serta penyebab-penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai “tulang-tulang berukuran sedang”.
34
e. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebabpenyebab sekunder (tulang-tulang berukuran sedang), serta penyebabpenyebab tersier itu dinyatakan sebagai “tulang-tulang berukuran kecil”. f. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan tandailah faktor penting tertentu yang kelihatannya memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik mutu. 4. Kapabilitas proses Rumus untuk menentukan kapabilitas proses adalah (Gaspersz, 1998) : σ = R / d2 CP = (USL – LSL) / 6 σ CPk = min (CPL, CPU), dimana CPL = (X-bar – LSL) / 3 σ CPU = (USL – X-bar) / 3 σ Nilai d2 dapat dilihat pada Lampiran 8. Keterangan : Cp = Indeks kapabilitas proses (Process Capability Index) Cpk = Indeks performansi Kane (Kane Performance Index) USL = Batas spesifikasi atas (Upper Spesification Limit) LSL = Batas spesifikasi bawah (Lower Spesification Limit) CPL = Indeks performansi bawah (Lower Performance Index) CPU = Indeks performansi atas (Upper Performance Index) σ = Simpangan baku
35
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. OBSERVASI TERHADAP PERMASALAHAN PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas selama ini belum pernah mengaplikasikan Statistical Process Control dalam kegiatan produksinya. Sebagai langkah awal, dilakukan pengaplikasian Statistical Process Control untuk menganalisa data volume bersih pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT. Volume bersih produk harus sesuai dengan spesifikasi perusahaan agar konsumen maupun produsen tidak dirugikan. Apabila volume bersih kurang dari spesifikasi, konsumen akan dirugikan, sedangkan apabila lebih dari spesifikasi maka akan terjadi give away. Give away adalah banyaknya produk berlebih yang diberikan kepada konsumen berdasarkan standar yang tertera dalam label. Give away yang sangat besar akan menimbulkan pembengkakan biaya produksi yang seharusnya tidak perlu terjadi. Selain itu pengukuran variasi volume bersih dapat berfungsi untuk melihat kinerja karyawan apakah dapat menghasilkan produk sesuai spesifikasi perusahaan atau tidak. Sebelum Statistical Process Control diaplikasikan, PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas hanya mengambil data dengan mengambil 4 (empat) carton pack per shift untuk dilihat apakah produksi saat itu sesuai dengan spesifikasi atau tidak tanpa pengolahan data lebih lanjut sehingga data tidak dapat dianalisis. Tahap awal analisis performa volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT dilaksanakan dengan melakukan observasi secara langsung di PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas, Jakarta. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data faktual/informasi faktual tentang proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT dan permasalahan yang sering terjadi, khususnya untuk permasalahan yang mempengaruhi volume bersih produk. Dalam tahap ini, tehnik dasar pengendalian mutu yang digunakan adalah bagan kendali X-bar dan R. Bagan kendali X-bar (rata-rata) dan R (range) digunakan untuk memantau proses yang mempunyai karakteristik berdimensi kontinyu, sehingga bagan kendali X-bar dan R sering disebut bagan kendali untuk data variabel. Data volume bersih yang diolah pada penelitian ini merupakan data hasil pengukuran dan data tersebut berdimensi kontinyu, maka sudah seharusnya data
36
ini diolah menggunakan bagan kendali X-bar dan R. Produk diambil setiap 4 jam sekali sehingga subgrupnya adalah 4 jam sekali. Ukuran subgrup (n) adalah 11 carton pack. Pada produk susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml jumlah subgrupnya (k) adalah 52, sedangkan untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml jumlah subgrupnya (k) adalah 22. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 untuk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml, serta Gambar 7 dan Gambar 8 untuk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 200 ml. Gambar 5 sampai dengan Gambar 8 memperlihatkan bahwa volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml dan 200 ml baik line 1 dan line 2 belum terkendali secara statistik. Untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 115 ml line 1 berada pada UCL (Upper Control Limit) 115.514 ml sampai LCL (Lower Control Limit) 114.318 ml dengan CL (Control Limit) 114.926 ml. Pada line 2, UCL 115.458 ml dan LCL 114.463 ml dengan CL 114.960 ml. Untuk produk susu Frisian Flag Coklat UHT volume 200 ml line 1 berada pada UCL 200.669 ml sampai LCL 198.856 ml dengan CL 199.762 ml. Pada line 2, didapatkan UCL 199.271 ml dan LCL 197.778 ml dengan CL 198.525 ml. Berdasarkan keempat bagan kendali tersebut, dapat dilihat bahwa banyak titik yang berada di luar batas kendali atas maupun batas kendali bawah. Selain itu juga terdapat beberapa pola random yang ditunjukkan oleh titik-titik merah di dalam kisaran batas kendali atas dan bawah. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembuatan susu Frisian Flag Coklat UHT belum memenuhi kriteria proses yang terkendali secara spesifik karena masih mengandung variasi penyebab khusus (special-causes variation) dan variasi penyebab umum (common-causes variation). Variasi adalah ketidakseragaman dalam sistem produksi atau operasional sehingga menimbulkan perbedaan dalam mutu pada output (barang/jas yang dihasilkan).
