Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) ANALISIS PERHITUNGAN BEBAN POKOK PRODUKSI GUNA MENGETAHUI HARGA JUAL PRODUK YANG TEPAT (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar) Titi Wahyuningsih Utami Retno Murni Sari STIE Kesuma Negara Blitar Abstrak: Penelitian ini merupakan studi kasus pada UD. Wijaya Food Blitar. Permasalahan yang ada pada UD. Wijaya Food Blitar adalah belum adanya perhitungan beban pokok produksi yang tepat. Selama ini perhitungan beban pokok produksi UD. Wijaya Food hanya menggunakan perkiraan saja yaitu menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan dibagi dengan unit yang diproduksi. Untuk itu dilakukan penelitian ini dengan tujuan agar dapat membantu perusahaan dalam menghitung beban pokok produksi guna menghitung harga jual produk yang tepat. Dalam menghitung beban pokok produksi, peneliti menyarankan menghitung dengan metode Activity Based Costing. Hal ini dikarenakan metode tersebut adalah metode yang tepat dalam menghitung beban pokok produksi yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk sehingga dapat ditelusuri berapa biaya overhead yang dikonsumsi masing-masing produk. Langkah-langkah yang digunakan dalam perhitungan beban pokok produksi ini adalah yang pertama mengidentifikasi aktivitas, menetapkan biaya pada aktivitas, mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu, menggabungkan biaya aktivitas yang dikelompokkan, dan perhitungan tarif kelompok. Tahap kedua adalah menetapkan biaya pada produk. Setelah menghitung beban pokok produksi, kemudian menghitungan harga jual produk dengan konsep biaya total. Dari hasil perhitungan beban pokok produksi menggunakan Activity Based Costing diketahui bahwa ada perbedaan dengan beban pokok produksi dari UD. Wijaya Food Blitar. Hal ini dikarenakan UD. Wijaya Food Blitar belum melakukan perhitungan beban pokok produksi dengan tepat. Hal ini akan mempengaruhi penentuan harga jual produk. Untuk itu disarankan UD. Wijaya Food Blitar melakukan perhitungan beban pokok produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing. Kata Kunci : Beban Pokok Produksi, Harga Jual, Activity Based Costing PENDAHULUAN Perkembangan bisnis dewasa ini berjalan begitu pesat. Perkembangan teknologi informasi sedikit banyak telah merubah tata cara perusahaan melakukan bisnisnya. Banyaknya perusahaan pendatang baru membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin kompetitif. Tidak hanya menghasilkan produk yang berkualitas, perusahaan juga harus memperhatikan pada peningkatan laba sebagai tujuan utamanya. Untuk mencapai laba yang diinginkan salah satu faktor penting adalah ketepatan dalam perhitungan harga jual. Harga jual tidak boleh terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Jika harga jual terlalu tinggi dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan di pasar bebas sulit bersaing dengan para kompetitor yang
266
ISSN: 2407-2680
menghasilkan produk sejenis. Harga jual juga tidak boleh terlalu rendah. Jika harga jual terlalu rendah dapat laba yang diperoleh perusahan tidak maksimal. Untuk menentukan harga jual yang tepat perusahaan harus bisa menghitung beban pokok produksi dengan tepat juga. Beban pokok produksi merupakan biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Selama ini dalam perhitungan beban pokok produksi kebanyakan perusahaan dengan cara menghitung semua pengeluaran selama proses produksi lalu membaginya ke jumlah output yang dihasilkan. Namun sistem ini harusnya digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan satu jenis produk. Sementara untuk menghitung beban pokok produksi yang menghasilkan produk lebih dari satu jenis lebih baik menggunakan sistem Activity Based Costing yang lebih akurat. Activity Based Costing merupakan perhitungan beban pokok produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi untuk menghasilkan danatau menjual suatu produk. Perhitungan beban pokok produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing diyakini lebih akurat tentang biaya yang dipicu oleh aktivitas dibandingkan dengan metode perhitungan sebelum-sebelumnya, sehingga membantu manajemen meningkatkan nilai produk dan nilai proses. UD. Wijaya Food merupakan salah satu usaha yang bergerak di bidang produksi lollipop dengan merek Gunting Mas berbagai bentuk dan ukuran yang melakukan produksinya setiap hari. Dalam perhitungan beban pokok produksi belum menunjukkan perhitungan yang sebenarnya di mana hanya menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah unit produk yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan keempat jenis produk yaitu lollipop ukuran kecil, sedang, besar, dan lollipop mainan mengkonsumsi biaya overhead dengan proporsi yang sama. Sehingga laba yang didapat UD. Wijaya Food bukan laba yang sebenarnya karena adanya kesalahan dalam perhitungan beban pokok produksi. UD. Wijaya Food merupakan perusahaan yang memproduksi lollipop dengan berbagai bentuk dan ukuran. Perusahaan ini setiap bulannya memproduksi