Tugas Mata Kuliah Dosen Batas Penyerahan
: : : :
Take Home – Ujian Akhir Triwulan (Kelompok) Sistem Informasi Manajemen Dr. Arief Ramadhan, S.Kom, M.Kom 17 Januari 2015
Observasi Penerapan Sistem Informasi PT Bank XYZ
Disusun oleh : Amalia Ullianjari (P056132243.15EK) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/amalia52e Andi Susanto (P056133392.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/andi52e Bayu Triastoto (P056134852.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/bayu38e Siti Nurkomariyah (P056133652.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/siti52e Suhartini (P056133662.52E) http://blogstudent.mb.ipb.ac.id/members/suhartini52e
Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor 2015
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.wr.wb. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas Rahmat dan Hidayah_Nya sehingga bisa menyelesaikan penulisan makalah ini dengan lancar tanpa mendapat halangan apa pun juga. Makalah ini dibuat sebagai penganti UAS berupa tugas paper Observasi Penerapan Sistem Informasi PT Bank XYZ yang diasuh oleh Bapak Dr. Arief Ramadhan, S.Kom, M.Kom. Paper bersisi ulasan tentang kelebihan dan kelemahan dari penerapan sistem informasi di sebuah Bank. Besar harapan agar makalah ini berguna khususnya bagi penulis pribadi maupun bagi semua pembaca yang membutuhkan. Dan bisa memberi bimbingan serta arahan dari materi yang disajikan Saran dan kritik, penulis harapkan demi perbaikan makalah ini agar lebih baik ke depannya karena pembuatan makalah ini jauh dari sempurna. Terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf atas kekurangan-kekurangan yang ada.
Wassalamualaikum.wr.wb
Hormat Kami,
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3 2.1 Sistem Informasi ....................................................................................... 3 2.2 Jenis-Jenis Sistem Informasi .................................................................... 4 2.3 Framework Tipologi Sistem Informasi oleh O’Brien ............................... 8 BAB III. PROFIL BANK XYZ DAN SISTEM INFORMASI YANG DIPERGUNAKAN .................................................................................................... 11 3.1 Profil PT Bank KYZ ................................................................................. 11 3.2 Sistem Informasi Pada Bank KYZ ............................................................ 12 BAB IV. PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEGAWAI DAN APLIKASI PENDUKUNG YANG DIPERGUNAKAN (LOPIS) ............................................ 18 4.1 Prosedur Pemberian Kredit Pegawai ......................................................... 18 4.2 Alur Pemberian Kredit Pegawai................................................................ 19 4.3 Loan Processing Information System (LOPIS)......................................... 20 4.4 Permasalahan LOPIS ................................................................................ 23 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 26 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 26 5.2 Saran .......................................................................................................... 26 BAB VI. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 28
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fungsi utama Bank adalah menghimpun dana dari golongan masyarakat kurang produktif dan menyalurkannya kepada masyarakat yang lebih produktif dalam bentuk kredit untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan. Proses bisnis dalam organisasi dewasa ini, khususnya organisasi bank, tak bisa dilepaskan lagi dari penggunaan teknologi informasi. Penerapan sistem informasi dalam organisasi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses dan bahkan dapat menjadi competitive advantage organisasi. Salah satu kegiatan
pokok
bank adalah menyalurkan kredit. Dalam
menjalankan fungsinya menyalurkan kredit, Bank berpegang teguh pada prinsip kehati-hatian. Salah satu bentuknya adalah Bank mampu mengukur dan mengidentifikasi resiko di kemudian hari serta menentukan langkah yang tepat untuk memitigasi resiko tersebut. Oleh karena itu, penting bagi sebuah institusi perbankan memiliki sebuah sistem putusan pemberian kredit yang transparan serta berasaskan independensi. Permasalahan yang dahulu muncul di lapangan adalah kebutuhan pejabat kredit untuk menilai kelayakan seseorang diberikan kredit kerap dijadikan alasan atas waktu pelayanan yang buruk dan tidak terstandar kepada calon nasabah kredit. Di sisi lain, persaingan dunia perbankan yang semakin ketat sudah tidak memungkinkan lagi bagi sebuah Bank mengandalkan pelayanan kredit secara manual. PT Bank XYZ adalah salah satu bank terbesar di Indonesia dengan kredit pegawai sebagai salah satu portofolio kreditnya yang cukup signifikan. Hal di atas mendorong penerapan aplikasi berbasis teknologi informasi dalam proses pengajuan dan putusan kredit pegawai di PT Bank XYZ yang diberi nama LOPIS (identitas perusahaan, produk dan aplikasi yang dipergunakan disamarkan untuk menjaga rahasia perusahaan).
1
Penggunaan
aplikasi
LOPIS
diharapkan
mampu
menjembatani
kepentingan kedua belah pihak, yaitu calon nasabah kredit dan manajemen khususnya pejabat kredit PT Bank XYZ. Selain dapat mempermudah pejabat kredit dalam melakukan penilaian kelayakan calon nasabah kredit dengan tetap mengakomodir prinsip-prinsip dasar pemberian kredit, output yang dihasilkan juga lebih akurat, transparan dan tepat waktu. Dengan demikian, kehadiran aplikasi LOPIS dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan kredit kepada nasabah. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut : 1.
