BAB IV Pokok Pembahasan Desain
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN
4.1
Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh suatu nilai yang optimal. Dari data spesifikasi perencanaan yang akan digunakan sesuai dengan gambar dibawah terdapat dimensi sebagai berikut : 1. Bangunan direncanakan akan digunakan sebagai hunian apartemen dan perkantoran 2. Struktur direncanakan dengan tingkat daktilitas penuh 3. Bangunan 10 lantai 4. Lokasi struktur berada di wilayah gempa 5 lunak 5. Sistem pelat yang digunkan adalah konvensional 6. Kuat tekan beton fc’30 Mpa
= 300 kg/cm2
7. Tegangan leleh tulangan pokok baja fy
= 400 Mpa
8. Tegangan leleh tulangan sengkang baja fys = 240 Mpa 9. Modulus elastistas beton /Ec
= 4700
′ Mpa
= 4700 √30 Mpa = 25742,96 Mpa 10. Modulus elastisitas baja
= 2 x 105
11. Tinggi lantai 1-10
=4m
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
43
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.1 Denah Perencanaan 4.1.1 Pra Rencana Plat 4.1.1.a Menentukan Dimensi Balok Dimensi Balok h=
×
s/d
×
× 720 s/d
→
× 720
= 60 cm s/d 72 cm → 66 cm ≈ 65 cm
= Diambil h = 65 cm
Dari persamaan 2.8 didapat lebar balok sebagai berikut : b=
× ℎ s/d
×ℎ→
× 65 s/d
× 65
= 32,5 cm s/d 43,33 cm =
,
,
→ 37,9 cm ≈ 40 cm
Diambil b = 40 cm Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
44
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Jadi dimensi balok induk yang digunakan untuk arah y dan arah x adalah 65/40 cm. Ukuran b dan h emenuhi syarat 0,5 < < 0,65 4.1.1.b Dimensi balok anak satu arah
Gambar 4.2 dimensi balok satu arah Terhadap arah x h=
×
×
s/d
× 360 s/d
→
× 360
= 36 cm s/d 30 cm → 33 cm ≈ 35 cm
=
Karena desain untuk balok anak maka asumsi h = 35 cm Dari persamaan 2.8 didapat lebar balok sebagai berikut : b=
× ℎ s/d
×ℎ→
× 35 s/d
× 35
= 17,5 cm s/d 22,5 cm =
,
,
→ 20 cm ≈ 20 cm
Diambil bo = 20 cm Jadi dimensi balok anak yang digunakan untuk arah y adalah 35/20 cm. 4.1.1.c Menentukan Tebal Plat Diambil luas area palat terlebar yaitu 360 x 720 seperti gambar dibawah ini : Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
45
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.3 Area plat terluas b = 40 cm ln = luas bentang ter panjang - 0,5 x b – 0,5 x b ln = 720 – ( 0,5 x 40 ) – ( 0,5 x 40 ) ln = 720 – 20 – 20 ln = 680 cm =
= 680/360 = 1,8 < 2
Dari persamaan 2.1 didapat tebal minimum pelat sebagai berikut : ,
Tidak boleh kurang dari → h ≤ × ,
=
( × , )
→ 10,42 cm
Dari persamaan 2.2 didapat tebal maksimum pelat sebagai berikut : ,
Tidak perlu lebih dari →
h≤ × ,
→ 15,11 cm Karena batas minimum tebal plat untuk memenuhi standart ketebalan, maka tebal plat yang digunakan terhadap koefisien jepit plat adalah ha = 12 cm
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
46
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
4.1.1.d Menentukan koefisien jepit pelat (αm) Koefisien jepit pelat, αm merupakan nilai rata-rata α untuk semua balok pada tepi suatu panel.
