BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada bab ini Penulis akan membahas tentang perhitungan Harga Pokok Produksi dan cara penentuan Harga Jual dalam pembuatan 1 kamar set minimalis yang terdiri dari 1 ranjang tempat tidur, 1 meja rias, 1 almari pintu 3, dan 2 nakas. Adapun yang akan Penulis paparkan terlebih dahulu adalah klasifikasi biaya produksi yang dilakukan perusahaan, kemudian baru dilanjutkan dengan prosedur perhitungan Harga Pokok Produksi dan penentuan harga jual di perusahaan. Metode yang digunakan dalam menentukan besarnya harga pokok produksi pada SETIA BARU Furniture adalah sistem perhitungan biaya berdasarkan proses dimana biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan cara membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Setelah seluruh proses produksi selesai, mulai dari bahan baku menjadi produk jadi dan juga setelah perhitungan harga pokok produksi yang menghitung seluruh biaya aktual atau sebenarnya terjadi didapat, maka tahap selanjutnya perusahaan harus menetapkan harga jual berdasarkan harga pokok produksi tersebut untuk melepas produksi barang jadi ke konsumen.
Klasifikasi atau penggolongan biaya produksi pada SETIA BARU Furniture dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi biaya produksi yang jelas dan memudahkan bagi para manajemen dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan biaya dan produksi, terutama untuk mengukur pendapatan yang akan diperoleh, menetapkan harga pokok produksi dan menetapkan harga jual produk. Dalam melakukan produksi SETIA BARU Furniture mengklasifikasikan biaya produksi sebagai berikut : 1. Biaya Bahan Baku Dalam pengklasifikasian biaya bahan baku pada SETIA BARU Furniture ini dilakukan berdasarkan prosedur pembuatan 1 kamar set minimalis, dimana biaya bahan baku untuk produksi pada perusahaan ini terdiri atas : Tabel 4.1 Pemakaian bahan baku untuk 1 kamar set minimalis Jenis material Kayu gladag 3 x5 x 180 cm Multiplek Kaca cermin Lem Paku Staples Jumlah
Kuantitas
unit
Harga/ Unit
Total Harga
11
Batang
Rp 25.000,-
Rp 275.000,-
5 1 5 1
Lembar Lembar Kg Kotak
45.000,75.000,9.000,22.000,-
225.000,75.000,45,000,22.000,Rp 642.000,-
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung yaitu biaya gaji atau upah karyawan yang dibayarkan langsung oleh pihak perusahaan
kepada para karyawan. Di dalam unsur upah langsung terdiri dari unsur kuantitas jam kerja. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung yaitu : Bagian Produksi (6 orang x Rp 50.000)
= Rp 300.000,-
Bagian Finishing (6 orang x Rp 40.000)
= Rp 240.000,-
Jumlah total biaya tenaga kerja langsung
= Rp 540.000
3. Biaya Finishing Yaitu proses akhir
dari pembuatan barang yang terdiri dari
woodfiler, woodstain agar produk tersebut
terlihat mengkilat dan
pemasangan accesoris kamar set. Jadi untuk pemberian warna dan accesoris, biaya yang dibutuhkan Rp 443.800,Berdasarkan data di atas maka perusahaan selanjutnya akan menghitung biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik 10% dari total biaya produksi langsung. Adapun perhitungan biaya produksi langsung sebagai berikut : Biaya bahan baku
Rp
642.000,-
Biaya tenaga kerja langsung
Rp
540.000,-
Biaya Finishing
Rp
443.800,-
Total biaya produksi langsung
Rp 1.625.800,-
4. Biaya produksi tidak langsung atau Biaya Overhead Pabrik Sedangkan untuk biaya produksi tidak langsung, perusahaan menetapkan 10% dari total biaya produksi langsung, yaitu 10% x
Rp 1.625.800 = Rp 162.580. berikut ini akan diuraikan perhitungan biaya produksi tidak langsung menurut perusahaan: a. Biaya bahan penolong 1.5% x Rp 1.625.800 b.
