Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN Prioritas intervensi kebijakan ditentukan dengan menganalisis determinan kemiskinan atau masalah pokok kemiskinan dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kondisi umum kemiskinan di daerah. 4.1. Capaian Bidang Pendidikan Tingkat Pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas bagi anak dapat menunjang seseorang untuk mengakses kesempatan kerja yang lebih luas dan lebih baik. Dengan demikian akan dapat menambah pendapatan untuk kebutuhan hidup keluarganya, sehingga mereka tidak lagi menjadi penduduk miskin. Pendidikan formal bagi anak dari keluarga miskin, tentu lebih sulit diakses dari pada anak dari keluarga dengan ekonomi yang mapan, sehingga anak dari keluarga miskin akan lebih sulit bersaing dalam mendapatkan pekerjaan dengan konvensasi yang memadai. Dengan demikian mereka tidak akan dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan keluar dari garis kemiskinannya. Dalam bidang pendidikan beberapa indikator penting yang dapat menggambarkan tingkat kemiskinan di Provinsi Kaltara. Tabel 4.1 menginformasikan capaian pelayanan bidang pendidikan di Provinsi Kaltara dibanding capaian nasional untuk tahun 2013. Dari Tabel 4.1 indikator pelayanan pendidikan yang terbaik adalah persentase APK SMP/MTS mengalami kenaikan 5,25%, persentase APK SMA/MA mengalami kenaikan 16,08%, persentase APM SD/MI
mengalami kenaikan 0,38%, dan persentase APM SMP/MTs
mengalami kenaikan 0,38% dibanding dari capaian nasional. Sedangkan indikator pelayanan pendidikan yang buruk adalah persentase APK SD/MI
kurang 0,12%, persentase APM
SMA/MA kurang 8,33%, persentase APS usia 7-12 tahun kurang 0,42%, persentase APS usia 13-15 tahun kurang 5,67%, dan APS usia 16-18 tahun kurang 9,02% dari capaian nasional. Belum tercapainya pelayanan bidang pendidikan untuk penanggulangan penduduk miskin di Kaltara disebabkan oleh bebarapa faktor diantaranya adalah pelayanan pendidikan yang diberikan pemerintah daerah belum merata baik pembangunan fisik sekolah maupun kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan yang hanya terdistribusi di Ibukota saja.
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
57
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi kasar (APK) SD/MI (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013
sebesar
107,57%
berada
dibawah capaian nasional 107,69% berarti
lebih
buruk.
Dari
5
Kabupaten/Kota
di
Provinsi
Kaltara,
di
Kabupaten
Malinau
capaian
115,59%,
Kabupaten
Bulungan 113,32% dan Kabupaten Tana Tidung 112,83% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, Hal ini disebabkan hampir semua desa yang ada di tiga kabupaten tersebut telah tersedia sekolah walaupun tenaga kependidikannya belum memadai baik kualitas dan kuantitasnya. Sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan APK SD/MI mencapai 105,24% dan Kota Tarakan 106,04 berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk. Hal ini disebabkan kedua daerah tersebut merupakan daerah transit untuk penduduk pendatang untuk mencari pekerjaan sehingga anak mereka yang tergolong wajib belajar belum bisa menjadi peserta didik atau tidak bersekolah akibat tidak mempunyai biaya pendidikan walaupun pendidikan di Kaltara telah digratiskan (Grafik 4.1). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
58
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Pencapaian analisis relevansi angka partisipasi kasar (APK) SD/MI (%) Provinsi Kaltim/Kaltara
terhadap
nasional tahun 2002-2013 berada diatas capaian nasional berarti masih bermasalah walaupun ada upaya perbaikan, hanya pada tahun 2005 kurang dari 0,01% dari capaian nasional (Grafik 4.2). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SD/MI tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Tana Tidung,
Grafik 4.3
dan Kabupaten Nunukan karena
masuk
dalam
kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan
untuk
di
Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.3).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
59
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs (%) Pencapaian angka (APK) Provinsi
posisi
relatif
partisipasi
kasar
SMP/MTs
(%)
Kaltim/Kaltara
tahun 2013 sebesar 91,06% berada
diatas
capaian
nasional 85,81% berarti lebih baik (Grafik 4.4.). Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara,
capaian
di
Kabupaten Nunukan 98,35% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, di Kabupaten Bulungan 86,09% berada diatas capaian provinsi namun masih berada dibawah nasional berarti agak lebih baik, sedangkan di Kabupaten Tana Tidung 81,41%, Kota Tarakan 77,24% dan Kabupaten Malinau 77,09% capaian
berada
dibawah
provinsi
dan
nasional berarti lebih buruk. Mereka sudah bekerja untuk membantu
mengurangi
pengeluaran keluarga. Tren
capaian
analisis SMP/MTs
dari
relevansi (%)
Kaltim/Kaltara
hasil APK
Provinsi terhadap
nasional tahun 2012-2013 berfluktuatif namun masih berada diatas capaian nasional menunjukkan pelayanan pendidikan untuk APK SD/MTs tidak bermasalah (Grafik 4.5).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
60
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Grafik 4.6
Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SMP/MTs tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan karena masuk dalam kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.6). 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA (%)
Pencapaian angka (APK) Provinsi
posisi
relatif
partisipasi
kasar
SMA/MA
(%)
Kaltim/Kaltara
tahun 2013 sebesar 82,21% berada
diatas
capaian
nasional 66,13% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 99,86%, Kabupaten Nunukan 84,92% diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, Kabupaten Malinau 81,09%, Kabupaten Tana Tidung 70,22% dan Kabupaten Bulungan LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
61
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
diantara capaian provinsi dan nasional berarti agak lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah pada bidang pendidikan untuk APK SMA/MA sudah memberikan pelayanan pendidikan yang baik (Grafik 4.7). Pencapaian analisis relevansi APK
Grafik 4.8.
SMA/MA
(%)
Provinsi
Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun
2012-2013
namun
masih
capaian
nasional
berfluktuatif
berada
diatas
menunjukkan
pelayanan pendidikan untuk APK SMA/MA
tidak
bermasalah,
grafik menunjukkan peningkatan pelayanan untuk APK SMA/MA selalu meningkat, untuk tahun 2002 hanya 61,51% bisa mencapai 82,23% pada tahun 2013 (Grafik 4.8). Grafik 4.9.
Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SMA/MA tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk dalam kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.9). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
62
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
4. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (%) Pencapaian
posisi
relatif
angka
partisipasi murni (APM) SD/MI (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 95,91% berada diatas capaian nasional 95, 53% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, pencapaian di Kabupaten Tana
Tidung
98,22%,
Kabupaten
Nunukan 97,25, Kabupaten Bulungan 96,55%, Kota Tarakan 96,57% diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, sedangkan pencapaian untuk di Kabupaten Malinau hanya 94,99% berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk, hal ini menunjukkan bahwa capaian APM SD/MI di Kabupaten Malinau perlu diupayakan minimal bisa seimbang dengan capaian nasional . Pencapaian analisis relevansi APM
SD/MI
(%)
Provinsi
Kaltim/Kaltara
terhadap
nasional tahun 2012-2013 ada kecenderungan
membaik
khususnya pada tahun 20112013
karena
capaian
nasional,
menunjukkan perbaikan
berada
telah trend
diatas
hal
ini
terjadi untuk
pencapaian APM SD/MI di Kaltara. Sedangkan pada tahun 2002-2010 berada dibawah capaian nasional menunjukkan pencapaian yang buruk walaupun pada tahun 2004 trend menunjukkan mendekati capaian nasional dari capaian provinsi sebesar 92,55% sedangkan capaian nasional sebesar 93,04% (Grafik 4.11).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
63
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APM SD/MI tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah hanya di Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.12). 5. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs (%) Grafik
4.13.
menginformasikan
pencapaian posisi relatif angka partisipasi
murni
(APM)
SMP/MTs
(%)
Provinsi
Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 76,01%
berada
diatas
capaian
nasional 73,72% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kallimantan
Utara,
capaian
Kabupaten
Nunukan
di
83,75%
berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik. Capaian LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
64
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
untuk di Kabupaten Bulungan 72,46%, Kabupaten Tana Tidung 70,80%, Kota Tarakan 69,98% dan Kabupaten Malinau 63,57%%berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk. Hal ini diduga disebabkan pelayanan pendidikan APM SMP/MTs yang diberikan oleh pemerintah belum optimal dan belum menyentuh kebutuhan dasar bagi penduduk miskin. Akibatnya mereka belum masuk usia kerja terpaksa berhenti sekolah, dengan asumsi pertama untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarga, termasuk budaya (kebiasaan) membantu orang tua untuk pergi ke ladang untuk bercocok tanam dan berburu atau untuk menangkap ikan, baik di perairan umum maupun laut. kdua jarak sekolah dengan pemukiman penduduk miskin sangat jauh terutama di daerah pedalaman, terpencil, terisolasi dan pulau-pulau kecil terluar, ketiga tenaga kependidikan tidak betah di daerah tersebut. Pencapaian analisis relevansi APM SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara nasional
tahun
terhadap 2012-2013
trendnya ada kecenderungan membaik
khususnya
pada
tahun 2002-2005 dan 200720013, akan tetapi pada tahun 2006
memburuk
mencapai dibawah
64,00% capaian
hanya berada nasional
66,52% untuk tahun 2016.. Adapun trend capaian provinsi pada tahun 2002 sebesar 61,69 sedangkan pada tahun 2013 mencapai 76,01 (Grafik 4.14).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
65
Pemerintah Provinsi Kaltara
Dari
5
Kaltara,
Kabupaten/Kota pencapaian
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
di
APM
SMP/MTs tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Malinau,
Kabupaten
Tidung
dan
Tana
Kabupaten
Bulungan karena masuk kuadran 2
berwarna
merah
berarti
prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan, masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.15).
6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi murni
(APM) SMA/MA (%) Provinsi
Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 62,22% berada diatas capaian nasional 53,89% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kallimantan Utara, capaian di Kota
Tarakan
72,69%,
Kabupaten
Nunukan 64,40% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik. Capaian untuk di Kabupaten Malinau 60,92%,
Kabupaten
Bulungan
57,25% dan Kabupaten Tana Tidung 54,52%
berada
diantara
capaian
provinsi dan nasional berarti agak lebih baik, Hal ini menunjukkan telah terjadi perbaikan untuk pencapaian pelayanan
pendidikan
APM
SMA/MA di Provinsi Kaltara (Grafik
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
66
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
4.16). Tren pencapaian analisis relevansi APM SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2012-2013 membaik karena berada diatas capaian trend nasional berarti pencapaian pelayanan pendidikan APM SMA/MA tidak bermasalah (Grafik 4.17). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara,
Grafik 4.18
pencapaian APM SMA/MA tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah
di
Kabupaten
Kabupaten
Tana
Malinau,
Tidung
dan
Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas
pertama,
sedangkan
untuk di Kabupaten Nunukan dan Kota
Tarakan,
masuk
dalam
kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.18).
7. Angka Putus Sekolah Usia 7-12 Tahun (APS) % Pencapaian posisi relatif angka
Grafik 4.19
putus sekolah (APS) usia 7-12 tahun
(%)
Kaltim/Kaltara
Provinsi tahun
2013
sebesar 0,16% berada dibawah capaian nasional 0,58% berarti lebih
baik.