minimal 20.000 buah lollipop dengan perincian masing-masing 5000 buah ukuran kecil, sedang, besar, dan lollipop dengan permainan. Lollipop ini telah tersebar di Kota Blitar dan bahkan keluar kota. Namun selama ini perhitungan beban pokok produksinya menggunakan perkiraan saja. Di mana perhitungan beban pokok produksinya dengan cara menghitung semua biaya yang telah dikeluarkan lalu membaginya ke jumlah output yang dihasilkan. Sehingga menyebabkan keempat jenis produk ini mengkonsumsi biaya overhead dengan proporsi yang sama. Untuk itu diharapkan UD. Wijaya Food dalam perhitungan beban pokok produksi menggunakan metode Activity Based Costing yang memang digunakan untuk menghitung beban pokok produksi yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Apabila perusahaan salah dalam perhitungan beban pokok produksi maka akan mempengaruhi dalam penentuan harga jual produk. Produk-produk tersebut bisa saja dijual dengan harga terlalu mahal atau bahkan terlalu murah yang nantinya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
267
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka perumusan masalahnya adalah “Bagaimana perhitungan beban pokok produksi untuk menentukan harga jual produk yang tepat pada UD. Wijaya Food Blitar? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perhitungan beban pokok produksi untuk menentukan harga jual produk yang tepat pada UD. Wijaya Food Blitar. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawwasan dan pengetahuan serta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dari bangku perkuliahan terutama mengenai perhitungan beban pokok produksi dan penentuan harga jual. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan mengenai perhitungan beban pokok produksi dengan menggunakan metode Activity Based Costing dan penentuan harga jual yang tepat. 3. Bagi pihak lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk pengembangan penelitian sejenis di masa yang akan datang. LANDASAN TEORI Penelitian Terdahulu Di bawah ini disajikan beberapa daftar hasil penelitian terdahulu yang dikumpulkan penulis dan digunakan sebagai referensi dalam penelitian ini: 1. Ida Fauziyah (2014), dengan penelitian yang berjudul “Analisis Activity Based Costing System Sebagai Dasar Penetapan Harga Pokok Produksi (Studi Pada PT PG Rajawali I Unit PG Krebet Baru)” dengan variabel penelitian yaitu: a. Activity based costing system b. Harga pokok produksi Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: Penetapan harga pokok produksi yang diterapkan di PT PG Rajawali I Unit PG Krebet Baru masih menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional, dimana dasar pembebanan biaya overhead pabrik hanya menggunakan pemicu biaya tunggal. Sistem biaya tersebut mengakibatkan terjadinya distorsi biaya dalam penetapan harga pokok produksinya, akibatnya terjadi pembebanan biaya yang terlalu rendah/undercosting untuk produk gula dan produk tetes mengalami pembebanan biaya yang terlalu tinggi/overcosting. 2. Anton (2012), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus Pada PT. Bintang Semarang)” dengan variabel penelitian yaitu: a. Harga pokok produksi b. Activity based costing Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: a. Perusahaan PT. Bintang Semarang dalam penentuan harga pokok produk perusahaan masih dengan metode tradisional costing yaitu dengan metode full costing.
268
ISSN: 2407-2680
b. Dalam penelitian ini penulis beranggapan bahwa diperlukannya metode activity based costing sebagai langkah dalam menghitung harga pokok produk perusahaan yang dapat menghasilkan informasi perhitungan harga produk yang lebih akurat. c. Dengan perhitungan harga pokok produk menggunakan metode activity based costing dapat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan manajemen secara tepat dan akurat. d. Setelah dilakukan perhitungan dengan ABC, harga jual produk tipe Standard masih belum bisa memberikan perhitungan laba yang maksimal, harga pokok produk Standard mengkonsumsi lebih besar pemakaian biaya aktivitas. Sedangkan perhitungan untuk produk tipe Jumbo, harga jual produk masih memberikan keuntungan yang relatif kecil. Namun pada produk tipe Super, harga jual produk sudah memenuhi keuntungan yang ditargetkan. 3. Ratna Wulansari (2012), melakukan penelitian dengan judul “Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga Jual Dengan Menggunakan Activity Based Costing System (Studi Kasus Pada Perusahaan Edytex Jaya Pekalongan)” dengan variabel penelitian yaitu: a. Harga pokok produksi b. Harga jual c. Activity based costing system Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: a. Perhitungan harga pokok produk dengan sistem ABC memberikan perhitungan biaya yang lebih akurat dibandingkan dengan perhitungan harga pokok produk perusahaan. Harga pokok produksi dengan sitem ABC lebih rendah dibandingkan dengan harga pokok produksi yang ditentukan perusahaan. b. Ada perbedaan harga pokok produksi dan harga jual yang ditentukan perusahaan dengan