Gambar 4.4 Diagram letak α Koefisien jepit pada Plat
Balok tepi α1= α4
Gambar 4.5 Penampang balok L satu ujung menerus Untuk α1
(asumsi tebal pelat 120 mm) balok dengan satu uajung
menerus. ht <
=
= 34,2 cm ≈ 35 cm
bo = 40 cm ha = 12 cm be <
× 720 = 180 cm
be < bo +
= 20 +
= 370 cm
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
47
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
be < bo + 6 (12) = 20 + 72 = 92 cm diambil lebar ter kecil be = 92 cm Icb
= C1 x bo x ht3
C1
=
I2b
= C1 ∙ bo ∙ ht
[1 + (
− 1)( ) 3 +
(
)
= 0,153
= 0,153 x 20 x 353 = 131197,5 cm4
I2p
=
x 300 x 123
= 43200 cm4 =
=
,
= 3,06 cm
Balok 2 ujung menerus
Gambar 4.6 Penampang balok T dengan 2 ujung menerus ht >
=
= 34,2 cm
diambil ht = 30 cm
bo = 20 cm
be < × 720 = 180 cm be < bo +
+
= 760 cm
be < bo + 8 (12) + 8 (12) = 212 cm diambil nilai terkecil be = 180 cm
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
48
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
− 1)( ) 3 +
[1 + (
C1
=
I2b
= C1 ∙ bo ∙ ht
] = 0,94 cm
= 0,94 x 20 x 303 = 507600 cm I2p
=
∙ 720 ∙ 12
= 103680 cm =
=
= 4,89 cm Karena panjang bentang sama maka α 2 = α 3 = 4,89 cm α 1 = α 4 = 3,06
α rata-rata =
,
,
,
,
= 3,97 cm
fy = 300 Mpa
ℓ n = bentang bersih terpendek pelat = 360 cm α m = 3,97 > 2,0 ,
Tidak perlu lebih dari →
h≥
=
, × , ( , ) ,
,
,
= 7,21cm ≤ 12 cm Jadi tebal palat yang dipakai adalah 12 cm
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
49
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
4.1.1.e Periksa Kekakuan Pelat Terhadap Lendutan (δ) Pelat Bagian Tengah Pembebanan Ultimit Pada Lantai Beban Mati :
0,12 m x 24 KN/m2
=
2,8 KN/m2
Berat Penutup Lantai :
(Keramik + Semen)
=
1,6 KN/m2
=
4,4 KN/m2
Beban hidup untuk lantai perkantoran (250 kg/m2) =
2,5 KN/m2
Tebal Pelat
+
Beban hidup (WL / LL)
Beban ultimit ( Wu ) = 1.2 DL + 1.6 LL = 1.2 x 4,4 + 1.6 x 2,5 = 9,28 KN/m2 Dari persamaan 2.5 dan 2.6 didapat momen lentur pelat (D) lendutan pelat (δ) sebagai berikut : D=
∙ (
)
,
=
(
, ,
)
= 38614440,3 KN/m Δ= =
,
,
, ,
= 0,0028 m = 0,28 cm Lendutan izin maksimum (δizin) = L/480 =
= 1,5 cm sehingga : δ <
δizin = 0,28 cm < 1, 5 cm maka tebal pelat 12 cm dapat digunakan. Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
50
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Pemeriksaan rasio luas tulangan (ρ) pelat Untuk balok yang ujungnya menerus dari tabel 4.1 koefisien momen (Vis dan Kusuma, 1997) memiliki koefisien momen =
, maka :
M = koef. Momen * Wu * ln2 M = 1/10 x 9,28 x 6,82 = 42,91 KN/m Asumsi diameter tulangan utama = ø 22 mm Asumsi diameter tulangan sengkang = ø 10 mm Asumsi tebal penutup beton = 40 mm Tinggi efektif (d)
= 120 - 40 - 10 = 70 mm = 0.07 m
, .
( .
)
= 8757,29 KNm
Untuk mencari nilai ρ perlu diketahui data-data sebagai berikut :
Φ=1
fc’ = 30 Mpa
fy = 400 Mpa
dari tabel 5.1.j (Vis dan Kusuma, 1997) dengan interpolasi didapat nilai ρ = 0.01755 0.0038 < 0.01755 < 0.0538 .........Ok! Jadi tebal pelat 12 cm dapat dipakai.
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
51
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
4.1.2 Pra Rencana Balok 4.1.2.a Balok Normal (Balok induk) Ditinjau dari luas lantai bentang terpanjang yaitu pelat 720 x 720 cm Dimensi balok 40/65
Gambar 4.7 Dimensi balok rencana
Tinggi balok ( h )
= 65 cm
Lebar balok ( b )
= 40 cm
Dimensi ini kemudian diperiksa dengan syarat-syarat :
bw min ≥ 250 mm 400 mm ≥ 250 mm .....Ok!
