PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEEDEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING
Nama NPM Jurusan Pembimbing
: : : :
Nur Amelia 25210114 Akuntansi Istichanah, SE., MMSI
PENDAHULUAN Latar Belakang • Harga pokok produksi • Harga jual pada perusahaan
• Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah perhitungan harga pokok produksi pada Pabrik Roti Dee-Dee Bakery?
2. Bagaimanakah perbandingan antara harga pokok produksi yang diterapkan oleh Pabrik Roti Dee-Dee Bakery dengan metode full costing terhadap harga jual? Batasan Masalah
Penulisan ilmiah ini hanya dibatasi pada penentuan harga pokok produksi terhadap harga jual roti manis isi coklat dengan metode yang diterapkan oleh Pabrik Roti Dee-Dee Bakery, selanjutnya dibandingkan dengan metode full costing. Data yang digunakan adalah data pada bulan Januari tahun 2013
Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan oleh Pabrik Roti Dee-Dee Bakery.
2. Untuk mengetahui perbandingan perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Pabrik Roti Dee-Dee Bakery dengan perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing guna menentukan harga jual.
Manfaat Penelitian 1. Penulisan ilmiah ini diharapkan dapat membantu pembaca khususnya bagi yang ingin mengetahui penentuan harga pokok produksi untuk menentukan harga jual dalam suatu perusahaan dengan menggunakan metode full costing. 2. Penulis juga mengharapkan agar penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi Pabrik Roti Dee-Dee Bakery dalam pengambilan keputusan sehingga mendapatkan laba sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.
PEMBAHASAN 1. Data Perusahaan Dalam 1 bulan perusahaan dapat menghasilkan : 25 hari × 1100 buah = 27.500 buah roti coklat. Adapun biaya yang diperlukan untuk memproduksi roti coklat menurut perusahaan adalah sebagai berikut : Biaya Bahan Baku (BBB)
Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Tabel BBB roti coklat bulan Januari 2013
Tabel BTKL bulan Januari 2013
Jenis bahan baku
Jumlah
Harga
Total Biaya
Terigu
625 kg
Rp. 5.000
Rp. 3.125.000
Pengelola
1
Rp. 1.500.000
Rp. 1.500.000
Mentega
75 kg
Rp. 15.000
Rp. 1.125.000
Pembuatan
3
Rp. 700.000
Rp. 2.100.000
Gula pasir
125 kg
Rp. 10.000
Rp. 1.250.000
Pembakar
3
Rp. 700.000
Rp. 2.100.000
Garam
1,5 kg
Rp. 1.000
Rp.
1.500
Pembungkus
1
Rp. 500.000
Rp. 500.000
Telur
80 kg
Rp. 15.000
Rp. 1.200.000
Total BTKL
Bahan pengembang
9,5 kg
Rp. 20.000
Rp. 190.000
Coklat
25 kg
Rp. 35.000
Rp. 875.000
Total biaya bahan baku
Rp. 7.766.500 Sumber : Dee-Dee Bakery (diolah)
Bagian
Jumlah Pekerja
Upah/bulan
Jumlah
Rp. 6.200.000 Sumber : Dee-Dee Bakery (diolah)
Biaya tetap bulan Januari 2013 Mesin
Biaya Overhead Pabrik (BOP) Tabel BOP bulan Januari 2013 Biaya
Keterangan
Biaya listrik
Rp.
700.000
Biaya telepon
Rp.
150.000
Unit
Harga
Umur
Dep.
Perolehan
Ekonomis
Perusahaan
Dep. Oven
2
Rp. 6.000.000
10 tahun
Rp. 600.000
Dep. Mixer
1
Rp. 3.000.000
10 tahun
Rp. 300.000
Dep. Loyang
50
Rp. 500.000
5 tahun
Rp. 100.000
Dep. Gas
3
Rp. 600.000
5 tahun
Rp. 120.000
Dep. Kompor Gas
3
Rp. 750.000
5 tahun
Rp. 150.000
Sumber : Dee-Dee Bakery (diolah) Biaya pembungkus 10 kg × @Rp.10.000 = Rp. 100.000 Rp. 100.000 × 25 hari = Rp. 2.500.000
Rp. 2.500.000
Biaya selotip pembungkus Rp. 5.000 × @ 2 unit = Rp. 10.000 Rp. 10.000 × 25 hari = Rp. 250.000
Rp.
250.000
Total BOP variabel
Rp. 3.600.000
Dep. Oven
Rp.
50.000
Dep. Mixer
Rp.
25.000
Dep. Loyang
Rp.
8.334
Dep. Gas
Rp.
10.000
Dep. Kompor Gas
Rp.
12.500
Total BOP tetap
Rp.
105.834
Total BOP ( T ) + ( V )
Rp. 3.705.834
Sumber : Dee-Dee Bakery (diolah)
Biaya non produksi roti coklat bulan Januari 2013 Keterangan Biaya Biaya pemasaran
Rp. 500.000
Biaya administrasi & umum
Rp. 500.000 Sumber : Dee-Dee Bakery (diolah)
2. Perhitungan Harga Jual Roti Coklat Menurut Dee-Dee Bakery Harga jual perunit = biaya produksi + laba yang diharapkan Volume produksi
Untuk BOP Dee-Dee Bakery hanya menggunakan BOP variabel saja.