sistem ABC. Perhitungan harga pokok produk perusahaan mengalami overcosted dalam pembebanan biayanya. c. Perhitungan harga pokok produksi dengan sistem ABC diperoleh perbedaan dalam perhitungan harga pokok produk dan harga jual dengan yang ditentukan perusahaan. Dengan melakukan perhitungan harga pokok produksi menggunakan ABC dapat diketahui konsumsi biaya dengan lebih akurat, hal ini menjadikan penetapan markup yang tepat, dengan ini perusahaan bisa menentukan harga jual produk secara tepat. Beban Pokok Produksi 1. Pengertian beban pokok produksi a. Menurut Hansen dan Mowen (2006:48) “harga pokok produksi adalah mewakili jumlah biaya barang yang diselesaikan pada periode tertentu.” b. Menurut Raiborn dan Kinney (2011:56) “harga pokok produksi adalah total produksi biaya barang-barang yang telah selesai dikerjakan dan ditransfer ke dalam persediaan barang jadi selama satu periode.” Dari pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa pengertian dari beban pokok produksi adalah biaya yang berkaitan dengan proses produksi yang harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
269
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Activity Based Costing 1. Pengertian Activity Based Costing a. Menurut Halim, Supomo, dan Kusufi (2011:48) “activity based costing adalah menelusuri harga pokok produk berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi untuk menghasilkan dan/atau menjual suatu produk.” b. Menurut Ahmad (2014:13) “activity based costing adalah suatu langkah yang menghitung biaya objek seperti produk, jasa, dan pelanggan. Langkah pertama dalam ABC adalah membebankan biaya sumber daya ke aktivitas yang dibentuk oleh organisasi. Kemudian biaya aktivitas dibebankan ke produk, pelanggan, dan jasa yang digunakan untuk menciptakan permintaan atas aktivitas.” c. Menurut Carter (2009:528) “activity based costing didefinisikan sebagai suatu sistem perhitungan biaya di mana tempat penampungan biaya overhead yang jumlahnya lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan dengan volume (nonvolume-related factor).” d. Menurut Garrison, Noreen, dan Brewer (2013:312) “perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) adalah metode perhitungan biaya yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya sebagai pelengkap, bukan sebagai pengganti, sistem biaya yang biasa dipakai perusahaan.” Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan pengertian dari activity based costing adalah suatu sistem perhitungan beban pokok produksi dengan cara menghitung biaya yang dikeluarakan berdasarkan aktivitas dalam menghasilkan suatu produk. 2. Tujuan dan Peranan ABC Menurut Ahmad (2014:14) perhitungan ABC digunakan sebagai alat dalam peningkatan akurasi analisis biaya dengan memperbaiki cara penelusuran biaya ke objek biaya. Peranan sistem ABC: a. Pembebanan biaya tidak langsung dan biaya pendukung. b. Pembebanan biaya dan alokasi biaya : biaya langsung dan tak langsung. 3. Perbedaan ABC dengan sistem perhitungan biaya tradisional: a. Tempat penampungan biaya overhead. b. Homogenitas dari biaya dalam satu tempat penampungan biaya. c. Semua sistem ABC merupakan sistem perhitungan biaya dua tahap sementara sistem tradisionalbisa merupakan sistem perhitungan satu tahap. 4. Langkah-langkah menghitung beban pokok produksi: Menurut Halim, Supomo, dan Kusufi (2011:60) “langkah-langkah menghitung harga pokok produksi berdasarkan sistem ABC adalah: a. Mengidentifikasi aktivitas dan atributnya. b. Menetapkan biaya pada aktivitas. c. Menetapkan biaya aktivitas ke aktivitas lain. d. Biaya ditelusuri pada produknya.
270
ISSN: 2407-2680
Harga Jual 1. Pengertian harga a. Menurut Tjiptono (2008:151) “harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.” b. Menurut Peter dan Olson (2014:240) “harga didefinisikan sebagai yang harus diberikan konsumen untuk membeli barang atau jasa.” c. Menurut Swastha dan Irawan (2008:241) “harga adalah jumlah uang (ditambah bebrapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya.” d. Menurut Kotler dam Amstrong (2008:345) “harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.” Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan pengertian dari harga jual adalah nilai yang ada pada suatu produk di mana meliputi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk tersebut ditambah dengan laba yang diinginkan. 2. Tujuan penetapan harga Menurut Swastha dan Irawan (2008:241) “tujuan dari penetapan harga adalah: a. Meningkatkan tingkat penjualan b. Mempertahankan dan memperbaiki pangsa pasar c. Mampu menstabilkan harga d. Mencapai target pengembalian investasi e. Mencapai keuntungan yang maksimal 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga Menurut Swastha dan Irawan (2008:242) “dalam kenyataannya tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: a. Keadaan perekonomian b. Penawaran dan permintaan c. Elastisitas permintaan d. Persaingan e. Biaya f. Tujuan perusahaan g. Pengawasan pemerintah 4. Prosedur penetapan harga Menurut Swastha dan Irawan (2008:247) “prosedur penetapan harga yang digunakan di sini meliputi enam tahap, yaitu: a. Mengestimasikan permintaan untuk barang tersebut. b. Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan. c. Menentukan market share yang dapat diharapkan. d. Menetapkan strategi harga untuk mencapai target pasar. e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan. f. Memilih harga tertentu 5. Penentuan harga jual Menurut Halim, Supomo, dan Kusufi (2011:126) “ada tiga konsep yang dapat digunakan untuk penentuan harga jual dengan pendekatan cost plus tersebut, yaitu:
271
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) a. Konsep biaya total Berdasarkan konsep biaya total ini, harga jual dihitung dengan cara dari biaya total: biaya produksi + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum, ditambah dengan jumlah laba yang diharapkan oleh perusahaan. Pengertian markup menurut konsep biaya total ini adalah laba yang diharapkan (desired profit). b. Konsep biaya produk Berdasarkan konsep yang juga disebut dengan absorption approach ini, harga jual ditentukan dengan cara menambahkan biaya produksi dengan markup. Pengertian markup menurut konsep biaya produk ini adalah laba yang dikehendaki + biaya pemasaran + biaya administrasi dan umum. c. Konsep biaya variabel Berdasarkan konsep yang juga disebut dengan contribution approach ini, biaya variabel (biaya produksi variabel + biaya pemasaran variabel + biaya administrasi dan umum variabel) ditambah dengan markup. Pengertian markup di sini yaitu laba yang diinginkan ditambah semua biaya yang bersifat tetap. Hubungan antara Beban Pokok Produksi dan Harga Jual Beban pokok produksi adalah biaya yang berkaitan dengan produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Perhitungan beban pokok produksi ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar penentuan harga jual. Jika perusahaan salah dalam menghitung beban pokok produksi, maka penentuan harga jualnya menjadi kurang tepat. Untuk itu diperlukan perhitungan beban pokok produksi yang benar agar dalam penentuan harga jualnya juga tepat. METODE PENELITIAN Definisi Operasional Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Beban Pokok Produksi Beban pokok produksi adalah biaya yang berhubungan dengan produksi dan harus dikeluarkan untuk mengolah dan membuat bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. 2. Harga Jual Harga jual adalah nilai yang ada pada suatu produk di mana meliputi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk tersebut ditambah dengan laba yang diinginkan. Populasi Penelitian dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua data produksi dari UD. Wijaya Food. Sedangkan sampel yang digunakan adalah data produksi UD. Wijaya Food tahun 2011 sampai dengan 2015. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif karena data yang dipergunakan merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka yaitu data produksi pada UD. Wijaya Food. 272
ISSN: 2407-2680
Metode Pengumpulan Data 1. Dokumentasi Penulis mengumpulkan data-data langsung dari UD. Wijaya Food. 2. Wawancara Untuk mendukung penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan pihak perusahaan dengan mengajukan beberapa pertanyaan berhubungan dengan penelitian ini. Teknik Analisa Data 1. Menghitung beban pokok produksi dengan menggunakan metode activity based costing. Tahap pertama dalam menghitung ABC adalah: a. Mengidentifikasi aktivitas b. Menetapkan biaya pada aktivitas c. Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu. d. Menggabungkan biaya aktivitas yang dikelompokkan. e. Perhitungan tarif kelompok. Tahap kedua adalah menetapkan biaya pada produk. 2. Menentukan harga jual produk dengan konsep biaya total, dengan cara: a. Menghitung besarnya biaya produksi b. Menghitung biaya total (biaya produksi ditambah dengan biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum). c. Menghitung biaya per unit (biaya total dibagi jumlah unit yang diproduksi). d. Menentukan laba yang dikehendaki. e. Menentukan persentase markup (laba yang dikehendaki dibagi biaya total). f. Menghitung angka markup per unit (persentase markup dikalikan biaya per unit). g. Menghitung harga jual per unit (biaya per unit ditambah markup per unit). Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dengan judul “Analisis Perhitungan Beban Pokok Produksi Guna Mengetahui Harga Jual Produk yang Tepat (Studi Kasus Pada UD. Wijaya Food Blitar)” membutuhkan waktu enam bulan yaitu mulai tanggal 19 November 2015 sampai 19 Mei 2016 dengan tempat penelitian pada UD. Wijaya Food, Ngaglik 2/1 Srengat. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan UD. Wijaya Food merupakan suatu industri kecil yang bergerak di bidang pembuatan permen lollipop dengan menggunakan merek “Gunting Mas”. Industri kecil ini didirikan oleh Bapak Hendro Widodo pada tahun 2007 yang berlokasi di Desa Ngaglik 2/1, Srengat Blitar.. Permen lollipop di sini tersedia berbagai bentuk dan ukuran antara lain permen lollipop dengan bentuk love, bulat, dan lain sebagainya dengan macam-macam ukuran antara lain kecil, sedang, dan besar. Ada juga permen lollipop yang disertai dengan mainan plastik.