37
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 115 ml line 1 (21 Februari - 2 Mei 2006) 116
V olume ( ml)
1
1 1
5
5
1
5 6
6 5
6 6
2
115
2
2
2
1
114
U C L=115.514 _ _ X=114.926
2 2
1 1
1
1 1
LC L=114.338 1
1
1 1
113 1
6
11
16
21
26 Subgr up
31
36
41
46
51
1
Kisar an volume ( ml)
1
4
1
U C L=3.596 3 _ R=2.061
2 1
LC L=0.527 0 1
6
11
16
21
26 Subgr up
31
36
41
46
51
Gambar 5. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 1 Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 115 ml line 2 (21 Februari - 2 Mei 2006)
V olume ( ml)
116.0
1
115.5
1 5
1
U C L=115.458
6 6 6 6 6
4
_ _ X=114.960
115.0 114.5
1
1
114.0 6
11
16
21
6
LC L=114.463 1
1
1
26 Subgr up
31
36
41
46
51
1
3 Kisar an volume ( ml)
5
1
1
1
5
U C L=3.045
2
_ R=1.746
1 LC L=0.446 1
0 1
6
11
16
21
26 Subgr up
31
36
41
46
51
Gambar 6. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 2
38
Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 200 ml line 1 (2 Maret - 8 Mei 2006) 1
V olume ( ml)
U C L=200.669
5
200.5
6
_ _ X=199.762
200.0 199.5 199.0
LC L=198.856 1
198.5 1
1
3
5
7
9
11 13 Subgr up
15
17
19
21
Kisar an volume ( ml)
1
6.0
U C L=5.546
4.5 _ R=3.179
3.0 1.5
LC L=0.813 0.0 1
3
5
7
9
11 13 Subgr up
15
17
19
21
Gambar 7. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 1 Bagan Kendali X-bar dan R BCCO 200 ml line 2 (2 Maret - 8 Mei 2006) 200
1
1
1
1
V olume ( ml)
5
U C L=199.271 _ _ X=198.525
199 198
LC L=197.778
1
1
197 1
196
1
1
3
5
7
9
11 13 Subgr up
15
17
Kisar an volume ( ml)
8
19
21
1
6 U C L=4.568
4
_ R=2.619
2
LC L=0.669 0 1
3
5
7
9
11 13 Subgr up
15
17
19
21
Gambar 8. Bagan Kendali X-bar dan R susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 2
39
Menurut Anonim (2006 a), suatu proses yang menunjukkan keadaan tidak terkendali jika memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Satu atau beberapa titik berada diluar batas kendali 2. Sembilan titik berurutan berada pada sisi yang sama dari garis tengah 3. Enam titik berurutan naik atau turun 4. Empat belas titik berurutan bergantian naik dan turun 5. Dua dari tiga titik berurutan berada pada posisi > 2 standar deviasi dari garis tengah pada sisi yang sama 6. Empat dari lima titik berurutan berada pada posisi > 1 standar deviasi dari garis tengah pada sisi yang sama 7. Lima belas titik berurutan berada dalam posisi ≤ 1 standar deviasi dari garis tengah 8. Delapan titik berurutan berada pada posisi > 1 standar deviasi dari garis tengah Variasi penyebab khusus (special-causes variation) adalah kejadiankejadian diluar sistem yang mempengaruhi variasi dalam sistem. Penyebab khusus ini mengambil pola-pola non acak (non random patterns) sehingga dapat diidentifikasi/ditemukan, sebab mereka tidak selalu aktif dalam proses tetapi memiliki pengaruh yang lebih kuat pada proses sehingga menimbulkan variasi. Dalam konteks pengendalian proses sehingga menimbulkan variasi. Dalam konteks pengendalian proses statistikal menggunakan bagan kendali atau kontrol (control chart), jenis variasi ini sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang melewati atau keluar dari batas-batas pengendalian yang didefinisikan (defined control limit) (Gaspersz, 1998). Variasi penyebab umum (common-causes variation) adalah faktor-faktor di dalam sistem atau yang melekat pada proses yang menyebabkan timbulnya variasi dalam sistem serta hasil-hasilnya. Penyebab umum sering disebut juga sebagai penyebab acak (random causes) atau penyebab sistem (system causes). Karena penyebab umum ini selalu melekat pada sistem, untuk menghilangkannya harus ditelusuri elemen-elemen pada sistem itu dan hanya pihak manajemenlah yang mengendalikan sistem itu. Dalam konteks pengendalian proses statistikal dengan menggunakan bagan kendali atau kontrol (control chart), jenis variasi ini
40
sering ditandai dengan titik-titik pengamatan yang berada dalam batas-batas pengendalian yang didefinisikan (defined control limits) (Gaspersz, 1998). Variasi penyebab umum selalu terjadi pada proses produksi. Tantangannya adalah bagaimana memperkecil variasi tersebut. Dengan mengecilnya variasi penyebab umum (tanpa adanya variasi penyebab khusus) maka kemampuan proses produksi untuk menghasilkan produk yang lebih homogen akan lebih terjamin. Pada dasarnya semua proses menampilkan variasi, namun manajemen harus mampu mengendalikan proses dengan cara menghilangkan variasi penyebab khusus dari proses itu, sehingga variasi yang melekat pada proses hanya disebabkan oleh variasi penyebab umum.
