CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
ISSN 2338-3593
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI YANG TEPAT UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK (Studi Kasus pada CV.AL-MUGHIST Udanawu blitar) Kuni Zamiati Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri ABSTRAK CV.Al-Mugisht merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri air minum dalam kemasan (AMDK), yang mana hasil produksinya dengan menggarap segmen pasar Jam’iyah Shalawat Nariyah khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam rangka menghadapi kondisi yang semakin ketat, perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan dapat tercapai, jika aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan pada seluruh bagian organisasi perusahaan benar-benar telah melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya sesuai dengan strategi yang telah direncanakan. Untuk mencapai tujuannya dalam memperoleh laba, maka perusahaan khususnya industri dalam membuat produknya harus melakukan kegiatan seefektif dan seefisien mungkin. Salah satu diantaranya adalah dengan menghitung harga pokok produksi dengan tepat, yaitu tidak telalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Karena apabila harga pokok produksi terlalu rendah atau kecil dari biaya yang dikeluarkan maka tidak secara langsung akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaa. Sebaliknya apabilaperhitungan harga pokok produksi terlalu tinggi atau besar dari biaya yang dikeluarkan akan menyebabkan barang tersebut tidak laku dijual karena tidak terjangkau olehh daya beli konsumen yang mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan lokasi penelitianya teletak di jalan raya Mantenan-Ponggok Udanawu Blitar. Fokus penelitiannya adalah pada penentuan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual. Dan alat analisis yang digunakan Metode Full Cost Pricing. Setelah penelitian dilakukan maka dapat diketahui bahwa penentuan harga pokok produksi belum tepat, karena biaya telepon, biaya penyusutan kendaraan, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan gedung dan biaya perbaikan dan pemeliharaan tidak dibebankan dalam biaya overhead pabrik melainkan pada laporan laba rugi. Dengan adanya perbaikan yang dilakukan oleh penulis pada perhitungan harga pokok produksinya, maka diharapkan dapat bersaing dengan perusahaan yang sejenisnya. PENDAHULUAN Latar Belakang Era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan rintangan dalam dunia usaha ada di depan mata. Hal ini membuat persaingan bisnis semakin sulit, terutama bagi perekonomian negara kita yang masih terus dilanda krisis. Dengan perkembangan dunia usaha dewasa ini, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor riil, maka persaingan antar perusahaan khususnya yang sejenis semakin meningkat. Untuk menjaga kesinambungan hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut diperlukan penanganan dan pengelolaan yang baik.
Penanganan dan pengelolaan yang baik tersebut hanya dapat dilakukan oleh manajemen yang baik. Pihak manajemen selain dituntut untuk dapat mengkoordinasikan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien, juga dituntut untuk menghasilkan keputusankeputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan serta mempercepat perkembangan perusahaan. Manajer hendaknya dapat berpikir kritis dalam mengambil setiap keputusan agar dapat membawa dampak yang baik bagi perkembangan perusahaan. Kemampuan berpikir kritis inilah yang dapat membuat perusahaan untuk dapat bertahan dalam
72
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
situasi persaingan pasar yang selalu meningkat. Perkembangan dunia usaha dewasa ini sangatlah pesat dan juga mengakibatkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri. Dengan adanya persaingan yang ketat, maka usaha perusahaan untuk mempertahankan usaha yang dijalankan haruslah ditingkatkan. Dengan begitu, manager. sangat memerlukan informasi yang akurat sehingga dapat mengambil keputusan terutama pengendalian biaya terhadap harga pokoknya dan pengaruhnya terhadap harga jual. Kebutuhan akan informasi biaya yang akurat untuk menghitung harga pokok produksinya seperti biaya overhead pabrik, biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya lainya haruslah yang lebih efisien dan efektif. Agar biaya-biaya ini lebih efektif, maka yang dicatat haruslah yang benar-benar dibebankan. Karena pengalokasianya biaya produksi merupakan satu proses yang penting dan berpengaruh terhadap penentuan harga pokok produksi. Penentuan harga pokok produksi akan sangat berpengaruh dan berguna terhadap penentuan harga jual. Apabila manajer tidak akurat dalam menentukan harga pokok produksi maka pengaruhnya terhadap harga jual menjadi tidak akurat dan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dan kesempatan untuk bersaing dengan perusahaan lain menjadi lebih kecil. Setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan memperluas perusahaan. Sehingga bagi seorang pemimpin akan terus meningkatkan laba yang akan diperoleh, karena jumlah yang dihasilkan dapat digunakan sebagai ukuran kemajuan perusahaan dan juga sebagai gambaran keberhasilan seorang pimpinan dalam manajemen perusahaan. Laba dapat diperoleh apabila perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan yang sejenis. Persaingan ini selain mutu yang dihasilkan, juga persaingan dalam menentukan harga jual. Konsumen biasanya akan mencari produk dengan harga yang wajar dengan kualitas yang tinggi. Penentuan harga pokok produksi merupakan hal yang sangat penting
