BAB IV SUNTINGAN TEKS
A. Inventarisasi Naskah Kegiatan
inventarisasi
naskah
dilakukan
dengan
mendaftar
dan
mengumpulkan naskah yang judulnya sama dan sejenis untuk dijadikan objek penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui naskah tersebut sudah diteliti atau belum pernah diteliti.Dalam penelitian ini inventarisasi naskah dilakukan dengan studi katalog terbitan dan katalog online. Katalog terbitan adalah katalog yang dikeluarkan dalam bentuk buku. Berikut daftar katalog terbitan yang digunakan. 1. Malay Manuscripts: A Bibliograpical Guide (Howard, 1966), 2. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat (Sutarga, et.al, 1972), 3. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 (Behrend, 1998), 4. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 5A: Jawa Barat; Koleksi Lima Lembaga(Ekadjati dan Undang A. Darsa, 1999), 5. Katalog Naskah Buton: Koleksi Abdul Mulku Zahari (Ikram, et.al, 2001), 6. Katalog Naskah Merapi-Merbabu (Setyawati, I. Kuntara Wiryamartana, dan Willem Van der Mollen, 2002), 7. Katalog Naskah Palembang (Ikram, 2004), 8. Katalog Naskah Bima: Koleksi Museum Kebudayaan Samparaja(Maryam ,R. Salahuddin dan Mukhlis, 2007), 9. Katalog Naskah Ali Hashmy Aceh, Catalog of Aceh Manuscripts: Ali Hashmy Colllection (Fathuraman dan Munawar Holil, 2007), 10. Katalog Naskah Dayah Tanoh Abee Aceh Besar (Fathuraman, 2010).
37
38
Katalog onlineyang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. katalog onlinedari manuskrip Aceh dengan lamanhttp://acehms.dl.unileipzig.de/recieve/NegeriMSBook islamhs(diakses pada 5 oktober 2014 pukul 12.50 WIB) 2. katalog
onlinedari
British
Library
dengan
laman
atau
situs
internethttp://eap.bl.uk/database/results.a4d?uid=3395920716;random=41(dia kses pada 5 oktober 2014 pukul 12.50 WIB) 3. katalogonline
naskah-naskah
kunodengan
lamanhttp://ifanjayadi1980.
wordpress.com/2010/07/12/katalog-tentang-naskah-kuno/, (diakses pada 5 oktober 2014 pukul 12.58 WIB) 4. katalog online manuskrip perpustakaan Universitas
Harvard dengan
lamanhttp://ocp.hul.harvard.edu/ihp/browse_all.php?by=title&type=Manuscri pts,(diakses pada 5 oktober 2014 pukul 13.05 WIB) 5. katalogonlineUniversitas Malaya dengan laman MyManuskrip or Digital Library
of
Malay
Manuscript
dengan
laman
atau
situs
internethttp://mymanuskrip.fsktm.um.edu.my/Greenstone/cgi-bin/library.exe. (diakses pada 5 oktober 2014 pukul 13.09 WIB) 6. Katalog online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan laman http://www.pnri.go.id/KoleksiManuskrip.aspx (diakses pada 5 oktober 2014 pukul 13.09 WIB) Berdasarkan studi katalog melalui katalog terbitan tidak ditemukan teks yang sama dengan teks Miftāhu‟-l-Aqā‟id,tetapi berdasarkan katalog online hanya ditemukan satu teks, yaitu pada katalog onlineManuskrip-Manuskrip Peninggalan Aceh
yang
beralamat
di
situs
internethttp://acehms.dl.uni-
39
leipzig.de/recieve/NegeriMSBook islamhs 00002061.Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa teks Miftāhu‟-l-Aqā‟idyang terdapat dalam naskah dengan nomor inventarisasi 07_00402 adalah teks tunggal.
B. Deskripsi Naskah Deskripsi naskah ialah gambaran mengenai seluk beluk keadaan naskah yang akan diteliti. Untuk mendapatkan seluk-beluk naskah digunakan metode deskriptif. Metode deskriptif menurut Edwar Djamaris, yaitumendeskripsikan naskah yang akan diteliti dengan pola yang sama dimulai dari judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan naskah, keadaan naskah, ukuran naskah, tebal naskah, jumlah baris pada setiap halaman naskah, huruf, aksara, dan tulisan, cara penulisan, bahan naskah, bentuk teks, bahasa naskah, umur naskah, sejarah teks, identitas pengarang, dan ihtisar isi teks yang dikandung dalam naskah. Hal itu dilakukan untuk mempermudah penelitian (Djamaris, 2001: 11). Sesuai dengan keterangan di atas, deskripsi naskah dengan nomor inventaris 07_00402adalah sebagai berikut. 1.
Judul Naskah Naskah ini mempunyaijudul Kumpulan Teks dengan nomor inventarisasi 07_00402 (KT 07_00402) naskah ini berisi delapan teks.Teks pertama berisi tentang akidah dengan judulMiftāhu‟-l-Aqā‟id (hal 1-17).Teks kedua berisi tentang tafsir (hal 17-36).Teks ketiga berisi tentang tauhid yang menyatakan perkataan rukun syahadat (hal 36-47), sudah diteliti oleh Arifah Rizky Aviliyah dengan NIM C0210007 Universitas Sebelas Maret pada tahun 2015.Teks keempat berisi tentang bersuci dari najis, lidah, dan hati
40
dengan judul
milil imān (hal 47-49).Teks kelima berisi tentang mandi
janabah dengan judulJunub Janabat (hal 49-60),sudah diteliti oleh Wahyu Setyowati dengan NIM C0210073 Universitas Sebelas Maret pada tahun 2014.Teks keenam berisi tentang hakikat makrifat (hal 60-77).Teks ketujuh berisi tentang Sy f ‟ul
hulub(hal 77-81).dan teks terakhir berisi tentang
azan, salat dan kurban (hal 81-96). 2.
Nomor Naskah Naskah inidijumpai dalam katalog onlineMuseum Aceh (Museum Negeri Banda Aceh)dengan nomor naskah 07_00402.
3.
Ukuran File Naskah ini berbentuk foto digital dengan ukuran 5.433.084 bytes yang terbagi dalam delapan teks.Teks Miftāhu‟-l-Aqā‟idmempunyai ukuran 25.406bytes.
4.
Tempat Penyimpanan Naskah Naskah dengan nomor inventaris 07_00402berasal dari aceh dan tersimpandi Museum Negeri Banda Aceh (sekarang Museum Aceh) yang beralamat di Jalan Sultan Alaidin Mahmudsyah Nomor 12 Kecamatan Baiturahman, Banda Aceh 23241.
5.
Keadaan Naskah Kondisi fisik naskah masih bagus dan lengkap, sampul naskah depan masih ada,sampul naskah belakang tidak ada, dan tulisan terbaca jelas.
6.
Ukuran Halaman Panjang naskah ini adalah 16,9 cm dan lebar naskah ini 11 cm
7.
Jumlah Halaman
41
Tebal naskah dengan nomor inventaris 07_00402 seluruhnya 191 halamandan ada 6 halaman yang kosong.Teks Miftāhu‟-l-Aqā‟idterdapat pada halaman 1 – 31.Tebal teks Miftāhu‟-l-Aqā‟id31 halaman. 8.
Jumlah Baris Rata-rata jumlah baris dalam setiap halaman 13 baris.Halaman 1 ada 6 baris.Halaman 2 ada 7 baris.Halaman 32 ada 9 baris.Halaman 33 – 64 ada 7 baris setiap halaman.Halaman 65 ada 4 baris.Halaman 191 ada 11 baris.
9.
Bahasa Naskah Bahasa yang digunakan dalam naskah dengan nomor inventaris 07_00402 adalah bahasa Melayu klasik. Didalamnya banyak digunakan istilah bahasa Arab namun lebih dominan penggunaan bahasa Melayu.
42
10.
Jumlah Susunan Kuras Dalam deskripsi naskah dengan nomor inventaris 07_00402 dari Museum Negeri Banda Aceh dijelaskan bahwa jenis kurasnya adalah kuras tradisional, tetapi dalam deskripsi tersebut tidak disebutkan jumlah susunan kurasnya.
11.