Kabupaten/Kota
Dari di
5
Provinsi
Kaltara, hanya di Kabupaten Malinau di atas capaian nasional yaitu sebesar 0,80% berarti buruk (masih bermasalah), sedangkan capaian di Kabupaten Tana Tidung 0,38% diantara capaian nasional dan provinsi, dan untuk Kota Tarakan 0%, Kabupaten Nunukan 0% dan Kabupaten Bulungan 0% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik/tidak bermasalah (Grafik 4.19).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
67
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Pencapaian
Grafik 4.20
relevansi
persentase Angka
Putus
analisis Sekolah
(APS) Usia 7-12 tahun (%) Provinsi Kaltim/Kaltara untuk tahun 20022013
trendnya
masih
berada
berfluktuatif dibawah
dan
capaian
nasional yang berarti telah ada perubahan
perbaikan
untuk
mengatasi pelayanan APS usia 7-12 tahun. Untuk tahun
2009 APS
sebesar 1,07% diatas capaian nasional sebesar 0,89% yang berarti bermasalah, akan tetapi pada tahun 2010 kembali menjadi lebih baik lagi hingga sampai tahun 2013 karena berada dibawah capain nasional, yang berarti tidak bermasalah (Grafik 4.20). Dari
5
Kabupaten/Kota
di
Kaltara,
intervensi
kebijakan
tingkat
kemiskinan
terhadap
Grafik 4.21
pencapaian persentase APS usia 7-12 tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung karena masuk kuadran 1 berwarna
merah
berarti
prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.21).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
68
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
8. Angka Putus Sekolah Usia 13-15 Tahun (APS) % Pencapaian
Grafik 4.22
persentase
posisi
relative Angka Putus Sekolah (APS) usia 13-15 tahun (%) Provinsi Kaltim/Kaltara sebesar 2,87% berada dibawah capaian nasional 8,54% berarti lebih baik (tidak bermasalah), sedangkan capaian
untuk
Kabupaten
Bulungan
3,75%,
Kabupaten
Nunukan
3,74%,
dan
Kota
Tarakan 3,31% berada diantara capaian provinsi dan capaian nasional berarti agak lebih baik (telah mengalami perbaikan), serta capaian untuk Kabupaten Tana Tidung 2,30% dan Kabupaten Malinau 2,20% berada dibawah
capaian
provinsi
dan
capaian
nasional
yang
berarti
lebih
baik/tidak
bermasalah(Grafik 4.22). Tren pencapaian persentase analisis
Grafik 4.23
relevansi APS usia 13-15 tahun Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap pencapaian nasional trendnya selalu jauh lebih baik karena berada dibawah trend capaian nasional. Hal ini menunjukkan pelayanan APS
usia
bermasalah.
13-15
tahun
Namun
tidak perlu
diantisipasi, misalnya diawali tahun 2010 trendsnya naik terlebih persentasenya naik kembali terjadi pada tahun 2011, yang diindikasikan trendsnya diatas garis linier relevansi APS usia 13-15 tahun untuk pencapaian Kaltara (Grafik 4.23).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
69
Pemerintah Provinsi Kaltara
Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi
kebijakan
kemiskinan
terhadap
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Grafik 4.24
tingkat pencapaian
persentase APS usia 13-15 tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan terdapat
di
wilayah
Kabupaten
Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Tarakan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.24).
9. Angka Putus Sekolah Usia 16-18 Tahun (APS) % Pencapaian persentase posisi
Grafik 4.25
relatif Angka Putus Sekolah (APS) usia 16-18 tahun di Provinsi Kaltim/Kaltara 2013 sebesar
26,64%
dibawah
capaian nasional 35,66% yang berarti
lebih
baik
(tidak
bermasalah),
akan
tetapi
pencapaian di Kabupaten Tana Tidung 37,42% dan Kabupaten Bulungan
37,01%
berada
diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk (bermasalah), sedangkan capaian di Kabupaten Malinau 28,17% dan Kabupaten Nunukan 26,83% berada diantara capaian provinsi dan capaian nasional berarti agak lebih baik (telah ada perbaikan pelayanan), sedangkan capaian di Kota Tarakan 21,49% berada dibawah capaian provinsi dan capaian nasional yang berarti lebih baik/tidak bermasalah (Grafik 4.25).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
70
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Tren
Grafik 4.26
pencapaian
relevansi
angka
persentase
putus
sekolah
(APS) usia 16-18 tahun di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap pencapaian nasional trendnya jauh lebih baik karena berada dibawah tren capaian nasional.
Hal
ini
menunjukkan
pelayanan APS usia 13-15 tahun telah
menunjukkan
penyelesaian
masalah. Akan tetapi upaya untuk menurunkan APS tersebut harus terus dilaksanakan agar generasi muda di Kaltara bisa memiliki kompetensi dan skill yang mumpuni untuk mengisi pembangunan di Kaltara yang semakin rumit kompleksitasnya (Grafik 4.26). Dari
5
Kabupaten/Kota
di
Kaltara, intervensi kebijakan tingkat
kemiskinan
Grafik 4.27
terhadap
pencapaian persentase APS usia 16-18 tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah
Kabupaten
Tidung
dan
Bulungan
Tana
Kabupaten
karena
masuk
kuadran 1 berwarna merah berarti
prioritas
sedangkan
untuk
pertama, di
Kota
Tarakan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.27).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
71
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
4.2. Capaian Bidang Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat diawali dengan seberapa baik asupan gizi dari Ibu mulai mengandung, bayi dalam kandungan, setelah lahir sampai dengan 1 (satu) tahun dan sampai anak berumur 5 tahun, selanjutnya dalam masa pertumbuhannya. Semakin baik Gizi Balita, maka semakin baik kualitas kesehatan anak dimasa depan, sehingga kualitas dan derajat kesehatan masayakat juga diharapkan semakin baik. Indikator-indikator kesehatan yang dapat mempengaruhi derajat dan kualitas kesehatan masyarakat adalah (1) Angka Kematian Bayi per 1000 KH, (2) Angka Kematian Balita per 1000 KH, (3) Angka Kematian Ibu per 100.000KH, (4) Prevalensi Balita Gizi Buruk (%), (5) Rasio Kelahiran ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%), (6) Angka Morbiditas dan (7) Penduduk dengan keluhan kesehatan (%). 1.
Angka Kematian Bayi (ABK)
Pencapaian kematian kelahiran
posisi bayi
capaian baik/tidak
(ABK)
hidup)
Kaltim/Kaltara mencapai
relative
nasional
(per
Provinsi
tahun
berada
di
2009
dibawah
31,42%
bermasalah.
kabupaten/kota
Grafik 4.28.
1.000
di
untuk
25,07%
angka
berarti
Dari
Provinsi
5
Kaltara,
capaian di Kabupaten Malinau 35,08% berada diatas capaian nasional dan provinsi
berarti
buruk,
Grafik 4.29.
sedangkan
capaian di Kabupaten Nunukan 24,09, Kota Tarakan 23,26%, Kabupaten Tana Tidung Bulungan
19,81% 19,43%
dan
Kabupaten
berada
dibawah
capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.28).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
72
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Tren pencapaian dari hasil analisis relevansi angka kematian bayi (AKB) (per 1.000 kelahiran hidup)
di
Provinsi
Kaltim/Kaltara
terhadap
nasional
tahun
Grafik 4.30.