273
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Hasil Analisa Data 1. Perhitungan beban pokok produksi dengan metode Activity Based Costing (ABC). Tahap pertama dalam menghitung Activity Based Costing adalah: a. Mengidentifikasi Aktivitas Dalam menghitung beban pokok produksi, sangat penting untuk menentukan tingkat aktivitas, karena perbedaan tingkat aktivitas dapat menyebabkan perbedaan pemicunya. Aktivitas dalam perhitungan beban pokok produk terbagi atas empat kategori umum jenis aktivitas antara lain: 1) Aktivitas Tingkat Unit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk. 2) Aktivitas Tingkat Batch yaitu aktivitas yang terjadi saat menghasilkan suatu kelompok produk. 3) Aktivitas Tingkat Produk yaitu aktivitas yang dihasilkan untuk mendukung berbagai produk yang dihasilkan perusahaan. 4) Aktivitas Tingkat Fasilitas yaitu aktivitas yang memberikan manfaat pada perusahaan dalam sebuah proses operasi secara umum. b. Menetapkan Biaya Pada Masing- Masing Aktivitas c. Mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu. Langkah berikutnya adalah mengelompokkan aktivitas yang seragam menjadi satu. Pada UD. Wijaya Food aktivitas yang digunakan adalah: 1) Jumlah biaya pemakaian bahan baku 2) Jumlah jam mesin 3) Jumlah unit produksi 4) Jumlah jam tenaga kerja langsung 5) Luas bangunan produksi d. Menggabungkan biaya aktivitas yang dikelompokkan e. Perhitungan Tarif Kelompok Langkah terakhir pada tahap yang pertama ini yaitu menentukan tarif kelompok dihitung dengan cara membagi jumlah total biaya pada masingmasing kelompok dengan jumlah cost. Tahap kedua dalam perhitungan Activity Based Costing adalah menetapkan biaya pada produk. Setelah tarif per kelompok aktivitas diketahui, maka dapat dilakukan perhitungan biaya overhead yang dibebankan pada produk sebagai berikut: Overhead yang dibebankan = Tarif kelompok x jumlah konsumsi tiap produk Tabel 1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik UD. Wijaya Food Tahun 2011 Cost Pool
Jumlah Cost Pool (Rp)
1
8.424.999,99
2 3 4 5
16.800.000 5.011.000 4.250.030,2 10.270.000 44.756.030,2
274
Cost Driver Pemakain bahan penolong Jam TKL Unit produksi Jam mesin Luas bangunan
Pembebanan Biaya Overhead Lollipop Lollipop Lollipop Lollipop Sedang Mainan Kecil (Rp) Besar (Rp) (Rp) (Rp) 1.425.941,51 2.967.600,8 2.566.321,44 1.465.136,24 2.834.420,42 1.626.339,85 1.378.996,98 2.567.500 9.833.198,76
5.917.589,51 1.128.220,05 957.011,074 2.567.500 13.537.921,5
5.177.412,46 585.397,196 496.562,35 2.567.500 11.333.193,4
2.921.577,61 1.671.042,9 1.417.459,8 2.567.500 10.042.716,6
ISSN: 2407-2680
Tabel 2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik UD. Wijaya Food Tahun 2012 Cost Pool 1 2 3 4 5
Jumlah Cost Pool (Rp) 8.722.999,99 16.800.000 5.156.000,01 5.100.000 10.225.000 46.004.000
Cost Driver Pemakain bahan penolong Jam TKL Unit produksi Jam mesin Luas bangunan
Lollipop Kecil (Rp) 1.459.432,17 2.810.782,92 1.663.363,04 1.645.297,03 2.556.250 10.135.125,2
Pembebanan Biaya Overhead Lollipop Lollipop Lollipop Sedang (Rp) Besar (Rp) Mainan Rp) 3.118.556,59 2.650.119,8 1.494.891,53 6.006.161,63 1.184.773,93 1.171.905,99 2.556.250 14.037.647,9
5.103.979,26 604.085,808 597.524,753 2.556.250 11.511.959,6
2.879.076,18 1.703.777,23 1.685.272,28 2.556.250 10.319.267,2
Sumber: Data diolah Tabel 3. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik UD. Wijaya Food Tahun 2013 Cost Pool 1 2 3 4 5
Jumlah Cost Pool (Rp) 13.704.691 19.200.000 5.201.000,81 6.155.001,39 10.280.000 54.500.693,4
Cost Driver
Lollipop Kecil (Rp) 2.029.429,78
Pemakain bahan penolong Jam TKL Unit produksi Jam mesin Luas bangunan
2.843.190,72 1.593.982,62 1.874.101,98 2.570.000 10.910.705,1
Pembebanan Biaya Overhead Lollipop Lollipop Sedang Rp) Besar (Rp) 4.511.857,29 5.093.707,69 6.321.022,38 1.181.254,97 1.388.843,43 2.570.000 15.972.978,1
7.136.183,34 800.153,972 940.769,444 2.570.000 16.540.814,4
Lollipop Mainan (Rp) 2.069.696,24 2.899.603,8 1.625.609,25 1.911.286,54 2.570.000 11.076.195,8
Sumber: Data Diolah Tabel 4. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik UD. Wijaya Food Tahun 2014 Cost Pool 1 2 3 4 5
Jumlah Cost Pool (Rp) 18.324.068,9 19.200.000 5.440.000 9.214.999,99 10.285.000 62.464.068,9
Cost Driver Pemakain bahan penolong Jam TKL Unit produksi Jam mesin Luas bangunan
Lollipop Kecil (Rp) 2.511.119 2.631.156,9 1.611.476,48 2.729.734,51 2.571.250 12.054.736,9
Pembebanan Biaya Overhead Lollipop Lollipop Lollipop Sedang (Rp) Besar (Rp) Mainan (Rp) 5.886.918 7.403.066,01 2.522.964,9 6.168.325,72 1.259.282,72 2.133.141,59 2.571.250 18.018.918,1
7.756.948,8 950.163,019 1.609.513,27 2.571.250 20.290.941,1
2.643.568.58 1.619.077,78 2.742.610,62 2.571.250 12.099.471,9
Suber: Data Diolah Tabel 5. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik UD. Wijaya Food Tahun 2015 Cost Pool