≥ 0.3
= 0,61 ≥ 0.3 .....Ok!
min < < max ,
<
<
0.0035 < ρ < 0.0175 4.1.2.b Periksa Kekakuan Balok Terhadap Lentur Pembebanan Balok Beban Mati
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
52
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
:0,12 m x 24 KN/m2 =
Tebal Pelat
Berat Penutup Lantai
2,8
:(Keramik + Semen) =
KN/m2 1,6
KN/m2 KN/m2
Berat Plafon + Rangka
=
0,18
Berat sendiri balok 0,4 x 0,65 x 24
=
6,24 KN/m2 + 2 10,9 KN/m
=
Beban Hidup
:
2,5 KN/m2
Wu
:
1,2 (qd) + 1,6 (ql)
:
1,2 (10,9) + 1,6 (2,5)
:
17,08 KN/m2
4.1.2.c Pemeriksaan rasio luas tulangan (ρ) balok Untuk balok yang ujungnya menerus dari tabel 4.1 koefisien momen (Vis dan Kusuma, 1997) memiliki koefisien momen =
, maka :
= koef. Momen x Wu x ln2
M
x 17,08 x 6,82
=
= 72,97 KN/m2 Asumsi diameter tulangan utama = ø 22 mm Asumsi diameter tulangan sengkang = ø 10 mm Asumsi tebal penutup beton = 50 mm Tinggi efektif (d)
= 650 – 50 - 10 = 590 mm = 0,59 m
=
, .
( .
)
= 567,2 mm
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
53
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Untuk mencari nilai ρ perlu diketahui data-data sebagai berikut :
Φ=1
fc’ = 30 Mpa
fy = 400 Mpa
d’/d = 4/34 = 0,1176 ≈ 0.1
dari tabel 5.3.j (Vis dan Kusuma, 1997) dengan interpolasi didapat nilai ρ = 0.0076735 0.0035 < 0.00778 < 0.0175 .........Ok! Jadi dimensi balok 40/65 dapat dipakai. 4.1.3 Pra Rencana Kolom Penentuan Ukuran Kolom Dengan mempertimbangkan keekonomisan struktur, dimensi kolom normal dibagi dalam 3 bagian, yaitu dengan pembagian 1-4, 5-7, 8-10.
Gambar 4.8 Beban kolom terbesar
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
54
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
1. Pra Rencana Kolom Lantai 8-10 Kolom Normal a. Pembebanan Lantai Atap Lantai
Atap
Elemen
Berat sendiri pelat Berat sendiri balok Plafon + M/E Water profing Air Hujan
Luas Area P
L
7,2 7,2 7,2 7,2 7,2
6 6 6 6 6
Pelat
0,12
Koef. Beton
24 24
Ukuran Balok
Koefisien
B
H
0,4
0,65
Berat elemen
124,416 67,1616 0,5 21,6 0,15 6,48 0,5 21,6
Tabel 4.1 Perhitungan pembebanan lantai atap Beban Mati Pd10
= 124.416 + 67,16 +21,6 + 6,48 + 21,6 = 219,65 KN
Beban Hidup Pl10
= 7,2 x 6 x 1 = 43,2 KN
Pu10
= 1,2 ( Pd10 ) + 1,6 ( Pl10 ) = 263,58 + 69,12
= 332,7 KN
b. Pembebanan Lantai 9 Digunakan untuk perkantoran Lantai
Atap
Elemen
Luas Area
Tebal
P
L
Plat
Berat sendiri Plat
7.2
6
0.12
Berat sendiri Balok
7.2
6
Plafound + ME
7.2
6
Ukuran Balok B
0.4
H
0.65
Koef
Koef
Hasil
Beton
Elemen
Koefisien
24
124.416
24
67,16 0.5
21.6
Tabel 4.2 Perhitungan pembebanan kolom lantai 9 Beban Mati Pd9
= 124,416 + 67,16 +21,6 = 260,69 KN
Beban Hidup Pl9
= 7,2 x 6 x 2,5 = 108 KN
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
55
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Pu9
= 1,2 ( Pd9 ) + 1,6 ( Pl9 ) + Pl10 = 312,83 + 172,8 + 332,7 = 818,34 KN
c. Pembebanan Lanta 8 Lantai Atap
Elemen Berat sendiri Plat Berat sendiri Balok Plafound + ME
Luas Area P L 7.2 6 7.2 6 7.2 6
Tebal Plat
Ukuran Balok B H
0.12 0.4 0.65
Koef Beton 24 24
Koef Elemen
0.5
Hasil Koefisien 124.416 67,16 21.6
Tabel 4.3 Perhitungan pembebanan kolom lantai 8 Beban Mati Pd9
= 124.416 + 67,16 +21,6 = 260,69 KN
Beban Hidup Pl9
= 7,2 x 6 x 2,5 = 108 KN