B. MENEMUKAN FAKTOR MASALAH Penyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT dapat dicari melalui tehnik brainstorming untuk mengidentifikasi permasalahan yang hasilnya dapat dilihat pada diagram Ishikawa (Gambar 9). Identifikasi permasalahan dimaksudkan untuk mengenali sumber permasalahan. Brainstorming diikuti oleh Plant Manager, QA Manager, Processing Manager (Processing Liquid and Packing), Production Manager (Sweet Condensed Milk), Production Manager (Can Making), Engineering Manager, Supervisor, Foreman dan Operator. Brainstorming ini dipimpin oleh QC Manager Plant Ciracas. Untuk membuat diagram Ishikawa, pertama-tama ditentukan dahulu akibat (effect) yang merupakan “kepala ikan” pada sisi sebelah kanan kertas. Akibat yang dimaksudkan disini adalah variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT. Faktor penyebab variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT digolongkan ke dalam empat faktor utama sebagai “tulang besar” yaitu manusia, mesin, metode dan manajemen. 1. Manusia Manusia membawa peran yang sangat penting pada produk yang dihasilkan. Kekurangtelitian pekerja dalam mengukur volume bersih dapat disebabkan oleh jumlah pekerja yang relatif sedikit sehingga menyebabkan beban kerja menjadi banyak atau menjadi sering lembur. Jam kerja yang
41
berupa shift juga mempengaruhi kinerja dimana saat shift 3 (23.00 – 07.00 WIB) terdapat kemungkinan karyawan akan lebih mengantuk dibandingkan dengan shift 1 dan 2 dimana hal ini mempengaruhi ketelitian dan awareness dalam bekerja. Ketika mesin filling start up (baru mulai berjalan) selalu membutuhkan waktu untuk stabil. Sehingga frekuensi pengecekan volume bersih di awal start lebih diperketat. Biasanya hal ini terjadi ketika pergantian produk atau setelah CIP (Clean In Place). Apabila setelah ditransfer lalu proses filling langsung dilanjutkan, maka aliran produk ke dalam kaleng tidak akan stabil sehingga mempengaruhi volume bersih di dalamnya. Pengetahuan pekerja dapat ditentukan dari lama bekerja, latihan yang diberikan, dan tingkat pendidikannya. Semakin lama ia bekerja, semakin banyak pengalamannya dan semakin terampil dalam pekerjaannya. Pendidikan yang cukup akan membantu pekerja untuk cepat memahami segala hal yang menyangkut pekerjaannya, sehingga memudahkan dalam penanganan masalah-masalah yang terjadi. Reward dapat menimbulkan semangat untuk bekerja lebih optimal. Reward dapat berupa bonus atau komisi. Reward dapat diberikan kepada individu yang dapat memenuhi target tanpa mengesampingkan mutu produk yang dihasilkan. Kenyamanan
dalam
bekerja
dapat
berpengaruh
pada
kegiatan
pengendalian volume bersih. Apabila suasana bekerja tidak nyaman akan mengakibatkan pekerja kurang termotivasi sehingga kurang maksimalnya perhatian dalam bekerja.
2. Metode Selain sampling oleh Departemen Quality Control, operator juga mengambil empat buah sampel tiap jamnya untuk menyesuaikan volume bersih aktual dengan setting mesin. Apabila volume bersih saat sampling tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, maka operator akan mengeset mesin hingga sesuai dengan spesifikasi. Frekuensi sampling serta jumlah sampelnya
42
sebaiknya diperbanyak sehingga apabila terjadi ketidaksesuaian, maka langsung dapat dilakukan penyesuaian terhadap setting mesin.
3. Mesin Mesin/peralatan yang berpengaruh terhadap variasi volume bersih adalah homogenizer, tegangan listrik, outlet valve dan PLC (Process Logic Control). Pemeliharaan mesin/peralatan merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi variasi volume bersih. Pemeliharaan mencakup kalibrasi PLC, pengecekan homogenizer, outlet valve, pengecekan pelumas, dan pembersihan filler. PLC berpengaruh terhadap pengukuran volume bersih produk di dalam mesin yang akan dikeluarkan melalui outlet valve. Homogenizer berpengaruh terhadap homogenitas produk sehingga apabila terjadi kerusakan atau ketidakstabilan kinerja pada homogenizer akan berpengaruh terhadap ukuran partikel produk. Apabila ukuran partikel produk tidak stabil akan berpengaruh signifikan terhadap volume bersih dimana filling machine disetting berdasarkan volumetrik, bukan beratnya. Kebocoran dan kontaminasi yang mungkin terjadi pada outlet valve dapat mengakibatkan kestabilan aliran produk terganggu, sehingga harus diadakan pengecekan dan pembersihan rutin terhadap outlet valve. Pelumas mempengaruhi kinerja mesin secara keseluruhan sehingga pengecekan pelumas secara rutin perlu diperhatikan. Tegangan listrik sangat mempengaruhi kinerja mesin tersebut. Apabila tegangan listrik tidak stabil, maka hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kestabilan kinerja filling machine. PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas belum mempunyai sumber listrik cadangan yang mampu mengatasi ketidakstabilan tegangan listrik. Genset hanya digunakan ketika aliran listrik dari PLN putus. Selain itu juga dibutuhkan stabilizer agar aliran listrik cenderung stabil.
4. Manajemen Awareness pekerja saat shift 3 relatif lebih rendah dibandingkan shift lainnya. Awareness tersebut dapat ditingkatkan dengan pengawasan dari pihak
43
manajemen dimana pada shift 3 tersebut pihak manajemen tidak berada di dalam pabrik.
C. CORRECTIVE ACTION PLANS Penerapan Statistical Process Control dalam pengontrolan volume bersih untuk selanjutnya agar Departemen Quality Control dapat dengan cepat dan mudah dalam mengontrol parameter mutu tersebut. Selain itu perlu diadakannya pelatihan SPC untuk karyawan PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas sehingga lebih memahami aplikasi dari SPC tersebut dan meningkatkan ketelitian operator. Mesin timbangan untuk mengukur volume bersih dipindah ke tempat yang tidak terpengaruh AC (Air Conditioner) sehingga pengukuran volume bersih akan lebih akurat. Selain itu pengawasan pada shift 3 dari pihak manajemen ditingkatkan agar awareness operator semakin tinggi. Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitung untuk mengetahui tingkat kemampuan proses dalam menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Kapabilitas proses tidak dianalisis pada penelitian ini karena data pada bagan kendali belum terkendali secara statistik. Sehingga konstanta yang terdapat pada Lampiran 6 hanya digunakan untuk menghitung bagan kendali dan tidak digunakan untuk menghitung kapabilitas proses. Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) adalah sebagai syarat untuk mengimplementasikan Total Quality Management (TQM). GKM adalah suatu kelompok karyawan, dari area kerja yang sama atau mempunyai cara kerja yang berbeda tapi mempunyai keterkaitan persoalan yang sama, yang melakukan pertemuan secara teratur mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan persoalan untuk pemeliharaan, perbaikan dan atau peningkatan mutu (Anonim, 2006 b). Apabila GKM sudah terlaksana, TQM dapat diterapkan dengan baik. TQM adalah pendekatan manajemen dalam organisasi yang berfokus kepada mutu, mencakup partisipasi seluruh anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan konsumen, keuntungan dari seluruh anggota organisasi, serta keuntungan bagi masyarakat (Hoyle, 2001).
