BAB
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu ingin berkomunikasi satu dengan yang lainnya.Komunikasi tersebut berlangsung dua arah agar terjadi feedback atau timbal balik. Komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan antara dua orang atau lebih. Secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari komunikator menuju komunikan. Komunikasi massa dapat kita artikan sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Bittner 1980:10)1. Pool (1973) mendefinisikan komunikasi massa sebagai, “komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan – pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran – saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film, atau televisi.2 Komunikasi massa mempunyai sifat yang satu arah dan pesan yang diberikan terbuka untuk semua orang. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adalnya alat – alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Rakhmat, 2003:188). Menurut Gerbner definisi komunikasi massa adalah produksi yang berlandaskan teknologi dan lembaga darii arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam 1
Rakhmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi, Rosdakarya, bandung, 2004 Wiryanto. Teori Komunikasi Massa, Grasindo Jakarta 2000
2
masyarakat sendiri. Dari definisi Gerbner, tergambar bahwa komunikasi massa menghasilkan suatu produk berupa pesan – pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan dan didistribusikan kepada khalayak luas secara terus – menerus dalam jarak waktu yang tetap misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.3 Menurut Harold D. Lasswell, fungsi – fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut: a. Surveilliance of the environment Berfungsi sebagai pengamat lingkungan, penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat dan bagian – bagian unsure di dalamnya b. Correlation of the parts of societyin responding to the environment Berfungsi menghubungkan bagian – bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan. c. Transmission of the social heritage from one generation to the next Fungsinya penerusan atau pewarisan social dari satu generasi ke generasi selanjutnya.4 2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa Seseorang akan menggunakan media massa sebagai alat untuk melakukan kegiatan komunikasinya perlu memahami karakterstik komunikasi massa, yakni seperti diuraikan dibawah ini:
3
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media 2007 hal 3-4 Prof. Onong Uchjana Effendy M.A. Ilmu Teori dan Praktek, Hal 27.
4
a. Komunikasi massa bersifat umum Pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang. Benda – benda tercetak, film, radio , dan televisi apabila dipergunakan untuk keperluan pribadi dalam lingkungan organisasi yang tertutup tidak dapat dikatakan komunikasi massa. b. komunikan bersifat heterogen perpaduan antara jumlah komunikan yang besar dalam komunikasi massa dengan keterbukaan dalam memperoleh pesan – pesan komunikasi, erat sekali hubungannya dengan sifat komunikan. Massa dalam komunikasi massa terjadi dari orang – orang yang heterogen yang meliputi penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi yang sangat berbeda, dengan mempunyai pekerjaan yang berjenis – jenis; maka oleh karena itu mereka berbeda pula dalam kepentingan, standar hidup dan derajat kehormatan, kekuasaan dan pengaruh. c. media massa menimbulkan keserampakan yang dimaksud dengan keserempakan ialah keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah. Radio dan televisi dalam hal ini melebihi media tercetak, karena yang terakhir dibaca pada waktu yang berbeda dan lebih selektif. d. hubungan komunikator – komunikan bersifat non-pribadi dalam komunikasi massa, hubungan antara komunikator dan komunikan bersifat nonpribadi, karena komunikan yang anonym dicapai oleh orang – orang yang dikenal hanua dalam peranannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Sifat non-pribadi ini timbul disebabkan teknologi dari penyebaran yang misal dan sebagaian lagi dikarenakan syarat –
syarat bagi peranan komunikator yang bersifat umum. Yang terakhir ini umpamanya, mencakup keharusan untuk objektif dan tanpa prasangka dalam memilih dan menanggapi pesan komunikasi yang mempunyai norma – norma penting.5
5
Prof. Onong Uchjana Effendy., M.A. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti, 2003, 81-83
2.2. Film Menurut Undang – Undang nomor 8 tahun 1992 tentang perfilman, film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi massa pandang-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan/atau bahan hasil penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi, proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat dipertunjukkan dan/atau ditayangkan dengan sistem Proyeksi mekanik, eletronik, dan atau lainnya.