ISSN 2338-3593
bagi perusahaan industri, karena selama proses masukan (bahan mentah) menjadi keluaran (bahan jadi) begitu banyak biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan, misalnya : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya tidak langsung. Biaya-biaya tersebut harus diperhitungkan dalam menentukan besarnya biaya produksi untuk memproduksi suatu jenis produk pada unit tertentu, atau dapat dikatakan sebagai penentuan harga pokok produksi pada suatu produksi yang di produksi. Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan membagi total biaya yang dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Pusat biaya biasanya adalah departemen, tetapi bisa juga pusat pemrosesan dalam satu departemen. Harga jual suatu produk ditentukan dari perhitungan harga pokok produksi. Jika perhitungan harga pokok produksi tidak tepat maka akan mempengaruhi penentuan harga jual produk yang tidak tepat. Misalnya perhitungan harga pokok produksi yang tinggin akan menghasilkan penentuan harga jual yang tinggi. Akibatnya produk tidak mampu bersaing di pasar. Begitu juga sebaliknya dari perhitungan harga pokok produksi rendah akan menghasilkan penentuan harga jual yang rendah sehingga perusahaan tidak mencapai laba yang maksimal walaupun harga jual dapat bersaing di pasar. Dengan demikian perhitungan harga pokok produksi suatu produk menjadi sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan harga jual dari produk yang dihasilkan. Jika terdapat kesalahan dalam memperhitungkan harga pokok produksi akan membawa pengaruh yang besar untuk penentuan harga jual. Selain itu perusahaan juga harus memperhatikan perhitungan biaya yang terjadi dari tiap departemen dalam memproduksi suatu produk, apabila dalam salah satu departemen menghasilkan produk yang rusak. Dengan adanya perhitungan biaya pada produk rusak, maka dapat digunakan untuk pengambilan keputusan berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam hal ini nantinya diharapkan perusahaan akan mendapatkan laba semaksimal mungkin.
73
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
ISSN 2338-3593
penyebab atau mempengaruhi variabel lainnya. Adapun yang bertindak sebagai variabel bebas yaitu Harga Pokok Produksi (X). b. Variabel terikat atau Dependent variabel adalah variabel yang tergantung pada variabel lainnya atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya. Adapun yang bertindak sebagai variabel terikat yaitu Harga Jual (Y).
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana perhitungan harga pokok produksi yang tepat untuk menenentuan harga jual produk”. Batasan Penelitian Agar pembahasan selanjutnya terarah dan tidak meluas, maka pembahasan ditekankan pada : a. Perhitungan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual produk. b. Data-data produksi dan laporan hasil produksi yang dipakai dalam penelitian adalah data tahun 2011. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang tepat untuk menentukan harga jual suatu produk.
Definisi Operasional Variabel a. Harga Pokok Produksi (X) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk pada waktu tertentu yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. b. Harga jual (Y) adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.
METODE PENELITIAN Teknik Analisis Data Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu suatu analisis yang menggambarkan atau menjelaskan tentang variabel atau data-data yang ada dalam penelitian ini untuk kemudian dihitung sehingga diperoleh informasi yang akurat. Alat analisis yang digunakan adalah: Metode Full Cost Pricing Penentuan harga pokok akan harga jual satuan. Menurut Macfoed (1996 : 252) untuk menentukan harga jual dengan metode ini dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut : Harga jual = Harga Pokok Produksi + (%laba x HPP) + Biaya Operasi
Ruang Lingkup Penelitian Agar pembahasan selanjutnya tidak meluas dan lebih terarah maka pembahasan ditekankan pada : a. Analisa perhitungan harga pokok produksi yang tepat guna menentukan harga jual suatu produk b. Data yang dianalisis oleh peneliti adalah untuk menentukan harga jual suatu produk pada tahun 2011. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di CV Almughist yang beralamat di desa Sukorejo Kec. Udanawu Kab. Blitar. Alasan memilih lokasi penelitian ini karena perusahaan bersedia memberikan datanya untuk diteliti khususnya yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti dan lokasi juga mudah dijangkau.
