BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang telah yang dibuat. Program pengujian ini akan disimulasikan di suatu sistem yang sesuai. Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah aplikasinya sudah berjalan sesuai dengan perencanaan atau belum. Setelah itu dilakukan pengujian kedalam sistem yang telah terintegrasi.
Pengujian beserta analisa yang dilakukan pada bab ini antara lain : 1. Pengujian Komunikasi Serial PC to PC 2. Pengujian komunikasi serial mikrokontroller to PC 3. Display monitoring dan Data base 4. Integrasi sistem
Pengujian beserta analisa yang dilakukan pada bab ini antara lain :
4.1. Pengujian Komunikasi Serial PC to PC Pada Tugas akhir ini menggunakan port serial RS 232 sebagai jaringan untuk menghubungkan antara mikrokontroler dengan PC, sebelum kita memasang serial ke mikrokontroler, kita harus melakukan pengecekan pengiriman data serial pada PC to PC. Yaitu dengan memasang konverter ini pada PC (pada port serial tentunya). Kemudian jalankan program hyperterminal dan set com sesuai dengan serial yang digunakan. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengatur settingan awal pada hyperterminal seperti yang terlihat pada Gambar 4.1.
49
50
Gambar 4.1 Setting awal pada hyperterminal
Kemudian kita mengatur Com Property-nya menjadi Default,, hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Pengaturan properties pada hyperterminal
4.2. Pengujian komunikasi serial mikrokontroller to PC Percobaan kedua yang dilakukan pada Tugas ahir ini adalah mencoba untuk mengecek hubungan komunikasi antara mikrokontroler dengan PC. Tujuan dari pengujian ini memastikan bahwa PC dapat menerima data dari mikrokontroller. Untuk pengujian ini digunakan digunakan beberapa peralatan diantaranya minimum system AVR ATmega 16. Untuk pengujian dan analisa sistem dapat dilakukan dengan menguji minimum sistem dari AVR ATmega 16, cara untuk mengetes program
51
serialnya yaitu dengan mengisikan program dibawah ini ke mikrokontroller AVR ATmega 16. void kirim_serial(int V,int I) { int ratusanV,puluhanV,satuanV,ratusanI,puluhanI,satuanI,ssI; ratusanV= V/100; puluhanV= (V - (ratusanV*100))/10; satuanV=V - (puluhanV*10) - (ratusanV*100); ratusanI= I/100; puluhanI= (I - (ratusanI*100))/10; satuanI=I - (puluhanI*10) - (ratusanI*100); printf("%d",ratusanV); printf("%d",puluhanV); printf("%d",satuanV); putchar(13); printf("%d",ratusanI); printf("%d",puluhanI); printf("%d",satuanI); putchar(13); delay_ms(1000); }
Setelah pogram diatas di download ke mikrokontroler kemudian dihubungkan serial dengan PC, maka akan tampil data yang di kirim oleh mikrokontroler ke hyperterminal “ kirim serial” seperti yang terlihat pada Gambar 4.3
Gambar 4.3 Tampilan data pada hyperterminal
52
4.3. Pengujian Display monitoring dan Data base Form ini adalah form utama dimana pada waktu pertama kali tampil user harus melakukan pengaktifan pada sistem agar parameter-parameter parameter bisa terbaca terbaca.
4.3.1. Tampilan Display Monitoring
Gambar 4.4 4. Tampilan display monitoring
4.3.2. Display database Pada Tabel 4.1 memperlihatkan data dari dari hasil monitoring pemakaian beban referensi waktu beroperasi kemudian data secara otomatis tersimpan dalam database.
