eJournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (2): 192-201 ISSN 0000-0000 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2013
ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DAN PENERAPAN METODE MARK UP DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK PADA USAHA AMPLANG DI SAMARINDA Widyawati 1 Abstrak Pada saat ini banyak bermunculan perusahaan-perusahaan yang beragam bentuk usahanya, yang menandakan bahwa dunia usaha semakin maju. Mencapai keberhasilan tersebut salah satunya adalah penetapan harga jual. Dalam usaha amplang, harga jual yang ditetapkan oleh mawar sari sebelumnya adalah Rp 11.000,- dan setelah adanya kenaikkan harga bahan dipasaran menjadi Rp 13.000,-, untuk kampung amplang harga awalnya Rp 9.000,- dan menjadi Rp 10.000, begitu juga dengan amplang sinar terang harga jual awalnya Rp 16.000,- dan menjadi Rp 17.500,-. Ketiga usaha ini sama-sama mengharapkan keuntungan 20% dengan berat yang sama yaitu 2 ons. Permasalahannya apakah ada hubungan penerapan metode mark up terhadap penentuan harga jual amplang, begitu juga dengan harga jual yang ditetapkan apakah sudah sesuai. Tujuannya adalah untuk menganalisis harga jual amplang dengan menggunakan metode mark up. Analisis yang digunakan adalah metode mark up dilakukan perhitungan harga pokok produksi, setelah itu perhitungan harga pokok produksi persatuan dan baru dapat dihitung harga jualnya. Dari analisis dan pembahasan kesimpulan yang diambil adalah mawar sari harga jual yang ditetapkan Rp 13.000,- apabila dihitung dengan menggunakan metode mark up harga jual yang diperoleh sebesar Rp 19.446,- dan mencapai 80,22%, kampung amplang harga jual yang ditetapkan Rp 10.000,- dengan perhitungan metode mark up harga jualnya Rp 12.403,- dan mencapai 96,75%, dan amplang sinar terang harga jualnya sebesar Rp 17.500,- dengan perhitungan metode mark up menjadi Rp 43.428,- dan mencapai 48,36%. Jadi ketiga usaha amplang ini akan lebih menguntungkan jika harga jual yang ditetapkannya menggunakan metode perhitungan harga jual mark up, dan dilihat perhitungannya bahwa ada hubungan penerapan metode mark up terhadap penentuan harga jual amplang. Kata Kunci : Harga pokok produksi, metode mark up dan penentuan harga jual. 1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
PENDAHULUAN Latar Belakang Penetapan harga jual adalah salah satu yang berperan besar dalam menentukan keberhasilan bisnis, terutama yang bergerak dibidang penjualan barang atau produk. Perusahaan dalam melakukan penentuan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu yang paling banyak dipakai adalah dengan menambahkan persentase tertentu dari biaya pada semua barang dalam produk. Dalam strategi penentuan harga jual, pengelola usaha harus membuat tujuan penetapannya terlebih dahulu. Tujuan penetapan harga jual yang tepat adalah untuk meningkatkan penjualan, memperbaiki dan mempertahankan market share, memperhatikan permintaan, dan mengusahakan mengembalikan investasi dengan pencapaian laba secara maksimal. Perusahaan ingin menetapkan harga jual yang dapat menutupi sebuah biaya untuk produksi, distribusi, penjualan produk dan memberikan laba yang wajar bagi usaha dan resikonya. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk didalam suatu periode akan dijadikan dasar untuk menetapkan harga jual produk. Biaya yang diperlukan yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Besarnya margin yang diinginkan suatu perusahaan pasti akan selalu berada diatas semua total biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu produk. Metode penetapan harga penggelumbangan (mark up) yang tepat untuk penetapan harga jual. Mark up sendiri pada dasarnya adalah persentase penambahan sejumlah biaya kedalam biaya produksi untuk memperoleh harga jual. Selain itu semakin ketatnya persaingan pada produk yang dihasilkan oleh usaha home industry, maka seharusnya dalam menetapkan harga jualnya, pengusaha sebelumnya harus menghitung berapa harga pokok produksinya sehingga dengan demikian dalam menentukan harga jual produk bisa lebih akurat dan teliti. Dalam hal ini yang dialami oleh para pengusaha khususnya penjualan produk seperti usaha amplang. Persoalan seperti kenaikkan harga bahan pokok produk dipasaran, yang mengakibatkan ikutnya kenaikkan harga jual amplang itu sendiri. Kenaikkan harga jual bisa saja membuat produk yang kita jual tidak laku. memperhitungkan harga jual amplang harus disertai dengan perhitungan harga pokok produksi yang tepat agar tidak mengalami kerugian. Dalam situasi kenikkan harga bahan baku dan penolongnya, maka strategi hargalah yang perlu dilakukan agar usaha bisa terus berjalan. Meskipun laba yang diperoleh perusahaan besar maupun kecil tergantung pada bagaimana perusahaan dapat mengendalikan proses dan luas produksinya serta menentukan harga jualnya. Ketiga usaha amplang ini menaikkan harga jualnya setelah ada kenaikkan harga bahan dipasaran, agar keuntungan yang didapatkan cukup maksimal. Keuntungan yang ditetapkan oleh ketiga usaha amplang ini sebesar 20% dirasa suatu kewajaran karena harga-harga yang tidak menentu.
193
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Dan Penerapan Metode Mark Up Dalam Penentuan Harga Jual Produk Pada Usaha Amplang Disamarinda”. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dirumuskan suatu permasalahan yaitu “Apakah ada hubungan penerapan metode mark up terhadap penentuan harga jual usaha amplang di Samarinda?”. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis harga jual amplang dengan menggunakan metode mark up. KERANGKA DASAR TEORI Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut Rybun (1991:31) harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Penetapan jumlah harga pokok produksi diawali dengan jumlah harga pokok produksi barang dalam proses pada awal periode. Jumlah ini kemudian ditambah dengan biaya bahan baku yang dimasukkan dalam produksi. Dengan dilakukannya perhitungan harga pokok produksi maka dapat digunakan sebagai alat perencanaan manajemen dalam menentukan harga jual, serta pada tingkat harga berapa perusahan memperoleh laba. Untuk menentukan harga jual produk agar memperoleh laba, ialah dengan cara jumlah harga pokok produksi ditambah dengan persentase laba yang diinginkan. Harga Jual Pengertian Harga Jual Menurut Mulyadi (2001:78) ”pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark up” Menurut Purba (1996:62) ”harga jual adalah sejumlah nilai yang ditukar oleh konsumen dengan manfaat dan memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. 194
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
Harga yang ditentukan untuk sebuah produk akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya tingkat laba. Perusahaan menentukan harga jual produknya dengan tiga dasar pertimbangan yaitu biaya produksi, suplai persediaan dan harga persaingan a) Penentuan harga berdasarkan biaya produksi Pada strategi ini perusahaan menentukan harga untuk sebuah produk dengan mengestimasi biaya per unit untuk memproduksi produk tersebut dan menambahkan suatu kenaikkan. Jika metode ini digunakan perusahaan harus mencatat semua biaya yang melengkapi produksi sebuah produk dan diupayakan agar harga tersebut dapat menutupi semua biaya tersebut. Bagi produk atau jasa harga harus cukup rendah agar dapat mencapai volume tingkat penjualan yang tinggi sehingga biaya produksi mengalami penurunan. b) Penentuan harga berdasarkan suplai persediaan Pada umumnya perusahaan cenderung menurunkan harga