Deskripsi Data Data Bahan Baku Untuk harga bahan baku tidak terdapat fluktuasi. Jika ada perubahan atau kenaikan harga bahan baku, kenaikan tersebut tidak terlalu tinggi dan masa untuk kenaikan tersebut membutuhkan waktu lebih dari 1 tahun. Data biaya bahan baku serta bahan tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara b. Dokumentasi c. Observasi Identifikasi Variabel a. Variabel bebas atau Independent variabel adalah variabel yang hubungannya dengan variabel lainnya bertindak sebagai
74
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
Tabel 4.1 CV.Al-Mughist Blitar Biaya Bahan Baku untuk tahun 2011 NO 1
URAIAN
JUMLAH
GALON
ISSN 2338-3593
Data Biaya Tenaga Kerja Tabel 4.2 CV.Al-Mughist Blitar Biaya Tenaga Kerja untuk tahun 2011 (Dalam Rp)
NILAI(Rp) -
Nama Produk
Nilai
LABEL
14.957
5.234.950
TUTUP
14.957
5.234.950
CUP 220 ML
151.236.750
SEAL
14.957
1.495.700
GALON 19 L
18.696.250
TISU
14.957
2.243.550
BOTOL 600 ML
23.688.000
14.209.150
BOTOL 1500 ML
13.374.000
SUB TOTAL GALON
TOTAL 2
LEAD 88 ROOL@ 12.000
4.148.208
124.446.240
CUP/GELAS
4.148.208
373.338.720
SEDOTAN RENTENG
4.148.208
41.482.080
86.421
172.842.000
KARTON SUB TOTAL GELAS 3
-
-
BOTOL 600 ML TYPE BARU
284.256
213.192.000
LABEL
284.256
71.064.000
SEAL
284.256
2.842.560
11.844
26.649.000
864.612
313.747.560
BOTOL 1500 ML
-
-
BOTOL 1500 ML TYPE BARU
106.992
106.992.000
LABEL
106.992
53.496.000
SEAL
106.992
1.069.920
8.916
20.061.000
SUB TOTAL
KARTON SUB TOTAL Total Persediaan Sarana produksi
Sumber : CV.Al-mughist Blitar 2011
Laporan Biaya Produksi CV.Al-Mughist Udanawu Blitar menghasilkan produk yang beraneka ragam. Data yang disajikan untuk penelitian ini pada semua produk. Berikut laporan keuangan CV.AlMughist Blitar :
712.109.040
BOTOL 600 ML
KARTON
4
206.995.000
GELAS
Biaya Produksi Cup 220 ML Tabel 4.3 CV.Al-Mughist Blitar Biaya Produksi Kemasan Cup 220 ML Tahun 2011 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik : Rijek Listrik Sosial Total Produksi
Biaya
Rp. 712.109.040 Rp. 151.236.750
Rp.51.852.600 Rp. 13.689.086 Rp. 43.210.500 Rp. 108.097.976 Rp. 972.097.976
Sumber : CV.Al-mughist Blitar 2011
Biaya Produksi Galon 19 L Tabel 4.4 CV.Al-Mughist Blitar Biaya Produksi Kemasan Galon 19 L Tahun 2011
181.618.920
Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik : Rijek Listrik Sosial
1.221.684.670
Sumber : CV.Al-mughist Blitar 2011
Rp. 14.209.040 Rp. 18.696.250 Rp. 5.234.950 Rp. 4.262.745 Rp. 11.217.750
Total Biaya Produksi
Sumber : CV.Al-Mughist Blitar 2011
75
Rp. 20.715.445 Rp. 53.620.845
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
ISSN 2338-3593
Laporan Harga Pokok Produksi Biaya Produksi Botol 600 ML Tabel 4.7 CV.Al-Mughist Blitar Laporan Harga Pokok Produksi Tahun 2011