Pu8
= 1,2 ( Pd8 ) + 1,6 ( Pl8 ) + Pu9 = 312,83 + 172,8 + 818,34 = 1303,98 KN
Untuk penentuan desain kolom semua disamaratakan, jadi untuk kolom normal sama dengan kolom besar. Dari data diatas, dapat dihitung dimensi dari kolom dengan menggunakan: Ag ≥
, ∗
Ag = b x d Ag = 2/3 x d x d d
= 3/2 x Ag
H = d + 40 Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
56
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Ag ≥
,
′
,
=
∗
,
= 1082420 mm2
′
Ag = b x d Ag = 2/3 d x d d2 = x Ag x 1082420 mm2
=
d = √721613,33 mm d = 849,47 mm H = d + 40 H = 849,47 + 40 = 889,47 mm b = 2/3 H b = 2/3 x 889,47 mm = 592,98 mm Perhitungan lantai lainnya dengan rumus yang sama, dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Lantai 10
Pl
Pd
Pu
Ptotal
43,2
219,6576
332,7091
332,7091
9
108
260,6976
485,6371
818,3462
8
108
260,6976
485,6371
1303,983
7
108
260,6976
485,6371
1789,62
6
108
260,6976
485,6371
2275,258
5
108
260,6976
485,6371
2760,895
4
108
260,6976
485,6371
3246,532
3
108
260,6976
485,6371
3732,169
2
108
260,6976
485,6371
4217,806
1
108
260,6976
485,6371
4703,443
Tabel 4.4 Perhitungan Kolom Normal
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
57
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Pu Lantai
Koef. (n)
fc'
Ag
fy 2
2
(N)
(N/mm )
(N/mm )
b=h
Pembulatan
t (mm²)
(mm)
(mm)
Dimensi yg digunakan
10
0,17
332,71
30
400
0,01
57562,13
239,92
250
400
9
0,17
818,35
30
400
0,01
141582,39
376,27
400
400
8
0,17
1303,98
30
400
0,01
225602,66
474,98
450
400
7
0,17
1789,62
30
400
0,01
309622,92
556,44
550
600
6
0,17
2275,26
30
400
0,01
393643,18
627,41
600
600
5
0,17
2760,89
30
400
0,01
477663,45
691,13
700
600
4
0,17
3246,53
30
400
0,01
561683,71
749,46
750
800
3
0,17
3732,17
30
400
0,01
645703,97
803,56
800
800
2
0,17
4217,81
30
400
0,01
729724,24
854,24
850
800
1
0,17
4703,44
30
400
0,01
813744,50
902,08
900
800
Tabel 4.5 Perhitungan Dimensi Kolom Perhitungan Beban-beban Struktur a) Beban Mati (Dead Load/D)
Plafon + Rangka
: 0,18 KN/m2
Penutup lantai (keramik + Semen)
: 1,6 KN/m2 +
total
: 1,78 KN/m2
b) Beban Hidup (Live Load/L)
Beban Hidup
: 2,5 KN/m2
c) Beban Atap
Beban hujan (R)
: 1 KN/m2
Beban orang (A)
: 0,5 KN/m2
Dipilih yang terbesar
d) Beban Gempa Statik Ekivalen Perhitungan berat total bangunan:
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
58
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Perhitungan berat sendiri bangunan baik perlantai maupun total keseluruhan telah dihitung secara otomatis oleh program ETABS namun perhitungan tersebut belum memasukkan unsur beban hidup dan mati yang diinput ke dalam model. Karena itu penambahnya dilakukan secara manual sebagai berikut: Lantai 10 Kolom
=
645,8 KN
Balok
=
2940,8 KN
Pelat
=
1198,08 KN
Beban Mati (DL)
332,7 x 0,18
=
59,88
KN
Beban Hidup (LL)
1 x 0,3 x 332,7
=
99,81
KN +
=
4944,37 KN
Jumlah
Dengan cara yang sama seperti di atas diperoleh resume seperti berikut: Total waktu getar Bangunan (T) T = T = 0,06 ∙
= 0,06 ∙ (40) = 0,95 detik
Faktor Keutamaan I=I ∙ I I = 1,0 × 1,0 = 1,0
Koefisien dasar gempa (C) untuk struktur wilayah gempa 5 lunak
C=
,
=
, ,
= 0,947
Dari grafik 2.3 wilayah gempa 5 tanh lunak didapat C = 0,9 (Lurus)
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