2002-2013
cukup relevan dan berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan
untuk
AKB
di
Kaltim/Kaltara. Laju rata-rata penurunan
AKB
cukup
signifikan, terlihat dari 31,80 di tahun 2002 menjadi 27,32 di tahun 2005, dari terus turun menjadi 25,73 di tahun 2008 dan turun lagi menjadi 25,07 di tahun 2009 (Grafik 4.29). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase angka kematian bayi (AKB) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Nunukan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.30).
2.
Rasio Bidan
Pencapaian posisi relative rasio bidan
Grafik 4.31.
(per 100.000 penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara mencapai capaian
untuk
41,3% nasional
tahun
berada 59,69%
2008
dibawah berarti
buruk/ bermasalah (Grafik 4.31).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
73
Pemerintah Provinsi Kaltara
Dari
5
Provinsi
kabupaten/kota Kaltara,
di
capaian
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Grafik 4.32.
di
Kabupaten Tana Tidung 97,70%, Kabupaten
Bulungan
71,10%
berada diatas capaian nasional dan
provinsi
berarti
buruk,
sedangkan capaian di Kabupaten Malinau 55,50% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, sedangkan capaian di Kabupaten Nunukan 41,80% dan di Kota Tarakan 23,80% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik. Tren pencapaian analisis relevansi rasio bidan (per 100.000 penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 tidak relevan walaupun masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan untuk rasio bidan di Kaltim/Kaltara. Laju rata-rata peningkatan rasio bidan cukup signifikan, terlihat dari 39,20 di tahun 2005 menjadi 41,30 di tahun 2008, dari terus meningkat menjadi 45,09 di tahun 2012 (Grafik 4.32). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi
kebijakan
kemiskinan
terhadap
rasio
bidan
Grafik 4.33
tingkat pencapaian
yang
perlu
dituntaskan
terdapat
di
Kabupaten
Nunukan
untuk wilayah
dan
Kota
Tarakan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, Kabupaten
sedangkan Bulungan,
untuk
di
Kabupaten
Tana, dan Kabupaten Malinau masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.33).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
74
Pemerintah Provinsi Kaltara
3.
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Rasio Dokter
Pencapaian dokter
posisi
relative
rasio
Grafik 4.34
(per 100.000 penduduk) di
Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2008 mencapai capaian
25,2%
berada
diatas
nasional
22,38%
berarti
baik. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi
Kaltara,
capaian
di
Kabupaten Malinau 65,90%, Kota Tarakan
43,10%,
Kabupaten
Bulungan 43,00%, Kabupaten Tana Tidung 37,50% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, sedangkan capaian untuk Kabupaten Nunukan 23,60% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada upaya perbaikan (Grafik 4.34). Tren pencapaian analisis relevansi
Grafik 4.35
rasio dokter (per 100.000 penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 belum relevan walaupun masih berada diatas capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan untuk rasio dokter di
Kaltim/Kaltara.
peningkatan
rasio
Laju
rata-rata
dokter
tidak
signifikan, terlihat dari 24,20 di tahun 2005 menjadi 25,20 di tahun 2008, terus menurun menjadi 23,77 di tahun 2011. Hal ini disebabkan, kemungkinan pertama dokter tidak betah bekerja, akibatnya mengusulkan mutasi baik ke ibukota kabupaten/kota di Kaltara dan atau mutasi ke luar Provinsi Kaltara, serta terjadinya peningkatan penduduk di Kaltara (Grafik 4.35).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
75
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Grafik 4.36
Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi
kebijakan
tingkat
kemiskinan terhadap pencapaian rasio dokter yang perlu untuk dituntaskan terdapat
di
wilayah
Kabupaten
Nunukan karena masuk kuadran 2 berwarna
merah
pertama,
sedangkan
Kabupaten
berarti
prioritas
untuk
Bulungan,
di
Kabupaten
Tana, dan Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.36).
4.
Jarak Puskesmas Terdekat
Pencapaian
posisi
relative
jarak
Grafik 4.37
puskesmas terdekat (km) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 24,96% berada diatas capaian nasional 10,05%
berarti
buruk.
Dari
5
kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 37,01% dan
Kabupaten
Nunukan
35,42%
berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Tana Tidung 17,63% dan di Kabupaten Bulungan 15,21
berada
diantara
capaian
nasional dan provinsi berarti agak baik
(telah
ada
perubahan),
sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan
4,73%
berada
dibawah
capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.37). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
76
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Tren pencapaian analisis relevansi jarak puskesmas terdekat Grafik (km)4.40di Provinsi
Kaltim/Kaltara
terhadap
nasional
tahun 2005-2011
tidak
relevan dan masih berada diatas capaian
nasional,
hal
ini
membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk jarak
puskesmas
mengatasi
terdekat
untuk
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara, walaupun ada program dokter terbang untuk melayani penduduk miskin di daerah terpencil, terisolasi, terluar di Kaltara, namun belum bisa menyentuh secara signifikan. Laju rata-rata penurunan jarak puskesmas terdekat di Kaltim/Kaltara cukup signifikan, terlihat dari 27,49 km di tahun 2005 menjadi 23,05 km di tahun 2008, dan naik kembali menjadi 24,96 km di tahun 2011 (Grafik 3.38).
Dari 5
Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian jarak puskesmas terdekat yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.39).
5.
Keluhan Kesehatan
Pencapaian posisi relative penduduk dengan keluhan
kesehatan
(%)
di
Provinsi
Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 18,99% berada dibawah capaian nasional 27,70% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Nunukan 40,20% berada diatas capaian
nasional
dan
provinsi
berarti
buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Bulungan 21,23% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian untuk di Kabupaten Malinau 18,17%, di Kabupaten Tana Tidung 16,59% dan di Kota LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
77
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Tarakan 11,66% berada dibawah capaian nasional
dan
provinsi
berarti
baik
(Grafik 4.40). Tren pencapaian analisis relevansi
penduduk
kesehatan
di
dengan
Provinsi
keluhan
Kaltim/Kaltara
terhadap nasional tahun 2002-2013 tidak relevan walaupun masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasi keluhan kesehatan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 3.41). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap penduduk dengan keluhan kesehatan yang perlu untuk dituntaskan
terdapat
di
wilayah
Kabupaten
Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.42).