Tabel 4.5 CV. Al-Mughist Blitar Biaya Produksi Kemasan Botol 600 ML Tahun 2011 Biaya Produksi : Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik : Rijek Listrik Sosial
NAMA PRODUK Cup 220 ML Galon 19 L Botol 600 ML Botol 1500 ML Total
Rp.313.747.560
Rp. 23.688.000 Total Produksi
Biaya
972.097.976 53.620.845 354.798.864 208.545.240 1.589.062.9 25
Sumber : CV.Al-Mughist Blitar 2011
Rp. 5.922.000 Rp. 2.558.304 Rp. 8.883.000
Jumlah Produk yang Dihasilkan Rp. 17.363.304 Rp. 354.798.864
Tabel 4.8 Jumlah Produk yang Dihasilkan CV.Al-Mughist Blitar Tahun 2011
Sumber : CV.Al-Mughist Blitar 2011
Nama Produk
Biaya Produksi Botol 1500 ML Tabel 4.6 Biaya Produksi CV.Al-Mughist Blitar Kemasan Botol 1500 ML Tahun 2011
Harga Pokok Produksi
Jumlah produk (unit)
Biaya Produksi / unit(Rp)
86.421
. 11.249
14.957
3.585
11.844
29.956
Botol 1500ML 8.916 Sumber : CV.Al-Mughist Blitar 2011
.23.390
. 972.097.976 Cup 220 ML 53.620.845 354.798.864 208.545.240
Galon 19 L
Biaya Produksi Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik : Rijek Listrik Sosial
Total HPP
Rp.181.618.920 Rp. 13.374.000
Botol 600 ML
Laporan Daftar Harga Jual
Total Biaya Produksi
Tabel 4.9 CV.Al-Mughist Blitar Daftar Harga Jual Tahun 2011
Rp.4.458.000 Rp. 2.407.320 Rp. 6.687.000 Rp. 13.552.320 Rp. 208.545.240
NO
Sumber : CV.Al-Mughist Blitar 2011
Jenis Barang
Harga Jual
1.
Cup 220 ML
Rp. 13.500
2.
Galon 19 L
3.
Botol 600 ML
Rp. 37.500
4.
Botol 1500 ML
Rp. 35.000
Rp. 9.000
Sumber : CV.Al-Mughist Blitar 2011
76
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
3. Biaya Overhead Pabrik Dalam penghitungan biaya overhead pabrik perusahaan belum mengklasifikasikan biaya overhead pabrik secara tepat dan benar, karena biaya penyusutan kendaraan, biaya penyusutan mesin dan dan biaya penyusutan gedung tidak dibebankan dalam biaya overhead sehingga biaya overhead pabrik disajikan terlalu rendah. Jadi dalam pengalokasian biaya overhead pabrik ini perlu ketelitian dan ketepatan, sebab tinggi rendahnya biaya overhead pabrik ini juga mempengaruhi penentuan harga pokok produksi. Dari pengklasifikasikan biaya-biaya produksi yang telah dilakukan, kemudian dapat ditentukan harga pokok produksi untuk tahun 2011 sebagai berikut :
Laporan Keuangan Tabel 4.10 CV.Al-Mughist Blitar Laporan Laba Rugi Tahun 2011 Penjualan
Rp. 1.999.243.000
Harga Pokok Penjualan
Rp. 1.701.291.716
Laba Kotor
Rp. 297.951.284
Biaya Operasional : Bunga kredit kendaraan
Rp.
13.800.000
Bagi hasil pinj pihak III
Rp.
68.211.485
Gaji dan tunjangan
Rp.
72.000.000
Biaya telepon
Rp.
3.900.000
Biaya foto copy
Rp.
2.275.450
Biaya alat tulis
Rp.
1.235.700
dan
Rp.
5.375.900
Beban penyusutan inventaris
Rp.
1.945.500
kantor
Rp.
3.324.150
Beban penyusutan kendaraan
Rp.
16.000.000
Beban penyusutan mesin
Rp.
53.266.038
Beban penyusutan bangunan
Rp.
8.809.665
Dimuka
Rp.
