BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Masalah-masalah dalam pengambilan keputusan perusahaan baik yang stratejik maupun yang taktis di area fungsi pengelolaan sumber daya manusia di PT. XYZ disebabkan karena belum diterapkannya sistem informasi. Peran sistem informasi yang diterapkan oleh divisi pengelolaan sumber daya manusia sangat penting dalam membantu melakukan transaksi di dalam fungsi HR. Transaksi ketenagakerjaan dijalankan dengan mudah, cepat dan terintegrasi secara online. Transaksi yang dijalankan seperti ini membantu dalam percepatan penyediaan informasi dan peningkatan akurasi inormasi. Dua kriteria informasi tersebut sangat membantu dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan menjadi lebih optimal, karena semua informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan diketahui secara sempurna. Dengan demikian sistem informasi telah berperan dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di dalam fungsi pengelolaan sumber daya manusia. Keputusan di dalam konteks ini adalah keputusan di dalam fungsi pengelolaan sumber daya manusia. Keputusan yang sering diambil di dalam fungsi ini antara lain: a) Keputusan
transaksional
seperti
keputusan
pembayaran
gaji,
pembayaran cuti dan penanganan klaim terkait dengan penggajian dan pemenuhan tenaga kerja.
59
b) Keputusan jangka pendek seperti pembuatan rencana kerja bulanan di site, penyusunan anggaran di divisi sumber daya manusia. c) Keputusan jangka menengah seperti pengadaan fasilitas umum dan sosial dan perumahan untuk tenaga kerja, perencanaan pemenuhan tenaga kerja dari sisi kuantitas dan kualitas. d) Keputusan jangka panjang adalah pembangunan agropolitan. Pengambilan keputusan taktis yang lamban sudah bisa diatasi dengan hadirnya sistem informasi yang terintegrasi. Hal ini terjadi karena semua data transaksi bisa ditarik menjadi sebuah laporan dan bisa diakses baik oleh karyawan sendiri maupun oleh petugas administrasi.
Masalah dalam pengambilan
keputusan stratejik seperti dalam pengadaan fasilitas umum dan pemukiman relative lebih cepat dan tepat dari sisi jumlah. Dengan demikian investasi yang berlebihan di dalam pengadaan peruramahan dan fasilitas umum sudah dapat diminimalkan. Pengambilan keputusan yang lebih baik dari sisi kualitas juga terjadi di level yang lebih stratejik seperti penyusunan konsep agropolitan. Keputusan untuk membangun konsep agropolitas didasarkan pada informasi yang tentang ketenagakerjaan yang dimiliki divisi sumber daya manusia dikaitkan dengan program kepedulian perusahaan terhadap warga sekitar. Tujuan awal PT. XYZ
menerapkan teknologi informasi di divisi
pengelolaan sumber daya manusia sudah tercapai karena:
60
a) Kinerja teknologi informasi yang diterapkan dan dukungan sumber daya manusia di area fungsi pengelolaan sumber daya manusia dapat mempercepat diperolehnya informasi mengenai berbagai macam transaksi yang terkait dengan ketenagakerjaan yang akurat, mutakhir dan mudah diakses. b) Menyajikan laporan dengan cepat dan setiap saat dapat diakses, maka keputusan-keputusan yang diambil pun dapat lebih cepat dan presisi terhadap dinamika kebutuhan yang ada.
Penelitian ini dilaksanakan pada saat perusahaan sedang membangun fase kedua, sehingga yang menjadi obyek penelitian adalah sistem informasi yang dihasilkan dari fase pertama. Dengan demikian hasil dari penelitian ini masih bisa dikembangkan lagi untuk melihat keputusan-keputusan yang lebih stratejik lainnya.
5.2. Saran
PT. XYZ dalam implementasi tahap satu pembangunan sistem yang terintegrasi sudah terlaksana dengan baik. Kendala-kendala yang muncul pada saat penerapan sudah diselesaikan dengan tuntas, sehingga tujuan awal penerapan sistem bisa dicapai, meskipun demikian ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut:
61
a) Peningkatan keputusan lebih terlihat saat pengambilan keputusan di tingkat taktis. Keputusan di tingkat stratejik meskipun terjadi peningkatan kualitas, tetapi kurang optimal karena informasi yang disediakan melalui sistem belum diintegrasikan dengan informasi lain diluar fungsi pengelolaan sumber daya manusia. Dengan demikian informasi tersebut masih membutuhkan kompilasi dengan informasi lain secara manual. Kecepatan pengambilan keputusan di level stratejik menjadi kurang optimal. Sistem informasi tersebut bisa diintegrasikan dengan sistem manajerial di akunting.Hal ini akan membuat laporan dari sistem informasi yang ada menjadi lebih lengkap dan akurat untuk pengambilan keputusan di level stratejik. b) Kompetensi petugas dan pengguna harus disiapkan jauh-jauh hari, dimulai dari jadwal pembangunan sistem dimulai. Pada saat fase satu ini, perusahaan sedikit terlambat dalam menyiapkan sumber daya manusia, sehingga kendala-kendala teknis terhadap penguasaan sistem masih ditemukan meskipun sudah tahap implementasi. Perusahaaan bukan hanya dituntut untuk mengadakan training dan pelatihan, tetapi juga penyediaan buku panduan dengan bahasa yang cukup dimengerti oleh semua pengguna. Saat ini buku panduan hanya tersedia dalam format standar dari aplikasi disajikan dengan bahasa asing. c) Perbaikan proses bisnis yang diinginkan dalam pembangunan sistem sudah disepakati sejak awal. Perbaikan proses bisnis yang dilakukan pada saat 62
pembangunan sistem sangat mengganggu proses penggalian kebutuhan pengguna, akibatnya pada saat testing masih banyak sekali perbaikan yang masih harus dilakukan. Proses ini sangat mengganggu pada jadwal proyek dan sangat mengurangi porsi sosialisasi kepada semua level, seharusnya di setiap level diberikan materi yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
63