jika mereka harus mengurangi persediaan. c) Penentuan harga berdasarkan harga pesaing Penentuan harga berdasarkan harga pesaing dibagi atas tiga yaitu : - Penentuan harga penetrasi, dimana perusahaan menentukan harga yang lebih rendah dari harga pesaing agar dapat menembus pasar. - Penentuan harga defensive, dimana perusahaan menurunkan harga produk untuk mempertahankan pangsa pasarnya. - Penentuan harga prestise, ditentukan dengan tujuan untuk memberikan kesan terbaik bagi produk perusahaan. Diharapkan manajemen perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menetapkan harga jual produk atau jasa perusahaan mereka. Melalui strategi penetapan harga dapat membentuk citra perusahaan, persepsi yang sering berlaku bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi. Harga merupakan suatu hal penting, dimana harga merupakan komponen besar dari kepuasan konsumen. Nilai produk adalah apa yang dirasakan konsumen, jadi pembeli menetapkan nilai produk dari produk. Dari sudut pandang produsen, harga tentu saja mempunyai peranan yang sangat penting, dimana harga ditentukan oleh berapa besar pendapatan yang ingin mereka peroleh. Banyaknya jumlah produk sangat dipengaruhi oleh harga jual produk yang dijual baik bagi produsen maupun konsumen. Sedangkan harga jual adalah nilai yang dibebankan kepada pembeli atau pamakai barang atau jasa. Dalam hal ini harga jual merupakan suatu yang dapat digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang atau jasa serta pelayanannya. Adapun tujuan pokok penentuan harga jual adalah mencapai target penjualan, memaksimumkan laba, meningkatkan penjualan dan mempertahankan atau memperluas pangsa pasar, dan menstabilkan harga.
193 195
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201
Penetapan Harga Jual Penetapan harga jual yang salah sering berakibat fatal pada masalah keuangan perusahaan yang sekaligus akan mempengaruhi usaha. Misalnya, kerugian yang terus menerus atau menimbunnya produk digudang karena macetnya pasaran. Harga jual yang ditetapkan harus mampu menentukan semua biaya yang menghasilkan laba jangka panjang sehingga dapat menghasilkan return yang wajar bagi para pemilik perusahaan serta mempertahankan dan mengembangkan perusahaan. Sebelum menetapkan harga, kita harus mengerti benar mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi biaya. Bila biaya yang telah atau akan terjadi sudah dipahami dengan baik, kita dapat dengan mudah menghitung dan menetapkan harga yang diinginkan. Secara umum ada dua tipe biaya, yiatu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya rutin yang dikeluarkan perusahaan setiap bulannya, misalnya biaya sewa ruangan, sewa peralatan, dan gaji karyawan. Biaya tidak tetap adalah biaya yang timbul karena adanya bisnis, misalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli dan memperoleh bahan baku yang dibutuhkan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual Faktor internal perusahaan, Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk sampai terjual pada konsumen. Karakteristik produk, ada tiga yaitu daya tahan produk terhadap waktu, kualitas produk dibanding produk saingan, posisi produk dalam siklus kehidupan produk. Faktor eksternal perusahaan Harga pokok persaingan, salah satu cara untuk memenangkan persaingan adalah menjual dengan harga lebih murah dari pesaing, namun saat memutuskan harga lebih murah perusahaan harus juga memperkirakan kemungkinan reaksi pesaing atas harga tersebut. Elastisitas permintaan, adalah naik atau turunnya pembelian produk akibat perubahan harga. Metode Penetapan Harga Jual Ada beberapa metode penetapan harga jual yaitu a. Penetapan harga mark up b. Penetapan harga sasaran pengembalian c. Penetapan harga persepsi nilai d. Penetapan harga nilai e. Penetapan harga umum f. Penetapan harga tipe lelang