5.000.000
Total Biaya Operasional
Rp. 255.593.888
Laba / Rugi sebelum Pajak
Rp. 42.357.397
Beban pajak
_
Laba bersih
Rp. 42.357.397
Biaya rumah tangga kantor Biaya
perbaikan
Tabel 4.11 CV.AL-Mughist Blitar Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan menggunakan Full Costing Kemasan Cup 220 ML Tahun 2011(Rp)
pemeliharaan
Amortisasi
Biaya
ISSN 2338-3593
dibayar
Sumber : CV.Al-Mughist Blitar 2011
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap : - Biaya Gaji - Biaya Listrik - Biaya Telepon Biaya Overhead Pabrik Variabel : - Biaya perbaikan dan pemeliharaan - Biaya penyusutan kendaraan - Biaya penyusutan mesin - Biaya penyusutan gedung
18.000.000 13.689.086
Harga Pokok Produksi
2.202.416
975.000
486.375
4.000.000
13.316.509
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Biaya Produksi Dari laporan harga pokok produksi di atas, biaya produksi pada CV.Al-Mughist Udanawu Blitar dapat diklasifikasikan dan dijelaskan sebagai berikut: 1. Biaya Bahan Baku Biaya bahan baku yang digunakan oleh CV.Al-mughist Udanawu Blitar tahun 2011 yaitu sebesar Rp. 1.221.684.670 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung CV.Almughist Udanawu Blitar untuk tahun 2011 adalah sebesar Rp. 206.995.000
Sumber : Data Diolah
77
712.109.040 151.236.750
52.487.386 915.833.176
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
Tabel 4.13 CV.AL-Mughist Blitar Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan menggunakan Full Costing Kemasan 600 ML Tahun 2011(Rp)
Tabel 4.12 CV.AL-Mughist Blitar Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan menggunakan Full CostingKemasan Galon 19 L Tahun 2011(Rp) Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap : - Biaya Gaji - Biaya Listrik - Biaya Telepon Biaya Overhead Pabrik Variabel : - Biaya perbaikan dan pemeliharaan - Biaya penyusutan kendaraan - Biaya penyusutan mesin - Biaya penyusutan gedung
ISSN 2338-3593
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap : - Biaya Gaji - Biaya Listrik - Biaya Telepon Biaya Overhead Pabrik Variabel : - Biaya perbaikan dan pemeliharaan - Biaya penyusutan kendaraan - Biaya penyusutan mesin - Biaya penyusutan gedung
14.209.150 18.696.250
18.000.000 4.262.745 975.000
486.375
4.000.000
Harga Pokok Produksi
313.747.560 23.688.000
18.000.000 2.558.304 975.000
486.375
4.000.000
13.316.509 Harga Pokok Produksi
13.316.509
2.202.416 43.243.045 76.148.445
2.202.416 41.538.604 378.974.164
Sumber : Data Diolah
Sumber : Data Diolah
Perhitungan harga pokok produksi diatas yaitu tahun 2011 sebesar Rp.76.148.445. Biaya telepon, biaya penyusutan kendaraan, biaya penyusutan mesin dan dan biaya penyusutan gedung, biaya perbaikan dan pemeliharaan sangat mempengaruhi didalam perhitungan harga pokok produksi, karena bagian dari biaya overhead pabrik. Dan biaya overhead pabrik merupakan elemen harga pokok produksi.
Perhitungan harga pokok produksi diatas yaitu tahun 2011 sebesar Rp. 378.974.164. Biaya telepon, biaya penyusutan kendaraan, biaya penyusutan mesin dan dan biaya penyusutan gedung, biaya perbaikan dan pemeliharaan sangat mempengaruhi didalam perhitungan harga pokok produksi, karena bagian dari biaya overhead pabrik. Dan biaya overhead pabrik merupakan elemen harga pokok produksi.
78
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
Tabel 4.14 CV.AL-Mughist Blitar Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan menggunakan Full Costing Kemasan Galon 1500 ML Tahun 2011(Rp) Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik Tetap : Biaya Gaji Biaya Listrik Biaya Telepon Biaya Overhead Pabrik Variabel : Biaya perbaikan dan pemeliharaan Biaya penyusutan kendaraan Biaya penyusutan mesin Biaya penyusutan gedung
ISSN 2338-3593
Analisis terhadap Harga Jual Tabel 4.15 CV.Al-Mughist Blitar Perhitungan Harga Jual Dalam Kemasan 220 ML Tahun 2011
181.618.920 13.374.000
Keterangan 18.000.000
Cup 220 ML Jumlah Produksi (unit)
2.407.320 975.000
Biaya Bahan Baku
486.375
86.421 unit
Rp712.109.040
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp. 151.236.750
Biaya Overhead Pabrik
Rp. 52.487.386
Jumlah biaya
Rp.915.833.176
HPP/ Unit
Rp.