Film merupakan media komunikasi pandang dengar dimana film mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut simbol, komunikasi simbol dapat berupa gambar yang ada dalam film. Gambar dalam film menunjukkan kekuatan gambar dalam menyampaikan maksud dan pengertian kepada orang lain. Gambar dapat menyampaikan lebih banyak pengertian dalam situasi – situasi tertentu ketimbang apa yang dapat disampaikan oleh banyak kata. Film merupakan sarana pengungkapan daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus dan produknya dapat diterima dan diminati layaknya karya seni.6
6
Astrid S. Susanto, Komunikasi Massa 2, Dina Cipta, Bandung, 1994
2.2.1 Fungsi Film a. Fungsi Hiburan Dalam mensejahterakan rohani manusia karena membutuhkan kepuasan batin untuk melihat secara visual serta pembinaan b. Fungsi Perorangan Dalam film segala informasi dapat disampaikan secara audio-visual sehingga dapat mudah dimengerti c. Fungsi Pendidikan Dapat memberikan contoh suatu peragaan yang bersifat mendidik, tauladan di dalam masyarakat dan mempertontonkan perbuatan – perbuatan yang baik7 Film Tanda Tanya mengandung fungsi hiburan bagi masyarakat yang menonton film tersebut. Karena dalam film Tanda Tanya terdapat hal – hal yang menghibur penonton yaitu dengan cara menampilkan hal – hal menarik yang terdapat dari tiga suku dan tiga agama. Di film Tanda Tanya terdapat fungsi pendidikan dalam adegan – adegannya yang bisa menjadi sebuah pelajaran yang dapat diambil oleh para penonton film ini. Dalam film ini ditampilkan bagaimana kita sebagai umat beragama harus saling menghormati antar umat beragama satu dengan yang lain dan juga bertoleransi satu dengan yang lain. Selain itu dalam film Tanda Tanya ini terdapat adegan pengorbanan diberikan seorang muslim yang taat kepada sebuah gereja yang didalamnya terdapat sebuah bom yang akan meledak. Dalam adegan tersebut kita dapat mengambil sebuah pelajaran bahwa pengorbanan
7
Buku Sejarah PPH UI, Jakarta, 1998, hal. 48
dapat dilakukan oleh siapa saja walaupun itu dilakukan untuk hal yang berlawanan dengan keyakinan. Dalam film Tanda Tanya terdapat fungsi pendidikan yaitu sebuah organisasi kemasyarakatan (ormas) juga memberikan waktu dan tenaga untuk saling menjaga kerukunan antar umat beragama.Sebab terdapat isu tak sedap mengenai keyakinan yang mereka anut dan mereka menentang isu tersebut dengan memberikan waktu dan tenaga agar umat beragama bisa tetap rukun untuk menghindari perpecahan karena perbedaan keyakinan. Selain itu dalam film ini terdapat sebuah kutipan dari tiga buah kitab suci dari tiga agama yang berbeda yang mengajarkan bahwa di dalam kehidupan bermasyarakat harus dilandasi dengan kasih dan toleransi.Toleransi dan kasih dapat diberikan bagi siapa saja yang membutuhkan tanpa memandang agama yang dianut maupun suku bangsa. 2.2.2 Jenis – Jenis Film Film dapat dapat dikelompokkan pada jenis film cerita, film berita, film documenter, film kartun.
