BAB V ANALISA DATA DAN HASIL 5.1 Analisis Bagan Kendali X-bar dan R Dalam analisis bagan kendali x-bar dan R ditampilkan dalam bentuk grafik dari pengukuran kekilauan pengecatan Spool pipe dan Struktur. 5.1.1
Pipeline TM - 115 Analisis bagan kendali x-bar dan R pengukuran tingkat kekilauan pengecatan pipeline TM - 115 pada gambar berikut
Gambar 5.1. Bagan Kendali x-bar pengukuran kekilauan pengecatan pipeline TM - 115
73
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dari bagan kendali x-bar untuk pengukuran kekikauan pengecatan pipeline menunjukkan proses berada dalam kontrol kendali, karena tidak ada satupun titik yang memenuhi kriteria keluar dari kontrol kendali. Untuk nilai standart yang ditetapkan perusahaan yaitu 99 ±2.5 glossy sedangkan nilai ̿
, sehingga nilai tersebut masuk dalam standart yang telah
ditetapkan. Nilai UCl sebesar 99,4156 dan LCL sebesar 97,3744. Hal ini berarti kekilauan pengecatan pipeline berada pada 97,3744 sampai 99,4156 dengan rata rata kekilauan 98,395.
Gambar 5.2. Bagan kendali R pengukuran kekilauan pengecatan pipeline TM - 115. Dari bagan kendali R untuk pengukuran kekilauan pengecatan pipeline menunjukkan proses berada dalam kontrol kendali, karena tidak ada satupun titik yang memenuhi kriteria keluar dari kontrol kendali. Untuk nilai UCL sebesar 3,1948 dan LCL sebesar 0. Hal ini berarti variasi
74
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kekilauan pengecatan pipeline berada pada kisaran 0 sampai 3,1948 dengan rata-rata 1,4 5.1.2
Piling TM - 115 Analisis bagan kendali x-bar dan R pengukuran tingkat kekilauan pengecatan piling pada gambar berikut
Gambar 5.3. Bagan Kendali x-bar pengukuran kekilauan pengecatan piling TM - 115. Dari bagan kendali x-bar untuk pengukuran kekikauan pengecatan mobil piling menunjukkan proses berada dalam kontrol kendali, karena tidak ada satupun titik yang memenuhi kriteria keluar dari kontrol kendali. Untuk nilai standart yang ditetapkan perusahaan yaitu 99 ±2.5 glossy sedangkan nilai ̿ yang telah ditetapkan.
, sehingga nilai tersebut masuk dalam standart Nilai UCl sebesar 99,17922 dan LCL sebesar
99,22278. Hal ini berarti kekilauan pengecatan piling berada pada 99,17922 sampai 99,22278 dengan rata rata kekilauan 98,701.
75
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.4. Bagan kendali R pengukuran kekilauan pengecatan piling TM - 115. Dari bagan kendali R untuk pengukuran kekikauan pengecatan piling menunjukkan proses berada dalam kontrol kendali, karena tidak ada satupun titik yang memenuhi kriteria keluar dari kontrol kendali. Untuk nilai UCL sebesar 1,49699 dan LCL sebesar 0. Hal ini berarti variasi kekilauan pengecatan piling berada pada kisaran 0 sampai 1,49699 dengan rata-rata 0,656 5.1.3
Spool pipe TM - 115 Analisis bagan kendali x-bar dan R pengukuran tingkat kekilauan pengecatan spool pipe pada gambar berikut
76
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.5. Bagan kendali x-bar pengukuran kekilauan pengecatan spool pipe TM - 115. Dari bagan kendali x-bar untuk pengukuran kekikauan pengecatan spool pipe menunjukkan proses berada dalam kontrol kendali, karena tidak ada satupun titik yang memenuhi kriteria keluar dari kontrol kendali. Untuk nilai standart yang ditetapkan perusahaan yaitu 99 ±2.5 glossy sedangkan nilai ̿
, sehingga nilai tersebut masuk dalam standart yang telah
ditetapkan. Nilai UCl sebesar 99,30745 dan LCL sebesar 98,15855. Hal ini berarti kekilauan pengecatan spool pipe berada pada 98,15855 sampai 99,30745 dengan rata rata kekilauan 98,733.