6.
Pengobatan Sendiri
Pencapaian posisi relative penduduk dengan pengobatan
sendiri
(%)
di
Provinsi
Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 61,58% berada dibawah capaian nasional 63,10% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Nunukan 70,06% dan Kota Tarakan 66,48% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Bulungan 49,93%, LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
78
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Kabupaten Malinau 44,31% dan Kabupaten Tana Tidung 31,45% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.43). Tren
pencapaian
analisis
relevansi penduduk dengan pengobatan sendiri di Provinsi Kaltim/Kaltara nasional tidak
terhadap
tahun
2002-2013
relevan
walaupun
masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk keluhan
mengatasi
kesehatan
untuk
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 3.44). Dari
5
Kabupaten/Kota
di
Kaltara, intervensi kebijakan tingkat
kemiskinan
terhadap
penduduk dengan pengobatan sendiri
yang
perlu
untuk
dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan karena masuk kuadran 1
berwarna
merah
berarti
prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau,
Kabupaten
Tana
Tidung dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.45).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
79
Pemerintah Provinsi Kaltara
7.
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih
Pencapaian posisi relative kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 87% berada diatas capaian nasional 82,51% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan
95,90%,
diatas
capaian
nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kabupaten Malinau berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti agak baik (telah ada perubahan), capaian di Kabupaten Bulungan 79,86%, Kabupaten Tana Tidung 69,25% dan Kabupaten Nunukan 39,99% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah (Grafik 4.46). Tren pencapaian analisis relevansi kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 relevan dan berada diatas capaian nasional akan tetapi di tahun 2012 naik kembali dari 88,50% di tahun 2011 menjadi 90,83% di tahun 2013. Hal ini membuktikan belum ada perbaikan
yang
signifikan
untuk
mengatasinya untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 4.47).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
80
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) yang perlu untuk dituntaskan
terdapat
di
wilayah
Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung,
Kabupaten
Malinau
dan
Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.48).
8.
Angka Morbiditas Pencapaian
posisi
morbiditas
(%)
relative di
angka Provinsi
Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 9,18% berada dibawah capaian nasional 11,46% berarti baik (tidak bermasalah). Dari
5
kabupaten/kota
di
Provinsi
Kaltara, capaian di Kabupaten 17,20%, berada provinsi
diatas berarti
capaian Buruk,
nasional capaian
dan di
Kabupaten Bulungan 12,78% dan Kabupaten Malinau 9,19% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti agak baik (telah ada perubahan), capaian di Kabupaten Tana Tidung 9,62% dan Kota Tarakan 5,74% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik/tidak bermasalah. (Grafik 4.49).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
81
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Tren pencapaian analisis relevansi angka morbiditas (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 sangat relevan dan masih berada dibawah capaian nasional. Dalam 5 tahun terakhir akan angka morbiditas di Kaltara mengalami penurunan signifikan terutama terjadi pada tahun 2013 sebesar 3,01% dari 12,19% di tahun 2012 menjadi 9,18 di tahun 2013. Hal ini membuktikan telah terjadi perbaikan yang signifikan untuk mengatasi angka morbiditas untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 4.50). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kemiskinan
kebijakan
tingkat
terhadap
angka
morbiditas (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Kabupaten
Nunukan, Bulungan
dan karena
masuk kuadran 1 berwarna merah berarti sedangkan
prioritas capaian
pertama, untuk
di
Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.51).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
82
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
4.3. Capaian Bidang Infrastruktur Dasar Analisis
bidang infrastruktur
dasar
yang
merupakan
karekteristik
penting dalam
penanggulangan kemiskinan dan sering dinamakan indikator utama adalah indikator rumah tangga dengan sanitasi layak (%) , indikator rumah tangga dengan air minum layak (%) dan indikator rumah tangga dengan akses listrik (%). Capaian indikator-indikator tersebut di Provinsi Kaltara tahun 2012, sebagaian besar masih bermasalah, sehingga masih menjadi prioritas utama dalam penanggulangan kemiskinan. Berikut Capaian indikator-indikator bidang infrastruktur dasar yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara : 1.
Proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak
Pencapaian posisi relative proforsi rumah tangga Kaltim/Kaltara
tahun
2013
dengan sanitasi layak (%) di Provinsi
mencapai
72,69% berada diatas capaian nasional 60,45% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Tana Tidung 79,30% dan Kota Tarakan 75,38% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kabupaten Bulungan 62,63% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian di Kabupaten Nunukan 27,23% dan Kabupaten Malinau 19,98% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti bermasalah (Grafik 4.52). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 sangat relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar -1,81% dari 68,37% di tahun 2010 menjadi 66,56% di tahun 2011 walaupun di tahun 2012 naik menjadi 71,80% dan di tahun 2013 naik kembali menjadi 72,69% (Grafik 4.53).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
83
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi
kebijakan
tingkat
kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan karena masuk kuadran 1 berwarna
merah
berarti
prioritas
pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.54).
2.
Proporsi rumah tangga dengan air minum layak
Pencapaian
posisi
relative
proporsi rumah tangga dengan air minum layak (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara mencapai
tahun
2013
11,56%
berada
dibawah
capaian
nasional
40,82%
berarti
buruk
(bermasalah). kabupaten/kota
Dari di
5
Provinsi
Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 60,84%, Kabupaten Tana Tidung 47,52%, Kabupaten Nunukan 43,15%, dan Kabupaten Bulungan 42,60% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kota Tarakan 28,61% berada dibawah capaian nasional berarti buruk/bermasalah. Walaupun ke empat Kabupaten di Kaltara capaiannya sudah baik, hanya terdapat di ibukota kabupaten saja, sedangkan di ibukota kecamatan dan perdesaan proporsi rumah tangga dengan air minum layak masih bermasalah (buruk) disebabkan belum ada PDAM yang layak untuk melayani kebutuhan air bersih bagi penduduk. Penduduk hanya bergantung pada air sumur untuk MCK, sedangkan air hujan untuk dikonsumsi, sedangkan bagi penduduk yang berada di sekitar daerah aliran sungai LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
84
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
pada umumnya menggunakan air sungai untuk MCK termasuk untuk di konsumsi selain air hujan (Grafik 4.55). Tren
pencapaian
analisis
relevansi
proporsi rumah tangga dengan air mimun layak terhadap
di
Provinsi nasional
Kaltim/Kaltara
tahun
2002-2013
sangat relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2013 terjadi kenaika sebesar 0,56% dari 31,00% di tahun 2011 menjadi
31,56%
di
tahun
2011
(Grafik 4.56). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi
kebijakan
tingkat
kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan air minum layak yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kota Tarakan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas
pertama,
sedangkan
capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.57).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
85
Pemerintah Provinsi Kaltara
3.