44
Manajemen
Mesin
Homogenizer
Kebocoran
Kontaminasi
Pengecekan Pengawasan pada shift 3
Pengecekan
Kalibrasi Cleaning
Outlet valve
PLC Pelumas
Tegangan listrik
Kurang Pengecekan
Variasi volume
Stabilizer
Kestabilan
bersih susu Frisian Pendidikan
Pelatihan Keterampilan/ keahlian
Kenyamanan dalam bekerja
Motivasi
Flag Coklat UHT
Jam kerja (shift)
Frekuensi
Pengalaman/ lama bekerja
Sampling Jumlah sampel
Reward
Ketelitian Sedikit
45
Manusia
Jumlah pekerja
Metode
Gambar 9. Diagram Ishikawa variasi volume bersih susu Frisian Flag Coklat UHT 45
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan analisis bagan kendali Xbar-R, dapat disimpulkan bahwa mutu proses produksi susu Frisian Flag Coklat UHT untuk karakteristik volume bersih belum terkendali secara statistik. Hasil analisis diagram sebab akibat yang diperoleh dari hasil brainstorming menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keragaman mutu utama volume bersih adalah manajemen, metode, mesin, dan manusia. Faktor yang termasuk ke dalam manajemen adalah pengawasan pada shift 3 sedangkan pada metode adalah sampling. Untuk manusia, faktor-faktornya adalah kekurangtelitian, keterampilan/keahlian serta motivasi dalam bekerja. Mesin terbagi lagi menjadi homogenizer, tegangan listrik, PLC, dan outlet valve.
B. SARAN 1. Menerapkan Statistical Process Control (SPC) dalam mengambil data agar Departemen Quality Control dapat dengan cepat dan mudah dalam mengontrol mutu. 2. Perlu diadakannya pelatihan SPC untuk meningkatkan ketelitian operator. 3. Mesin timbangan dipindah ke tempat yang tidak terkena pengaruh angin secara langsung yang berasal dari AC. 4. Setelah proses terkendali secara statistik, kapabilitas proses perlu dihitung untuk mengetahui kemampuan proses dalam menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi. 5. Pengawasan pada shift 3 perlu ditingkatkan sehingga awareness pekerja akan semakin tinggi. 6. Penerapan Gugus Kendali Mutu (GKM) untuk implementasi Total Quality Management (TQM).
46
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2006 a. Meet Minitab Release 14 for Windows®. http://www.minitab.com, Minitab-Making Statistics and Process Improvement Easier [10 Juni 2006]. Anonim. 2006 b. Pelatihan Gugus Kendali Mutu. http://www.semarang.go.id/ pemerintah/dinas/disnakertrans/distran/PELATIHAN%20GUGUS%20KE NDALI%20MUTU.htm. [26 Juli 2006]. Ariani, D.W. 1999. Manajemen Kualitas. Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta. Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet dan Wooton, M. 1987. Ilmu Pangan (Terjemahan). Universitas Indonesia, Jakarta. Dahlgaard, J.J., Kristensen, K., dan Kanji, G.K. 1998. Fundamentals of Total Quality Management. Chapman and Hall, London. Deming, W.E. 1995. Control Chart as a Tool in Statistical Quality Control. http://www.deming.eng.clemson.edu, Continuous Quality Improvement Server Home Page. [6 Juni 2006]. Deperindag. 1999. Pedoman Pengawasan Barang Dalam Keadaan Terbungkus (Nomor 31/DJPDN/Kep/XI/1999). Direktorat Metrologi, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta. Fryman, M. A. 2002. Quality and Process Improvement. Delmar, Thomson Learning, Inc., New York. Gaspersz, V. 1998. Statistical Process Control, Penerapan Teknik-teknik Statistikal dalam Manajemen Bisnis Total. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gaspersz, V. 2001. Metode Analisis Untuk Peningkatan Kualitas. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Gryna, F.M. 2001. Quality Planning and Analysis, From Product Development Through Use, Fourth Edition. McGraw-Hill Irwin, New York. Hadiwiyoto, S. 1982. Teknik Uji Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta. Hadiwiyoto, S. 1994. Pengujian Mutu Susu dan Hasil Olahannya. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
47
Heath, H.B., dan Reineccius, G. 1986. Flavor Chemistry and Technology. Van Nostrand Reinhold Company, New York. Hoyle, D. 2001. ISO 9000, Quality Systems Handbook. Butterworth Heinemann, Oxford. Ishikawa, K. 1982. Guide to Quality Control. Asian Productivity Organization, New York. Juran, M. 1988. The Quality Function. Di dalam : J.M. Juran dan F.M. Gryna (eds). Juran’s Quality Control Handbook. McGraw-Hill, New York. Montgomery, D.C. 1996. Introduction to Statistical Quality Control, Third Edition. John Willey and Son, Inc., New York. Muhandri, T., dan Kadarisman, D. 2005. Sistem Jaminan Mutu Industri Pangan. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. O’Mahony, M. 1986. Sensory Evaluation of Food, Statistical Methods and Procedures. Marcel Dekker, Inc., New York. Potter, N.N., dan Hotchkiss, J.H. 1995. Food Science, Fifth Edition. Chapman and Hall, New York. Ryan, T.P. 1989. Statistical Methods for Quality Improvement. John Willey and Son, Inc., New York. Tapiero, C.S. 1996. The Management of Quality and Its Control. Chapman and Hall, London. Wayworld. 2001. Statistical Process Control – A Wayworld Tutorial. http://www.wayworld.com, Wayworld Inc. [8 Juni 2006]. Winarno, F.G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