Apa saja sistem informasi yang ada dalam Bank XYZ?
2.
Apa saja komponen-komponen sistem informasi yang ada dalam LOPIS?
3.
Apakah aplikasi LOPIS efektif dapat membantu putusan kredit PT. Bank XYZ
4.
Apakah permasalahan yang muncul dalam penerapan aplikasi LOPIS oleh PT. Bank XYZ
1.3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk: Menjelaskan sistem-sistem informasi utama yang ada pada PT Bank XYZ Menjelaskan komponen-komponen, fungsi dan peran aplikasi LOPIS dalam bisnis PT Bank XYZ khususnya dalam menyalurkan kredit pegawai kepada calon nasabah. Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam penerapan LOPIS dan merumuskan saran perbaikannya.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Informasi Menurut O’Brien dan Marakas (2011) sistem merupakan sebuah kumpulan dari beberapa komponen yang saling terkait untuk bekerja sama mencapai tujuan dengan menerima masukan (input) dan menghasilkan keluaran (output) dalam sebuah proses transformasi yang teratur. Sebuah sistem mempunyai 3 komponen dasar atau fungsi yaitu : 1. Input,
yaitu
kegiatan
yang meliputi
penangkapan
dan
menyusunan
elemen elemen untuk dimasukkan dalam sistem dan diproses 2. Proses, yaitu kegiatan yang meliputi proses transformasi yang mengubah input menjadi output 3. Output, yaitu kegiatan yang meliputi penyampaian elemen yang diproduksi oleh sebuah proses transformasi menuju tujuan akhir Setiap sistem memiliki batas-batas luar yang memisahkannya dari lingkungannya. Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen sistem yang sama, namun secara umum bisa digambarkan terdiri dari sumberdaya input (masukan), proses transformasi, dan sumberdaya output (keluaran).Berdasarkan Hubungan elemen, sistem dibagi atas open system dan closed system. Pada umumnya, manusia bergantung pada sistem informasi untuk hal berkomunikasi antara satu dengan lainnya melalui berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan) dan data yang disimpan (sumber daya data). Secara umum, sistem informasi merupakan sebuah sistem, baik otomatis ataupun manual, yang terdiri dari manusia, mesin, dan atau metode yang diorganisasir untuk mengumpulkan, proses mengirimkan, menyebarkan informasi. Juga dapat dapat diartikan sebagai sistem terpadu yang menyediakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi atau perusahaan.
3
Raymond McLeod Jr (1996) mengemukakan bahwa Sistem Informasi Manajemen adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan serupa. Output informasi digunakan oleh manajer maupun non manajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan dalam memecahkan masalah. Sedangkan menurut O’brien (2005) SIM merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication network dan data resources (kelima unsur ini disebut komponen sistem informasi) yang mengumpulkan, merubah dan menyebarkan informasi dalam organisasi.
2.2 Jenis-jenis Sistem Informasi Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan dalam organisasi. Menurut O’Brien dan Marakas (2011), sistem informasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang dapat dilihat pada gambar 2.1 di bagian berikut .
Gambar 2.1 Jenis-jenis Sistem Informasi
4
Beberapa dari jenis-jenis sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: -
Transaction Processing Systems (TPS) TPS adalah system informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan
untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer. Enterprise Collaboration System (ECS) ECS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadangkadang
diluar
organisasi.
Aspek-aspek
ECS
seperti
word
processing,
spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing. -
Knowledge Work System (KWS) OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. KWS mendukung para
pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka menyampaikannya ke organisasi atau masyarakat. -
Sistem Informasi Manajemen (SIM) SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data). Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa SIM merupakan jaringan prosedur pengolahan data yang
5
dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan. Data-data tersebut diolah oleh manajemen menjadi sebuah informasi. -
Decision Support Systems (DSS) DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai
sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan di seluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. -
Expert System (ES) dan Artificial intelegence (AI) AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi
secara cerdas. ES menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. ES (juga disebut knowledge-based systems secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS yang meninggalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan, sedangkan ES langsung menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. -
Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support Computer Support Collaborative Work Systems (CSCWS) dibuat apabila
kelompok perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCWS yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
6
-
Executive Support Systems (ESS) ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS
membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor. 2.2.1 Fungsi Utama Sistem Informasi Adapun fungsi utama dari sistem informasi bagi organisasi yaitu : 1) Mendukung Operasi Bisnis. Mulai dari akuntansi sampai dengan penelusuran pesanan pelanggan, sistim
informasi
menyediakan
dukungan
bagi
manajemen
dalam
operasi/kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan/respon yang cepat menjadi
penting,
maka
kemampuan
Sistim
Informasi
untuk
dapat
mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi keberbagai fungsi bisnis menjadi kritis/penting. 2) Mendukung Pengambilan Keputusan Managerial. Sistem informasi dapat mengkombinasikan informasi untuk membantu manager menjalankan menjalankan bisnis dengan lebih baik, informasi yang sama dapat membantu para manajer mengidentifikasikan kecenderungan dan untuk mengevaluasi hasil dari keputusan sebelumnya. Sistem Informasi akan membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih bermakna. 3) Mendukung Keunggulan Strategis. Sistim informasi yang dirancang untuk membantu pencapaian sasaran strategis perusahaan dapat men-ciptakan keunggulan bersaing di pasar 2.3 Framework Tipologi Sistem Informasi oleh O’Brien Di bawah ini merupakan gambar komponen dan skema Sistem Informasi Manajemen menurut O’Brien :
7
Gambar 2.2 Komponen-komponen dan Skema SIM (Sumber: O’Brien, dan Marakas, 2011) Sistem informasi terdiri dari komponen komponen yang disebut blok bangunan (building blok), yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran. a. Komponen input Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. b. Komponen model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
8
c. Komponen output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. d. Komponen teknologi Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi yang digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. e. Komponen hardware Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi.Berfungsi sebagai tempat untuk menampung database, atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. f. Komponen software Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah, menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. g.