3. Perhitungan harga jual roti coklat menurut metode full costing Biaya Produksi :
Biaya bahan baku
Rp. 7.766.500
Biaya tenaga kerja langsung
Rp. 6.200.000
Biaya overhead pabrik (T) + (V)
Rp. 3.705.834 +
Total harga pokok produksi
Rp. 17.672.334
Biaya non produksi : Biaya administrasi umum
Rp. 500.000
Biaya pemasaran
Rp. 500.000 +
Total biaya non produk
Rp. 1.000.000 +
Total harga pokok produk
Rp. 18.672.334
Laba yang diharapkan ( 15% x Rp. 18.672.334 ) Rp. 2.800.850,1
4. Analisis Perbandingan Harga Jual Tabel Perbandingan Harga Jual Perusahaan dengan metode Full Costing Perusahaan
Full Costing
Biaya bahan baku
Rp. 7.766.500
Rp. 7.766.500
Biaya tenaga kerja langsung
Rp. 6.200.000
Rp. 6.200.000
Biaya overhead pabrik variabel
Rp. 3.600.000
Rp. 3.600.000
Keterangan Biaya produksi :
Biaya overhead pabrik tetap
-
Rp
105.834
Biaya non produksi : Biaya pemasaran
Rp.
500.000
Rp.
500.000
Biaya admisistrasi & umum
Rp.
500.000
Rp.
500.000
Total biaya non produksi
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
Total harga pokok produksi
Rp. 18.566.500
Rp. 18.672.334
Rp. 3.713.300
Rp. 2.800.850,1
-
20 %
Harga jual produk
Rp. 22.279.800
Rp. 22.406.800,8
Harga jual per unit
Rp.
Laba yang diharapkan 20%
15% Mark Up : Lyd + B. Non produksi × 100% Biaya produksi
820
Rp.
820
Sumber : Dee-Dee Bakery (diolah)
5. Perhitungan Laporan Laba Rugi Tabel Laporan Laba Rugi menurut Perusahaan dan Metode Full Costing Keterangan
a. 27.500 × @ Rp. 820
Perusahaan
Full Costing
Rp. 22.550.000
b. 27.500 × @ Rp. 820
Rp. 22.550.000
Biaya produksi : Biaya bahan baku
Rp. 7.766.500
Rp. 7.766.500
Biaya tenaga kerja langsung
Rp. 6.200.000
Rp. 6.200.000
Biaya overhead pabrik
Rp. 3.600.000
Rp. 3.705.834
Total harga pokok produksi
Rp. 17.566.500
Rp. 17.672.334
Laba kotor
Rp. 4.983.500
Rp. 4.877.666
Biaya non produksi
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
Laba bersih
Rp. 3.983.500
Rp. 3.877.666
Berdasarkan laba rugi diatas dapat diketahui bahwa terdapat selisih antara laba bersih menurut perusahaan sebesar Rp. 3.983.500 sedangkan menurut metode Full Costing laba bersih adalah sebesar Rp. 3.877.666, sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 105.834 hal ini terjadi dikarenakan perusahaan tidak memasukkan biaya depresiasi mesin dan perhitungan Mark Up kedalam perhitungan harga pokok produksinya.
6. Rangkuman Hasil Penelitian Dari hasil perhitungan diatas terjadi perbedaan. Perbedaan tersebut terjadi karena dalam membebankan biaya overhead pabrik perusahaan tidak mengikutsertakan biaya-biaya penyusutan. Sedangkan dengan metode Full Costing, biaya overhead pabrik dibebankan dengan disertai biaya-biaya penyusutan dan memasukkan perhitungan Mark up kedalam perhitungan harga pokok produknya, maka harga pokok produknya pun lebih tepat, sehingga harga jual yang akan dibebankan kepada konsumen lebih tepat. Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Harga Jual Keterangan
Perusahaan
Full Costing
Biaya bahan baku
Rp. 7.766.500
Rp. 7.766.500
Biaya tenaga kerja langsung
Rp. 6.200.000
Rp. 6.200.000
Biaya overhead pabrik
Rp. 3.600.000
Rp. 3.705.834
Total harga pokok produksi
Rp. 17.566.500
Rp. 17.672.334
Biaya non produksi
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
Total harga pokok produk
Rp. 18.566.500
Rp. 18.672.334
Harga jual / unit
Rp.
Rp.
Laba bersih
Rp 3.983.500
820
820
Rp. 3.877.666
Sumber : Dee-Dee Bakery (diolah)
PENUTUP 1. Kesimpulan a.
Perhitungan harga pokok produksi menggunakan metode full costing lebih tepat dibandingkan dengan metode perusahaan.
b.
Terdapat selisih laba bersih, menurut perusahaan sebesar Rp. 3.983.500 sedangkan menurut metode full costing sebesar Rp. 3.877.666
2. Saran a.
Dalam menentukan harga jual produk sebaiknya Perusahaan Dee-Dee Bakery lebih memperhatikan kembali seluruh biaya yang dikeluarkan.
b.
Untuk mendapatkan penentuan harga jual yang tepat dan wajar sebaiknya Perusahaan Dee-Dee
Bakery mengunakan perhitungan dengan mengunakan metode Full Costing. c.
Sebaiknya Perusahaan Dee-Dee Bakery juga memperhatikan produk roti apa yang sedang digemari oleh konsumen dan lebih memprioritaskan kepada produk roti tersebut.