59
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Tabel 4.6 faktor kuat lebih struktur f2 dan faktor kuat lebih total f yang terkandung di dalam struktur gedung SNI 03-1726-2002
Faktor Reduksi Gempa (R) 1,6 ≤
=
∙
≤
Dimana : R
= Faktor Reduksi Gempa = Faktor Daktilitas Untuk Struktur Gedung (µ= 5,3 daktail penuh) = Faktor Kuat Lebih Beban Beton dan Bahan ( =
∙
= 1,6)
= 5,3 ∙ 1,6 = 8,48
Maka, data yang didapat adalah
= ,
= ,
Gaya Geser Horizontal Terhadap Gempa (V) sepanjang gedung ∙
V = V = =
,
∙W ∙
,
∙ 107194,05 KN
= 11921,23 KN
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
60
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Menurut peraturan SNI-03-1726-2002, untuk pembagian sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang menangkap pada pusat massa lantai yaitu: Fi =
∙ ∑
∙
∙
∙V
Distribusi gaya geser horizontal total akibat gempa sepanjang tinggi gedung :
=
=
,
,
= 1,28
= 1,04 Beban Beban Mati
Lantai
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Total
Pelat (KN)
Balok (KN)
Kolom (KN)
3454 2940,8 645,8 3454 2940,8 645,8 3454 2940,8 645,8 3454 2852,1 1453 3454 2852,1 1453 3454 2852,1 1453 3454 2763,4 2583,1 3454 2763,4 2583,1 3454 2763,4 2583,1 3454 2763,4 2583,1 34540 28432,3 16628,8
Screed + keramik +plafond +mekanikal dan electrical (KN)
Beban Hidup (KN)
Wd (KN)
Wl (KN)
599,04 359,424 6993,84 359,424 2132,58 898,56 9173,18 898,56 2132,58 898,56 9173,18 898,56 2132,58 898,56 9891,68 898,56 2132,58 898,56 9891,68 898,56 2132,58 898,56 9891,68 898,56 2132,58 898,56 10933,08 898,56 2132,58 898,56 10933,08 898,56 2132,58 898,56 10933,08 898,56 2132,58 898,56 10933,08 898,56 19792,2816 8446,464 98747,5816 8446,464
Wu (KN)
7353,264 10071,742 10071,742 10790,242 10790,242 10790,242 11831,642 11831,642 11831,642 11831,642 107194,05
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Beban Mati dan Beban Hidup
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
61
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Tinggi gedung (h)
Wu (KN)
7353,264 10071,742 10071,742 10790,242 10790,242 10790,242 11831,642 11831,642 11831,642 11831,642 107194,05
40 36 32 28 24 20 16 12 8 4
Load to joint wu x h (KN)
Fi(x,y) (KN)
294130,56 362582,726 322295,757 302126,787 258965,818 215804,848 189306,278 141979,709 94653,1392 47326,5696 2229172,19
1572,96 1939,03 1723,58 1615,72 1384,90 1154,09 1012,38 759,28 506,19 253,09 11921,23
Fi x (KN)
Fi y (KN)
224,71 277,00 246,23 230,82 197,84 164,87 144,63 108,47 72,31 36,16
262,16 323,17 287,26 269,29 230,82 192,35 168,73 126,55 84,36 42,18
Tabel 4.8 Tabel Distribusi Beban Gempa Horizontal Gempa Statis Arah X,Y Dari hasil perhitungan pada tabel distribusi beban gempa diatas langkah selanjutnya adalah menginput hasil dari tabel ke program ETABS.
4.3.4
Permodelan Pembebanan Struktur 1.
Beban Mati dan Beban Hidup
Permodelan struktur yang penulis pakai menggunakan program ETABS. Pada software ini dalam memberikan beban tidak memperhitungkan dari beban elemen struktur sendiri, karena seluruh berat elemen struktur secara otomatis telah dimasukkan sebagai beban mati. Pada program ETABS, penulis mencoba mendisain struktur yang tidak melebihi gaya deformasi yang diizinkan.