194 196
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
Tujuan Penetapan Harga Ada beberapa tujuan penetapan harga yaitu a. Untuk mendukung strategi bauran pemasaran secara keseluruhan. b. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dengan menetapkan harga yang kompetitif c. Mempertahankan perusahaan dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan d. Menggapai ROI perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam pada perusahaan e. Menguasai pangsa pasar dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing f. Mempertahankan status ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri Metode Mark Up menurut Swastha dan Irawan (2005:256) ”jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual”. Mark up dapat ditentukan dari biaya produksi dan harga jualnya. Jika dari biaya produksi maka persentase mark up tersebut harus dikalikan dengan biaya produksi, kemudian ditambahkan pada biaya produksi sehingga menghasilkan harga mark up dan apabila ditentukan dari harga jualnya, lebih kompleks karena tidak dikalikan dengan biayanya, tetapi harga jual ditentukan dari biaya dibagi dengan satu dikurangi persentase mark up. Salah satu alasan menggunakan mark up adalah karena kurangnya kepastian mengenai biaya dari pada permintaan. Definisi Konsepsional Menurut Rybun (1999:31) harga pokok produksi meliputi keseluruhan bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan overhead pabrik yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa. Menurut Purba (1996:62) harga jual adalah ”sejumlah nilai yang ditukar oleh konsumen dengan manfaat dan memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli”. Menurut Swastha Dan Irawan (2005:256) mark up merupakan ”jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual” METODE PENELITIAN Definisi Operasional Harga pokok produksi yang dimaksud disini adalah adanya perhitungan atas biaya-biaya dalam memproduksi amplang, yaitu biaya bahan baku langsung berupa ikan tenggiri atau ikan pipih, telur dan tepung. Biaya tenaga kerja langsung berupa gaji karyawan bagian pengadonan, penggorengan, dan 193 197
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201
karyawan lainnya yang bekerja langsung dalam proses produksi. Biaya overhead pabrik yaitu berupa bumbu-bumbu, minyak goreng, serta biaya penolong lainnya Penentuan harga jual ini maksudnya harga jual amplang yang ditentukan dari perhitungan harga pokok produksi ditambah dengan mark up yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Mark up dalam penelitian ini maksudnya adalah penentuan harga jual produk amplang didasarkan pada total biaya produksi ditambah dengan persentase 20% sebagai mark up. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Lapangan - Observasi, cara pengambilan data dengan melakukan pencatatan secara tertulis data yang ada di dalam perusahaan. - Wawancara, cara pengambilan data dengan jalan mengadakan tanya jawab langsung kepada pimpinan dan karyawan yang terlibat dalam perusahaan. 2. Penelitian Kepustakaan Yaitu dengan mengumpulkan data dengan mengadakan riset yang berhubungan dengan konsep untuk menunjang penelitian ini, dengan mengutip beberapa teori dari para ahli dengan pembahasan yang sesuai dengan yang diteliti. Alat Analisis Perhitungan harga pokok produksi, - Biaya bahan baku = Rp xxx - Biaya tenaga kerja langsung = Rp xxx - Biaya overhead pabrik = Rp xxx Harga pokok produksi = Rp xxx Harga pokok persatuan = jumlah harga pokok pesanan tertentu Jumlah produk pesanan yang bersangkutan Harga jual = biaya produksi + mark up = biaya produksi + (% x biaya produksi) HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Perusahaan Usaha mawar sari, kampung amplang dan amplang sinar terang adalah suatu usaha rumah tangga yang bergerak dalam bidang usaha memproduksi amplang dengan menggunakan ikan tenggiri atau pipih. Mawar Sari yang didirikan oleh Hj. Nurhasanah Mawardi yang bertempat di Jl. Gatot Subroto Gg.16 No.20 Rt.25 Kel. Bandara Samarinda. Kampung Amplang yang dikelola 194 198