Komponen basis data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan
berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di hardware komputer dan menggunakan sofware untuk
memanipulasinya.
Data
perlu
disimpan
dan
diorganisasikan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya.Basis data diakses dengan software yang disebut DBMS (Database Management System).
9
h. Komponen kontrol Kontrol atau pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. i. Komponen Jaringan Untuk menghubungkan perangkat komputer dalam satu kesatuan diperlukan media berupa komponen jaringan.Komponen jaringan terdiri dari hardware dan software jaringan. Hardware berupa kartu penghubung jaringan (Network
Interface
Card),
media
penghubung
(konsentrator), repeater, bridge,dan router.
jaringan
Sedangkan
seperti
komponen
HUB
software
jaringan berupa sistem operasi jaringan network adpter drive dan protocol jaringan.
10
BAB III PROFIL BANK XYZ DAN SISTEM INFORMASI YANG DIPERGUNAKAN
3.1
Profil PT Bank XYZ
PT Bank XYZ merupakan salah satu bank komersial yang konsisten memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan hingga saat ini Bank XYZ tetap mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industri perbankan Indonesia. Dengan reputasi sebagai penyedia layanan microbanking yang telah mengakar di tengah masyarakat Indonesia, Bank XYZ senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Bank XYZ terus berupaya menyelaraskan pengembangan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan, yang ditandai dengan munculnya kota-kota sentra ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia. Selain fokus pada segmen UMKM, Bank XYZ juga terus mengembangkan berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, Bank XYZ terus mengembangkan jaringan kerja yang seluruhnya terhubung secara real time online. Dengan basis jumlah nasabah yang besar, Bank XYZ terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short Message Service/SMS), maupun melalui layanan e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan Kiosk Banking . Bank XYZ memiliki produk yang lengkap pada semua lini pinjaman
yaitu simpanan,
dan jasa bank. Pada lini simpanan, Bank XYZ memiliki produk
tabungan dan deposito dalam mata uang rupiah maupun asing (USD). Bank XYZ juga memiliki produk tabungan untuk masyarakat mikro. Pada lini pinjaman, Bank XYZ memiliki produk-produk yang dikelompokkan dalam kredit mikro, kredit ritel komersial, Kredit Konsumer (Kredit Kepemilikan
11
Rumah/ KPR, Kredit Kendaraan Bermotor /KKB, Kartu Kredit dan Kredit Pegawai), serta Kredit Menengah dan Korporasi. Pada lini jasa bank, Bank XYZ memberikan Jasa Bisnis , Jasa Keuangan, Jasa Kelembagaan, Jasa E-Banking, dan Layanan Bisnis Internasional dan
Layanan Treasury. Saat ini Bank XYZ
melayani seluruh nasabah melalui unit kerja dan jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Unit kerja Bank XYZ terdiri dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang (termasuk Unit Kerja Luar Negeri), Kantor Cabang Pembantu, dan Kantor Kas.
3.2
SISTEM INFORMASI PADA BANK XYZ
Untuk mendukung upaya peningkatan daya saing perusahaan dan memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan perbankan yang terpercaya, Bank XYZ mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan Teknologi dan Sistem Informasi (TSI). Bank XYZ berupaya memanfaatkan dukungan teknologi tersebut untuk meningkatkan kualitas layanan agar semakin kompetitif, efisien serta mampu mengurangi risiko operasional. Dalam rangka mendukung pencapaian Bank XYZ menjadi bank komersial terkemuka di Indonesia, Bank XYZ telah menyusun dan melaksanakan program pengembangan TSI secara bertahap dan berkelanjutan yang dinamakan Information Technology Strategic Plan (ITSP) Bank XYZ tahun 2008-2013. Rencana
strategis ini
pada dasarnya terbagi kedalam beberapa tahap
pengembangan, yaitu: 1) Adopsi leading-edge IT (Information Technology). 2) Penyediaan akses data yang lengkap secara realtime online. 3) Implementasi (near) zero downtime. 4) Penggunaan multimedia dan paperless technology.