Umur Naskah Naskah ini selesai disalin pada 1250 H / 1834 M, itu berarti umur naskah mencapai 180 tahun. Hal itu berdasarkan kutipan berikut,“Adapun hijrah Nabi Shalla 'l-Lāhu „ l ihi w s ll m sekarang ini seribu dua ratus lima puluh pada tahun dal1” (Naskah dengan nomor inventaris 07_00402:2). Dari keterangan tersebut, diketahui bahwa naskah ini selesai dibuat pada tahun 1250 H Perhitungan umur naskah dari 1250 H menjadi 1834 M dihitung dengan rumus berikut. Tahun masehi = ( 32 x H ) + 622 33 = ( 32 x 1250 ) + 622 33 = 1212,12128 + 622 = 1834,12128 = 1834 M Maka, naskah dengan nomor inventaris 07_00402 selesai dibuat pada
tahun 1250 H atau bertepatan dengan tahun 1834 M. 11
Tahun Dal adalahtahunyang kelima dlm daur kecil (windu) (Kamus Dewan Edisi ke-4)
43
12.
Huruf, Aksara, dan Tulisan a. Jenis Tulisan Jenis tulisan yang dipakai adalah Khat Naskhi. Naskhi adalah tulisan yang sangat lentur dengan banyak putaran dan hanya memiliki sedikit sudut yang tajam.
b. Ukuran Huruf Ukuran huruf yang dipakai dalam penulisan berukuran sedang atau normal. c. Bentuk Huruf Bentuk huruf yang dipakai tegak lurus (perpendicular), dan scholia yang berbentuk sedikit miring. d. Keadaan Tulisan Keadaan tulisan cukup baik dan jelas.
44
e. Jarak Antarhuruf Jarak antarhuruf agak rapat
f. Jarak Antarbaris Jarak antarbaris rata-rata sedang.Pada halaman 1-31 memiliki jarak antarbaris renggang.
g. Goresan Pena Goresan pena dalam teks denganketebalan sedang. h. Warna Tinta Warna tinta yang dipakai dalam teks ada dua macam, yaitu tinta merah dan hitam. Adapun kata-kata yang tertulis dengan tinta merah sebagian adalah kosakata yang menjadi tumpuan awal kalimat seperti: dan, syahdan, ketahui, tentang urutan, sifat-sifat Allah dan Rasulullah.
45
Selain itu tinta merah juga digunakan untuk menandai kalimatkalimat atau dalil Quran dan hadis yang menggunakan bahasa Arab. i. Pemakaian tanda baca Naskah ini
tidak menggunakan tanda baca yang sifatnya
standaratau yang lazim digunakan untuk memisahkan kalimat atau antaralinea, seperti tanda titik (.) dan koma (,). Dalam naskah ini terdapat kata-kata tumpuan yang berfungsi sebagai pembatas antarkalimat, antaralinea, misalnya:dan, adapun, bermula, syahdan, pertama. 13.
Cara Penulisan a. Penempatan tulisan pada lembar naskah Cara penempatan tulisan pada lembar naskah, yaitu teks ditulis dari arah kanan ke kiri, cara seperti ini mengikuti cara penulisan huruf Arab. Penulisan teks pada lembaran naskah secara bolak-balik.Kedua sisi halaman pada setiap lembar naskah terdapat tulisan.Cara penulisan seperti ini biasanya disebut dengan istilah recto2 dan verso3. b. Pengaturan ruang tulisan Ruang tulisan terbentuk secara bebas, tidak ada pembatas, misalnya garis yang mengatur ruang tulisan, kecuali terdapat pada
2 3
Recto / Halaman depan / bagian halaman sebelah kanan (KBBI) Verso /vérso/ n1 halaman sebelah kiri buku atau naskah yg terbuka, biasanya bernomor halaman genap; 2 bagian belakang atau bagian kedua lembaran kertas yg akan dicetak (KBBI)
46
halaman 31, 93, 96, 161, 191.Pada halaman ini ruang tulisan membentuk segitiga yang meruncing ke bawah.
c. Penomoran naskah Tidak ada nomor halaman pada naskahakan, tetapi terdapat catchword (alihan kata) pada ujung pias kiri halaman ganjil yang menggantikan fungsi nomor halaman. d. Keterangan lain a. Catchword Keseluruhan catchword yang terdapat pada naskah dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 1 Catchword No
Halaman
1.
6
2.
8
3.
10
Catchword
47
4.
12
5.
14
6.
18
7.
20
8.
22
9.
24
10.
26
11.
28
12.
30
b. Scholia Scholia adalah catatan pada pias halaman.Scholia dalam teks Miftāhu‟l-Aqā‟idhanya satu yang terdapat pada halaman 8. Tabel 2 Scholia No
Halaman
1.
8
Scholia
48
14. Bahan Naskah Bahan naskah yang digunakan adalah kertas Eropa. Kertas ini sudah berwarna kecoklatan dan terdapatwatermarkpada kertas dengan keterangan dalam deskripsi naskah yaitu bulan sabit tersenyum dalam perisai. 15. Bentuk Teks Bentuk teks yang digunakan adalah bentuk prosa dan dialog. C. Ikhtisar Isi Teks Halaman
Isi Teks
1
Pembukaan terdiri dari : -
Basmalah dan puji-pujian kepada Allah dalam bahasa Arab diikuti terjemahannya dalam bahasa Melayu.
2
-
Salawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya dalam bahasa Arab diikuti terjemahannya dalam bahasa Melayu. Isi :
2-3
-
Kata “Amma ba‟du”, yang artinya „adapun kemudian dari itu‟.
-
Mukalaf wajib mengetahui semua hal yang wajib, mustahil dan jaiz dari Allah dan Rasulullah.
-
Mukalaf
wajib
mengetahui
makna
atau
definisi
Makrifatullah dengan dalil aqli dan dalil naqli. 3-4
-
Makrifat degan dalil aqli serta contoh.
4-5
-
Makrifat dengan dalil naqli QS. Yunus ayat 101 dan QS.
49
Ali
Imran
ayat
191
dalam bahasa
Arab
diikuti
terjemahannya dalam bahasa Melayu. 5
-
Mukalaf wajib mengetahui bahwa Allah ada dengan sendirinya, disertai hadis dalam bahasa arab dan terjemahannya dalam bahasa Melayu.
6
-
QS. Al an‟am ayat 103 dan hadis nabi bahwa makrifat tentang Allah bisa diketahui melalui alam dan akal.
6-7
-
Pendapat Ali dan Abu Bakar berkata bahwa tentang ketiadaan Allah dilihat oleh makhluk.
-
Mukalaf wajib mengetahui sifat wajib Allah, mustahil Allah dan jaiz Allah
-
Sifat wajib Allah ada 20, Terbagi dalam 4 bagian yatu n fsiy h, s lbiy h, m ‟ ni, dan maknawiyah.
8
-
Arti dan definisi sifat nafsiyah, sifat nafsiyah hanya satu yaitu Wujud
-
Pendapat Imam Rozi dan Syekh Abu Bakar Alasyari tentang sifat nafsiyah.
9
-
Sifat salbiyah ada 5 yaitu Qadim, Baqa`, mukhalafatul lil khawadisi, qiyam binafsihi dan wahdaniyah disetai arti masing-masing beserta dalilnya, QS. Asy Syam ayat 42 tentang Allah yang Maha Melihat dan Maha mendengar.
10
-
Definisi sifat salbiyah.
11
-
Sifat m ‟ ni ada 7.
-
Sifat hayat arti dan definisi.
50
12
-
Sifat ilmu arti dan definisi.
-
Arti sifat qudrat dan iradat dan t ‟ lluq diantara kedua sifat tersebut.
13
-
Pembagian mumkin ada 4 bagian yaitu mumkin maujud, mumkinm ‟dum, mumkin akan wujud, mumkin tidak akan wujud.
-
Arti sifat s m ‟ dan bashar dan t ‟ lluq diantara kedua sifat tersebut.
14
-
Arti dan definisi sifat kalam dan t ‟ lluq kalam dengan ilmu.
15
-
Perbedaan pendapat tentang kemakhlukan Alquran , pendapat dari Ibnu Abbas, Imam Syafi‟i dan Syekh Abu Hasan Alasy‟ari.
16 -
Definisi sifat m ‟ ni.
-
Sifat maknawiyah ada 7 ,sifat maknawiyah adalah cabang dari sifat m ‟ ni.
17
-
Sifat maknawiyah ada 7 yaitu hayat, aliman, qadiran , murid n, s mi‟ n, b shir n, mut k lim n.
18
-
Definisi sifat maknawiyah.
-
T ‟ lluq dibagi 3 yaitu t ‟ lluq kepada wajib dan mustahil yaitu sifat ilmu dan kalam, t ‟ lluq kepada yang maujud yaitu sifat s m ‟ dan bashar, t ‟ lluq kepada segala yang mumkinat yaitu qudrat dan iradat.