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
oleh Topik Rahmani yang bertempat dijalan Antasari No.10 Samarinda dan Amplang Sinar Terang yang berlokasi di Jl. M.Said Gg. Polewali 1 Rt.30 yang dikelola oleh Imam Chanafi. Hasil Produksi Usaha Mawar Sari memproduksi dalam sebulan sebanyak 15 kali dengan bahan baku dan menghasilkan kurang lebih sekitar 13.000 ons yang dikemas dalam 6.500 bungkus dengan komposisi 5 ons 1.000 bungkus, 2 ons 2.500 bungkus dan 1 ons 3.000 bungkus. Untuk Kampung Amplang dalam sebulan memproduksi sekitar 10 kali dengan bahan baku dan menghasilkan sekitar 11.500 ons amplang dalam 5.500 bungkus dengan komposisi 5 ons 1.000 bungkus, 2 ons 2.000 bungkus, 1 ons 2.500 bungkus, dan untuk Amplang Sinar Terang sekitar 3 kali pembuatan dalam sebulan menghasilkan 2.288 ons yang dikemas dalam 1.696 bungkus dengan komposisi 5 ons 98 bungkus, 2 ons 200 bungkus, 1 ons 1.398 bungkus. Analisis dan Pembahasan Usaha Mawar Sari dengan biaya bahan baku langsung selama sebulan yang terdiri dari ikan, tepung, telur mendapatkan jumlah Rp 60.900.000,-, biaya tenaga kerja langsung yang diberikan kepada 12 karyawan selama sebulan Rp 18.000.000,-, biaya bahan penolong sebulan yang terdiri dari bawang putih, minyak goreng, garam, es batu dan ditambah bahan bakar gas sebesar Rp 24.020.000,-, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya penyusutan, biaya bahan penolong, biaya listrik, air sebesar Rp 26.328.822,-, jadi harga pokok produksi yang didapat sebesar Rp 105.228.822,-. Total berat produksi 13.000 ons sehingga persentase berat untuk ukuran 2 ons 5.000:13.000 = 38,5% sehingga harga pokok produksi untuk ukuran 2 ons Rp 40.513.096,-, sehingga harga pokok produksi per bungkus Rp 40.513.096 : 2.500 = Rp 16.205 per bungkus, harga mark up Rp 16.205 + (16.205 x 20%) = Rp 19.446,-, harga yang ditetapkan ini sebesr 80,22% dari harga produksi. Usaha Kampung Amplang dengan biaya bahan baku langsung selama sebulan dengan terdiri dari ikan, tepung, telur mendapatkan jumlah Rp 39.800.000,-, biaya tenaga kerja langsung yang diberikan kepada 6 karyawan selama sebulan Rp 6.000.000,-, biaya bahan penolong sebulan yang terdiri dari bawang putih, minyak goreng, garam, es batu dan ditambah bahan bakar gas sebesar Rp 11.900.000,-, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya penyusutan, biaya bahan penolong, biaya listrik, air sebesar Rp 13.599.666,-, jadi harga pokok produksi yang didapat sebesar Rp 59.399.666,-. Total berat produksi 11.500 ons sehingga persentase berat untuk ukuran 2 ons 4.000:11.500 = 34,8% sehingga harga pokok produksi untuk ukuran 2 ons Rp 20.671.084,-, sehingga harga pokok produksi per bungkus Rp 20.671.084 : 2.000 = Rp 10.336 per bungkus, harga mark up Rp 10.336 + (10.336 x 20%) = Rp 12.403,-, harga yang ditetapkan ini sebesar 96,75% dari harga produksi. 193 199
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 1, Nomor 2, 2013: 192-201