48
49
Lampiran 1. Struktur Organisasi PT. Frisian Flag Indonesia Plant Ciracas
Operational Director R&D
QA Manager Plant Manager Staff to Plant Manager
Processing Manager (Proc, Liq. & Packing)
Administrator
Production Manager (SCM Packing)
Secretary
QC Manager Ps. Rebo
Production Manager (Can Making)
Administrator
QC Manager Ciracas
Engineering Manager
Administrator
Supervisor
Supervisor
Supervisor
Foreman
Foreman
Foreman
Operator
Operator
Operator
50
Lampiran 2. Diagram Alir Proses Penerimaan Susu Segar dan Pasteurisasi Susu segar T 4-8oC
Deaerasi
Disaring (separator) T 65oC, 5000 rpm Precooling (II) T 6065oC
Disaring (strainer) Preheating (II) T 70-75oC Disaring (filter 190 μm)
Didinginkan T 6oC Dipasteurisasi T 90oC, 30 detik
Didinginkan (plate cooler) T 4oC
Ditampung (pasteurized milk tank) T 6-10oC Precooling (I) T 7075oC Susu pasteurisasi
Ditampung (raw milk storage tank) T < 10oC Dihomogenisasi (tahap I 20 bar, tahap II 150 bar) Preheating (I) T 6065oC
51
Lampiran 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Susu Frisian Flag Coklat UHT Air (T 90oC) Gula SMP Cocoa powder
Mixing (T 90oC)
Stabilizer Air (T 90oC)
Blender Deaerasi
Mixing stabilizer (T 90oC)
Disaring (strainer) Disaring (filter 300 μm) Vitamin Susu Pasteurisasi Didinginkan (plate cooler) T 6oC
Distandardisasi T < 14oC Carton pack o
Disterilisasi T 142 C, 4 detik Dihomogenisasi (Tahap I 30 bar, tahap II 250 bar)
Bottom sealing
Didinginkan T 28oC
Dedusting
Ditampung (aseptic tank) T 28oC
Preheating T 120oC
Filling T 28oC
Disemprot dengan H2O2
Packaging
Dikeringkan T 90oC
Susu Frisian Flag Coklat UHT
52
Lampiran 4. Data Carton Pack BCCO 115 ml Untuk Uji ANOVA Jumlah carton pack BCCO
Ulangan ke-
Rata-rata
5
1
6.65
5
2
6.642
10
1
6.641
10
2
6.653
15
1
6.643
15
2
6.644
20
1
6.641
20
2
6.643
25
1
6.64
25
2
6.646
30
1
6.64
30
2
6.64
35
1
6.64
35
2
6.643
40
1
6.64
40
2
6.64
45
1
6.64
45
2
6.643
50
1
6.643
50
2
6.643
115 ml
53
Lampiran 5. Uji ANOVA Untuk Carton Pack BCCO 115 ml Sumber
Jumlah
Derajat
Kuadrat
keragaman
kuadrat
bebas
tengah
Sleeves
0.00009177
9
0.0000102
Galat
0.0001171
9
0.00001301
Total
882.533
20
F-hitung
Taraf signifikansi
.784
.639
54
Lampiran 6. Data Carton Pack BCCO 200 ml Untuk Uji ANOVA Jumlah carton Ulangan ke-
Rata-rata
5
1
8.884
5
2
8.862
10
1
8.85
10
2
8.838
15
1
8.845
15
2
8.832
20
1
8.84
20
2
8.851
25
1
8.851
25
2
8.837
30
1
8.842
30
2
8.853
35
1
8.845
35
2
8.851
40
1
8.852
40
2
8.839
45
1
8.845
45
2
8.845
50
1
8.847
50
2
8.845
pack BCCO 200 ml
55
Lampiran 7. Uji ANOVA Untuk Carton Pack BCCO 200 ml Sumber
Jumlah
Derajat
Kuadrat
keragaman
kuadrat
bebas
tengah
Sleeves
0.001548
9
0.0001720
Galat
0.0006091
9
0.00006767
Total
1565.624
20
F-hitung
Taraf signifikansi
2.542
.090
56
Lampiran 8. Konstanta Bagan Kendali Ukuran
D3
D4
Bagan kendali X-bar A2
2
0
3.269
1.880
1.128
0.7979
0.853
3
0
2.574
1.023
1.693
0.8862
0.888
4
0
2.282
0.729
2.059
0.9213
0.880
5
0
2.114
0.577
2.326
0.9400
0.864
6
0
2.004
0.483
2.534
0.9515
0.848
7
0.076
1.924
0.419
2.704
0.9594
0.833
8
0.136
1.864
0.373
2.847
0.9650
0.820
9
0.184
1.816
0.337
2.970
0.9693
0.808
10
0.223
1.777
0.308
3.078
0.9727
0.797
11
0.256
1.744
0.285
3.173
0.9754
0.787
12
0.283
1.717
0.266
3.258
0.9776
0.778
13
0.307
1.693
0.249
3.336
0.9794
0.770
14
0.328
1.672
0.235
3.407
0.9810
0.763
15
0.347
1.653
0.223
3.472
0.9823
0.756
16
0.363
1.637
0.212
3.532
0.9835
0.750
17
0.378
1.622
0.203
3.588
0.9845
0.744
18
0.391
1.608
0.194
3.640
0.9854
0.739
19
0.403
1.597
0.187
3.689
0.9862
0.734
20
0.415
1.585
0.180
3.735
0.9869
0.729
21
0.425
1.575
0.173
3.778
0.9876
0.724
22
0.434
1.566
0.167
3.819
0.9882
0.720
23
0.443
1.557
0.162
3.858
0.9887
0.716
24
0.451
1.548
0.157
3.895
0.9892
0.712
25
0.459
1.541
0.153
3.931
0.9896
0.708
sampel
Bagan kendali R
Simpangan baku proses d2
c4
d3
(n)
Sumber : Fryman (2002)
57
Lampiran 9. Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 1 (ml) subgrup
58
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 115.599 115.234 115.637 114.232 115.730 114.794 115.899 115.140 115.140 114.700 114.532 116.011 112.491 114.944 114.981 115.674 114.888 114.232 115.449 115.599 115.272 114.916 115.009 115.730 116.292 115.946