19-20
-
T ‟ lluqs m ‟ dan bashar masuk dalam kategori umum
51
dan khusus.
21-22
-
T ‟ lluq ilmu dan kalam masuk dalam kategori khusus.
-
Definisi t ‟ lluq menurut shahibul mufidah.
-
Mukalaf wajib mengetahui sifat wajib dibagi dalam 4 bagian dan juga 3 bagian yaitu sifat itu zat, sifat itu berbeda dengan zat dan sifat itu bukan zat.
22-23
-
Sifat wajib dibagi 3 yaitu m ‟ ni, m ‟ nim kn wiy h dan salbiyah.
-
Sifat mustahil Allah ada 20 disertai arti.
24
-
Definisi sifat jaiz Allah.
25
-
Arti dan definisi sifat shidiq dan amanah Rasulullah.
25-26
-
Arti dan definisi sifat tablig Rasulullah.
-
Definisi sifat jaiz Rasulullah dan contoh.
-
Setelah mukalaf mengetahui sifat wajib, mustahil dan jaiz
27
Allah dan Rasulullah maka lafal “ Lāilāhai`l-lallāh Muhammad Rasulullah” adalah bukti mukalaf percaya.
28
-
Sifat wajjib Allah dibagi dalam 2 bagian yaitu iftiqār ( membutuhkan makhluk )dan istignā` (tidak membutuhkan makhluk).
-
Bentuk sifat Istignā` Allah ada 11 sifat yaitu : wujud, Qadim,
Baqa`,
mukhalafatul
lil
khawadisi,
qiyam
bin fsihi, s m ‟, s mi‟, b sh r, b shir, k l m dan mutakalim.
52
-
Bentuk sifat Iftiqār Allah ada 9 sifat yaitu : hayat, qudrat, qadar, iradat,muridan, aliman, ilmu, dan wahdaniyah.
29
-
Lafal Lāilāh i`l-lallāh adalah himpunan dari semua sifat wajib, mustahil dan jaiz Allah.
-
Segala yang wajib, mustahil dan jaiz Rasulullah ada dalam sidik.
30
-
Rukun iman.
-
Harapan
agar
mukalaf
memperba-Nyak
kalimat
Lailahaillallah Muhammad Rasulullah agar selalu dekat dengan Allah dan Rasulullah. 31
-
Penutup dengan ditandai kata tamat. D. Kritik Teks
Kritik teks adalah suatu pengkajian, pertimbangan, perbandingan, dan penentuan teks serta pembersihan teks dari segala macam kesalahan.Kegiatan kritik teks ini dilatarbelakangi oleh adanya tradisi penyalinan teks yang memungkinkan timbulnya kesalahan salin tulis.Tujuannya, untuk membantu tersedianya sebuah suntingan teks yang baik dan benar. Dengan demikian, teks akan mudah dibaca dan dipahami oleh semua pembaca dari berbagai kalangan.Seperti pendapat Siti Baroroh Baried et.al. bahwa “Kritik teks memberikan evaluasi terhadap teks, meneliti dan menempatkan teks pada tempatnya yang tepat.Kegiatan kritik teks yang bertujuan untuk menghasilkan teks yang sedekat-dekatnya dengan teks aslinya (constitutio textus”) (Bariedet.al. 1994: 61).
53
Secara keseluruhan, di dalam teks Miftāhu‟-l-Aqā‟idditemukan 29 bentuk kesalahan salin tulis dan 4 ketidakkonsistenan penulisan.Berikut penjelasan mengenai bentuk kesalahan salin tulis. 1.
Lakuna, yaitu bagian yang terdapat pengurangan huruf, suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan pada teks;
2.
Adisi, yaitu bagian yang terdapat penambahan huruf, suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan pada teks;
3.
Substitusi, yaitu bagian yang terdapat penggantian huruf, suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat, dan pada teks;
4.
Ditografi, yaitu bagian yang terdapat perangkapan kata pada teks;
5.
Transposisi, yaitu bagian yang terdapat perpindahan frasa pada teks;
6.
Ketidakkonsistenan, yaitu bagian yang terdapat ketidakselarasan penulisan kata pada teks. Bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks
Miftāhu‟-l-Aqā‟id, meliputi: 5 lakuna, 8 adisi, 4 substitusi, 8 ditografi, 2 transposisi, dan 4ketidakkonsistenanatauketidakajegaan.Perincian kesalahan salin tulis dari masing-masing kasus dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 3 Lakuna dalam teks Miftāhu’-l-Aqā’id No
Halaman/ baris
1. 2.
Tertulis
Terbaca
Edisi
2/2
dini islām
dini `l-islam
3/12
mikian lagi
demikian lagi
54
3.
4/8
fi khalqi
fi anfusihim khalqi
4.
8/4
Lilzati
lizzati
5.
22/7
la hiya fihuwa
la hiya huwa
Tabel 4 Adisi dalam teks Miftāhu’-l-Aqā’id No Halaman/baris
Tertulis
Terbaca
Edisi
1.
1/6
biwāhadāniyyatin biwāhdaniyyatin
2.
1/6
biwāhadāniyyatin
biwāhdaniyyatin
3.
1/6
biwāhadāniyyatin
biwāhdaniyyatihi
4.
4/12
wa an
wa a
5.
7/3
Dariki
darki
6.
8/5
mull ‟ tin
mu‟ ll l tin
7.
23/7
Menetukan
menentukan
8.
31/1
kare-Nya
karena-Nya
Tabel 5 Subtitusi dalam teks Miftāhu’-l-Aqā’id No
Halaman/ baris
1.
1/6
Tertulis
Terbaca
Edisi
biwāhadāniyyatin biwahdaniyyatihi
55
2.
4/11
w „ l mu
f „ l mu
3.
7/3
Idraku
idraki
4.
30/10
in t j‟ l nā
n t j‟ l nā
Tabel 6 Ditografi dalam teks Miftāhu’-l-Aqā’id
No.
Halaman/ baris
1.
Tertulis
Terbaca
Edisi
3/11
perperbuatan
perbuatan
2.
7/5
mengehu mengetahui
mengetahui
3.
12/12
iradat iradat
iradat
4.
20/7
dan dan khususlah
dan khususlah
5.
21/7
maklu maklumat-Nya
maklumatNya
6.
21/10
ber bermula
bermula
7.
22/7
zat zat
zat
8.
30/6
mudah mudahmudahan
mudahmudahan
56
Tabel 7 Transposisi dalam teks Miftāhu’-l-Aqā’id No
Halaman/ baris
1. 2.
Tertulis
Terbaca
Edisi
7/3
Dariki
darki
8/5
mull ‟ tin
mu‟ ll l tin
Tabel 8 KetidakajeganMiftāhu’-l-Aqā’id No.
Hal. / Baris
1.
Naskah
Latin
Edisi
1/3
pujipujian
pujipujian
2.
6/13,16/7
tiap2
tiap-tiap
3.
3/4
pertama2
pertamapertama
4.
3/6,5/7
iaitu
iaitu
E. Suntingan Teks 1. Pedoman Suntingan Salah satu tujuan penelitian ini adalah menyajikansuntingan teks Miftāhu‟-l-Aqā‟id.Suntingan ini diharapkan tersaji bentuk teks Miftāhu‟-lAqā‟id
yang
mudah
dibaca
dan
dipahami,
dan
isi
teks
dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.Oleh karena itu, dalam suntingan teks Melayu diperlukan pedoman suntingan.Pedoman suntingan tersebut sebagai berikut.
57
c.
Tanda dan angka yang digunakan dalam penyuntingan: 1) Tanda garis miring ganda, ( // ) digunakan untuk menunjukkan pergantian halaman. 2) Kata, frasa, dan kalimat yang diberi angka, (1,2,3,…) di kanan atas dapat dilihat di dalam catatan kaki. 3) Angka, (1,2,3,…), yang terdapat pada sisi pias kanan teks menunjukkan halaman naskah. 4) Tanda kurung dua, (…) menunjukkan lakuna, yaitu tambahan huruf dan suku kata 5) Tanda kurung siku, […], menunjukkan adisi, yaitu penghilangan huruf dan kata 6) Tanda \...\, menunjukkan substitusi, yaitu penggantian kata huruf, suku kata, dan frasa. 7) Tanda <…>, menunjukkan ditografi, yaitu perangkapan suku kata dan kata pada teks. 8) Tanda
kurung
kurawal
{…},
menunjukkan
transposisi,
yaitu
perpindahan kata huruf, suku kata, kata dan frasa. 9) Teks yang tidak dapat dibaca masuk ke dalam aparat kritik dengan menuliskan huruf-huruf yang terbaca dan tiap huruf diberi tanda titik (.). d. Ketentuan dalam pedoman ejaan: 1) Ejaan dalam suntingan ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang terdapat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD).