a. film cerita Film cerita (story film), adalah jenis film yang mengandung suatu cerita yang lazim dipertunjukkan di gedung – gedung bioskop dengan bintang filmtenar dan film ini didistribusikan sebagai barang dagangan.Cerita yang diangkat menjadi topik film bisa berupa cerita fiktif atau berdasarkan kisah nyata yang dimodifikasi, sehingga ada unsur menarik, baik dari jalan ceritanya maupun dari segi gambarnya. b. film berita film berita atau newsreel adalah film mengenai fakta peristiwa yang benar – benar terjadi. Karena sifatnya berita, maka film yang disajikan kepada publik harus mengandung nilai berita (news value) dan kriteria berita itu adalah penting dan menarik.Film berita dapat langsung terekam dengan suara, atau bisu, atau disajikan oleh pembaca berita yang membacakan narasinya.Bagi peristiwa – peristiwa tertentu seperti perang, kerusuhan, pemberontakan dan sejenisnya, kualitas gambar film berita yang dihasilkan terkadang kurang baik.Dalam hal ini yang terpenting adalah peristiwanya terekam secara utuh. c. film documenter Film documenter (documentary film) didefinisikan oleh Robert Flaherty sebagai “karya ciptaan mengenai kenyataan”.Berbeda dengan film berita yang merupakan hasil
interpretasi
pribadi
(pembuatnya)
mengenai
kenyataan
tersebut.Film
documenter, diantaranya upacara kematian orang Toraja, upacara ngaben di Bali.Biografi seseorang yang memiliki karya pun dapat dijadikan sumber bagi documenter. d. film kartun
Film kartun (cartoon film) dibuat untuk konsumsi anak – anak. Dapat dipastikan, kita semua mengenal tokoh Donal Bebek (Donald Duck), Putri Salju (Snow White), Miki Tikus (Mickey Mouse) yang diciptakan oleh seniman Amerika Serikat Walt Disney.8 Film Tanda Tanya termasuk ke dalam jenis film cerita karena dalam film tersebut adalah berdasarkan kejadian – kejadian yang terjadi di Indonesia saat ini. Dimana masih banyak pertikaian yang disebabkan oleh perbedaan keyakinan beragama serta perbedaan suku bangsa. Di film ini juga ditampilkan bagaimana kisah pengorbanan seorang muslim dan suami yang taat beragama demi menyelamatkan sebuah gereja yang sedang diteror oleh bom. Selain itu film ini menampilkan bagaimana sebuah ormas dapat menjalin kerja sama dengan agama lain untuk menjaga ketenangan dan ketertiban saat suatu agama sedang menjalankan ibadah di hari besar agama tersebut yang menunjukkan bahwa terdapat toleransi beragama dalam setiap anggota ormas tersebut yang dapat menjadi percikan kerukunan antar umat beragama. Film Tanda Tanya termasuk dalam jenis film cerita dikarenakan film ini juga diputar digedung bioskop dan pernah diputar di salah satu stasiun televisi swasta nasional Indonesia. 2.2.3 Film sebagai media massa Film selain sebagai karya cipta dan seni dapat juga dipergunakan sebagai media untuk komunikasi. Bentuk komunikasi yang terjadi adalah komunikasi yang bersifat satu arah yaitu dari materi film yang ditampilkan ke audience yang menonton film tersebut.
8
Drs. Elvinaro Ardianto,dkk. Komunikasi Massa. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, 148-149
Secara umum film dipandang sebagai media tersendiri, film merupakan sarana pengungkapan daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus, dan produknya bisa diterima dan diminati layaknya karya seni. Sedangkan dalam pengertian sempit film adalah penyajian gambar lewat layar lebar dan dalam pengertian luasnya bisa juga termasuk dalam siaran televisi.9 Ini berarti film dapat menjadi alat komunikasi massa yang sejati karena tidak mengalami unsur teknik, politik, ekonomi,sosial maupun demografi yang merintangi kemajuan surat kabar pada masa pertumbuhannya pada abad 18. Seiring berjalannya waktu, film mengalami kemajuan yang amat pesat.Dari situ muncul film yang mengumbar seks, criminal, dan kekerasan dalam materi filmnya. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial, membuat para ahli yakin bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayak (sobur, 2004). Film-film saat ini tidak hanya mengumbar cerita-cerita tentang seks dan kekerasan dalam materinya tetapi sudah banyak yang memasukan cerita-cerita mengenai isu-isu sosial dalam materinya. Ini menunjukkan betapa semakin beragamnya cerita-cerita yang disajikan oleh para pembuat film agar film yang mereka buat tidak monoton akan cerita-cerita yang umum telah banyak disajikan. 2.3. Interpretasi Interpretasi adalah tahap terpenting dari persepsi, yaitu
menafsirkan atau memberi
makna atas informasi yang sampai kepada kita melalui panca indra.10
9