Jumlah Cost Pool (Rp)
1
22.762.405,1
2 3 4 5
19.200.000 5.381.041,04 11.118.029,4 10.325.000 68.786.475,5
Cost Driver Pemakain bahan penolong Jam TKL Unit produksi Jam mesin Luas bangunan
Lollipop Kecil (Rp) 2.916.555,16 2.460.102,86 1.533.615,79 3.168.723,07 2.581.250 12.660.246,9
Pembebanan Biaya Overhead Lollipop Lollipop Sedang (Rp) Besar (Rp) 7.338.240,16 9.546.154,39 6.189.776,9 1.286.266,35 2.657.545,59 2.581.250 20.053.079
8.052.144,04 1.003.933,23 2.074.285,39 2.581.250 23.257.767
Lollipop Mainan (Rp) 2.961.455,27 2.497.976,2 1.557.225,67 3.217.475,38 2.581.250 12.815.382,5
275
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Tabel 6. Beban Pokok Produk Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2011 Lollipop Kecil Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Total Biaya Produksi Unit Produksi HPP per unit
Rp 9.758.348 Rp 11.698.644 Rp 9.833.198,76 Rp 31.290.190,8 38.200 Rp 819,11
Lollipop Sedang Rp 20.308.604 Rp 24.346.654 Rp 13.537.500 Rp 58.192.759 26.500 Rp 2.195,95
Lollipop Besar Rp 17.562.472 Rp 21.054.497 Rp 11.333.193,4 Rp 49.950.162,4 13.750 Rp 3.632,73
Lollipop Mainan Rp 10.026.576 Rp 12.020.205 Rp 10.042.716,6 Rp 32.089.497,6 39.250 Rp 817,56
Sumber: Data Diolah Tabel 7. Beban Pokok Produk Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2012 Lollipop Kecil Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Total Biaya Produksi Unit Produksi HPP per unit
Rp 10.454.774 Rp 11.564.364 Rp 10.135.125,2 Rp 32.154.263,2 39.100 Rp 822,35
Lollipop Sedang Rp 22.340.061 Rp 24.711.065 Rp 14.037.647,9 Rp 61.088.773,9 27.850 Rp 2.193,49
Lollipop Besar Rp 18.984.373 Rp 20.999.229 Rp 11.511.959,6 Rp 51.495.561,6 14.200 Rp 3.626,44
Lollipop Mainan Rp 10.708.792 Rp 11.845.342 Rp 10.319.267,2 Rp 32.873.401,2 40.050 Rp 820,80
Sumber: Data Diolah Tabel 8. Beban Pokok Produk Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2013 Lollipop Kecil Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Total Biaya Produksi Unit Produksi HPP per unit
Rp 20.307.980 Rp 11.941.401 Rp 10.910.705,1 Rp 43.160.086,1 50.400 Rp 856,35
Lollipop Sedang Rp 45.148.992 Rp 26.548.294 Rp 15.972.978,1 Rp 87.670.264,1 37.350 Rp 2.347,26
Lollipop Besar Rp 50.971.419 Rp 29.971.970 Rp 16.540.814,4 Rp 97.484.203,4 25.300 Rp 3.853,13
Lollipop Mainan Rp 20.710.919 Rp 12.178.335 Rp 11.076.195,8 Rp 43.965.449,8 51.400 Rp 855,35
Sumber: Data Diolah Tabel 9. Beban Pokok Produk Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2014 Lollipop Kecil Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik Total Biaya Produksi Unit Produksi HPP per unit
Rp 31.406.139 Rp 11.050.859 Rp 12.054.736,9 Rp 54.511.734,9 63.600 Rp 857,10
Lollipop Sedang Rp 73.626.656 Rp 25.906.968 Rp 18.018.918,1 Rp 117.552.542 49.700 Rp 2.365,24
Lollipop Besar Rp 92.588.853 Rp 32.579.185 Rp 20.290.941,1 Rp 145.458.979 37.500 Rp 3.878,90
Lollipop Mainan Rp 31.554.283 Rp 11.102.988 Rp 12.099.471,9 Rp 54.756.742,9 63.900 Rp 856,91
Sumber: Data Diolah Tabel 10. Beban Pokok Produk Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2015 Lollipop Kecil Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik
276
Rp 40.613.940 Rp 10.332.432 Rp 12.660.246,9
Lollipop Sedang Rp 102.187.285 Rp 25.997.063 Rp 20.053.079
Lollipop Besar Rp 132.933.180 Rp 33.819.005 Rp 23.257.767
Lollipop Mainan Rp 41.239.170 Rp 10.491.500 Rp 12.815.382,2
ISSN: 2407-2680
Total Biaya Produksi Unit Produksi HPP per unit
Rp 63.606.618,9 74.700 Rp 851,49
Rp 148.237.427 62.650 Rp 2.366.12
Rp 190.009.952 48.900 Rp 3.885,68
Rp 64.546.052,5 75.850 Rp 850,96
Sumber: Data Diolah Tabel 11. Perbandingan Beban Pokok Produk yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2011 UD. Wijaya Metode Selisih Food (Rp) ABC (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 760 819,11 59,11 Lollipop Sedang 2.280 2.195,95 84,04 Lollipop Besar 3.800 3.632,73 167,26 Lollipop Mainan 760 817,56 57,56 Sumber: Data Diolah Tabel 12. Perbandingan Beban Pokok Produk yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2012 UD. Wijaya Metode Selisih Food (Rp) ABC (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 760 822,35 62,35 Lollipop Sedang 2.280 2.193,49 86,50 Lollipop Besar 3.800 3.626,44 173,55 Lollipop Mainan 760 820,80 60,80 Sumber: Data Diolah Tabel 13. Perbandingan Beban Pokok Produk yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2013 UD. Wijaya Metode Selisih Food (Rp) ABC (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 800 856,35 56,35 Lollipop Sedang 2.400 2.347,26 52,73 Lollipop Besar 4.000 3.853,13 146,86 Lollipop Mainan 800 855,35 55,35 Sumber: Data Diolah Tabel 14. Perbandingan Beban Pokok Produk yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2014 UD. Wijaya Metode Selisih Food (Rp) ABC (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 800 857,10 57,10 Lollipop Sedang 2.400 2.365,24 34,75 Lollipop Besar 4.000 3.878,90 121,09 Lollipop Mainan 800 856,91 56,91 Sumber: Data Diolah
277