2 115.365 115.047 115.187 113.558 115.262 115.262 116.039 115.187 113.212 115.543 113.577 114.878 113.483 117.556 115.440 114.429 115.824 112.172 114.139 114.579 114.560 114.831 115.131 115.543 115.169 118.024
3 115.908 114.906 114.934 115.562 116.479 115.449 115.206 115.777 124.129 115.262 116.236 115.356 113.624 114.878 114.607 115.468 115.918 112.547 113.858 116.760 116.348 114.476 115.243 116.292 114.700 113.820
4 114.719 114.682 116.067 114.794 115.918 114.232 114.054 115.000 122.172 114.794 114.335 115.524 114.298 114.813 114.738 115.712 115.356 113.015 115.356 114.775 115.197 115.206 114.541 114.700 115.918 115.384
5 115.730 115.318 115.393 114.597 116.011 114.888 114.719 114.888 123.408 114.981 113.493 115.833 114.064 114.963 115.262 115.131 115.730 113.296 115.637 116.217 114.766 116.723 114.991 115.449 114.419 115.000
sampel ke6 114.953 114.831 115.103 114.822 114.232 115.262 116.255 115.281 124.298 115.356 113.624 115.496 114.691 114.981 115.543 115.122 115.543 113.764 114.326 114.728 115.955 115.702 115.243 114.607 115.730 117.743
7 115.206 115.159 115.094 114.794 114.888 115.543 116.086 116.124 122.734 114.419 114.036 115.300 113.942 116.863 114.944 116.049 115.637 114.981 116.011 116.189 115.047 115.037 115.197 116.105 115.262 115.122
8 115.094 115.318 114.841 114.588 116.105 114.981 114.616 115.655 123.961 114.794 114.841 114.335 113.511 114.522 115.478 115.150 115.730 112.266 114.981 115.281 114.785 114.700 113.979 114.419 115.075 114.963
9 115.777 115.281 115.309 114.635 115.543 115.262 115.899 115.281 122.069 115.169 114.363 115.318 112.706 117.285 115.075 115.028 115.356 112.734 115.169 116.798 114.419 114.775 115.899 115.637 115.824 115.318
10 114.822 115.843 114.897 114.316 115.075 113.951 114.167 115.112 123.951 114.700 113.642 115.094 113.830 116.957 115.328 115.983 115.262 113.483 117.322 115.684 116.011 115.318 115.000 115.262 114.981 117.603
11 115.440 115.412 114.944 114.401 115.637 115.075 115.871 114.513 123.361 114.888 114.466 115.140 114.747 116.489 115.730 115.515 115.169 114.045 115.637 115.384 115.178 115.674 114.991 115.730 115.356 115.646
46
Lampiran 9 (lanjutan). Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 1 (ml) subgrup 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
1 114.588 115.309 115.449 116.199 114.981 114.878 114.288 115.449 116.386 115.356 114.991 115.187 115.178 114.569 114.981 114.410 115.000 115.262 115.356 114.878 114.597 114.307 113.876 114.232 113.315 114.110 114.139
2 115.215 114.588 114.401 115.169 115.449 115.197 112.622 115.824 114.700 114.045 114.551 113.886 114.944 114.738 114.513 114.747 115.122 114.045 114.700 115.384 114.054 114.934 114.363 113.970 115.037 113.642 114.794
3 114.953 115.412 115.880 115.356 115.730 115.393 115.562 115.918 113.577 113.670 114.082 115.562 114.981 115.281 114.888 115.169 114.476 116.854 115.262 114.813 114.401 115.187 112.088 113.596 117.191 113.174 114.513
4 114.869 115.112 115.655 116.386 114.232 115.094 114.288 115.262 112.921 113.202 115.899 116.770 114.551 115.393 114.981 114.766 114.869 114.607 115.824 114.045 114.747 114.541 113.933 114.326 112.669 113.942 115.449
5 114.766 115.206 115.215 114.419 115.075 115.169 114.195 114.700 113.764 112.828 114.522 115.356 114.569 114.757 115.262 115.356 115.309 113.951 116.854 114.981 114.766 114.972 113.493 114.906 113.502 114.747 114.513
sampel ke6 114.813 115.253 114.485 115.262 114.607 116.030 114.326 115.730 113.296 113.858 114.747 114.485 115.281 114.504 114.232 115.534 114.532 113.109 114.981 115.000 114.597 114.597 115.112 114.757 115.047 115.515 116.105
7 115.506 115.599 115.215 115.449 116.105 115.674 114.813 114.794 114.981 113.015 114.719 115.197 114.925 114.551 115.075 115.019 114.532 113.858 113.764 114.054 115.037 114.373 115.581 113.596 113.942 114.532 114.419
8 115.122 114.850 115.796 114.981 115.730 114.672 113.090 114.888 115.824 113.296 115.562 115.272 114.944 115.506 115.356 114.485 115.581 114.326 115.543 115.712 114.991 114.953 112.603 114.298 115.290 113.923 113.951
9 115.103 115.206 115.815 116.292 113.483 115.047 113.558 115.169 114.607 113.764 114.579 115.281 115.440 114.757 114.888 113.830 115.243 115.075 115.449 115.796 114.551 114.850 113.474 114.139 113.390 113.661 114.607
10 113.998 114.457 115.665 115.637 114.981 115.899 115.665 114.981 113.015 114.139 115.674 113.699 114.569 115.253 114.888 114.757 114.532 114.794 114.419 114.644 114.597 115.178 114.082 114.223 112.725 112.547 114.794
11 115.272 115.187 114.448 114.513 115.262 115.581 114.026 114.513 114.232 113.015 113.390 115.506 114.813 114.579 114.981 114.766 114.981 115.543 114.888 114.841 114.803 114.466 113.446 114.232 114.785 114.934 115.262