Harfied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010, hlm 136 Riswandi. Ilmu Komunikasi. Graha Ilmu, Jakarta, 2009, hal. 50
10
Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan. Jika suatu objek (karya seni, ujaran, dll) cukup jelas maknanya, objek tersebut tidak akan mengundang suatu interpretasi. Istilah interpretasi sendiri dapat merujuk pada proses penafsiran yang sedang berlangsung atau hasilnya.11 Interpretasi adalah suatu proses untuk menyederhanakan ide-ide atau isu-isu yang rumitdan kemudian membaginya dengan masyarakat awam atau umum. Suatu interpretasi yang baikadalah suatu interpretasi yang dapat membangun hubungan antara audiens dengan obyek interpretasi. Apabila dilakukan secara efektif, interpretasi dapat digunakan untuk meyakinkanorang lain, dapat mendorong orang lain untuk merubah cara berpikir dan tingkah laku mereka. Interpretasi adalah suatu mata rantai komunikasi antara pengunjung dan sumberdaya yang ada (Sharpe, 1982). Sedangkan Tilden (1957) yang disebut juga Bapak Interpretasi menyatakan bahwa Interpretasi lingkungan adalah suatu aktivitas pendidikan untuk mengungkapkan arti dan hubungan antara obyek alami dengan kelompok sasaran, dengan pengalaman tangan pertama, dan dengan penggambaran media (ilustrasi) secara sederhana. 2.3.1 Reseption Analysis Reseption analysis atau analisis resepsi adalah studi yang berfokus pada penerimaan dan interpretasi khalayak terhadap isi pesan yang disampaikan media. Menurut Stephen W. Little John interpretasi didefinisikan sebagai kondisi aktif seseorang dalam proses berpikir dan 11
http://id.wikipedia.org/wiki/Interpretasi
kegiatan kreatif pencarian makna. Sementara makna pesan media tidaklah permanen, maka dikontruksi oleh khalayak melalui komitmen dengan teks media dalam kegiatan rutin interpretasinya.Artinya khalayak adalah aktif menginterpretasikan dan memaknai teks media.Pesan teks pada media terkadung dalam program televisi, film, maupun iklan.Secara singkat reception analysis adalah “Metode yang mempunyai hubungan analisis antara analisis wacana media dan analisis khalayak, yang hasil interpretasinya merujuk pada konteks, budaya dan “konteks” dalam media.”12 Analisis resepsi memfokuskan pada proses pemaknaan dan pemahaman yang mendalam atas teks media, dan bagaimana individu menginterpretasikan isi media (Baran, 2003 dalam Hadi, 2009: 3). 2.4 Audience Pesan komunikasi massa ditujukan kepada audience (komunikan) yang relative besar, heterogen dan anonim. Khalayak biasa disebut dengan istilah penerima, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decoder atau kamunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsure khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil atau tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti komunikasi itu akan gagal dalam mencapai tujuannya13. Pada prinsipnya yang dimaksud dengan mass audience dalam komunikasi massa adalah sejumlah manusia yang menerima suatu pesan dalam waktu yang sama kendati berada pada
12
Stephen W. Little John, Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, London, 1999, 199. 13 Hafied Cagara. Pengantar Ilmu Komunikasi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 15
tempat yang berjauhan dan tidak saling mengenal serta tidak dapat mengadakan interaksi secara langsung dengan komunikator. Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral komuikasi massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing – masing individu. Audience hampir tidak bisa menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota audiences yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa. Sosiologist Herbert Blumer menegaskan 4 komponen sosiologis yang dapat dipertimbangkan sebagai identitas mass audience yaitu:14 1.
Berasal dari berbagai strata social (berbeda umur, tingkat pendidikan, jabatan,
pendapatan, dan gaya hidup). 2.
Merupakan kelompok anonim yang terdidri dari individu – individu yang saling
tidak mengenal. 3.
Karena secara fisik terpisah maka hanya ada sedikit kemungkinan yantuk
interaksi dan tukar pengalaman sehingga kecil kemungkinannya untuk terjadi kontak fisik seperti pada crowd. 4.
Tidak terorganisasi sehingga tidak mungkin digerakkan untuk kepentingan
tertentu. Menurut Hiebert dan kawan – kawan, audience dalam komunikasi massa setidaknya mempunyai lima karakteristik, yaitu: a. Audience cenderung berisi individu – individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu – 14
Endang S. Sari. Audience Research: Pengantar Studi Penelitian Terhadap Pembaca, Pendengar, dan Pemirsa. Andi Offset: Yogyakarta. 1993. 26-27.
individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. b. Audience cencerung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. c. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. d. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. e. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator.15 2.5 Agama Katolik Agama merupakan pengungkapan iman dalam arti yang luas. Dalam agama manusia memperlihatkan sikap hatinya dihadapan Allah. Sikap manusia dihadapan Allah antara lain tampak dalam sikap dan tanggung jawab terhadap alam semesta yang dirumuskan oleh Konsili Vatikan II sebagai berikut: “Bila manusia dengan karya tangannya maupun teknologi mengelola alam supaya menghasilkan buah dan menjadi kediaman yang layak bagi segenap keluarga manusia, dan bila ia dengan sadar memainkan peranannya dalam kehidupan kelompok – kelompok sosial, ia melaksanakan rencana Allah yang dimaklumkan pada awal mula, yakni menaklukan dunia serta menyempurnakan alam ciptaan dan mengembangkan dirinya. Sekaligus ia mematuhi perintah Kristus yang mulia untuk mengapdikan diri kepada sesame.”16
15 16
Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. 2013. PT Raja Grafindo Persada. Hal 105-106 Konferensi Wali Gereja Indonesia. Iman Katolik Buku Informasi dan Referensi. Kanisius dan OBOR
Pengertian Kristen berasal dari kata “Kristos” dalam bahasa Yunani yang kemudian menjadi Kristus atau Juruselamat. Kristus adalah gelar yang diberikan kepada Yesus sebagai juruselamat oleh Paulus setelah sepeninggal Yesus. Agama Katolik tampil ditengah masyarakat dunia sebagai agama yang dapat menyelamatkan dunia. Agama Katolik adalah sebuah kepercayaan terhadap sabda Allah, mengakui sabda Allah. Iman diarahkan kepada apa yang ditulis di dalam Torah dan buku para nabi (Kis 24:14; Luk 24:25): begitu juga orang mengimani kata – kata Yesus (menurut Injil Yohanes) karena ia diutus Allah dan mengungkapkan kata – kata Allah.17 Kunci keselamatan dalam Kristen Katolik adalah kepercayaan total kepada Allah (Paulus, iman kepercayaan menyelamatkan) dan barang siapa diselamatkan Roh Allah karena kepercayaannya dia akan menjadi sanggup untuk mencintai atau melayani sesamanya, ia akan bersifat terbuka terhadap sesame tanpa mendirikan tembok – tembok pemisah.18 2.5.1 Yesus Kristus Nama Yesus merupakan arti dari “Allah menyelamatkan”. Yesus adalah anak Allah yang lahir dari rahim Perawan Maria. Anak dari Perawan Maria dan Yusuf ini dinamakan Yesus karena Ia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa (Mat 1:21).19 Kisah dari kelahiran Yesus Kristus dengan lengkap tertuang dalam Injil Lukas yang juga mengisahkan tentang masa kanak – kanak Yesus. Yesus dilahirkan disebuah kota bernama Betlehem disekitar daerah Yudea pada waktu raja Herodes memerintah daerah tersebut. Dalam tradisi Yahudi, Yesus harus disunat pada waktu ia berusia delapan hari dan melakukan ibadat di
17
George Kirstenburget. Allah Menggugat Sebuah Dogmatik Kristiani. Ladero. Maumere. 2012 hal 37 ibid hal 716 19 Yustinus Ardianto. Mencintai Iman Katolik. Jakarta: Komunitas JOY, 2012. Hal 43
18
sinagoga setempat pada hari minggu. Masa kecil Yesus dijalani secara rutin sebagaimana layaknya anak yang tumbuh dalam keluarga Yahudi. Ia hidup dalam komunitas di kota Nazaret dengan segala aktivitasnya dalam ketaatan-Nya kepada Yusuf dan Maria. Saat dewasa Yesus memulai perjalanannya mewartakan Kerajaan Allah. Ia datang kepada Yohanes Pembabtis untuk membaptisnya di Sungai Yordan, namun Yohanes Pembaptis menolah keinginan Yesus. ”Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku, lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (Mat. 3:11). Setelah Yesus mendesak Yohanes Pembaptis agar mau membaptisnya, maka masuklah Yesus ke dalam Sungai Yordan. Dan ketika Yesus muncul kembali kepermukaan tampaklah suara dari langit disertai turunnya dua burung merpati. “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat. 3:17). Dalam perjalanannya mewartakan Kerajaan Allah, Yesus membuat banyak mukjizat – mukjizat. Mukjizat yang dibuat oleh Yesus dimaksudkan sebagai pewartaan kepada orang banyak bahwa Ia adalah Mesias yang dinanti – nantikan, datang untuk menunjukkan jalan kepada Kerajaan Allah. Mukjizat – mukjizat yang pernah dibuat oleh Yesus dapat digolingkan kedalam tiga kategori: -
Mukjizat Alami, seperti saat Yesus berjalan di atas air atau saat Yesus meredakan angin ribut.