Bank XYZ memiliki kebijakan dan prosedur untuk mendukung proses tata kelola Perusahaan, antara lain mencakup: 1) Information Technology Strategic Plan (ITSP) 2008-2013 2) Arsitektur Teknologi Informasi Bank XYZ
12
3) Kebijakan Umum Sistem informasi 4) Kebijakan Umum Sekuriti Teknologi Sistem Informasi (KUTSI) Bank XYZ 5) Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi. Realisasi program-program yang menjadi sarana dalam rangka memanfaatkan teknologi informasi untuk menunjang kegiatan operasional Bank XYZ meliputi: 1) Penerapan Business Continuity and Disaster Recovery Plan untuk menjaga kesinambungan operasional bisnis, meningkatkan kepercayaan nasabah dan memitigasi risiko operasional akibat kegagalan teknologi informasi. 2) Pengawasan keamanan sistem secara berkesinambungan melalui Enterprise Monitoring System. 3) Pelaksanaan Security Awareness Programme kepada seluruh pekerja secara rutin untuk meningkatkan kepedulian terhadap keamanan penggunaan teknologi informasi di Bank XYZ. 4) Penerapan best practice sistem pengamanan teknologi informasi yang lebih luas berdasarkan ISO 27001:2005 serta regulasi dan peraturan dari Bank Indonesia dan Pemerintah.
Bank XYZ membangun beberapa aplikasi TI yang dapat digunakan untuk membantu Manajemen dalam melakukan pengawasan dan juga berfungsi sebagai alat bantu dalam proses pengambilan keputusan. Beberapa aplikasi TI yang telah dikembangkan mencakup:
1)
SIM-Manajemen Risiko
Pengembangan
sistem
informasi
manajemen
risiko
diantaranya
dengan
mengembangkan aplikasi yang didedikasikan khusus untuk risiko operasional, risiko kredit maupun risiko pasar. Sistem informasi manajemen risiko merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen (SIM) Bank XYZ dan merupakan pendukung penting dalam
pelaksanaan
proses
identifikasi,
pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian risiko. Sistem informasi manajemen risiko yang
13
diaplikasikan antara lain, Bank Risk Assessor (BARA), Loan Processing Information System (LOPIS), dan Market and Treasury Risk System (MATRIS). Sesuai pembagian jenis sistem informasi menurut O’Brien dan Marakas, Bank Risk Assessor (BARA) merupakan jenis Process Control System yang masuk dalam kategori Operations Support Systems. Secara sederhana dapat dijelaskan mekanisme cara kerja BARA bersifat self asessment, di mana perangkat unit kerja di bidang operasional Bank XYZ mengisi sendiri pertanyaan-pertanyaan yang disediakan sesuai dengan penilaian terhadap tingkat resiko tahapan operasional dan upaya mitigasi terhadap resiko tersebut. Sedangkan Loan Processing Information System (LOPIS) merupakan Jenis Expert Systems yang memudahkan jajaran pejabat kredit dalam memproses pengajuan kredit nasabah sampai dengan keputusan pemberian kredit, dan Market and Treasury Risk System (MATRIS) memiliki sistem kerja dan fungsi yang hampir menyerupai BARA, namun diaplikasikan dalam bisnis treasury dan money market di level kantor pusat. Matris masuk dalam jenis Operations Support Systems.
2)
Dashboard Kepatuhan
Dashboard Kepatuhan merupakan tools yang dikembangkan dengan tujuan untuk memantau pemenuhan Bank XYZ terhadap ketentuan regulator dan memberikan alert bagi pejabat terkait dalam mengambil keputusan dan atau kebijakan. Hal-hal yang dapat dipantau dalam tools ini antara lain Dana Pihak Ketiga, Derivatif, Denda SID dan LBU, NPL, CAR, Kredit Korporasi, Menengah, Ritel, Mikro, dll. Selanjutnya akan terus dilakukan penyempurnaan aplikasi melalui pengembangan beberapa menu baru. Dilihat dari kelompok sistem informasi, Dashboard Kepatuhan merupakan jenis Executive Information Systems.
3)
SIM-SDM
Bank XYZ juga telah mengembangkan sistim TI untuk pengelolaan SDM, sehingga pelaporan internal terkait pengelolaan SDM kini telah didukung sistem yang memadai baik dari sisi TI (termasuk IT-security system) maupun dukungan
14
SDM yang kompeten. Dengan adanya informasi yang tepat waktu, akurat lengkap dan handal tersebut, Proses pengambilan keputusan dapat berlangsung efektif. Dilihat dari kelompok sistem informasi, SIM-SDM merupakan Management Information Systems (SIM).
4)
Star Web System
Bank XYZ telah membangun STAR Web System yang merupakan sistem yang digunakan untuk monitoring kualitas layanan dan operasional secara online. Untuk memudahkan proses input data hasil monitoring kualitas layanan dan operasional unit kerja serta menjadikan data hasil monitoring terdokumentasi dengan baik. Sehingga akan memudahkan unit kerja dalam melakukan perbaikan kualitas layanan dan operasional unit kerja dengan cepat. Dilihat dari kelompok sistem informasi, SIM-SDM merupakan Process Control System.
5)
Sistem Manajemen Informasi Audit
Bank XYZ mengembangkan Sistem Informasi Audit dalam rangka meningkatkan kualitas dan efisiensi penerapan Risk Based Audit. Adapun pengembangan teknologi informasi yang dilakukan Audit Intern antara lain: a.
Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit yang mengintegrasikan seluruh proses audit mulai dari perencanaan audit tahunan, perencanaan audit individual, pelaksanaan audit individual, pelaporan dan dokumentasi.
b.