58
2) Kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang sudah diserap dalam bahasa Indonesia disesuaikan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). 3) Kata-kata berbahasa Melayu yang dianggap sebagai kata arkais atau kata
yang
tidak
lazim
dipakai
lagi
ditransliterasikan
sebagaimanaadanya dan diberi tanda garis bawah. 4) Istilah-istilah dan kosakata dalam bahasa Arab yang belum diserap ke dalam bahasa Indonesia ditulis sesuai dengan asal kata dan dicetak miring. 5) Penulisan kata ulang disesuaikan dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD), yaitu ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. 6) Apabila dalam teks terdapat angka yang ditulis dengan huruf, maka ditulis dengan huruf. Apabila dalam teks terdapat angka yang ditulis dengan angka, maka disunting dengan angka. 7) Frasa dan kata-kata dari bahasa Arab yang belum terserap ke dalam bahasa Indonesia ditransliterasikan dengan ketentuan sebagai berikut. a) Huruf ain ( )عyang terletak di tengah dan disukunkan, diedisikan dengan /k/ pada kosakata yang telah diserap dalam bahasa Indonesia, dan diedisikan dengan tanda apostrof ( „ ) jika terdapat pada kosakata yang belum diserap. Misalnyam ‟n ditulis menjadi makna, m ‟ānī tetap ditulis m ‟ānī. b) Tanda tasydid ( ّ ) dilambangkandengan huruf Misalnyasayyidinā (huruf y ditulis rangkap).
rangkap.
59
c) Tanda fatah tanwin ( ّ
) ditransliterasikan dengan /an/, tanda
kasrah tanwin ( ّ ) ditransliterasikan dengan /in/, dan tanda damah tanwin ( ّ ) ditransliterasikan dengan /un/ apabila terletak di awal atau di tengah kalimat. Apabila fatah tanwin ( ّ ) terletak di akhir kalimat selain huruf ta' marbuthah () ﺓ, maka ditransliterasikan dengan /ā/. Misalnyajazīlān ditulis menjadi jazīlā, shifatan tetap ditulis shifatan. d) Tanda maddah alif ()ا, wawu ()و, dany ‟( )يsebagai penanda vokal panjang diedisikan dengan memberi garis datar di atasnya. Misalnya huruf /ā/ pada kata Rāhman, huruf /ī/ pada kata Rahīm , huruf /ū/ pada kata lāyafhamūna. e) Kata sandang ( )الyang diikuti huruf kamariah(ا, ب, ح, خ, ج, ع, غ, ف, ق, ك, م, و, ي, )هdiedisikan dengan /al-/ apabila terletak di awal kalimat. Apabila terletak di tengah kata, frasa, atau kalimat, maka diedisikan dengan /′l-/. Misalnya pada huruf kamariah Almutafarridu. f) Kata sandang ( )الyang diikuti huruf syamsiah (ت, ث, د, ذ, ر, ز, س, ش, ص, ض, ط, ظ, ل,)نdiedisikan menjadi huruf syamsiah yang mengikuti-Nya. Misalnyapada huruf syamsiah ditulis wa `s-s lāmu g) Huruf-huruf pendiftong, yaitu ( )اوditulis dengan vokal /au/ dan ()اي ditulis dengan vokal /ai/. h) Huruf-huruf yang hidup atau mendapat harakat fatah ( ّ ), kasrah ( ّ ), dan damah( ّ ) pada awal atau tengah kata, frasa, atau kalimat ditransliterasikan sesuai bacaan tersebut. Apabila huruf-
60
huruf tersebut terletak pada akhir kalimat, maka ditransliterasikan dengan huruf mati/diwakafkan, kecuali khusus kosakata yang berhubungan dengan sifat Allah, maka boleh tidak menggunakan pedoman waqaf. Misalnyawa `s-s lāmu ditulis menjadi wa `ss lām, „Ilmu tetap ditulis „Ilmu. i) hamzah ( ۶ ) dilambangkan dengan tanda aksen ( ` ) jika terletak di tengah atau di akhir kata. Misalnyakata Baqā`. j) Huruf ta' marbuthah( ) ﺓyang terletak di awal atau di tengah kata, frasa, atau kalimat ditransliterasikan dengan /t/ apabila huruf tersebut mendapat harakat fatah ( ّ ), kasrah ( ّ ), dan damah( ّ ). Apabila huruf tersebut tidak mendapat harakat atau menunjukkan kosakata khusus yang berhubungan dengan sifat Allah, maka ditransliterasikan dengan /t/ atau /h/ mengikuti ketentuan yang berlaku pada kata-kata yang bersangkutan. Misalnya,Wa `shshalātu tetap ditulis Wa `sh-shalātu, Salbiyat ditulis menjadi Salbiyah, Irādat tetap ditulis Irādat, Hayat tetap ditulis Hayat. k) Pedoman transliterasi yang digunakan dalam penyuntingan teks Miftāhu‟-l-Aqā‟id adalah sistem yang digunakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta (sekarang menjadi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta). Namun, tidak semua fonem tercakup dalam sistem ini sehingga terdapat penambahan beberapa fonem untuk melengkapi fonemfonem bahasa Melayu.
61
Tabel 9 Pedoman Transliterasi Arab-Latin (Berdasarkan Sistem yang Dipakai di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta) Huruf
Latin
Huruf
Latin
Huruf
Latin
ا
a
ز
z
ق
q/k
ب
b
س
s
ك
k
ت
t
ﺶ
sy
ل
l
ث
s
ص
sh
م
m
ج
j
ض
dl
ن
n
ح
h
ط
th
و
w
خ
kh
ظ
zh
ﻫ
h
د
d
ع
„
ي
y
ذ
z
غ
gh
۶
`
ر
r
ف
f/p
ﺓ
t
Tambahan Huruf Arab Melayu Huruf
Latin
ڬ
g
چ
c
ڠ
ng
ڽ/ پ
ny
62
2.
Suntingan Teks Teks Miftāhu‟-l-Aqā‟id
Bismi `l-Lāhi `r-Rāhm ni `r-R hīm. Al-hamdu li 'l-Lāhi `l-Lazi kān
w
lā m kān
Hal.
1
`l-mut n zz hi „ ni `t-t ghā`ishi Wā nnuqshān.
Segala puji-pujian bagi Allah Tuhan Yang ada-Nya tatkala itu tiada di tempat pada-Nya: Yang Suci Ia daripada kehinaan dan kekurangan. Almutafarridi bij lālihi `l-mutawakhhidi biwāhdaniyyatihi4. Yang tunggal Ia dengan kebesaran-Nya lagi Esa Ia dengan keesaan-Nya. Wa `sh-sh lātu // wa `s-s lāmu „ lā s yyidi `l- nāmi w „ lā lihi w
2
shhābihi `l-mu yyidin ‟ lā dini `l-islam5. Dan rahmat dan
salamnya atas penghulu kami Nabi Muhammad, yaitu penghulu segala manusyia, dan atas keluarganya, dan segala sahabatnya yang meneguh agama Islam. Ammā b ‟du, f h zihi „ qid tun fimā lā budd li `l-mukallafiiina n y ‟t qid hu mimmā y jibu fi h qqi m ulānā j ll w „ zz w mā y st hilu w mā y jūzu w k z y jibu „ l ihim mislu z lik fi h qqi `rrusuli „ l ihim `sh-sh lātu wa `s-s lāmu. Adapun kemudian dari itu, maka inilah iktikad pada menyatakan barang yang tadapat tiada bagi segala mukalaf bahwa iktikadkan mereka itu akan Dia daripada barang
4
Tertulis biwāhadaniyyatin, kalimat ini seharusnya tertulis biwāhdaniyyatihi karena terdapat beberapa kesalahan tulis bi w(ā) h(a) d[ā]niyyati[hi] (lakuna dan adisi)
5
Tertulis ; dini islām, kata ini seaharusnya tertulis dini `l-islam karena terdapat kesalahan tulis dini [`l]-islam(lakuna)
63
yang wajib pada Hak Tuhan kita Yang Mahabesar amat mulialah dan barang yang mustahil // dan barang yang jaiz. Dan demikian lagi, wajib
3
atas mereka itu mengiktikadkan seperti demikian itu pada hak segala rasulullah „ l ihimu`sh-sh lātuw `s-s lām. Ketahui olehmu, hai segala mukalaf.Bahwasanya pertama-tama yang wajib atas segala akil balig itu makrifatullah. Maka, makna makrifat itu iaitu mengetahui akan yang diketahui seperti adanya dengan dalil akli atau dengan naqli. Maka, misal makrifat dengan dalil akli itu upama seseorang melihat asap pada tempatnya yang jauh.Maka, pada bicara akal tadapat tiada adalah apidi bawah asap itu atau seperti melihat suatu perbuatan6tadapat tiada adalah yang berbuat Dia. Dan demikianlagi, hal alam tadapat tiada adalah yang menjadikan Dia.Maka, pada bicara akal jikalau tiada ada yang menjadikan // niscaya adalah ia jadi sendirinya. Maka, jika jadi ia sendirinya, niscaya bersamaanlah segala barang yang didalamnya. Maka, yang demikian itu nyatalah batalnya.