-
Mukjizat
Penyembuhan,
seperti
menyembuhkan orang bisu dan tuli.
menyembuhkan
orang
buta
atau
-
Mukjizat Kebangkitan, seperti menghidupkan Lazarus dan anak dari seorang janda.20
Kematian Yesus di atas kayu salib adalah peristiwa tunggal yang paling penting bagi iman umat Kristiani. Sepintas peristiwa ini nampak sebagai tanda kegagalan pada akhir suatu kehidpan yang sebelumnya banyak memberi janji, tetapi bagi umat Kristiani kematian Yesus merupakan puncak dari kemenangan atas kuasa kegelapan. Sebelum Yesus mati di kayu salib, Yesus terlebih dahulu disiksa oleh para prajurit Romawi. Saat penyiksaan, prajurit Romawi memukuli Yesus lalu mencambuki tubuh Yesus. Setelah itu Yesus dikenakan mahkota dari duri yang tajam. Lalu Yesus diarak menuju sebuah bukit yang bernama Golgota yang artinya Tempat Tengkorak dimana Yesus akan dihukum mati. Setelah berselang 3 hari sejak Yesus mati di kayu salib terjadi sebuah peristiwa yang sangat berarti bagi umat Kristiani yaitu Kebangkitan dan Kenaikan Yesus ke Surga. Kenaikan Yesus ke surga menggambarkan langkah masuk kodrat manusiawi Yesus ke dalam kemuliaan Allah di Surga. Dengan demikian kenaikan Yesus ke surga juga menjanjikan bagi umat Kristiani kemuliaan surgawi. Dan pada saat naik ke surga Yesus mengutus murid – muridnya untuk menjadikan semua bangsa sebagai muridnya seperti yang tertulis dalam Injil Matius 28:18-20. 2.5.2 Perawan Maria Maria adalah ibunda dari Yesus Kristus. Diantara turunan Hawa, Allah memilih Perawan Maria menjadi bunda Anak-Nya. Maria sungguh – sungguh “penuh rahmat” (SC. No. 103).
20
Michael Keene. Kristianitas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2006 hal. 19
Sejak pertama perkandungannya ia dibebaskan seluruhnya dari noda dosa asal dan sepanjang hidupnya ia bebas dari setiap dosa pribadi (KGK. No 508).21 Terdapat 4 Dogma tentang Maria dalam Gereja Katolik, yaitu: -
Maria Bunda Allah (Theotokos), dimaklumkan dalam Konsili Efesus pada tahun 431
-
Maria Tetap Perawan, selamanya, sebelum, selama maupun sesudah kelahiran Yesus, dimaklumkan dalam Sinode Lateran pada tahun 649
-
Maria Dikandung Tanpa Dosa, dimaklumkan oleh Paus Pius IX pada tanggal 8 desember 1854
-
Maria Diangkat Ke Surga badan dan jiwanya, dimaklumkan oleh Paus Pius XII pada tanggal 1 November 1950 22
2.5.3 Roh Kudus Umat Kristiani percaya bahwa Roh Kudus adalah pribadi ketiga dati Tritunggal dan satu dengan Allah Bapa dan Allah Putra yang sama dan yang kekal abadi. Roh Kudus adalah kekuatan Allah yang berkarya di dunia, sebagaimana dilakukan oleh Yesus, yang melaksanakan kehendak Allah Bapa. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, Roh Kudus sangat identik dengan Yesus yang menjanjikan Roh Kudus turun atas para murid pada Hari Raya Pentakosta. Dalam Gereja Perdana karunia yang diberikan oleh Roh Kudus dipercayai memberikan kekuatan kepada komunitas dan membuat kesaksian mereka di dunia terasa lebih efektif. Karunia tersebut termasuk kuasa untuk mengadakan mukjizat, karunia penyembuhan, karunia
21 22
Yustinus Ardianto. Mencintai Iman Katolik. Jakarta: Komunitas JOY, 2012. Hal 67 Ibid. hal. 69
bernubuat, karunia berkata – kata dalam bahasa roh, karunia menafsirkan bahasa roh, dan karunia untuk mengajar. 23 Menurut Katekismus Gereja Katolik terdapat tujuh lambang Roh Kudus, yaitu:24 -