59 46
Lampiran 10. Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 2 (ml) subgrup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 114.476 114.457 115.524 114.419 116.199 116.479 114.813 115.131 114.438 115.440 114.616 115.272 114.981 114.981 114.794 115.496 115.871 115.974 114.888 114.139 115.169 113.961 114.728 115.665 115.880 116.199
2 115.084 113.521 114.841 115.730 114.794 114.663 114.813 115.496 115.543 114.597 115.037 116.910 115.637 114.326 116.011 115.346 115.983 115.178 114.916 116.292 114.045 113.652 114.841 113.764 115.393 115.169
3 114.925 114.728 115.796 115.075 115.169 115.047 114.298 113.212 114.139 114.026 115.646 115.037 114.888 115.637 115.169 114.878 114.981 115.777 114.972 114.981 115.637 114.813 114.429 115.094 115.318 113.951
4 115.646 115.552 115.496 115.262 116.667 115.702 116.124 115.356 115.075 114.120 115.290 116.124 115.356 113.015 115.637 114.785 114.494 114.532 115.094 115.075 115.356 113.886 115.515 115.655 115.328 115.356
5 115.009 114.242 115.440 115.543 115.637 115.890 114.775 115.300 115.262 114.822 115.674 116.948 115.543 114.607 115.075 115.037 115.000 114.738 114.981 114.045 115.543 113.717 116.199 114.831 115.787 116.199
sampel ke6 116.339 114.457 114.757 114.139 114.888 114.607 114.139 114.579 116.105 114.541 115.365 116.919 116.011 114.139 115.169 115.169 114.485 114.082 115.824 114.888 114.326 112.303 114.532 115.599 115.702 114.139
7 115.758 115.178 115.215 115.169 115.262 115.552 114.363 113.586 114.888 114.326 114.831 115.665 115.356 114.981 115.075 115.403 116.152 115.852 116.517 116.199 115.075 113.867 114.888 114.738 115.150 114.513
8 115.684 115.318 113.268 114.513 114.232 115.740 116.845 115.908 115.918 115.215 114.766 115.665 115.637 113.390 115.449 115.712 115.702 115.618 115.843 115.075 114.888 113.408 115.599 113.923 115.581 115.543
9 116.292 115.206 115.206 115.824 114.794 114.794 114.831 115.056 115.730 115.234 115.665 115.309 115.262 113.483 114.607 114.869 114.794 114.101 115.243 116.386 115.543 114.635 114.897 114.934 115.225 114.700
10 114.167 114.569 114.803 115.262 115.918 115.000 114.831 114.925 115.824 115.449 115.983 115.665 114.794 114.794 115.075 115.122 115.000 115.524 115.290 113.951 115.169 115.365 115.197 115.506 115.272 113.670
11 115.056 114.560 113.951 115.637 115.543 114.719 114.860 114.448 116.573 114.466 115.019 115.356 115.169 114.139 115.075 115.281 115.365 115.955 114.850 114.232 114.888 114.785 114.803 114.831 115.150 114.139
60 47
Lampiran 10 (lanjutan). Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 115 ml line 2 (ml) subgrup 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
1 114.232 115.028 114.906 116.479 115.169 114.139 114.906 115.084 115.159 115.272 114.232 115.356 115.122 115.140 114.232 113.858 115.122 114.438 114.335 114.279 114.429 115.815 114.972 114.794 114.700 116.096
2 115.730 115.833 114.279 116.199 114.045 113.296 114.700 115.824 115.346 115.159 114.888 115.300 115.056 114.813 114.981 114.700 115.384 115.337 114.391 115.571 115.009 114.185 114.522 113.670 114.232 115.281
3 115.543 115.103 114.860 116.011 115.075 113.015 114.944 115.861 114.551 114.551 114.419 114.579 115.234 115.234 116.199 114.981 115.375 113.577 114.803 114.569 114.560 114.635 114.401 114.888 113.483 115.684
4 115.262 115.346 114.026 115.169 114.513 114.045 114.419 116.760 114.738 114.953 114.794 116.236 115.169 115.140 115.169 114.607 115.112 114.148 114.785 115.047 115.552 115.037 114.597 113.764 114.139 115.534
5 114.888 114.588 114.466 116.386 115.543 114.700 114.728 115.871 114.906 115.281 114.607 115.871 115.112 114.551 114.419 113.951 114.860 114.560 114.616 115.075 115.590 114.522 114.785 113.858 115.356 115.524
sampel ke6 116.011 115.440 113.942 114.981 114.326 114.419 114.532 114.279 114.569 114.569 114.139 115.824 115.403 115.234 113.202 114.700 115.506 114.888 114.953 114.654 115.272 114.476 114.747 114.139 114.045 116.433
7 115.730 115.243 114.672 114.513 115.449 113.858 115.861 114.719 114.579 114.579 115.449 114.129 115.215 114.560 115.169 113.858 115.487 114.625 114.148 115.009 114.270 114.775 115.178 113.390 113.483 115.328
8 114.139 115.066 114.045 115.075 115.262 113.390 115.037 114.963 114.541 115.300 115.356 115.974 115.122 114.532 114.794 114.607 115.122 114.560 114.925 114.448 114.934 115.927 113.624 114.513 113.202 115.300
9 114.981 115.627 114.691 116.105 114.888 113.109 115.019 115.749 114.569 115.346 114.045 114.279 115.159 115.169 115.543 115.169 114.963 115.075 114.335 113.624 114.429 115.787 112.725 114.326 114.513 116.011