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Proporsi rumah tangga dengan akses listrik Pencapaian posisi relative proporsi rumah tangga dengan akses listrik (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun
2013
mencapai
96,13%
berada dibawah capaian nasional 96,46%
berarti
(bermasalah).
buruk Dari
5
kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 100% berada
diatas
capaian
nasional
berarti baik (tidak bermasalah) namun 2 tahun terakhir ini di Kota Tarakan sangat kekurangan energy listrik
sehingga
sangat
sering
terjadi kematian listrik bergilir sehingga menjadi masalah utama dan besar di Kota Tarakan sebagai kota jasa dan pendidikan di Kaltara. Capaian akses listrik di Kabupaten Malinau 95,96%, Kabupaten Bulungan 95,07%,
Kabupaten
Tana
Tidung
93,43,52%, dan Kabupaten Nunukan 83,17%,
berada
dibawah
capaian
nasional dan provinsi berarti buruk (Grafik 4.58). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi rumah tangga dengan akses listrik di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 tidak relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
86
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2011 terjadi penurunan sebesar 1,59% dari 95,18% di tahun 2010 menjadi 93,59% di tahun 2011 walaupun di tahun 2012 naik menjadi 94,63% begitu juga di tahun 2013 naik menjadi 96,13% (Grafik 4.59). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan akses listrik (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.60).
4.
Proporsi desa dengan jaringan listrik
Pencapaian posisi relative proporsi desa Grafik 4.61
dengan jaringan listrik (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 96,52% berada diatas capaian nasional 96,25%
berarti
baik
(tidak
bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, hanya di Kabupaten Nunukan 42,15%, berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti
Grafik 4.62
buruk
(Grafik
4.61).
Tren
pencapaian analisis relevansi proporsi desa dengan jaringan listrik (%) di Provinsi nasional
Kaltim/Kaltara tahun
2002-2013
terhadap sangat
relevan dan berfluktuatif. Hal ini terlihat
pada
tahun
2002
terjadi
penurunan sebesar -2,08% dari 90,99% di tahun 2002 menjadi 88,91% di tahun 2005 terus naik sebesar 4,17% di tahun 2008 sehingga menjadi 93,08% kemudian naik menjadi 96,25,46% di tahun 2011 (Grafik 4.62).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
87
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara,
Grafik 4.63
intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi desa dengan jaringan listrik (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk
di
Kabupaten
Bulungan,
Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.63).
5.
Proporsi rumah tangga dengan akses jalan R4
Pencapaian posisi relative proporsi desa
Grafik 4.64
dengan akses jalan R4 (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 78,46%
berada
nasional
87,21%
dibawah
capaian
berarti
buruk
(bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi
Kaltara,
capaian
di
Kota
Tarakan 100%, Kabupaten Tana Tidung 100%, berada diatas capaian nasional Grafik 4.65
berarti
baik
(tidak
bermasalah).
Capaian akses jalan R4 di Kabupaten Bulungan 84,72% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah
ada
Kabupaten
perbaikan, Malinau
capaian
66,27%
dan
Kabupaten Nunukan 42,15%, berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti buruk (Grafik 4.64). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
88
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Tren pencapaian analisis relevansi Grafik 4.66
proporsi desa dengan akses jalan R4 di Provinsi
Kaltim/Kaltara
terhadap
nasional tahun 2002-2013 relevan dan berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2005 terjadi kenaikan sebesar 41,16% dari 53,04% di tahun 2002 menjadi 94,20% di tahun 2005 akan tetapi
terjadi
22,85% menjadi
di
penurunan
tahun
71,25%
2008
sebesar sehingga
kemudian
naik
menjadi 78,46% di tahun 2011 (Grafik 4.65). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi desa dengan akses jalan R4 (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.66).
6.
Aksesibilitas Pasar Tradisional (km) Grafik 4.67
Pencapaian posisi relative aksesbulitas pasar
tradisional
Kaltim/Kaltara
(km)
tahun
di
2011
Provinsi mencapai
42,94% berada diatas capaian nasional 14,39% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara berada, capaian di Kabupaten Malinau 63,50%, Kabupaten Nunukan 44,40%, berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk, capaian di Kabupaten Bulungan 42,13% dan Kabupaten Tana Tidung 34,45% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian di Kota Tarakan 5,17% dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.67).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
89
Pemerintah Provinsi Kaltara
Tren pencapaian analisis relevansi
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Grafik 4.68
aksebilitas pasar tradisional (km) di Provinsi nasional
Kaltim/Kaltara tahun
terhadap
2002-2013
sangat
relevan dan meningkat, hal ini terlihat pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 4,34% dari 47,82% di tahun 2005 menjadi 43,48% di tahun 2008 terus turun sebesar 0,54% di tahun 2011 sehingga menjadi 42,94% (Grafik 4.68). Dari 5 Kabupaten/Kota di
Grafik 4.69
Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap aksebilitas pasar tradisional (km)
yang
perlu
dituntaskan
untuk
terdapat
di
wilayah Kabupaten Malinau, Kabupaten Kabupaten Kabupaten karena berwarna
Nunukan, Bulungan, Tana
masuk
dan
Tidung
kuadran
merah
1
berarti
prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.69).
4.4. Capaian Bidang Ketenagakerjaan Analisis bidang ketenagakerjaan yang merupakan indikator daerah, juga sangat penting dalam penanggulangan
kemiskinan.