Air, saat Yesus dibaptis di sungai Yordan, Roh Kudus turun atas-Nya. Air adalah simbol pembaharuan hidup dan pembersihan diri.(Mat 3:13)
-
Api, sebagai simbol Roh yang mengalirkan kekuatan atau energy. Yohanes Pembaptis, “Dia yang datang kemudian, akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan api.” (Mat 3:11)
-
Awan dan Sinar, kedua lambing ini selalu berkaitan satu sama lain. Dalam Perjanjian Lama, awan – yang gelap maupun sinar cerah menyatakan Allah yang hidup dan menyelamatkan. (Bdk Luk 24:15-18)
-
Pengurapan dengan Minyak, dalam tradisi Perjanjian Lama, kita banyak melihat pengurapan dengan minyak sebagai tanda keselamatan dan pengangkatan menjadi raja, misalnya Daud (1 Sam 16:13). Yesus adalah Pribadi yang secara khusus diurapi oleh Roh Allah dan mendapat gelar “Kristus” atau Mesias (Luk 4:18-19).
-
Meterai. Meterai adalah lambing yang terkait dengan pengurapan. Kristus telah disahkan oleh “Bapa dengan meterai-Nya” (Yoh 6:27). Bapa juga memeteraikan tanda milik-Nya atas kita. Dengan meterai kita diberi tanda yang permanen (tak dapat hilang). Meterai terkait dengan Sakramen Baptis, Krisma dan Tahbisan Imamat.
23 24
Michael Keene. Kristianitas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2006 hal.51 Ibid. 94-95
-
Penumpangan Tangan: Yesus menyembuhkan orang (Mrk 6:5) dan memberkati anak – anak (Mrk 10:16) dengan meletakkan tangan ke atas mereka. Atas nama-Nya para Rasul melakukan yang sama (Mrk 16:18). Melalui peletakan tangan para Rasul, Roh Kudus dicurahkan.
-
Burung Merpati: Burung Merpati turun kepada Yesus ketika Ia dibaptis (Mat 3:16). Merpati dalam ikonografi Kristen sejak dahulu adalah lambing Roh Kudus.
2.5.4 Allah Tritunggal Inti Iman kepercayaan umat Kristiani adalah misteri Tritunggal yang tidak mudah dimengerti, kepercayaan bahwa Allah itu tiga pribadi yang adalah satu, Allah Bapa, Allah Putera, dan Allah Roh Kudus. Tiga pribadi tersebut adalah sebagai berikut:25 -
Allah Bapa adalah Pencipta segala yang ada.
-
Allah Putra adalah Penyelamat dan Penebus yang member hidup kepada semua orang.
-
Allah Roh Kudus adalah Rahmat Pengudus, Allah yang menguduskan.
2.5.5 Gereja Kata “Gereja” yang berasal dari kata “igreja” dibawa ke Indonesia oleh para misionaris Portugis. Menurut akar katanya “ekklesia” (Yunani, Gereja memiliki 2 makna, yaitu ‘kumpulan’ dan ‘memanggil’. Dengan demikian gereja bisa diartikan sebagai kumpulan umat yang dipanggil oleh Allah. 26(buku rm yus hal 103 Terdapat empat ciri Gereja:27 -
Gereja itu Satu. Gereja disebut satu karena sumbernya adalah kesatuan Trinitas. Pendiri Gereja adalah hanya satu, yaitu Yesus Kristus yang telah menyatukan
semua
manusia
dengan
Tuhan
kebangkitannya.
25
Michael Keene. Kristianitas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2006 hal. 44-45 Yustinus Ardianto. Mencintai Iman Katolik. Jakarta: Komunitas JOY, 2012. Hal 103 27 Ibid. 107-108 26
melalui
wafat
dan
-
Gereja adalah Kudus: Roh Kudus adalah asalnya; Kristus,Mempelainya, yang telah menyerahkan Diri unttuknya, dan menguduskannya (KGK no. 867)
-
Gereja adalah Katolik, Katolik berarti ‘universal’. Tugas Gereja adalah membawa Yesus Kristus kepada semua umat manusia. Gereja yang berciri universal juga memiliki makna bahwa gereja – gereja lokal disatukan dalam kesatuan seluruh gereja.