10 114.607 115.309 115.094 116.292 113.951 114.607 114.429 114.560 114.579 115.178 114.888 115.684 115.066 114.738 115.169 114.326 115.206 114.981 114.485 114.419 114.448 115.365 113.165 113.764 114.888 115.515
11 115.637 115.852 114.747 116.199 114.139 114.232 115.206 115.337 114.757 115.253 114.513 113.605 115.084 115.234 114.326 114.139 114.766 113.689 114.925 114.934 114.860 114.588 114.616 114.419 114.232 115.197
61 48
Lampiran 11. Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 1 (ml) subgrup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 200.178 198.989 199.204 199.644 201.199 201.554 200.225 198.343 199.448 202.434 201.030 199.064 199.101 199.251 199.092 196.713 199.354 199.157 199.438 200.880 199.139 198.483
2 201.358 199.747 199.429 201.030 199.260 201.142 198.914 199.691 196.704 201.779 199.438 200.562 199.766 199.429 198.904 201.479 200.927 199.813 199.157 200.581 199.036 199.298
3 198.689 199.157 202.594 200.122 198.689 200.009 200.964 201.208 199.410 199.532 200.468 200.375 201.976 198.146 198.586 201.751 202.004 200.000 200.187 200.112 199.897 199.410
4 201.489 198.071 199.270 200.103 201.404 200.908 201.517 200.131 196.255 199.438 200.749 198.034 198.558 198.989 198.174 200.403 201.685 201.217 199.906 200.543 200.084 200.215
5 202.097 198.652 201.873 201.498 199.663 198.989 199.279 198.343 197.640 200.094 197.846 199.157 198.305 199.316 198.998 201.704 202.434 200.375 200.655 201.245 199.476 198.436
sampel ke6 201.152 198.474 199.110 200.468 202.603 199.204 199.522 199.345 199.232 200.655 201.311 197.940 202.537 198.305 199.232 203.258 200.169 201.124 199.064 199.775 199.270 199.485
7 201.292 199.504 198.333 199.466 199.654 199.335 200.702 199.438 197.968 198.689 200.187 198.315 199.691 198.614 199.354 198.539 198.109 199.906 200.281 197.678 199.213 198.408
8 199.419 199.607 197.809 201.536 201.049 199.972 200.478 200.225 198.418 201.311 199.157 199.438 198.193 200.693 198.361 198.895 199.448 198.221 199.438 200.674 199.663 199.148
9 199.532 199.120 199.045 200.309 200.328 200.562 199.457 199.270 197.603 200.468 200.375 199.064 199.953 199.972 198.081 201.367 198.493 199.813 199.625 200.693 199.888 198.530
10 198.886 199.672 198.876 201.404 200.627 199.391 200.946 199.326 198.717 201.217 198.221 198.408 200.346 199.410 199.054 199.429 201.526 197.753 200.094 200.403 199.494 199.185
11 198.670 200.300 199.139 203.268 201.732 200.843 201.545 200.253 199.513 200.749 198.408 199.906 200.318 198.633 198.043 198.446 202.519 199.532 199.532 198.221 199.504 198.567
62 49
Lampiran 12. Data Volume Bersih Susu Frisian Flag Coklat UHT 200 ml line 2 (ml) subgrup 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 197.612 198.839 199.663 197.725 199.307 199.551 195.487 196.713 198.380 199.625 199.064 200.655 196.657 197.228 198.577 195.047 197.556 199.064 199.906 199.139 196.910 197.463
2 197.463 198.745 199.448 198.240 198.989 200.037 196.798 197.556 199.036 200.468 200.187 198.502 198.998 199.026 197.425 196.507 197.622 198.408 199.438 199.934 196.966 198.352
3 199.363 198.979 200.028 198.549 197.434 199.485 196.751 197.725 198.502 200.000 199.438 198.970 198.708 198.951 197.472 196.367 199.026 205.056 199.251 198.699 199.373 198.586
4 199.541 198.343 199.419 197.978 199.841 199.504 196.330 197.631 197.640 196.348 199.719 198.127 197.846 198.596 198.071 196.283 198.577 199.813 200.562 198.839 198.043 199.429
5 199.176 199.092 200.524 196.788 199.448 198.549 197.519 197.481 198.446 199.532 200.749 198.408 196.742 198.493 198.820 195.880 197.640 197.566 200.375 198.343 199.036 198.539
sampel ke6 198.642 198.961 199.485 196.910 199.082 199.991 198.155 198.277 199.485 199.813 198.408 198.689 197.182 197.865 198.614 195.393 199.167 200.281 200.843 199.672 199.382 197.622
7 197.912 198.745 199.588 197.537 199.157 199.298 197.566 198.577 198.268 197.378 198.127 198.970 198.268 197.228 197.884 196.367 198.577 199.625 198.315 199.476 198.539 197.584
8 197.762 197.706 200.122 197.978 198.352 201.283 196.536 197.669 199.232 200.843 199.157 198.502 197.959 197.715 197.640 196.470 199.232 199.157 199.064 198.755 198.474 199.148
9 197.987 199.728 198.418 197.172 197.313 199.101 196.910 197.697 197.640 200.094 198.502 197.940 196.966 196.760 197.509 195.712 199.260 198.408 200.281 198.474 199.288 199.129
10 197.706 199.401 201.873 198.867 199.026 199.345 197.537 197.228 198.202 196.816 198.970 199.345 197.144 198.165 198.277 196.049 198.577 199.719 199.906 199.569 198.567 198.539
11 198.305 198.567 199.045 197.949 199.888 199.232 195.805 198.109 199.532 200.000 199.251 199.157 199.082 199.026 198.914 196.695 197.640 199.813 199.157 197.790 199.663 198.914
63 50