1 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Hardware Pengujian Dan Pengukuran Catu Daya Rangkaian catu daya akan memberikan sumber tegangan u...
4.1 Pengujian Dan Pengukuran Hardware 4.1.1. Pengujian Dan Pengukuran Catu Daya Rangkaian catu daya akan memberikan sumber tegangan untuk rangkaian yang berada di dalam rancangan. Tegangan yang keluar dari catu daya sebesar 12 VDC untuk supply arduino serta supply relay. Sedangkan untuk supply rangkain lainnya diambil dari pin Power pada arduino yaitu sebesar 5 VDC. Untuk mengetahui apakah tegangan sudah benar masuk ke masing-masing rangkaian maka dilakukan pengukuran menggunakan multimeter.
Tabel 4.1: Hasil Pengukuran Tegangan
NO
TEGANGAN
TOLERANSI
HASIL
DIINGINKAN
TEGANGAN
PENGUKURAN
RANGKAIAN
1.
Arduino
7 sampai 12 Volt
± 0,2
12 Volt
2.
Rangkaian Relay
12 Volt
± 0,2
12 Volt
3.
Rangkaian Push 5 Volt
± 0,2
5 Volt
Button
69
Gambar 4.1: Hasil Pengukuran Relay
4.1.2. Pengujian Dan Pengukuran Arduino Pengujian dan pengukuran pada Arduino bertujuan untuk mengetahui apakah rangkaian yang terhubung dengan arduino dapat bekerja sesuai dengan perancangan. Pengukuran dilakukan pada input power eksternal dari arduino. Berdasarkan data sheet arduino, arduino bekerja pada tegangan 5 Volt. Sedangakan input tegangan yang direkomendasikan adalah 7-12 Volt. Untuk input limit tegangan arduino adalah 6-20 Volt. Hasil dari pengukuran mengggunakan multimeter adalah input tegangan arduino sebesar 12 Volt, itu berarti tegangan input untuk arduino masih dalam rekomendasi iput tegangan arduino.
70
Gambar 4.2: Hasil Pengukuran Tegangan Pada Input Arduino
4.2. Pengujian Alat SecaraKeseluruhan Pengujian alat secara keseluruhan dilakukan dengan cara memberikan simulasi kondisi alat operasional, stand by, dan alarm, dalam kondisi operasional tampilan pada website akan berwarna hijau, jika dalam kondisi stand by tampilan website akan berwarna kuning, dan jika kondisi alarm tampilan website akan berwarna merah. Pada saat kondisi alaram pada TX1 ataupun TX2 maka system akan mencatat dan menyimpan data kejadian, berapa lama dan kapan kondisi alarm itu terjadi. Data ini akan dijadikan acuan dalam perhitungan nilai MTBF dan Availability peralatan TX1 dan TX2.
Untuk lebih jelas dalam pembahasan alat secara keseluruhan dijelaskan pada langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
71
1. Pastikan rancangan RCMS atau pun perangkat Arduino tersambung ke computer .Dan lakukan setting portcom di computer menggunakan Portcom 3. 2. Program visual basic 6.0 yang berfungsi sebagai jembatan penghubung data atau sebagai pengolahan data dari arduino untuk tampilan website. Kemudian tekan tombol “Mulai” dan pastikan status Kondisi Koneksi menampilkan tulisan “Alat Terhubung”. Jika menampilkan “Koneksi Bermasalah” maka pastikan Arduino terhubung dengan computer atau pastikan setting Portcom terkoneksi di Portcom 3.
Gambar 4.3KondisiTampilanAwal Program Visual Basic 6.0
4.4 GambarKondisiKoneksiTersambung
72
3. Dengan menggunakan aplikasi Xampp atau PHP, sebagai langkah selanjutnya untuk menampilkan tampilan website dengan bantuan browser engine seperti Mozilla, Google Crome, Opera, dan lain lain, dengan mengetik pada bagian url“/localhost/rcms”sehingga akan muncul tampilan berikut.
Gambar 4.5 Tampilan Monitoring System
4. Pada gambar 4.5 menjelaskan kondisi TX1 dalam kondisi operasional dan TX2 dalam kondisi stand by, jika dalam kondisi salah satu TX alarm maka tampilan kolom akan berwarna merah, sehingga terdapat 7 kondisi yang menampilkan kondisi operasional, stand by atau pun alarm pada TX1 atau TX2.
5. Kapan dan berapa lama kejadian alarm tersebut terjadi pada pemancar VHF Selex tersebut akan dicatat pada pengolahan data dalam hal ini terdapat di program Visual Basic 6.0. Tetapi data tersebut disimpan pada file dalam format .csv pada program xampp. Dan terdapat pilihan unduh data data pada tampilan web. 6. Apabila kita menekan gambar tombol TX1 atau TX2 maka akan diarahkan kehalaman lain yang menampilkan grafik kondisi peralatan TX1 atau TX2, nilai MTBF dan Availability peralatan.
74
Gambar 4.6: Foto Tampilan Grafik dan Nilai Performa Pemancar VHF Selex
7. Pada gambar 4.6 di atas menampilkan kondisi pengujian alat selama 15 menit, yang menampilkan kondisi nilai MTBF sebesar 525600 menit yang berarti dalam uji coba sample selama 15menitdengan tujuan selama 1 tahun penuh hanya terjadi 1 kerusakan. Nilai availability sebesar 99.99 % (persen) menunjukan nilai kinerja selama 15 menit tersebut yang tujuan selama 1 tahun penuh. 8. Berdasarkan standar ICAO (International Civil Aviation Organitation) Annex 10 (sepuluh) Vol 1 (satu) nilai standar nilai MTBF adalah 1.000 jam atau 60.000 menit. Nilai Avialability adalah sebesar 97,2 % (persen).
75
Berdasarkan nilai nilai standar ini, maka pihak manajemen dapat menilai keandalan fasilitas pemancar dan mengambil kebijakan dalam anggaran pendanaan investasi ataupun eksplotasi terhadap fasilitas penerbangan tersebut.