6
Tertulis ; per perbuatan, kata ini seharusnya tertulis perbuatan karena terdapat kesalahan tulis < per> perbuatan (ditografi)
4
64
Dan misal makrifat dengan dalil naqli itu, yaitu seperti firman Allah Taala, “Qul unzhurū māzā fi `s-s māwāti w `l-ardl7.” Artinya, “Katakan olehmu, ya Muhammad.Bicarakan olehmu apa yang ada dalam ketujuh petala bumi!” Dan lagi firman Allah Taala, “ w l m y t f kk rū fianfusihim8 khalqi `s-s māwāti wa `l-ardl9.” Artinya, “Tiadakah bicarakan kamu, pada kujadikan tujuh petala langit dan tujuh petala bumi?”. Dan lagi firman Allah huwata‟ala, “f „ l mū10 nn mā unzil bi‟ilmi `l-Lāhi w
lā11 il h illā huw
12
” Artinya, “ketahui olehmu,
hanyasanya diturunkan Quran// itu dengan ilmu Allah dan bahwasanya
5
tiada Tuhan hanya Ia”. Maka,nyatalah daripada isyarat ayat yang Mahamulia itu.Bahwa, yang menjadikan alam itu hanya Allah Subhān hu w t ‟āl , Ialah yang wajibu `l-wujud, artinya, tadapat tiada Allah wujud-Nya. Maka, wajib atas segala mukalaf yang akil balig makrifat akan Dia. Maka, yang dikehendaki dengan makrifat itu disini iaitu, makrifat akan keadaan Allah Subhān hu w
t ‟āl
maujud sendirinya, serta
mengetahui setengah daripada segala sifat-Nya jua.Seperti sabda nabi
7
QS. Yunus, ayat 101
8
tertulis ;fi khalqi, kalimat ini seharusnya tertulis fianfusihim khalqikarena terdapat beberapa kesalahan tulis fi[anfusihim] khalqi(lakuna) 9 QS.Ali imran, ayat 191 10
tertulis ; w „ l mū, kalimat ini seharusnya tertulis f „ l mū karena terdapat beberapa kesalahan tulis /fa/ „ l mū(substitusi) 11
tertulis ; nlā, kata ini seharusnya tertulis (n)lā(adisi) 12 QS. Hud, ayat 14
lākarena terdapat beberapa kesalahan tulis
65
sh ll hu „ l ihi w s ll m, “kān
ll hu w l m y kun m ‟ hu sy iun.”
Artinya, adalah Allah tatkala itu tiada diserta-Nya suatu juapun. Bukan makrifat itu dengan idrāk dan ihāth h akan kunhi hakikatnya karena yang demikian itu terteguh // pada akal dan pada
6
syarak seperti firman Allah Taala, “La tudrikuhu `l- bshāru w huw yudrikhu `l- bshāru13.” Artinya, tiada mendapatkan segala mata, seperti sabda Nabi sh ll hu „ l ihi w
s ll m“ Subh n k
mā
rr fnāk
h qq n m‟ rif tika.” Artinya, Mahasuci Engkau tiada kami kenal akan Dikau dengan sempurna pengenal akan Dikau. Maka,nyatalah daripada rajin ayat dan hadis itu bahwa hak Taala itu tiada dapat diliput oleh makrifat dan alam dan akal dari karena sekalian itu makhluk jua. Maka, barang yang dapat oleh makhluk, Maka yaitu makhluk seperti kata Ali karāma`l-lāhu wajhah “ ullumā t kh tth ra fi hibā lik w t sh ww ru fi bālik f `l-l hu bikhilā fi z lik .” Artinya, “tiap-tiap barang yang // berupa dalam hatimu maka Allah Taala bersalahan yang demikian itu.Dan kata Abu Bakar Ashsidiq radiya`l-l hu „ nhu “Al-„ jzu „ n d rkil idrāki14idr kun.”Artinya, yang lemah daripada mendapatkan yang didapat itulah pendapat. Syahdan setelah sudahlah mengetahui15 segala mukalaf makrifat yang demikian itu. Maka wajib pula atasnya barang yang wajib pada hak
13
QS. Al an‟am ayat 103
14
Tertulis ; dariki l-idraku, kalimat ini seharusnya tertulis d rkil idrākikarena terdapat beberapa kesalahan tulis dark{i}(l) idrāk\i\ (transposisi, adisi dan subtitusi) 15
Tertulis ; mengehu, kata ini seharusnya tertulis mengetahui karena terdapat kesalahan tulis <mengehu> mengetahui (ditografi)
7
66
Taala, dan barang yang mustahil, dan barang yang jaiz pada-Nya.Maka setengah daripada segala sifat yang wajib, yakni yang tsabit bagi Subhān hu w t ‟āl itu yaitu dua puluh sifat yang terbagi ia kepada empat bahagi. Pertama sifat nafsiyah, kedua sifat salbiyah, ketiga sifat m ‟ ni, keempat sifat maknawiyah.
8
Maka sifat nafsiyah// itu, yaitu suatu sifat juayaitu wujud artinya ada, yakni adanya dengan zat-Nya dan ada seru tempat sekalian alam itu dengan diadakanya. Dan adalah takrif sifat “Hiy `l-hālu `l-lwājib tu lizzāti16 mā d m ti `z-zātu gh ir mu‟ ll latin17 bi „ill tin.” Artinya, bahwa sifat nafsiyah itu suatu hal yang wajib bagi zat selamazat itu tiada di karnakan dengan suatu karna dan adalah yang membilangkan wujud itu sifat pada mazhab Imam Rozi dan mengikut dia dan pada Syekh Abu Hasan Alasyari dibilangkan wujud itu sifat jua, tetapi dengan takwil dari karena mazhabnya bahwa wujud itu ain zat. Dan sifat salbiyah itu lima sifat jua, yaitu qadim artinya // sedia.
