BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII SMP Negeri 2 Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematika siswa secara tertulis. Untuk keperluan itu, data dalam penelitian ini berupa hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik siswa yang terpilih menjadi sampel serta data hasil wawancara dari siswa itu sendiri sebagai sumber data primer. Instrumen tes yang digunakan berupa teks uraian diujikan kepada 38 siswa kelas VIII6 SMP Negeri 2 Gorontalo. Dalam penelitian instrumen teks digunakan untuk menguji kemampuan berpikir kreatif matematika siswa. Serta dalam wawancara yang dimaksudkan untuk mengetahui/menemukan kesulitan serta penyebab kesalahan siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif matematika. Data hasil tes kemampuan dalam penelitian ini dikelompokan dalam 3 kelompok data yakni data hasil tes berdasarkan aspek/indikator berpikir kreatif yang diukur serta data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematika siswa secara keseluruhan. 4.1.1
Data Hasil Tes Berdasarkan Indikator/ aspek Berpikir Kreatif Matematik Dalam penelitian ini terbagi atas tiga Indikator kemampuan berpikir
kreatif matematika yakni: (1) Kelancaran (fluency): kemampuan untuk
mencetuskan banyak gagasan, jawaban,penyelesaian masalah atau pertanyaan. (2) Keluwesan (flexibility): kemampuan untuk menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, mencari banyak alternatif yang berbeda, dan mampu mengubah cara pendekatan. (3) Aspek kebaruan :
kemampuan
menggunakan strategi yang
bersifat baru, unik, atau tidak biasa untuk menyelesaikan masalah atau memberikan contoh atau pernyataan yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa. Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematika siswa berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematik yang diukur dapat dilihat pada lampiran 7a, 7b, dan 7c. Sedangkan analisis tingkat capaian rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika siswa terhadap ketiga aspek tersebut, tersaji seperti pada tabel 3 berikut: Tabel 3. Rata-rata tiap indikator Kemampuan Berpikir kreatif Matematika Rata-Rata No
Indikator
Capaian Siswa (%)
Kelancaran (fluency): kemampuan untuk 1
mencetuskan banyak gagasan, jawaban,
62,93 %
penyelesaian masalah atau pertanyaan. Keluwesan (flexibility): kemampuan untuk 2
menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, mencari banyak
61,07 %
alternatif yang berbeda, dan mampu mengubah cara pendekatan. kebaruan : kemampuan menggunakan strategi yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa untuk 3
menyelesaikan masalah atau memberikan contoh
58,75 %
atau pernyataan yang bersifat baru, unik, atau tidak biasa.
Dari tabel 3, nampak bahwa rata-rata capaian siswa pada aspek 3 “kebaruan”. Cukup rendah bila dibandingkan dengan capaian pada aspek lainnya. Dimana pada aspek tersebut hanya dicapai siswa sebesar 58,75 %. Dan rata-rata capaian siswa yang sedang adalah pada aspek keluwesan (flexibility), memperoleh capaian sebesar 61,07 %. Sedangkan rata-rata capaian siswa yang tertinggi dibandingkan capaian pada kedua aspek yang lain, dimana memperoleh capaian sebesar 62,93 % Dari hasil deskripsi tiap indikator tesebut, maka deskripsi hasil penelitian secara umum, berdasarkan
pada lampiran 8 dapat diketahui bahwa rata-rata
kemampuan berpikir kreatif matematika secara umum adalah 60,92%. Nilai tersebut didapatkan dari jumlah rata-rata dari ketiga indikator kemampuan berpikir kreatif matematika. 4.1.2
Deskripsi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Deskripsi hasil penelitian dalam kemampuan berpikir kreatif matematika
siswa untuk setiap indikator dijabarkan sebagai berikut:
1. Aspek Kelancaran Tabel 4.a Kemampuan berpikir kreatif pada aspek kelancaran
Kategori Kemampuan
Jumlah siswa
presentasi relatif
sangat mampu (81% - 100%
2
5,26%
Mampu (61% - 80%)
17
44,74%
Cukup mampu (41% - 60%)
19
50%
Kurang mampu (21% 40%)
0
Tidak mampu (< 21%)
0
0%
Jumlah
38
100%
0%
62,93 %
Rata-rata
Dari tabel 4.a dapat dilihat bahwa kategori siswa sangat mampu sebanyak 2 orang siswa atau sebesar 5,26 % dari seluruh siswa yang mengikuti tes. Sedangkan mampu sebesar 44,74%. Kategori cukup mampu berada pada urutan ketiga yakni sebesar 50 %. Selanjutnya kategori kurang mampu sebesar 0 % dan tidak mampu sebesar 0%. Item ini termasuk dalam kategori tidak mampu karena sebagian besar siswa mampu mengerjakan soal pada item ini walaupun penjelasan yang diberikan belum tersusun secara lengkap. 2. Aspek Keluesan
Tabel 4.b Kemampuan berpikir kreatif pada aspek keluesan Kategori Kemampuan sangat mampu (81% - 100% Mampu (61% - 80%) Cukup mampu (41% - 60%)
Jumlah siswa 2 14 22
presentasi relatif 5,26% 36,85% 57,89%
Kurang mampu (21% - 40%) Tidak mampu (< 21%) Jumlah Rata-rata
0 0 38
0 0 100 61,07 %