Indikator-indikator
tersebut
adalah
indikator
Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) (%) , indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%), dan Indikator Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) (%). Capaian indikator-indikator tersebut di Provinsi Kaltara tahun 2012, sebagaian besar masih bermasalah, sehingga masih menjadi
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
90
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
prioritas utama dalam penanggulangan kemiskinan. Berikut Capaian indikator-indikator Ketenagakerjaan yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara Tahun 2012 : 1.
Jumlah Angkatan Kerja (Jiwa)
Pencapaian posisi relative jumlah angkatan kerja (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun
Grafik 4.70
2012 mencapai 1.777.381 jiwa naik sebesar 12.685 jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah
1.764.696
jiwa.
Dari
5
kabupaten/kota di Provinsi Kaltara paling terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan 93.800 jiwa, Kabupaten Nunukan 71.635 jiwa, Kabupaten Bulungan 54.016 jiwa, Kabupaten Malinau 33.099 jiwa dan Kabupaten Tana Tidung 7.226 jiwa (Grafik
Grafik 4.71
4.70). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap jumlah angkatan kerja (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di 5 kabupaten/kota se-Kaltara karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama (Grafik 4.71).
2.
Jumlah Bekerja (Jiwa)
Pencapaian posisi relative jumlah bekerja (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2012 mencapai 1.619.118 jiwa naik sebesar 28.115
Grafik 4.72
jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah 1.591.003 jiwa. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi
Kaltara
jumlah
angkatan
paling
terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan 86.052 jiwa, Kabupaten Nunukan 63.159 jiwa, Kabupaten Bulungan 49.210 jiwa, Kabupaten Malinau 30.045 jiwa dan Kabupaten Tana Tidung 6.590 jiwa (Grafik 4.72). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
91
Pemerintah Provinsi Kaltara
Untuk
Kabupaten/Kota
di
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
Kaltara,
2015
Grafik 4.73
intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap jumlah angkatan kerja (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di 5 kabupaten/kota se-Kaltara karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama (Grafik 4.73).
3.
Jumlah Pekerja Tidak Penuh (Jiwa)
Pencapaian posisi relative jumlah pekerja tidak
penuh
(jiwa)
Kaltim/Kaltara tahun
di
Grafik 4.74
Provinsi
2012 mencapai
363.369 jiwa turun sebesar 9.574 jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah 353.795 jiwa. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara jumlah pekerja tidak penuh paling terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan 11.405 jiwa, Kabupaten Nunukan 23.978 jiwa, Kabupaten Bulungan 13.568 jiwa, Kabupaten Malinau Grafik 4.75
10.872 jiwa dan Kabupaten Tana Tidung 2.392 jiwa (Grafik 4.74). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi
kebijakan
tingkat
kemiskinan terhadap jumlah pekerja tidak penuh (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, di Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.75).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
92
Pemerintah Provinsi Kaltara
2015
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
4.5. Capaian Bidang Pertumbuhan Ekonomi Analisis bidang ekonomi difokuskan pada dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Kedua indikator ini yang dianggap paling berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Berikut Capaian indikator-indikator pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara : 1.
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Pencapaian pertumbuhan ekonomi (%)
Grafik 4.76
di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 1,74% turun sebesar 3,21% dibanding tahun 2010 sebesar 4,95% berada dibawah capaian nasional di tahun 2011 sebesar 6,52% berarti buruk/bermasalah. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara
pencapaian
pertumbuhan
ekonomi di tahun 2010 paling terbesar ke terkecil, di Kabupaten Malinau 13,90%, Kota Grafik 4.77
Tarakan 8,20%, Kabupaten Tana Tidung 5,77%, Kabupaten Bulungan 5,63% dan Kabupaten Nunukan 5,63% (Grafik 4.76). Untuk
Kabupaten/Kota
di
Kaltara,
intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2010
yang
terdapat
di
perlu
untuk
dituntaskan
Kabupaten
Nunukan,
Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, capaian di Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan berada di kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.77).
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
93
Pemerintah Provinsi Kaltara
2.
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Inflasi (%)
Pencapaian inflasi (%) di Provinsi Kaltara tahun 2011 yang di wakili oleh Kota Tarakan naik sebesar 1,49% dibanding tahun 2010 dari
Grafik 4.78
6,43% di tahun 2011 menjadi 7,92% di tahun
2010.
(Grafik
4.78).
Untuk
Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap tingkat inflasi tahun 2011 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di Kota Tarakan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, capaian di
Grafik 4.79
Kabupaten
Malinau,
Kabupaten
Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung berada di kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.79).
4.6. Analisis Akar Masalah Per Indikator Penemuan akar masalah untuk setiap indikator yang masih bermasalah dapat dilihat dari sudut pandang pemerintah selaku penyedia layanan dan masyarakat selaku pengguna jasa layanan. Akar masalah tidak selalu bersumber dari kurangnya fasilitas layanan publik yang disediakan pemerintah, namun dapat juga bersumber dari persepsi masyarakat terhadap layanan pemerintah atau budaya dan sosial ekonomi menjadi hambatan masyarakat mengakses layanan pemerintah.