Rp 24.387
Biaya Pemeliharaan Bangunan 0.5% x Rp 1.625.800
Rp 8.129
c. Biaya Penyusutan Bangunan 1% x Rp 1.625.800
Rp 16.258
d. Biaya Pemeliharaan mesin dan Peralatan Produksi 0.75 x Rp 1.625.800
Rp 12.193,5
e. Biya Penyusutan Mesin dan Peralatan Produksi 2.25% x Rp 1.625.800
Rp 36.580,5
f. Biaya Perlengkapan Kantor 0.5% x Rp 1.625.800
Rp 8.129
g. Biaya Listrik dan Telpon 1 % x Rp 1.625.800
Rp 16.258
h. Biaya pemeliharaan kendaraan operasional 1% x Rp 1.625.800
Rp 16.258
i. Biaya Penyusutan kendaraan Operasional 1.5% x Rp 1.625.800
Rp 24.387
Total biaya Produksi Tidak Langsung
Rp 162.580
SETIA BARU Furniture melakukan pengelompokan biaya biaya produksi dengan dua kelompok yaitu biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Dimana biaya produksi langsung merupakan biaya-biaya yang langsung berperan dalam pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Sedangkan biaya produksi tidak langsung merupakan biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung dengan pengolahan produk. Untuk menentukan harga pokok produksi perusahaan telah menentukan perhitungan sendiri dengan rumus : Harga Pokok Produksi = Biaya Produksi Langsung + Biaya Produksi Tidak Langsung Dalam hal ini perusahaan menetapkan besarnya biaya overhead pabrik yang ditetapkan perusahaan adalah 10% dari total biaya produksi langsung. Selama 1 tahun SETIA BARU Furniture telah memproduksi 233 kamar set minimalis. Berikut ini adalah laporan Harga Pokok Produksi pada SETIA BARU Furniture selama tahun 2008
SETIA BARU Furniture Laporan Harga Pokok Produksi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 (233 kamar set minimalis)
Biaya Produksi Langsung : Biaya Bahan Baku
Rp 149.586.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp 125.820.000,-
Biaya Finishing
Rp 103.405.400,-
Total Biaya Produksi Langsung
Rp 378.811.400,-
Biaya Produksi tidak langsung (Overhead Pabrik) 10% dari biaya produksi langsung
Rp 37.881.140,-
Harga Pokok Produksi
Rp 416.692.540,-
Jadi untuk 1 kamar set minimalis diperoleh harga pokok produksi sebesar Rp 416.692.540 : 233 kamar set = Rp 1.788.380,-
Sedangkan untuk 1 kamar set minimalis laporan harga pokok produksinya adalah sebagai berikut : SETIA BARU Furniture Laporan Harga Pokok Produksi (1 kamar set minimalis)
Biaya Produksi Langsung : Biaya Bahan Baku
Rp 642.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp 540.000,-
Biaya Finishing
Rp
Total Biaya Produksi Langsung
Rp 1.625.800,-
443.800,-
Biaya Produksi tidak langsung (Overhead Pabrik) 10% dari biaya produksi langsung
Rp
162.580,-
Harga Pokok Produksi
Rp 1.788.380,-
B. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam menentukan harga Jual pada SETIA BARU Furniture Pada SETIA BARU Furniture metode yang digunakan dalam menghitung harga pokok produksinya tidak menggunakan metode full costing ataupun variabel costing. Karena perusahaan tidak menggolongkan biaya ke dalam unsur-unsur kedua metode tersebut, melainkan perusahaan
menggolongkan biaya ke dalam unsur-unsur harga pokok produksi dengan kebijakan perusahaan. Berikut ini adalah laporan harga pokok produksi menurut teori akuntansi biaya yaitu dengan menggunakan metode full costing : SETIA BARU Furniture Laporan Harga Pokok Produksi (1 kamar set minimalis) Full Costing
Biaya Bahan baku : Biaya Bahan Baku
Rp 642.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung : Bagian Produksi (6 x Rp 50.000)
Rp 300.000,-
Bagian Finishing (6 x Rp 40.000)
Rp 240.000,-
Total Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp 540.000,-
Biaya Overhead Pabrik variable : Biaya Finishing
Rp 443.800,-
Biaya bahan Penolong (1.5% x Rp 1.182.000)
Rp 17.730,-
Biaya pemeliharaan bangunan (0.5% x 1.182.000)
Rp
Biaya pemeliharaan mesin dan peralatan
5.910,-
(0.75% x Rp 1.182.000)
Rp
8.865,-
Biaya perlengkapan kantor (0.5% x Rp1.182.000 )
Rp 5.910,-
Biaya Listrik dan telpon (1% x Rp1.182.000 )
Rp 11.820,-
Biaya pemeliharaan kendaraan (1% x Rp 1.182.000)
Rp 11.820,-
Total Biaya Overhead variable
Rp 505.855,-
Biaya Overhead Pabrik Tetap Biaya Penyusutan Bangunan (1% x Rp1.182.000 )
Rp 11.820,-
Biaya penyusutan mesin dan peralatan (2.25% x Rp 1.182.000)
Rp 26.595,-
Biaya penyusutan kendaraan (1.5% x Rp 1.182.000)
Rp 17.730,-
Total Biaya Overhead pabrik tetap
`
Harga Pokok Produksi Full Costing
Rp
56.145,-
Rp 1.744.000,-
Setelah Penulis menyajikan perhitungan harga pokok produksi ternyata diperoleh perbedaan antara metode yang digunakan perusahaan dengan metode full costing, yaitu terdapat perbedaan jumlah sebesar Rp 44.380,- (Rp 1.788.380 – Rp 1.744.000), ini dikarenakan biaya bahan penolong dalam perusahaan dimasukkan ke dalam biaya produksi tidak
langsung atau biaya overhead pabrik sedangkan dalam metode full costing biaya tersebut digolongkan ke dalam biaya overhead pabrik variable. Dan juga biaya finishing menurut perusahaan digolongkan kedalam biaya produksi langsung sedangkan dalam metode full costing adalah termasuk biaya overhead pabrik variable. Menurut Penulis perusahaan dalam menetapkan harga pokok produksinya belumlah tepat, hal ini dikarenakan perusahaan hanya menggolongkan biaya-biaya ke dalam biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung tanpa membedakan biaya tersebut bersifat variable atau tetap. Karena ini akan mempengaruhi penentuan harga jual. Jadi perusahaan dalam menetapkan metode perhitungan harga pokok produksi belumlah sesuai dengan prinsip akuntansi biaya.