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Tabel 15. Perbandingan Beban Pokok Produk yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC UD. Wijaya Food Tahun 2015 UD. Wijaya Metode Selisih Food (Rp) ABC (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 800 851,49 51,49 Lollipop Sedang 2.400 2.366.12 33,87 Lollipop Besar 4.000 3.885,68 114,31 Lollipop Mainan 800 850,96 50,96 Sumber: Data Diolah 2. Menentukan Harga Jual Produk Dengan Konsep Biaya Total Selama ini dalam menentukan harga jual, UD. Wijaya Food dengan cara membagi seluruh biaya yang dikeluarkan dengan jumlah unit yang diproduksi lalu dikalikan dengan persentase laba yang dikehendaki. Sedangkan dalam menghitung harga jual produk dengan konsep biaya total yaitu dengan cara menambahkan besarnya biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya administrasi & umum. Kemudian menghitung biaya per unit dengan cara biaya total dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi. Lalu menentukan laba yang dikehendaki, setelah itu menentukan persentase markup. Pembahasan Tabel 16. Selisih Harga Jual Permen Lollipop Antara yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC Tahun 2011 UD. Wijaya Metode ABC Selisih Food (Rp) (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 972,19 947,62 24,57 Lollipop Sedang 2.823,04 2.493,26 329,78 Lollipop Besar 4.727,23 4.155,29 571,94 Lollipop Mainan 970,58 939,16 31,42 Sumber: Data Diolah Tabel 17. Selisih Harga Jual Permen Lollipop Antara yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC Tahun 2012 UD. Wijaya Metode Selisih Food (Rp) ABC (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 971,02 948,81 22,18 Lollipop Sedang 2.818,83 2.489,16 329,66 Lollipop Besar 4.772,46 4.048,78 673,68 Lollipop Mainan 969,60 942,88 26,73 Sumber: Data Diolah
278
ISSN: 2407-2680
Tabel 18 Selisih Harga Jual Permen Lollipop Antara yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC Tahun 2013 UD. Metode Selisih Wijaya ABC (Rp) (Rp) Food (Rp) Lollipop Kecil 1.011,78 972,38 39,63 Lollipop Sedang 2.949,87 2.621,10 328,77 Lollipop Besar 4.903,16 4.320,37 582,78 Lollipop Mainan 1.010,77 969,43 41,33 Sumber: Data Diolah Tabel 19. Selisih Harga Jual Permen Lollipop Antara yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC Tahun 2014 UD. Wijaya Metode Selisih Food (Rp) ABC (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 1.001,50 961,87 39,63 Lollipop Sedang 2.933,11 2.616,66 316,45 Lollipop Besar 4.870,40 4.310,51 559,88 Lollipop Mainan 1.001,31 961,33 39,98 Sumber: Data Diolah Tabel 20. Selisih Harga Jual Permen Lollipop Antara yang Diterapkan UD. Wijaya Food dengan Metode ABC Tahun 2015 UD. Wijaya Metode Selisih Food (Rp) ABC (Rp) (Rp) Lollipop Kecil 995,58 951,75 43,83 Lollipop Sedang 2.922,42 2.629,16 293,26 Lollipop Besar 4.854,35 4.260,49 593,85 Lollipop Mainan 995,04 952,29 42,74 Sumber: Data Diolah Dari perhitungan harga jual di atas, dapat dilihat bahwa perhitungan harga jual yang dilakukan oleh UD. Wijaya Food dan yang dihitung dengan Metode Activity Based Costing terdapat selisih. Hal ini dikarenakan pada UD. Wijaya Food dalam perhitungan beban pokok produksi dengan cara menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan dibagi dengan output yang dihasilkan, sehingga menyebabkan keempat jenis produk mengkonsumsi biaya overhead yang sama. Sedangkan jika perhitungan beban pokok produksi dihitung dengan metode Activity Based Costing, maka dapat diketahui berapa biaya overhead yang dikonsumsi masing-masing produk. Dapat diketahui pada perhitungan harga jual tahun 2011 jenis produk Lollipop Kecil harga jual antara perhitungan UD. Wijaya Food dengan perhitungan ABC terdapat selisih Rp 24,57; Lollipop Sedang Rp 329,78; Lollipop Besar Rp 571,94; Lollipop Mainan Rp 31,42. Pada tahun 2012 diketahui selisih harga jual Lollipop Kecil sebesar Rp 22,18; Lollipop Sedang Rp 329,66; Lollipop Besar Rp 673,68; dan Lollipop Mainan Rp 26,73. Pada tahun 2013 selisih harga jual Lollipop Kecil adalah Rp 39,63; Lollipop Sedang Rp 328,77; Lollipop Besar 279
Riset Mahasiswa Ekonomi (RITMIK) Vol. 3, No. 3 (2016) Rp 582,78; Lollipop Mainan Rp 41,33. Pada tahun 2014 selisih harga jual Lollipop Kecil Rp 39,63; Lollipop Sedang 316,45; Lollipop Besar Rp 559,88; dan Lollipop Mainan Rp 39,98. Dan pada tahun 2015 selisih harga jual Lollipop Kecil sebesar Rp 43,83; Lollipop Sedang Rp 293,26; Lollipop Besar Rp 593,85; dan Lollipop Mainan Rp 42,74. Perhitungan harga jual UD. Wijaya Food lebih tinggi dikarenakan kesalahan dalam perhitungan beban pokok produksinya. Dalam perhitungan bebean pokok produksi menggunakan ABC, perhitungan beban pokok produksi akan lebih rinci dikarenakan biaya overhead dihitung pada masing-masing produk. Setelah dilakukan perhitungan beban pokok produksi menggunakan Metode Activity Based Costing perhitungan harga jualnya lebih rendah sehingga perusahaan bisa bersaing dengan para kompetitor, karena sebelumnya harga jual UD. Wijaya Food lebih tinggi dari para kompetitor. Agar kesalahan dalam perhitungan harga jual tidak lagi