̅ =
,
x H. penulis mencoba
membesarkan dimensi balok yang berada pada sudut bangunan yang berbentuk lingkaran. Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
62
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
2.
Beban Gempa
Dalam perencanaan beban gempa pada bangunan ini cukup hanya dilakukan analisa beban statis saja. Dikarenakan tinggi total dari struktur tidak lebih dari 40 m.
Gambar 4.9 Denah Lantai elevation
Gambar 4.10 Desain struktur 3D Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
63
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.11 Pembebanan Beban Mati Struktur
Gambar 4.12 Pembebanan Beban Hidup Struktur
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
64
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Pembebanan pada struktur ini dijelaskan sebagai berikut, penambahan beban mati sebagai beban merata yaitu 1,78 kN/m2 merupakan beban screed + plafon + Mekanikal dan Electrikal yang belum terdistribusi langsung pada program, beban sendiri pelat dan beban sendiri balok tidak diinput karena telah terdistribusi langsung ketika input dimensi pada program. Pembebanan hidup struktur yaitu 2,5 kN/m2 untuk lantai 1-9 sedangkan lantai atap menggunakan beban 1 kN/m2, beban dapat berubah-ubah sesuai peruntukan ruang / bangunan.
Gambar 4.13 Pembebanan Beban Hidup Atap Struktur
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
65
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.14 Permodelan Beban Gempa 3D Arah Y
Gambar 4.15 Permodelan Beban Gempa 3D Arah X Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
66
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.16
Deformasi Max Comb 6 (3D)
Gambar 4.17 Poin displesment (cm)
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
67
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.18 Deformasi Max Comb 6 (2D)
Lantai 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Arah X (cm) 11,8261 11,2049 9,915 8,0276 6,936 5,6573 4,2145 2,9951 1,7551 0,6177
Deformasi Struktur Normal Arah Y (cm) Arah Z (cm) 11,547 0,1968 10,9221 0,1975 9,6379 0,1935 7,7664 0,1792 6,7025 0,1678 5,4587 0,15 4,0589 0,1238 2,8885 0,1039 1,6971 0,0782 0,6012 0,045
Izin δ (cm) 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692
Tabel 4.9 Deplesmen Deformasi Normal
Syarat batas deformasi izin . ̅=
, ,
x 4000 = 14,423 cm
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
68
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Deformasi Maximum 12 10 Izin δ ̅ (cm)
STORY
8 6
Arah X (cm)
4 2 0 0
5
10
15
20
Diplesment (cm)
Grafik 4.1 Deformasi Struktur Normal (tanpa pembesaran kolom sudut) Comb 6 _ UX = 11,8261 cm
Grafik ini menunjukkan deformasi tiap lantai gedung yang terjadi pada kombinasi beban terbesar terhadap batas deformasi yang diizinkan. Dari hasil analisa deformasi diatas, penulis mendesain struktur dengan memodifikasi pembesaran kolom sudut berbentuk lingkaran. Yang bertujuan untuk membandingkan gaya deformasi antara struktur normal terhadap struktur modifikasi pembesaran kolom sudut.
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
69
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Permodelan Pembesaran Kolom Sudut Penampang Lingkaran Untuk menetukan dimensi perencanaan desain kolom penampang lingkaran sebagai berikut:
Gambar 4.19 Profil dimensi Alternatif Perencanaan Dimensi Kolom untuk desain pembesaran kolom
Pu Lantai
Koef. (n)
fc'
fy
Ag
b=h
Pembulatan
(mm²)
(mm)
(mm)
yg digunakan
Dimensi
t 2
2
(N)
(N/mm )
(N/mm )
10
0,17
332,71
30
400
0,01
57562,13
239,92
250
400
9
0,17
818,35
30
400
0,01
141582,39
376,27
400
400
8
0,17
1303,98
30
400
0,01
225602,66
474,98
450
400
7
0,17
1789,62
30
400
0,01
309622,92
556,44
550
600
6
0,17
2275,26
30
400
0,01
393643,18
627,41
600
600
5
0,17
2760,89
30
400
0,01
477663,45
691,13
700
600
4
0,17
3246,53
30
400
0,01
561683,71
749,46
750
800
3
0,17
3732,17
30
400
0,01
645703,97
803,56
800
800
2
0,17
4217,81
30
400
0,01
729724,24
854,24
850
800
1
0,17
4703,44
30
400
0,01
813744,50
902,08
900
800
Keterangan: Untuk dimensi kolom sudut lantai 1 – 10 menggunakan profil lingkaran 1100 mm Tabel 4.10 Perencanaan Dimensi Kolom untuk desain pembesaran kolom