Dari tabel 4.b dapat dilihat siswa sangat mampu sebanyak 2 orang siswa atau sebesar 5,26 % dari seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian. Sebanyak 14 siswa termasuk dalam kategori mampu atau sebesar 36,85%. Selain itu, 57,89% siswa berjumlah 22 termasuk dalam kategori cukup mampu, dan kategori kurang mampu 0 % serta untuk kategori tidak mampu sebesar 0 %. Item ini termasuk dalam kategori mampu karena sebagian besar siswa mampu mengerjakan soal pada item ini. 3. Aspek Kebaruan Tabel 4.c Kemampuan berpikir kreatif pada aspek kelancaran Kategori Kemampuan sangat mampu (81% - 100% Mampu (61% - 80%) Cukup mampu (41% - 60%) Kurang mampu (21% - 40%) Tidak mampu (< 21%) Jumlah Rata-rata
Jumlah siswa 2 15 21 0 0 38
presentasi relatif 5,26% 39,47% 55,27% 0 0 100 58,75 %
Dari tebel 4.c dapat dilihat bahwa sebanyak 2 orang siswa atau sebesar 5,26% dalam kategori sangat mampu, dan siswa yang termasuk dalam kategori baik ada 15 siswa atau 39,47%, 55,27%, siswa termasuk dalam kategori cukup mampu, sedangkan 0 % siswa termasuk dalam kategori kurang mampu dan 0 % siswa termasuk dalam kategori tidak mampu. Item ini termasuk dalam kategori
cukup mampu karena sebagian besar siswa cukup mampu mengerjakan soal pada item ini. Dari hasil deskripsi setiap indikator secara umum tesebut yang diperoleh dari tes yang diberikan pada siswa. Dapat disimpulkan bahwa tes dianggap sulit oleh sebagian siswa yang memperoleh nilai rendah, dan tes tersebut dianggap mudah bagi siswa yang memiliki nilai tinggi, hal ini dapat dilihat dari deskripsi tiap indikator yang telah dijelaskan sebelumnya. 4.2 Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian tentang ketiga
aspek kemampuan
berpikir kreatif matematika siswa yang telah dijelaskan tersebut, maka dapat diketahui bahwa kemampuan yang dicapai oleh siswa memiliki perbedaan untuk tiap aspeknya antara lain sebagai berikut; 4.2.1
Aspek Kelancaran Dalam hasil penelitian rata-rata yang dicapai siswa pada aspek kelancaran
sebesar 62,93 %. Aspek kelancaran ini tegolong dalam kategori mampu. Hal ini dikarenakan sebagian besar siswa mampu menjelaskan permasalahan dan mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan. Siswa dapat mencetuskan beberapa gagasan atau jawaban, tetapi jawaban yang diberikan siswa belum lengkap atau masih keliru. Siswa juga paham
dari
permasalahan pada soal uraian, namun mereka kesulitan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika khususnya aspek kelancaran siswa sudah baik.
4.2.2
Aspek Keluesan Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata kemampuan berpikir kreatif
matematika dalam aspek keluesan sebesar 61,07 %. Pada aspek keluesan ini juga termasuk dalam kategori mampu. Hal ini disebabkan karena sebagian siswa mampu menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, siswa juga dapat melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, dan mencari banyak alternatif yang berbeda, serta siswa mampu mengubah cara pendekatan, namun mereka kesulitan dalam mengklasifikasi masalah dari sudut yang berbeda dan memecahkan soal yang diberikan. Hal ini benar adanya karena taraf berfikir siswa SMP masih didominasi oleh hal-hal yang kongkrit. 4.2.3
Aspek Kebaruan Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematika dalam aspek kebaruan
mencapai sebesar 58,75 %. Rata-rata ini memberikan informasi bahwa aspek kebaruan masih tergolong cukup mampu. Hasil ini disebabkan karena sebagian besar siswa masih kurang mampu dalam menggunakan strategi yang bersifat baru, unik, sebagiannya lagi tidak biasa untuk menyelesaikan masalah sehingga salah dalam mendapatkan solusi. Berdasarkan kreatifitas siswa yang cukup mampu tersebut disebabkan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam memahami dan merumuskan suatu masalah. Hal ini didukung oleh wawancara peneliti kepada beberapa siswa diantaranya
siswa yang mendapat nilai tinggi, siswa yang benilai sedang, dan siswa yang mendapat nilai yang terendah. Dari hasil wawancara tersebut bagi sebagian siswa menyebutkan bahwa tes dalam penelitian ini terlihat sulit bagi sebagian siswa, hasil ini dapat dilihat pada siswa yang mendapatkan nilai terendah. Dan disisi lain, tes ini juga terlihat mudah bagi sebagian siswa yang mendapat nilai sedang dan nilai yang tertinggi. Hal tersebut disebabkan
oleh siswa kesulitan dalam
mengklasifikasi masalah dari sudut yang berbeda dan memecahkan satu permaslahan dan memberikan contoh atau pernyataan yang bersifat baru, unik. Dari Kondisi tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa pada dasarnya memiliki keterkaitan dengan pengetahuan siswa terhadap perumusan masalah ataupun penyelesaian suatu masalah dalam matematika khususnya pada soal open-ended sistem persamaan linier dua variabel. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa tergolong dalam kategori mampu. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dalam soal open-ended sistem persamaan linier dua variabel sudah baik.