terjadi, maka dalam perhitungan beban pokok produksinya menggunakan metode Activity Based Costing. Jika terdapat kesalahan dalam perhitungan beban pokok produksi, maka perhitungan harga jualpun menjadi kurang tepat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil perhitungan beban pokok produksi dari yang diterapkan oleh UD. Wijaya Food dan perhitungan beban pokok produk dengan menggunakan metode Activity Based Costing maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan beban pokok produksi yang dilakukan oleh UD. Wijaya Food belum dilakukan dengan tepat dikarenakan cara menghitungan beban pokok produksi yaitu dengan menghitung semua biaya yang dikeluarkan dibagi dengan output yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan setiap jenis produk mengkonsumsi biaya overhead dengan proporsi yang sama. 2. Setelah dilakukan perhitungan beban pokok produksi dengan Metode Activity Based Costing ternyata diperoleh selisih. Hal ini dikarenakan dalam perhitungan beban pokok produksi dengan metode ABC, biaya ditelusuri pada masing-masing aktivitas dalam proses produksi. Jadi dapat diketahui berapa biaya overhead yang dikonsumsi setiap produk. Setiap produk yang dihasilkan mengkonsumsi biaya overhead yang berbeda. Sedangkan beban pokok produksi yang dihitung UD. Wijaya Food, setiap produk mengkonsumsi biaya overhead dengan proporsi yang sama.Berdasarkan pembahasan uraian dan hasil perhitungan harga jual dari yang diterapkan oleh UD. Wijaya Food dan perhitungan harga jual dengan beban pokok produk yang menggunakan metode Activity Based Costing maka dapat ditarik kesimpulan bahwa harga jual yang ditentukan oleh UD. Wijaya Food belum tepat karena dalam perhitungan beban pokok produksinya belum dilakukan dengan tepat. Harga jual yang ditentukan UD. Wijaya Food lebih tinggi dibandingan harga jual yang beban pokok produksinya dihitung dengan Metode Activity Based Costing. Hal inilah yang menyebakan UD. Wijaya Food tidak bisa berkompetisi di pasaran dikarenakan harga jualnya yang terlalu tinggi. Harga jual yang terlalu tinggi ini disebabkan karena perhitungan beban pokok produksi yang belum tepat. Sedangkan jika beban pokok produksi dihitung dengan metode activity based costing, harga jual yang 280
ISSN: 2407-2680
didapat lebih rendah karena biaya overhead masing-masing produk sudah dihitung dengan tepat. Sehingga UD. Wijaya Food bisa berkompetisi dengan lainnya. Saran Berdasarkan hasil dari penelitian di atas terdapat kesimpulan bahwa terjadi perbedaan beban pokok produksi UD. Wijaya Food dengan beban pokok produksi yang dihitung dengan menggunakan metode activity based costing. UD. Wijaya Food dalam menghitung beban pokok produksi hanya dengan cara membagi semua biaya yang dikeluarkan dengan jumlah output yang dihasilkan. Padahal cara ini bukanlah cara yang tepat dalam menghitung beban pokok produksi karena setiap produk bisa mengkonsumsi biaya overhead yang sama. Selain itu, jika salah dalam perhitungan beban pokok produk, akan berpengaruh pada harga jual produk. Harga jual produk bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena itu penulis menyarankan agar UD. Wijaya Food menerapkan metode activity based costing dalam perhitungan beban pokok produksi agar setiap produk dapat diketahui berapa konsumsi biaya overhead dari masing-masing aktivitas. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Kamaruddin, 2014. Akuntansi Manajemen, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Anton, 2012. Analisis Penentuan Harga Pokok Produksi Menggunakan Metode Activity Based Costing (Studi Kasus Pada PT. Bintang Semarang), Fakultas Ekonomi Universitas AKI. Carter, William K, 2009. Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta. Fauziyah, Ida, 2014. Analisis Activity Based Costing System Sebagai Dasar Penetapan Harga Pokok Produksi (Studi Pada PT PG Rajawali I Unit PG Krebet Baru), Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Garrisson, Ray H., Eric W. Norren,, Peter C. Brewer, 2013. Akuntansi Manajerial, Salemba Empat, Jakarta. Halim, Abdul., Bambang Supomo., Muhammad Syam Kusufi, 2011. Akuntansi Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajahmada, Yogyakarta. Hansen, Don R., Marynne M. Mowen., 2006. Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta. Kotler, Philip., Gary Amstrong, 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta. Peter, J Paul., Jerry C. Olson, 2014. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran, Salemba Empat, Jakarta. Raiborn, Cecily A., Michael R. Kinney, 2011. Akuntansi Biaya, Salemba Empat, Jakarta. Swastha, Basu., Irawan, 2008. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty Offset, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran, CV. Andi Offset, Yogyakarta. Wulansari, Ratna, 2012. Perhitungan Harga Pokok Produksi Dalam Menentukan Harga Jual Dengan Menggunakan Activity Based Costing System (Studi Kasus Pada Perusahaan Edytex Jaya Pekalongan), Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nusantara. 281