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
70
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Perhitungan Beban-beban Struktur a) Beban Mati (Dead Load/D) : 0,18 KN/m2
Plafon + Rangka Penutup lantai
: 1,6 KN/m2 +
(keramik + Semen)
: 1.78 KN/m2
Total b) Beban Hidup (Live Load/L) : 2,5 KN/m2
Beban Hidup c) Beban Atap
Beban hujan (R)
: 1 KN/m2
Beban orang (A)
: 0,5 KN/m2
Dipilih yang terbesar
d) Beban Gempa Statik Ekivalen Perhitungan berat total bangunan: Perhitungan berat sendiri bangunan baik perlantai maupun total keseluruhan telah dihitung secara otomatis oleh program ETABS namun perhitungan tersebut belum memasukkan unsur beban hidup dan mati yang diinput ke dalam model. Karena itu penambahnya dilakukan secara manual sebagai berikut: Lantai 10 Kolom
=
949,6 KN
Balok
=
2923,3 KN
Pelat
=
1198,08 KN
=
59,88
Beban Mati (DL)
332,7 x 0,18
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
KN
71
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Beban Hidup (LL)
1 x 0,3 x 332,7
Jumlah
=
99,81
KN +
=
5230,67 KN
Dengan cara yang sama seperti di atas diperoleh resume seperti berikut: Total waktu getar Bangunan (T) T = T = 0,06 ∙ = 0,06 ∙ (40) = 0,95 detik Faktor Keutamaan I=I ∙ I I = 1,0 × 1,0 = 1,0
Koefisien dasar gempa (C) untuk struktur wilayah gempa 5 lunak
C=
,
=
, ,
= 0,947
Dari grafik 2.3 wilayah gempa 5 tanh lunak didapat C = 0,9 (Lurus)
Tabel 4.11 Faktor kuat lebih struktur f2 dan faktor kuat lebih total f yang terkandung di dalam struktur gedung SNI 03-1726-2002
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
72
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Faktor Reduksi Gempa (R) 1,6 ≤
=
∙
≤
Dimana : R
= Faktor Reduksi Gempa = Faktor Daktilitas Untuk Struktur Gedung (µ= 5,3 daktail penuh) = Faktor Kuat Lebih Beban Beton dan Bahan ( =
∙
= 1,6)
= 5,3 ∙ 1,6 = 8,48
Maka, data yang didapat adalah
= ,
= ,
Gaya Geser Horizontal Terhadap Gempa (V) sepanjang gedung ∙
V = V = ,
=
∙W ∙
,
∙ 108839,54 KN
= 12102,95 KN
Menurut peraturan SNI-03-1726-2002, untuk pembagian sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban gempa nominal statik ekivalen Fi yang menangkap pada pusat massa lantai yaitu: Fi =
∙ ∑
∙
∙
∙V
Distribusi gaya geser horizontal total akibat gempa sepanjang tinggi gedung :
= =
,
,
= 1,28 = 1,04
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
73
BAB IV Pokok Pembahasan Desain Beban Beban Mati Lantai
Pelat (KN)
10 3454 9 3454 8 3454 7 3454 6 3454 5 3454 4 3454 3 3454 2 3454 1 3454 Total 34540
Balok (KN)
Kolom (KN)
2923,3 949,6 2923,3 949,6 2923,3 949,6 2839,6 1679,9 2839,6 1679,9 2839,6 1679,9 2755,9 2702,4 2755,9 2702,4 2755,9 2702,4 2755,9 2702,4 28312,3 18698,1
Screed + keramik +plafond +mekanikal dan electrical (KN)
599,04 2132,5824 2132,5824 2132,5824 2132,5824 2132,5824 2132,5824 2132,5824 2132,5824 2132,5824 19792,2816
Wd (KN)
Beban Hidup (KN)
359,424 898,56 898,56 898,56 898,56 898,56 898,56 898,56 898,56 898,56 8446,464
Wl (KN)
Wu (KN)
6976,34 359,42 9459,48 898,56 9459,48 898,56 10106,08 898,56 10106,08 898,56 10106,08 898,56 11044,88 898,56 11044,88 898,56 11044,88 898,56 11044,88 898,56 100393,08 8446,46
Tabel 4.12 Perhitungan Beban mati dan beban hidup terhadap pengaruh gempa
Wu (KN)
7335,76 10358,04 10358,04 11004,64 11004,64 11004,64 11943,44 11943,44 11943,44 11943,44 108839,55
Tinggi gedung (h)
40 36 32 28 24 20 16 12 8 4
Load to joint wu x h (KN)
293430,56 372889,53 331457,36 308129,99 264111,42 220092,85 191095,08 143321,31 95547,54 47773,77 2267849,39
Fi(x,y) (KN)
1566,13 1990,23 1769,09 1644,59 1409,65 1174,71 1019,93 764,95 509,97 254,98 12104,23
Fi x (KN)
Fi y (KN)
223,73 284,32 252,73 234,94 201,38 167,82 145,70 109,28 72,85 36,43
261,02 331,70 294,85 274,10 234,94 195,78 169,99 127,49 84,99 42,50
Tabel 4.13 Permodelan Pembebanan Struktur Pada Pembesaran kolom Sudut
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
74
7335,76 10358,04 10358,04 11004,64 11004,64 11004,64 11943,44 11943,44 11943,44 11943,44 108839,55
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
1.