-
Gereja adalah Apostolik. Apostolo (Yunani) berarti rasul. Ciri Gereja yang satu ini menegaskan bahwa Gereja berpegang teguh pada kesaksian iman para rasul dan penerusnya, dengan Kristus sebagai batu penjuru.
2.6 Konsepsi Remaja Remaja merupakan fase dimana manusia mencari jati diri mereka. Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kemenangan”. Istilah adolescence sesungguhnya memeiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, social dan fisik (Hurlock, 1991). Piaget (Hurlock, 1991) mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.28 Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya
28
Hurlock B. Elizabeth (1980), Psikologi Perkembangan, Edisi Kelima, Erlangga, hal. 206
mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tetapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Shaw dan Costanzo, 1985). Masa remaja adalah masa peralihan dari anak – anak ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga fisik.Bahkan, perubahan – perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja.29 Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahapan perkembangan remaja: a.
Remaja Awal (Early Adolescence)
Remaja pada tahap ini masih terheran – heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan – dorongan yang menyertai perubahan – perubahan itu. b.
Remaja Madya ( Middle Adolescence)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan – kawan. Ada kecenderungan “Narcistic”, yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman – teman yang punya sifat – sifat yang sama dengan dirinya. c.
Remaja Akhir (Late Adolescence)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa.30 Remaja saat ini cenderung mengikuti arus globalisasi yang terjadi. Kebanyakan remaja sangat update mengenai hal-hal yang bersifat kekinian seperti penggunaan gadget terbaru, tren berpakaian, penggunaan media sosial sebagai alat untuk berkomunikasi dan mencurahkan isi hati
29
Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada. 2005. Hal. 52 Mohammad Ali, Mohammad Asrori , Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik,
30
dan eksistensi diri hingga penggunaan bahasa-bahasa gaul yang marak dikalangan remaja saat ini. Saat memasuki masa remaja, manusia berada dalam situasi dimana mereka memasuki saat-saat peralihan menjadi dewasa.Dewasa disini diartikan sebagai perubahan pola pikir dan perilaku dalam sehari-hari. Perubahan pola pikir ditandai dengan banyaknya pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh individu tersebut yang merupakan hasil dari cara berpikir dirinya sendiri. Masa remaja juga tidak lepas dengan masa dimana individu-individu memiliki kelompokkelompok pertemanan yang mempunyai pemikiran yang sama dan semua individu dalam kelompok tersebut merasa nyaman dan merasa saling bergantung satu sama lain. Selama
masa
remaja
ini digunakan
untuk ajang pencarian
jati diri
yang
sebenarnya.Dimana saat mencari jati diri, individu dalam masa remaja ini masih merasa ingin tahu dan ingin mendapatkan banyak pengalaman sehingga nantinya mereka dapat menemukan jati diri mereka yang sebenarnya. 2.6.1 Remaja Katolik Orang Muda Katolik (OMK) adalah mereka yang sudah dibaptis dalam Gereja Katolik, dengan rentang usia 13-35 tahun, belum menikah dan berdomisili di wilayah Gerejawi Keuskupan Agung Jakarta.31 (buku acuan OMK KAJ) Orang Muda Katolik merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari gereja dan masyarakatnya, maka tidak ada pilihan lain kecuali secara aktif-kritis-kreatif-konstruktif dalam gerakan mewartakan kabar baik bagi semua orang.32 31
Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta. Buku Acuan Orang Muda Katolik Keuskupan Agung Jakarta. Komkep KAJ. 2011. Hal. 1
Remaja katolik pun adalah bagian dari Orang Muda Katolik karena masih dalam rentang usia 13-35 tahun. Remaja Katolik juga termasuk dari bagian dalam gereja dan masyarakat dan berkarya dalam kemasyarakatan maupun gerejawi. Pemikiran, tenaga, dan waktu luang yang merupakan modal bagi remaja katolik untuk berkarya dalam kegiatan gerejawi maupun kegiatan kemasyarakatan lainnya.
32
ibid