Pengembangan aplikasi XYZdeX sebagai alat analisis sehingga peningkatan indikator risiko dapat diidentifikasi.
c.
Pengembangan secara berkesinambungan Pusat Data Elektronik (PDE) untuk auditor. PDE menangani pengolahan data yang digunakan untuk audit secara terpusat. Hasil pengolahan data oleh PDE dapat diakses oleh masingmasing auditor sesuai wilayah auditnya masing-masing.
d.
Sistem Penunjang sistem yang ada pada kategori ini menangani beragam bidang yang tidak berhubungan langsung dengan proses audit, seperti: CSS (Customer Satisfaction Survey) akan menangani hasil survey kepuasan
15
auditee dalam setiap proses audit. Sedangkan AER (AIN Electronic Register) menangani inventarisasi infrastruktur TI (hardware) yang ada di masingmasing kantor audit. Dilihat dari kelompok sistem informasi, sistem informasi audit termasuk dalam Management Information Systems.
6)
e-Procurement
Aplikasi e-procurement merupakan proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara elektronik/ online berbasis internet yang bertujuan adanya transparansi pengadaan barang dan jasa. Aplikasi e-procurement Bank XYZ terdiri dari 10 (sepuluh) modul, meliputi: a.
Budget Management
b.
User Management
c.
Vendor Management
d.
Request Management
e.
Procurement Management
f.
Bid Auction
g.
Penetapan Pemenang
h.
Contract Management
i.
Vendor Performance management
j.
Report
Dilihat dari kelompok sistem informasi, e-Procurement merupakan Functional Business Systems. Secara ringkas, sistem informasi utama yang terdapat pada Bank XYZ antara lain adalah: No. Nama Sistem/ Informasi/ Aplikasi 1. SIM-Manajemen Risiko Bank Risk Assessor (BARA) Loan Processing Information System (LOPIS) Market and Treasury Risk System (MATRIS) 2. Dashboard Kepatuhan 3. SIM-SDM
Kelompok Sistem Informasi Operations Support Systems Expert Systems Operations Support Systems
Executive Information Systems Management Information
16
No.
Nama Sistem/ Informasi/ Aplikasi
4. Star Web System 5. Sistem Manajemen Informasi Audit 6. e-Procurement
Kelompok Sistem Informasi Systems Process Control System Management Information Systems Functional Business Systems
17
BAB IV PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT PEGAWAI DAN APLIKASI PENDUKUNG YANG DIPERGUNAKAN (LOPIS)
4.1. Prosedur Pemberian Kredit Pegawai 4.1.1 Pejabat yang Terlibat Pemberian kredit pegawai pada Bank XYZ melibatkan pejabat-pejabat kredit lini pada bank ini. Pejabat kredit lini adalah pejabat yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang menyangkut putusan pemberian fasilitas kredit baru, kredit penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah. Berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya pejabat kredit lini dibagi menjadi dua yaitu pejabat pemrakarsa dan pejabat pemutus. Adapun pejabat kredit lini di kantor cabang Bank XYZ adalah sebagai berikut : Pemimpin Cabang Manajer Bisnis Asisten Manajer Bisnis Account Officer Pelaksanaan proses putusan kredit dilaksanakan minimal oleh dua orang pejabat kredit lini, yaitu pejabat yang berfungsi selaku pejabat pemrakarsa dan pejabat yang berfungsi selaku pejabat pemutus kredit.
4.1.1.a. Pejabat Pemrakarsa Pejabat pemrakarsa adalah pejabat yang melakukan prakarsa dan penganalisa terhadap calon debitur/pemohon kredit, melakukan pemeriksaan langsung ke tempat usaha nasabah (on the spot) dan menganalisa aspek-aspek penting
yang
berkaitan
dengan
permohonan
kredit
serta
memberikan
pertimbangan kepada pejabat pemutus atas suatu pemohonan kredit. Tanggung jawab utama seorang pemrakarsa kredit adalah menyajikan analisis dan evaluasi secara akurat atas aspek-aspek penting dari debitur yang berkaitan dengan
18
permohonan kredit. Memastikan bahwa seluruh kredit yang direkomendasikan telah sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.
4.1.1.b. Pejabat Pemutus Pejabat pemutus adalah pejabat yang memiliki wewenang untuk memutuskan, menyetujui atau menolak atas suatu pemohonan kredit. Tugas dan tanggung jawab utama pejabat pemutus adalah meyakini bahwa analisis dan evaluasi serta rekomendasi kredit telah dilakukan dengan benar dan memadai bagi suatu pemberian kredit serta memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan batas kewenangannya.
4.1.2. Bagian Administrasi Kredit Selain pejabat lini, proses pemberian kredit pegawai Bank XYZ juga melibatkan Bagian Administrasi Kredit. Pelaksana Administrasi Kredit memiliki tugas utama mengumpulkan, menyediakan, dan menatakelola data-data yang berkaitan kredit (berkas kredit). Bagian administrasi kredit juga bertugas membantu proses pencairan kredit setelah mendapat putusan permohonan kredit disetujui oleh pejabat pemutus.