9
Yakni qadim itu ibarat daripada menafikan alam yang mendahulu bagi zat-Nya. Dan baqa`artinyakekal. Yakni baqa` itu ibarat daripada menafikan alam yang mendatang bagi wujud-Nya. Dan mukhalafatuhu lilhawadisiartinyabersalahan hak Taala dan segala yang bahar. Yakni tiada bersamaan hak Taala dengan suatu jua pun daripada segala yang bahar daripada zat-Nya; dan pada segala sifat-Nya; dan pada segala afal-
16
Tertulis ; lilzzāti, kalimat ini seharusnya tertulis lizzātikarena terdapat beberapa kesalahan tulis li[l]zzāti(Lakuna) 17
Tertulis ; mull‟ tin, kalimat ini seharusnya tertulis mu‟ ll l tinkarena terdapat beberapa kesalahan tulismu{„a}lla(la)tin (transposisi dan adisi)
67
Nya karena firma-Nya yang Mahamulia “laisa kamislihi syai`un wa huwa `s-s mi‟ul b shir.18” Artinya, “Tiada seperti-Nya suatu juapun, dan Ia jua yang amat menengar lagi amat melihat”. Dan qiyam bi nafsihi artinyaqaim sendirinya. Yakni tiada siapa menjadikan Dia; dan tiada berkehendak // Ia kepada tempat; dan kepada f ‟il yang menentukan Dia;
10
Dan hanyasanyaqaim jua Ia sendirinya; Dan tiadalah Ia mukhtaj kepada suatu jua pun daripada segala makhluk. Dan wahdaniyahartinyaesa Ia. Yakni tiada dua bagi zat-Nya; dan tiada dua bagi-Nya pada segala afalNyaartinyanafilah tarkib mau daripada zat-Nya. Dan tiadalah sebagainya dengan Dia. Dan dengan segala sifat-Nya suatu jua pun daripada segala yang hadis dan tengoklah hadirat-Nya dengan memerintahkan segala makhluk. Dan adalah t ‟ rif sifat salbiyah itu ibarat daripada menafikan barang sifat-Nya yang tiadalah yang bersifat dengan Dia Tuhan yang Maha Besar dan amat tinggi-Nya. Dan sifat m ‟ ni itu tujuh sifat, // yaitu hayat artinyahidup. Yakni hayat-Nya itu suatu sifat sah jika maushuf-Nya dengan sifatkan dengan idrāk . Maka hayat-Nya itu tiada ta‟alluq kepada suatu jua pun dari karena Ia tiada berkehendak kepada pekerjaan yang r.k.l.y.h.19bersalahan dengan segala sifat m ‟ ni yang lain daripada-Nya dari karena sekalian itu menghendaki segala pekerjaan yang r.i.y.l.h.20ini. Ilmu artinyatau
18
Qs. Asy Syam, ayat 42
19
Tertulis
; r.k.l.y.h. tidak terbaca
20
Tertulis
; r.i.y.l.h. tidak terbaca
11
68
yang t ‟ lluq Ia kepada segala wajib, dan kepada segala mustahil, dan kepada segala yang jaiz sama ada yang demikian itu qadim itu hadis makdum. Yakni alam itu suatu sifat yang nyata dengan Dia, Dia segala yang diketahui dan tiadalah terbuat pada-Nya suatu r.y.r.h.21juapun. // Dan qudratartinyakuasa. Dan iradahartinyaberkehendak yang t ‟ lluq 12 keduanya pada segala mumkinat, yakni bahwa tempat t ‟ lluqqudrat dan iradat itu suatu jua. Yaitu dan tiada t ‟ lluq keduanya pada wajib-Nya dan mustahil tetap adalah t ‟ lluq keduanya pada segala mumkin itu bersalahan. Maka qudrat itu suatu sifat yang memberi ta`tsir pada mengadakan mumkin itu meniadakan Dia. Dan iradat itu suatu sifat yang memberi ta`tsir pada menentukan mumkin daripada wujud-Nya dan adam-Nya f.n.j.ng.s22dan pundak itu barang seyogyanya, Maka ta`tsir qudrat itu jua cawang bagi ta`tsiriradat dan ta`tisr iradat23 jua cawang
13
bagi ta`tsir alam. // Maka adalah bagianya mumkin itu empat perkara pertama mumkin maujud, Dan kedua mumkinm ‟dumartinyamumkin yang telah diadakan yaitu seperti zat nanti kita dan negeri dahululah masanya, ketiga mumkinsayūjaduartinyamumkin akan datang yaitu seperti hari kiamat,
keempat
mumkin
” lima
`l-lahu
annahu
lam
yujad.”Artinyamumkin diketahui Allah bahwasanya Ia tiada ada. Maka
21
Tertulis
22
Tertulis
23
; r.y.r.h. tidak terbaca f.n.j.ng.s tidak terbaca
Tertulis ; iradat, kata ini seharusnya tertulis iradatkarena terdapat beberapa kesalahan tulis iradat (ditografi)
69
yaitu seperti iman daripada Abu Jahal dan daripada kafir. Dan s m ‟artinyamenengar dan basharartinyamelihat yang ta‟alluq keduanya pada segala maujud dan sama ada yang maujud itu qadim atau hadis. Maka arti kata kami ta‟alluq pada maujud itu.Maka tiada ta‟alluq s m ‟ dan bashar kepada mumkin yang m ‟dum dan 14 mumkin // sewujud dan kalam artinyaberkata yaitu suatu sifat yang azali lagi qadim dengan zat-Nya yang ta‟alluq ia kepada barang yang ta‟alluq ilmu daripada segala mu‟ ll q-Nya dan adalah kalam itu tiada huruf dan tiada suara. Dan menerima adamartinyatiada diam dan bersetengah dan tiada berdahulu kemudian karena sekalian itu daripada segala sifat yang hadis jua. Maka sekali-kali tiada harus disifatkan yang qadim dengan dia. inilah mazhab ahlul haq daripada mazhab ahlusunah waljamaah. Hanyasanya adalah disebutkan Allah Taala dalam Quran pada dua puluh delapan tempat, bahwasanya itu mahkluk dan disebutkan-Nya dalam jua Qadimempat tempat bahwa Quran itu bukan // makhluk kata 15 ibnu Abbas r dhiy ll hu „ nhu bahwa Quran itu bukan makhluk cetera daripada Buiti ia menengar daripada Imam Syafi‟i radhiyallahu anhum katanya, “Bahwasanya dijadikan Allah akan segala suatu dengan firmaNyakun. Maka jika adakun itu makhluk maka adalah yang menjadikan khaliq itupun makhluk. Maka adapun Quran itu yang disuratkan pada segala mushaf kita dan yang dikhafadzkan dengan segala dada kita dan yang dibaca dengan segala lidah kita itu qadim jua tetap suratnya dan yang menyurat dan pembacaan dan yang membaca itu muhd s” kata
70
Syekh Abu Hasan Alasyari dan segala yang mengikut dia seperti tiadat ‟ zurmengetahui kita akan zat hak Taala // bukanjisim
16
artinyabertubuh dan bukan „ radhartinyabertubuh-bertubuh dilihat akan Dia dalam negeri akhirat. Demikianlah tiada t ‟azur pengetahuan kita akan kalam Allah tiada huruf dan tiada suara didengar akan Dia. Dan adalah t ‟rif sifat itu segala sifat “qām t bi m kh llinau jaba l hu hukm n.” Artinya, bahwa sifat m ‟ ni itu tiap-tiap yang qa`im Ia pada zat-Nya diwajibkan akan zat-Nya suatu hukum. Dan sifat m ‟n wiy h itu pun tujuh sifat jua yang ber kekalan ketujuhnya dengan tujuh sifat yang pertama jua yaitu sifat m ‟ ni dari karena segala sifat m ‟n wiy h ini cawang bagi tujuh sifat yang pertama. Maka tiada harus dikata akan zat-Nya itu alim atau Qadir melainkan apabila tsabitlah pada-Nya. // Ilmu dan qudrat maka jadilah alimdan qudrat itu dan jadilah „ lim n dan qadiran itu m ‟lulqiy skanlah olehmu hai Thalib mukalaf atas qiyas ini. Maka jadilah tujuh sifat yang pertama itu malzūm. Dan tujuh sifat yang kemudian ini lazim yaitu “h yyan, „ lim n, q dir n, murid n, s mi‟ n, b shir n, mut k lim n.” Artinya, yang hidup, dan yang tahu, dan yang kuasa, dan yang berkehendak, dan yang menengar ,dan yang melihat, dan yang berkata. Dan adalah t ‟rifsifat m ‟n wiy h itu “ hiy `l-lhālu `s-syāiyy tu lizzāti mā dām ti `l-zzātu mu‟ ll t n bi „ill tin.” Artinya, bahwa sifat m ‟n wiy h itu suatu hal yang sabit bagi zat selama zat itu dialatkan dengan suatu alat tanbihun adalah dalam kitab zuratu `l-
17
71
f‟āhir h dan syarahnya Sanusi dan mufidah tau-// Tauquf mud1af-Nya
18
daripada menyatakan bahwa segala sifat m ‟n wiy h itu adalah ia t ‟ lluq atau tiada sungguh-Nya demikian pada qiyas apabila adalah segala sifat m ‟n wiy h ini terang bagi segala sifat m ‟ ni yang ia asal bagi-Nya.Maka
barang
ikhwal
segala
asal
niscaya
adalah
segalafuru`mengikut dia Syahdan bahwa adalah sekalian sifat yang t ‟ lluq itu terbahagi kepada tiga bahagi pertama barang yang t ‟ lluq ia kepadawajib dan mustahil dan maka sifat yang demikian ilmu dan kalam kedua barang yang t ‟ lluq ia kepada segala yang maujud. Maka sifat yang demikian itu s m ‟dan bashar ketiga barang yang t ‟ lluq ia kepada segala mumkinat maka sifat yang t ‟ lluq demikian iradat dan qudrat dan adalah antara tempat // t ‟ lluqs m ‟ b sh r itu umum dan khusus
19