Usaha Amplang Sinar Terang dengan biaya bahan baku langsung selama sebulan dengan terdiri dari ikan, tepung, telur mendapatkan jumlah Rp 24.540.000,-, biaya tenaga kerja langsung yang diberikan kepada 4 karyawan selama sebulan Rp 10.800.000,-, biaya bahan penolong sebulan yang terdiri dari bawang putih, minyak goreng, garam, es batu dan ditambah bahan bakar gas sebesar Rp 5.364.000,-, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya penyusutan, biaya bahan penolong, biaya listrik, air sebesar Rp 6.020.096,-, jadi harga pokok produksi yang didapat sebesar Rp 41.360.096,-. Total berat produksi 2.288 ons sehingga persentase berat untuk ukuran 2 ons 400:2.288 = 17,5% sehingga harga pokok produksi untuk ukuran 2 ons Rp 7.238.017,-, sehingga harga pokok produksi per bungkus Rp 7.238.017 : 200 = Rp 36.190 per bungkus, harga mark up Rp 36.190 + (36.190 x 20%) = Rp 43.428,-, harga yang ditetapkan ini sebesar 48,36% dari harga pokok produksi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diatas, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah Mawar Sari harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 13.000 apabila dihitung menggunakan metode mark up harga jual yang diperoleh sebesar Rp 19.446,- dan mencapai 80,22%, untuk Kampung Amplang harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 10.000 apabila dihitung menggunakan metode mark up harga jual yang diperoleh sebesar Rp 12.403,dan mencapai 96,75%, sedangkan untuk Amplang Sinar Terang harga jual yang ditetapkan sebesar Rp 17.500 apabila dihitung menggunakan metode mark up harga jual yang diperoleh sebesar Rp 43.428,- dan mencapai 48,36%, jadi ketiga usaha amplang ini akan lebih menguntungkan jika harga jual yang ditetapkannya menggunakan metode perhitungan harga jual mark up dan dilihat dari perhitungannya bahwa ada hubungan penerapan metode mark up terhadap penentuan harga jual amplang karena didalam setiap penentuan harga jual pasti harus ada mark up untuk mendapatkan suatu laba yang diinginkan. Saran Berdasarkan dari kesimpulan diatas maka saran dari penelitian ini adalah agar para pengusaha amplang dapat menambah produktifitas usahanya untuk memperoleh hasil yang diinginkan dan dalam memperhitungkan harga jual amplang sebaiknya menggunakan penentuan harga jual dengan menggunakan metode mark up agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal, karena dalam metode mark up ini perhitungan harga jualnya disertai dengan perhitungan harga pokok produksi yang disesuaikan dengan kenaikkan harga dipasaran yang tidak menentu.
200 194
Analisis harga pokok produksi, metode mark up dalam harga jual amplang (widya)
DAFTAR PUSTAKA Alma, Buchari, 2002, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, Cetakan Ke Lima, Alfabeta, Bandung. Assauri, Sofjan, 2007, Manajemen Pemasaran, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Jurnal Ilmu Pengetahuan, (blogmbahbookie.blogspot.com/2012/09/Skripsihpp.html). Kotler, Philip, 2001, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi Dan Kontrol, Edisi Bahasa Indonesia, PT Prehallindo, Jakarta. Kotler, Philip, 2005, Manajemen Pemasaran, Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Kesebelas, Jilid I, Alih Basasa Benyamin Molan, Pt Intan Sejati Klaten, Jakarta. Kraus, Faisal, 2004, Analisis Hubungan Metode Penetapan Harga Terhadap Volume Penjualan, Jakarta. Library.binus.ac.id/eColls/eThesis/bab2/2010-2-00387-MN%202.pdf. Mulyadi, 2005, Akumulasi Biaya Untuk Manajemen, Bagian Penerbit Fakultas Ekonomin Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sunarto, 2002, Akuntansi Biaya, Edisi Revisi, Pena Persada, Yogyakarta. Supriyono, R.A. 1999, Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya Dan Penentuan Harga Pokok, Buku 1, Edisi 2, Cetakan Ke 12, BPFE, Yogyakarta. Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keungan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Cetakan Kelima, Gramedia, Jakarta. Swastha, Basu, 2001, Azas-Azas Marketing, Liberty, Yogyakarta. Swastha, Basu Dan Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Kedua, Cetakan Ke Duabelas, Liberty Offset, Yogyakarta. Wirausahaindonesia/kiat/marketing/7-faktor-yang-mempengaruhi-penentuanharga-jual-htm.
193 201