4.2. Alur Pemberian Kredit Pegawai Produk kredit pegawai pada Bank XYZ dinamakan Kredit Karya. Persyaratan utama untuk dapat mengajukan Kredit Karya adalah pegawai yang merupakan calon nasabah kredit memiliki payroll di Bank XYZ dan perusahaan tempat calon nasabah bekerja telah menandatangani perjanjian kerja sama pemberian kredit pegawai dengan Bank XYZ. Selanjutnya, besaran kredit yang dapat diberikan bergantung pada hasil analisa Account Officer berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain besarnya take home pay calon nasabah dan pengajuan tenor (jangka waktu) kredit. Secara garis besar proses pemberian kredit pegawai terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu : tahap pre screening, analisa dan putusan. Setelah ketiga
19
tahap tersebut dilalui, proses akhir adalah percairan kredit yang dapat dilakukan secara tunai maupun over booking (kredit ke rekening nasabah).
4.3. Loan Processing Information System (LOPIS) Pengembangan Aplikasi Loan Processing Information System (LOPIS) sebagai suatu sistem baru dalam operasional kredit bertujuan untuk menggantikan proses kredit secara manual. Bila proses analisa kredit manual identik dengan waktu pelayanan yang tidak terstandar dan lemah monitoring dari sisi internal, maka aplikasi LOPIS mencoba memperbaiki hal tersebut. Aplikasi LOPIS memudahkan pemutus untuk memonitor waktu yang diperlukan seorang pejabat pemrakarsa dalam menganalisa permohonan kredit hingga menghasilkan data yang menjadi input bagi pemutus kredit. Selain itu, besaran kredit yang direkomendasikan oleh pejabat pemrakarsa pun menjadi transparan karena merupakan output dari sistem berdasarkan sumber data yang diinput dan dapat dilakukan crosscheck oleh pemutus kredit melalui slip gaji calon nasabah dan hasil pencarian Sistem Informasi Debitur (SID) BI. Dengan begitu Service Level Agreement (SLA) di setiap tahapan proses dapat terpenuhi, sehingga kualitas layanan kepada nasabah meningkat. Tujuan Implementasi LOPIS: 1) Menyediakan aplikasi proses bisnis berbasis
Scoring/Rating (Integrasi
scoring/Rating dalam Loan Processing Information System) 2) Menyiapkan dukungan infrastruktur data capture untuk memenuhi kebutuhan Sistem Informasi Debitur (SID) 3) Menyiapkan dukungan infrastruktur data capture untuk memenuhi kebutuhan LBU 4) Menyiapkan dukungan infrastruktur data capture untuk memenuhi kebutuhan KYC 5) Menyiapkan dukungan infrastruktur data capture untuk memenuhi kebutuhan implementasi IRB (Internal Rating Base Approach - Basel II) Bila dilihat sesuai fungsinya, LOPIS merupakan jenis sistem informasi yang membantu pembuatan sebuah keputusan seperti halnya Decision Support
20
Systems (DSS). DSS menggunakan basis data sebagai sumber data, hampir sama dengan Sistem Informasi Manajemen (SIM). DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahaptahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan. Seperti halnya LOPIS yang menyediakan fungsi putusan pada tiap tahapan proses pemberian kredit, yaitu tahap pre screening, tahap analisa dan tahap putusan. 4.3.1. Matriks Komponen SI Matriks komponen sistem informasi (SI) dibuat dalam rangka mempermudah proses identifikasi terhadap aktivitas dan komponen-komponen sistem informasi yang sedang dianalisa. Matriks komponen SI berisikanenam kolom yang terdiri dari hardware, jaringan, software, sumber daya manusia, sumber daya data dan produk serta lima baris yang merupakan lima jenis aktivitas SI, yaitu : input, pemrosesan, output, penyimpanan dan kontrol. Di bawah ini merupakan table matriks komponen SI pada aplikasi Loan Processing Information System yang digunakan Bank XYZ dalam proses pemberian kredit pegawai kepada nasabah. Identifikasi dan penjelasan mengenai aktivitas dan komponen SI pada aplikasi LOPIS di bawah ini dilakukan menggunakan analisa baris aktivitas SI. 1. Input Aktivitas input pada aplikasi LOPIS berada pada tahapan yang disebut pre screening. Pejabat pemrakarsa (AO) memasukkan data-data calon nasabah yang bersumber dari slip gaji, SK pengangkatan, KTP, data riwayat pinjaman yang didapat dari SID BI dll. Tahapan ini menghasilkan informasi apakah permohonan pengajuan kredit calon debitur dapat diteruskan atau ditolak. Informasi inilah yang menjadi dasar bagi Account Officer untuk melanjutkan ke tahapan analisa.
2. Pemrosesan Aktivitas pemrosesan identik dengan tahapan analisa pada aplikasi LOPIS, dimana di dalamnya terdapat beberapa prosedur tahapan seperti analisa data finansial-non finansial, kemudian menghasilkan rating, dilanjut oleh informasi data statis (KTP, kartu keluarga, surat nikah dll) hingga menghasilkan
21
Memorandum Analisa Kredit (MAK) LOPIS yang di dalamnya terdapat rekomendasi kredit beserta jangka waktunya. Informasi tersebut menjadi bahan masukan bagi pejabat pemutus dalam memutus permohonan kredit.