53
Tabel 4.1 4. Record data hasil monitoring pengujian
Dari hasil pengujian data record pada data base didapat data base mampu menyimpan data hasil monitoring, sehingga data tersebut dapat dilihat sewaktu sewaktuwaktu jika di perlukan. Data yang direcord adalah data – data yang ddiperoleh dari sensor (tegangan dan arus). arus Pada Tabel 4.1 memperlihatkan data dari hasil monitoring yang dilakukan pada peralatan yang sedang ddi kontrol atau di monitoring, yang kemudian data secara otomatis tersimpan dalam database. Gambar tampilan pada form ini merupakan semua data yang ditampilkan pada database yang dibuat pada Ms Access. Semua data tersebut tersebut ditampilkan dengan menggunakan perintah--perintah yang terdapat pada ActiveX® Data Objects(ADO) Data Control.
54
Pada tiap pengambilan sample monitoring terkadang berbeda - beda hasilnya, jika ada perbedaan antara tegangan teori dan hasil monitoring pengujian maka dapat dicari prosentase eror tegangannya. Untuk penentuan tingkat prosentase eror pengukuran dapat di cari dengan melakukan perhitungan pada data pengukuran teori dengan data pengukuran pengujian alat. Tingkat prosentase eror pada beban ( lampu ) dilihat dari teganganya dapat di hitung dengan menggunakan persamaan 4.1. V=[((Vteori – V pengujian ) / Vteori )]x100 % …………(4.1) Dan juga
prosentase eror arus
dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan 4.4. I =[((I teori- I pengujian) / I teori )]x100 % ……….…….(4.2) Misal ada perbedaan data tegangan yang di ambil: Tingkat kesalahan / eror Tegangan sebagai berikut: V teori
= 220 volt
V pengujian
= 221 Volt
Jadi: Tingkat kesalahan / prosentase Tegangan sebagai berikut: V =[((Vteori – Vpengujian) / Vteori)] x100 % =[(( 220 – 221) / 220)] x 100% =[((1 / 220))] x 100% = 0.45%
Misal ada perbedaan data arus yang di ambil: Tingkat kesalahan / eror Arus sebagai berikut: I teori
= 1.36 Amper
I pengujian = 1.35 Amper
55
Jadi: Tingkat kesalahan / prosentase arus sebagai berikut: I =[((I teori- Ipengujian) / I teori )]x100 % =[((1.36– 1.35) / 1.36)] x 100% =[((0.01 / 1.36))] x 100% =0.73%
4.4. Integrasi sistem Pengujian dilakukan untuk melihat sesuai atau tidaknya output yang diperoleh dengan yang diinginkan. Pengujian dilakukan dengan cara merangkai modul sistem minimum AVR ATmega 16 dengan sensor, RS 232 yang dihubungkan dengan PC. Pengujian dengan cara yaitu melihat melalui tampilan pada PC yang menggunakan visual basic.
4.4.1.
Pengujian Seluruh program yang telah dibuat kemudian diuji dengan perangkat keras
untuk mengetahui apakah hardware dengan software dapat berinteraksi, kemudian dilakukan pengujian secara realtime dengan alat pengujian sebagai referensi. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 4.2 yaitu hasil dari pengujian beban lampu pijar dengan kapasitas daya 300 watt. Hasil pengujian beban lampu 300 watt.
56
Tabel 4.2 Data Hasil pengujian
Dari hasil pengujian dapat dianalisa bahwa untuk beban lampu, dengan melakukan pengukuran dan kemudian membandingkan antara teori dengan data pengujian, didapatkan hasil yang sesuai. Ini menunjukkan bahwa performace dari alat pengukuran beban listrik satu fase ( lampu) pada tugas akhir ini di banding dengan parameter Arus ( I ) dan Tegangan ( V ) pada teori, di hitung dengan menghitung prosentase kesalahan parameter Arus ( I ) dan parameter tengangan ( V ) pada pengujian dengan (V) dan (I) teori, semakin kecil prosentase % kesalahan dari alat pengukuran, semakin bagus performance-nya alat tersebut, dan sebaliknya semakin besar prosentase % kesalahan dari alat tersebut, semakin tidak akurat alat tersebut.