77
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.6. Bagan kendali R pengukuran kekilauan pengecatan spool pipe TM - 115. Dari bagan kendali R untuk pengukuran kekikauan pengecatan spool pipe menunjukkan proses berada dalam kontrol kendali, karena tidak ada satupun titik yang memenuhi kriteria keluar dari kontrol kendali. Untuk nilai UCL sebesar 1,79825 dan LCL sebesar 0. Hal ini berarti variasi kekilauan pengecatan spool pipe berada pada kisaran 0 sampai 1,79825 dengan rata-rata 0,788 5.1.4
Struktur TM - 115 Analisis bagan kendali x-bar dan R pengukuran tingkat kekilauan pengecatan Struktur pada gambar berikut
78
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.7. Bagan kendali x-bar pengukuran kekilauan pengecatan struktur TM - 115. Dari bagan kendali x-bar untuk pengukuran kekilauan pengecatan struktur menunjukkan proses berada dalam kontrol kendali, karena tidak ada satupun titik yang memenuhi kriteria keluar dari kontrol kendali. Untuk nilai standart yang ditetapkan perusahaan yaitu 99 ±2.5 glossy sedangkan nilai ̿
, sehingga nilai tersebut masuk dalam standart yang telah
ditetapkan. Nilai UCl sebesar 99,18505 dan LCL sebesar 98,14695. Hal ini berarti kekilauan pengecatan struktur berada pada 98,14695 sampai 99,18505 dengan rata rata kekilauan 98,666.
79
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 5.8. Bagan kendali R pengukuran kekilauan pengecatan struktur TM - 115. Dari bagan kendali R untuk pengukuran kekikauan pengecatan struktur menunjukkan proses berada dalam kontrol kendali, karena tidak ada satupun titik yang memenuhi kriteria keluar dari kontrol kendali. Untuk nilai UCL sebesar 1,62478 dan LCL sebesar 0. Hal ini berarti variasi kekilauan pengecatan struktur
berada pada kisaran 0 sampai 1,62478
dengan rata-rata 0,712 5.2 Kapabilitas Proses Berdasarkan analisa pengukuran tingkat kekilauan pengecatan spool pipe dan struktur TM - 115 dengan metode bagan kendali X-bar dan R didapatkan hasil kekilauan pengecatan berada dalam kendali statistic oleh sebab itu perlu di analisa kapabilitas proses, apakah kualitas sudah mendekati spesfikasi yang diharapkan. Berikut adalah hasil kapabilitas proses dari pengukuran kekilauan pengecatan spool pipe dan struktur TM – 115.
80
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5.2.1
Kapabilitas Proses Pengukuran Kekilauan Pengecatan pipeline TM 115
CP=0,5010 < 1 maka proses tidak baik ( not capable ) CPK=0,5010 < 1 maka, proses performance tidak baik ( not capable ) 5.2.2
Kapabilitas Proses Pengukuran Kekilauan Pengecatan piling TM 115
CP=0,50033 < 1 maka, proses tidak baik (not capable ) CPK=0,50033 < 1 maka, proses performance tidak baik ( not capable ) 5.2.3
Kapabilitas Proses Pengukuran Kekilauan Pengecatan spool pipe TM - 115
81
http://digilib.mercubuana.ac.id/
CP=0,50034 < 1 maka, proses tidak baik (not capable ) CPK=0,50034 < 1 maka, proses performance tidak baik ( not capable ) 5.2.4
Kapabilitas Proses Pengukuran Kekilauan Pengecatan struktur TM 115
CP=0,5539 < 1 maka, proses tidak baik (not capable ) CPK=0,50048 < 1 maka, proses performance tidak baik ( not capable ) Dari hasil kapabilitas proses pengukuran kekilauan pengecatan Spool pipe dan Struktur didapatkan bahwa proses dan performance dari keseluruhan unit yang dikerjakan dalam kondisi tidak baik ( not capable ) 5.2.5
Analisa fishbone diagram ( Diagram Sebab Akibat ) Berdasarkan hasil
kapabilitas Proses yang tidak baik maka perlu,
proses analisa berikutnya adalah mencari tahu akar permasalahan dari proses yang tidak baik dengan menggunakan fishbone diagram atau disebut diagram sebab akibat. Dalam penyusunan fishbone diagram, langkah langkah yang harus dilakukan adalah : 1. Identifikasi Masalah Analisa utama yang menjadi focus adalah proses & performance kekilauan pengecatan yang tidak baik ( not capable ).