3. Output Aktivitas output merupakan tahapan putusan pada aplikasi LOPIS.Sumber infomasi berasal dari aktivitas pemrosesan yang menghasilkan rekomendasi kredit yang pantas diberikan kepada calon debitur. Aktivitas ini sepenuhnya menjadi wewenang pejabat pemutus. Hasil dari aktivitas ini adalah putusan ditolak atau diputusnya permohonan kredit yang telah direkomendasikan oleh Account Officer. Bila permohonan kredit diputus, selanjutnya informasi tersebut akan diteruskan ke XYZNET (aplikasi induk di Bank XYZ) untuk proses pencairan kredit.
4. Penyimpanan Aktivitas penyimpanan dilakukan oleh aplikasi XYZNET dan bermuara di AS400.Aktivitas ini menghasilkan database dalam jumlah sangat besar yang tentunya berguna bagi perusahaan sebagai sumber back up data sewaktu diperlukan oleh pihak stakeholders.
5.
Kendali Di dalam aplikasi LOPIS terdapat aktivitas kendali atau kontrol di setiap
tahapannya. Bentuk kontrol berupa penggunaan username dan password oleh setiap pengguna dan melalui prosedur pergantian password setiap tiga hari. Hal ini memudahkan kontrol terhadap ketepatan proses input data atau aktivitas yang dilakukan oleh masing-masing pengguna aplikasi LOPIS. Rangkuman aktivitas dan komponen SI pada aplikasi LOPIS dapat dilihat sebagai matriks pada Tabel 4.1.
4.3.2. Penggunaan Aplikasi LOPIS oleh PT XYZ Selama masa transisi dari proses manual kepada otomasi menggunakan Loan Processing Information System belum ditemukan permasalahan signifikan
22
yang dinilai menghambat. Keberadaan LOPIS membawa beberapa keuntungan/ dampak positif, antara lain : a.
Meningkatkan produktivitas Account Officer (AO) karena proses kredit menjadi lebih cepat dan terukur.
b.
Memudahkan AO dalam membuat Memorandum Analisa Kredit (MAK) karena LOPIS berbasis web-based sehingga dapat diakses dimanapun
c.
Risk analisis lebih baik, karena dilakukan dengan alat analisis yang standard yaitu scoring/rating system.
d.
Kepastian putusan kredit dapat diketahui lebih cepat, sehingga pelayanan proses kredit menjadi lebih baik
e.
Biaya transaksi lebih rendah (karena waktu proses kredit menjadi lebih cepat, penggunaan ATK yang lebih sedikit, dll)
f.
Monitoring AO lebih baik (adanya dashboard yang dapat dipakai untuk memonitor
kegiatan proses kredit yang dilakukan AO dan performance
debitur) g.
Peningkatan efisiensi proses bisnis melalui otomasi proses.
h.
Kemudahan dalam pemantauan status proses aplikasi, sejak diterima aplikasi pinjaman sampai disetujui dan booking ke back end system.
i.
Pengurangan pekerjaan pemasukkan data yang berulang dalam proses kredit, yaitu semula entry data dilakukan di PC AO dan XYZnet menjadi hanya sekali entry di LOPIS.
j.
Manajemen ekstrakomptabel lebih baik (data agunan, data recovery, data konsistensi pinjaman sejak intra sd ekstrakomptabel).
4.4. Permasalahan LOPIS Meskipun belum terdapat masalah yang signifikan dalam penggunaan LOPIS, terdapat beberapa permasalahan minor berupa kapasitas LOPIS yang masih terbatas serta antarmuka pengguna (user interface) yang dirasakan masih belum user friendly oleh sebagian pengguna. Kedua permasalahan ini disebabkan karena aplikasi LOPIS masih berada dalam tahap pengembangan. 4.4. 1. Keterbatasan Kapasitas LOPIS Saat ini LOPIS masih memiliki 2 keterbatasan kapasitas utama, yaitu:
23
1) Belum dapat memproses kredit dengan nilai plafond di atas Rp 2.000.000.000,00. 2) Belum dapat memproses kredit dengan jangka waktu lebih dari 5 tahun Dengan keterbatasan di atas, untuk memproses kredit yang tidak dapat diproses dengan LOPIS Account Officer masih harus membuat MAK secara manual yang menghabiskan berpuluh-puluh lembar kertas. Di samping itu penggunaan LOPIS juga belum dapat diperluas untuk menangani proses aplikasi kredit yang berjangka waktu lebih dari 5 tahun seperti kredit investasi.
4.4.2. Antarmuka Pengguna yang Belum User Friendly Berdasarkan penilaian sebagian pengguna, tampilan LOPIS dinilai cukup rumit. Hal ini menyebabkan pengguna yang tergolong pekerja senior merasa sedikit kesulitan, sehingga seringkali mereka meminta bantuan kepada pekerja yang lebih yunior untuk mengoperasikan LOPIS. Hal ini menyebabkan hambatan dalam proses persetujuan kredit, baik karena pekerja senior yang harus meminta bantuan ataupun karena pekerja yunior yang harus memberi bantuan. Proses pengembangan terus dilakukan oleh Divisi IT Bank XYZ untuk menyempurnakan aplikasi LOPIS agar dapat mengatasi masalah-masalah di atas dan lebih jauh lagi untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah.