10.598
Tingkat laba 20%
Rp.
2.119
Rp. Rp.
2.092 14.809
4.000.000 13.316.509
Biaya operasi Harga Pokok Produksi
Jenis Produksi
2.202.416
Harga Jual / unit
41.387.620 236.380.540
Sumber : Data Diolah
Sumber : Data Diolah
Dengan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui sejauh mana pengaruh penentuan harga pokok produksi terhadap harga jual. Pada saat perusahaan belum melakukan penentuan harga pokok produksi secara tepat, harga produk cenderung lebih rendah. Sedangkan apabila dalam menentukan harga jual perusahaan terlebih dahulu mengklasifikasikan masing-masing biaya, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik maka harga jual produk dapat naik sebesar Rp 1.309. Hal ini dapat dibandingkan antara harga jual yang ditetapkan perusahaan selama ini dengan harga jual setelah data diolah oleh penulis.
Perhitungan harga pokok produksi diatas yaitu tahun 2011 sebesar Rp. 236.380.540. Biaya telepon, biaya biaya penyusutan kendaraan, biaya penyusutan mesin dan dan biaya penyusutan gedung, biaya perbaikan dan pemeliharaan sangat mempengaruhi didalam perhitungan harga pokok produksi, karena bagian dari biaya overhead pabrik. Dan biaya overhead pabrik merupakan elemen harga pokok produksi.
79
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
Tabel 4.16 CV.Al-Mughist Blitar Perhitungan Harga Jual Dalam Kemasan Galon 19 L Tahun 2011 Keterangan
ISSN 2338-3593
Tabel 4.17 CV.Al-Mughist Blitar Perhitungan Harga Jual Dalam Kemasan 600 ML Tahun 2011
Jenis Produksi
Keterangan
Galon 19 L Jumlah Produksi (unit) Rp.14.209.150
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp. 18.696.250
Biaya Overhead Pabrik
Botol 600 ML
14.957 unit
Biaya Bahan Baku
Jumlah Produksi (unit) Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Overhead Pabrik
Rp. 43.243.045
Jumlah biaya
Rp.76.148.445
HPP/ Unit
Rp.
5.091
Tingkat laba 20%
Rp.
1.018
Rp.
2.092
Rp.
8.201
11.844 unit
Rp.313.747.560
Rp. 23.688.000
Rp. 41.538.604
Biaya operasi Harga Jual / unit
Jenis Produksi
Dengan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui sejauh mana pengaruh penentuan harga pokok produksi terhadap harga jual. Pada saat perusahaan belum melakukan penentuan harga pokok produksi secara tepat, harga produk cenderung lebih tinggi. Sedangkan apabila dalam menentukan harga jual perusahaan terlebih dahulu mengklasifikasikan masingmasing biaya, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik maka harga jual produk dapat turun sebesar Rp 800. Hal ini dapat dibandingkan antara harga jual yang ditetapkan perusahaan selama ini dengan harga jual setelah data diolah oleh penulis.
Jumlah biaya
Rp.378.974.164
HPP/ Unit Tingkat laba 20% Biaya operasi Harga Jual / unit
Rp.
31.998
Rp.
6.399
Rp. Rp.
2.092 40.489
Dengan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui sejauh mana pengaruh penentuan harga pokok produksi terhadap harga jual. Pada saat perusahaan belum melakukan penentuan harga pokok produksi secara tepat, harga produk cenderung lebih rendah. Sedangkan apabila dalam menentukan harga jual perusahaan terlebih dahulu mengklasifikasikan masing-masing biaya, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik maka harga jual produk dapat turun sebesar Rp 2.989. Hal ini dapat dibandingkan antara harga jual yang ditetapkan perusahaan selama ini dengan harga jual setelah data diolah oleh penulis.