C. Perhitungan Harga Jual Pada SETIA BARU Furniture SETIA BARU Furniture dalam menentukan harga jual produk menggunakan metode sendiri atau kebijakan manajemen perusahaan yang mengacu pada perhitungan seluruh unsur-unsur biaya produksi atau harga pokok produksi dalam pembuatan produk dikalikan dengan prosentase laba yang diinginkan. Pada saat penelitian ini dilakukan, pihak perusahaan menetapkan prosentase laba sebesar 35% lebih besar dari harga pokok produksi atau perusahaan mempunyai rumus sebagai berikut : Harga Jual = Harga Pokok Produksi + laba yang diinginkan
Berikut ini adalah perhitungan pada penentuan harga jual menurut perusahaan yaitu : Harga Pokok Produksi
Rp 1.788.380,-
Profit 35%x Rp 1.788.380,-
Rp
Harga Jual
Rp 2.414.313,-
625.933,-
Dengan demikian harga jual untuk 1 kamar set minimalis menurut perusahaan adalah Rp 2.414.313,Dan menurut teori akuntansi biaya dalam penentuan harga jual terhadap hasil produksi dengan menggunakan metode full costing adalah sebagai berikut : Harga Pokok Produksi
Rp 1.744.000,-
Profit 35% x Rp 1.744.000,-
Rp
Harga Jual
Rp 2.354.400,-
610.400,-
Dengan demikian harga jual untuk 1 kamar set minimalis menurut teori akuntansi biaya adalah Rp 2.354.400,-
Dari kedua perhitungan harga jual yang paling besar adalah perhitungan harga jual yang diterapkan menurut perhitungan harga jual perusahaan sebesar Rp 2.414.313 per kamar set. Menurut Penulis perusahaan dalam menetapkan harga jualnya tersebut belum tepat karena perusahaan belum mengalokasikan semua biaya-biaya perusahaan kedalam harga pokok produksi atau perusahaan hanya menetapkan biaya overhead sebesar 10% dari total biaya produksi langsung tanpa merinci biaya-biaya tersebut. Walaupun dengan menetapkan
35% dari harga pokok produksi, perusahaan telah dapat menutupi biaya-biaya perusahaan lainnya. Dengan harga jual Rp 2.414.313 per kamar set, perusahaan masih dapat bersaing dengan kompetitor lainnya. Saat ini SETIA BARU Furniture masih mempunyai kendala dalam penentuan harga jualnya diakibatkan oleh pelanggan yang menginginkan harga diatas tidak mengalami kenaikan sedangkan perusahaan sulit dalam mendapatkan bahan baku, sehingga perusahaan dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya dengan cara mencari bahan baku tidak kepada satu supplier saja. Dalam melakukan produksi harga pokok produksi pada SETIA BARU Furniture adalah biaya itu sendiri karena tidak ada persediaan barang dalam proses pada awal tahun atau akhir tahun. Setelah penulis menghitung harga pokok produksi perusahaan dan perusahaan menetapkan laba yang diinginkan sebesar 35% dari harga pokok produksi, maka biaya produksi akan tertutup. Tapi dengan harga jual yang tinggi kemungkinan order dari para pelanggan berkurang, itu diakibatkan dalam persaingan produk ini sangat kompetitif.