Sebagai
contoh,
prioritas
intervensi
pemerintah
terhadap
program
penanggulangan kemiskinan bidang pendidikan adalah pada indikator APK SD. Indikator APK SD yang masih rendah dapat dilihat dari bagaimana layanan publik yang telah disediakan oleh pemerintah, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap layanan yang telah disediakan pemerintah, apakah mereka langsung dapat memanfaatkannya ataukah ada faktor budaya, LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
94
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
sosial ekonomi masyarakat yang menhambat mereka untuk mengkases layanan pendidikan. Misalnya saja, setelah tamat SD, karena ekonomi keluarga kekurangan, maka anak yang tamat SD diminta oleh orang tuanya untuk membantu bekerja mencari nafkah keluarga dan tidak diberi melanjutkan sekolah ke janjang SMP. Secara lebih rinci akar masalah dapat dilakukan dengan analisis ketersediaan dan pemanfaatan berikut: Tabel 4.2. Analisis Ketersediaan dan Pemanfaatan No
Indikator Utama
Aspek Ketersediaan (Supplay)
Indikator Pendukung
1 A
2
3
4
Pendidikan
1
APK SD/MI (%)
2
APM SMA/MA (%)
3
APS usia 7-12 tahun (%)
4
APS usia 13-15 tahun (%)
5
APS usia 16-18 tahun (%)
- tersedianya gedung sekolah, rasio guru cukup, pendidikan gratis SD s/d SMA/SMK hanya di perkotaan yang bisa diakses transfortasi darat. - budaya membantu orang tua bekerja untuk mencukupi kebutuhan pangan
kebijakan dana pendidik 20% melalui APBD, jarak sekolah jauh, bis sekolah hanya bagi siswa di perkotaan, tersedianya lapangan kerja informal, membantu ortu mencari nafkah (nelayan, buruh, berkebun, berladang, berburu),
B 1
Kesehatan AKB
2 3 4
Rasio Bidan Rasio Dokter Jarak Puskesmas Terdekat
5 6 7
Keluhan Kesehatan Pengobatan Sendiri Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih
komitmen dan keberpihakan pemda terhadap pelayanan kesehatan masyarakat sangat tinggi terjangkau sehingga mutasi baik ke ibukota kab/kota di Kaltara maupun ke luar Kaltara
8
Angka Morbiditas
- Tenaga medis hanya terfokus di Ibukota kab/kota, tersedianya bangunan rumah sakit, puskesmas, pustu dan posyandu akan tetapi alat medis minin, tersedianya mobil ambulance, speedboat ambulance, dan tenaga medis tidak betah ditempat kerjanya terutama diperdesaan, lebih mempercayai dukun beranak karena biayanya terjangkau
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
95
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Lanjutan Tabel 4.2. 1 C 1
2 Infrastruktur Dasar Sanitasi Layak
3
2
Air Minum Layak
- Daya pembangkit listrik terbatas (diesel)
3
Akses Listrik
- Melimpahnya batubara, angin, dan gelombang laut
4
Jaringan Listrik
- melimpahnya batu gunung, tanah urug, dan kayu hutan
5
Akses Jalan R4
- jalan yang ada belum diperbaiki dan diaspal
6
Aksebilitas Pasar Tradisional
-
D 1
Ketenagakerjaan Jumlah Tenaga Kerja
- melimpahnya potensi SDA
2 3
Jumlah Bekerja Jumlah Pekerja Tidak Penuh
mahalnya ongkos angkut barang dan jasa serta biaya hidup
E 1
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
2
Inflasi
- Daerah aliran sungai (DAS) yang melimpah
4 infrastruktur jalan dan jembatan yang dibangun belum berkualitas, jika telah dibangun hanya menyentuh sebagian kecil pemukiman penduduk miskin di Kaltara, akibatnya tenaga kependidikan, tenaga medis, dan pelayanan dasar lainnya jadi tidak betah, sementara SDA di perdesaan di Kaltara sangat melimpah termasuk bonus demografi akan tetapi kualitas dan kuantitasnya tidak memadai
belum terbangunnya jalan hingga ke pemukiman penduduk asli di Kaltara baik di pegunungan dan pesisir
- melimpahnya potensi SDA
sulitnya aksebilitas jalan layak untuk memanfaatkan SDA
- Daya saing daerah masih rendah
belum terbangunnya sarana penunjang daya saing daerah yang berkualitas (BLK) berbasis keunggulan ekonomi daerah
- Kota Tarakan rujukan inflasi daerah
tersedianya pasar modern
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
96
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Lanjutan Tabel 4.2. No
Indikator Utama
Faktor Pemanfaatan (Demand)
1 A
2
5
Pendidikan
1
APK SD/MI (%)
2
APM SMA/MA (%)
3
APS usia 7-12 tahun (%)
4
APS usia 13-15 tahun (%)
5
APS usia 16-18 tahun (%)
B 1
Kesehatan AKB
2 3 4
Rasio Bidan Rasio Dokter Jarak Puskesmas Terdekat
5 6 7
Keluhan Kesehatan Pengobatan Sendiri Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih
8
Angka Morbiditas
rendahnya arti penting bersekolah bagi kebanyakan masyarakat miskin, terpaksa putus sekolah demi memenuhi kebutuhan primer keluarga, sulitnya mendapatkan guru yang betah mengajar, mahalnya biaya transfortasi ke sekolah
rendahnya regulasi untuk mempercepat membangun infrastruktur jalan, jembatan dan sarana angkutan umum bagi penduduk di Kaltara sehingga tenaga medis dan kependidikan tidak betah dilokasi kerjanya
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
Indikator Pendukung 6 Perlunya sinkronisasi, harmonisasi dan akselerasi dari seluruh peran para stakeholder (pemerintah, agama, masyarakat, pelaku usaha) di Kaltara yang dipayungi oleh peraturan yang pro terhadap percepatan penanggulangan kemiskinan di daerah
97
Pemerintah Provinsi Kaltara
Menuju Kesejahteraan Rakyat Kaltara
2015
Lanjutan Tabel 4.2. 1 C 1
2 Infrastruktur Dasar Sanitasi Layak
2
Air Minum Layak
3
Akses Listrik
4
Jaringan Listrik
5
Akses Jalan R4
6
Aksebilitas Pasar Tradisional
D 1
Ketenagakerjaan Jumlah Tenaga Kerja
2 3
Jumlah Bekerja Jumlah Pekerja Tidak Penuh
E 1
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi
2
Inflasi
5
6
ekspektasi masyarakat Kaltara sangat tinggi terhadap percepatan pembangunan di Kaltara terutama di perdesaan terpencil, terisolasi dan terluar
tersedianya bahan bangunan dan summber energi yang terbarukan belum pernah dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat
tenaga kerja belum kompeten dan daya saing tenaga kerja rendah
Kondisi alam Kaltara kaya perlu tenaga kerja yang mumpuni untuk dikelolah
SDA yang tersedia belum berdampak optimal terhadap pengentasan penduduk miskin di Kaltara
SDA melimpah terdapat di daerah perdesaan, terisolasi, terpencil dan pulaupulau kecil
rendahnya SDM daerah
barang yang dikonsumsi penduduk miskin tidak disubsidi, barang yang tersedia dan dikonsumsi penduduk miskin paling banyaknya berasal dari negara tetangga
LP2KD Prov. Kaltara, 2014-2015
98