82
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Melakukan Brainstroming Penyebab Masalah Penyebab masalah dibagi menjadi 4 kategori utama yaitu : Man, Machine, Methode, Material, Measurement dan Environtment. 3. Mengidentifikasi penyebab utama dari hasil brainstorming tersebut Setelah terbentuk fishbone diagram, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dari hasil brainstorming tersebut untuk menentukan penyebab utama dari masalah yang terjadi. Cacat produksi yang terjadi dari tiap kategori akan dianalisa lebih lanjut untuk tiap detail permasalahan yang terjadi dan kemudian akan digolongkan ke dalam 4 faktor yang sudah ditentukan sebelumnya (Man, Machine, Material, Method). Berikut ini adalah penggolongan dari masing – masing cacat produksi yang terjadi.
METHODS
ENVIROMENT
MAN
Kurang Pelatihan Sudah ada jadwal pelatihan rutin
S.O.P tidak dijalankan
Amdal
Pencampuran komposisi cat
Karyawan tidak disiplin
Alat ukur belum dikalibrasi PENYEBAB KECACATAN PROSES KEKILAUAN PENGECATAN MOBIL PEMADAM KEBAKARAN
Oven tidak stabil
Pengukuran tidak distandarisasi
Ada
kerusakan
elektrical Spray gun tidak
Kualitas material rendah
layak digunakan
MEASUREMENT
MATERIAL
MACHINE
Gambar 5.9 Fishbone diagram kecacatan proses pengecatan
83
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 5.1 Analisa Penyebab kecacatan proses pengecatan Possible Root Cause
Discussion Root Cause? MAN
Kurang Pelatihan
Sudah ada jadwal pelatihan rutin, akan tetapi ada penambahan karyawan baru pada departemen painting sebanyak 30%
Y
Kemampuan operator dalam mencampur komposisi bahan cat
SOP dan alat sudah ada, tetapi perlu adanya kalibrasi alat ukur komposisi bahan cat.
Y
METHODS S.O.P tidak dijalankan Operator tidak disiplin dalam sebagaimana mestinya menjalankan S.O.P yang sudah ditetapkan.
Y
Urutan proses Sudah ada pengawasan rutin pengecatan salah / tidak dari Divisi QC dan Produksi sesuai
N
MACHINE Suku Cadang tidak Stok opname sudah dijalankan diganti tepat waktu
N
Suhu Oven tidak stabil Ada kerusakan electrical pada salah satu sisi oven
Y
MEASUREMENT Cara ukur salah
Persyaratan Apraisal mengerti cara ukur
harus
Cara pengukuran tidak SOP pengukuran sudah ada distandarisasi
N N
MATERIAL Kualitas material
Kualitas material antara satu dan lain tidak selalu sama, sudah ada komposisi untuk setiap produk
N
ENVIRONMENT Sirkulasi udara di dalam Sudah ada analisa AMDAL dan ruangan oven penanganannya.
84
http://digilib.mercubuana.ac.id/
N
Dari tabel analisa diatas maka perlu adanya corrective action agar bisa dilakukan perbaikan untuk meminimalisir terjadinya kecacatan proses pengecatan yang dapat menyebabkan kecacatan produk. Tabel 5.2 Corective Action penyebab deviasi produk Penyebab deviasi Produk Kurang Pelatihan
Corective Action -
Perlu adanya pelatihan terhadap karyawan baru secara intensif Karyawan baru tidak diberi tanggung jawab untuk melakukan pengecatan yang membutuhkan keahlian khusus.
Kemampuan operator dalam mencampur komposisi bahan cat
-
Perlu adanya kalibrasi secara rutin Keahlian operator dalam membaca komposisi baham cat perlu ditingkatkan dengan memberikan pelatihan periodic.
S.O.P tidak dijalankan sebagaimana mestinya
-
Perlu adanya sanksi bagi operator yang tidak menjalankan S.O.P S.O.P perlu disosialisasikan secara periodik.
Suhu Oven tidak stabil
-
-
85
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Oven perlu adanya maintenance Perlu adanya peremajaan pada unit oven yang sudah ada.