daripada suatu wajah. Maka adalah keempat sifat itu umum t ‟ lluq pada mumkin maujud, dan khususlah qudrat dan ir d tt ‟ lluq kepada segala mumkin m ‟dum, dan khusus s m ‟ dan b sh r,t ‟ lluq kepada wajib dan adalah antara tempat t ‟ lluq qudr t dan iradat, dan antara tempat t ‟ lluq ilmu dan kalam itu umum dan khusus mutlak. Maka adalah keempat-Nya itu umum t ‟ lluq-Nya kepada segala mumkin dan khususlah ilmu dan kalam t ‟ lluq kepada wajib dan mustahil dan antara tempat t ‟ lluqs m ‟ b sh r dan antara tempat t ‟ lluq ilmu dan kalam itu umum dan khusus mutlak. Maka adalah keempat sifat umum t ‟ lluq kepada wajib dan kepada mumkin yang maujud.// Dan khususlah ilmu 20 dan kalam t ‟ lluq kepada mustahil, dan kepada mumkin yang
72
m ‟dum,dan kepada mumkin sewujud, dan adalah antara tempat t ‟ lluqqudr t, dan iradat, dan antara t ‟ lluqs m ‟, dan bashar, dan antara tempat t ‟ lluq ilmu, dan kalam itu umum, dan khususlah mutlak maka ilmu, dan kalam, dan qudrat dan iradat itu. Keempat umum t ‟ lluq-Nya kepada segala mumkin dan24dan khususlah ilmu, dan kalam t ‟ lluq kepada wajib dan mustahil. Maka ilmu dan kalam dan s m ‟dan bashar itu keempatnya umum t ‟ lluq-Nya kepada wajib dan mumkin yang maujud dan khususlah ilmu dan t ‟ lluq kepada mustahil, dan mumkin m ‟dum, dan kepada mumkin s.y.w.j.d.25 Maka muridan 21 daripada segala t ‟ lluq yang tersebut //
itu seperti kata shahibul
Mufidah rahmatullah alaih “ tt ‟ lluqu huw th labu `s-shifāti mr n z `īd n b ‟dā qiyā mihā bim h llihā.” Artinya, yang t ‟ lluq itu tuntut suatu sifat akan pekerjaan yang zaid kemudian daripada qa`imsifat itu pada zat-Nya, yakni tatkalat.a.b.t.l.h.26,dan bersifat ilmu, dan qudrat dan iradat.Maka dituntut ilmu itulah akan maklumat-Nya27 dan tuntut iradat itulah akan muridad-Nyadan tuntut qudrat itulah akanmaqdurat-Nya Demikianlah
dikiaskan
pada
segala
sifat
m ‟ ni
yang
24
Tertulis ; dan, kata ini seharusnya tertulis „dan‟ sekali karena terdapat kesalahan tulis dan (ditografi) 25
Tertulis
26
Tertulis
27
; s.y.w.j.d. tidak terbaca ; t.a.b.t.l.h. tidak terbaca
Tertulis ; maklu, kata ini seharusnya tertulis maklumat-Nya karena terdapat kesalahan tulis <maklu> maklumat-Nya (ditografi)
73
lainbermula28 bermula apabila sudahlah diketahui segala mukalaf akan empat bahagi sifat seperti yang telah tersebut pada permulaan risalah ini.
22
Maka seyogyanya pula // diketahui bahwa sekalian sifat itu terbahagi pula kepada tiga bahagi. Pertama, barang yang dikata akan dia hiya huwaartinyasifat itu zat maka, yaitu sifat nafsiyah kedua, barang yang dikata akan dia hiya ghairahuartinyasifat itu lain daripada zat maka yaitu sifat salbiyah ketiga, barang yang dikata akan dia la hiya huwa29wa la hi ghairaha artinyabukan sifat itu zat30. Dan tiada sifat itu lain daripada zat maka yaitu segala m ‟ ni. Dan lagi pula sekalian sifat itu terbahagi kepada tiga bahagi pertama, barang yang dikata akan Dia maujud daripada zihnun dan maujud pada khārijMaka yaitu sifatm ‟ ni kedua barang yang dikata akan dia maujud daripadazihnun dan tiada maujud padakhārijMaka yaitu sifat m ‟ ni//
23
m ‟ n wiy h ketiga barang yang dikata akan dia tiada maujud padakhārij pada zihnun dan tiada maujud pada khārij Maka yaitu sifat salbiyah dan setengah daripada segala sifat yang mustahil pada hak Taala itu yaitu dua puluh sifat yang pertama tiada ada , kedua baharu, ketiga tiada kekal, keempat bersamaan dengan segala yang baharu, kelima berkehendak kepada tempat atau kepada f ‟il yang
28
Tertulis ; ber, kata ini seharusnya tertulis bermula karena terdapat kesalahan tulis bermula (ditografi) 29
Tertulis ; la hiya fi huwa, kalimat ini seharusnya tertulis la hiya huwakarena terdapat kesalahan tulisla hiya [fi]huwa (lakuna) 30
Tertulis zat (ditografi)
; zat, kata ini seharusnya tertulis zat sekali karena terdapat kesalahan tulis
74
menenentukan31 Dia, keenam tiada esa, ketujuh mati, kedelapan babil, kesembilan
lemah,kesepuluh
mengadakan
suatu
dengan
tiada
dikehendaki, kesebelas tuli, kedua belas buta, ketiga belas kelu, keempat belas yang mati, kelima belas yang babil, keenam belas yang lemah, ketujuh belas yang mengadakan suatu dengan tiada dikehendaki, kedualapan belas yang tuli, kesembilan belas yang buta, kedua puluh // 24 belas yang kelu, dan setengah daripada segala yang jaiz pada hak Taala itu menjadikan ilmu dengan segala suka daripada segala suka, dan menurunkan Quran, dan menyuruhkan segala rasul, dan barang yang lain dari itu. Setelah sudahlah diketahui segala mukalaf akan segala barang yang wajib pada Tuhan kitajalla wa azzadan akan segala barang yang mustahil, dan akan segala barang yang atas-Nya mengetahui akan segala barang yang wajib, dan barang yang mustahil dan barang yang pada hak Rasulullah alaihimu `s-shalatu wassalam. Maka daripada segala yang wajib dan segala yang mustahil pada mereka itu yaitu shidiq artinya benar dari karena bahwasanya jikalau
25
tiada pada sekalian mereka itu benar niscaya tiadalah // harus mereka itu jadi pesuruh yang kepercayaan pada tuhan kita jalla wa azza. Maka yang demikian itu mustahil jua pada mereka itu dan lagi pula wajib atas mereka itu amanah artinya kepercayaan daripada karena bahwasanya jikalau tiada ada segala Rasulullah itu amanah niscaya adalah mereka itu
31
Tertulis ; menetukan, kata ini seharusnya tertulis menentukankarena terdapat beberapa kesalahan tulismene(n)tukan (adisi)
75
khianat dari karena mereka itu dipilih daripada sekalian makhluk lagi disuruhkan mereka itu mengajar sekalian itu mereka itu. Maka yang demikian itupun mustahil jua pada mereka itu. Dan lagi pula wajib atas mereka itu tablig artinya menyampaikan segala titah Allah dari karena bahwasanya jikalau tiada ada segala Rasulullah itu menyampaikan segala yang disuruhkan Allah kepada-Nya niscaya adalah mereka itu menambahkan atau menukarkan segala titah Allah. // Maka yang demikian itu melazimkan tiada harus mengikut 26 barang yang perbuatan dan perkataan mereka itu maka yang demikian itupun mustahil jua pada mereka itu. Dan daripada segala yang jaiz pada segala Rasulullah itu, yaitu segala perangai tubuh manusia seperti sakit dan makan dan minum dan beranak dan beristri dan barang sebagainya maka yang demikian itu tiada mengurangkan derajat dan ketinggian martabat mereka itu kepada Allah. Syahdan apabila sudahlah diketahui segala mukalaf akan segala barang yang wajib pada hak Subhān hu w
t ‟āl
dan akan segala
barang yang mustahil dan segala barang yang jaiz pada hadirat-Nya dan akan segala barang yang wajib pada segala Rasulullah „ l ihimu `ssh lātu w ss l m, // dan akan segala barang yang mustahil, dan akan barang yang jaiz pada mereka itu. Maka seyogyanya diketahui segala iktikad yang telah tersebut itu sekalian terhimpun dalam kalimat Lāilāh ill ll h Muh mm d Rasululullah, artinya tiada tuhan hanya Allah, nabi Muhammad pesuruh Allah. Maka makna Tuhan itu kaya Ia daripada segala barang yang lain daripada-Nya. Maka hasil daripada
27
76
makna Lāilāh ill ll h itu Istignā‟ Allah artinya tiadalah berkehendak Allah kepada suatu juapun daripada segala makhluk-Nya dan iftiqarlah kepada Allah, artinya berkehendak kepada Allah sekalianmakhluk-Nya. Maka daripada pihakistignā` Allah Subhān hu w t ‟āl daripada segala makhluk-Nya itu mengewajibkan bagi hadirat-Nya bersifat dengan sebelas sifat yaitu wujud, dan qadim, // dan baqa`, dan 28 mukhalafatul lil hawadisi, dan qiyamuhu bi nafsihi, dan sama`, dan sami`,dan bashir,dan bashar, dan kalam, dan mutakalim, dan daripada pihakiftiqār
sekalian
makhluk-Nya
kepada
hadirat-Nya
itu
mengewajibkan daripada hadirat-Nya bersifat dengan sembilan sifat, yaitu dan hayat, dan qudrat, dan qadar, dan iradat, dan muridan, dan aliman, dan ilmu, dan wahdaniyah, dari karenajika tiada ada bersifat pada hadirat-Nya dengan salah suatu daripada segala sifat yang sebagian ini, niscaya tiadalah berkehendak kepada-Nya suatu jua daripada segala yang hadis dan lagi pula masuk dalam Lāilāh ill ll h itu daripada segala barang yang wajib; dan daripada segala barang yang mustahil; dan daripada segala barang yang jaiz // pada hak Subhān hu w
t ‟āl .