Beban Mati dan Beban Hidup
Permodelan struktur yang penulis pakai menggunakan program ETABS. Pada software ini dalam memberikan beban tidak memperhitungkan dari beban elemen struktur sendiri, karena seluruh berat elemen struktur secara otomatis telah dimasukkan sebagai beban mati. Pada program ETABS, penulis mencoba mendisain struktur yang tidak melebihi gaya deformasi yang diizinkan.
̅ =
,
x H. penulis mencoba
membesarkan dimensi balok yang berada pada sudut bangunan yang berbentuk lingkaran. 2.
Beban Gempa
Dalam perencanaan beban gempa pada bangunan ini cukup hanya dilakukan analisa beban statis saja. Dikarenakan tinggi total dari struktur tidak lebih dari 40 m.
Gambar 4.20 Denah Lantai elevation Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
75
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.21 Desain struktur 3D pembesaran kolom sudut
Gambar 4.22 Pembebanan Beban Hidup Struktur Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
76
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.23 Pembebanan Beban Mati Struktur
Gambar 4.24 Pembebanan Beban Hidup Struktur Atap
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
77
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.25 Permodelan Beban Gempa 3D Arah X
Gambar 4.26 Permodelan Beban Gempa 3D Arah Y Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
78
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.27 Deformasi Max Comb 6 (3D)
Gambar 4.28 Deformasi Max Comb 6 (2D)
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
79
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Gambar 4.29 Poin displesment (cm)
Lantai 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Arah X (cm) 11,4629 10,7324 9,5618 8,0888 6,9122 5,6283 4,2295 2,9785 1,7327 0,605
Deformasi Pembesaran Kolom Arah Y (cm) Arah Z (cm) 11,1788 0,1938 10,4522 0,1938 9,2894 0,1876 7,8299 0,1765 6,6814 0,1666 5,4327 0,1477 4,076 0,1229 2,8738 0,1036 1,6772 0,0777 0,5898 0,0444
Izin δ (cm) 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692 14,42307692
Tabel 4.14 Deplesmen Deformasi Pembesaran Kolom Sudut
Syarat batas deformasi izin . ̅=
, ,
x 4000 = 14,423 cm
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
80
BAB IV Pokok Pembahasan Desain
Deformasi Maximum 12 10 Izin δ ̅ (cm) STORY
8
Arah X (cm)
6
Arah Y (cm)
4
Arah Z (cm)
2 0 0
5
10
15
20
Diplesment (cm)
Grafik 4.2 Deformasi Struktur dengan Pembesaran Kolom Sudut Comb 6 _ UX = 11,4629 cm
Grafik ini menunjukkan deformasi tiap lantai gedung yang terjadi pada kombinasi beban terbesar terhadap batas deformasi yang diizinkan setelah pembesaran terhadap kolom sudut Dari hasil analisa deformasi diatas, penulis mendesain struktur dengan memodifikasi pembesaran kolom sudut berbentuk lingkaran. Yang bertujuan untuk membandingkan gaya deformasi antara struktur normal terhadap struktur modifikasi pembesaran kolom sudut.
Perencanaan Gedung Beton Bertulang Berlantai Banyak dengan Pembesaran Kolom Sudut yang Berbentuk Bundar
81