80
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
ISSN 2338-3593
Tabel 4.18 CV.Al-Mughist Blitar Perhitungan Harga Jual Dalam Kemasan 1500 ML Tahun 2011 Keterangan Jenis Produksi
tepat, karena biaya telepon, biaya penyusutan kendaraan, biaya penyusutan mesin, biaya penyusutan gedung tidak dibebankan dalam biaya overhead pabrik. Tentu saja hal ini mempengaruhi di dalam perhitungan harga pokok produksi karena Botol 1500 ML biaya overhead pabrik merupakan elemen harga pokok produksi. Jumlah Produksi 8.916 unit 2. CV.Al-mughist Udanawu Blitar dalam (unit) menentukan harga jual produksinya, Biaya Bahan dengan cara mengumpulkan biaya produksi Baku yang dikeluarkan untuk suatu proses Biaya Tenaga Rp.181.618.920 produksi ditambah dengan prosentase laba Kerja Langsung yang diinginkan. Namun karena penentuan Biaya Overhead harga pokok produksi tidak tepat, Rp. 13.374.000 Pabrik menyebabkan harga jual produk lebih rendah dan terlalu tingi, maka pihak Rp. 41.387.620 perusahaan akan mengalami kerugian Jumlah biaya Rp.236.380.540 karena tingkat laba yang diharapkan kurang mampu memenuhi biaya produksi sehingga operasioanal perusahaan tidak lancar. Oleh HPP/ Unit Rp. 26.512 karena itu penghitungan harga pokok Tingkat laba 20% produksi yang tepat sangat penting bagi Rp 5.302 setiap jenis hasil produksi dalam usaha Biaya operasi Rp. 2.092 menentukan harga jual, tentunya harga jual Harga Jual / unit Rp. 33.906 yang telah ditentukan harus melebihi biayabiaya yang telah dikeluarkan perusahaan Dengan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui sejauh mana sehingga dapat diketahui dengan pasti laba yang diperoleh perusahaan dan laba pengaruh penentuan harga pokok produksi terhadap harga jual. Pada saat perusahaan tersebut sangat penting untuk manajemen kelangsungan hidup perusahaan. belum melakukan penentuan harga pokok produksi secara tepat, harga produk Saran cenderung lebih tinggi. Sedangkan apabila 1. CV.Al-Mughist Udanawu Blitar hendaknya dalam menentukan harga jual perusahaan menerapkan praktek akuntansi berdasarkan terlebih dahulu mengklasifikasikan masingStandar Akuntansi Indonesia (SAK), masing biaya, seperti biaya bahan baku, khususnya mengenai akuntansi biaya biaya tenaga kerja langsung dan biaya dalam rangka penentuan harga pokok overhead pabrik maka harga jual produk produksi dengan tepat dan benar. dapat turun sebesar Rp 1.094 . Hal ini dapat 2. Hendaknya CV.Al-Mughist Udanawu dibandingkan antara harga jual yang Blitar di dalam menyusun laporan harga ditetapkan perusahaan selama ini dengan pokok produksi sebagai sub penghitungan harga jual setelah data diolah oleh penulis. harga pokok penjualan mengadakan pembebanan biaya secara tepat, khususnya pada biaya overhead pabrik. KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA
Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan pada CV.Al-mughist Udanawu Blitar, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. CV.Al-mughist Udanawu Blitar di dalam mengklasifikasikan biaya menurut fungsi yang ada dalam perusahaan masih belum
Harnanto. (1992). Akuntansi biaya : Perhitungan harga pokok produksi, Edisi Ketiga. Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada.
81
CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 3 – September 2013
Halim, Abdul, 1996.Dasar-dasar Akuntansi biaya; cetakan pertama, BPEF Yogyakarta Hansen dan Mowen, 2000,Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian, Edisi Pertama,penerbit Salemba Empat,Jakarta Mas,ud, Macffoed, 1996. Akuntansi Managemen; Edisikeempat, BPFE Yogyakarta Mardiasmo. (1994), Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok Produksi: Andi Offset Mulyadi, 2001. Akuntansi manajemen. Edisi pertama, Penerbit Salemba Empat, Yogyakarta Mulyadi, 1993. Akuntansi biaya (Edisi kelima). Yogyakarta: YKPN Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi ke-5, Cetakan Sembilan. Yogyakarta : UPP STIM YKPM. Rayburn. (1999). Akuntansi Biaya : Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta Supriyono. 1992. Pengumpulan dan Penentuan Harga Pokok. Edisi 2. Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada. Supriyono. R.A , 2002.Akuntansi Manejemen : Proses Pengendalian Manajmen. Edisi 2. Yogyakarta.Universitas Gadjah Mada
82
ISSN 2338-3593