Seperti yang telah tersebut itu setelah sudahlah diketahui segala mukalaf daripada segala barang yang wajib; dan mustahil dan jaiz itu terhimpun dalam kalimat tauhid yaitu Lāilāh ill ll h. Dan demikian lagi hendaklahdiketahui bahwasanya segala barang yang wajib, dan mustahil, dan jaiz pada segala Rasulullah seperti yang telah tersebut itu sekalian terhimpun dalam kalimat sidiq Rasulullah, yaitu Muhammad Rasulullah. Dan lagi pula masuk dalamnyaiman akan
29
77
sekalian anbiya`, dan akan segala kitab, dan segala malaikat, dan akan hari kiamat, dan akan antang banyak, dan jahat,dan akan b ‟ s, dan hasyr, dan nasyar, dan jannah, dan neraka, dan barang yang lain dari itu. Makasanya telah nyatalah // kepadamu hai mukalaf daripada segala barang yang dihampunkan kedua kalimat itu daripada segala 30 barang yang wajib atasmu mengiktikad akan dia daripada iman akan Allah „azza wa ja`l-la; dan iman segala rasul-Nya; dan iman akan segala barang yang lain daripada keduanya. Maka seyogyanya pula atasmu berbanyak menyita-menyita kalimat ini hingga mesralah segala dagingmu dan darahmu dengan maknanyamudah32mudahan dirasakan hak Subhān hu w t ‟āl akan dikau segala nikmat yang ijabah. Dan dipertunjukkan kepadamu segala a.s.r.a.r.y.a.g.r.y.s.b.h.33w t ufiq lā r bb
siwāhu w
n s` luk
ll humm
billāhi
an34t j‟ l nā w
hbā`inā „ind `l-m uti nā thi‟īnā bi k lim ti `th-th yyib ti āl mīn bihā bermula kepada Allah jua memohonkan negri hai tiada tuhan lain daripada-Nya bahwa kupohonkan// kepada hadiratmu ya Tuhanku bahwa kujadikan karena-Nya35 akan kamu. Dan akan segala ketika mengata
31
l ilāh ill ll h Muhammad Rasulullah dengan Ia pun akan dia
32
Tertulis ; mudah, kata ini seharusnya tertulis mudah sekali karena terdapat kesalahan tulis<mudah>mudah (ditografi) 33
Tertulis
; a.s.r.a.r.y.a.g.r.y.s.b.h. tidak terbaca
34
Tertulis ; in t j„ l nā, kalimat ini seharusnya tertulis n t j‟ l nā karena terdapat kesalahan tulis\a\n t j‟ l n (subtitusi) 35
Tertulis ; karenya, kata ini seharusnya tertulis karenanya sebab terdapat kesalahan tuliskare(na)Nya (adisi)
78
tamat kitab musamma bi `l- qid h mus mm bi mift hul qāid fi waqti wa kitabihi takwilih tama.
3.
Daftar Kata Sukar a. Kosakata Arkais -
antang
: lebih
-
bahagi
: bagian
-
bahar
: besar
-
dihampunkan
: diampunkan
-
hanyasanya
: bahwasanya
-
karna
: karena
-
karnakan
: karenakan
-
kupohonkan
: kumohonkan
-
makasanya
: maka dari itu
-
manusyia
: manusia
-
menengar
: mendengar
-
mengewajibkan : mewajibkan
-
mumkin
: yang mungkin
-
mumkinat
: sesuatu yang bisa ada bisa tidak ada
-
negri
: negeri
-
tadapat
: tak dapat
-
upama
: umpama
79
b. Kosakata Arab, Frasa Arab, dan Kata Serapan dari Bahasa Arab -
ain zat
: bentuk kongkret
-
akli
: bersifat akal
-
azali
: tiada awal bagi wujud
-
b ‟ s
: kebangkitan
-
baqa`
: Maha tidak Berkesudahan
-
f ‟il
: yang berbuat
-
furu‟
: cabang
-
hasyr
: digiring
-
idrāk
: mendapati atau menemukan
-
Iftiqar
: membutuhkan makhluk
-
ihathah
: meliputi
-
iradat
: menetapkan sesuatu menurut kehendak-Nya, Maha Berkehendak.
-
istigna`
: tidak membutuhkan makhluk
-
khārij
: kenyataan
-
kunhi
: hakikat
- m ‟ ni
: sifat-sifat wajib bagi Allah swt yang dapat digambarkan oleh akal pikiran manusia dan dapat meyakinkan orang lain karena keberadaan-Nya dapat dibuktikan oleh panca indera
-
m ‟dum
: yang ditiadakan/ tidak ada
-
mahluqat
: semua hal yang diciptakan
80
- maknawiyah
: sifat yang berhubungan dengan sifat m ‟ānī atau merupakan kelanjutan logis dari sifat m ‟ānī
-
malzum
: kepastian
-
maushuf
: yang disifati atau yang disifatkan
-
muhdas
: diwujudkan
-
muhtaj
: membutuhkan
-
mukalaf
: orang dewasa yg wajib menjalankan hukum agama
-
nafilah
: kelebihan
-
nafsiyah
: sifat yang berhubungan dengan zat Allah
-
naqli
: berdasarkan Alquran dan hadis
-
nasyar
: dihamparkan
-
qa`im
: yang menetap / yang berada/ yang nyata adanya
- qadim
: sesuatu yang maujud yang tidak ada awal bagi wujud-Nya/ Mahadulu/ tidak ada awal
-
qaim
: zat yang berdiri
-
qyam
: berdiri
-
sabit
: tetap
salbiyah
: sifat-sifat yang tidak sesuai dan tidak layak bagi
-
Allah -
sayujadu
: akan wujud
-
syahdan
: selanjut-Nya
-
ta`rif
: definisi
-
t ‟ lluq
: berkaitan
81
-
t ‟ zur
: alasan
-
t ‟tsir
: memberi bekas atau efek
-
Tanbihun
: peringatan/ catatan
-
Tarkib
: susunan
-
wahdaniyah
: esa,Maha Esa.
- wājibu `l-Wujūd: wujud yang wajib, yang adanya tidak disebabkan oleh wujud lain -
zaid
: lain atau lebih
-
zihnun
: hati
c. Ungkapan Arab -
bismi 'l-Lāhi'r-Rāhmāni'r-Rahīm
: dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
-
wa `sh-sh lātu w R sūli
`l-Lāhi
`s-s lāmu‟ lā : semoga kesejahteraan dan sh llā
`l-Lāhu
‟ l ihi w s ll m. -
sh llā `l-Lāhu ‟ l ihi w s ll m
keselamatan tercurahkan atas Rasulullah : semoga Allah swt memberi kemudahan dan keselamatan untuknya.
-
ahli ˈs-sunnī wa ˈl-j mā‟ah
:pengikutsunah Nabi dan pengikut jamaah (parasahabat Nabi)
-
‟alaihimu `sh-sh lātu w `s-s lām
: semoga atasnya kesejahteraan dan keselamatan
-
radiya`l-l hu „ nhu
: semoga Allah senantiasa
82
melimpahkan keridhaan kepadaNya -
‟alaihi `s-s lām
: semoga atasnya keselamatan
-
karamallahu wajhah
: semoga Allah memuliakan wajahNya