24
Sumberdaya Hardware dan Jaringan Aktivitas SI Mesin Media PC workstasion, Berkas data nasabah laptop (legalitas, laporan Input keuangan dll) Network server
Sumberdaya Software Sumberdaya Manusia Program Prosedur Spesialis Pengguna Aplikasi LOPIS Pemasukan data-data Marketing Marketing/Account (Loan Processing debitur berdasarkan berkas Officer (AO) Information permohonan pinjaman Jaringan internet (web System) Aplikasi LOPIS Terdiri dari 8 tahap : pre Marketing dan Marketing/Account based) (Loan Processing screening, lolos/ijin prinsip, Bagian Officer (AO) dan Information data finansial/non, rating, Administrasi Kredit Bagian Administrasi System) lolos upgrade/rating, data (ADK) Kredit (ADK) statis MAK, lolos putusan dan data statis lain
PC workstasion, laptop
Data untuk masuk ke Aplikasi XYZNET XYZNET
Lolos putusan = approval => Pejabat Pemutus Pemimpin Cabang data dikirim ke XYZNET; atau dan AO ditolak
Data hasil pemrosesan Status permohonan kredit & offering letter
Server AS400
Jaringan internet
Aplikasi XYZNET
Prosedur back up akhir hari Petugas IT
Setiap user LOPIS
Data putusan kredit
Server AS400
Username and password
Aplikasi XYZNET
Pergantian password setiap Pejabat Kredit Lini Setiap user LOPIS 3 hari (Marketing, ADK, Pemutus)
Data putusan kredit
Pemrosesan
Output Penyimpanan Kendali
Sumberdaya Data
Produk
Berkas permohonan, Data entry display Slip gaji dll milik nasabah Data yang diinput
Status process display
Data base
Tabel 4.1 Tabel Matriks Komponen Sistem Informasi padaAplikasi LOPIS
25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan pemaparan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa : 1) Sistem informasi utama pada Bank XYZ terdiri dari : -
Sub sistem Operations Support Systems pada bidang Manajemen Risiko, yaitu Bank Risk Assessor /BARA dan Market and Treasury Risk System /MATRIS serta sub sistem Expert Systems berupa Loan Processing and Information System /LOPIS;
-
Sub sistem Executive Information Systems pada Dashboard Kepatuhan;
-
Sub sistem Management Information Systems pada bidang SDM dan Sistem Manajemen Informasi Audit;
-
Sub sistem Process Control System berupa Star Web System;
-
Sub sistem Functional Business Systems berupa e-Procurement.
2) Aplikasi LOPIS digunakan oleh PT. Bank XYZ dalam proses pengajuan dan putusan kredit pegawai cukup efektif sehingga dapat mempercepat proses layanan kredit kepada nasabah. 3) Dengan aplikasi LOPIS proses kredit yang dilakukan oleh PT. Bank XYZ menjadi lebih transparan 4) Aktivitas Sistem Informasi LOPIS meliputi
input, pemrosesan, output,
penyimpanan dan kendali.
5.2 SARAN 1) Aplikasi LOPIS yang digunakan oleh PT XYZ masih perlu penyempurnaan, sehingga dapat digunakan untuk memproses kredit dengan plafond di atas Rp 2.000.000.000,00 dan kredit dengan jangka waktu lebih dari 5 tahun.
26
2) Aplikasi LOPIS perlu diperbaiki agar para pengguna dapat dengan mudah menggunakan aplikasi tersebut. 3) Perbaikan atas aplikasi LOPIS dapat dilakukan oleh Divisi IT yang bekerja sama dengan pihak luar (co-sourcing), beberapa di antaranya meliputi : - Pengembangan fleksibilitas alur kerja (Dynamic Workflow) sistem dalam aplikasi LOPIS agar memberikan kemudahan operasi bagi pengguna. - Pengembangan beberapa fitur, salah satunya termasuk besaran kredit yang dapat diproses oleh aplikasi LOPIS. Namun, bila terdapat beberapa fitur hasil pengembangan belum diperlukan, maka fitur tersebut dapat dinonaktifkan untuk menghemat kapasitas aplikasi. - Merubah tampilan menjadi lebih user friendly dengan tujuan semua jajaran marketing yang berasal dari lintas generasi sebagai pengguna tidak merasa sulit untuk mengoperasikan aplikasi LOPIS.
27
DAFTAR PUSTAKA
Bank XYZ. 2014. Laporan Tahunan 2013. Leod Jr., Raymond Mc.1996. Sistem Informasi Manajemen, Jilid I. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta. O’ Brien JA dan Marakas GM. 2011. Management Information Systems. 10th Ed.. McGraw-Hill/ Irwin, New York O’Brien. J. A. 2005. Pengantar Sistem Informasi, Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi 12. Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deni Arnos Kwary. Salemba Empat, Jakarta. Davis, B. Gorgon. 1995. Kerangka Dasar SIM. PT Gramedia. Jakarta http://www.sentranet.co.id/component/content/article/46-ict-world/93-apa-itusistem-informasi-manajemen.html http://marlonsn.wordpress.com/2012/05/ http://www.bi.go.id/id/perbankan/ikhtisar/pengaturan/sisteminformasi/Contents/Default.aspx
28